Pembimbing :
drg. Sherli Diana, Sp. KG
Disusun oleh :
Gusti Meidy Listiananda
14D112033
Desember, 2016
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Skenario
bagian konservasi gigi dengan keluhan gigi depannya berubah warna. Pasien
menyatakan pernah merasa sakit dan ada pembengkakan sekitar satu bulan yang
sekarang pasien tidak mengeluhkan rasa sakit lagi. Pasien ingin dilakukan
perawatan lanjutan.
Identitas Pasien
Usia : 19 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
Keluhan utama : Pasien mengeluhkan rasa sakit dan bengkak sekitar satu
3
perubahan warna pada gigi 21 pasien. Pasien ingin
melakukan perawatan.
Secara ekstraoral, wajah pasien terlihat normal (simetris) dan tidak ada
profunda.
4
d) Gambaran radiolusen pada 1/3 mesial dan mengenai tanduk pulpa
5
BAB II
ISI
a. Definisi
b. Indikasi
untuk perawatan.
6
c. Kontraindikasi
atas dengan gigi molar 3 rahang bawah yang tidak ada secara
d. Triad Endodontik
1. Preparasi Biomekanikal
akar dan apeksnya. Mekanisme dari cleaning and shaping dapat disebut
akar.
7
2. Debridemen/dressing
cara:
ruang pulpa
3. Obturasi
tiga deminsional yang baik dengan seal cair padat untuk mencegah
saluran akar dan juga untuk mencegah infektasi dengan cara melenyapkan
8
Metode ini berdasarkan rumus matematika sederhada untuk
PAS × PGR
PGS=
PAR
Keterangan:
pada radiografi.
9
Gambar 2.1. Rata-rata panjang gigi
10
Rata-rata panjang kerja dari gigi 21 adalah 23,3 mm. Akses opening
diamond round bur dan endo access bur. Lalu menggunakan access
refining burs yang berbentuk flame, tapered round dan diamond untuk
Tapered diamond bur ysng panjang dapat digunakan pada high speed
Endo access bur digunakan untuk preparasi akses pada semua gigi berakar
C. Endo Z bur
Endo Z bur merupakan carbide bur berbentuk tapered dengan ujung yang
aman. Bur ini terkenal dengan ujung non-cutting nya yang dapat
diletakkan langsung pada dasar pulpa dengan aman tanpa resiko perforasi.
Ujung lateral cutting dari endo Z bur adalah untuk meratakan dan
biomekanik:
12
b) Mulai dari orifice dengan instrumen yang lebih besar dan bekerja sampai
ke apex dengan instrumen yang lebih besar, ini adalah teknik crown down.
1. Teknik konvensional
apikal dari saluran akar. Pada 2/3 koronal dipreparasi dengan cara reaming
semua instrument yang dimasukkan ke dalam saluran akar dan oleh karena itu
bergantung pada bentuk dari instrument untuk memberikan bentuk akhir dari
saluran akar.
Teknik
konstriksi apikal 2 hingga 3 ukuran file yang lebih beasr daripada file
13
Caranya:
jarum jam, kemudian tarik ke luar (gerak reaming). Lakukan hal ini
nomor lebih besar (dari file no.15 ke no.20, 25, 30 dan seterusnya)
dengan panjang kerja yang sama dengan file awal (PK = 23 mm).
lebih besar dengan panjang kerja yang sama. Selama preparasi, setiap
terinfeksi telah terambil, ada terasa tug back, dan saluran akar cukup
14
untuk membiarkan preparasi apikal kecil, pada posisi aslinya dan
kecil dan relative fleksibel. Bagian korona dibentuk dengan instrument yang
lebih besar untuk mendapatkan suar yang memadai tanpa pembesaran yang
saluran akar, Mullaney membagi preparasi step back menjadi dua tahap yaitu:
Tahap II: Ini adalah persiapan sisa saluran akar, secara bertahap melangkah
Refining Tahap IIA dan IIB: Ini adalah penyelesaian preparasi untuk
15
1. Tahap I: Saluran akar ditembus menggunakan file Hedstroem ukuran
mengikat.
koronal dari saluran akar. Ini diikuti dengan instrumentasi apikal, yang
mencegah penyumbatan.
dengan penghilangan tambahan dari dentin dari koronal ke arah apikal, jadilah
istilah "crown-down". Jenis K-file lurus digunakan dalam urutan besar hinnga
kecil dengan gerakan reaming dan tidak ada tekanan apikal, sehingga disebut
"pressureless".
16
5. Teknik Balanced Force
Teknik ini dikembangkan oleh Roane dan Sabala pada tahun 1985. Ini
memiliki tips piramida dengan memotong sudut yang bisa sangat agresif dengan
rotasi searah jarum jam. Untuk teknik ini, penggunaan intrumen lintas-potong
segitiga harus dilakukan. Penurunan massa instrumen dan pemotongan galur lebih
2.4. Irigasi
a. Definisi
dari pembersihan secara mekanis dinding saluran akar dan eliminaasi debris,
b. Sifat
17
2) Solvent action, bertujuan untuk digesti proteolitik dan pelarutan
jaringan nekrotik;
dalam suspense
jaringan periapikal
saluran akar oleh bahan pengisi endodontic dan sealer saluran akar.
c. Bahan Irigasi
tambahan pada instrumentasi mekanis. Sifat dan jenis irigasi yang digunakan
memiliki peran yang penting dalam menghilangkan bukan hanya debris dan
18
jaringan nekrotik dari saluran akar tetapi juga sebagai asepsis dan disinfektan
yang jelas yang harus diikuti untuk memaksimalkan manfaat dari masing-
1. Normal Saline
akar.
2. Sodium Hypochlorite
dengan bau yang kuat dari chlorine. Mudah larut dengan air dan
19
Mekanisme Kerja
a) Pada suhu tubuh, chlorin reaktif dalam larutan encer ada dalam
20
yang dibuffer dan dicairkan harus disimpan ditempat yang gelap
dan dingin.
Cara Kerja:
1) Meleburkan jaringan
3. Urea
tidak berbau seperti kristal. Pertama kali digunakan pada perang dunia
(sebanyak 40%) merupakan pelarut ringan jaringan nekrotik dan pus dan
juga merupakan antiseptik ringan. Pada tahin 1951, Blechman dan Cohen
saluran akar pada pasien dengan pulpa yang masih vitas dan juga pulpa
nekrotik.
21
Mekanisme Kerja
4. Hydrogen Peroxide
Mekanisme Kerja
Cepat berpisah menjadi H2O + [O] (air dan oxigen baru). Dalam
22
diperkirakan untuk membantu debridemen mekanik dengan
mengambangkannya ke permukaan.
organik
parah.
5. Urea Peroxide
23
Merupakan bubuk kristal putih dengan sedikit odor. Urea peroxide
Mekanisme Kerja:
peroxide.
peroxide.
6. Chlorhexidine
yang paling paten yang telah dicoba. Memiliki basis yang sangan kuat dan
Mekanisme Kerja
24
a) Chlorhexidine merupakan agen antimikroba spektrum luas
25
3) Kombinasi chlorhexidine (pH 6,5) dan sodium hypochlorite
(pH 9-10) bersifat lebih alkalin (pH 10) dan membuatnya lebih
efektif
7. Chelating agent
paling ideal tetapi tidak memiliki sifat chelating. EDTA dan agen chelating
yang launnya seperti asam sitrat, asam poliakrilik digunakan untuk tujuan
ini.
8. EDTA
26
EDTA adalah chelating agent yang paling umum digunakan.
non-toksik dan sedikit mengiritasi dalam larutan yang lemah. Efek EDTA
waktu kontak dengan dentin. Serper dan Calt dalam penelitian mereka
dalam bentukan gel biasanya tersedia dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%,
20% dan 24% sedangkan EDTA dalam bentukan cair tersedia dalam
konsentrasi 17%.
Mekanisme Kerja
pertumbuhan mikroorganisme
yang stabil dengan kalsium dan melarutkan dentin, tetapi ketika ion
27
chelating tereaksi, keseimbangan tercapai yang mana mencegah
d. Metode Irigasi
langsung ke orifice saluran akar. Jarum tersebut memiliki lubang angin pada
ujungnya, bevel atau terdapat disisi jarum. Bahan irigasi dikeluargan dengan
Jarum dengan lubang angin pada sisi lebih baik karena tidak memaksa
ukuran 30 gauge.
28
2.5. Dressing
tidak dapat bertahan pada alkaline kuat seperti ini. Dengan kontak secara
singkat.
pelepasan ion hidroksil dalam lingkungan yang berair; ion ini merupakan
oksidatif radikal tinggi yang berekasi dengan substansi organic. Reaksi yang
terjadi tidak spesifik dan intensif, sehingga reaksi radikal sangat jarang
menyebar jauh dari titik aplikasi, karena mereka sangat cepat membentuk
ikatan. Efek letal dihasilkan dari destruksi membrane sel, denaturasi dari
29
hidroksida bekerja 1-7 hari untuk mencapai pH 9 dimana pada pH tersebut
bakterisidal yang tidak spesifik dan sangat efektif terhadap organisme aerobik
dan anaerobik yang di temukan dalam saluran akar. Bahan ini efektif untuk
Penggunaannya pada gigi non vital, mematikan saraf gigi dan sebagai bahan
c) ChKM (Chlorophenol-Kamfer-Menthol)
dan disinfektan yang baik untuk saluran akar. ChKM memiliki antibakteri
30
dibandingkan disinfektan golongan fenol yang lain. Kamper sendiri juga
ChKM diindikasi untuk semua perawatan saluran akar dan pada gigi
dengan sifat mengiritasi yang kecil, dan memiliki spectrum antibakteri yang
luas. Dalam bentuk gas, ia mampu menembus tubuli dentinalis dan kanal
yang terkontaminasi. ChKM memiliki bau dan rasa yang tidak enak. Namun
hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi dokter gigi untuk tidak
sampingnya. ChKM digunakan untuk perawatan saluran akar dan pada gigi
apikal.
d) Eugenol
digunakan sebagai bagian dari banyak agen sealing sementara. Zat ini adalah
zat kimia dari minyak cengkeh dan terkait dengan fenol. Efek dari eugenol
tergantung pada konsentrasi jaringan dari eugenol tersebut. Ini dibagi menjadi
dosis rendah (efek menguntungkan) dan dosis tinggi (efek toksik). Dosis
31
efek sitotoksik. Eugenol biasanya digunakan pada gigi yang terasa sakit
2.6. Obturasi
a. Single cone
b. Kondensasi lateral
Merupakan teknik pengisian saluran akar dengan cara satu gutta point (cone)
yang dimasukkan ke dalam satu saluran akar. Teknik ini akan dilakukan pada
32
Cara:
masuk ke dalam saluran akar sesuai panjang kerja dan telah digunakan
akar.
saluran akar
yang telah dipreparasi. Master cone dimasukkan ke dalam saluran akar pada
panjang kerja yang telah ditetapkan. Harus pas sekali dan terasa sulit jika ditarik
(Tug-back). X-ray foto dibuat untuk menentukan penyesuaian (fit) diapikal dan
master cone dan ditekan ke arah apikal pada gutta percha tambahkan, tindakan ini
kerucut sekunder. Proses ini diulangi sampai seluruh saluran terisi dan padat.
33
Setelah ketepatan pengisian diperiksa dengan x-ray foto, kelebihan gutta percha
Teknik ini diperkenalkan dengan tujuan untuk mengisi saluran akar baik
lateral maupun saluran aksesori yang tentunya tidak ketinggalan saluran akar
pluger yang dipanaskan, dilakukan penekanan pada gutta percha yang telah
dilunakkan dengan panas ke arah vertikal sehingga gutta percha mengalir dan
Peralatan penekan terdiri dari barel alat semprit yang dipanaskan dengan
listrik yang disekat dan seleksi jarum berkisar dalam ukuran dari 18-25 gange
derajat panas diatur untuk menetapkan gutta percha yang tepat menurut ukuran
jarum.
diplastiskan dari alat semprit tekanan menghasilkan pengisian yang sama baiknya
34
Menurut Schilder dkk. mengatakan bahwa metode pengisian thermoplastis
mengalami pengerutan bila gutta percha menjadi dingin kecuali bila dimampatkan
2.7. Sealer
Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk penutupan
akhir sistem saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi ketidakteraturan
bentuk akar yang telah dipreparasi. Sealer digunakan diantara permukaan dentin
dan bahan inti untuk mengisi ruang yang tercipta karena ketidakmampuan fisik
bahan inti untuk mengisi seluruh area saluran akar. Karakteristik utama yang
paling diharapkan dari sealer adalah menempel pada dentin dan bahan inti
bersamaan dengan adanya ikatan kohesi yang kuat. Jenis-jenis sealer yang dikenal
dalam campuran ini agar lebih keras dan mengurangi penyusutan. Kebocoran
karena penyusutan sering menjadi masalah utama pada metode ini, karenanya
35
Keuntungan utama dari bahan ini adalah riwayat keberhasilannya dalam
penggunaan sejak lama. Kualitas positif dari bahan ini menutup aspek
Contoh dari bahan ini adalah formulasi Grossman yang merupakan standar
perbandingan bahan sealer lain. Formulasi Grossman ini terdiri dari powder
dan liquid yang diaduk hingga teksturnya seperti petrolatum. Sealer berbahan
racun saat ditempatkan secara langsung di dalam jaringan vital dan juga
setting time yang sangat lama, yang menurut penelitian dapat mencapai 2
bulan.
Caranya:
1) Alat yang digunakan adalah lentulo yang diputar dengan low speed
36
3. Sealer dengan bahan dasar ionomer kaca
karena menyediakan apical dan coronal seal yang adekuat, adanya sifat
biokompatibel dan melekat pada dentin, dua sifat terakhir ini merupakan sifat
yang diharapkan ada pada pengisian akar. Kekakuan dan ketidaklarutan bahan
sulit. Contoh produk dari sealer ini adalah GC Fuji TRIAGE, Ketac-Endo,
dll.
merupakan pengembangan dari Epoxy yang tersedia dalam merk AH26, sifat-
sifatnya yang menguntungkan adalah antimikroba, adhesi, waktu kerja yang lama,
mixing yang mudah, dan kemampuan seal yang baik. Keburukan bahan ini adalah
staining, ketidaklarutan relatif pada pelarut, sedikit toksik saat belum mengeras,
dan sedikit kelarutan pada cairan mulut. AH Plus mempunyai sifat fisik yang
37
mirip dengan AH26 tetapi memiliki biokompatibilitas yang lebih baik karena
5. Kalsium Hidroksida
menghasilkan permukaan keras, tetapi bagian dalam dari campuran akan tetap
komposisi lain, seperti resin dan sealer berbahan dasar zinc oxide eugenol, tetapi
hanya ada sedikit bukti untuk kelebihan kalsium hidroksida dalam campuran
tersebut.
menggosok gigi dua kali sehari setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
dengan teknik vertikal, pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor dan
2.9. Kontrol
Kontrol pasien adalah bagian integral dari treatment planning. Hal ini
38
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
39
Dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami nekrosis pulpa pada gigi 21
dimana terdapat lesi periapikal. Rencana perawatan yang akan dilakukan adalah
akar tunggal dan tidak bengkok) dengan teknik pengisian single cone. Pada saat
proses preparasi, irigasi akan dilakukan dengan larutan NaOCl dan aquadest.
40
DAFTAR PUSTAKA
Garg N, Garg A. 2014. Textbook of Endodontics. 3rd edition. New Delhi: Jaypee
Hegde V, Singh G. 2006. Step by step: Root Canal Treatment. New Delhi: Jaypee
Khuangga DC. 2015. Jenis Bahan Pengisi Saluran Akar dalam Perawatan
Airlangga
41