Anda di halaman 1dari 38

PEMILIHAN GIGI

ABUTMENT DAN
PONTIK PADA GTC
DRG. RAHMAT HIDAYAT
Gigi Tiruan
 Secara umum gigi tiruan dibagi menjadi dua macam yaitu ;
1. Gigi Tiruan Lengkap, dan
2. Gigi Tiruan Sebagian, sedang gigi tiruan sebagian dibedakan menjadi: Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan dan Gigi Tiruan Sebagian Cekat (GTC)

 Gigi yang hilang perlu diganti untuk mencegah : tilting pada gigi sebelahnya, hilangnya
kontak antar gigi, elongasi pada gigi antagonisnya, traumatik oklusi, gingival pocket, sakit
pada sendi temporomandibular, karies pada gigi sebelahnya (Martanto, 1985).

 Secara umum tujuan pembuatan gigi tiruan adalah untuk mengembalikan estetik, fungsi
pengunyahan, bicara, oklusi, dan mempertahankan gigi yang masih ada
GTC

 Gigi Tiruan cekat adalah suatu gigi tiruan sebagian yang tidak
dapat dilepas dengan mudah oleh pasiennya maupun oleh
dokter gigi. Gigi tiruan cekat dilekatkan secara tetap pada satu
atau lebih gigi yang masih tinggal, disebut juga fixed bridge
prothesis atau fixed partial denture (Martanto, 1985)

 Jenis GTC:
 1.Mahkota Tiruan (full veneer, partial veneer, dowel/post and
core)
 2. Gigi Tiruan Jembatan (Crown and bridge)
Indikasi GTC

1. Kehilangan satu atau lebih gigi asli 7. Bentuk dan pertumbuhan gigi-gigi
normal
2. Untuk pasien yan menuntut penampilan dan ingin
GT yang tidak dilepas pasang 8. Gigi pegangan mampu menerima
tekanan yang diterima oleh GTC
3. Pasien berusia 20–50 tahun (tidak mutlak)
9. Oklusi dan jaringan periodontium
4. Mempunyai struktur gigi yan sehat baik
5. Oral Hygiene dan habit yang baik 10. Kesehatan umum dan sosial indikasi
6. Kondisi ridge dalam batas normal baik
7. Jaringan pendukung alveolar baik (formasi akar 11. Gigi abutment sebaiknya parallel
baik, besar, menyebar/divergen, crown-root ratio 12. Gigi abutment sebaiknya gigi vital
2 : 3 atau 1 : 1)
GTC Crown and Bridge
(Gigi Tiruan Jembatan)
 Gigi tiruan jembatan adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan satu
atau lebih gigi geligi asli, dilekatkan secara permanen dengan semen serta
didukung sepenuhnya oleh satu atau lebih gigi asli atau akar gigi atau
implant yang telah dipersiapkan.
Bagian – Bagian GTC (Bridge Work)
Abutmen: gigi dimana bridge melekat

Retainer: crown atau restorasi lain yang disemenkan ke abutmen

Pontik: gigi artificial di bridge

Span: space diantara gigi asli yang akan diisi bridge

Pier: gigi abutmen diantara dan mendukung dua pontik, setiap


pontik melekat di gigi abutmen lainnya

Unit: retainer/ pontik. Cth: sebuah bridge dengan 2 retainer dan 1


pontik adalah three-unit bridge

Connector (joint): menghubungkan pontik ke retainer. Bisa fix atau


memungkinkan sedikit pergerakan bagi komponen yang
dihubungkan.
Hukum Ante (Irwin H. Ante, Canada)
 Ante, 1926, Fundamental Principles of abutments, mengatakan bahwa tidaklah bijaksana mengerjakan GTC
ketika area permukaan akar gigi abutment/penyangga kurang dari area permukaan akar gigi yang digantikan
 pernyataan ini kemudian diadaptasi oleh para peneliti menjadi Hukum Ante  Luas jaringan periodontal
gigi penyangga harus sama atau lebih besar dari luas jaringan periodontal gigi yang digantikan.

Tinjauan Kritis Terhadap Hukum Ante
 Nyman dan Ericsson, 1982, telah mempertanyakan hukum Ante dengan melakukan
penelitian yang menunjukkan bahwa gigi yang memiliki dukungan tulang yang telah
berkurang dapat menjadi abutmen GTC dengan baik.

 Peneliti ini melakukan perawatn GTC dengan gigi penyangga yang hanya memiliki
dukungan tulang/periodontal kurang dari setengah dari dukungan tulang gigi yang
digantikan, dan GTC dapat bertahan setelah 8 – 11 tahun tanpa kehilangan perlekatan.

 Peneliti ini menghubungkan keberhasilan perawatan tersebut dengan perawatan


preprostetik pendahuluan seperti scaling dan root planning, kontrol plak, dan desain
oklusal GTC.

 (Buku Rosentiel, Contemporary Fixed Prosthodontics, hal 95)


Abutment / Gigi Penyangga
Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Gigi
Abutmen/Penyangga
1. Perbandingan rasio mahkota : akar
2. Konfigurasi bentuk dan angulasi akar
3. Luas permukaan ligament periodontal
4. Pertimbangan biomekanika
 a. Panjang daerah span
 B. Arah gaya
 C. Secondary abutment
 D. Posisi di lengkungan rahang
5. Kesehatan jaringan periodonsium
6. Pertimbangan gigi yang telah dirawat endodontic
1. Perbandingan rasio mahkota akar
 Rasio mahkota akar ideal adalah 2:3 atau minimal 1 : 1
 Ketinggian tulang alveolar berkurang ke arah apical, sehingga lengan pengungkit meningkat, potensi
gaya lateral yang merusak meningkat
 Jika gigi lawan dari GTC adalah gigi anasir maka rasio mahkota akar yang lebih rendah masih dapat
diterima
 Kehilangan 1/3 panjang akar akan menghilangkan ½ area pendukung  panjang lengan pengungkit
jadi meningkat  gaya yang diterima jaringan pendukung besar
2. Konfigurasi bentuk dan angulasi akar
 Gigi akar ganda lebih kuat sebagai abutment dibandingkan akar tunggal

 Gigi molar akar divergen lebih baik dari akar konikal/konvergen

 Gigi akar tunggal dengan penampang melintang elips memberi dukungan lebih
baik dari yang akarnya bulat

 Gigi yang well-aligned/tegak lebih baik dibandingkan yang tilted/miring  bisa


ditegakkan dulu dengan perawatan orthodontik
3. Luas Permukaan Jaringan Periodontal
 Untuk keberhasilan perawatan GTC, dukungan pada gigi abutment sebaiknya memiliki luas
permukaan akar atau jaringan periodontal yang sama atau lebih luas dari gigi yang digantikan 
Hukum Ante  dapat menggunakan tabel panduan (Contemporary Fixed Prosthodontics, hal
95)
4. Pertimbangan Biomekanika(panjang span)

 Semakin panjang span  gaya fleksural besar 


defleksi/pelengkungan besar  fraktur konektor,
kerusakan abutmen, respon jaringan

 Pada besar tekanan yg sama, defleksi pada sebuah


pontik menjadi 8x lebih besar pada span dengan 2
pontik yang sama besarnya  X3 , dimana X = pontik

 Pehilangan 3 gigi posterior  prognosis kurang 


pertimbangkan secondary abutment, implant supported
bridge, atau GTS lepasan.
4. Pertimbangan Biomekanika(arah gaya)
 Gaya yang melepas GTC cenderung bekerja dalam arah mesio – distal  preparasi harus
dapat menghasilkan resistensi yang baik dan daya tahan struktur gigi yang baik  retention
and resistence form harus baik
4. Pertimbangan Biomekanika
(Penyangga kedua / secondary abutment)
 Pada kasus rasio mahkota akar kurang baik atau kondisi long span
 Ketika terjadi defleksi  gaya Tarik akan terjadi pada secondary abutment  sementara
primary abutmen akan menjadi titik fulcrum
4. Pertimbangan Biomekanika
(abutment di lengkungan Rahang)
 Ketika pontik berada diluar garis inter-abutment  pontik
bekerja sebagai lengan ungkit  dapat menyebabkan gaya
putaran (torque movement)

 Biasanya terjadi pada penggantian 4 gigi anterior maksila


(11,12,21,22) dengan GTC

 Retensi tambahan harus diperluas sebanding dengan jarak


panjang lengan ungkit (jarak axis interabutment dengan
pontik)  perlu secondary abutment
5. Kesehatan Jaringan Perio
 Jaringan periodonsium yang sehat adalah syarat awal pembuatan
seluruh GTC

 Rasio mahkota akar yang adekuat namun dengan kondisi kesehatan


jaringan periodonsium yang buruk akan menurunkan prognosis

 Perawatan GTC akan berhasil jika jaringan periodonsium sehat


meskipun rasio mahkota akar tidak mencukupi  diiringi dengan
pemeliharaan jangka panjang jaringan periodonsium

 Resesi 1/3 panjang akar akan menghilangkan ½ area pendukung 


mahkota klinis jadi panjang  panjang lengan pengungkit
meningkat  gaya yang diterima jaringan pendukung besar
6. Abutment yang dirawat endodontik
 Gigi dengan diagnosis pulpa yang meragukan lebih baik dirawat endodontic/PSA sebelum
dijadikan abutment
 Gigi yang telah dirawat endodontic lebih disukai dalam perawatan GTC
 Gigi yang telah dirawat endodontic terkadang memerlukan tambahan pasak sebagai
penguat (post and core)
Urutan Gigi yang Baik Sebagai Abutment

- Mempunyai mahkota klinik tinggi


 Urutannya :
 RA : 6 7 4 5 3 1 2
 RB : 6 7 5 4 3 2 1

- Jumlah dan panjang akar


 Urutannya:
 RA : 6 3 7 4 5 1 2
 RB : 6 3 7 5 4 2 1
PONTIK
 Pontik adalah gigi artifisial pada gigi tiruan
cekat yang menggantikan gigi asli yang hilang
untuk mengembalikan fungsi dan penampilan
(Rosentiel, hal 616)

PRINSIP DESAIN
PONTIK
Klasifikasi Desain Pontik
 Kontak dengan mukosa
 Sadle/Ridge lap
 Modifikasi ridge lap
 Conical
 Ovate

 Tidak berkontak dengan mukosa


 Sanitary (hygienic)
 Modifikasi sanitary (hygienic)
Ridge Lap Pontik
 Penampang pontiknya berbentuk cekung mengikuti bentuk residual ridge secara bukolingual
 Mensimulasikan kontur dan emergence profile/profil munculnya gigi yang hilang pada kedua sisi
residual ridge  estetis baik
 Sudah tidak direkomendasikan  sulit dibersihkan  debris sering terjebak dibawah pontik 
inflamasi jaringan
Modifikasi Ridge Lap Pontik
 Mengkombinasikan bentuk sadle pontik dan hygiene pontik  estetis dan mudah dibersihkan
 Pontik berkontak hanya pada sisi fasial/bukal namun tidak kontak di lingual
 Indikasi untuk daerah yang memerlukan estetis (anterior, premolar, dan sebagian molar)
 Untuk PFM, all porcelain, dan all resin bridge
 Area kontak berbentuk huruf T dengan ujung vertikalnya dipuncak ridge
Conical Pontik
 Disebut juga egg shape, bullet shape, heart shape pontik
 Bentuknya cembung dengan, dengan satu titik kontak di tengah dan puncak ridge
 Indikasi untuk posterior mandibula yang tidak memerlukan estetis
 Estetis kurang, namun mudah dibersihkan
 Untuk PFM, all metal, all resin bridge
Ovate Pontik
 Paling estetis  diindikasikan untuk gigi – gigi
anterior  emerging profile  pontik seolah2
keluar dari gusi

 Bentuknya cembung dan masuk kedalam residual


rodge  Pontik seolah-olah keluar dari gingiva
 seperti gigi asli

 Memerlukan tindakan bedah atau preservasi ridge


pasca ekstraksi

 Mencegah makanan terjabak dibawah pontik


Sanitary / Hygiene Pontik
Desain mengutamakan untuk memudahkan pembersihan

Pontik tidak berkontak dengan residual ridge  berjarak sekitar 2 mm

Untuk gigi gigi posterior mandibula

Untuk restorasi all metal bridge

Modifikasi dibuat untuk memperbesar ruang konektor dan menjauhkan pontik dari residual ridge 
partikel makanan tidak terjebak

Sanitary pontik Modifikasi Sanitary pontik


Bahan Pontik
PFM vs All porcelain
Cara Pembuatan Pontik
 Alat dan bahan
1. Bunsen
2. Blue inlay wax
3. Sticky wax
4. Waxing instrument
5. Cotton cleaning cloth
6. Die – wax separating liquid
7. Zinc stearate or powdered wax
8. Double ended brushes
9. Cotton ball
10. Fine mesh nylon base
Cara pembuatan pontik

 Cara pembuatan pontik untuk gigi posterior adalah denga membuat dulu lempeng
malam sebesar dataran oklusal gigi yang diganti setelah dengan menambahkan
sedikit demi sedikit dibentuk bagian bukal, palatal, dan dasar pontiksesuai dengan
desain pontiknya. Bila pontik memakai facing porcelain sediakan ruang untuk
facing porcelain dan retensi mekanisnya.

 Cara pembuatan pontik untuk gigi anterior, dibentuk dulu dasar lempeng sesuai
bentuk permukaan labial gigi yang diganti. Kemudian ditambahkan malam secara
bertahap untuk membentuk permukaan palatal dan dasar pontik
Cara pembuatan pontik
Prefabricated pontic
TIPE RETAINER
Tipe Retainer
1. Tipe dalam dentin (intra coronal)
Preparasi dan badan retainer sebagian besar
ada di dalam dentinatau dalam badan mahkota
gigi.

misal : tumpatan tuang MOD atau MO


2. Tipe luar dentin (extra
coronal)

Preparasi dan bidang retensi


sebagian besar ada di luar badan
mahkota gigi.
misal : full cast crown,
¾ crown.
3. Tipe dalam akar
Preparasi dan bidang retensi
sebagian besar ada di dalam saluran
akar.

misal : mahkota Richmond,


mahkota pasak inti/dowel

Anda mungkin juga menyukai