Oleh :
Dosen Pembimbing :
Gigi tiruan jembatan disebut juga fixed partial denture adalah suatu protesa (geligi
tiruan) sebagian yang dilekatkan secara tetap pada satu gigi atau lebih dari satu gigi
penyangga dan menggantikan satu atau lebih dari satu gigi yang hilang. Tujuan
pembuatan gigitiruan jembatan adalah mengembalikan fungsi pengunyahan,
memperbaiki penampilan dan fungsi bicara, memelihara kesehatan gigi, serta mencegah
gangguan pada sendi temporomandibula.
A. Diagnosis
Rahang Atas : Klas III Kennedy ( kehilangan gigi 22 )
B. Rencana Perawatan
Gigi Tiruan Cekat fixed-fixed bridge 3 unit dengan bahan Porcelain Fused to Metal
(PFM) sebagai pengganti gigi 22 dengan gigi penyangga gigi 21 dan 23.
b) Pemilihan Desain
1) Desain
Desain yang dipilih pada kasus ini adalah GTC jenis fixed bridge (jembatan 3
unit) porselen-metal.
2) Abutment
Penambahan abutment pada gigi 21 dan 23. Gigi 21 & 23 dalam keadaan
baik.
3) Retainer
Tipe ekstra corona, berupa full crown Porcelain Fused to Metal.
4) Connector Tipe rigid fixed.
5) Pontic
Tipe modified ridge lap pada edentulous gigi 22. Bagian permukaan labial
berkontak dengan residual ridge sedangkan bagian palatal tidak berkontak.
RA : Desain GTC : fixed-fixed bridge 3 unit bahan porcelain fused to metal untuk
1,5 mm 1,5 mm
1,5 mm 1,5 mm
Dalam preparasi akan dilakukan modifikasi untuk mendapatkan ruangan yang cukup,
yaitu:
Pengurangan gigi 21 dan 23 bagian mesial sebanyak 1,5 mm dan bagian distal sebanyak 1,5
mm.
Pengurangan insisal pada gigi 21 dan 23 sebanyak 1-1,5 mm.
Pengurangan labial gigi 21 dan 23 sebanyak 0,5-1,5 mm.
Pengurangan palatal gigi 21 dan 23 sebanyak 0,5-0,75 mm.
Tahapan Pekerjaan
Kunjungan I
1) Pencetakan Anatomis dengan menggunakan alginate dan sendok cetak fabricated untuk
mendapatkan model studi
2) Cetakan dicor menggunakan gips stone tipe III untuk mendapatkan model studi. Model
studi akan digunakan untuk menentukan rencana perawatan dalam desain gigi tiruan
cekat jembatan yang akan dibuat.
Pemeriksaan model studi dilakukan untuk :
- Mengetahui/menentukan gigi yang akan dijadikan sebagai gigi penyangga
- Mengetahui posisi gigi sebagai gigi penyangga
- Mengetahui arah pasang
- Untuk latihan preparasi
3) Model studi ditanam pada okludator.
Kunjungan II : Preparasi gigi penyangga 21 dan 23
1) Menjelaskan semua prosedur kerja yang akan dilakukan kepada pasien dan
informed consent.
2) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk preparasi.
Alat: Bahan:
- Diagnostic set - Pehacain
- Pointed tapered cylindrical diamond bur - Spuit 1 cc
- Straight cylindrical diamond bur - Benang retraksi
- Round end tapered cylindrical diamond bur - Alginate
- Flame type diamond bur - Elastomer
- Flat end tapered cylindrical diamond - Gips biru
bur - Gips kuning
- Torpedo/ chamfer bur - Fletcher
- Fine finishing bur - Articulating Paper
- Semen spatel - GIC Luting
- Glass lab - Self cure acrylic resin
- Sendok cetak (powder+liquid)
- Rubber bowl dan spatula
3) Lakukan anestesi infiltrasi bukal dan palatal pada gigi 21 dan 23 yang akan
dilakukan preparasi.
4) Tahap-tahap preparasi :
Penatalaksanaan :
Buatlah garis pedoman pada permukaan labial proksimal berjarak 1,5 mm dari
titik kontak dan sejajar sumbu gigi dari tepi gingiva ke servikal. Besar
preparasi proksimal disesuaikan dengan desain yang telah ditentukan.
Pemotongan dimulai dari marginal ridge di insisal ke servikal.
Bidang mesial-distal dibuat sedikit mengerucut (konvergen) ke arah insisal
dengan sudut 2-60.
Arah gerakan bur dari labial ke palatal.
Lakukan pengasahan sampai titik kontak hilang, lalu dilanjutkan hingga bur
menyinggung garis pedoman.
Setelah selesai, lakukan pengecekan dengan sonde dengan menjalankan sonde
dari servikal ke insisal untuk merasakan ada atau tidaknya undercut
(kecembungan), apakah hasil preparasi bagian proksimal masih berkontak
atau tidak dengan gigi tetangga.
1,5 mm
1,5 mm 1,5 mm 1,5 mm
Penatalaksanaan :
Buatlah pedoman pengasahan sebesar 1-1.5 mm dari tepi insisal atau dengan
menggunakan pedoman 2-4 groove sedalam 1-1,5 mm dari tepi insisal
menggunakan bur.
Pengasahan dilakukan dengan kemiringan 45o ke arah palatal.
Arah gerakan bur dari groove ke mesial atau ke distal.
Lakukan pengecekan dengan membandingkan ketinggian permukaan insisal hasil
pengasahan pada gerakan artikulasi ke anterior sampai edge to edge, apakah cukup
atau tidak
Pada 2/3 bagian insisal, pengasahan dilakukan dengan round end tapered cylindrical
diamond bur dari pedoman groove ke arah mesial dan distal sesuai dengan bentuk
anatomi mahkota gigi.
Pada 1/3 servikal, dilakukan dengan round end tapered cylindrical diamond bur sejajar
sumbu gigi sampai dasar groove dengan gerakan ke mesial atau ke distal.
Penatalaksanaan :
Tahap pengasahan hampir sama dengan bidang labial. Arah gerakan bur dari marginal
ridge mesial-distal ke pertengahan fossa agar tidak menghilangkan bentuk singulum.
Pengasahan 1/3 bagian servikal menggunakan torpedo bur. Arah gerakan bur harus
sejajar sumbu gigi dan berjarak 0,5 mm dari batas akhir preparasi.
Periksa hasil preparasi menggunakan sonde dan kaca mulut saat beroklusi dan
berartikulasi ke anterior dari arah insisal, baik bidang palatal maupun bidang labial
harus sejajar sumbu gigi.
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan :
Pengasahan dilakukan dengan posisi bur sejajar sumbu gigi dan terletak sejajar
dengan margin gingiva (equigingiva) untuk membentuk akhiran shoulder pada
permukaan labial dan desain batas akhir preparasi chamfer edge pada permukaan
palatal dengan letak batas akhir supragingiva.
Lakukan pengecekan dengan sonde lengkung, apakah masih ada jaringan gigi yang
berkontak dengan gigi-gigi sebelahnya dan batas hasil pengasahan harus terlihat jelas di
sekeliling servikal.
f. Finishing
Alat : fine finishing bur berbentuk round end tapered cylindrical diamond bur
Penatalaksanaan :
Pembulatan sudut-sudut/pertemuan bidang-bidang yang telah dipreparasi dan dihaluskan
menggunakan bur tersebut, bertujuan untuk memudahkan adaptasi permukaan dalam
restorasi
Lakukan pengecekan hasil pengasahan dengan perabaan menggunakan ujung jari
telunjuk, apakah masih terasa bersudut atau sudah terasa halus permukaannya.
Pengiriman ke lab disertakan dengan cetakan antagonis yang sudah ditentukan dimensi
vertikal dan oklusi sentrik pasien.
Kunjungan III
Try-in coping logam
Pemeriksaan adaptasi dan ketepatan pinggir, cek dengan menggunakan sonde apakah
over extenstion atau under extention.
Pemeriksaan terhadap gingiva apakah memucat atau tidak.
Pemeriksaan oklusi menggunakan articulating paper untuk melihat traumatik oklusi.
Pemeriksaan stabilisasi coping logam tidak longgar atau mudah terlepas.
Kunjungan IV
Try-in gigi tiruan jembatan dengan menggunakan bahan sementasi sementara
a) Hal yang dilakukan saat try- in:
Periksa kecekatan/ fitness : GTJ akan tetap berada pada posisi yang tepat terhadap gigi
yang dipreparasi tanpa jatuh tanpa semen.
Pemeriksaan titik kontak : dengan ujung sonde half moon yang tajam, dilakukan pada
permulaan arah serviko insisal mengelilingi servikal gigi. Ujung sonde digerakkan dari
arah akar ke arah mahkota, tidak boleh ada ujung sonde yang masuk atau tersangkut.
Pemeriksaan stabilisasi apabila pasien melakukan gerakkan lateral dan protrusif
maka gigi tetap berada diposisinya/ tidak bergerak/ tidak goyang/berputar/terungkit
Periksa adaptasi (final rest position). : permukaan pontik tidak boleh menekan gusi.
Lakukan pemeriksaan menggunakan PIP : apabila menekan gusi akan terlihat gusi
pucat. Gunakan PIP.
Pemeriksaan kontak proksimal
- Jika kehilangan kontak akan menyebabkan retensi makanan
- Pemeriksaan dilakukan dengan dental floss : dimasukkan melalui interdental antara
retainer dan gigi sebelahnya. Tekanan saat memasukaan dental floss antara GTC dan
gigi asli tetangganya harus sama dengan tekanan pada titik kontak sesama gigi asli.
- Untuk perbaikan gunakan PIP untuk mengetahui daerah yang menekan dan kurangi
dengan stone pengasah pada PIP yang terhapus
Pemeriksaan kontak oklusal : Pemeriksaan dengan menggunakan kertas artikulasi
- Periksa oklusi dalam keadaan sentrik untuk melihat kontak prematur. Perbaiki dengan
oklusal adjustment
- Periksa artikulasi dalam keadaan eksentrik: lateral dan protrusif: untuk melihat
sangkutan oklusal. Perbaiki dengan prinsip BULL dan MUDL
Pemeriksaan kontur. Pemeriksaan kontur bagaian labial dan palatal.
Penilaian estetik : warna, ukuran, bentuk retainer dan pontik
Kunjungan V
Kontrol 1 minggu :
1. Tanyakan apakah pasien mengalami keluhan atau tidak
2. Periksa keadaan Intraoral
- Keadaan jaringan lunak
- OH pasien
- Oklusi
3. Jika tidak ada keluhan, Lakukan sementasi permanen dengan menggunkan GIC
luting.
- Bersihkan sisa GIC luting pada gigi
- Periksa oklusi kembali
- Finishing
4. Instruksi pemeliharan GTC jembatan
- Menjaga kebersihan rongga mulut
- Mengurangi makanan yang asam dan kariogenik
- Menggunakan alat bantu obat umur
- Lakukan kontrol rutin 3-6 bulan