MODUL PERIODONSIA
SPLINTING PERIODONTAL
Oleh:
Firanda
1841412036
Dosen Pembimbing:
DEPARTEMEN PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
SPLINTING PERIODONTAL
I. Landasan Teori
Kegoyahan gigi merupakan kondisi dimana gigi dapat digerakkan secara horizontal
atau vertikal dalam keadaan patologis. Kegoyahan gigi dapat dikatakan normal
(fisiologis) bila masih dalam batas tertentu misalnya sewaktu bangun tidur yang
disebabkan gigi sedikit ekstrusi akibat tidak berfungsi selama tidur. Kegoyahan gigi
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:
Traumatik oklusi
Inflamasi gingiva dan jaringan periodontal
Kebiasaan parafungsi oklusal
Gigi abutment yang mendapatkan daya terlalu besar
Pemeriksaan kegoyahan gigi dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi
yang bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan jari lainnya terletak pada sisi
yang berseberangan dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman.
Gambar 1. Pemeriksaan kegoyahan gigi
Splinting periodontal merupakan salah satu terapi pada gigi mobiliti, yang
bertujuan mengimobilisasi atau menstabilkan gigi-gigi yang mengalami kegoyahan
karena lesi atau penyakit periodontal. Pada perawatan periodontal, splinting digunakan
pada keadaan gigi goyah akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar sehingga
mengganggu fungsi pengunyahan dan kenyamanan.
- Silk ligature: dari benang dengan ketebalan 1 mm. Benang tersebut dilingkarkan
ke gigi dari bukal ke lingual, setiap pertemuan dibuat simpul
- Wire ligature: dari kawat stainless steel. Ada dua kawat yang digunakan yaitu
kawat interdental 0,07 mm dan yang melilit sepanjang singulum 0,01 mm
- Wire ligature with acrylic: setelah dilakukan plintiran pada interdental, kawat
ditutup supaya tidak melukai gingiva.
- Amalgam splint: untuk gigi posterior. Berbentuk seperti tumpatan klas II MOD.
- Orthodontic band splint: band yang dilingkarkan pada gigi kemudian disemen
Splinting Permanen: splinting yang digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Digunakan apabila splint sementara dan splint semi permanen mengalami kegagalan
atau tidak menunjukan kemajuan. Terdapat duan macam yaitu: removable external
splint (seperti GTC), dan fixed internal splint (seperti GTC, bridge, inlay).
Migrasi gigi
I. Skenario
1. Pasien perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan gigi depan rahang bawah
sebelah kiri terasa goyah sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu dan merasa
kegoyangannya makin bertambah sejak 1 bulan terakhir. Pasien mengaku gusi mudah
berdarah saat menyikat gigi. Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat maupun
makanan. Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan ekstraoral tidak terdapat kelainan, sedangkan pada pemeriksaan
intraoral ditemukan mobility grade 2 pada gigi 31, serta ditemukan plak dan kalkulus
hampir disemua regio dan pasien memiliki OH sedang. Terdapat pocket suprabony 5
mm pada mesial dan 4 mm pada distal gigi 31. Pada gambaran radiografi ditemukan
kerusakan tulang secara horizontal pada gigi 31 sebanyak 30%. Penyebab mobility
karena kerusakan tulang yang mendukung gigi, inflamasi pada jaringan periodontal,
dan adanya oklusi traumatik.
2. Etiologi
Bakteri plak dan kalkulus
3. Diagnosa
Periodontitis kronis lokalisata.
4. Rencana Perawatan
a. Fase initial
Scaling dan root planing
DHE
b. Fase corrective
Eliminasi etiologi mobilty
Splinting dengan wire komposit pada gigi 31 dengan gigi 41 dan 32
sebagai abutment.
c. Fase restorative
Tidak ada
d. Fase pemeliharaan
Fase ini merupakan program kunjungan periodik yang ditujukan untuk perawatan
pemeliharaan guna mencegah kekambuhan dari penyakit periodontal yang dapat
dilakukan berupa deridemen mekanis dan kontrol plak kepada pasien. Interval
awal antar kunjungan tiap 3 bulan tergantung kebutuhan pasien. Operator harus
menjelaskan pentingnya kunjungan periodik dan apa yang harus dilakukan pasien
selama waktu antar kunjungan. Serta perawatan seperti penambalan, dan
pembuatan gigi palsu. Pada saat period recall dilakukan pemeriksaan RKP,
pemeriksaan kondisi gingival, kedalaman poket, oklusi, mobility gigi, dan adanya
perubahan patologis lainnya.
Evaluasi kontrol 6 bulan sekali untuk memeriksa keadaan jaringan periodontal
dengan cek RKP, evaluasi kondisi plak dan kalkulus, probing depth, ada tidaknya
inflamasi gingiva dan mobilitas gigi. Tahun pertama dilakukan kunjungan
periodic tidak lebih 3 bulan. Tahun selanjutnya dibedakan menjadi Klas A, B dan
C tergantung keparahan periodontal.
Kunjungan periodic Klas A (6 bulan ± 1 tahun)
o Hasil sempurna dapat dipertahankan dengan baik
o OH baik, kalkulus minimal
o Tidak ada gangguan oklusi, protesa
o Tidak ada poket
o Tidak ada gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
Kunjungan periodic Klas B (3-4 bulan)
o Hasil baik yang dapat dipertahankan selama 1 tahun lebih
o OH buruk, pembentukan kalkulus parah
o Ada kelainan sistemik
o Masih terdapat poket, 20% BOP (+)
o Terdapat masalah oklusi, protesa, tindakan ortho
o Terdapat gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
o Perokok
o Karies berulang
o Tes genetic atau riwayat keluarga (+)
Kunjungan periodic Klas C (1-3 bulan)
o Hasil buruk setelah perawatan perio
o OH buruk, pembentukan kalkulus parah
o Ada kelainan sistemik
o Masih terdapat poket, 20% BOP (+)
o Terdapat masalah oklusi, protesa, tindakan ortho
o Banyak gigi dengan sisa tulang alveolar kurang dari 50%
o Perokok
o Karies berulang
o Tes genetic atau riwayat keluarga (+)
o Indikasi bedah perio tetapi tidak dilakukan oleh karena alasan medis,
psikologis atau financial.
II. Penatalaksanaan
a) Alat :
- Diagnostic set
- Gunting
- Light curing unit
- Brush
- Ash 49
- Glass lab
b) Bahan :
- Etsa
- Bonding
- Wire
- Flowable resin
c) Prosedur Kerja
Kontrol 1 bulan:
Tanyakan kepada pasien apakah ada keluhan atau tidak
Periksa kegoyangan gigi, apakah ada perubahan atau tidak
Periksa splinting apakah ada yang retak atau tidak dan masih berfungsi atau
tidak. Jika retak maka diperbaiki kembali splintingnya
Cek RKP
DHE
Kontrol 4 bulan:
Tanyakan kepada pasien apakah ada keluhan atau tidak
Periksa kegoyangan gigi, apakah ada perubahan atau tidak
Periksa splinting apakah ada yang retak atau tidak dan masih berfungsi atau
tidak. Jika retak maka diperbaiki kembali splintingnya
Cek RKP
DHE
DAFTAR PUSTAKA
1. Carranza FA, Newman MG, and Takei HH. 2002.Clinical Periodontology 9th edition.
W.B. Saunders Co.