Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

GIGI TIRUAN CEKAT

Nama Pasien: Ratna Nugraheni


Operator: Della Zerlina (20194020032)
Akisdea. F. G. R (20194020031)
Mutiah Mutmainah (20194020033)
Pembimbing: drg. Fahma Aldihyah

BAGIAN PROSTHODONTI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2021
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Teori
a. Pengertian
Gigi Tiruan Cekat (GTC) adalah suatu restorasi gigi di dalam mulut yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang yang tidak dapat dilepas dengan
mudah, baik oleh pasien atau dokter giginya. Restorasi ini dilekatkan atau dipasang
secara permanen pada gigi asli atau akar-akar gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi tersebut.
b. Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Cekat
a. Memperbaiki fungsi organ kunyah
b. Mencegah terjadinya occlusal disharmony
c. Mencegah terjadinya migrasi gigi
d. Mencegah kerusakan lebih lanjut
e. Memperbaiki estetik untuk manfaat psikologik
f. Memulihkan fungsi fonetik
g. Memelihara dan mempertahankan gusi dan jaringan periodontium
c. Keuntungan Gigi Tiruan Cekat
a. Gigi tiruan cekat diletakkan pada gigi asli, maka tidak mudah terlepas atau tertelan.
b. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh pasien, tanpa adanya frame/plat.
c. Gigi tiruan cekat tidak mempunyai clasp (pendekap) yang dapat menyebabkan
keausan pada enamel gigi.
d. Gigi tiruan cekat dapat mempunyai efek spint (efek belat) yang melindungi gigi
terhadap stress.
e. Mendistribusikan stress (tegangan) fungsi ke seluruh gigi, sehingga
menguntungkan jaringan pendukungnya
d. Indikasi
a. Pasien usia 20- 50 tahun
b. Struktur gigi sehat
c. Pasien dengan good oral hygine
d. Penggantian gigi terbatas
e. Kondisi ridge dalam batas normal
f. Jaringan pendukung alveolar baik
g. Gigi abutment kuat, mampu menerima tekanan pontik
h. Oklusi dengan jaringan periodontium baik
i. Untuk pasien yang menuntut penampilan
j. Kesehatan umum baik
k. Sebaiknya gigi abutment parallel
l. Sedapat mungkin gigi abutment vital
m. Pasien tidak mempunyai bad habit
n. Kondisi sosial ekonomi yang mendukung
e. Kontraindikasi
a. Pasien dengan bad oral hygiene
b. Pasien yang mempunyai bad habit
c. Kondisi ridge yang sudah resorbsi
d. Pasien dengan traumatic oklusi
f. Bagian-bagian/ komponen GTC
a. Gigi Abutment/ penyangga/ pegangan adalah gigi asli atau akar yang telah
dipreparasi untuk penempatan retainer dan yang mendukung bridge tersebut.
b. Retainer adalah bagian dari GTC yang dilekatkan pada gigi abutment
c. Pontic/ Dummy adalah : bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang
hilang dan memperbaiki fungsinya.
Macam-macam pontic:
 berdasarkan hubungan dengan jaringan lunak
1) Pontik Sanitary (hygine pontic)
Pada pontik ini, dasar pontik tidak berkontak sama sekali dengan linggir
alveolus sehingga terdapat ruangan/jarak antara dasar pontik dengan
linggir alveolus (1-3 mm), dan permukaan dasar pontik cembung dalam
segala aspek. Tujuan pembuatan dasar pontik ini adalah agar sisa-sisa
makanan dapat dengan mudah dibersihkan. Adanya bentuk pontik yang
demikian mengakibatkan kekurangan dalam hal estetis sehingga hanya
diindikasikan untuk pontik posterior rahang bawah.

2) Ridge Lap
bagian dasar/servikal menempel pada ridge, tidak mudah dibersihkan,
dapat menyebabkan inflamasi jaringan
3) Pontic Conical Root
Pontik conical root biasanya diindikasikan untuk jembatan imediat yang
dibuatkan atas permintaan pasien yang sangat mengutamakan estetis
dalam kegiatan sehari-hari. Pontik ini dibuat dengan cara bagian dasar
pontik masuk ke dalam soket gigi yang baru dicabut kira-kira 2mm.
Pontik ini dipasang segera setelah dilakukannya pencabutan dan pada
pembuatan ini tidak menggunakan restorasi provisional

4) Modified Ridge Lap


kombinasi desain pontik hygienic dan saddle, kombinasi estetik dan
kebersihan. Bagian fasial menempel pada ridge, sedangkan bagian
palatal/lingual menggantung

5) Ovate pontic
Bagian dasar pontik masuk ke dalam ridge yang telah dipersiapkan sebelumnya
dengan pembedahan, seolah-olah pontik muncul dari gingival, seperti gigi asli.
d. Connector/ Joint adalah bagian dari GTC yang menghubungkan retainer dengan
pontic. Terdiri dari rigid connector (sambungan kaku) dan semi rigid connector
(setengah kaku).

e. Unit adalah: setiap GTC yang meliputi Retainer atau Pontic

g. Syarat-syarat gigi penyangga pada gigi tiruan cekat


a. Mempunyai mahkota klinik tinggi
Urutannya : RA : 6 7 4 5 3 1 2
RB : 6 7 5 4 3 2 1
b. Jumlah dan panjang akar
Urutannya: RA : 6 3 7 4 5 1 2
RB : 6 3 7 5 4 2 1
c. Gigi yang vital lebih baik/ kuat daripada yang non vital
d. Dentin tebal
e. Porosnya tegak
f. Kondisi membrana periodontal harus sehat.
g. Gigi abutment harus dipersiapkan supaya betul-betul dapat memberikan dukungan
yang kuat pada GTC.
h. Untuk menentukan banyakanya gigi abutment sebaiknya disesuaikan dengan
Hukum Ante.

h. Jenis-jenis GTC
a. Fixed-Fixed Bridge:
Bridge yang connectornya bersifat rigid/ kaku. Bisa digunakan pada gigi anterior/
posterior. Connectornya dikerjakan dengan pematrian/soldering atau one piece
casting.
b. Fixed Movable Bridge
Bridge dengan salah satu connector rigid dan yang satunya non rigid/ movable (bisa
bergerak). Sifat-sifat individu gigi secara alami mempunyai individual movement .

c. Spring bridge:
Bridge yang mempunyai pontic jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal
bar. Biasanya digunakan untuk kasus diastemata dan mengutamakan estetis.

d. Cantilever bridge
Satu ujung bridge melekat secara rigid/ kaku pada retainer sedang ujung yang lain
bebas/ menggantung. Biasanya dibuat pada pasien yang menghendaki sedikit
jaringan gigi asli yang dikurangi tetapi tetap tidak lepas dari kriteria retensi dan
stabilitasi.
e. Compoud bridge
Kombinasi dari 2 tipe bridge

f. Complex bridge
Jembatan bilateral meliputi dua sisi rahang yang menggantikan sejumlah gigi
dengan kegiatan fungsi yang berbeda.

i. Prinsip- prinsip preparasi gigi abutment


Preparasi merupakan suatu tindakan pengerindaan atau pengasahan gigi untuk
tujuan menyediakan tempat bagi bahan restorasi mahkota tiruan atau sebagai
pegangan gigi tiruan jembatan.
 Tujuan preparasi:
a. Menghilangkan daerah gerong
b. Memberi tempat bagi bahan retainer atau mahkota
c. Menyesuaikan sumbu mahkota
d. Memungkinkan pembentukan retainer sesuai bentuk anatomi
e. Membangun bentuk retensi
f. Menghilangkan jaringan karies jika ada

 Persyaratan preparasi
a. Kemiringan dinding-dinding aksial.

Preparasi dinding aksial yang saling sejajar terhadap poros gigi sulit untuk
menentukan arah pemasangan. Disamping itu, semen juga sulit keluar dari tepi
retainer sehingga jembatan tidak bisa duduk sempurna pada tempatnya. Untuk
itu, dibuat kemiringan yang sedikit konus ke arah oklusal. Craige (1978)
mengatakan bahwa kemiringan dinding aksial optimal berkisar 10-15 derajat.
Sementara menurut. Martanto (1981), menyatakan bahwa kemiringan
maksimum dinding aksial preparasi 7 derajat. Sedangkan Prayitno HR (1991)
memandang kemiringan dinding aksial preparasi 5-6 derajat sebagai kemiringan
yang paling ideal. Kemiringan yang lebih kecil sulit diperoleh karena dapat
menyebabkan daerah gerong yang tidak terlihat dan menyebabkan retainer tidak
merapat ke permukaan gigi. Retensi sangat berkurang jika derajat
kemiringan dinding aksial preparasi meningkat. Kegagalan pembuatan
jembatan akibat hilangnya retensi sering terjadi bila kemiringan dinding aksial
preparasi melebihi 30 derajat. Preparasi gigi yang terlalu konus mengakibatkan
terlalu banyak jaringan gigi yang dibuang sehingga dapat menyebabkan
terganggunya vitalitas pulpa seperti hipersensitifitas, pulpitis, dan bahkan
nekrose pulpa. Kebanyakan literatur mengatakan kemiringan dinding aksial
preparasi berkisar 5-7 derajat, namun kenyataaannya sulit dicapai karena faktor
keterbatasan secara intra oral.
b. Ketebalan preparasi.
Jaringan gigi hendaklah diambil seperlunya karena dalam melakukan preparasi
kita harus mengambil jaringan gigi seminimal mungkin. Ketebalan preparasi
berbeda sesuai dengan kebutuhan dan bahan yang digunakan sebagai retainer
maka ketebalan pengambilan jaringan gigi berkisar antara 1-1,5 mm sedangkan
jika menggunakan logam porselen pengambilan jaringan gigi berkisar antara
1,5 – 2 mm. Pengambilan jaringan gigi yang terlalu berlebihan dapat
menyebakan terganggu vitalitas pulpa seperti hipersensitivitas pulpa, pulpitis,
dan nekrosis pulpa. Pengambilan jaringan yang terlalu sedikit dapat mengurangi
retensi retainer sehingga menyebabkan perubahan bentuk akibat daya kunyah.
c. Kesejajaran preparasi.
Preparsi harus membentuk arah pemasangan dan pelepasan yang sama antara
satu gigi penyangga dengan gigi penyangga lainnya. Arah pemasangan harus
dipilih yang paling sedikit mengorbankan jaringan keras gigi, tetapi dapat
menyebabkan jembatan duduk sempurna pada tempatnya.
d. Preparasi mengikuti anatomi gigi.
Preparasi yang tidak mengikuti anatomi gigi dapat membahayakan vitalitas
pulpa juga dapat mengurangi retensi retainer gigi tiruan jembatan tersebut.
Preparasi pada oklusal harus disesuaikan dengan morfologi oklusal. Apabila
preparasi tidak mengukuti morfologi gigi maka pulpa dapat terkena sehingga
menimbulkan reaksi negatif pada pulpa.
e. Pembulatan sudut-sudut preparasi.
Preparasi yang dilakukan akan menciptakan sudut-sudut yang merupakan
pertemuan dua bidang preparasi. Sudut-sudut ini harus dibulatkan karena sudut
yang tajam dapat menimbulkan tegangan atau stress pada restorasi dan sulit
dalam pemasangan jembatan.

B. Diagnosa Pasien
a. Data Pasien
a) Nama : Ratna Nugraheni
b) TTL : Jakarta, 21 November 1982
c) Jenis Kelamin : Perempuan
d) Alamat : Perum Jangkang, Jl. Bahasa No. C74, Nogotirto, Yogyakarta
e) Status Pernikahan : Menikah
f) Agama : Islam
g) Pekerjaan : Wiraswasta
h) Penyakit Jantung : tidak ada
i) Diabetes : tidak ada
j) Hemofilia : tadak ada
k) Hepatitis : tidak ada
l) Penyakit Lainnya : Asma
m) Alergi Obat : tidak ada
n) Alergi Makanan : tidak ada

b. Pemeriksaan Subyektif
a) Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhan kesulitan mengunyah pada rahang bawah sebelah
kanan karena gigi geraham kecilnya telah dicabut.
b) Riwayat Perjalanan Penyakit :
Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 1 bulan lalu. Gigi tersebut pernah dicabut
2 bulan yang lalu karena tinggal sisa akar. Pasien merasa tidak nyaman dan
kesulitan ketika makan dengan kondisinya tersebut.
c) Riwayat Kesehatan Oral :
Pasien terakhir melakukan perawatan cabut gigi di mahasiswa koas sekitar 2 bulan
lalu. Pasien menyikat gigi 3x sehari saat mandi pagi, mandi sore dan sebelum
tidur.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ayah : Dicurigai memiliki riwayat penyakit Hipertensi

Ibu : Dicurigai memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus


e) Riwayat Kehidupan Sosial :
Pasien merupakan seorang wiraswasta. Pasien rutin mengkonsumsi buah, sayur
dan air putih. Pasien mengknsumsi teh dan kopi 2x dalam sehari. Pasien jarang
berolahraga.
f) Riwayat Kesehatan Utama :
Pasien tidak memiliki alergi obat, tidak sedang mengonsumsi obat rutin dan tidak
memiliki alergi makanan. Pasien memiliki riwayat penyakit asma dan kambuh
saat kelelahan atau batuk pilek. Pasien dalam satu tahun terakhir tidak pernah
dirawat inap di Rumah Sakit.

c. Tekanan darah : 115/78mmHG


d. Nadi : 72x/menit
e. Pernafasan : 18x/menit
f. Suhu : afebris
g. Berat badan : 55 kg
h. Tinggi badan : 160 cm
i. Pemeriksaan Ekstra Oral : tidak terdapat kelaianan

Fasial Neuromuscular K. Ludah K. Limfe Tl. Rhg TMJ


Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi

j. Pemeriksaan Intra Oral :


- 1,2,3,4  Terdapat lesi linear pada mukosa bukal, berwarna sama dengan
mukosa sekitar, bilateral setinggi dataran oklusal dari gigi M2 sampai ke
sudut mulut.
Ass : Cheek bite
- 30,31,32Terdapat bercak berwarna kecoklatan pada ujung lidah dan
lateral lidah kanan dan kiri dengan ukuran ±0,5mm, multiple, batas jelas,
tepi irreguler dan asimptomatik.

Ass: Hiperpigmentasi papila filirom

- 33,34 Terdapat plak putih pada dorsal lidah yang dapat dikerok dan
tidak meninggalkan bekas kemerahan, irreguler.
Ass : Coated tongue
- 18,29 Terdapat lesi linear berwarna ungu kehitaman pada ventral lidah

Ass : Varikositas

Odontogram
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

48 47 1746: Karies
45 email
44 43 42 41 31 32 33 34 3835 36 email
: Karies 37 38

16 : Karies email 37 : Karies email


15 : Karies email 36 : Missing
14 : Karies email 35 : Karies email
11 : Karies email 44 : Missing
28 : Karies email 46 : Karies email
26 : Karies email 48 : Karies email

OHI pasien dalam kategori sedang yaitu dengan skor 3 Treatment Planning :
1. KIE
2. Scaling

3. Tumpat gigi

4. Perawatan protesa GTC

5. Kontrol dan evaluasi

Gambar Studi Model:


Rahang atas Rahang bawah
Gambaran Klinis :

Gambaran foto rontgen :


II. RENCANA PERAWATAN
A. Langkah Kerja
1. Kunjungan Pertama :
a. Pemeriksaan lengkap
b. Pencetakan studi model dengan bahan cetak alginate, sendok cetak perforated
stock tray no 2 dan cara mencetak yang mukostatik.
c. radiografis panoramik untuk mengetahui keadaan gigi yang lainnya beserta
tulang pendukungnya
2. Kunjungan Kedua dan ketiga :
Preparasi gigi abutment, pencocokan warna gigi dengan shade guide, pencetakan
work model, dan pembuatan serta insersi mahkota sementara pada gigi yang telah
dipreparasi.

 Tahap-tahap preparasi :
a. Pengurangan bagian oklusal
Membuat guiding groove menggunakan bur tapered ujung bulat. Untuk
mengurangi bagian oklusal dapat menggunakan bur tapered ujung bulat,
dikurangi 1,5 mm - 2 mm menurut bentuk permukaan oklusal, periksa jarak
dengan gigi antagonisnya.
b. Pengurangan bagian proksimal
Membuat guiding groove menggunakan bur tapered ujung bulat.
Pengurangan bagian proksimal dapat menggunakan bur tapered ujung runcing,
pengurangan ini sejajar/parallel antara dinding proksimal sebelah mesial dan
distal, atau sedikit menutup kearah oklusal sebesar ±6°.
c. Pengurangan bagian bukal dan lingual
Membuat guiding groove menggunakan bur tapered ujung bulat.
Pengurangan bagian bukal dan lingual/palatal dapat menggunakan cylinder
fissure bur atau bur tapered ujung datar, letakkan bur tersebut mendatar pada
permukaan gigi yang dipreparasi, pengurangan sedalam 1,2-1,5 mm, kemiringan
dinding preparasi 6° diukur dari sudut dinding axial.
d. Pengurangan sudut-sudut aksial
Tumpulkan semua sudut-sudut aksial yang ada dengan cylindris tapered bur
terutama pada daerah gingiva margin. Untuk sudut aksial yang mudah
dijangkau, bisa menggunakan cylindris fissure bur.
 Pencetakan work model:

a. Try in sendok cetak dalam mulut


b. Isolasi gigi dan tissue displacement (cord)
c. Manipulasi bahan cetak yaitu putty wash dengan tangan kosong hingga homogen
d. Masukan kedalam sendok cetak
e. Masukan sendok cetak ke mulut pasien
f. Setelah setting, lepaskan sendok cetak dari gigi pasien dan keluarkan dari mulut
pasien
g. Manipulasi wash dengan spatula stainless steel pada glass plate
h. Wash diaplikasikan di sendok cetak dan setengahnya di gigi
i. Cord dilepaskan , area pencetakan dikeringkan dengan semprotan udara
j. Masukan sendok cetak ke dalam mulut, cetak dan tunggu hingga setting
k. Lepaskan sendok cetak

 Penyesuaian warna gigi dengan shade guide dilihat dengan cahaya ruangan
 Pembuatan mahkota sementara dan pontik sementara menggunakan revote LC
yang berguna untuk mempertahankan posisi gigi agar tidak berubah

a. Aplikasikan revote pada gigi yang sudah dipreparasi

b. Bentuk sesuai anatomi gigi

c. Lakukan penyinaran didalam rongga mulut pada semua bagian dengan waktu
10s menggunakan LC

d. Polimerisasi akhir di luar mulut pada sisi labial, proksimal, incisal dan palatal
masing-masing 20s dengan LC

e. Koreksi kontur, finishing, polishing menggunakan carbide bur atau silicone


point.

f. Sementasi menggunakan GC freegenol temporary pack

3. Kunjungan Keempat :
Try in, dilakukan cek oklusi, ada tidak traumatik oklusi kemudian dilakukan insersi gigi
tiruan cekat menggunakan SIK tipe I (luting agent).
4. Kunjungan Kelima :
Kontrol. Pada saat kontrol, dilihat apakah terdapat traumatik oklusi, keadaan jaringan
periodontal di sekitar gigi tiruan cekat.
B. Desain Gigi Tiruan Cekat

Keterangan :
1. Pontik
2. Retainer
3. Konektor
4. Abutment
5. Area edentolus
6. Unit
III. DISKUSI

Kasus kehilangan gigi 44 digunakan GTC dengan 3 unit bridge. Preparasi dengan full
cast crown pada elemen 45 dan 43. Pertimbangan penggunaan GTC, yaitu kehilangan satu
gigi posterior dengan dukungan jaringan periodontal dan alveolar yang masih sehat dan baik,
usia pasien terbilang cukup untuk penggunaan GTC yaitu 38 tahun. Pontic yang digunakan
adalah hygingenic pontic, karena menggantikan gigi posterior yang tidak membutuhkan
estetik dan agar tetap mempunyai self cleansing yang baik pada gigi pontic tersebut. Bahan
restorasi GTC yang digunakan adalah porcelain fused to metal (PFM). Sementasi retainer
menggunakan SIK tipe I (luting agent). Connector pada kasus ini menggunakan rigid
connector.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan cekat adalah sebagai berikut:
1. Oklusi gigi. Bila pasien kehilangan satu atau beberapa gigi dalam satu area didalam
rongga mulut, bila tidak dibuatkan fixed bridge, maka gigi-gigi yang ada di antara gigi
yang hilang tersebut akan bergerak ke daerah yang kosong, sedangkan gigi lawannya
(oklusinya) akan cenderung memanjang karena tidak ada gigi yang menopangnya pada
saat oklusi. Bergeraknya gigi ke daerah yang kosong dinamakan shifting/drifting,
sedangkan gigi yang memanjang dinamakan elongation/extrusion.
2. Beban fungsional pada oklusal pontik terutama gigi posterior dapat dikurangi dengan
mempersempit lebar buko-lingual atau buko-palatal untuk mengurangi beban oklusi
yang dapat merusak gigi tiruan pada pasien-pasien tertentu.
3. Jaringan periodontal. Hukum Ante menyatakan bahwa daerah membran periodontal
pada akar-akar dari gigi abutment harus sekurang-kurangnya sama dengan daerah
membran periodontal yang ada pada gigi-gigi yang akan diganti.
4. Posisi gigi dan kesejajaran gigi abutment yang melibatkan gigi anterior hanya gigi gigi
insisivus biasanya mempunyai inklinasi labial yang serupa dan tidak terlalu sulit untuk
menyusun kesejajarannya. Apabila abutment melibatkan gigi anterior seperti caninus
dan gigi posterior seperti premolar kedua atas supaya diperoleh kesejajaran, kaninus
harus dipreparasi pada arah yang sama seperti premolar (D.N Allan & P.C foreman.
1994:101).
5. Jumlah dan lokasi kehilangan gigi.
6. Kegoyangan gigi, Frekuensi karies dan Discoloration
IV. KESIMPULAN

Missing teeth pada gigi 44 digunakan GTC dengan 3 unit (3 unit bridge), abutment pada gigi
45 dan 43, dengan hygenic pontic, dan rigid connector. Retainer menggunakan Porcelain
Fused To Metal.
Prognosis: Baik, karena jaringan pendukung tulang alveolar masih baik, usia pasien masih
muda dan motivasi pasien yang ingin segera dibuatkan gigi tiruan permanen

Yogyakarta, 19 April 2021

Mengetahui
Operator Pembimbing

Della Zerlina drg. Fahma Aldihyah

Anda mungkin juga menyukai