Anda di halaman 1dari 11

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identifikasi

Nama : Nuri Meitasari

Umur : 23 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : LK II, Trimurjo Lampung Tengah

Tgl Pemeriksaan : 03 November 2022

No. RM : 22-47-01

B. Anamnesis

1.) Pemeriksaan Subjektif

Motivasi : Pasien datang dengan keinginan sendiri untuk dibuatkan gigi tiruan.

CC : Pasien datang dengan keluhan gigi geraham belakang atas kiri sudah

dicabut karena berlubang besar dan ingin digantikan dengan gigi tiruan.

PI : Saat ini, pasien tidak merasakan nyeri pada area gigi yang hilang.

PDH :

 Pasien pernah membersihkan karang giginya 1 minggu yang lalu

 Pencabutan gigi geraham belakang atas kiri dilakukan 3 bulan yang lalu , tanpa
komplikasi

 Pasien pernah menambalkan gigi yang berlubang 2 minggu yang lalu


PMH :

1. Pasien tidak memiliki alergi makanan, obat, maupun cuaca

2. Pasien menyangkal menderita penyakit sistemik


2.) Pemeriksaan Objektif

a. Umum

Jasmani : sehat, tidak ada kelainan

Rohani : komunikatif dan kooperatif

b. Lokal

Ekstraoral

Bentuk muka : oval, simetris, tidak ada kelainan

Profil : cembung

Bibir : normal, simetris, tidak ada kelainan

Intraoral

Frenulum labialis superior : rendah

Frenulum labialis inferior : rendah

Frenulum buccalis : rendah

Frenulum lingualis : rendah

Mukosa : normal, tidak ada kelainan

Gingiva : normal, tidak ada kelainan

Lidah : ukuran normal, aktivitas normal

Palatum : bentuk U, normal

Torus palatinus : ada

c. Formula gigi-geligi

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
C. Diagnosis

RA: Klasifikasi Applegate-Kennedy kelas VI


IP: gigi tiruan cekat

D. Pemeriksaan Foto Rontgen

Tidak ada kelainan di sekitar daerah yang tidak bergigi dan tidak ada kelainan di sekitar

gigi 25 dan 27 yang akan dijadikan gigi abutment serta dengan jaringan periodontal yang

sehat. Luas ligamen periodontal gigi abutment lebih besar daripada gigi yang hilang.

E. Desain

Tipe GTC : Fixed-fixed bridge

Gigi Penyangga : Gigi 25 dan 27

Retainer : extra coronal retainer berupa full veneer crown

Pontic : modified ridge lap pontic


BAB IV

PROSEDUR KERJA DAN TAHAPAN PERAWATAN

Kunjungan I
1. Menjelaskan kepada pasien tentang jalannya perawatan dalam
pembuatan gigi tiruan cekat
2. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan obyektif
3. Melakukan tindakan pre-prostetik yaitu: menumpat, skaling.
4. Melakukan rontgen foto untuk mengetahui kondisi gigi pegangan dan
jaringan pendukungnya.
5. Indikasi dan mencetak model studi dan model untuk simulasi preparasi
RA dan RB dengan :
- Sendok cetak : perforated stock tray no 1.
- Bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)
- Metode : mukostatik
6. Hasil pencetakan dengan alginat diisi dengan gips stone dan dilakukan
boxing untuk pembuatan study model. Setelah study model jadi,
dilakukan simulasi preparasi sesuai desain yang telah dibuat.
Rencana preparasi gigi abutment
Pengurangan 25 Pengurangan 27
Oklusal : 1,5 – 2 mm Oklusal : 1,5 – 2 mm
Bukal : 1,5 mm Bukal : 1,5 mm
Lingual : 1,5 mm Lingual : 1,5 mm
Mesial : 1,5 mm Mesial : 1,5mm
Distal : 1,5 mm Distal : 1,5 mm

Kondisi gigi sebelum dipreparasi:

10,8mm
7,7 mm

Jarak mesiodistal 25: 7,7 mm


Ruang pada gigi 26: 6,2 mm
Jarak mesiodistal 27: 10,8 mm

6,2mm
Rencana preparasi gigi

Desain Gigi Tiruan Cekat

1
1
3 3 2
2
4
Keterangan :
1 = Gigi abutment
2 = Retainer full veener crown
3 = Konektor
4 = Pontik (modified ridge lap)

1. Preparasi gigi 25 dan 27


a. Pengurangan permukaan oklusal
1) Menggunakan round end tapered diamond bur dan round-edge
wheel bur
2) Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,5 – 2 mm menyesuaikan bentuk
anatomi permukaan oklusal
b. Pengurangan tonjol fungsional
1) Menggunakan round end tapered diamond bur
2) Posisi bur seperti pada pembuatan bevel. Untuk rahang atas
dilakukan pengurangan pada tonjol palatal
c. Pengurangan permukaan bukal dan lingual
1) Menggunakan round end tapered diamond bur
2) Pengurangan bagian bukal dan lingual meluas sampai pada garis
pertemuan dengan permukaan interproksimal sebesar 1,5 mm
3) Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi dan konvergen
dengan kemiringan ± 5º ke arah oklusal
4) Finishing line berbentuk chamfer
d. Pengurangan bagian proksimal
1) Menggunakan tapered diamond bur diameter kecil dihilangkan
contact point dengan gigi sebelahnya. Pengurangan dilakukan dengan
hati-hati agar tidak mengenai gigi tetangga
2) Setelah contact point hilang, bagian mesial dan distal masing-masing
dikurangi sebanyak 1,5 mm menggunakan round end tapered diamond
bur
3) Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi dan konvergen
dengan kemiringan ± 5º ke arah oklusal
4) Finishing line berbentuk chamfer
e. Penyelesaian dan penghalusan hasil preparasi
1) Pastikan seluruh sudut preparasi tumpul, halus, dan merata
2) Untuk memperoleh hasil preparasi yang halus digunakan bur finishing
pita kuning

2. Pencetakan Model Kerja


- Sendok cetak : perforated stock tray no. 1
- Bahan cetak : putty and wash
- Metode : double impression (single stage)
a. Bahan cetak putty yang terdiri dari base dan katalis dicampur dengan
perbandingan 1 : 1 menggunakan tangan dalam waktu 30 detik hingga
didapat warna merata.
b. Adonan putty diletakkan pada sendok cetak rahang bawah, kemudian
dibuat cekungan pada bagian gigi yang preparasi.
c. Bahan cetak low viscosity (wash) berupa pasta base dan katalis
dikeluarkan dari tube dengan perbandingan 1 : 1 pada glass plate dan
diaduk menggunakan semen spatula selama 30 detik hingga warna
merata.
d. Bahan cetak wash diletakkan pada cekungan bahan putty yang telah
dibuat kemudian dicetakkan pada rahang bawah.
e. Setelah bahan cetak setting, maka sendok cetak dikeluarkan dari rongga
mulut pasien dengan tarikan cepat (pull rapid).
f. Rahang bawah dicetak menggunakan bahan cetak alginat.
g. Hasil cetakan kemudian diisi dengan glass stone.
h. Setelah gips mengeras, model kerja dikeluarkan dan sendok cetak dan
dikirim ke laboratorium untuk pembuatan gigi tiruan cekat dengan
bahan acrylic.
3. Pencetakan Model (sebagai Media Insersi)
- Sendok cetak : perforated stock tray no. 1
- Bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)
a. Lakukan pencetakan model untuk media insersi menggunakan bahan
cetak alginat untuk rahang atas dan rahang bawah.
b. Hasil cetakan kemudian diisi dengan glass stone dan dilakukan boxing.
c. Model selanjutnya digunakan sebagai media try in dan insersi gigi
tiruan cekat.
4. Try In dan Insersi
A. Perawatan pada Pasien
Kunjungan II
1. Ukur terlebih dahulu jarak mesiodistal gigi abutment dan ukur ruang
pada area gigi yang hilang.
2. Sebelum dilakukan preparasi, gigi dicetak terlebih dahulu
menggunakan bahan cerak alginat. Hasil negatif cetakan gigi disimpan
untuk digunakan pembuatan gigi tiruan sementara setelah preparasi.
3. Preparasi gigi abutment (seperti pada phantom)
4. Setelah prepatasi, lakukan pencetakan model kerja (seperti pada
phantom)
- Sendok cetak : perforated stock tray
- Bahan cetak : elastomer (putty and wash)
- Metode : double impression (single stage)
1. Cetakan model kerja (dua) digunakan untuk membuat mahkota
sementara. Sebelum pasien pulang, mahkota sementara gigi tiruan
cekat 3 unit dari self curing acrylic yang telah jadi dipasang pada
pasien. Pembuatan mahkota sementara dibuat dari self curing
acrylic dengan metode indirek sebagai berikut :
a. Gigi sebelum dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak
alginat (I).
b. Gigi sesudah dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak
elastomer kemudian diisi dengan gips stone. Setelah gips stone
mengeras dan dilepas dari cetakan didapatkan model gigi
setelah preparasi (II).
c. Cetakan (I) diisi dengan self curing acrylic
d. Model gigi setelah preparasi (II) dimasukkan ke hasil cetakan
(I) yang telah diisi self curing acrylic.
e. Fiksasi sampai self curing acrylic mengeras
f. Lakukan pengurangan pada mahkota sementara tersebut dan
cobakan pada pasien
2. Mahkota sementara yang tidak pas dikurangi sampai benar-benar
pas beroklusi dengan gigi antagonisnya. Mahkota sementara
disemen dengan semen sementara fletcher dan larutan eugenol.
Tahap sementasi sementara:
a. Mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan lalu
dikeringkan. Gigi yang akan dipasangi gigi tiruan cekat juga
dikeringkan.
b. Semen diaduk sesuai konsistensinya, kemudian dioleskan pada
gigi yang dipreparasi dan bagian dalam mahkota sementara
gigi tiruan cekat 3 unit.
c. Mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan
tekanan maksimal, kemudian pasien disuruh menggigit
beberapa menit.
d. Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi.
e. Pasien diinstruksikan untuk menjadi kebersihan mulutnya dan
diminta untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras
dulu. Bila ada keluhan rasa sakit segera kembali untuk
dikontrol.
Kunjungan III
Pemeriksaan yang harus diperhatikan adalah kontak proksimal antara GTC
dengan gigi sebelahnya, pemeriksaan pada tepi GTC tidak boleh menekan
gingiva, dan pemeriksaan kontak oklusal saat posisi sentrik, lateral, dan
anteroposterior. Dilihat retensi dan stabilisasinya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan ketika try-in adalah: retensi, stabilisasi, oklusi, dan
kenyamanan pasien.
1. Retensi
Kemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi
tiruan adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam
mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut
akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi
tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.
2. Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTC terhadap gaya yang
menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi
terlihat dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan
stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara
bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat
tes ini.
3. Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan
anteroposterior. Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang
diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta
melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat
dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat
warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat
warna yang tidak merata pada oklusal gigi maka terjadi traumatik
oklusi. Jika terjadi traumatik oklusi maka dilakukan grinding pada
gigi tersebut. Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi
traumatik oklusi.
Try in atau pengepasan GTC dengan sementasi menggunakan fletcher dan
larutan eugenol selama 1 minggu. Tahap-tahap penyemenan GTC sementara
adalah:
1. Gigi tiruan cekat dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan, gigi yang
akan dipasangi GTC juga dikeringkan. Semen sementara diaduk dan
dioleskan pada gigi yang dipreparasi serta bagian dalam GTC.
2. Gigi tiruan cekat dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas
diletakkan pada permukaan oklusal GTC dan pasien diinstruksikan
untuk menggigit selama beberapa menit.
3. Dilakukan pemeriksaan oklusi dan estetis.
4. Dilakukan pemeriksaan margin gingiva.
5. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulut dan menghindari
makanan keras terlebih dahulu. Pasien diintruksikan untuk datang satu
minggu kemudian untuk penyemenan GTC secara permanen.
Kunjungan IV
Satu minggu setelah pengepasan kemudian dilakukan insersi GTC
dengan sementasi menggunakan SIK tipe I. Sebelumnya dilakukan
pemeriksaan subjektif, ditanyakan apakah ada keluhan dari pasien
setelah GTC dipasang dan dipakai. Pemeriksaan objektif dilihat dari
keadaan jaringan lunak di sekitar daerah GTC apakah ada peradangan
atau tidak, retensi, stabilisasi, dan oklusi pasien. Jika tidak ada
peradangan, retensi, stabilisasi dan oklusi pasien baik maka dilakukan
penyemenan GTC. Cara penyemenan permanen GTC adalah sebagai
berikut:
1. GTC dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan, gigi abutment
yang akan dipasang GTC juga dikeringkan.
2. Semen SIK tipe 1 diaduk dengan menggunakan agate spatula pada
paper pad dengan gerakan melipat hingga didapatkan konsistensi
yang agak encer (dapat ditarik ke atas tanpa putus 2,5 cm),
kemudian dioleskan pada gigi abutment dan bagian dalam GTC 3
unit.
3. Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan tekanan maksimal,
gulungan kapas diletakkan di atasnya kemudian pasien disuruh
menggigit beberapa menit. Sisa-sisa semen dibersihkan.
4. Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (menggunakan
articulating paper).
5. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan
diminta untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras
terlebih dahulu. Bila ada keluhan rasa sakit segera kembali untuk
dikontrol.
Kunjungan V (Kontrol)
- Pemeriksaan subyektif: menanyakan apakah ada keluhan dari pasien setelah
GTC dipasang dan dipakai.
- Pemeriksaan obyektif: memeriksa retensi, stabilisasi, oklusi pasien, serta
jaringan lunak di sekitar daerah GTC apakah
ada peradangan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai