Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH MAHASISWA

SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

BLOK PERAWATAN SALURAN AKAR


MODUL 2. PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI POSTERIOR
DISUSUN OLEH :
1. Shania Atmaja 20180710019
2. Thio Jesslyn Angelina Rakshita 20180710020
3. Thalia Violitha 20180710021
4. Firmala Wahyu Sujarwati 20180710022
5. Anastasia Natasa Aripin 20180710023
6. Gresta Aulia Munandar 20180710024
7. Benani Shera Anggita 20180710025
8. Amanda Amalia Putri 20180710043
9. Dinda Sabillah 20180710057
10.Dyah Tanzila Amrifa 20180710058

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2021
A. Topik Modul : Perawatan Saluran Akar Gigi Posterior

B. Pendahuluan

Perawatan saluran akar adalah salah satu pekerjaan yang harus dapat
dilakukan seorang dokter gigi. Prinsip dasar perawatan saluran akar (cleaning, shaping,
and obturation) tidak boleh dilewatkan dalam pengerjaan perawatan saluran akar.
Pengenalan anatomis yang baik juga wajib dimiliki dokter gigi saat melakukan
perawatan saluran akar. Salah satu variasi anatomi yang mungkin ditemui dokter gigi
dalam perawatan saluran akar gigi posterior adalah C-shaped canal system. Variasi
anatomi ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter gigi selama pengerjaan perawatan
saluran akar.

Pemicu 1

Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Nala Husada ingin menambalkan gigi bawah belakang kanannya berlubang besar. Dari
anamnesis diketahui gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah
terasa sakit, rasa tidak nyaman muncul ketika ada makanan yang terselip.
Pemeriksaan klinis ekstra oral tidak ada kelainan, intra oral gigi 47 karies site 1 size 4,
kedalaman D6, perkusi (-), tes gigit (-), tes vitalitas (-). Setelah dibersihkan sisa
makanan yang ada pada kavitas didapatkan bentukan C pada orifice. Dokter gigi
menjelaskan diagnosis dan rencana perawatan kepada pasien.

Terminologi Istilah
─ Menambal gigi : Prosedur memperbaiki gigi yang berlubang/ rusak dengan
memasukkan bahan tambalan/ tumpatan ke bagian gigi yang
berlubang tersebut sesuai dg kondisi gigi

─ Gigi berlubang : Kondisi dimana gigi mengalami kerusakan yang mengikis bagian
luar (enamel) hingga bagian dalam (dentin), sampai membentuk
lubang

─ Anamnesis : Kegiatan komunikasi antara dokter dengan pasien untuk mendapat


info tentang penyakit yang diderita pasien dan info lain tentang
diagnosis penyakit pasien

─ Karies site 1 : Karies terletak pada bagian oklusal (pit dan fissure, permukaan
halus, groove)

─ Karies size 4 : Luas karies sangat besar, telah terjadi kehilangan lebih dari 1 cusp,
karies hampir mengenai pulpa atau sudah mengenai pulpa.

─ Karies D6 : Karies yang mengenai pulpa

─ Perkusi (-) : Tidak ada radang jar periodontal

─ Tes vitalitas (-) : Metode penentuan vitalitas pulpa menggunakan vitalitester, untuk
mengetahui suatu gigi apakah bisa dipertahankan atau tidak. negatif
yang berarti gigi non vital.

─ C-shaped : Variasi saluran akar yang biasanya ditemukan pada M2 RB

─ Orrifice : Lubang akses ke dalam saluran akar yang terletak pada dasar
ruang pulpa/ pintu masuk ke saluran akar gigi

─ Diagnosis : Penentuan penyakit pasien yang dibuat berdasarkan tanda klinis,


gejala klinis melalui anamnesis dan pem klinis

─ Rencana perawatan : Tindakan yg dirancang untuk menangani keluhan px stlh


menegakkan dx dan prognosis

Identifikasi Masalah
1. Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Nala Husada
ingin menambalkan gigi bawah belakang kanannya berlubang besar.

2. Dari anamnesis diketahui gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah
terasa sakit, rasa tidak nyaman muncul ketika ada makanan yang terselip. Dan hasil
Pemeriksaan klinis ekstra oral tidak ada kelainan, intra oral gigi 47 karies site 1 size 4,
kedalaman D6, perkusi (-), tes gigit (-), tes vitalitas (-).

3. Setelah dibersihkan sisa makanan yang ada pada kavitas didapatkan bentukan C pada
orifice.

4. Dokter gigi menjelaskan diagnosis Dan rencana perawatan kepada pasien

Rumusan Masalah

1. Mengapa pasien laki-laki berusia 38 tahun ingin menambalkan gigi bawah belakang
kanannya berlubang besar?

2. Apa arti dari anamnesis, peo dan pio yang didapatkan dari pasien?

3. Apa arti kavitas bentukan C pada orifice?

4. Apa diagnosis dan rencana perawatan pada kasus?

Hipotesis

1. Karena gigi bawah belakang kanannya berlubang besar sehingga pasien merasa tidak
nyaman karena lubang gigi tsb menyebabkan makanan terselip serta mengganggu aktivitas
rongga mulut seperti mengunyah

2. Gigi sudah non vital (nekrosis) dan menunjukkan adanya karies pada daerah oklusal (pit dan
fissure) yang sangat besar mencapai ke dinding pulpa tanpa adanya kelainan jaringan
periodontal

3. Terdapat variasi saluran akar berbentuk huruf C pada gigi M2

4. Diagnosis kasus adalah Nekrosis pulpa dan rencana perawatannya PSA multiple visit pada
gigi 47 (M2 RB)
Pemicu 2

Dokter gigi menjelaskan tentang C-shaped, diagnosis gigi yaitu 47


Nekrosis Pulpa, dan akan melakukan perawatan saluran akar multiple visit.
Pada kunjungan pertama, setelah menegakkan diagnosis dan menentukan
rencana perawatan, dokter gigi melakukan cleaning and shaping dan ditutup
menggunakan tumpatan sementara. Pada kunjungan selanjutnya dilakukan
obturasi saluran akar menggunakan teknik yang sesuai untuk C-shaped canal
dan kavitas ditutup menggunakan basis ZnPO4.

Terminologi Istilah

1. Nekrosis pulpa : Kematian pulpa dafi proses lanjutan radang pulpa akut/ kronis

2. PSA multiple visit: PSA beberapa kali kunjungan adalah perawatan yg di


butuhkan untuk kasus2 memerlukan proses
penyembuhan antar kunjungan

3. Cleaning: Sterilisasi/ disinfeksi saluran akar

4. Shaping: Preparasi biomekanis saluran akar utk membentuk dinding saluran


akar dan ujung apikal agar dpt ditempati oleh bahan pengisi saluran
akar

5. Tumpatan sementara: Bahan kedokteran gigi yg berfungsi utk menutup rongga


jalan masuk ke saluran akar, mencegah kontaminasi
saluran akar dgn saliva

6. Obturasi SA: Pengisian sal akar 3D yg dilakukan sedekat mungkin dengan


cementodentinal junction

7. Basis ZnPo4: Bertujuan untuk melindungi jar pulpa thp iritasi bahan restorasi

Identifikasi Masalah

1. Dokter gigi menjelaskan tentang C-shaped

2. Diagnosis gigi yaitu 47 Nekrosis Pulpa, dan akan melakukan perawatan


saluran akar multiple visit.
3. Pada kunjungan pertama, setelah menegakkan diagnosis dan menentukan
rencana perawatan, dokter gigi melakukan cleaning and
shaping dan ditutup menggunakan tumpatan sementara.

4. Pada kunjungan selanjutnya dilakukan obturasi saluran akar menggunakan


teknik yang sesuai untuk C-shaped canal

5. Kavitas ditutup menggunakan basis ZnPO4.

Rumusan Masalah

1. Apa yg dimaksud C-shaped ?

2. Mengapa diagnosis gigi yaitu 47 Nekrosis Pulpa serta dokter gigi melakukan
perawatan saluran akar multiple visit?

3. Apa tujuan Dan tahapan dari cleaning and shaping dan ditutup menggunakan
tumpatan sementara. ?

4. Apa tujuan Pada kunjungan selanjutnya dilakukan obturasi saluran akar


menggunakan teknik yang sesuai untuk C-shaped canal ?

5. Mengapa kavitas ditutup menggunakan basis ZnPO4?

Hipotesis Masalah

1. C shaped adalah variasi morfologi saluran akar yang biasanya ditemukan


pada gigi M2 RB dimana 2/3 SA menyatu membentuk groove spt huruf C,
orrificebya berbentuk ribbon shaped yang memutar 180 derajat

2. Karena sesuai hasil anamnesis, PIO, PEO dan kasus memiliki kelainan
anatomis yg berat (C shaped canal) sehingga PSA harus dilakukan dalam
beberapa kali kunjungan

3. Cleaning and shaping merupakan tahapan preparasi saluran akar yg bertujuan


untuk membersihkan saluran akar (cleaning) dan membentuk access opening
agar terlihat canal (shaping). Tahapan cleaning & shaping : preparasi, irigasi,
sterilisasi
Tumpatan sementara bertujuan untuk menutup rongga jalan msk ke SA,
mencegah kontaminasi SA dg saliva, mencegah masuknya sisa makanan dan
benda asing untuk sementara waktu

4. Karena obturasi SA dengan teknik sesuai C shaped tekniknya lebih sulit


karena keberadaan isthmus bukal yang sempit dan tidak dapat dipreparasi
sehingga hrs dimodifikasi untuk mendapatkan penutupan SA secara 3D (teknik
obturasi kondensasi vertikal termoplastis).

5. Basis diberikan bertujuan untuk melindungi jaringan pulpa gigi terhadap iritasi
bahan restorasi tumpatan.

Peta Konsep
Seorang laki-laki 38th datang ke RSGM Nala Husada ingin menamblkan gigi
belakang bawah kanannya berlubang besar

Anamnesis : gigi geraham kanan bawah kedua berlubang besar, tidak pernah terasa sakit, rasa
tidak nayman muncul ketika ada makanan terselip
Learning Issue

1. Apa diagnosis pada kasus serta alasannya?


2. Nekrosis pulpa

a. Definisi

b. etiologi

3. PSA Multiple Visit

a. Definisi

b. Indikasi dan Kontra Indikasi

c. Keuntungan dan Kerugian

4. Cleaning

a. Definisi

b. Alat dan Bahan

c. Langkah Cleaning

5. Shaping

a. Definisi

b. Alat dan Bahan

c. Langkah Shaping

6. C Shaped canal

a. Definisi

b. Pengaruh C shaped pada PSA

7. Obturasi

a. Definisi

b. Alat dan Bahan

c. Langkah Obturasi

Jawaban Learning Issue

1. Diagnosis kasus beserta alasan


Cara menegakkan diagnosis

- Anamnesis (meliputih data diri pasien, keluhan utama pasien, riwayat medis, riwayat dental)

- Pemeriksaan ekstra oral (visual dan palpasi, kelenjar getah bening)

- Pemeriksaan intra oral (jaringan lunak, gigi, tes vitalitas)

Diagnosis pada kasus adalah nekrosis pulpa. Dikarenakan pada hasil anamnesis pasien
mengeluh memilki karies yang cukup luas dan tidak terasa sakit.

Pada hasil pemeriksaan klinis intra oral pada gigi 47 terdapat karies sudah mencapai ruang
pulpa, pada hasil tes vitalitas (-) menandakan gigi non vital, tes perkusi (-) dan gigit (-)
menandakan tidak ada keradangan pada jaringan periodontal.

2. Nekrosis pulpa

a. definisi

Istilah “nekrosis” diambil dari bahasa Yunani yang artinya kematian. Namun pada saat ini
nekrosis didefinisikan sebagai jumlah suatu perubahan morfologik yang mengindikasikan
kematian dari suatu sel.

Nekrosis pulpa atau kematian jaringan pulpa adalah kondisi irreversibel yang ditandai dengan

dekstruksi jaringan pulpa. Nekrosis pulpa dapat terjadi secara parsial maupun total. Nekrosis
pulpa jg dapat disebut sbg kematian yang merupakan proses lanjutan dari radang pulpa akut
maupun kronis/ terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma (Garg et.al.,2010)

b. Etiologi

Etiologi primer dari nekrosis pulpa adalah iritan akibat infeksi bakteri. luasnya proses nekrosis

berkaitan langsung dengan besarnya invasi bakteri.Menurut Garg dan Garg, etiologi nekrosis
pulpa :

- Bakteri

Penyebab utama cedera pulpa adalah bakteri atau produk buangannya yang dapat masuk ke
dalam pulpa melalui dentin yang terbuka karena karies, trauma, kebocoran pada restorasi,
perluasan infeksi dari sulkus gingival, abses atau poket periodontal, serta anakoresis (proses
terbawanya mikroorganisme dari suatu tempat menuju jaringan yang meradang oleh aliran
darah).
- Traumatik

Penyebab cedera pulpa karena trauma dapat dibedakan menjadi trauma akut, seperti luksasi
atau avulsi pada gigi dan trauma kronis, seperti kebiasaan bruxism

- Iatrogenik (terjadi akibat kesalahan dokter gigi)

Kesalahan iatrogenik yang dapat menyebabkan cedera pada pulpa, antara lain perubahan
thermal, seperti pada saat bleaching, prosedur electrosurgical, dan sebagainya yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan pulpa apabila tidak terkontrol, orthodontik, kuretase
periodontal, kuretase

- Idiopatik (aging, resorpsi internal dan eksternal)

(Garg et.al.,2010)

3. Perawatan Saluran Akar Multiple Visit

a. Definisi (Sujatmiko dkk., 2011)

Perawatan Saluran Akar adalah perawatan untuk gigi dengan pulpa mengalami kerusakan

atau kematian. Bertujuan untuk membersihkan rongga pulpa yang terinfeksi dan saluran akar
dari

jaringan pulpa yang terinfeksi dan bakteri yang kemudian membentuk dan mempersiapkan
saluran

akar tersebut agar dapat menerima bahan pengisi yang menutup seluruh sistem saluran akar.

Perawatan Saluran Akar merupakan perawatan biomekanis dan kimiawi sistem saluran akar

dengan tujuan menghilangkan penyakit pulpa, penyakit periapeks dan mempercepat


penyembuhan

serta perbaikan penyakit jaringan tersebut. Perawatan Saluran Akar dibagi 3 tahap :

 Tahap Preparasi Biomekanis Saluran Akar : tahap pembersihan dan pembentukan saluran
akar

dengan membuka jalan masuk menuju kamar pulpa dari korona.

 Tahap Sterilisasi : dengan irigasi dan desinfeksi saluran akar.

 Tahap Pengisian Saluran Akar


Keberhasilan Perawatan Saluran Akar tergantung pada : keadaan asepsis, pembersihan

jaringan pulpa yang menyeluruh, preparasi biomekanis dan pengisian saluran akar yang
hermetis.

Berdasarkan jumlah kunjungan, ada 2 macam : PSA satu kunjungan (One Visit Endodontic)

dan PSA lebih dari satu kunjungan (Multi Visit Endodontic).

PSA multi kunjungan meliputi perawatan pembersihan saluran akar, dressing, sterilisasi dan

obturasi yang dilakukan dalam multi kunjungan. Tujuan PSA multi kunjungan adalah untuk

mengevaluasi gejala klinis dari hasil perawatan yang telah dilakukan (meliputi rasa sakit,

pembengkakan, fistula), pengontrolan terhadap perdarahan atau eksudasi.

Kunjungan pertama :

 Dilakukan pemeriksaan subjektif, objektif, foto intraoral, radiografi, diagnosis dan penentuan

rencana perawatan

 Dilakukan pembuangan karies

 Irigasi dg NaOCl

 Preparasi saluran akar

 Tumpatan sementara

 Penempatan gutta percha

Kunjungan kedua :

 Pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif, tumpatan sementara masih utuh, tes
perkusi,

palpasi

 Pengambilan gutta percha

 Obturasi saluran akar

b. Indikasi dan Kontraindikasi (Wedagama dkk., 2019)

 Indikasi :
o Ada rasa sakit pada gigi nekrosis tanpa fistula untuk drainase

o Gigi dengan kelainan anatomis yang berat

o Gigi berakar banyak

o Periodontitis akut dengan rasa sakit yang parah saat perkusi

 Kontraindikasi :

o Untuk kebutuhan estetik

o Pasien membutuhkan sedasi atau kamar operasi

o Gigi non vital tanpa komplikasi atau dengan sinus tract

c. Keuntungan dan Kerugian (Wedagama dkk., 2019)

 Keuntungan :

o Pasien tidak kelelahan karena durasi pengerjaan tidak terlalu lama

o Minimal kemungkinan terjadinya flare-up, yang akan mempersulit drainase pada saluran

yang telah dilakukan obturasi

o Dapat dilakukan pada hampir semua kasus

 Kerugian :

o Pasien harus beberapa kali datang ke klinik

o Potensi nyeri antar kunjungan

o Risiko PSA yang tidak selesai, karena pasien tidak datang lagi

o Panjang kerja mungkin tidak konstan

o Estetik kurang selama perawatan karena tambalan sementara yang tidak sewarna gigi

4. Cleaning

a. Definisi

Merupakan pembersihan saluran akar yang dilakukan melalui preparasi-


preparasi saluran akar. Akar dengan instrument mekanis disertai irigasi

menggunakan larutan irigasi untuk membersihkan dinding saluran akar,

membuang jaringan pulpa yang vital maupun yang nekrotik dan

menghilangkan bakteri beserta produknya dan saluran akar

(Widyastuti,2017).

b. Alat dan bahan

Alat:

- Endo acces bur

- Contra angel lowspeed

- Jarum ekstirpasi

- Jarum K-file (uk: 20-60)

- Disposable syringe

- Jarum irigasi (Endo needle)

- Paper point sterill

Bahan :

- Larutan NaOCL 2,5%

- EDTA 17%

- Aquadest sterill

C. Teknik pembersihan saluran akar dengan cara instrumen berkontak pada dinding saluran
akar

untuk melepas debris, selanjutnya bahan irigasi secara kimiawi akan melarutkan sisa sisa
bahan organik,

anorganik dan menghancurkan mikroorganisme lalu bahan irigasi ini akan membersihkan
debris dari

rongga saluran akar dan akhirnya akan membebaskan saluran akar dari iritan. Bahan yang
digunakan
adalah sodium hipoklorit karena dapat melarutkan jaringan pulpa dan sebagai agen
antimikroba.

Preparasi Saluran Akar

- Preparasi saluran akar harus sesuai dengan panjang kerja yang telah dihitung sebelumnya.

Preparasi saluran akar standart menggunakan file tipe K-File atau Niti File dengan gerakan alat

watch winding motion (300-600 searah jarum jam kemudian berlawanan arah jarum jam) dan

jangan lupa memasang stopper file terlebih dahulu sesuai dengan panjang kerja gigi sebelum

melakukan preparasi. Stopper dipasang pada jarum preparasi setinggi puncak tertinggi bidang

insisal. Stopper digunakan sebagai tanda batas preparasi saluran akar.

- Preparasi saluran akar dengan file dimulai dari nomor yang paling kecil. Preparasi harus

dilakukan secara berurutan dari nomor yang terkecil hingga lebih besar dengan panjang kerja

tetap sama untuk mencegah terjadinya step atau ledge atau terdorongnya jaringan nekrotik ke

apikal.

- Selama preparasi setiap penggantian nomor jarum preparasi ke nomor yang lebih besar
harus

dilakukan irigasi pada saluran akar. Hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa jaringan
nekrotik

maupun serbuk dentin yang terasah. Irigasi saluran akar menggunakan spuit 2,5 cc yang diberi

cairan NaOCl 2,5%-5,25% atau aquadest secara bergantian.

Teknik irigasi :

- Gunakan jarum irigasi endodontik dengan ukuran 25 atau 27 gauge berujung tumpul dan
lubang

jarum terletak di samping (side-venting)

- Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi secara perlahan-
lahan

dengan tekanan ringan


- Tempatkan kasa dengan ukuran 5x5 cm di dekat ruang pulpa untuk menyerap kelebihan
cairan

irigasi dan memeriksa debris pada saluran akar

- Keringkan saluran akar dengan paper point

- Bila terjadi penyumbatan pada saluran akar maka preparasi diulang dengan menggunakan

jarum preparasi yang lebih kecil dan dilakukan irigasi lagi. Bila masih ada penyumbatan maka

saluran akar dapat diberi larutan untuk mengatasi penyumbatan dengan pengaplikasian EDTA

(Ethylen Diamine Tetracetic Acid)

- Preparasi saluran akar dianggap selesai bila bagian dentin yang terinfeksi telah terambil,

tandanya serbuk dentin yang terasah telah berwarna putih, dinding saluran akar halus, sesuai

penjang kerja dan saluran akar cukup lebar untuk tahap pengisian saluran akar.

- Setelah preparasi selesai saluran akar diirigasi kemudian dikeringkan dengan paper point.

5. Shaping

a. Definisi

Pembentukan rongga berbentuk khusus yang berfungsi  sebagai akses 3D ke kanal dan
membuat sediaan/ preparasi apikal yang akan memungkinkan instrumen dan bahan obturasi
mudah diaplikasikan.

b. Alat dan Bahan

1. Hand instruments

a. Broaches

b. Files : K files, Reamers, H-files, NiTi hand files

2. Rotary instruments

a. Gates glidden drills

b. ProTaper
c. Profile

d. Greater taper

e. Quantec file series

f. Light speed

g. RACE

h. K3 files

i. Hero 642

3. Automated (ultrasonic/sonic)

4. Lasers

Bahan : gel EDTA/ pelumas, NaOCl, aquades dalam syringe, paper point

(Garg et al, 2010)

C. Langkah Shaping

- Setelah mendapat akses garis lurus ke orifisium kanal, file menembus kanal dengan
nomor terkecil

- Perbesar kanal dengan file nomor 20/25 hingga 3mm dari puncak untuk dibuat beberapa
ruang file ultrasonik

- Masukan sonic file 0.5-1.0 mm dari angka 20

- Lakukan pengisian circumfarensial dengan gerakan atas bawah 30-40s

- Gunakan file sonic dengan nomor lebih besar dan lakukan coronal flaring

- Ukur panjang kerja dan siapkan 1/3 kanal apikal dengan hand files

- Campurkan preparasi apikal dengan dengan coronal flaring menggunakan file sonic
dengan jumlah lebih kecil

(Tim SL, 2016)

6. A. Definisi
C-shaped root canal merupakan salah satu variasi anatomi gigi manusia dengan

bentuk orifice seperti tali pita tunggal yang melengkung membentuk sudut 180◦ dari

mesiolingual ke bukal dan berakhir pada distal. Penyebab utama terbentuknya C-shaped

root canal ialah karena kegagalan lapisan akar hertwig yang menyatu pada permukaan

akar lingual atau bukal. Akar molar dengan C-shaped root canal dapat berbentuk kerucut

dan menyatu, tetapi tidak semua akar kerucut memiliki C-shaped root canal (Anugraha

NW dan Suprastiwi, 2017; Pedraza JQA, 2020).

B. Pengaruh terhadap perawatan saluran akar

C-shaped root canal sangat menarik terutama di bidang endodontik. Area yang

tidak teratur pada saluran akar tersebut dapat menyimpan sisa-sisa jaringan lunak, debris,

jaringan yang terinfeksi atau menjadi sumber perdarahan selama perawatan saluran akar.

Maka dari itu, perawatan saluran akar dalam kasus ini mungkin memerlukan ketrampilan

khusus (Pedraza JQA, 2020).

C. Etiologi

Bentuk dan jumlah saluran akar ditentukan oleh selubung epitel Hertwig yang

terbentang secara horizontal dibawah cemento-enamel junction dan menyatu di tengah

dan membuka di bagian akar. Penyebab utama terjadinya akar dan saluran akar

berbentuk C adalah kegagalan penyatuan selubung epitel Hertwig pada tahap

perkembangan gigi di permukaan bukal atau lingual sehingga menghasilkan bentuk akar

yang kerucut atau prisma. Akar berbentuk C juga terbentuk dari adanya peleburan

yang disebabkan oleh deposisi sementum seiring waktu (Amida A dan Adang RAF,

2020).

D. Klasifikasi

Klasifikasi konfigurasi sistem saluran akar berbentuk C yang telah dimodifikasi menurut
Fan et al terbagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu (Amida A dan Adang RAF, 2020):
i. Kategori I (C1) dengan bentuk C yang tidak terputus dan tanpa pemisahan

ii. Kategori II (C2) dengan bentuk saluran menyerupai semikolumnar dengan garis C

yang terputus dengan sudut α atau β tidak kurang dari 60◦.

iii. Kategori III (C3) dengan dua atau tiga saluran akar terpisah dengan sudut α dan β
kurang dari 60◦.

iv. Kategori IV (C4) hanya satu saluran akar bulat atau oval.

v. Kategori V (C5) yang tidak ada lumen saluran akar yang dapat diobservasi (biasa

terlihat dekat apeks)

7. Obturasi

a. Definisi

Obturasi adalah tahapan yang bertujuan untuk menutup dan mengisi saluran akar secara
rapat 3D obturation yang dilakukan sedekat mungkin dengan cementodentinal junction
sehingga tidak terjadi infeksi berulang (Deshpande dan Naik, 2015). Bahan pengisi saluran
akar berfungsi untuk menggantikan pulpa yang sudah diambil dan menghilangkan semua
pintu masuk antara periodonsium dan saluran akar sehingga kebocoran cairan dari
periondosium dapat dihindari (Grossman dkk., 2013). Pentingnya menjaga kerapatan
bahan pengisi saluran akar tidak boleh diabaikan seperti halnyan kerapatan restorasi
mahkota bagi keberhasilan jangka panjang perawatan. Pengisian saluran akar yang rapat :
mencegah masuknya eksudat periapikal ke dalam saluran akar dan menciptakan
lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhan jaringan.

b. Alat Bahan

Didalam pengisian saluran akar diperlukan bahan pengisi saluran akar yang berupa bahan
padat dan

bahan lunak.

1. Bahan padat berupa : silver point, acrylic point, amalgam, guttap point

2. Bahan lunak disebut dengan nama “Pasta Saluran Akar”


Menurut Weine 1982 dan Nguyen 1984 bahan pengisi dibagi menjadi :

1. Bahan pasta (Semen Oksida seng egenol,S.resin,S.Polikarboksilat )

2. Bahan semi solid ( Gutta Point )

3. Bahan solid ( semi rigid: Ag point dan rigid: crome cobalt implant cone)

Menurut Grossman 1988 bahan pengisi dibagi menjadi 4 : plastis, solid, semen, pasta

Alat dan bahan setiap teknik obturasi :

1. Teknik single cone

a. Gutta point sesuai nomor file yang terakhir digunakan

b. Pasta saluran akar

c. Jarum lentulo

d. Contra angle low speed

e. Gunting

f. Ekskavator

g. Bunsen burner

h. Basis semen seng fosfat

i. Kapas

j. Tumpat sementara

2. Teknik kondensasi lateral

a. Gutta point master (MAF)

b. Gutta percha point sesuai nomor MAF

c. Spreader

d. Pasta saluran akar

e. Sealer
f. Lentulo

g. Contra angle low speed

h. Gunting

i. Ekskavator

j. Bunsen burner

k. Basis semen seng fosfat

l. Kapas

m. Tumpat sementara

3. Teknik kondensasi vertikal

a. Master gutta-percha cone / Gutta point master

b. Plugger

c. Sealer

d. Lentulo

e. Contra angle low speed

f. Gunting

g. Bunsen burner

h. Alkohol untuk membersihkan kelebihan gutta percha pada plugger setelah obturasi

4. Thermoplasticized Injectable Gutta Percha

a. Alat ultrafil atau Obtura

b. Tip needle

c. Plugger

d. Sealer

e. Gutta point

(Kurniawan dkk, 2018)


Irigasi Saluran Akar

1. Gunakan jarum irigasi endodontik dengan ukuran 25 atau 27 gauge berujung tumpul
dan

lubang jarum terletak di samping (side-venting)

2. Tempatkan jarum 2-3 mm dari panjang kerja dan masukkan cairan irigasi secara
perlahan-

lahan dengan tekanan ringan

3. Tempatkan kasa dengan ukuran 5x5 cm di dekat ruang pulpa untuk menyerap kelebihan

cairan irigasi dan memeriksa debris pada saluran akar

4. Keringkan saluran akar dengan paper point

Sterilisasi Saluran Akar

 Sterilisasi saluran akar digunakan untuk membunuh kuman atau bakteri dalam saluran
akar

 Bahan yang digunakan untuk sterilisasi adalah ChKM, Cresophene, Ca(OH)2

 Teknik sterilisasi menggunakan bahan berbasis fenol :

1. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara bergantian

2. Keringkan saluran akar dengan paper point

3. Teteskan bahan sterilisasi pada cotton pellet kemudian peras cotton pellet karena hanya

uap dari bahan sterilisasi yang akan digunakan

4. Tumpat dengan tumpatan sementara / fletcher

 Teknik sterilisasi meggunakan bahan pasta kalsium hidroksida :

1. Irigasi saluran akar menggunakan NaOCl 2,5-5,25% dan aquades secara bergantian

2. Keringkan saluran akar dengan paper point

3. Masukkan pasta ke dalam saluran akar menggunakan lentulo atau dengan syringe yang
diberi stopper 2-3 mm di atas panjang kerja

4. Masukkan pasta dengan perlahan-lahan dan tanpa tekanan

5. Tumpat dengan tumpatan sementara / fletcher

C. tahapan obturasi

1. Pilih master cone menurut bentuk dan ukuran kanal. Kemudian cone harus pas dalam 1-2
mm

pada apikal stop

2. Konfirmasi secara radiografi jika hasil memuaskan keluarkan cone dan tempatkan cone
pada

natrium hipoklorit

3. Kemudian lakukan irigasi kanal, lalu keringkan dengan alcohol dan papper point.

4. Siapkan instrument pemindah panas dan plugger, kemudian plugger dipasang pada interval
5

mm untuk menangkap luas penampang maksimum dari gutta percha yang lunak

5. Lapisi dengan sealer

6. Potong ujung koronal gutta percha

7. Gunakan plugger yang dipanasakan untuk memasukkan gutta percha. Dinding luar gutta

percha yang telah lunak dilipat kedalam untuk mengisi kekosongan pusat pada saat yang

sama massa melunak digerakkan ke apikal dan ke samping.

8. Selesaikan obturasi dengan backfilling

9. Hati hati jangan sampai overheat karena akan terlalu lunak

10. Jangan aplikasikan sealer pada gutta percha yang lunak karena akan mengganggu
perlekatan

11. Bersihkan ruang pulpa dengan alcohol untuk membersihkan sealer dan gutta percha.
DAFTARPUSTAKA

Alejandro Quiñones Pedraza, J. 2020. The C-Shaped Root Canal. Human Teeth - Key
Skills and Clinical Illustrations. doi:10.5772/intechopen.89121 
Amida A dan Adang RAF. 2020. Perawatan endodontik pada gigi molar kedua
mandibular dengan konfigurasi saluran akar berbentuk-C. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran. 32(1):26-31

Anugraha NW dan Suprastiwi E. 2017. Pengisian Saluran Akar pada Gigi Molar Dua

Deshpande PM., Naik RR. 2015. Comprehensive Review on Recent Root Canal Filling

Garg et.al., 2010. Text Book of Endodontics 2 nd ed. New Delhi, Jaypee Brothers
Medical Publishers.

Garg, N. and Garg.A. 2015. 3rd Ed. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi.
Jaypee Brothers Medical Publishers. P.275-263

Grossman LI., Seymour O., Carlos E. 2013. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 11th.,
Jakarta:EGC, pp : 196, 264-269

Kiri Bawah Konfigurasi C-Shaped dengan Metode Continuous Wave Condensation.

Kurniawan SF, Hafida N., Yuletnawati SE, Kholifa M. 2018. Pengaruh Teknik


Pengisian

Materials and Techniques, International Journal of Applied Dental Sciences., 1(5) : 30-
34.

Sabila N,2020 . ANALISIS BIOAKTIVITAS BAHAN IRIGASI EKSTRAK BUAH LERAK


(SAPINDUS RARAK DC) TERHADAP PATOGENESIS FUSOBACTERIUM NUCLEATUM
(KAJIAN UJI HIDROFOBISITAS, UJI ENZIM DESTRUKTIF, DAN UJI KETAHANAN
FRAKTUR) (PENELITIAN IN VITRO). Universitas sumatera utara medan.

Saluran Akar Terhadap Kebocoran Apikal. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah


Surakarta.

Sujatmiko, B., & Retnowati, E. (2011). Perawatan Saluran Akar Multi Kunjungan
Protaper Rotary Files Single Cone pada Nekrosis Pulpa Disertai Asses Dentoalveolar Akut
(terhadap Gigi Molar Pertama Kiri Mandibula). Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 18(1), 44-
47. http://dx.doi.org/10.22146/majkedgiind.16476

Surakarta: Muhammadiyah University Press, 179-183.


Tim SL ORTODONTI Blok 2.4.8, 2016. ORTODONTI 1. BUKU PANDUAN SKILL LAB.
PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA.

Wedagama, D. M., Hartini, A., & Ernawati, L. (2019). SINGLE VISIT


ENDODONTIC TREATMANT ON LEFT MAXILLARY FIRST MOLAR WITH RECIPROCAL
SYSTEM. Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi 15(1), 30-33.
https://doi.org/10.46862/interdental.v15i1.341

Widyastuti, N. H. 2017. Penyakit Pulpa dan Periapikal serta Penatalaksaannya.

Anda mungkin juga menyukai