Anda di halaman 1dari 26

Case Based Discussion

Operative Dentistry
Luthfanita Afrisa Fami (20204020053)

DPJP :
drg. Regia Aristiyanto, MMR., Sp.KG
Penguji :
drg. Yusrini Pasril, Sp.KG
PENGERTIAN
Menurut GV. Black kavitas kelas II adalah kavitas yang terjadi di gigi posterior
daerah proximal (bisa proximal saja atau proximal melibatkan oklusal)
PRINSIP PREPARASI

a) Outline form
Dilakukan pembuangan seluruh jaringan karies dan email yang tidak didukung
dentin

b) Resistance form
Membentuk kavitas supaya restorasi dan gigi tidak pecah, tahan terhadap tekanan
kunyah, misal dengan pembuatan bevel

c) Retention form
Membentuk kavitas supaya restorasi tidak gerak & tdk lepas. Macamnya yaitu
dengan undercut, dovetail, groove, micropit, pinhole, paralelisme dinding kavitas.
PRINSIP PREPARASI

d) Convenience form
Bentuk kavitas yang memudahkan pemasukan bahan restorasi

e) Menghilangkan jaringan karies


Semua jaringan karies harus dihilangkan

f) Finishing enamel wall & margin


Tepi-tepi tajam preparasi dihaluskan

g) Toilet of the cavity


Meliputi membuang jaringan karies yang tertinggal, mengeringkan kavitas dengan
kapas, sterilisasi & desinfeksi dengan cavity cleanser
RESIN KOMPOSIT
● Komponen utama:
1) Resin Matrix : untuk meminimalisir polymerization shrinkage
2) Filler Particle (kuarsa/silica): untuk menambah kekuatan pada material

3) Silane coupling agents: untuk mengikat filler ke resin matrix secara kimiawi
LAPORAN
KASUS
(SIMULASI
KELAS II RESIN
KOMPOSIT)
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan dengan 6 langkah WHO
2. Menggunakan APD
3. Mempersiapkan alat dan bahan:

Alat :
• Diagnostic set • Bur finishing (flame bur)
• Rubber dam • Enhance bur
• Shade guide • Light cure
• Handpiece (high speed, low speed) • Sectional matrix
• Bur preparasi (round bur, flat end • Plastis instrument
fissure bur, flame bur) • Brush
• Wedges
Bahan
• Cotton roll, cotton pellet
• Pumice
• Cavity cleanser (Clorhexidine digluconate 2%)
• Etsa gel (asam phosphate 37%)
• Bonding
• Articulating paper
• Resin Komposit
• Microbrush
PROSEDUR KERJA
4. Profilaksis gigi (menghilangkan debris) dengan pumice menggunakan brush
5. Menyesuaikan warna resin komposit dengan gigi menggunakan shade guide
6. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan rubber dam
7. Membersihkan jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin dengan
menggunakan round diamond bur
8. Perluasan ke daerah proximal dan membentuk box pada bagian proksimal
menggunakan bur fissure ujung datar
9. Membuat bevel pada cavosurface margin pada gingival wall dengan flame diamond
bur
Source: Sturdevant's Art and Science of Operative
Dentistry - 7th Edition (2018), p231-233
PROSEDUR KERJA

10. Hasil preparasi dicek dengan menggunakan sonde


11. Aplikasikan cavity cleanser menggunakan cotton pellet dan diangin-anginkan
12. Pemasangan sectional matrix, wedges dan ring -> untuk memberikan adaptasi servikal
yang tepat dan membentuk kontur proksimal yang baik
13. Aplikasi etsa asam 37 % dari email ke dentin menggunakan microbrush selama 20 detik
selanjutnya dibilas dengan water syringe hingga bersih lalu dikeringkan dengan airway
syringe yang dipantulkan kaca mulut hingga moist atau dengan aplikasi cotton pellet
yang dibasahi air lalu diperas dan didekatkan kavitas
14. Aplikasikan bonding dari dentin ke email lalu ditunggu selama 10 detik setelah itu
diangin-anginkan dan di light cure selama 10 detik
PROSEDUR KERJA

15. Aplikasikan resin komposit flowable terlebih dahulu di dasar kavitas setelah itu resin
komposit packable secara layer by layer, diaplikasikan pada dinding proksimal terlebih
dahulu menggunakan plastis instrument kemudian light cure selama 20 detik. Setelah itu
aplikasi RK pada bagian oklusal secara cups by cups secara incremental oblique

Teknik Incremental Oblique


1) Lapisan 1 : pada gingival floor sedikit diperluas ke dinding facial (atau lingual) setebal
kurang dari 2 mm.
2) Lapisan 2 : pada dinding lingual (atau facial) untuk merestorasi 2/3 dari box.
3) Lapisan 3 : diletakkan untuk memenuhi box proksimal dan membentuk marginal ridge.
Masing-masing lapisan dilightcure selama 20 detik.
16. Sectional matrix, wedges dan rubber dam dilepas
17. Cek adanya traumatik oklusi dengan articulating paper, jika terdapat traumatik oklusi
dikurangi dengan bur finishing pita kuning (bur finishing flame)
18. Finishing dengan menggunakan bur pita kuning (bur finishing flame) pada bagian oklusal
dan bagian proksimal dengan finishing strip
19. Polishing dengan menggunakan enhance bur pada permukaan oklusal serta bukal dan
menggunakan polishing strip pada bagian proksimal.
20. Lakukan pengecekan hasil tumpatan dengan menggunakan sonde, untuk mengetahui
apakah terdapat permukaan yang kasar atau step
DOKUMENTASI
DASAR TEORI
JURNAL REFERENSI
REVIEW JURNAL
Case Report
Seorang pria 25 tahun datang ke klinik gigi untuk melakukan pemeriksaan rutin, melaporkan sensitivitas
gigi saat menelan makanan dingin dan manis. Pada pemeriksaan intraoral, kemungkinan terdapat lesi
karies non-kavitas. Terlihat adanya lesi interproksimal pada pemeriksaan radiograf, yang menunjukkan
lesi besar pada dentin di gigi premolar kedua kanan atas dan gigi molar pertama kiri mandibula. Karena
lesi karies berada jauh di dalam dentin, penulis memilih untuk menghilangkan jaringan karies dan
melakukan direct restoration dengan bulk-fill composite.
REVIEW JURNAL
• Resin komposit telah mengalami evolusi yang signifikan sejak pertama kali
diperkenalkan ke kedokteran gigi. Perubahan matriks monomer dan partikel filler
komposit telah dilakukan dalam upaya untuk mengurangi polymerization shrinkage dan
meningkatkan ketahanan ausnya.
• Polymerization shrinkage adalah kerugian utama menggunakan komposit, karena
menciptakan tegangan antara gigi dan restorasi, yang menyebabkan kegagalan pada
perlekatan antar permukaan dan microgaps.
• Untuk mengatasi kelemahan komposit konvensional, bulk-fill composite telah
diperkenalkan. Bulk-fill composite dapat dimasukkan dengan ketebalan 4 mm hingga 5
mm ke dalam kavitas
REVIEW JURNAL
TAHAPAN
1. Anestesi dan isolasi area kerja dengan rubber dam
2. Akses ke lesi karies diperoleh melalui sulkus oklusal dengan high speed spherical
diamond bur. Lesi karies dihilangkan dengan dentin curettes dan low speed round bur.
Karena kerapuhan email, marginal crest dihilangkan

3. Dilakukan pengetsaan enamel dengan asam fosfat 37% (Power Etching, BM4, Palhoça,
SC, Brazil), selanjutnya Tetric N-bond Universal (Ivoclar Vivadent, Schaan,
Liechtenstein) diaplikasikan selama 20 detik dengan microbrush dan disinari selama 10
detik dengan light cure
REVIEW JURNAL
TAHAPAN
4. Sebuah matriks logam parsial bikonveks dimasukkan dan distabilkan dengan elastic
shim, dan metal ring -> ditempatkan untuk meningkatkan adaptasi matriks pada gigi.
5. Teknik "Sandwich" digunakan pada kasus ini. Satu lapisan Tetric N-Seram Bulk fill
(Ivoclar-Vivadent, Schaan, Liechtenstein) resin komposit shade A3 dimasukkan ke
dalam kavitas, mempertahankan ruang kosong sekitar 2 mm untuk lapisan resin email,
dan dipolimerisasi selama 10 detik.
6. Kemudian dilakukan penambahan Empress Direct (Ivoclar-Vivadent, Barueri, SP,
Brazil) resin komposit shade A3 ke dalam rongga gigi yang tersisa (Gambar 5b).
Anatomi permukaan oklusal dibentuk kembali dengan metallic spatula dan brush, lalu
dilight cure selama 20 detik.
7. Setelah polimerisasi akhir, rubber dam dilepas dan dilakukan penyesuaian oklusal
dengan diamond bur 3118 FF.
REVIEW JURNAL
8. Selanjutnya dilakukan finishing dan polishing dilakukan dengan diamond burs dan
abrasive rubbers.
9. Aspek terakhir yang diamati setelah satu minggu kontrol sangat memuaskan seperti
yang terlihat pada Figure 6.
REVIEW JURNAL
● Bulk-fill composites lebih translusen daripada resin konvensional. Akibatnya, tingkat
translusensi yang tinggi ini mungkin memiliki pengaruh negatif pada penampilan
estetika. Namun demikian, dalam kasus yang dijelaskan di atas, batasan ini tidak
relevan setelah restorasi dilakukan pada gigi posterior dan hasilnya memuaskan secara
estetis.
● Translusensi Bulk-fill composite terkait dengan jumlah inorganic matrix filler.
Pengurangan jumlah filler menghasilkan peningkatan derajat tembus cahaya dan
penyinaran cahaya yang ditransmisikan, dan akibatnya meningkatkan efisiensi
polimerisasi. Namun, pengurangan jumlah pengisi berdampak negatif pada sifat
mekanik komposit
KESIMPULAN
● Pada kasus klinis ini, restorasi kavitas gigi Kelas I dan Kelas II dengan bulk-fill
composite terbukti merupakan teknik yang sederhana dan cepat dengan hasil estetik
dan fungsional yang baik.
REFERENCES
● Ritter, Andre V., Boushell, Lee W., Walter, Ricardo. 2019. Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry. 7th Ed. Missouri: Elsevier.
● Monteiro, R.V., Taguchi, C.M.C., Machado, R.G., Silva, S.B., Bernadon, J.K.,
dan Junior, S.M. (2019). Bulk-Fill Composite Restorations Step-by-Step
Description of Clinical Restorative Techniques Case Reports. International
Journal of Dental Sciences, 21(2), 23-31
REFLEKSI
REFLEKSI
● Tingkat kesulitan saat prosedur simulasi ini adalah ketika membentuk dinding
proksimal yang memiliki contact point yang tepat dengan gigi sebelahnya dan
saat membentuk anatomi gigi, karena dalam membentuk anatomi gigi harus
memperhatikan kontur, area kontak proksimal dan embrasure. Hal tersebut
sangat penting karena jika tidak ada kontak proksimal maka sisa-sisa makanan
dapat mengisi diantara dua gigi tersebut.
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai