Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DENGAN RETAINER KAITAN


PRESISI EKSTRAKORONAL PADA RAHANG BAWAH DAN GIGI
TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN KERANGKA LOGAM KOMBINASI RESIN
AKRILIK PADA RAHANG ATAS (KASUS KEHILANGAN GIGI 16, 15, 14,
13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 36, 37, 46, 47)

Pembimbing :
Dr. drg. Endang Wahyuningtyas, M.S, Sp.Pros (K)

Oleh :

DIMAS ANGGAYUNO DWI PRABOWO


18/435729/PKG/01291

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
I
LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien
Nama : Rini Yuliastuti
Umur : 63 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Mlati, Sinduadi
No. kartu 224886

B. Anamnesa
1. Pemeriksaan subjektif
a. Motivasi pasien : Pasien datang dengan keinginan sendiri untuk
dibuatkan gigi tiruan yang baru
b. Keluhan utama : pasien mengeluhakan gigi tiruan yang lama sudah
tidak nyaman digunakan dan terasa sakit saat digunakan untuk
makan, rahang bawah banyak gigi yang hilang sehingga pasien
merasa kesulitan mengunyah makanan
c. Riwayat perjalanan penyakit : gigi rahang atas dan bawah sudah
banyak yang dicabut dan sudah pernah dibuatkan gigi tiruan lepasan
sekitar 2 tahun yang lalu
d. Riwayat kesehatan oral : pernah cabut gigi tanpa adanya komplikasi
e. Riwayat penggunaan gigi tiruan : pasien pernah membuat gigi tiruan
2 tahun yang lalu
f. Riwayat kesehatan umum : pasien tidak memiliki Riwayat penyakit
sistemik
2. Pemeriksaan objektif
a. Umum : keadaan umum baik
b. Lokal :
1) Ekstra oral
a) Bentuk muka : kotak, simetris
b) Profil : cembung
c) Bibir : normal
d) Limfonodi : normal

Gambar 1. foto profil wajah

2) Intra oral

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Keterangan X = Missing teeth
Gambar 2. foto intraoral.

a) Status umum : baik


b) Jaringan lunak : baik
c) Frenulum labialis superior : Normal
d) Frenulum labialis inferior : Normal
e) Frenulum lingualis : Normal
f) Bentuk Palatum :U
g) Torus Palatinus : Tidak ada
h) Lidah
Ukuran : normal
Aktivitas : normal
i) Alveolus
Rahang atas : normal
Rahang bawah : normal
j) Lingir sisa
Rahang atas : normal
Rahang bawah : normal
k) Oral hygiene : Baik
l) Oklusi : tidak ada
C. Diagnosis
1. Rahang Atas : kehilangan gigi 16, 15, 14,13, 12, 11, 21, 22, 23, 24,
25,26,28 Klasifikasi Kennedy : kelas IV
Klasifikasi Applegate Kennedy : kelas IV
2. Rahang Bawah : kehilangan gigi 37, 36, 46, 47
Klasifikasi Kennedy : kelas I
Klasifikasi Applegate kennedy : kelas I
3. Rencana Perawatan
a. Rahang Atas : GTSL Kerangka logam kombinasi dengan resin akrilik
b. Rahang Bawah : GTSL Kerangka Logam dengan Kaitan Presisi
ekstrakorona tipe ball

Desain Alat :

Keteranga : 8

1. Plat akrilik 5. Lingual Bar


2. Anasir gigi 6. Double Akers
3. Double palatal bar 7. Kaitan Presisi ekstrakorona
4. Cengkram C dengan sandaran oklusal 8. Sandaran cingul
II.

PROSEDUR KERJA

A. Kunjungan I

1. Anamnesa dan indikasi


2. Pembuatan model studi
Sendok cetak : perforated stock tray no 2
Bahan cetak : hydrocoloid irreversible
Metode mencetak : mukostatik
Pengisian hasil cetakan : stone gips
3. Mencocokkan warna gigi dengan shade guide
4. Membuat desain gigi tiruan
a. Tahap I : menentukan kelas dari daerah tak bergigi
1) Rahang atas : kehilangan gigi 16,15,14,13,12, 11,21,22,23,24,25,26
Klasifikasi Kennedy : Klas IV
Klasifikasi Applegate Kennedy : Klas IV
Indikasi protesa :GTSL kerangka logam
kombinasi resin akrilik
2) Rahang bawah : kehilangan gigi 37, 36, 46, 47
Klasifikasi Kennedy : Klas I
Klasifikasi Applegate Kennedy : Klas I
Indikasi protesa :GTSL kaitan presisi desain
bilateral
b. Tahap II : menentukan macam dukungan
1) Rahang atas : dukungan kombinasi (mukosa dan gigi 18, 17, 27)
2) Rahang bawah : dukungan kombinasi (mukosa dan gigi 44, 45)
c. Tahap III : menentukan jenis penahan
1) Direct retainer :
a) Rahang atas : cengkram akers ganda pada gigi 17 dan 18,
cekram C pada gigi 27 dengan sandaran oklusal
b) Rahang bawah : kaitan presisi pada gigi 44 dan 45
2) Indirect retainer :
a) Rahang atas : sandaran oklusal pada gigi 27
b) Rahang bawah : sandaran cingulum pada gigi 33 dan 43
d. Tahap IV menentukan jenis konektor
1) Rahang atas : antero-posterior palatal bar
2) Rahang bawah : lingual bar

B. Kunjungan II
1. Pencetakan model kerja
1. Sendok cetak : perforated stock tray no. 2
2. Bahan cetak : putty dan polyvinyl siloxane (pencetakan double
impression)

Gambar 3. hasil pencetakan work model

2. Proses laboratorium : membuat base plate kerangka logam rahang atas dan
rahang bawah.

C. Kunjungan III
1. Try in base plate kerangka logam rahang atas, dilihat :
a. Kerangka logam dapat dipasang dengan baik.
b. Retensi baik dan kerangka logam tidak lepas dari tempatnya saat diam
c. Stabilisasi baik dan kerangka logam tidak lepas dari tempatnya saat
digunakan, diperiksa dengan menekan salah satu sisi kerangka logam

Gambar 4. try in kerangka logam rahang atas

2. Pembuatan bite rim rahang atas dan rahang bawah. Membuat bite rim
menggunakan wax diatas basis kerangka logam.
3. Penetapan gigitan
4. Preparasi mahkota untuk kaitan presisi pada gigi 44 dan 45
a. Pengurangan permukaan oklusal : bertujuan untuk menciptakan ruang
interoklusal terhadap gigi antagonis.
1) Membuat panduan preparasi dengan pembuatan galur patokan
2) Menggunakan round edge wheel bur atau round end silindrical
diamond atau flame diamond.
3) Pengurangan bagian oklusal sebesar 1,4 mm mengikuti bentuk
oklusal.
4) Periksa jarak dengan gigi antagonisnya.

b. Pengurangan permukaan bukal


1) Pengurangan permukaan bukal menggunakan torpedo diamond bur.
2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan bukal dan dilakukan
pengurangan sebesar 1,4 mm.
3) Pemotongan dinding dibuat sejajar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
pemotongan dinding mesial dan distal sejajar atau konvergen ke
arah oklusal sebesar ± 5o .
c. Pengurangan permukaan palatinal
1) Pengurangan permukaan palatinal menggunakan torpedo diamond
bur .
2) Bur diletakkan mendatar pada permukaan palatinal dan dilakukan
pengurangan sebesar 1,4 mm.
3) Pemotongan dinding dibuat sejajar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
pemotongan dinding mesial dan distal sejajar atau konvergen ke
arah oklusal sebesar ± 5 .
d. Pengurangan permukaan proksimal : bertujuan untuk menghilangkan
kecembungan yang dapat menghalangi arah insersi. Dinding proksimal
direduksi agar mendekati kesejajaran yaitu melalui pembentukan sedikit
sudut konvergen ke arah oklusal. Sudut ini dijaga agar tidak terlalu
konvergen (overtapered) agar mendapatkan retensi yang cukup.
1) Menggunakan flat disc bur makan sebelah (one side disc) atau bur
tapered fissure bur untuk menghilangkan titik kontak.
2) Pemotongan dinding dibuat sejajar terlebih dahulu, lalu dilanjutkan
pemotongan dinding mesial atau distal sejajar atau konvergen ke arah

oklusal sebesar ±5o sebesar 1,4 mm.


e. Pengurangan seluruh sudut aksial : preparasi yang telah dilakukan akan
menghasilkan bentuk gigi yang bersudut tajam dengan pinggiran servikal
yang tidak teratur. Sudut pertemuan bidang (line-angle) harus dibulatkan
dan tepi servikal harus mempunyai bentuk yang jelas.
1) Menggunakan cylindris tapered bur.
2) Bulatkan semua sudut aksial.
3) Finishing line, menggunakan retraksi gingiva (adrenalin dan cord)
sebelum melakukan preparasi. Bentuk finishing line adalah chamfer
menggunakan chamfer bur.
f. Finishing : menggunakan fine finishing bur, hilangkan seluruh bagian yang
tajam, runcing, tidak rata dan undercut.

Gambar 5. hasil preparasi gigi 44 dan 45.

5. Membuat model kerja


a. Retraksi gingiva dengan benang retraksi dan adrenalin
b. Sendok cetak : perforated stock tray no. 2
c. Bahan cetak : putty dan polyvinyl siloxane (pencetakan double impression)
d. Pembuatan dan pemasangan mahkota sementara.
e. Pekerjaan laboratorium : membuat metal coping kaitan presisi rahang bawah
f. Penyusunan gigi
D. Kunjungan IV
1. Melakukan try in metal coping kaitan presisi pada gigi 44 dan 45 beserta
komponen male nya. Diperiksa :
a. Bentuk, ukuran, dan susunannya sudah baik dan sesuai.

b. Retensi, stabilisasi, oklusi, dan jarak metal coping dengan gigi


antagonisnya.

Gambar 6. try in metal coping pada gigi 44 dan 45

2. Melakukan try in protesa dan diperiksa :


a. Retensi dan stabilisasi.
b. Overjet dan overbite (0,5 – 1 mm) dan pda gerakan protrusif
mandibula tidak ada hambatan.
c. Estetik
d. Fonetik
3. Model malam protesa.
4. Proses laboratorium
E. Kunjungan V
1. Melakukan try in kaitan presisi pada gigi 44 dan 45.
Try in metal coping beserta bagian male gigi 44 dan 45. Dilihat apakah bentuk, ukuran,
dan susunannya sudah baik dan sesuai.

2. Retensi, stabilisasi, dan oklusi, serta jarak metal coping dengan gigi antagonisnya baik

Gambar 7. try in kaitan presisi

3. Menentukan gigitan kerja dengan menggigitkan putty pada regio kiri dan kanan.
4. Pemasangan mahkota sementara, sementasi menggunakan freegenol

F. Kunjungan VI
1. Mahkota sementara dilepas dengan menggunakan crown remover,
bersihkan sisa sementasi.

2. Try in mahkota kaitan presisi porcelain fused to metal gigi 44, 45


dan 34,35 beserta try in bite rim.

3. Lakukan pencatatan maxilla mandibula relationship (MMR).

4. Lakukan pencocokan warna gigi menggunakan shade guide.

5. Pasang mahkota sementara pada gigi 34, 35, 44, dan 45.

6. Proccessing laboratorium untuk pemasangan anasir gigi.


a b

Gambar 8. (a) salah satu proses MMR. (b) pemasangan bite rim. (c) pemilihan warna dengan shade
guide.

G.Kunjungan VII

1. Mahkota sementara dilepas dengan menggunakan crown remover,


bersihkan sisa sementasi.

2. Try in mahkota kaitan presisi porcelain fused to metal gigi 34, 35


dan 44, 45 beserta try in gigi 37, 36, 46 dan 47.

3. Try in anasir gigi rahang atas

4. Lakukan pemeriksaan oklusi dan estetik.

Gambar 9. try in anasir pada rahang atas dan rahang bawah.


H.Kunjungan VIII

1. Insersi GTSL kaitan presisi pada gigi 44 dan 45, periksa :


a. Retensi, stabilisasi, oklusi, dan kenyaman pasien dalam memakai gigi tiruan.
b. Apabila terdapat traumatic oklusi, dilakukan grinding pada daerah yang
mengalami trauma.

2. Koreksi oklusi : bila terdapat traumatik oklusi, dilakukan selective grinding.


Pasien diminta untuk menggigit kertas artikulasi dan melakukan gerakan
ekskursi lateral dan gerakan protrusif. Apabila terdapat warna yang tebal
dilakukan pengurangan pada fossa dan marginal ridge gigi, apabila warna
samar- samar tidak dilakukan pengurangan, apabila tidak ada warna berarti gigi
tidak berkontak. Pengurangan dilakukan dengan prinsip BULL (Buccal Upper
Lingual Lower) dan MUDL (Mesial Upper Lingual Lower)
3. Instruksi kepada pasien :
a. Mengenai cara pemakaian terkait cara melepas dan memasang gigi tiruan.
b. Pasien diajarkan cara memelihara gigi tiruan. Ada du acara yaitu mekanis
dan kimia.
1) Cara mekanis : disikat dengan lembut di bawah air mengalir
2) Cara kimia : dengan denture cleanser
c. Menganjurkan pasien untuk memelihara gigi tiruan dengan cara
melepaskan gigi tiruan pada waktu tidur dan membersihkannya sebelum
disimpan pada tempat yang bersih (tidak perlu direndam air ketika
menyimpan).
d. Apabila terdapat rasa sakit paska pemasangan, harap segera kontrol
e. Kontrol satu minggu setelah pemasangan protesa

I. Kunjungan IX
1. Kontrol paska insersi :
a. Pemeriksaan subjektif, ditanyakan pada pasien :
1) Keluhan atau rasa sakit.
2) Apakah terdapat gangguan atau tidak pada saat berfungsi.
b. Pemeriksaan objektif, dilihat :
1) Keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan.
2) Keadaan gigi yang masih tertinggal apakah terjadi infeksi atau peradangan.
3) Diperiksa retensi dan stabilisasi gigi tiru
III.
PEMBAHASAN

Pasien wanita berusia 63 tahun datang ke klinik Prostodonsia RSGM Prof.


Soedomo untuk membuatkan gigi tiruan karena merasa kesulitan saat makan dan
berbicara. Pemeriksaan intra oral didapatkan kehilangan gigi 16, 15, 14,13, 12, 11,
21,
22, 23, 24, 25, 26, 37, 36, 46, 47 Diagnosis kasus ini adalah edentulous parsial
klasifikasi Kennedy klas IV (Applegate Kennedy klas IV) untuk rahang atas dan
klasifikasi Kennedy klas I (Applegate Kennedy klas I) pada rahang bawah. Rencana
perawatan yang akan dilakukan adalah GTSL dengan kaitan presisi pada rahang
bawah dan GTSL kerangka logam kombinasi resin akrilik pada rahang atas
Carr dan Brown (2012) menyatakan kelebihan gigi tiruan sebagian lepasan
kaitan presisi daripada gigi tiruan sebagian lepasan kerangka logam konsensional
adalah estetik karena tidak memiliki komponen cengkram dan tidak rentan karies.
Angadi dkk (2012) juga menyatakan bahwa kaitan presisi memberikan dukungan
vertikal yang lebih baik, stimulasi jaringan yang lebih baik dan distribusi stress ke
gigi abutment yang lebih rendah daripada gigi tiruan dengan cengkram konvensional.
Jenis kaitan yang digunakan pada kasus ini adalah kairan ekstrakoronal tipe
ball. Jain dkk (2012) menyebutkan untuk memilih jenis kaitan diperlukan
pertimbangan beberapa prinsip dasar, yaitu rasio mahkota-akar yang diinginkan, tipe
koping, ruangan vertikal yang tersedia, jumlah gigi penyangga, banyaknya dukungan
tulang yang tersedia (bone support), lokasi dari gigi-gigi penyangga, faktor biaya dan
perawatan jangka panjang. Terdapat beberapa tipe kaitan yaitu ekstrakoronal,
intrakoronal, stud dan bar. Arti dkk (2018) menyatakan bahwa penggunaan kaitan
internal mengharuskan pengurangan gigi yang lebih banyak daripada kaitan
ekstrakoronal.
Gigi tiruan lepasan menurut Carr dan Brown (2012) harus mendistribusikan
tekanan oklusi merata pada semua mukosa dan gigi sehingga mengurangi pergerakan
gigi tiruan ketika berfungsi, kondisi tersebut disebut cross arch stability. Penggunaan
kerangka logam sebagai konektor mayor dan konektor minor dapat meminimalkan
pergerakan pada gigi tiruan karena sifatnya yang tegar sehingga menciptakan cross
arch stability. Kerangka logam juga memiliki keuntungan yaitu bentuknya yang tidak
mudah berubah, beradaptasi baik dengan bentuk mukosa, bersifat bakteriostatik, lebih
tipis daripada resin akrilik tetapi lebih tegar dan kuat , mudah dibersihkan dan
memiliki konduktivitas termal yang baik.
IV .
PROGNOSIS

Prognosis pemasangan GTSL dengan retainer kaitan presisi ekstrakoronal pada


rahang atsa dan GTSL kerangka logam rahang bawah diperkirakan baik, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kebersihan rongga mulut pasien baik
2. Kesehatan umum pasien baik
3. Pasien kooperatif dan komunikatif
4. Jaringan pendukung sehat
DAFTAR PUSTAKA

Angadi,P.B., Aras,M., Williams,C., Nagaral,S., 2012, Precision attachments:


Applications and limitations, JEMDS, Vol 1 (6) : 1113 – 1121
Arti, Gupta,A., Khanna,G., Bhatnagar,M., Markose,G.M., Singh,S., 2018, Precision
Attachments in Prosthodontics : A Review, IJPCDR, Vol 5(2) : 34 – 39
Carr,A.B., Brown,D.T., 2012, Removable Partial Prosthodontics, Edisi 12, Elsevier,
Canada.
Gunadi H.A., 2015., Buku ajar geligi tiruan sebagian lepasan., jilid 2., EGC, Jakarta.
Jain A.R., Philip J.M., Ariga P., 2012, Attachment-Retained Unilateral Distal
Extension Kennedy’s Class II Moddification 1 Cast Partial Denture, IJPRD; 2 (3):
101-107.

Anda mungkin juga menyukai