Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS KONSERVASI

RESTORASI RESIN KOMPOSIT KELAS II

Pembimbing:

drg. Stanny Linda Paath, Sp.KG

Disusun Oleh:

Mitha Ratu Amanda, S.KG


2020-16-085
INTEGRASI A BARU

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020
I. Anamnesis

Seorang perempuan berusia 57 tahun datang ke RSGM ingin memeriksakan gigi-

geliginya yang terasa ngilu.

II. Status Umum

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Penyakit Jantung : TAK

Diabetes : TAK

Haemophilia : TAK

Hepatitis : TAK

Penyakit lainnya : TAK

Alergi terhadap obat – obatan :-

III. Status Lokal

 Gigi 16 karies dentin di mesioproksimal

 Vitalitas (+)

Gambar 1 foto klinis gigi 16


IV. Pertanyaan

A. Klasifikasi Karies

1. GV Black

Kelas II  Karies yang mengenai bagian proksimal pada gigi premolar dan

molar.1

Gambar 2 : Klasifikasi menurut GV Black.1

2. Menurut Mount & Hume

Site 2  Karies terletak pada bagian proksimal (daerah kontak).

Size 2  Kavitas mencapai dentin yang moderat

Sistem klasifikasi ini dibuat berdasarkan dua parameter, yaitu:

 Lokasi lesi karies:

- Site 1: Pit dan fisur

- Site 2: Area kontak


- Site 3: Lesi servikal

 Ukuran lesi karies

- Size 0: No Cavity, lesi awal dengan tanda demineralisasi.

- Size 1: Minimal, kavitas kecil pada permukaan gigi mencapai

dentin namun dapat dirawat dengan remineralisasi saja.

- Size 2: Moderate, kavitas mencapai dentin yang moderat, struktur

gigi yang tersisa masih cukup kuat untuk dilakukan restorasi.

- Size 3: Enlarged, kavitas pada dentin mendekati pulpa, karies

melibatkan cusp.

- Size 4: Extensive, kehilangan struktur gigi yang besar, misalnya

kehilangan seluruh cusp atau ujung insisal.2

Tabel 1

Klasifikasi karies menurut Graham Mount

berdasarkan lokasi dan ukuran lesi karies.2

3. Menurut ICDAS

D5  Karies yang sudah mencapai lapisan dentin (karies dentin)


Gambar 3 : klasifikasi karies menurut ICDAS.3

B. Diagnosis

 Gigi 16 Pulpitis Reversibel : karena pasien mengeluh adanya rasa nyeri pada

giginya. n

 Diagnosis banding: Pulpitis irreversible simptomatik.

 Prognosis: Baik jika iritan segera dihilangkan, karies mencapai dentin, gigi masih

vital

C. Rencana Perawatan

Restorasi Direct Resin Komposit Kelas II

D. Tahap Perawatan

1. Persiapkan alat dan bahan:

a. Set alat standar

b. Set bur

c. Cotton roll

d. Cotton palate
e. Glass plate

f. Syringe

g. Cement spatle

h. Burnisher/ carver

i. Matrix sectional (pre-contoured matrix, baji, dan matrix ring)

j. Resin komposit

k. Etsa (Asam fosfat 37%)

l. Bahan bonding

m. Microbrush

n. Light curing unit

o. Articulating paper dan dental floss

p. Anestesi lokal lidokain 2%, epinephrine 1:50000

q. Povidone iodine

r. Abrasive finishing strip

2. Disinfeksi daerah anestesi menggunakan kapas yang diberikan povidone

idodine

3. Anestesi lokal lidokain 2% menggunakan teknik infiltrasi pada gigi 16

4. Isolasi daerah kerja dengan menggunakan rubber dam.


Gambar 4 : Rubber dam.4

5. Preparasi kavitas menggunakan round bur

6. Bevel pada enamel cavosurface margin dengan fissure diamond bur.

7. Pemasangan matrix sectional pre-contoured band.

Gambar 5: Pemasangan matrix sectional.4

8. Pemasangan gingivally plastic wedge pada bagian proksimal dan matrix ring

untuk menjaga adaptasi matrix band.

A B

Gambar 6 : (A) gingivally plastic wedge (B) matrix ring.4


9. Margin enamel di-etsa selama 15 detik, dibilas dengan air selama 10 detik,

dan dikeringkan selama 2-3 detik

10. Aplikasi etsa pada dinding kavitas selama 10 detik lalu diberikan semprotan

udara selama 5 detik

11. Aplikasi bonding pada dinding kavitas selama 10 detik lalu dikeringan dengan

udara dan disinari menggunakan light cured selama 20 detik.

A B

Gambar 7 : (A) Etsa (B) Bonding

12. Penumpatan resin komposit dengan membentuk dinding proksimal terlebih

dahulu dengan ketebalan 2 mm, sinari dengan light cure selama 20 detik.

Selanjutnya, matrix sectional dapat dilepas.

Gambar 8 : Pembentukan dinding

proksimal.5
13. Penumpatan resin komposit selanjutnya pada permukaan kavitas dengan

teknik incremental dengan ketebalan 2 mm dan diadaptasikan dengan

burnisher lalu disinari menggunakan

light cure selama 20 detik setiap

pengaplikasian.

Gambar 8 : Teknik incremental.5

14. Cek oklusi menggunakan articulating paper dan kontak proksimal

Menggunakan dental floss. Apabila ada tumpatan berlebih, dapat dibuang

menggunakan bur finishing.

15. Finishing menggunakan fine finishing bur dan polishing menggunakan fine

polishing bur dan super fine polishing bur.

16. Untuk memastikan restorasi akhir pada bagian proksimal memiliki kontur

bagus, dapat menggunakan abrasive finishing strip.


DAFTAR PUSTAKA

1. Macri D, Chitlall A. Caries Classification. Dimensions of Dental Hygiene. July 2017;15(7):


17-21.
2. Hargreaves KM, Cohen S. Cohen’s Pathway of the Pulp. 10th ed. St. Louis: Elsevier. 2011.
3. Douglas A, et al. The American Dental Association Caries Classification System for Clinical
Practice: A report of the American Dental Association Council on Scientific Affairs. JADA.
2015: 146(2): 79-86.
4. Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers. 2015:
40-52.

Anda mungkin juga menyukai