MODUL PROSTODONSIA
21
Gambar 4. a) Retainer ekstrakorona, b) Retainer intrakorona, c) Retainer doublecrown
3. Pontik, yaitu bagian dari gigi tiruan jembatan yang menggantikan gigi asli yang
hilang, berfungsi untuk mengembalikan fungsi stomatognatik dengan
memperhatikan hubungan dengan gigi penyangganya dan gigi antagonisnya.
a. b. c.
Gambar 5. a) ridge lap pontic; b) sanitary pontic; c) conis pontic
22
b. Pontik yang tidak berkontak dengan residual ridge
a) Sanitary/hygienic pontic, merupakan pontik yang mudah dibersihkan
karena tidak berkontak dengan edentulous ridge. Mesiodistal dan
fasiolingualnya berbentuk cembung, serta dasar pontik berbentuk bulat,
tidak rata/flat sehingga mencegah terjadinya retensi makanan.
b) Modified sanitary (hygienic) pontic / perel pontic, merupakan modifikasi
sanitary pontic. Permukaan dasar pontik melengkung kearah mesiodistal
dan fasiolingual. Konektor yang menghubungkan pontik ini dengan
retainer ketebalan maksimal, sehingga konektor lebih dapat menahan
tekanan.
4. Konektor, yaitu bagian dari gigi tiruan jembatan yang menghubungkan pontik
dengan retainer, retainer dengan retainer, pontik dengan pontik, berfungsi sebagai
splinting dan penyalur beban kunyah.
1) Konektor rigid , konektor yang tidak memungkinkan tejadinya pergerakan
pada komponen GTJ. Konektor rigid dapat dibuat dengan cara casting,
soldering, dan welding.
2) Konektor nonrigid, konektor yang memungkinkan pergerakan terbatas pada
komponen GTJ. Konektor nonrigid bertujuan untuk mempermudah
pemasangan dan perbaikan (dovetail) GTJ. Contohnya adalah dovetail dan
male and female.
23
membahayakan vitalitas pulpa. Suatu pontik harus mempunyai bentuk mendekati
bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan harus sedemikian kuatnya sehingga
dapat menahan/ memikul daya kunyah tanpa patah atau bengkok.
2. Persyaratan Fisiologis
Gigi tiruan jembatan tidak boleh mengganggu kesehatan gigi-gigi penyangga dan
jaringan-jaringan pendukung lainnya.
3. Persyaratan Hygiene
Pada gigi tiruan jembatan tidak boleh terdapat bagian-bagian yang dapat
menyangkut dan menimbulkan sisa-sisa makanan. Di antara pontik-pontik atau
pontik dan retainer, harus ada sela-sela (embrasure) yang cukup besar sehingga
dapat dibersihkan dengan mudah
4. Persyaratan Estetik
Tiap gigi tiruan jembatan terutama yang mengganti gigi-gigi depan, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai gigi asli.
24
c. Alat : Wheel diamond bur dan Cylindrical diamond stone
25
4. Preparasi daerah proksimal
a. Pada permukaan mesial dan distal yang sejajar dengan sumbu gigi yang normal
atau membentuk sudut 5 - konvergen ke arah insisal atau oklusal.
b. Dimulai dari gingival margin dan berjarak 1-1,5 mm dari titik kontak.
c. Preparasi / pengasahan daerah permukaan proksimal menggunakan short thin
tapered diamond bur dari sisi bukal
d. reparasi pengasahan dinding aksial membentuk kemiringan dengan sudut
e. Daerah akhiran servikal dipreparasi menggunakan mata bur silindris atau
tapered dengan ujung flat atau round sesuai kebutuhan dan perhatikan posisinya.
Hindari terjadinya trauma berlebih pada jaringan lunak (servikal gingival)
f. Banyaknya pengambilan tergantung dari bahan yang akan dipakai , bentuk dan
besar gigi
26
Alat: Cylindrical diamond stone dan Fissure bur dari tungsteen carbite.
c. Shoulderless Preparation: Suatu jenis preparasi yang tidak mempunyai bahu.
1) Feather edge: suatu jenis shoulderless preparasi yang berbentuk lurus
dimana tidak mempunyai batas yang jelas dengan bagian gigi yang tidak
dipreparasi.
Alat untuk Feather edge: pointed tapered cylindrical diamond stone.
2) Knife edge/chisel edge: suatu jenis shoulderless seperti bentuk pisau/pahat
dan memberi batas yang lebih jelas.
Alat untuk Knife edge : pointed tapered diamond stone dengan sudut yang
lebih besar.
Gambar 8. (a) Knife edge; (b) Bevel; (c) Chamfer; (d) Shoulder; (e) Bevelled shoulder
27
E. Penyemenan dan Instruksi Post Penyemenan
1. Tahapan penyemenan
a. Melepas gigi tiruan sementara dengan membuka daerah margin gigi tiruan
sementara dengan crown retractor dan memberi semprotan air dan udara pada
daerah margin
b. Pembersihan gigi penyangga dengan semprotan air dan udara kemudian
mengeringkan dengan cotton roll
c. Melakukan kontrol saliva pada mulut penderita
d. Menyiapkan perbandingan powder dan liquid semen perekat (Fregeunol) pada
paper pad sesuai aturan pabrik dan mengaduk dengan agate spatula
e. Melakukan pelapisan adonan semen pada permukaan bagian dalam gigi tiruan
secara merata
f. Insersikan gigi tiruan
g. Instruksikan pasien menggigit handle kaca mulut sampai semen keluar lewat
margin gigi tiruan
h. Membersihkan sisa semen yang keluar dengan sonde, wooden stick, dental floss
28
Tabel 1. Penyebab kerusakan crown dan bridge
Biologikal Mekanikal Estetikal
1. Karies 1. Kegagalan sementasi 1. Warna
2. Perawatan endodontik 2. Margin yang jelek 2. Kontur
3. perawatan endodontik ulang 3.Kerusakan pasak dan inti dibawah
crown/jembatan
4. Jaringan periodontal 4. Kerusakan perlekatan
5. Oklusi 5. Fraktur pada lapisan porcelain
6. Alergi metal
29
1) Pelepasan dengan teknik conservative
Prinsip dasar dari sliding hammer (palu penggeser) adalah ujungnya dapat
disesuaikan untuk mengikat tepi mahkota dan kemudian beratnya akan meluncur
pada porosnya, hentakan cepat untuk melepaskan restorasi. Bermacam-macam
desain sliding hammer tersedia di pasaran. Penggunaan sistem ini mungkin tidak
nyaman bagi pasien dan dianggap kurang dapat diandalkan. Teknik ini tidak
dianjurkan bagi pasien dengan resiko gigi yang terlibat penyakit periodontal
karena dapat menyebabkan lepasnya gigi yang tidak diinginkan.
2) Pembongkaran destructive
Pembongkaran yang berarti memotong mahkota dengan bur diamond tungsten-
carbide mungkin merupakan metode yang paling praktis bagi klinisi. Membatasi
akses ke permukaan labial dan mengaplikasikan peralatan ultrasonik untuk merusak
perlekatan juga dapat menciptakan jarak untuk mengangkat mahkota dan jembatan
sehingga tetap utuh. Dimana semen adesif digunakan hal ini dibutuhkan
30
pemotongan permukaan lingual, yang dapat merusak mahkota sepenuhnya dan
dapat megurangi tekanan pada gigi/inti.
31
penyangga pecah dan menyebabkan periodonsium juga mengalami trauma
berat.