Anda di halaman 1dari 47

RESTORASI

RESIN
KOMPOSIT
KELAS II
TUTORIAL KELOMPOK 2 – LEVEL 1
Karies gigi adalah penyakit mulut tidak menular yang paling umum di seluruh
dunia. Salah satu pilihan perawatan untuk karies adalah direct restoration
Rencana perawatan harus mempertimbangkan:
1) status perkembangan gigi
2) penilaian risiko karies
3) kebersihan mulut pasien
4) kemampuan pasien untuk bekerja sama dalam pengobatan
Klasifikasi Karies GV. Black
Kelas I : pit fissure (oklusal posterior), lingual/palatal gigi anterior
Kelas II : proksimal gigi posterior
Kelas III : proksimal gigi anterior (belum mencapai incisal edge)
Kelas IV : proksimal gigi anteriror (sudah mencapai incisal edge)
Kelas V : 1/3 servikal permukaan fasial dan lingual/palatal gigi anterior dan posterior
Kelas V : kavitas pada ujung incisal edge/ ujung cusp
Indikasi – Kontraindikasi Komposit
INDIKASI KONTRAINDIKASI
•Karies pit-and-fissure Kelas I dimana restorasi resin
preventif konservatif sesuai
• gigi tidak dapat diisolasi
•Karies kelas I meluas ke dentin • yang butuh restorasi permukaan
multipel
•Restorasi kelas II pada gigi decidui yang tidak melampaui
garis sudut proksimal • pada pasien berisiko karies tinggi
•Restorasi kelas II pada gigi permanen yang memanjang
kira-kira sepertiga sampai setengah lebar interkuspal
• tidak dapat menjaga OHI
bukolingual gigi

•Restorasi Kelas III, IV, V pada gigi decidui dan permanen;


Laporan Kasus 1
Conservative Composite Resin Restoration for Proximal Caries (Box Only Restoration)

Yu, O. Y., et. al. (2020)


Pemeriksaan Subjektif
Identitas : Seorang perempuan berusia 35 tahun
Chieft Complaint : Pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan gigi terasa nyeri
Present Illness : Menurut keterangan pasien, gigi terasa nyeri intermiten saat
makan di daerah posterior rahang atas sebelah kiri
Past Medical History : -
Past Dental History : -
Family History : -
Social History : -
Pemeriksaan Objektif
Ditemukan kavitas pada permukaan distal oklusal, disertai perluasan karies
sepanjang fisura sentral pada permukaan oklusal gigi 24

Pemeriksaan Penunjang
Radiografi bitewing
Diagnosis
D/ 24 Karies Dentin

Rencana Perawatan
Tp/ 24 Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit

Tahapan Perawatan
1. KIE
2. Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit pada gigi 24
3. Kontrol
Prosedur Perawatan
1) Pada area kerja dilakukan pemasangan rubber dam dan
diletakkan clamps pada gigi 24
2) Pembersihan kavitas dari karies round carbide bur dengan
handpiece low speed
3) Aplikasi lining menggunakan GIC untuk perlindungan
pulpa
4) Aplikasi matriks
5) Aplikasi etsa pada email selama 15 detik
6) Aplikais bonding pada email dan dentin kavitas
7) Kemudian aplikasi komposit resin flowable berupa
lapisan tipis untuk dasar kavitas selanjutnya di light cured
8) Dinding proksimal distal gigi dibuat dengan resin
komposit
9) Sectional matrix and clamp dilepas
10) Kavitas diisi dengan resin komposit menggunakan teknik incremental
layering. Resin komposit diletakkan pada sisi bukal kavitas untuk
mengembalikan morfologi cusp buka, setelah light-curing, cusp lingual
dibuat secara inkremental miring. Selain itu, permukaan oklusal, cusp, dan
marginal ridge dibentuk selama prosedur.
11) Karies fisura pada permukaan oklusal dibersihkan dan diaplikasikan dengan
fissure sealant
12) Restorasi dan sealant kemudian
diperiksa dengan articulating paper
untuk melihat penyesuaian oklusinya
13) Dilakukan finishing dan polishing
14) Pasien dicek lagi dengan radiografi
bitewing, pasien diinstruksikan untuk
kunjungan 3 bulan sekali karena
pasien memiliki resiko karies tinggi
Restorasi box-only dengan fissure sealant pada laporan kasus pertama menunjukkan
konservasi maksimum jaringan keras gigi dibandingkan dengan restorasi proksimal (Kelas
II) tradisional. Restorasi proksimal posterior klasik memerlukan persiapan kotak oklusal
dengan bentuk garis pas dan kotak proksimal dengan jarak kontak dengan gigi yang
berdekatan. Penghilangan struktur gigi yang sehat secara berlebihan melemahkan gigi,
membuatnya lebih rentan terhadap kegagalan, fraktur, dan retakan. Preparasi box-only
mengikuti prinsip preparasi minimal invasif, menghindari pengambilan jaringan keras gigi
yang berlebihan. Karies oklusal ditutup dengan fissure sealant untuk memperlambat siklus
restorasi berulang gigi. Ini adalah pendekatan non-invasif dan non-restoratif yang dapat
melestarikan jaringan keras gigi dengan menghindari penghapusan lesi karies yang tidak
perlu. Hal ini efektif dalam pencegahan dan pengelolaan karies non-kavitas.
Laporan Kasus 2
Class II Composite Resin Restorations: Faster, Easier, Predictable

Jackson, R. D. (2016)
Pemeriksaan Subjektif
Identitas : Seorang laki - laki berusia 50 tahun
Chieft Complaint : Pasien datang dengan keluhan tambalan gigi rusak dan ingin mengganti
tambalan
Present Illness : Menurut keterangan pasien, gigi yang dikeluhkan berada pada gigi belakang
bawah, telah dilakuakn tambalan dengan amalgam, dan tambalan sudah bocor
Past Medical History: -
Past Dental History : Menurut keterangan pasien pernah datang ke dokter gigi untuk
menambalkan gigi belakang bawah dengan amalgam
Family History : -
Social History : -
Pemeriksaan Objektif
Pada gigi premolar bawah terdapat tumpatan amalgam pada permukaan
oklusal hingga distal
Diagnosis
D/ 35 karies dentin

Rencana Perawatan
Tp/ 35 Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit

Tahapan Perawatan
1. KIE
2. Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit pada gigi 35
3. Kontrol
Prosedur Perawatan
1) Pasien dianastesi dan dipasang rubber dam
2) Tumpatan amalgam dibersihkan secara keseluruhan
3) Diaplikasikan matriks sectional, dan wedge
diinsersikan pada marginal gingiva
4) Stabilising/separating ring ditempatkan untuk mengadaptasi matriks,
memastikan kembali matriks sudah beradaptasi dengan area kontak gigi
5) Kedalaman kavitas berukuran 5 mm
6) Adhesive diletakkan dan dicuring sesuai petunjuk pabrik
7) Aplikasi resin, menggunakan SonicFill
composite resin
8) Kondensor ujung bulat atau instrumen berujung
silikon digunakan untuk mengompresi material
dan secara bersamaan membersihkan sisa bahan
yang berlebih kemudian di curing selama 10
detik
9) Matriks, ring, wedge dilepas
10) Ekses dibersihkan menggunakan blade no. 12
11) Dilakukan curing kembali selama 10 detik
pada sisi lingual, bukal, oklusal
12) Rubber dam dilepas kemudian gigi dilakukan
polishing
Pada laporan kasus kedua, pengenalan resin komposit 'bulk fill' yang lebih baru,
menunjukkan restorasi komposit posterior lebih sederhana, lebih cepat, dan lebih mudah
tanpa mengorbankan daya tahan, adaptasi, integritas marginal atau parameter lain dari
restorasi yang sukses. Namun, karena bahan baru ini tidak sesuai protokol tradisional yaitu
untuk melapisi resin komposit dengan penambahan tidak lebih dari 2 mm, meskipun dalam
klaim produsen untuk tegangan susut rendah dan kedalaman penyembuhan yang tinggi bila
ditempatkan dengan penambahan 4 atau, untuk beberapa bahan, 5 mm. Dalam evaluasi
komprehensif pengisi curah versus resin komposit multi-kenaikan tradisional yang
dilakukan di laboratorium American Dental Association, nilai shrinkage stress untuk 9 dari
11 bulk fill materials tidak berbeda secara signifikan dari dua kontrol resin komposit
konvensional.
Laporan Kasus 3
The Stamp Technique for Direct Class II Composite Restorations

Alshehadat, S. A., et. al. (2016)


Pemeriksaan Subjektif
Identitas : Seorang laki - laki berusia 56 tahun
Chieft Complaint : Pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan gigi berlubang dan
ingin ditambal
Present Illness : Menurut keterangan pasien, gigi berlubang berada pada gigi atas
belakang sebelah kanan
Past Medical History : -
Past Dental History : -
Family History : -
Social History : -
Pemeriksaan Objektif
Ditemukan kavitas pada permukaan mesial tanpa mengenai oklusal
kedalaman dentin pada gigi 15

Pemeriksaan Penunjang
Radiografi bitewing
Diagnosis
D/ 15 Karies Dentin

Rencana Perawatan
Tp/ 15 Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit

Tahapan Perawatan
1. KIE
2. Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit pada gigi 15 teknik stamp
3. Kontrol
Prosedur Perawatan
1) Area kerja diisolasi menggunakan rubber dam dan gigi diisolasi
menggunakan separation agent, dengan cara di brush pada
permukaan gigi
2) Flowable composite resin diaplikasikan pada pada permukaan
oklusal yang utuh dan diindeks pada ujung cusp (stamp)
3) Ujung mikrobrush dipotong dan mikrobrush digunakan sebagai
pegangan.
4) Pegangan dibenamkan ke dalam komposit, sebelum dipolimerisasi
dengan cahaya (light cured) untuk membuat cap oklusal
5) Semua jaringan karies dihilangkan melalui akses
oklusal, dan rongga Kelas II disiapkan
6) Dilakukan lining pada kavitas menggunakan GIC
7) Short metal strip dimasukkan dan diadaptasikan
dengan cavity walls menggunakan wooden wedge
8) Kavitas direstorasi secara bertahap menggunakan
resin komposit posterior hingga 1 mm lebih rendah
dari permukaan oklusal
9) Lapisan terakhir komposit ditambahkan
dan sebelum dilakukan curing, diletakkan
teflon tape pada permukaan oklusal
kemudian stamp diposisikan
10) Teflon tape diambil secara hati – hati, metal
strip dilepas, ekses dibersihkan selanjutnya
dilakukan curing dan dilakukan polishing
Pada laporan kasus ketiga menggunakan teknik stamp, teknik sederhana
untuk mendapatkan permukaan akhir yang baik dan anatomi sebenarnya
dari tumpatan direct komposit gigi posterior dengan waktu minimal. Hal ini
akan meningkatkan kepatuhan dan penerimaan pasien terhadap perawatan
gigi. Anatomi oklusal yang tepat dari tambalan mengarah pada restorasi
fungsional dan menghindari trauma oklusal.
Laporan kasus 4

Bulk-Fill Composite Restorations Step-by-Step Description of Clinical Restorative Techniques


Case Reports

Monteiro, R.V., et.al., (2019)

 
Pemeriksaan Subjektif
Identitas
◦ Seorang pria berusia 25 tahun
Chief Complaint
◦ Pasien datang ke klinik gigi untuk pemeriksaan rutin
Present Illness
◦ Menurut keterangan pasien, pasien merasa giginya sensitif saat makan makanan manis dan
dingin
Past Medical History : -
Past Dental History:-
Family History : -
Social History : -
Pemeriksaan Objektif
Ditemukan kavitas pada permukaan mesial tanpa mengenai oklusal kedalaman dentin

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa radiografi bitewing
Diagnosis
D/ 36 karies dentin

 Rencana Perawatan
TP/ Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit

Tahapan Perawatan
1. TP/

2. KIE

3. Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit pada gigi 36, teknik sandwich

4. Kontrol
Tahapan restorasi
1. Pasien dilakukan anastesi lokal
2. Area kerja diisolasi menggunakan rubber dam
3. Open akses karies dari permukaan oklusal menggunakan spherical bur diamond
high speed
4. Jaringan karies pada dentin dibersihkan dengan menggunakan round bur diamond
low speed
5. Karena enamel pada bagian dinding proksimal sangat rapuh, maka email juga
dibersihkan sehingga menghasilkan kavitas klas II.
6. Dilakukan pengetsaan pada email dengan asam fosfat 37% dengan menggunakan
mikrobrush, kemudian diaplikasikan bahan bonding selama 20 detik kemudian disinar selama
10 detik

7. Matriks logam parsial bikonveks dimasukkan pada interproksimal gigi dan distabilkan
dengan shim plastik

8. Selanjutnya dilakukan restorasi menggunakan teknik sandwich. Pertama-tama, aplikasikan


resin komposit bulk fill dengan warna A3 pada dasar kavitas dengan tebal kurang lebih 2mm,
kemudian disinar.
9. Kemudian lakukan secara berulang selapis demi selapis pada kavitas yang tersisa. Pada
bagian oklusal, dibentuk sesuai anatomi gigi dan disinar selama 20 detik

10. Setelah selesai, rubber dam dilepas dan dilakukan finishing dan polishing menggunakan
abbrasive rubbers bur

11. Kontrol setelah 1 minggu kemudian, dan restorasi masih dalam keadaan baik.
Laporan kasus 5
New clinical innovations to ensure predictable Class II posterior composite resin restorations

Vorster, M., (2018)

 
Pemeriksaan Subjektif
◦ Identitas
Seorang wanita berusia 23 tahun
◦ Chief Complaint
Pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan adanya lubang pada gigi yang
sebelumnya sudah ditambal.
◦ Present Illness : -
◦ Past Medical History : -
◦ Past Dental History
Pasien pernah melakukan penambalan gigi pada gigi belakang kanan atasnya.
◦ Family History : -
◦ Social History : -
Pemeriksaan Objektif
Terdapat kavitas pada permukaan oklusal gigi 16 yang erdekatan dengan tambalan sebelumnya, dan kavitas pada
bagian fissura fossa distal gigi 16.

Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa radiografi dan menunjukkan adanya lesi karies pada distal gigi 15 yang
kemungkinan disebabkan oleh impaksi makanan terus menerus diantara gigi karena titik kontakinterproksima yang
rusak.

 
Diagnosis
D/ 15 karies dentin

Rencana Perawatan
◦ TP/ Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit

Tahapan Perawatan
1. TP/
2. KIE
3. Restorasi kavitas GV Black Kelas II dengan Resin Komposit pada gigi 15 dan 16, teknik incremental
4. Kontrol
Tahapan restorasi
1. Pasien dilakukan anastesi lokal
2. Area kerja diisolasi menggunakan rubber dam dan difiksasi menggunakan wedge
3. Open akses karies menggunakan bur bulat
4. Dilakukan preparasi kavitas oklusal dan proksimal
5. 2 Matriks ditempatkan diantara gigi 15 dan 16 dan difiksasi menggunakan wedges.
Kemudian pada gigi 15 diaplikasikan ring universal dan gigi 16 diaplikasikan
matriks band.
6. Selanjutnya diaplikasikan resin komposit layer pertama secara oblique pada dinding
kavitas, kemudian disinar. Lalu diaplikasikan resin komposit layerdemi layer
(incremental) hingga menutupi seluruh kavitas. Pada akhir restorasi bagian cups
dibentuksesuai dengan morfologi gigi dengan menggunakan carver, kemudian disinar.
7. Selanjutnya dilakukan restorasi pada gigi 16 dengan prosedur yag sama dengan
restorasi pad gigi 15.
8. Setelah selesai, gigi dilakukan finishing, polising dan cek oklusi.
9. Kontrol setelah 4 bulan.
KESIMPULAN
Prinsip preparasi dalam kedokteran gigi minimal intervensi, yaitu preparasi
seminimal mungkin, hanya mengambil jaringan karies (infected enamel atau
dentin) dan meninggalkan jaringan terdemineralisasi yang belum terinfeksi
(affected enamel/dentin), untuk berusaha menjaga gigi tetap sehat dan
berfungsi seumur hidup saat ini memiliki berbagai teknik dan macam bahan.
Pemilihan teknik restorasi, bahan tumpatan harus disesuaikan dengan 1.
status perkembangan gigi; 2. penilaian risiko karies; 3. kebersihan mulut
pasien; 4. kemampuan pasien untuk bekerja sama dalam pengobatan.
5.Kemampuan operator untuk melakukan perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Alshehadat, S. A., et al., 2016, The Stamp Technique for Direct Class II Composite Restorations, UAE: Journal of
Conservative Dentistry, hal. 490 – 493.
Bourbia, M., 2018, Biochemical Stability and Interactions of Dental Resin Composites and Adhesives with Host and
Bacteria in the Oral Cavity, Canada: Journal Canadian Dental Assoc.
Jackson, R. D., 2016, Class II composite resin restorations: Faster, Easier, Predictable, British Dental Journal Vol.
221 (10), hal. 623 – 631.
Pratap, B. et al., 2019, Resin Based Restorative Dental Materials, Japanese Dental Science Review, hal. 126 – 138.
Riva, Y. dan Rahman, S., 2019, Dental Composite Resin, USA: AIP Publishing.
Yadav K dan Prakash, S., 2016. Dental Caries. Nepal: Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences, hal.
1–7
Yu, O. Y. et al., 2020, Conservative Composite Resin Restoration for Proximal Caries, London: Dove Medical Press
Limited, hal. 412 – 455.

Anda mungkin juga menyukai