Anda di halaman 1dari 13

DST

RESTORASI INDIRECT DENGAN POST CORE AND CROWN


PADA GIGI 35 PASCA PERAWATAN SALURAN AKAR

Oleh :
Siska Rahmi Ningsih
1311419016

Pembimbing :
Drg. Deli Mona, Sp.KG

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Nama : Siska Rahmi Ningsih
BP : 1311419016
Preseptor : drg. Delimona, Sp.KG
Tanda Tangan :

A. Data Perorangan
Nama : Yastaningsih
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Alamat : Sijunjung
No. Rekam Medis : 13652
Elemen Gigi : 35

B. Pemeriksaan Subjektif
Chief Complain` :
Pasien datang dengan keluhan ingin melakukan tambalan permanen pada gigi
bawah yang sudah dilakukan perawatan saluran akar
Present Illness:
Gigi tersebut telah dilakukan perawatan saluran akar sejak 2 bulan yang lalu.
Saat ini, gigi tersebut tidak ada keluhan sakit atau keluhan lainnya.
Past Dental History
Pasien pernah ke dokter gigi tahun 2016 dan Februari tahun 2019 untuk
membersihkan karang gigi. Pasien juga pernah menambal gigi depan kiri atasnya dan
mencabut gigi belakang atas kanan dan kiri bawah serta melakukan perawatan saluran
akar pada gigi belakang kanan bawah pada tahun 2019. Pasien menyikat gigi waktu
mandi pagi (sebelum sarapan) dan malam sebelum tidur. Pasien berkumur dengan air
putih setelah makan. Pasien tidak menggunakan alat bantu lain dalam membersikan
gigi.
Past Medical History
Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit yaitu operasi sinusitis. Pasien memiliki
riwayat peyakit asam urat dan tidak pernah mengonsumsi obat rutin jangka panjang.
Family History
Ayah memiliki riwayat penyakit jantung dan ibu memiliki penyakit diabetes.
Social History
Pasien merupakan seorang pensiunan PNS dan sekarang seorang ibu rumah
tangga. Tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.

C. Pemeriksaan Objektif

Gambar 2. Foto klinis gigi 22 setelah perawatan.

Pada gigi 35 terdapat kavitas klas 2 ( site 2 size 3) yang sudah dilakukan rewalling.
Terdapat tumpatan sementara di bagian oklusal. Pemeriksaan setelah dilakukan perawatan
saluran akar :
Palpasi : (-) Mobility : (-)
Perkusi : (-) Tekan : (-)
Fistula : (-) Termal : (-)
OHI : Baik
D. Pemeriksaan Radiografis

A B C

Gambar 3. Radiografi periapikal gigi 35, A. sebelum perawatan, B. trial, C. pasca


obturasi,

Interpretasi radiograf periapikal gigi 35 :


1. Obturasi hermetis dan sesuai panjang saluran akar.
2. Terdapat lesi periapikal ( terdapat perbaikan setelahdilakukan perawatan)
3. Terdapat pelebaran ligamen periodontal pada bagian mesial dan distal serta
lamina dura hilang pada ujung akar gigi. ( Terdapat perbaikan setelah
dilakukan perawatan)
4. Perbandingan mahkota akarnya yaitu 1: 2

E. Diagnosis
Gigi 35 non vital pasca perawatan saluran akar.

F. Rencana Perawatan
Restorasi indirect post core and crown dengan prefabricated fiber reinforced post
dan porcelain fused to metal crown

G. Prognosis
Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa prognosa baik
karena :
 Dari gambaran radiografi, obturasi sesuai dengan panjang saluran akar
 Struktur pendukung gigi masih baik
 Mahkota gigi yang tersisa masih cukup untuk mendukung restorasi indirect
 Pasien kooperatif.
H. Penatalaksanaan
Sebelum dilakukan perawatan pasca endodontis, ada beberapa hal yang harus
dievaluasi, diantaranya :
1. Tidak ada keluhan pada pasien pasca obturasi
2. Pengisian saluran akar yang hermetis
3. Tes perkusi (-)
4. Tes tekan (-)
5. Tidak ada eksudat
6. Tidak ada fistula
7. Tidak ada inflamasi

Tahapan mengerjakan restorasi indirect dan postcore and crown :


1. Persiapan alat dan bahan yang digunakan
Alat Bahan
Diagnostic set Cement Adhesive Cement Resin
Peeso reamer Prefabricated Fiber Post
Gates glidden drill Etsa asam fosfat 37%
Highspeed handpiece + bur remover Paper point
Lowspeed handpiece Bonding
Diamond bur ( Round bur, Silindris bur, Resin Komposit packable, resin komposit
Round end taper dan fissure bur) P60.
Ash 49 Cotton pellet dan cotton roll
Microbrush Selluloid strip
Light cure Articulating Paper
Finishing bur dan bur poles komposit : white Silane
stone bur dan rubber silicon cup
Finishing strip Aquadest
Scaller Alkohol 90%
Shade guide Caviton
Dental floss
Plastic filling instrument
Semen spatel
Lentulo
2. Pengisian informed consent

3. Pengeluaran bahan pengisi saluran akar


 Bongkar tambalan sementara
 Bongkar lining dengan scaller
 Buat akses untuk mengeluarkan gutta percha dengan gates glidden drill
 Keluarkan gutta percha dengan peeso reamer
 Hitung panjang post

Sisa gutta-percha = Panjang kerja – panjang sisa mahkota


3
= 19 mm – 7 mm
3
= 4 mm
Panjang kerja saluran pasak = panjang kerja – panjang sisa gutap
= 19 mm – 4 mm
= 15 mm (stopper)

 Gutta percha sisa : 4 mm


 Panjang kerja saluran pasak : 15 mm
a. Pengambilan gutta percha menggunakan peeso reamer hingga menyisakan 4 mm
gutta percha. Ukuran peeso reamer yang digunakan dimulai dari ukuran paling
kecil.
b. Saat mengeluarkan gutta percha mulai dengan peeso reamer ukuran yang lebih kecil
hingga ukuran yang sesuai dengan hasil tracing saluran akar.
c. Saluran akar dibersihkan dengan aquadest dan keringkan dengan paper point steril.
d. Bersihkan lagi dengan k-file untuk membersihkan dinding saluran akar.
e. Tutup dengan tambalan sementara
f. Lakukan foto rontgen

4. Preparasi Mahkota Gigi


i. Pembuatan guiding groove pada bagian oklusal
Tahapan :
a. Pembuatan guiding groove bertujuan untuk mengikuti bentuk anatomi dan
meminimalisir terjadinya pengurangan struktur gigi yang berlebihan.
b. Pembuatan guiding groove dilakukan pada titik terendah (groove sentral dan
developmental) dan tertinggi dari tiap cusp (puncak cusp atau ridge triangular)
c. Buat lubang dengan kedalaman 1-2 mm pada fossa sentral mesial dan distal.
Dan hubungkan setiap lubang hingga membentuk saluran (groove)
d. Kedalaman guiding groove kurang lebih 1,5 mm pada daerah kontak sentrik
dan secara berangsur-angsur berkurang pada daerah servikal sehingga
membentuk pola konvergen ke arah oklusal
ii. Pengurangan permukaan oklusal
Tahapan :
a. Pengurangan dengan bur silindris
b. Pengurangan sebanyak 1,5 mm - 2 mm
c. Setengah bagian oklusal dikurangi terlebih dahulu dan setengah bagian lainnya
digunakan sebagai acuan. Setelah pengurangan setengah bagian oklusal
dilakukan, dapat dilanjutkan pengurangan setengah bagian oklusal lainnya.
d. Periksa ruang minimal pada cusp fungsional (cusp palatal) sebesar 2 mm dan
pada cusp non fungsional (cusp bukal) dikurangi 1,5 mm. ruangan yang
tersedia harus diperiksa dalam berbagai keadaan yang mungkin dilakukan
pasien.
iii. Pembuatan guiding groove untuk pengurangan axial
Tahapan:
a. Pada saat pembuatan guiding groove, pastikan bur parallel searah pasang
restorasi. Secara otomatis akan terbentuk konvergen antara dinding axial
dengan bur diamond taperred yang memiliki kemiringan 6o.
b. Jangan biarkan bur diamond memotong gigi melebihi titik ujung groove
c. Gunakan probe periodontal untuk memeriksa kesejajaran groove
iv. Pengurangan bagian axial dan proksimal
a. Kurangi setengah bagian oklusal gigi dengan bagian sebelahnya digunakan
sebagai acuan.
b. Perhatikan bagian interproksimal untuk mencegah kerusakan gigi tetangga.
Gigi tetangga dapat dilindungi dengan matriks band
c. Preparasi bagian proksimal dilakukan pada kedua sisi
v. Pengurangan bagian bukal dan palatal
Preparasi bagian bukal dan palatal mengikuti kontur gigi dan bentuk anatomis
dengan round end tapered cylindrical diamond bur. Sedikit konvergen ke arah
oklusal dengan ketebalan pengurangan 0,75 mm – 1,5 mm
vi. Pembentukan pinggiran servikal
a. Mahkota yang akan digunakan adalah pocelainfused to metal crown dengan
bentuk akhiran shoulders.
b. Lakukan retraksi gingiva dengan benang retraksi untuk mendapatkan bentuk
akhiran preparasi yang akurat
c. Bagian bukal dan palatal dibentuk dengan menggunakan flat ended diamond
bur untuk membentuk akhiran shoulder.
d. Pengasahan dilakukan dengan posisi bur sejajar sumbu gigi dan terletak sejajar
dengan marginal gingiva (equigingiva) untuk bagian bukal dan palatal.
vii. Pembulatan sudut-sudut (Finishing)
Tahapan :
a. Pembulatan sudut-sudut pertemuan bidang-bidang yang telah dipreparasi
bertujuan untuk memudahkan adaptasi permukaan dalam restorasi
b. Penghalusan dilakukan dengan bur berpermukaan halus (fine bur) dengan flat
ended diamond bur.
viii. Pengecekan hasil preparasi
Periksa kehalusan dari hasil preparasi yang dilakukan dengan menggunakan
sonde, dimana tidak ada sangkutan ketika sonde dilalukan pada preparasi yang
telah dilakukan. Periksa keadaan jaringan lunak sekitarnya, apabila sehat dan bebas
dari radang berarti tepi preparasi sudah baik.

5. Try in post dan sementasi post


a. Lihat hasil rontgen, jika sisa gutta percha sudah tepat dan pembersihan saluran
akar benar maka dapat dilakukan try in.
b. Ukuran post sudah ditentukan sebelumnya dengan tracing menggunakan foto
rontgen.
c. Sebelum try in bersihkan saluran akar dengan mengggunakan paper point yang
telah direndam dengan alkohol 90%.
d. Pastikan saluran akar sudah dalam keadaan bersih dan kering dengan
menggunakan paper point.
e. Lakukan try in post ke dalam saluran akar, apakah post sudah masuk ke dalam
saluran akar dengan sempurna atau belum. Jika sudah, dapat dilakukan cementing
f. Daerah bagian dalam mahkota yang berhadapan dengan post diolesi dengan etsa
dan tunggu 15 detik untuk dentin dan 20 detik untuk daerah enamel, kemudian
bilas dengan air, kemudian keringkan dan aplikasikan bonding agent dan light
curing selama 20 detik.
g. Tutup saluran akar dengan kapas steril, siapkan semen resin.
h. Ulasi saluran akar dengan semen resin menggunakan lentulo.
i. Jika sudah, lakukan cementing, ulaskan silane pada post.
j. Ulasi juga post dengan silane dan aplikasikan post dengan semen resin.
k. Post fiber di insersikan ke dalam saluran akar, kemudian tarik sedikit untuk
memastikan saluran akar sudah terisi
l. Kelebihan semen resin dibersihkan dengan cotton pellet
m. Light cure selama 40 detik
n. Pasak yang sudah diinsersikan dipotong menggunakan cylindrical diamond bur
o. Finishing core menggunakan resin composite P60.

6. Pencetakan hasil preparasi


a. Cocokkan warna mahkota gigi pasien (berhubungan dengan estetik) sebagai
acuan warna crown yang akan dibuatkan. Kirim hasil cetakan gigi dan catatan
interoklusal pasien ke laboratorium untuk pembuatan crown.
b. Lakukan retraksi gingiva dengan benang retraksi untuk mendapatkan bentuk
akhiran preparasi yang akurat.
c. Lakukan pencetakan dengan pada gig 35 menggunakan elastomer dan pencetakan
rahang bawah dengan alginat.
d. Lakukan pengecoran dengan menggunakan gips stone.
e. Buat catatan interoklusal gigi pasien.
Tujuannya untuk mendapatkan relasi hubungan rahang bawah terhadap rahang
atas dan sebagai pedoman oklusi sentrik pada model kerja.
Syarat catatan interoklusal :
1. Setidaknya 1/3 bagian gigi yang dipreparasi tergambar
2. Mencakup gigi tetangga
3. Gigi antagonis harus tergambar
Tahapan pembuatan catatan interoklusal:
- Ambil selembar malam kemudian panaskan di atas lampu spriritus hingga
lunak.
- Lipat malam seperti bentuk lengkung rahang gigi dengan lebar 5-7 mm dan
tebal 3-5 mm. Potong malam yang berlebih
- Bentuk malam tersebut mengikuti bentuk lengkung permukaan oklusal gigi
pasien.
- Tempatkan wax tersebut (selagi lunak) diatas permukaan insisal gigi rahang
bawah pasien kemudian instruksikan pasien untuk mengoklusikan gigi
geliginya dalam posisi oklusi sentrik.
- Wax pada bagian bukal ditekan dengan jari sehingga didapatkan indentasi
permukaan.
- Setelah mengeras, wax dilepaskan dan diperiksa kelengkapannya, simpan
dalam suhu kamar.

7. Pemasangan mahkota sementara


a. Mahkota sementara yang sudah dibuat sebelumnya, dicobakan ke gigi pasien,
periksa ulang servikal, titik kontak, dan oklusinya.
b. Lakukan penghalusan dan pemolesan mahkota sementara.
c. Insersikan mahkota sementara dengan semen sementara (ZOE).

8. Sementasi porcelain fused to metal crown


1. Lakukan pemeriksaan terhadap hal berikut ini sebelum melakukan sementasi
pocelain fused to metal crown:
a. Tanyakan keluhan pasien
b. Kerapatan pinggir à pinggir servikal dicek dengan sonde apakah ada ruang
terbuka.
c. Kontak à dicek dengan kaca mulut. Kontak pasif dengan gigi tetangga. Dapat
diperiksa dengan dental floss. Dental floss sukar lewat tetapi dapat melewati
titik kontak tersebut.
d. Oklusi dan artikulasi à dicek dengan articulating paper. Tidak boleh ada
kontak prematur dan oklusi harus merata.
e. Kontur bukal dan palatal à berhubungan dengan estetik dan self cleansing.
Kontur yang berlebihan menyebabkan retensi makanan.
f. Periksa warna crown apakah sesuai dengan warna asli gigi pasien
2. Jika pada pemeriksaan di atas sudah benar maka lakukan pengeringan daerah
kerja dengan cotton roll dan pengeringan daerah preparasi dengan semprotan
angin.
3. Daerah preparasi harus bersih dari sisa sementasi sementara dan dari plak atau
kalkulus.
4. Aduk semen resin (self adhesive cement resin) sesuai petunjuk pabrik
5. Pastikan sebelum mahkota tiruan disemen tidak ada gingiva yang terjepit, kapas
yang menempel pada gigi yang dipreparasi. Sebelumnya lakukan kembali gingiva
retraksi.
6. Pasangkan mahkota tiruan yang telah diisi semen. Lakukan penekanan yang kuat
sehingga kelebihan semen mengalir keluar, penekanan dilakukan dengan bantuan
cotton roll yang digigitkan. Penekanan harus sesuai dengan poros panjang gigi.
Mahkota harus selalu berada di bawah tekanan sampai semen mengeras.
7. Bersihkan sisa semen yang ada dengan cotton pellet.
8. Light cure bagian oklusal dan lingual mahkota untuk mengoptimalkan pengerasan
semen resin.
9. Setelah mengeras, cek kontak proksimal gigi dengan gigi tetangga menggunakan
dental floss dan cek oklusi dengan articulating paper.
Instruksi untuk pasien :
1. Sebaiknya tidak mengigit untuk makanan keras pada mahkota
2. Pasien harus menjaga OH dengan baik.
3. Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan kemudian.
9. Kontrol
Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan setelah penyemenan
mahkota. Yang perlu diperhatikan saat kontrol, yaitu :
Pemeriksaan subjektif:
- Keluhan pasien tidak ada rasa sakit, menekan gusi, atau keluhan ketidak
nyamanan lain.
Pemeriksaan objektif:
- Adaptasi baik.
- Warna sesuai dengan gigi sebelahnya.
- Oklusi tidak ada keluhan merasa terganjal (traumatic occlusion)
- Hygiene mulut tidak ada penumpukan sisa makanan ataupun plak.
DHE

Anda mungkin juga menyukai