Disusun oleh:
Indria Kusuma Wardhani
10/298974/KG/08665
Pembimbing:
drg. Sri Budi Barunawati, M.Kes., Sp. Pros.
BAGIAN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
I.
PENDAHULUAN
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gigi tiruan (protesa, protesis, restorasi, atau denture) merupakan protesa
yang menggantikan gigi yang hilang serta jaringan sekitarnya (Haryanto dkk.,
1995).Gigi tiruan dibedakan menurut banyaknya gigi yang hilang terdiri dari gigi
tiruan lengkap dan gigi tiruan sebagian.Gigi tiruan sebagian dibedakan menjadi
gigi tiruan sebagian lepasan dan gigi tiruan sebagian cekat (GTC).Gigi tiruan
cekat adalah suatu restorasi yang tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien, karena
dilekatkan secara permanen pada gigi asli atau akar gigi sebagai pendukung utama
dari alat tersebut (Tylman, 1954). Gigi tiruan cekat disebut juga fixed bridge
prosthesis atau fixed partial denture (Martanto, 1985).
B. Indikasi dan Kontraindikasi Gigi Tiruan Cekat
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perawatan GTC adalah:
keadaan kesehatan, kedudukan, kondisi dan tempatnya pada rahang dari gigi atau
geraham yang masih ada yang akan dipakai sebagai penyangga, jumlah gigi yang
akan diganti, umur penderita, keadaan kesehatan gusi, selaput akar dan tulang
rahang, kebersihan mulut, indeks karies, oklusi dan posisi gigi antagonis.
Indikasi pembuatan gigi tiruan cekat adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gigi sudah erupsi penuh dimana usia pasien berupa 20-50 tahun
Oral hygiene baik
Mengganti hanya beberapa gigi yang hilang (1-4 gigi)
Kondisi ridge dalam batas normal
Processus alveolaris yang mendukung baik
Mempunyai hubungan oklusi dan jaringan periodonsium yang baik
Gigi abutment posisinya sedapat mungkin sejajar dan masih vital
Gigi abutment tidak goyah, tidak malposisi dan mampu menerima
tekanan pontic
9.
Pasien tidak mempunyai kebiasaan jelek
10.
Kesehatan umum dan sosial pasien baik
11.
Merupakan suatu treatment dari kasus-kasus penyakit periodontal
(Ewing, 1959).
Kontraindikasi GTC adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1. Retainer
Retainer, yaitu bagian GTC yang merupakan bangunan logam tuang yang
disemen atau dilekatkan pada gigi penyangga untuk menahan atau membantu
suatu pontic. Retainer ini menghubungkan bridge dengan abutment. Fungsi
retainer adalah untuk menjaga agar GTC tetap pada tempatnya (Shillingburg,
1997).
Tipe tipe retainer antara lain:
Keuntungan spring bridge jika digunakan untuk gigi yang diastem adalah (1)
konektor tidak tampak sehingga faktor estetis tidak terabaikan, (2) ukuran gigi
geligi tetap tampak alami.
lebar
sehingga
diindikasikan
untuk
pengganti
(Nallaswamy, 2003).
gigi
molar
partial
denture dengan
permukaan
gingival
pontik
berbentuk
dukungan yang kuat pada GTC. Untuk memperkirakan berapa gigi yang akan
dipakai sebagai abutment untuk suatu jembatan digunakan Hukum Ante : Luas
permukaan selaput periodontal dari gigi abutment hendaknya sama atau lebih
besar dari luas selaput periodontal gigi yang akan diganti.
Dalam preparasi gigi abutment GTC dikenal empat macam finish line,
antara lain:
1. Preparasi gigi abutment, bisa dilakukan pada gigi kaninus, premolar atau
molar.
Preparasi GTC dilakukan ( Johnson, 1960 ):
a. Pengurangan permukaan oklusal atau sisi insisal
b. Pengurangan sisi proksimal
c. Preparasi permukaan labial, lingual, bukal
d. Pengurangan sudut aksial.
e. Membuat shoulder sebagai pijakan mahkota agar tidak mudah lepas
2. Setelah gigi abutment dipreparasi, maka gigi tersebut harus dilindungi dengan
mahkota sementara (Martanto, 1985) yang berfungsi untuk :
a. Melindungi gigi dari rangsang mekanis, khemis, suhu
b. Mencegah terjadinya elongasi daan migrasi
c. Milindungi gusi daerah servikal dan migrasi
d. Memelihara estetis
3. Membuat model kerja
4. Pemendaman dan penuangan logam kerangka GTC
5. Pembuatan facing akrilik / porselain.
6. Pemilihan jenis pontic.
III. LAPORAN KASUS
A.
Identifikasi
Nama
: Novi Fatimah
Umur
: 21 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: Mahasiswa
Bangsa
: Indonesia
No. Kartu
Tanggal Pemeriksaan :
B.
Anamnesa
Pemeriksaan Subyektif
Motivasi : Pasien datang atas keinginan sendiri untuk membuatkan gigi tiruan
CC
PI
PDH
PMH
FH
Pemeriksaan Obyektif
a. Umum
Jasmani : sehat.
Rohani : kooperatif dan komunikatif.
b. Lokal
Pemeriksaan Ekstra Oral:
Bentuk muka
Profil
Bibir
lnn
: lonjong, simetris
: cembung
: normal
: tidak teraba
Mukosa
Gingiva
Lidah
Palatum
tinggi
Frenulum labialis sup. : normal
: 27
Oklusi
: Klas I (Angle)
Formula gigi
8 7 6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahap-tahap pencetakan:
1. Sendok cetak dicobakan pada pasien untuk mengecek apakah seluruh
bagian gigi geligi bisa tercetak semua.
2. Bubuk alginat dicampur dengan air hingga terbentuk adonan dengan
W/P = 1/2
3. Kemudian adonan diletakkan pada sendok cetak
4. Sendok cetak berisi adonan dimasukkan ke dalam mulut pasien, bibir
pasien ditarik dan pasien diminta untuk relaks.
5. Setelah setting, sendok cetak dikeluarkan dan diperiksa apakah ada
kekurangan.
6. Setelah didapatkan cetakan negatif, cetakan negatif diisi dengan gips
stone untuk mendapatkan model studi
7. Kemudian model studi diboxing.
Setelah dilakukan boxing study model kemudian dilakukan pembuatan
desain gigi tiruan cekat rahang bawah. Pasien kehilangan gigi 36 yang akan
dibuatkan GTC fixed-fixed bridge dengan gigi 35 dan 37 sebagai abutment
serta pontic pada gigi 36 atau disebut juga gigi tiruan cekat tiga unit. Retainer
pada gigi 35 dan 37 berupa full veneer crown yang terbuat dari porcelain
fused to metal.
Konektor berupa konektor yang kaku / rigid yang diperoleh melalui
proses one piece casting. Gigi abutment 35 dan 37 dipreparasi dengan
menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed bur). Bentuk pontic yang
digunakan adalah modified sanitary atau perel pontic. Pontic bentuk ini
merupakan pontik tipe hygienic.Selain memiliki estetis yang baik pontic jenis
ini juga lebih mudah untuk dibersihkan.
2.
Kunjungan II
Preparasi Gigi Abutment
d. Preparasi gigi 47
1) Pengurangan bagian oklusal
b. Bahan cetak
c. Metode cetak
: mukostatik
d. Teknik pencetakan
: double impression
Tahap pencetakan :
1) Sebelum melakukan pencetakan, gingiva diretraksi dengan benang
yang direndam di dalam adrenalin.
2) Gigi yang telah dipreparasi dibersihkan sebelum pencetakan.
3) Bahan putty (base dan catalyst) diambil dan diremas-remas
menjadi satu kemudian dimasukkan ke dalam sendok cetak
4) Sendok cetak berisi adonan dimasukkan ke dalam mulut pasien
untuk mencetak gigi geligi pasien
5) Bagian yang dipreparasi dibur/dicutter untuk memberi tempat pasta
elastomer
6) Putty yang telah dicutter lalu diisi dengan pasta elastomer. Gigi
pasien juga diinjeksi dengan pasta elastomer agar finish line
4.
Kunjungan V (Kontrol)
a. Pada saat kontrol, perlu dilakukan pemeriksaan subjektif dan objekti
pada pasien
V. DISKUSI
fraktur;
preparasi,
pencetakan,
pembuatan
dan
penyemenan
yang
porcelain fused to
VI. PROGNOSA
Prognosa pembuatan GTC pada pasien ini adalah baik, karena:
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Allan, D.N. dan Foreman, P.C., 1986, Crown and Bridge Prostodontics: an
illustrated handbook, Wright, California
Ewing, E.J., 1959, Fixed Partial Prosthesis, 2nd ed., Lea and Febinger,
Philadelphia.
Haryanto, A. G., Margo, A., Burhan, L. K., Suryatenggara, F., Setiabudi, I., 1995,
Buku Ajar Ilmu Gigi Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, Hipokrates,
Jakarta.
Johnson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontics, WB
Saunders, Philadelpia.
Lovely M., 2006, Review of Fixed Partial Dentures, Jaypee Brothers Medical
Publishers, New Delhi.
Martanto, P., 1985, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan, edisi 2,
Penerbit Alumni, Bandung.
Nallaswamy D., 2003, Textbook of Prosthodontics, Jaypee Brothers Medical
Publishers, New Delhi.
Rosenstiel S.F., Land M.F., Fujimoto J., 2001,
Prosthodontics, 3rd Ed., Mosby, St. Louis
Contemporary Fixed