Anda di halaman 1dari 31

JURNAL READING

SPLINTING DAN STABILISASI PADA PENYAKIT PERIODONTAL

OLEH
YAZID ERIANSYAH PRADANTA

Stase Periodontia
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman
Banjarmasin
Introduction

Temuan di sebuah makam Mesir dua Menjadi perhatian sejak awal


gigi diikat oleh kawat emas sejarah yang tercatat

Kegoyangan gigi menjadi perhatian dokter gigi sejak abad ke 19


Penyakit periodontal mengganggu jaringan pendukung pada gigi dan memungkinkan
terjadinya trauma sekunder. Akibatnya , gigi dapat lepas dan dapat terjadi kerusakan
tambahan pada tulang alveolar. Sehingga pengurangan mobilitas pada gigi
merupakan tujuan penting dari Terapi periodontal .
Kegoyangan pada Gigi

Definisi

• Secara visual terdapat pergerakan gigi yang


jelas dari posisi normal saat kekuatan ringan
diaplikasikan pada gigi tersebut

FK UNLAM
Kegoyangan Gigi sebagai Indikator Status Fungsional Periodontium

Kegoyangan gigi secara fisiologis atau normal mengacu pada


terbatasnya pergerakan atau perpindahan pada gigi yang diperbolehkan
oleh ketahanan suatu periodonsium yang utuh dan sehat ketika tekanan
moderat dilakukan pada mahkota gigi ketika dilakukan pemeriksaan

Kegoyangan gigi secara fisiologis atau normal pada dasarnya tergantung


pada :

• Kualitas atau sifat “viskolestis” dari jaringan periodontal.


• Karakteristik anatomi seperti jumlah tulang alveolar pendukung
FK UNLAM
Kegoyangan gigi Patologi
Penurunan dalam struktur gigi pendukung atau peningkatan besarnya,
arah, durasi dan frekuensi dari tekanan atau kombinasi keduanya dapat
menyebabkan kegoyangan gigi

Perubahan karakteristik kegoyangan pada gigi dapat menyebabkan


perubahan sementara atau permanen pada jaringan periodontal

FK UNLAM
Peningkatan Kegoyangan pada Gigi
Fenomena Fisiologis
Erupsi gigi karena maturasi yang tidak
sempurna selama proses pembentukan
membran periodontal.

Kehamilan, sebagai akibat dari pengaruh


hormonal pada kolagen dan struktur pembuluh
darah dari jaringan ligamen
Peningkatan Kegoayangan pada Gigi
Fenomena Patologis

Trauma Oklusi

Traumatik Oklusi Primer dan


Sekunder

FK UNLAM
Prognosis dari Peridontal Gigi yang Terlibat

Prognosis dari periodontal gigi yang terlibat sering tergantung pada kegoyangan awal
dan apakah dapat di perbaiki oleh perawatan yang dilakukan

Pengukuran kegoyangan gigi sangat penting dalam menentukan terapi


yang diperlukan dan dalam mengevaluasi hasil terapi yang telah dilakukan

FK UNLAM
Derajat Kegoyangan

Miller (1950)
Derajat Kegoyangan diindikasikan dengan skala antara 0-3

Score 3
Pergerakan lebih
dari 1 mm ke
0 Score 1 Score 2
arah buccolingual
Tidak ada Kegoyangan lebih Kegoyangan
dikombinasikan
gerakan yang besar dari hingga 1 mm ke
dengan
jelas normal arah buccolingual
kemampuan
untuk menekan
gigi

FK UNLAM
Derajat Kegoyangan

Glickmans Index (1972)

Grade III
Mobilitas parah
faciolingually dan
0 Grade I Grade II / atau
Kegoyangan Sedikit lebih dari Cukup lebih dari mesidistally
normal normal normal dikombinasi
dengan
pergerakan
vertikal

FK UNLAM
Derajat Kegoyangan

Lindhe (1997)

Degree 2
Degree 1 Degree 3
Kegoyangan dari
Kegoyangan dari Kegoyangan dari
mahkota gigi melebihi 1
mahkota 0.2- 1mm mahkota gigi juga pada
mm pada arah
pada arah horisontal arah vertikal
horisontal

FK UNLAM
Splint
Setiap perangkat atau alat yang digunakan untuk mencegah
gerakan atau perpindahan dari bagian yang fraktur atau
bergerak . ( Hallmen et al 1996)

Sebuah alat yang digunakan untuk imobilisasi atau


stabilisasi dari cedera atau bagian yang sakit . ( Glickman
1972)

Dental splint : Sebuah alat yang dirancang untuk


mengimobilisasi dan menstabilkan gigi yang goyang.
(AAP1986 Daftar Istilah )

FK UNLAM
Klasifikasi Splinting
RAMFJORD’S CLASSIFICATION (1979)

Temporary

• a. Fixed-i Fixed external type (2-6 bulan) contoh : Ligature wire, band orthodontic
• b. Removable-RPD, Night guards, removable acrylic splints

Provisional

• (8-12 bulan) Diagnosa digunakan dalam batas kasus dimana hasil terapi tidak dapat ditentukan Contoh : Temporary external
splints

Permanent

• a. Fixed-Full crowns, pin ledge type of abutmenr retainers.


• b. Semirigid-
• Removable- Telescopic crowns, clasp supported partial denture

FK UNLAM
Klasifikasi Splinting
Grant, Stern and Listgarten (1988)

I) Temporary

• Extracoronal (External)-Ligature splint, Enamel bonding material, welded bond splints, continous splints, night guards
• Intracoronal (Internal)- Acrylic splints, Composite splints, acrylic full crowns

II) Provisional

• Berfungsi untuk menstabilkan gigi permanen yang goyang dari waktu persiapan gigi awal sampai jaringan periodontal gigi
cukup sehat untuk ditumpat permanen

III) Permanent

FK UNLAM
Klasifikasi Splinting
III) Permanent

1. Removable—external
• a) Continuous clasp devices
• b) Swing-lock devices
• c) Overdenture (full or partial)

2. Fixed—internal
• a) Full coverage, three-fourths coverage crowns and inlays
• b) Posts in root canals
• c) Horizontal pin splints

3. Cast-metal resin-bonded fixed partial dentures (Maryland splints)


• a) Partial dentures and splinted abutments
• b) Removable—fixed splints
• c) Full or partial dentures on splinted roots
• d) Fixed bridges incorporated in partial dentures, seatedon posts or copings

4. Combined

5. Endodontic

FK UNLAM
Indikasi Splinting
1. Menstabilkan kegoyangan gigi pada tingkat moderat sampai advance yang
tidak dapat dirawat dengan cara lain
2. Menstabilkan gigi ketika kegoyangan gigi meningkat sehingga
mengganggu fungsi pengunyahan dan nyaman pada pasien
3. Menstabilkan gigi pada trauma oklusal sekunder

4. Mencegah tipping dan drifting dari gigi

5. Mencegah ekstrusi pada gigi yang berlawanan


6. Menstabilkan gigi yang goyang selama perawatan bedah terutama pada
pasien dengan terapi regeneratif
7. Menstabilkan gigi yang diikuti trauma akut

8. Menstabilkan gigi pada pergerakan ortodonti

9. Memastikan apakah terapi oklusal akan efektif atau tidak

FK UNLAM
Tujuan Splinting

1. Rest dibuat untuk mendukung jaringan, yang memungkinkan untuk


perbaikan dari trauma
2. Kegoyangan berkurang segera dan diharapkan bertahan permanen. Secara
khusus kegoyangan dapat dikurangi atau dihilangkan
3. Tekanan yang didapatkan oleh satu gigi dapat didistribusikan ke sejumlah
gigi
4. Kontak proksimal yang stabil dan impaksi makanan dapat dicegah

5. Migrasi dan overeruption dapat dicegah

6. Fungsi pengunyahan dapat ditingkatkan

7. Ketidaknyamanan dan nyeri dapat dieliminasi

8. Penampilan dapat ditingkatkan

FK UNLAM
Sifat Ideal Splinting

Simple dan ekonomis

Stabil dan efisien

Higienis

Tidak menyebabkan iritasi

Tidak menggaggu perawatan yang sedang dijalani

Estetis yang dapat diterima

Tidak menyebabkan penyakit iatrogenik FK UNLAM


Kontraindikasi Splinting
1. Ketika terdapat kegoyangan tingkat moderat dan severe dalam
peningkatan kegoyangan gigi pada peradangan periodontal dan trauma
primer

2. Sebelum oklusal adjusment dilakukan pada gigi dengan gangguan oklusal


dan trauma oklusal sebelumnya

3. Terbatasnya jumlah gigi yang tidak goyang untuk secara adekuat


menstabilkan gigi yang goyang

4. Kebersihan mulut yang tidak memadai

FK UNLAM
Case Report

Keluhan Utama

Seorang wanita Melayu usia 34 tahun yang secara sistemik sehat dirujuk
ke Klinik spesialis Periodontia Kulliyyah of Dentistry, Universitas Islam
Internasional Malaysia dengan keluhan utama perdarahan pada gusi
dan kegoyangan pada gigi anterior atasnya.

FK UNLAM
Case Report

Pemeriksaan Klinis
Histori medis dan dental diambil secara lengkap, grafik periodontal
secara penuh dicatat, termasuk semua parameter periodontal klinis,
skor plak dan bleeding on probing(BOP), probing pocket depth (PPD),
clinical attachment loss (CAL), resesi, kegoyangan, dan furcation
involvement.

FK UNLAM
Case Report

Gambar tiga dimensi pada Gambar. 1 menunjukkan


resorpsi tulang melingkar pada gigi UCI

Pesatnya laju kerusakan tulang mempengaruhi


molar pertama dan kedua, sehingga keterlibatan
furkasi dan kegoyangan mulai dari grade I ke II
dengan PD dan CAL > 6mm

Grafik mengungkapkan kegoyangan grade II dari UCI dan terdapat pus


dengan deep probing dan CAL yang parah > 6 mm

FK UNLAM
Case Report

Interpretasi dari radiografi juga menunjukkan adanya defek tulang


angular di mesial dan distal gigi molar pertama (Gambar. 2).

Karena pasien sehat secara sistemik kecuali terdapat periodontitis, dan


berdasarkan riwayat pasien, catatan periodontal klinis, dan temuan
radiografi, akhirnya didiagnosis dengan localized aggressive periodontitis

FK UNLAM
Case Report
Sebuah terapi kombinasi dari Metronidazole 400 mg dan Amoksisilin 500 mg
diresepkan selama 7 hari sebagai tambahan setelah scaling dan root planing
(SRP)

Enam minggu setelah terapi dilakukan evaluasi ulang

Hasil menunjukkan penurunan kecil pada BOP, PD dan CAL. Namun masih terdapat perdarahan
pada poket dan kedalamannya berkisar 5-6 mm dengan tidak adanya perlekatan klinis yang jelas

Oleh karena itu keputusan dibuat untuk memberikan terapi regeneratif dan perawatan
bedah dijadwalkan pada pasien dengan prognosis yang dipertanyakan

Prosedur bedah pada UCI menggunakan tekhnik “papilla preservation”

FK UNLAM
Case Report

Jahitan dilepas setelah 10 hari dilakukan pembedahan


Sebuah retainer cekat menggunakan kawat (177,8 mm) direkatkan pada palatal untuk memberikan efek
splint pada gigi anterior dan stabilisasi dari penyembuhan luka

Tipe kawat yang digunakan memungkinkan stabilisasi jangka panjang dengan kegoyangan gigi yang dapat
diterima secara fisiologi FK UNLAM
Case Report
Instruksi kebersihan mulut yang ketat diberikan. Pasien diminta untuk
menghindari menyikat gigi secara normal dan flossing di daerah yang dirawat
selama 4-6 minggu dan menggunakan obat kumur chorhexidine 0,12%

Menyikat gigi dengan metode modifikasi Stillman direkomendasikan untuk mencegah


interfensi pada bagian bawah margin gingiva
sampai resorpsi lengkap pada membran

Selama proses penyembuhan, kontrol plak yang dilakukan oleh tenaga ahli dijadwalkan setiap 2
minggu untuk mencegah penyebaran bakteri dan kontaminasi pada daerah bedah

Pasien juga diinstruksikan untuk tidak mengunyah pada daerah yang di rawat untuk 4 minggu pertama

FK UNLAM
Case Report

Selama fase terapi periodontal suportif,pasien dirawat dengan jadwal kontrol plak dengan menggunakan
tambahan photodinamic terapi (PDT)

Sistem recall dari fase pemeliharaan diatur setiap 3 bulan sekali

FK UNLAM
Case Report

Setelah 2 tahun dilakukan perawatan, grafik periodontal menunjukkan


adanya perbaikan dalam periodontal record secara klinis. BOP telah
menurun dari 40% menjadi 16% dan ada penurunan besar pada jumlah
poket yang dalam dengan ditandai tidak adanya PPD yang lebih besar
dari 4 mm dibandingkan dengan 22,22% sebelum dimulainya perawatan.
Penurunan PPD ini disertai dengan penurunan CAL rata-rata 3.07 mm.

FK UNLAM
Case Report

FK UNLAM
Daftar Pustaka

Sood A, Kaur J. Splinting and Stabilization in Periodontal Disease.


International Journal of Science and Research 2013; 8(4): 1636-39.

Kamil A et al. Reconstruction of advanced bone defect associated with


severely compromised maxillary anterior teeth in aggressive periodontitis: a
case report. Journal of Medical Case Reports 2015; 211(9): 1-7.

FK UNLAM
TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai