PEMBAHASAN
b. RETAINER
Menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga
Macam macam retainer yaitu:
• Full Veneer Crowns: diindikasikan untuk gigi yang rusak
• Conservative: diindikasikan untuk gigi anterior
• Partial Veneer Crowns: reduksi gigi yang sedikit
c. CONNECTOR
Menghubungkan retainer dan pontic
d. PONTIC
Bagian dari GTC yyang menggantikan gigi yang hilang
Macam - macam pontic (berdasarkan bahan) yaitu:
• Pontic logam
• Pontic porselen
• Pontic akrilik
• Kombinasi logam dan porselen
• Kombinasi logam dan akrilik
(Soeprapto, 2017., Aziside et al, 2016).
2. Kekurangan:
Pemakaian GTC dapat menimbulkan dampak pada jaringan periodontal, antara lain
menyebabkan timbulnya kelainan jaringan periodontal seperti gingivitis gingivitis
yang ditimbulkan disebabkan oleh permukaan restorasi yang kasar, keadaan
embrasure yang terbuka, dan kontur mahkota yang berlebih dari gigi tiruan. Dengan
demikian pemakaian gigi tiruan cekat dapat menimbulkan masalah pada jaringan
periodontal apabila dalam pembuatannya tidak memenuhi syarat-syarat dari suatu
restorasi.
Peradangan ringan diikuti pembengkakkan pada area sekitar gigi penyangga dari
GTC.
Inflamasi gingiva yang terjadi pada sekeliling GTC terjadi akibat peningkatan retensi
plak. Desain gigi tiruan yang kurang baik dapat meningkatkan penumpukan sisa
makanan pada bagian yang berkontak dengan permukaan gigi asli, yang mengganggu
aksi self-cleansing oleh lidah dan pipi selama proses pengunyahan (Laoh MH et al.,
2016).
Cara Pencetakan :
Sebelum mencetak, sendok cetak dicobakan ke dalam rongga mulut pasien.
1. Pencetakan Rahang Atas :
a. Pasien duduk dengan posisi sedemikian rupa sehingga kepala dan punggungterletak pada
satu garis lurus, dataran oklusal sejajar lantai. Mulut pasiensetinggi siku operator.
b. Operator berdiri di belakang samping kanan pasien.
c. Sendok cetak rahang atas yang berisis adonan alginat dimasukkan kemulutpasien dengan
menempelkan bagian posterior lebih dahulu lalu sedikit demisedikit ke arah anterior sampai
seluruh gigi terbenam alginat. Selanjutnyapasien diinstruksikan mengucapkan“U” lalu
dilakukan muscle triming di bagian bukaldan labial.
d. Setelah alginat setting, sendok cetak dilepas.
2. Pencetakan Rahang Bawah :
a. Sama seperti pada rahang atas, tetapi posisi operator di sebelah kanan depan.
b. Lidah diangkat keatas.
Setelah selesai pencetakan, hasil cetakan diisi stone gips lalu diboxing.
3. Prosedur Pembuatan Dengan Bahan Akrilik
1. Siapkan model kerja
2. Tentukan batas mesial dan distal pada model
3. Pola malam dibentuk
4. model malam ditanam (flasking) dalam kuvet. Setelah mengeras dilanjutkan dengan proses
boiling out (sisa malam dibersihkan).
5. Permukaan mould space diulas dengan larutan CMS
6. Tahapan berikutnya adalah packing acrylic dengan menggunkan metode dry pack, dengan
cara meneteskan liquit dan dilanjutkan penaburan powder sampai seluruh mould space
terisi penuh
7. Selanjutnya permukaan luar dilapisi selopan kemudian tutup dengan kuvet atas,
dan dilanjutkan dengan trial press perlahan-lahan.
8. Kuvet dibuka kembali untuk membuang kelebihan akrilik yang keluar dari batas mould
space. Kemudian dilakukan press kedua untuk memastikan tidak ada
gelembung udara yang terjebak (porus).
9. Tahap selanjutnya curring, yaitu memasak akrilik dalam air mendidih selama 1,5 jam.
Tahap ini merupakan tahap polimerisasi akrilik.
10.Keluarkan bridge dari kuvet, Fitting Margin, Finishing, dan polishing. Kelebihan akrilik
yang ada pada gigi dihilangkan terutama dibagian incisal, mesial, distal, buccal/labial, dan
servikal gigi menggunakan bur fissure, serta diperhatikan kontak gigi.
11.Semua permukaan protesa diratakan dengan amplas sampai tidak ada lagi bagian yang
tajam, dan bentuk anatomi gigi tidak berubah sampai menyerupai gigi aslinya. Selanjutnya,
dilakukan pemolesan menggunakan feltcon dan sikat hitam diulasi pumice secukupnya.
Lalu, pergunakan white brush diulasi CaCO3 secara berulang. Proses pemolesan dilakukan
secara berhati-hati sampai permukaan licin, dan mengkilap (Setiawan, 2016).