PENDAHULUAN
B. Penatalaksanaan
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Diagnostic set Self Adhesive Resin Cement
Highspeed + remover CMS
Peeso reamer Prefabricated Fiber Post
Gates glidden drill Acrylic Crown
Dental floss Paper point
Benang retraksi Resin komposit
Rubber bowl dan spatula ZOE
Sendok cetak full dan partial Cotton pellet dan cotton roll
Scaller Alginate
Semen Spatel Elastomer
Round end tapered diamond bur Gips stone
Flat end tapered diamond bur Wax
Fine bur/ pita kuning Selfcure acrylic
Shade Guide Silane
Dappen glass Aquadest
Probe Microbrush
Light cure Etsa
Bonding
Semen GIC
Articulating paper
F. Finishing (Penghalusan)
a. Penghalusan hasil preparasi dilakukan dengan menggunakan fine bur.
Penghalusan bertujuan untuk membulat kan sudut-sudut dan pertemuan
bidang yang tajam.
b. Periksa apakah seluruh permukaan sudah halus dengan cara melewatkan
sonde.
8. Pengiriman ke laboratorium
Hasil cetakan dengan elastomer dikirim ke lab untuk dibuatkan crown gigi 35
dengan bahan akrilik. Pengiriman ke laboratorium disertakan dengan cetakan
antagonis yang sudah ditentukan dimensi vertikal dan oklusi sentrik pasien
beserta catatan warna gigi pasien yang dipilih.
9. Sementasi Crown
a. Lakukan pemeriksaan terhadap hal berikut ini sebelum melakukan sementasi
crown:
Tanyakan keluhan pasien dan lakukan pemeriksaan objektif pasien.
Buka mahkota sementara menggunakan ekskavator.
Kerapatan pinggir → pinggir servikal dicek dengan sonde apakah ada ruang
terbuka.
Kontak → dicek dengan kaca mulut. Kontak pasif dengan gigi tetangga.
Dapat diperiksa dengan dental floss. Dental floss sukar lewat tetapi dapat
melewati titik kontak tersebut.
Oklusi dan artikulasi → dicek dengan articulating paper. Tidak boleh ada
kontak prematur dan oklusi harus merata.
Kontur bukal dan palatal → berhubungan dengan estetik dan self cleansing.
Kontur yang berlebihan menyebabkan retensi makanan.
Warna → sewarna dengan gigi di sebelahnya.
b. Jika pada pemeriksaan di atas sudah benar maka lakukan pengeringan daerah
kerja dengan cotton roll dan pengeringan daerah preparasi dengan semprotan
angin.
c. Daerah preparasi harus bersih dari sisa sementasi sementara dan dari plak atau
kalkulus.
d. Aduk semen GIC sesuai petunjuk pabrik.
e. Pasangkan mahkota tiruan yang telah diisi semen. Lakukan penekanan
sehingga kelebihan semen mengalir keluar, kemudian bersihkan sisa semen
yang ada.
f. Lakukan penekanan dengan bantuan gulungan kapas yang digigitkan.
g. Setelah semen mengeras, cek kontak proksimal gigi dengan gigi tetangga
menggunakan dental floss dan cek oklusi dengan articulating paper.
10. Kontrol
Pasien diinstruksikan untuk kontrol 1 minggu dan 1 bulan setelah penyemenan
mahkota. Yang perlu diperhatikan saat kontrol, yaitu :
a. Keluhan pasien → tidak ada rasa sakit, menekan gusi, atau keluhan
ketidaknyamanan lain.
b. Cek pemeriksaan objektif → tes perkusi, tes palpasi, dan tes tekan.
c. Adaptasi bagus.
d. Warna sesuai dengan gigi sebelahnya.
e. Oklusi → tidak ada keluhan merasa terganjal (traumatic occlusion).
f. Hygiene mulut → tidak ada penumpukan sisa makanan ataupun plak.
g. DHE (Dental Health Education)
DAFTAR PUSTAKA
1. Awaru BI, Nugroho JJ. Restorasi pada gigi anterior setelah perawatan endodontik.
Dentofasial, Vol. 11, No. 3, Oktober 2012: 187-191.
2. Febrianifa E, Hadriyanto W. Restorasi pasca one visit endodontik dengan perbaikan
malposisi dan selective contouring. MKGK. April 2016; 2(1): 32-38.