Anda di halaman 1dari 51

MODUL

IDENTIFIASI KARIES GIGI DIAGNOSA KLARIFIKASI

DAN

INDIKASI PENAMBALAN

DI SUSUN OLEH;

1. ANDI SITI HADIJAH (PO713261191006)


2. ANTO (PO713261191007)
3. DEGIS SULEMAN LAYDI (PO713261191008)
4. DIAN SUKAWATI (PO713261191009)
5. DINDA SRI JULITA (PO713261191010)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLI INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI DIII/TK.II KEPERAWATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH yang telah memmberikan rahmat


dan hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas modul kami
berjudul“IDENTIFIKASI KARIES GIGI DIAGNOSA KLARIFIKASIDAN

IDENTIFIKASI PENAMBALAN”ini tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan Modul ini adalah untuk memenuhi


tugas dari Drg.LUCIA YAURI M.Mkes, pada mata Konservasi gigi
(Dental Restorative).Selain itu ,modul ini juga bertujuan untuk
menanmbah wawasan tentang hepatiitis bagi para pembaca dan berserta
kami tentunya.

Saya juga mengucapkan terimah kasih kepada Drg.LUCIA YAURI


M.Mkes selaku dosen mata kuliah konservasi gigi yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi kami.
Saya juga mengucapkan terimahakasih kepada pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuanya sehingga kami dapat menyelesaikan modul iniKami
menyadari bahwa modul yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karna itu ,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan modul ini.

Maassar, September 2020

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................1
C. Tujuan masalah.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembagian karies dan pengertian karies..............................................2


B. Klarifikasi karies menurut GV.BLACK...............................................11
C. Diagnosa gigi yang mengalami karies...................................................12
D. Indikasi penambalan dan rencana perawatan karies..........................25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................39
B. Saran........................................................................................................39

Daftar Pustaka.....................................................................................................40

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini
dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus
berbahaya, dan bahkan kematian.
Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email.
Sisa makanan yang bergula (termasuk karbohidrat) atau susu yang menempel
pada permukaan email akan bertumpuk menjadi plak dan menjadi media
pertumbuhan yang baik bagi bakteri. Bakteri yang menempel pada permukaan
bergula tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan permukaan email
sehingga terjadi proses demineralisasi. Demineralisasi tersebut mengakibatkan
proses awal karies pada email. Bila proses ini sudah terjadi maka terjadi
progresivitas yang tidak bisa berhenti sendiri, kecuali dilakukan pembuangan
(penambalan) pada permukaan gigi yang terkena karies oleh dokter gigi.

B.Rumusan masalah

A. Apa saja pembagian karies dan pengertian karies


B. Bagaimanakah klarifikasi karies menurut GV. BLACK
C. Bagaimana diagnose gigi - gigi yang mengalami karies
D. Apa indikasi penambalan dan rencana perawatan karies

C.Tujuan masalah

1. Mendeskripsikan apa saja pembagian karies dan pengertian karies


2. Mendeskripsikan bagaimanakah kalrifikasi karies menurut GV.BLACK
3. Mendeskripsikan bagaimana diagnose gigi-gigi yang mengalami karies
4. Mendeskripsikan apa indikasi penambalan dan rencana perawatan karies

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARIES

Karies gigi merupakan suatu penyakit/ kerusakan jaringan keras gigi yang
berhubungan dengan adanya aktifitas jasad renik dalam karbohidrat dalam
rongga mulut. Kerusakan  jaringan gigi ini dimulai dengan adanya
demineralisasi jaringan gigi yang kemudian diikuti dengan kerusakan
bahan organik gigi. Akibatnya terjadi invasi bakteri dan berlanjut dengan
peradangan pulpa, kematian pulpa serta penyebaran  infeksinya pada
jaringan periapikal. Namun pada stadium dini, penyakit ini dapat
dihentikan, dan kerusakan yang telah terjadi dapat direstorasi dengan baik.
.(Putri Diana,2018)

 Pembagian karies

Menurut Widya (2008),jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya:

a. Karies Insipiens

Adalah karies yang terjadi pada permukaan gigi (lapisan


terluar dan terkaras dari gigi),dan belum etrasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau coklat pada email. (Widya ,2008),

b. Karies superfisialis
Adalah karies yang sudah mencapai bagian dalam dari
email dan kadang-kadang terasa sakit. (Widya ,2008)

2
c. Karies media
Adalah karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang
gigi)atau bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar
pulpa.Gigi biasanya tersa sakit bila terkena rangsangan
dingin,makanan asam dan manis. (Widya ,2008)
d. Karies profunda
Adalah karies yang telah mendekati atau bahan telah
mencapai pulpa sehingg terjadi peradangan pada pulpa.Rasa sakit
secara tiba-tiba tanpa rangsangan apapun.Apabila tidak segera
diobati dan ditambal maka gigi akan mati. (Widya ,2008)

 Macam-macam karies:

KariesEmail.
Karies email adalah karies yang terjadi pada permukaan enamel
gigi (lapisan terluar dan terkeras pada gigi), dan belum terasa sakit, hanya
ada pewarnaan hitam atau coklat pada enamel. Setelah karies terbentuk
proses demineralisasi berlanjut, email mulai pecah. Sekali permukaan
email rusak gigi tidak dapat memperbaiki dirinya sendiri.Rencana
perawatankaries:

1. Konsul diet dan factor risiko yang lain.


Aplikasi penutupan fisur.Restorasi setelah ekkavasi lesi atau preparasi
minimal.
2. KariesDentin
Karies yang sudah mencapai bagian dentin atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan pulpa. Gigi biasanya terasa
sakit apabila terkena rangsang dingin, makanan masam, dan manis.
Karies sudah mencapai kedalaman dentin, dimana karies ini dapat
menyebar dan mengikis dentin. Karies yang sudah mencapai bagian
dentin (tulang gigi) atau bagian pertengahan antara permukaan gigi
dan pulpa, gigi biasanya terasa sakit apabila terkena rangsangan

3
dingin, makanan masam, dan manis. Jika pembusukan telah mencapai
dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti
dengan tambalan (restorasi). Biasanya penumpatan secara langsung
masih bisa dilakukan dengan memberikan bahan pelapis sebelum
diberikan bahan penumpat.Dewasa ini telah banyak dikembangkan
bahan tumpatan untuk memperbaiki gigi yang rusak. Salah satu bahan
tumpatan tetap yang pada saat ini banyak digunakan oleh dokter gigi
adalah atau hampir mendekati warna gigi, baik gigi anterior maupun
posterior tanpa mengesampingkan faktor kekuatan, keawetan, dan
biokompabilitas dari bahan tersebut..
Rencana perawatan karies email:
a) Pembuatan ragangan restorasi yang dinginkan
b) Pertimbangan resistensi dan retensi
c) Pembuangan karies dentin dan penempatan restorasi
d) Penyingkiran karies dentin
e) Menghaluskan bagian dalam kavitas
f) Menghaluskan tepi preparasi

3. KariesPulpa
Karies pulpa adalah yang telah mendekati atau telah mencapai pulpa
sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit waktu
makan dan sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan. Pada tahap ini,
apabila tidak dirawat, maka gigi akan mati dan memerlukan perawatan
yang lebih kompleks. Jika karies dibiarkan dan tidak dirawat maka
akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana syaraf gigi dan pembuluh
darah dapat ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan
dari nanah) dapat terbentuk dalam jaringan ikat yang halus. Rencana
perawatan dengan restorasi dengan preparasi minimal dan perawatan
endodontik. .(Putri Diana,2018)

4
 MACAM- MACAM  GIGI

Berdasarkan masa pertumbuhannya, gigi dapat dibagi atas  gigi


susu/ gigi decidui/ gigi sulung, yaitu gigi yang tumbuh pada masa kanak-
kanak, serta gigi dewasa/ gigi permanent yang tumbuh mulai usia 6
tahun.Seperti diketahui, gigi susu berjumlah 20 buah, sedang gigi dewasa
berjumlah 32 buah. .(Putri Diana,2018)

Berdasarkan bentuk dan fungsinya, gigi sulung pada setiap


kwadran dibagi atas: gigi Seri pertama/ sentral, gigi Seri kedua/ lateral
yang berfungsi untuk memotong makanan, gigi Taring/ kaninus yang
berfungsi untuk mengoyak makanan, serta 2 buah gigi Geraham yang
berfungsi umtuk menggiling dan menghaluskan makanan.(Putri
Diana,2018)

Gigi Dewasa dibagi atas : Gigi Seri pertama/ sentral. Gigi Seri
kedua/ lateral, gigi taring/ kaninus, 2 buah geraham kecil/ Premolar serta 3
buah geraham Besar/ Molar. .(Putri Diana,2018)

5
Jenis dan macam gigi manusia

 ANATOMI GIGI

Secara Anatomis, Gigi terdiri dari beberapa bagian, yaitu :


lapisan Email / enamel, yaitu jaringan gigi yang paling keras, yamg
berfungsi melindungi jaringan- jaringan dibawahnya. Lapisan berikut yaitu
dentin, berwarna lebih kuning, mengandung ujung- ujung syaraf, sehingga
bila tidak terlindung oleh email akan terasa ngilu bila terkena rangsang,
baik rangsang fisis seperti panas atau dingin maupun rangsang mekanis.
Juga terdapat lapisan sementum yang melindungi akar gigi dan biasanya
tertanam dalam tulang dan ditutup oleh gusi. Lapisan ini juga sensitive,
sehingga bila terbuka akan menimbulkan rasa ngilu.(Putri Diana,2018)

Ketiga lapisan ini melindungi ruang pulpa yang berisi pembuluh


darah, syaraf dan jaringan- jaringan lainnya dari iritasi.Gambar

6
 TERJADINYA KARIES.

  Karies dapat terjadi bila terdapat 4 faktor, yaitu :

1. Adanya Gigi sebagai Host


2. Karbohidrat dalam makanan sebagai Substrat
3. Adanya mikroorganisme
4.  Waktu

Secara singkat proses terjadinya karies dapat


digambarkan  sbb;   Secara normal, email pada permukaan gigi ditutupi
oleh jaringan organic yang disebut pellikel. Pelikel ini terdiri dari
glikoprotein yang diendapkan oleh saliva. Sifatnya sangatlengket  dan
mampu melekatkan bakteri- bakteeri tertentu. .(Putri Diana,2018)

Pada peermukaan gigi, teritama streptokokus dan lactobacillus.


Organisme tersebut akan tumbuh dan berkembang biak serta
mengeluarkan gel yang lenket dan akan menjerat berbagai bakteri yang
lain. .(Putri Diana,2018)

 Dalam beberapa hari, plak ini akan bertambah tebal dan terdiri
dari berbagai macam mikroorganisme. Dengan adanya karbohidrat yang
tertinggal didalam mulut, seperti sukrosa dan glukosa akan terjadi peragian
oleh bakteri.yang terdapat didalam plak. Peragian ini akan membentuk
asam yang akan menurunkan PH plak. .(Putri Diana,2018)

Penurunan PH yang berulang- ulang dalam waktu tertentu akan


mengakibatkan demineralisasi permukaan email, dan proses kariespun
dimulai. .(Putri Diana,2018)

Tidak semua karbohidrat mempunyai derajat kariogenik yang


sama. Karbohidrat yang kompleks, misalnya Pati, tidak berbahaya, karena
tidak dicerna secara sempurna dalam mulut. Sedang karbohidrat dengan
berat molekul yang rendah seperti gula, akansegera meresap kedalam plak.
.(Putri Diana,2018)

7
Penurunan PH lebih besar terjadi pada individu dengan karies aktif
daripada individu yang bebas karies Tingkat kariogenik tertinggi ada pada
Sukrosa, sehingga Sukrosa dianggap sebagai penyebab karies yang utama.
.(Putri Diana,2018)

 KERENTANAN GIGI

Kerentanan gigi masing- masing individu terhadap karies berbeda- beda.


Beberapa factor yang mempengaruhi kerentanan gigi seseorang terhadap
karies antara lain :

I. MORFOLOGI GIGI.

Seperti telah dibahas sebelumnya, awal pembentukan karies


dimulai dengan adanya plak  yang mengandung bakteri. Plak
terbentuk karena adanya sisa mekanan yang melekat pada gigi,
sehingga bentuk permukaan gigi sangat mempengaruhi perlekatan sisa
makanan  Berdasarkan bentuk permukaan gigi, bagian- bagian gigi
yang rentan terhadap karies adalah sbb:

1. Pit dan Fissure pada permukaan oklusal gigi molar


dan premolar
2. Pit Bukal Molar dan Pit Palatal Insisivus
3. Permukaan halus didaerah proksimal, sedikir dibawah
titik  kontak
4. Email pada leher gigi, sedikit diatas tepi gingival
5. Permukaan akar yang terbuka
6. Tepi tumpatan dan permukaan gigi yang berdekatan dengan
gigi  tiruan.

8
II.  KONDISI RONGGA MULUT/ LINGKUNGAN SEKITAR GIGI

Kerentanan gigi sangat dipengaruhi oleh kondisi


lingkungan disekitarnya, terutama Saliva, karena dalam keadaan normal,
gigi selalu dibasahi oleh saliva. Saliva mempunyai kemampuan
remineralisasi karies yang masih dini, karena Saliva mengandung banyak
ion kalsium dan Fosfat. .(Putri Diana,2018)

    Kemampuan remineralisasi Saliva akan meningkat jika ada ion


Fluor. Selain itu, saliva juga mempengaruhi komposisi mikroorganisme
dalam plak, dan mempengaruhi PH, sehingga bila saliva berkurang atau
hilang, karies akan meningkat. .(Putri Diana,2018)

 Selain dipengaruhi oleh saliva kerentanan terhadap karies


juga dipengaruhi oleh susunan gigi geligi dalam  mulut. Susunan Gigi
yang tidak beraturan dan berjejal, memudahkan terselipnya sisa makan,
dan menyulitkan pembersihannya.Akibatnya mudah terjadi karies gigi. .
(Putri Diana,2018)

 KLASIFIKASI/ PENGGOLONGAN KARIES.


I. BERDASARKAN DAERAH ANATOMIS TEMPAT KARIES
TIMBUL:
1. Karies Pit dan Fissure
2. Karies Aproksimal
3. Karies  Servikal/ karies pada leher gigi
4.  Karies Akar
5. Karies pada tepi tumpatan / sekunder karies./ recurrent caries
II. BERDASARKAN GIGI YANG TERKENA:
1. KARIES RINGAN : bila karies hanya terjadi pada daerah yang
memang sangat rentan terhadap karies, misalnya pada permukaan
oklusak gigi Molar.
2. KARIES SEDANG/ MODERAT: bila karies mengenai permukaan
oklusal dan proksimal gigi posterior

9
3. KARIES PARAH:  Bila karies mengenai gigi- gigi yang biasanya
bebas karies. Misalnya: karies yang mengenai gigi anterior

III. BERDASARKAN KEPARAHAN/ KECEPATAN


BERKEMBANGNYA KARIES:

1. KARIES RAMPANT:

Disebut karies rampant bila karies mengenai beberapa gigi


yang terjadi sangat cepat, dan meliputi permukaan gigi yang
biasanya bebas karies. Keadaan ini terutama terjadi pada balita
yang selalu menghisap dot/ susu botol yang mengandung gula. Juga
dijumpai pada remaja yang sering makan kudapan kariogenik dan
minuman manis diantara waktu makannya. Keadaan lain
adalahpada nulut denganXerostomia ( mulut kering) dan saliva
berkurang akibat radiasi atau penyakit- penyakit sistemik:

2. KARIES TERHENTI:

Yaitu  lesi karies yang berhenti berkembang.

Hal ini dapat terjadi bila lingkungan oral mengalami perubahan,


tidak lagi memungkinkan untuk terjadinya karies.Lesi pada karies
yang terhenti warnanya tampak lebih gelap, dan terkadang agak
menghitam.Konsistensinya dapat lebih lunak dan kenyal, atau
bahkan lebih keras dari gigi normal. .(Putri Diana,2018)

IV. BERDASARKAN KEDALAMAN KARIES:


1. KARIES AWAL: pada tahap ini, baru terjadi demineralisasi,
sehingga belum ditemukan lubang karies. Pada tahap ini, bila
keadaan mendukung, karies dapat terhenti dan masih
memungkinkan terjadinya remineralisasi.

10
2. KARIES EMAIL/ KARIES DANGKAL/KARIES
SUPERFISIALIS adalah karies yang hanya mengenai jaringan
email saja.
3. KARIES DENTIN/ KARIES MEDIA: yaitu bila kerusakan telah
mencapai dentin, namun belum melebihi setengan ketebalan
dentin/ belum mendekati pulpa.
4. KARIES PROFUNDA/ KARIES DALAM: disini kerusakan telah
mendekati atap pulpa namun atap pulpa belum tebuka.
5. KARIES PROFUNDA TERKOMPLIKASI/ COMPLICATED
PROFUNDA CARIES: yaitu bila atap pulpa telah terbuka oleh

PENUTUP

B. KLARIFIKASI KARIES MENURUT GV. BLACK


 Kalsifikasi karies gigi

Diagnosis tingkat keparahan karies gigi dapat ditentukan melalui


klasifikasi lesi karies dari G.V. Black.Klasifikasi karies gigi ini merupakan
klasifikasi yang digunakan oleh American Dental Association.Klasifikasi G.V.
Black membagi karies gigi berdasarkan progres penyakit, jaringan keras yang
terkena, dan lokasinya. Berikut ini merupakan klasifikasi karies gigi menurut
G.V. Black:

11
Kelas I: karies gigi mengenai pit dan fisur bagian oklusal pada gigi
posterior ,dan bagian foramen caecum pada gigi anterior

Kelas II: Karies mengenai permukaan proksimal gigi posterior

Kelas III: Karies gigi mengenai permukaan proksimal gigi anterior tetapi
belum mengenai tepi insisal

Kelas IV: Karies mengenaibagian kavitas pada bagian ujung cuups ata
pada bagian incisal edge

Kelas V: Karies mengenai 1/3 sevikal dari permukaan bukal/labial


(facial) atau lingual gigi anterior atau posterior

Kelas VI: Karies bagian proksimal gigi antererior mengenai cusp gigi
molar, premolar, kaninus, dan incisal edge puncak

C. DIAGNOSA YANG MENGALAMI KARIES


1) Penjalaran karies,tanda-tanda karies,dan gejala klinis diagnosis
keperawatan gigi.
a) Bercak putih Pada gigi (White spot)
 Gejala Klinis = Tidak/belum menimbulkan keluhan
 Tanda-tanda =
*Infeksi terlihat bercak putih pada permukaan gigi
saat permukaan gigi dikeringkan dari saliva.
* Sondasi: Permukaan Gigi masih terasa licin
 Rencana Perawatan = Terapi remineralisasi menggunakan
CPP-ACP (Termasuk dalam upaya preventif)

12
b) Fisur Dalam
 Gejala = Belum menimbulkan keluhan
 Tanda-tanda klinis =
 Infeksi:terlihat garis hitam pada
permukaan oklusal,pit bukal,atau
foramen caecum
 Sondasi : Belum terasa adanya retensi
 Rencana perawatan = Penutupan pit fisur gigi (pit dan fissure
sealing)Termasuk upaya preventif
c) Karies mencapai Email karies superfisialis
 Gejala Klinis =
 Biasanya belum memberikan keluhan
 Terkadang terasa linu bila kena rangsang
panas/dingin,makanan/minuman manis,asam
 Bila rangsangan dihilangkan,akan segera
hilang linunya.
 Tanda-tanda klinis =
 Infeksi : Terdapat lubang gigi dengan
kedalaman mencapi email
 Sondasi : – (negatif)
 Themis : – (negatif)
 Rencana perawatan = Penumpatan dengan semen ionomer aca
(SIK)/Glass ionomer cemen GIC,resin komposit

d) Karies mencapai Dentin


 Gejala Klinis =
 Terasa linu bila kena rangsang
panas/dingin,makan/minum manis,asam
 Bila rangsang dihilangkan,rasa nyeri hilang
beberapa saat kemudian

13
 Tanda-tanda klinis =
 Infeksi : Terdapat lubang gigi dengan
kedalaman mencapai dentin tapi belum
melebihi 1/2 tebal dentin
 Sondasi : + (positif) atau bisa juga –
(negatif)
 Themis : + (positif)
 Rencana perawatan = Penumpatan dengan GIC,resin omposit
atau amalgam

e) Karies profunda,tertutup,Vital
 Tanda – tanda klinis =
 Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan
kedalaman mencapai dentin dan sudah
melebihi ½ tebal dentin,pula tertutup
 Sondasi : + (Positif)
 Thermisi : + (Positif)
 Perkusi dan Druk : - (Negatif),bila tidak ada
peradangan jaringan periodontal atau +
(positif),bila ada peradangan jaringan
periodontal.
 Renaca Perawatan =
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan kaping
pulpa,jika:gigi belum pernah ada riwayat
sakit dan gigi masih memungkinkan untuk
restorasi.
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan
saluran akar,jika: gigi masih
memungkinkan direstorasi.
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan
gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi
 Apabila terjadi peradangan jaringan
periodontal,maka harus dilakukan
premedikasi terbih dahulu.

14
f) Karies profunda tertutu,Non vital
 Tanda- tanda klinis =
 Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan
kedalaman mencapai dentin dan sudah
melebihi 1/2 tebal dentin,pulpa tertutup
 Sondasi : - (negatif)
 Thermis : - (negatif)
 Perkusi dan truk: - (negatif),bila tidak ada
peradangan jaringan periodontal,atau +
(positif) bila ada peradangan jaringan
periodontal
 Rencana perawatan =
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan perawatan
saluran akar jika;gigi masih memungkinkan
direstorasi
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan
gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
 Apabila terjadi peradangan jaringan
periodontal,maka harus dilakukan
premedikasi terlebih dahulu.

g) Karies mencapai pulpa/karies profunda,terbuka,vital


 Tanda-tanda klinis =
 Inspeksi : Terdapat lubang gigi dengan
kedalaman mencapai dentin dan sudah
melebihi ½ tebal dentin,pulpa terbuka
 Sondasi : + (positif)
 Thermis : + (positif)
 Perkusi dan Druk : - (negatif),bila tidak ada
peradangan jaringan periodontal,atau +
(positif) bila ada peradangan jaringan
periodontal.
 Rencana perawatan =
 Di rujuk e drg untuk dilakukan kaping
pulpa, jika : gigi belum pernah ada riwayat
sakit dan gigi masih memungkinkan untuk
direstorasi

15
 Dirjuk ke drg untuk dilakukan perawatan
saluran akar,jika ; gigi pernah ada riawayat
sakit dan gigi masih memungkinkan
direstorasi
 Dirujuk kedrg untuk dilakukan pencabutan
gigi,jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi
 Apabila terjadi peradangan jaringan
periodontal,makaharus dilakukan
premedikasi terlebih dahulu.

h) Karies profunda terbuka Non vital


 Tanda-tanda klinis =
 Inspeksi ; Terdapat lbang gigi dengan
kedalaman mencapai dentin dan sudah
melebihi ½ tebal dentin pulpa terbuka
 Sondasi : - (negative)
 Thermis : - (negative)
 Perkusi dan Druk : - negative bila tidak ada
peradangan jaringan periodontal,atau +
(positif) bila ada peradangan jaringan
periodontal.
 Rencana perawatan =
 Diruju ke drg untuk dlakukan perawtan
saluran akar jika gigi masih memungkinkan
direstorasi
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan
gigi jika gigi tidak memungkinkan lagi
direstorasi.
 Apabila terjadi peradangan jaringan
periodontal maka harus dilakkan
premidikasi terlebih dulu.

i) Karies mencapai akar


 Tanda-tanda klinis =
 Inspeksi : Terdapat sisa akar
 Perkusi dan druk : - (negative),bila tida ada
peradangan jaringan periodontal,atau +
(positif) bila ada peradangan jaringan
periodontal

16

Mobility : - (negative) bila ada
kegoyahan,atau + (positif) bila belum ada
kegoyangan.
 Rencana perawatan =
 Dirjuk ke ddokter untuk dilakukan restorasi
akar gigi,jika sisa akar masih
memungkinkan untuk direstorasi
 Dirujuk ke drg untuk dilakukan pencabutan
akar gigi,jika sisa akar sudah tidak
memungkinkan untuk direstorasi.

 PROSEDUR DIAGNOSA KARIES GIGI:

Untuk menetapkan diagnosa pada karies gigi, maka perlu dilakukan


beberapa prosedur, yaitu:

1. ANAMNESA PASIEN.

        Anamnesa dilakukan untuk mengetahui latar belakang atau perjalanan


karies. Dari anamnesa, harus digali sebanyak mungkin informasi mengenai
keluhan- keluhan yang dirasakan pasien baik yang dirasakan saat ini
ataupun.dimasa lampau sehubungan dengan kariesnya, seperti adakah rasa
ngilu, sakit ataupun perasaan tidak nyaman pada gigi tersebut, bilamankeluhan-
keluhan itu timbul, dan bagaimana reaksi gigi terhadap rangsang dingin dll.
(dr.Audry albertus,2015)

1. PEMERIKSAAN FISIK

   Pemeriksaan fisik dilakukan dengan alat- alat diagnostik untuk  mengetahui


adanya perubahan pada gigi, baik berupa bercak atau lubang, kedalaman karies,
besar lubang karies, kegoyangan gigi maupun warna gigi.(dr.Audry
albertus,2015)

2. PEMERIKSAAN VITALITAS GIGI

 Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui vitalitas gigi, sehingga


dapat ditetapkan diagnosa dan rencana perawatannya. Pemeriksaan vitalitas gigi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam makalah ini hanya dibahas

17
pemeriksaan vitalitas gigi yang umum digunakan, terutama pada klinik- klinik
pelayanan pemerintah.. (dr.Audry albertus,2015)

a. Pemeriksaan Termal

 Merupakan pemeriksaan yang mudah dan murah, dan paling sering digunakan
oleh dokter gigi di Indonesia.Disini digunakan rngsang dingin atau panas. Gigi
vital akan memberi reaksi positif pada pemeriksaan termal, terutama pada
rangsang dingin, sedang gigi nonvital tidak akan bereaksi terhadap rangsang
dingin. Test Termal rangsang dingin biasanya menggunakan Chlorethyl yang
disemprotkan pada cotton pellet, dan diletakkan pada dasar karies yang telah
dibersihkan ataupada permukaangigi yang paling sensitif seperti pada leher gigi.
Sedang test termal panas dapat menggunakan gutta-percha point yang
dipanaskan. .(dr.Audry albertus,2015)

.      Pemeriksaan dengan Pulp vitalitester/ pulp tester/ Electro Pulp Tester.

Prinsip kerja alat ini menggunakan arus listrik lemah dengan


kekuatan arus listrik yang dapat diatur.

Cara penggunaan : Dengan meletakkan ujung alat pada permukaan gigi


yang telah dikeringkan, kemudian arus listrik.Dinaikkan
perlahan- lahan sampai gigi  memberikan reaksi .

2. PEMERIKSAAN JARINGAN SEKITAR GIGI

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui keadaan jaringan sekitar


gigi,apakah ada peradangan ataupun kelainan- kelainan pada jaringan disekitar
gigi. .(dr.Audry albertus,2015)

Pemeriksaan ini meliputi :

Pemeriksaan Ketuk/ Perkusi: yaitu dengan mengetuk gigi dengan ujung


instrumen diagnostik.
Reaksi positif pada pemeriksaan ini menandakan adanya kelainan pada
jaringan periodontal ataupun periapikal.

18
Perkusi dapat dilakukan secara vertical, untuk mengetahui adanya
peradangan periapikal atau dilakukan perkusi Horizontal untuk
mengetahui adanya peradangan periodontal.
Pemeriksaan Palpasi/ Perabaan. Yaitu dengan melakukan perabaan/
penekanan pada jaringan lunak disekitar gigi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mendeteksi adanya kelainan pada jaringan disekitar gigi, seperti
pembengkakan dll.

4.   PEMERIKSAAN PENUNJANG:

Pemeriksaan ini dilakukan bila diperlukan informasi lebih lanjut, untuk


memperkuat penetapan diagnosa dan rencana perawatan.Disini yang umum
digunakan adalah Rontgent foto. Dengan Rontgent foto, akan tampak kelainan
disekitar gigi dan tulang rahang yang tidak tampak pada pemeriksaan fisik. .
(dr.Audry albertus,2015)

 PENETAPAN DIAGNOSA

 Setelah seluruh Prosedur diagnosa dilakukan, dapat diambil kesimpulan


dan Penetapan Diagnosa, untuk menentukan rencana perawatan gigi tersebut.
Penetapan diagnosa dapat ;

1. KARIES DINI / KARIES AWAL

Merupakan awal  terjadinya Karies, dimana karies masih berupa


demineralisasi berbentuk bercak putih atau berwarna gelap. atau berupa karies
Email. Pada tingkat karies awal, pasien belum merasakan keluhan baik terhadap
rangsang panas, dingin maupun perkusi. .(dr.Audry albertus,2015)

2. HIPERSENSITIF DENTIN

Umumnya kedalaman karies telah mencapai Dentin, atau karies yang terjadi pada
leher gigi yang telah mengenai cementum/ akar gigi. Pada anamnesa, pasien
sudah merasakan reaksi terhadap rangsang dingin, panas, asam, manis ataupun
rangsang mekanis. .(dr.Audry albertus,2015)

3. PULPITIS REVERSIBEL

19
Pada gigi dengan Pulpitis reversible, pasien merasakan sakit
menyengat bila gigi terkena rangsang terutama rangsang termal, tetapi disini
belum terjadi rasa sakit spontan ( tanpa terkena rangsang). Kedalaman karies
biasanya telah mencapai dentin, bahkan mungkin sudah mendekati atap
pulpa, namun atap pulpa belum terbuka.Pada pemeriksaan klinis, dengan test
klorethyl  pasien merasakan rasa sakit yang menyengat, namun segera hilang
setelah rangsang diangkat. Test perkusi negatif. .(dr.Audry albertus,2015)

4. PULPITIS IREVERSIBEL DAPAT AUT DAN KRONIS


1. PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT

Disini pasien datang dalam kondisi sakit.Pada anamnesa, ada rasa


sakit kuat, mendenyut dan menjalar sampai kepala.Biasanya pasien tidak
dapat menunjukkan dengan tepat gigi yang sakit, bahkan terkadang
pasien hanya bisa menunjukkan regio mana yang sakit.Rasa sakit terjadi
spontan tanpa rangsang apapun, dan sering rasa sakit justru timbul malam
hari atau saat tidur.Rasa sakit semakin meningkat saat pasien
berbaring.Hal ini disebabkan adanya peningkatan tekanan pada pembuluh
darah dalam ruang pulpa, sehingga menekan syaraf- syaraf disekitarnya. .
(dr.Audry albertus,2015)

Pada Pemeriksaan klinis, ditemukan karies yang dalam, dimana


sering terjadi atap pulpa sudah terbuka. Pulpitis akut dapat juga
ditemukan pada gigi tanpa karies.Hal ini terjadi karena adanya
peradangan pulpa yang disebabkan rangsang baik fisik maupun chemis
yang berlebihan  Terhadap perkusi, gigi dapat memberikan reaksi positif
maupun negatif, tergantung pada tingkat peradangan pulpa. Bila
peradangan pulpa telah mencapai apical gigi, peradangan akan menyebar
kedaerah sekitarnya, sehingga perkusi akan memberikan reaksi positif. .
(dr.Audry albertus,2015)

a. PULPITIS IRREVERSIBEL KRONIS:

Seperti halnya Pulpitis irreversible akut, disini rasa sakit timbul


spontan.Tetapi intensitas tidak sekuat pulpitis irreversible akut, dan
pasien datang tidak dalam kondisi sakit.Pada pemeriksaan vitalitas, gigi

20
masih menunjukkan reaksi positif, sedang pada perkusi memberikan
reaksi negatif. Secara klinis, karies  telah mencapai dentin, baik dengan
atau tanpa terbukanya atap pulpa. Berbeda dengan hipersensitif Dentin,
bila dilakukan test dengan kloretil, rasa sakit menetap agak lam walaupun
rangsang telah diangkat.(dr.Audry albertus,2015)

5. GANGRAEN PULPA DAN GANGRAEN RADIKS

Pada tahap ini, gigi telah mengalami kematian pulpa (nonvital). Pada
pemeriksaan vitalitas, gigi memberi reaksi negatif, Pada gigi nonvital,
warna gigi lebih gelap dan gigi akan menjadi lebih rapuh, sehingga sering
terjadi mahkota gigi akan patah sehingga yang tinggal adalah akar
gigi.keadaan ini disebut Gangraen Radiks atau sisa akar. .(dr.Audry
albertus,2015)

Gigi gangraen yang tidak dirawat ataupun tidak dicabut, dapat


mengalami infeksi sehingga menimbulkan rasa sakit, dimana pada
perkusi akan memberi reaksi positif, gigi terasa memanjang dan terasa
sakit bila digunakan untuk mengunyah. Keadaan ini disebut
PERIODONTITS APIKALIS, yaitu terjadinya peradangan pada jaringan
periodontal disekitar akar gigi. Pada tahap selanjutnya, Periodontitis
apikalis dapat menjadi ABSE. .(dr.Audry albertus,2015)

6. PENATALAKSANAAN KARIES GIGI

Sebagaimana prinsip ilmu Kedokteran Gigi untuk


mempertahankan gigi selama mungkin didalam mulut, maka bila masih
memungkinkan, gigi karies akan dirawat dan ditambal, sehingga dapat
mengembalikan fungsi gigi semaksimal mungkin, baik fungsi
pengunyahan maupun estetiknya .Namun rencana perawatan sangat
dipengaruhi oleh kondisi gigi, terutama sisa mahkota yang masih ada. .
(dr.Audry albertus,2015)

1.      KARIES DINI.

Pada karies dini, perlu dilihat kondisi kariesnya.Bila pada karies


masih memungkinkan terjadinya remineralisasi, misalnya pada karies

21
yang masih berupa bercak, maka diusahakan memperbaiki kondisi mulut
agar merangsang erjadinya remineralisasi.Pada karies yang telah berupa
lubang, dan tidak memungkinkan remineralisasi, maka pada gigi tersebut
dapat dilakukan penambalan langsung.(irmiah fitria,2015)

2.      HYPERSENSITIF DENTIN

Pada Hipersensitif dentin, pada gigi telah terbentuk keadaan pulpa


masih sehat.Pada keadaan ini masih dapat dilakukan penambalan
langsung. .(irmiah fitria,2015)

3. PULPITIS REVERSIBEL

Disini pulpa telah mengalami peradangan ringan, sehingga


sebelum dilakukan  penambalan pulpa harus dipulihkan terlebih dahulu.
Untuk itu dilakukan Pilp Capping, dimana kavitas ditutup sementara dulu
dengan bahan- bahan yang dapat menetralisir peradangan pulpa dan
merangsang pembentukan sekunder dentin seperti CaOH, ZOE
dlsb.Bahan- bahan ini dibiarkan didalm kavitas untuk beberapa waktu,
baru setelah itu dilakukan penambalan tetap. .(irmiah fitria,2015)

4..PULPITIS IRREVERSIBEL AKUT

Pada kondisi ini pasien sedang mengalami rasa sakit yang hebat,
karena itu perlu dilakukan eliminasi / mengurangi rasa sakit terlebuh
dahulu.Ada bermacam- macam bahan yang apat digunakan untuk
keperluan. ini, misalnya Anestesi pulpa, Eugenol dll.Setelah kondisi akut
dilewati, baru dilakukan perawatan endodontik/ perawatan syaraf.
Perawatan ini dilakukan dengan membuka atap pulpa,, membuang
jaringan pulpa, sterilisasi serta pengisian seluruh rongga pulpa dan
saluran akar, selanjutnya dilakukan penambalan. .(irmiah fitria,2015)

5.      PULPITIS IRREVERSIBEL KRONIS

Karena pada kondisi ini gigi tidak dalam keadaan akut, maka pada
gigi tersebut dapat langsung dilakukan perawatan Endodontik.(dr.Audry
albertus,2015)

22
6.      GIGI GANGRAEN/ GANGRAEN PULPA

Seperti  pada gigi dengan Pulpitis irreversible dimana kelainan telah


mencapai jarinngan pulpa,bahkan disini gigi telah mengalami kematian
pilpa, maka bila gigi ini akan dipertahankan, harus dilakukan perawatan
endodontik terlebih dulu. Selanjutnya dengan mempertimbangkan sisa
mehkota gigi yang tersisa dan kekuatan akar, dapat dipertimbangkan
restorasi yang sesuai, apakah  cukup denganpenambalan biasa, atau perlu
restorasi lain seperti  Jacket, Crown dll. .(dr.Audry albertus,2015)

7.      GANGRAEN RADIKS/ SISA AKAR

Biasanya pada gangraen radiks sisa mahkota sudah sangat lemah bahkan
mungkin sudah tidak ada mahkota lagi, maka gangraen radiks lebih
dianjurkan untuk dicabut.Namun bila pencabutan tidak dapat dilakukan
misalnya karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan
pencabutan, maka dilakukan perawatan Endodontik pada gangraen radiks
tsb. .(dr.Audry albertus,2015)

 PENCEGAHAN KARIES GIGI

            Telah dibahas pada awal makalah ini , ada 4 faktor yang berperan pada
pembentukan karies. Karena itu, untuk mencegah terjadinya karies maka faktor-
faktor tersebut harus dieliminasi semaksimal mungkin.

1. HOST/ GIGI:

Yang berperan dalam pembentukan karies adalah lekuk- lekuk ( pit Dan
Fissure) pada permukaan kunyah/ oklusal gigi. Sering ditemukan adanya pit
dan fissure yang dalam, sehingga memudahkan perlekatan sisa makanan dan
sulit dalam pembersihannya. Karena itu, untuk mencegah terjadinya karies,
pada pit dan fissure yang dalam tersebut dilakukan pit dan fissure sealing,
yaitu melapisi pit dan fissure tersebut dengan bahan khusus. .(irmiah
fitria,2015)

23
Faktor lain dari gigi yang memudahkan penumpukan sisa makanan
adalah letak gigi yang bertumpuk/ tidak teratur. Keadaan ini dapat diperbaiki
denganperawatan Orthodontik ( Meratakan Gigi) .(irmiah fitria,2015)

2. WAKTU
Untuk mengurangi waktu kontak sisa makanan didalam mulut,dapat
dilakukan dengan  pembersihan mulut sesegera mungkin setelah makan, dan
terutam sebelum tidur. Bila penyikatan gigi tidak dapat segera
dilakukan,usahakan agar setelah makan segera kumur- kumur. .(irmiah
fitria,2015)
3. PENGUNAAN FLUOR
Keberadaan Fluor dalam konsentrasi optimum pada jaringan gigi dan
lingkungannya akan merangsang efekanti karies dalam beberapa cara. .
(irmiah fitria,2015)
EFEK PRA ERUPSI : Jika pada periode pembentukan gigi  cukup
fluor,  maka emeil yang terbentuk akan lebih resisten terhadap
serangan asam, karena kandungan karbonat yang lebih rendah akan
mengurangi kelarutan terhadap asam. .(irmiah fitria,2015)
EFEK PASKA ERUPSI GIGI: Aktifitas fluor paska erupsi penting,
karena kehadirannya membantu menghambat deminerasi jaringan gigi
disamping efek remineralisasi yang akan merangsang perbaikan atau
penghentian karies awal . .(irmiah fitria,2015)
EFEK PADA KUMAN PLAK DAN METABOLISMENYA :
tergantung dari konsentrasi dan Phnya, fluor dapatmenimbulkan efek
anti bakteri dan anti enzim. Pada aplikasi topical, fluor dengan
konsentrasi < 1% F ternyata menimbulkan efek toksis bagi
Streptococcus mutans. Sedang  ion fluor dalam konsentrasi rendah
dalam plak dapat menurunkan efek kariogenik dengan jalan
menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan asam dengan
penurunan  PH yang diakibatkannya. Agar efektif. Fluor harus dlam
bentuk ion. .(irmiah fitria,2015)
EFEK PADA ENDAPAN PLAK:  diperkirakan Fluor dapat
menghambat penyerapan protein saliva pada permukaan email

24
sehingga memperlambat pembentukan pelikel dan plak. .(irmiah
fitria,2015)

D. INDIKASI PENAMBALAN KARIES DAN RENCANA PERAWATAN

Tambal gigi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengisi


gigi berlubang (karies) yang terjadi akibat pembentukan plak di gigi.
Tindakan ini merupakan salah satu prosedur yang paling umum
dilakukan, dan pasien dapat memilih metode penambalanserta bahan
tambalan yang akan digunakan.(drg.tanca sitti,2020)

Gigi berlubang muncul ketika bakteri di dalam mulut memproduksi


zat asam yang berfungsi untuk mencerna makanan, bergabung dengan sisa
makanan serta air liur dan membentuk plak di gigi. Kondisi ini merupakan
tanda-tanda awal kerusakan gigi. Jika tidak segera mendapatkan
perawatan, maka kerusakan akan terus berlangsung, bukan hanya
mengakibatkan gigi berlubang, tetapi dapat menyebabkan infeksi serta
gangguan kesehatan lainnya. .(drg.tanca sitti,2020)

Prosedur tambal gigi memiliki beberapa tujuan dan manfaat, antara lain:

25
 Mengembalikan bentuk dan fungsi gigi yang mengalami kerusakan
 Mengurangi jumlah bakteri aktif di dalam mulut
 Mempertahankan struktur gigi dan memperpanjang usia gigi
 Mempertahankan bentuk tulang rahang dan kontur wajah
 Memperbaiki gigi yang retak, patah, atau terkikis akibat kebiasaan
tertentu, seperti menggigit kuku atau menggertakkan gigi.

Jenis Bahan Tambalan

Berikut ini beberapa jenis bahan tambalan yang biasanya digunakan dalam
prosedur tambal gigi:

Bahan
Kelebihan Kekurangan
Tambalan

 Bahan amalgam
mengandung
merkuri dan dalam
kasus yang jarang
terjadi, dapat
menyebabkan
 Kuat, tahan lama, dan tahan
reaksi alergi dan
terhadap tekanan ketika
timbul ruam.
menggigit dan mengunyah.
Amalgam  Warna bisa
 Proses cepat dan dapat selesai
(campuran berubah menjadi
dalam satu kunjungan (direct
gelap akibat korosi.
beberapa filling).
 Pemasangan bahan
logam, antara  Lebih murah dari jenis bahan
amalgam
lain merkuri, tambalan lainnya.
membutuhkan
perak, tembaga,  Frekuensi perbaikan dan
pengambilan
penggantian rendah.
dan timah) bagian dari gigi
 Dapat digunakan pada anak- yang sehat.
anak dan pasien berkebutuhan
 Secara estetika,
khusus.
warna bahan
amalgam tidak
sesuai dengan
warna gigi
sehingga kurang
indah dilihat.

26
 Lebih mahal
dibandingkan
bahan amalgam.
 Risiko kerusakan
dapat terjadi jika
frekuensi mengigit
 Warna bahan komposit resin makanan keras
dapat disesuaikan dengan lebih tinggi,
warna gigi. sehingga risiko
 Relatif kuat dan tahan terhadap perbaikan juga
lebih tinggi
tekanan ketika mengunyah
dibandingkan
Komposit resin atau menggigit.
bahan amalgam.
(campuran  Dapat digunakan pada gigi
 Pemasangan
bagian depan atau belakang.
antara resin cenderung lebih
 Dapat selesai dalam satu
akrilik dan sulit dan
kunjungan (direct filling).
serbuk kaca) membutuhkan
 Tidak menimbulkan korosi.
waktu lebih lama
 Risiko perbaikan dan dibandingkan
penggantian rendah. bahan amalgam.
 Risiko bakteri memasuki celah  Risiko korosi lebih
tambalan rendah. cepat dibandingkan
gigi alami.
 Dalam kasus yang
jarang terjadi,
dapat
menyebabkan
reaksi alergi lokal.

 Daya tahan rendah


dan rentan patah.
 Warna bahan tambalan sesuai  Seiring waktu,
Ionomer kaca dengan warna gigi. bahan ini dapat
(campuran  Dapat diberi kandungan menjadi kasar dan
asam akrilik fluoride untuk membantu muncul plak yang
dengan serbuk mencegah pembusukan lebih menyebabkan
lanjut. risiko pada gusi.
kaca.
 Risiko reaksi alergi cenderung  Ada risiko bahan
Umumnya lebih rendah. tambal terlepas dari
digunakan  Proses cepat. gigi.
untuk tambalan  Bagian gigi alami yang  Biaya cukup
kecil) diambil sedikit. mahal. Lebih
mahal dari bahan
amalgam.

27
 Warna bahan sesuai warna  Penggunaan
gigi. Lebih transparan dari terbatas. Sebaiknya
ionomer kaca. tidak digunakan
 Dapat diberi kandungan untuk mengigit
fluoride untuk membantu makanan keras.
Ionomer resin mencegah pembusukan lebih  Biaya cukup
(campuran lanjut. mahal. Lebih
antara asam  Bagian gigi alami yang mahal dari bahan
akrilik dengan diambil sedikit. amalgam.
resin akrilik)  Risiko reaksi alergi lokal  Daya tahan lebih
rendah. rendah
 Dapat digunakan untuk dibandingkan
penambalan jangka pendek bahan komposit
pada gigi susu. dan amalgam.

 Warna bahan sesuai warna  Bahan rapuh dan


gigi dengan tingkat mudah retak. Daya
transparansi tinggi. tahan terhadap
 Jika cocok, bahan ini memiliki tekanan ketika
daya tahan yang baik terhadap menggigit rendah.
pembusukan.  Dibutuhkan dua
 Risiko terkikis sangat rendah, kali pertemuan
Porselen namun dapat menyebabkan untuk
terkikisnya gigi yang menyelesaikan
(keramik) prosedur
berlawanan.
 Risiko bakteri memasuki celah penambalan.
tambalan sangat rendah karena  Biaya mahal.
bentuk yang telah disesuaikan  Tidak dianjurkan
dengan gigi berlubang. penggunaan bahan
 Tidak menyebabkan reaksi ini pada gigi
alergi. geraham.

Aloi emas  Daya tahan yang sangat baik.  Harga mahal


(mengandung Tidak mudah retak di bawah karena
bahan emas, tekanan. menggunakan
tembaga, dan  Bagian gigi alami yang harus bahan emas.
diambil sedikit.  Tidak sesuai
jenis logam
 Tidak mudah terkikis dan dengan warna gigi.
lainnya).
tidak menyebabkan gigi yang  Dibutuhkan dua
berlawanan terkikis. kali pertemuan
 Tahan terhadap korosi dan untuk
noda. menyelesaikan
 Risiko bakteri masuk melalui prosedur
celah tambalan sangat rendah. penambalan.

28
 Pada kasus yang
jarang terjadi,
risiko reaksi alergi
lokal dapat terjadi.

Sebelum Tambal Gigi

Ada beberapa tahap persiapan sebelum proses penambalan gigi untuk


menentukan metode terbaik dan jenis bahan tambalan, antara lain:

 Pemeriksaan riwayat kesehatan.Langkah awal yang umumnya


dilakukan dokter gigi sebelum prosedur tambal gigi adalah memeriksa
riwayat kesehatan pasien. Ada beberapa kondisi yang perlu pasien
informasikan dan diskusikan dengan dokter sebelum prosedur
penambalan, antara lain:
o Jika hamil atau menyusui
o Jika memiliki alergi terhadap merkuri atau logam lain yang
terkandung di dalam bahan tambal gigi
o Jika berencana menggunakan kawat gigi dalam waktu dekat
o Jenis obat atau produk herba yang sedang dikonsumsi saat ini
o Jika memiliki gangguan kesehatan, seperti penyakit jantung
o Jika pernah menjalani operasi penggantian sendi.

Dengan mengetahui kondisi pasien, dokter gigi dapat melakukan langkah


pencegahan terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi. Dokter gigi
umumnya akan memberikan obat antibiotik kepada pasien dengan
gangguan jantung atau sendi, dan mencari bahan tambalan alternatif jika
pasien alergi terhadap bahan tambalan tertentu.

 Pemeriksaan kondisi gigi. Selanjutnya, dokter akan memeriksa kondisi


permukaan gigi dengan cermin kecil khusus dan cairan pendeteksi karies
untuk mendeteksi area gigi yang berlubang. Dokter mungkin akan

29
menggunakan foto Rontgen gigi seluruh atau sebagian mulut untuk
memeriksa area dan tingkat kerusakan secara lebih detail. .(drg.tanca
sitti,2020)

 Penentuan metode dan jenis bahan tambalan. Ada beberapa faktor


yang memengaruhi penentuan jenis bahan tambal yang akan digunakan
dan metode penambalan yang akan dilakukan, yaitu:
o Kesehatan mulut dan tubuh pasien secara keseluruhan
o Lokasi gigi yang berlubang
o Tekanan gigitan pada area gigi yang berlubang
o Daya tahan gigi yang dibutuhkan
o Faktor estetika
o Kemampuan finansial pasien.

Selanjutnya, dokter gigi akan menjelaskan tentang prosedur yang akan


dijalani pasien, risiko efek samping dan komplikasi, serta manfaat yang
dapat diperoleh pasien. .(drg.tanca sitti,2020)

Prosedur Tambal Gigi

Berdasarkan metode yang digunakan untuk mengisi bahan tambalan,


prosedur tambal gigiterbagi menjadi dua kategori, yaitu:

 Tambal gigi secara langsung (direct filling). Metode ini dilakukan dengan


memasukkan bahan tambalan secara langsung ke gigi berlubang,
setelah dokter gigi membersihkan kotoran dari lubang gigi tersebut.
Seluruh rangkaian proses tambal gigi ini umumnya dapat selesai dalam
satu pertemuan. Jenis bahan tambalan yang biasanya digunakan dalam
metode ini adalah amalgam dan komposit. Berikut ini langkah-langkah
tambal gigi secara langsung:

30
o Langkah 1: Anestesi. Pada awal prosedur, dokter gigi akan
memberikan anestesi lokal untuk membuat area di sekitar gigi
pasien mati rasa. Anestesi ini tidak selalu dilakukan oleh dokter
gigi. .(drg.tanca sitti,2020)

o Langkah 2: Pembersihan kotoran gigi. Selanjutnya, dokter gigi


akan menggunakan alat bor khusus (dental burst) untuk memotong
email gigi dan menghilangkan kotoran. Penggunaan instrumen bor
umumnya disesuaikan dengan lokasi dan tingkat kerusakan gigi
pasien, serta fasilitas dan keahlian dokter gigi. Dokter gigi
mungkin akan melakukan pemeriksaan ulang pada area tambalan
untuk memastikan bahwa seluruh kotoran telah hilang.(drg.tanca
sitti,2020).

o Langkah 3: Pengikisan. Setelah seluruh kotoran hilang, dokter


gigi akan mengikis gigi dengan larutan asam agar bahan tambalan
lebih mudah menempel. .(drg.tanca sitti,2020)

o Langkah 4: Pemasangan tambal gigi. Sebelum proses


penambalan, dokter gigi akan mengisolasi gigi yang akan ditambal
dengan perekat. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah berbagai
hal yang dapat mengganggu proses perekatan antara gigi dan bahan
tambalan. Jika kotoran berada di dekat akar, dokter gigi akan
memasukkan lebih dahulu lapisan yang terbuat dari resin
komposit,ionomer kaca, atau bahan lain untuk melindungi saraf.
Selanjutnya, dokter gigi akan mengisi gigi berlubang dengan bahan
tambalan. .(drg.tanca sitti,2020)

o Langkah 5: Penggosokan. Setelah proses penambalan selesai,


dokter gigi akan menggosok atau memoles gigi yang telah
ditambal. .(drg.tanca sitti,2020)

31
 Tambal gigi secara tidak langsung (indirect filling). Metode yang
dilakukan ketika sisa struktur gigi tidak cukup dan tidak memungkinkan
untuk menampung bahan tambalan. Metode ini umumnya dilakukan dalam
2 kunjungan dan bahan tambalan yang sering digunakan adalah emas dan
porselen. Langkah prosedur tambal gigi secara tidak langsung, meliputi:

o Kunjungan 1: Dokter gigi akan membersihkan seluruh kotoran pada gigi,


kemudian mencetak bagian gigi yang berongga. Hasil cetakan akan
dikirim ke laboratorium untuk menjalani proses pembuatan dengan
menggunakan bahan tambalan. Dokter akan menempatkan tambalan
sementara pada gigi berlubang hingga cetakan gigi berlubang selesai
dibuat. .(drg.tanca sitti,2020)

o Kunjungan 2: Tambalan sementara akan dilepas dan dokter akan


memeriksa kecocokan antara gigi berlubang dan cetakan tambalan.
Selanjutnya, dokter gigi akan merekatkan cetakan gigi tersebut pada gigi
yang berlubang.(drg.tanca sitti,2020)

Setelah Tambal Gigi

Setelah prosedur penambalan gigi selesai, dokter gigi akan


mengajarkan cara merawat tambalan gigi dan mencegah pembusukan yang
mungkin terjadi pada gigi yang ditambal atau gigi lain di sekitarnya. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan pasien setelah tambal gigi, antara
lain:

 Menjalani diet sehat dengan mengonsumsi nutrisi seimbang

 Menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride secara


rutin, dua kali sehari

32
 Membersihkan celah gigi secara rutin dengan benang gigi
(dental  floss)

 Memeriksa dan membersihkan gigi secara rutin di dokter gigi

 Jika pasien berisiko tinggi mengalami karies gigi, maka pasien dapat
menggunakan dental sealant, yaitu lapisan tipis dari bahan plastik
yang dipasang di permukaan gigi untuk melindungi gigi, terutama gigi
belakang, dari kerusakan dan penumpukan plak di area tersebut.

 Jika dokter gigi mendeteksi adanya tambalan yang retak atau ‘bocor’,
maka dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menggunakan
foto Rontgen untuk melihat kondisi gigi pasien secara lebih detail.
‘Kebocoran’ adalah kondisi ketika bahan tambalan dan gigi tidak
merekat sempurna sehingga memungkinkan serpihan makanan dan air
liur memasuki atau meresap ke celah antara tambalan dan gigi. .
(drg.tanca sitti,2020)

Segera hubungi dokter gigi, jika mengalami kondisi sebagai berikut:

 Jika gigi terasa sangat sensitif


 Jika merasa ada bagian yang tajam pada tambalan
 Jika melihat atau merasa ada celah pada tambalan gigi
 Jika merasa sebagian tambalan gigi hilang.

Risiko Tambal Gigi

Ada beberapa risiko komplikasi yang mungkin terjadi akibat prosedur


tambal gigi, antara lain:

 Nyeri. Ada beberapa jenis nyeri yang dapat dialami pasien dan


setiap nyeri bisa disebabkan oleh hal yang berbeda, yaitu:

33
o Nyeri ketika menggigit
o Nyeri ketika gigi bersinggungan dengan gigi lain
o Nyeri yang mengerupai sakit gigi
o Nyeri di bagian gigi lain atau berlawanan.
 Gigi sensitif. Ini merupakan efek samping yang paling umum terjadi
setelah setelah prosedur tambal gigi. Gigi mungkin akan sensitif
terhadap tekanan, udara, makanan manis, atau suhu. Kondisi ini
biasanya akan hilang dalam beberapa minggu. Jika sensitivitas tidak
berkurang dalam 2-4 minggu atau jika gigi terasa sangat sensitif,
segera hubungi dokter.
 Peradangan pada pulpa gigi (pulpitis).Umumnya bersifat
sementara. Segera hubungi dokter jika peradangan tidak membaik,
karena berisiko tinggi mengalami infeksi atau abses.
 Infeksi. Infeksi dapat terjadi pada pulpa gigi atau jaringan gusi di
sekitarnya.
 Reaksi alergi terhadap bahan tambalan.Kondisi ini merupakan
kasus yang jarang terjadi. Namun, salah satu bahan yang dianggap
dapat memicu reaksi alergi adalah merkuri. Pasien yang menderita
alergi umumnya memiliki riwayat alergi atau memiliki anggota
keluarga yang juga menderita Dokter akan menggunakan bahan
tambalan lain jika pasien alergi terhadap bahan tertentu.

Perawatan Non-Invasif
1. DHE (Dental Health Education)
Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk memotivasi
pasien agar membersihkan mulut mereka dengan efektif. Pendekatan
ini sebaknya tidak dianggap sebagai instruksi dokter tetapi lebih

34
erupakan dorongan atau ajakan agar pasien sadar akan pentingnya
menjaga kebersihan mulut. Pendidikan kesehatan gigi meliputi metode
penyikatan gigi, flossing, dan pengontrolan pola makan (diet
karbohidrat). Urutan metode dalam pendidikan kesehatan gigi yang
diberikan sat pasien datang ke dokter gigi meliputi: pada kunjungan
pertama dilakukan pemeriksaan menyeluruh tentang kebersihan mulu,
memeriksa kebiasaan pasien dalam membersihkan gigi, dan penjelasan
serta anjuran dokter gigi. Pada kunjungan kedua doketer gigi
melakukan evaluasi, mengulangi anjuran secara lebih detail.(irmiah
fitria,2015)
Metode penyikatan gigi terlebih dahulu untuk memilih bulu sikat
gigi yang baik. Syarat-syarat sikat gigi yang baik adalah pilih bulu
sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi, dan pilih
kepala sikat yang ramping atau bersudut, sehingga mempermudah
pencapaian sikat didaerah mulut bagian belakang yang sulit
terjangkau.(irmiah fitria,2015)

I.Metode-metode menyikat gigi adalah:

a) Scrub memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat


secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gusi
dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-ulang.
b) Roll memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan selurauh
permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakan pada area batas gusi
dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu tegaknya gigi.
c) Bass meletakkan bulu sikatnya pada area batas gusi dan gigi sambil
membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi
digetarkan ditempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.
d) Stillman mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari
arah gusi ke gigi secara berulang, seperti metode Bass.

35
e) Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal
sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi.
Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi
atas dan bawah ini.
f) Charters meletakkan bulu sikat menekan gigi dengan arah bulu
sikat menghadap permukaan kunyah.
Setiap metode yang telah disarankan oleh beberapa dokter gigi ahli
memiliki kesulitan tersendiri.Bagi anak-anak disarankan memulai
dengan metode scrub dan dilanjutkan dengan metode bass. Secara
umum samapai saat ini disimpulkan bahwa cara sikat gigi yang paling
efektif adalah dengan mengombinasikan metode-metode tersebut. .
(irmiah fitria,2015)
Daerah antargigi yang sulit dibersihkan dengan sikat gigi, dapat
digunakan benang gigi (flossing).Kemudian disempurnakan dengan
berkumur untuk menyegarkan lingkungan mulut. .(irmiah fitria,2015)
1. Kontrol Diet
Kontrol diet adalah menilai asupan makanan dan minuman selama
3-7 hari, kemudian dihitung kandungannya.Setelah dihitung asupan
makanannya kemudian diberi penerangan untuk mengurangi atau
mengganti makanan yang kariogenik dengan yang tidak bersifat
kariogenik. .(irmiah fitria,2015)
2. Topikal Aplikasi Flour
Flour digunakan untuk membantu remineralisasi dan menghentikan
karies dini serta mengurangi kerentanan gigi terhadap perkembangan
karies. .(irmiah fitria,2015)
3. Oral Provilaksis
Adanya plak atau debris dipermukaan gigi dapat dipakai sebagai
indikator kebersihan mulut. .(irmiah fitria,2015)
4. Pit dan Fisure Sealant

Prosedur:

36
Bersihkan permukaan gigi

 Isolasi dan keringkan gigi

 Etsa email

 Cuci dan keringkan permukaan email

 Berikan resin

 Biarkan resin mengalami polimerisasi

 Pemeriksaan lebih lanjut.

2.2 Konsultasi ke Bagian Periodontis

Penilaian OHI-S

Adanya plak, debris dan kalkulus pada gigi dapat dijadikan


indicator kebersihan mulut. Dengan keuntungan antara lain kriteria
obyekif, pemeriksaan dilakukan dengan cepat, tingkat reproducibility
yang tinggi dimungkinkan dengan masa latihan yang minimum dan
dapat mengevaluasi kebersihan gigi dan mulut secara pribadi. .(irmiah
fitria,2015)
OHI-S mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi
debris atau kalkulus.Untuk OHI-S, Green dan vermillion menetapkan
gigi indeks yang digunakan adalah 6 1 6. .(irmiah fitria,2015)

Apabila salah satu gigi indeks telah hilang, penilaian pada gigi
pengganti adalah sebagai berikut:

M1 RA/ RB tidak ada, maka diganti dengan M2 RA/ RB


M2 RA/ RB tidak ada, maka diganti dengan M3 RA/ RB
M3 RA/ RB tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian

37
I1 atas kanan tidak ada, maka diganti dengan I1 atas kiri
I1 atas kiri dan kanan tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
I1 bawah kiri tidak ada, maka diganti dengan I1 bawah kanan.
I1 bawah kanan dan kiri tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.

Penentuan skor :

1. Debris Indeks (DI)

DI adalah skor dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa
makanan yang melekat pada gigi tertentu.

Skor debris

Skor 0 = tidak ada debris sama sekali

Skor 1 = debris ada di sepertiga sevikal permukaan gigi

Skor 2 = debris sampai mencapai pertengahan permukaan gigi

38
SOAL:

1. Seorang perawat gigi melaksanakan kegiatan UKGS yang dilakukan di SD


melati yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi anak
sekolah.Data yang di dapatkan berupa jumlah karies gigi dan gigi goyang,
perawatan apakah yang akan dilakukan perawat gigi berdasarkan data diatas….
a. melakukan penambalan amalgam
b. melakukan penambalan sementara
c. melakukan penambalan fit fissure sealant
d. melakkan penambalan dengan pengemboran
e. melakkan penambalan dan pencabutan gigi

2. Seorang pasien laki laki berumur 27 tahun datang kepada seorang perawat gigi
dan mengeluh bahwa gigi premolar RA nya berlubang dan menganggu pasien
susah untuk makan, setelah di periksa ternyata mahkota di pinggirnya belum
habis semua serta masih tebal , sebagai perawat gigi apa yang harus
dilakukan….

a. mencabut gigi tersebut secara langsung


b. membiarkannya saja tanpa ada perawatan khusus
c. menambal gigi tersebut sebelum terjadinya karies
d. diberikan obat terlebih dahulu setelah itu baru dicabut
e.melakukan scaling
3. Salah satu perawat gigi sedang melakukan penambalan gigi pada gigi premolar
RA, pasien dengan metode memasukkan bahan tambalan secara langsung ke
gigi yang berlubang. langkah pertama yang dilakukannya adalah Anastesi lokal
untuk membuat area di sekitar gigi mati rasa, sedangkan langkah kedua yang
harus dilakukan perawat gigi tersebut adalah…..
a. Pembersihan karang gigi
b. pembersihan kotoran gigi
c. penggosokan
d. pengikisan gigi

39
e. pemasangan tambalan gigi
4. Pasien yang telah melakukan penambalan gigi pada gigi molar RB merasakan
giginya terasa sangat sensitive, merasa ada bagian yang tajam pada tambalan,
dan merasakan ada bagian tambalan gigi yang hilang. Apa yang harus
dilakukan oleh pasien tersebut….
a. segera menggosok gigi
b. segera menghubungi dokter gigi
c. membiarkan karena hal yang normal
d. mengganti pasta gigi
e. membuat ramuan herbal untuk menghilangkan rasa nyeri

5. Seorang pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan bahwa giginya sering
sakit ketika memakan makanan yang manis, dingin dan asam ketika mengethui
gejla tersebut dokter/perawatgigi pun melakukan pemeriksaan terdapat karies
pada gigi pasien tersebut.Berdasarkan macam macamnya karies itu dapat
disebut dengan….

a. karies dentin
b.karies pulpa
c.karies rampan
d. karies pit dan fissure
e. karies email

6. Seorang perawat gigi kedatangan pasien perempuan yang berumur 20 tahun


dan ingin memeriksakan giginya, setelah diperiksa di bagian gigi molar 2
kanan RA terdapat karies yang mengenai permukaan proksimal gigi pit dan
fissure( gigi anterior atau posterior)
Dari pemeriksaan obyektif, karies gigi tersebut termasuk klafsifikasi karies
kelas berapa…..
a. karies kelas I
b. karies kelas II

40
c. karies kelas III
d. karies kelas IV
e. karies kelas v

7. Jeno mendektesi adanya tambalan yang retak atau bocor pada bagian gigi
premolar RA pada pasiennya, untuk melihat kondisi gigi pasien secara lebih
detail Jeno melakukan pemeriksaan menggunakan….
a. kaca mulut
b. rontgen foto
c. cheeck retraktor
d. mouth mirror
e. excavator

8. Seorang pasien datang ke klinik gigi untuk memeriksakan gigi bagian premolar
kiri RB, setelah diperiksa pasien tersebut mengalami karies pada permukaan
halus, apakah yang dimaksud dengan karies pada permukaan halus…..
a. karies pada pulpa
b. karies pada buccal groove
c. karies pada incisal
d. karies fit dan fissure
e. karies pada dentin

9. Pasien yang di periksa oleh dokter Na Jaemin mengalami pulpitis reversible


disini pulpa telah mengalami peradangan ringan sehingga sebelum dilakukan
penambalan, pulpa harus dipulihkan terlebih dahulu, selanjutnya tindakan yang
harus dilakukan adalah….

a. plip capping
b. anastesi pulpa
c. perawatan syaraf
d. perawatan endodontic

41
e. penambalan biasa

10. Seorang pasien mengeluh ke dokter gigi bahwa giginya berlubang, saat
diperiksa terdapat karies pada bagian gigi molar 1 Ra yang mengenai jaringan
email. Berdasarkan kedalaman karies yang diperiksa, pasien tersebut
mengalami….

a. karies awal
b. karies profundal
c. karies dentin
d. karies profunda komplikatif
e. karies superfisialis

42
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

             Ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi, yaitu


factor gigi sebagai Host, yaitu kondisi gigi yang memudahkan perlekatan
sisa mekanan, antara lain bentuk permukaan gigi maupun susunan gigi
yang berjejal. Faktor lain yaitu adanya mikro organisme terutama adanya
streptococcus mutans, Adanya Karbohidrat serta waktu, atau lama kontak.

Karies gigi dapat dicegah dengan meminimalisir peran masing-


masng factor, misalnya dengan fissure sealing, perawatan orthodontik pada
gigi, memperbaiki pola makan dan pembersihan gigi. Selain itu dengan
penambahan Fluor.

Penatalaksanaan karies gigi ditentukan oleh derajat keparahan gigi,


serta keluhan yang menyertainya, dimana gigi dapat direstorasi langsung,
atau dilakukan perawatan Endodontik terlebih dahulu. Alternatif lain
adalah pencabutan pada gigi tersebut,namun ini adalah pilihan terakhir bila
gigi tersebut tidak dapat dipertahankan lagi.

Dengan perawatan dan perhatian pada gigi, gigi dapat


dipertahankan selama mungkin dalam mulut untuk menunjang fungsi
pengunyahan maupun estetiknya.

B. Saran

Demikianlah makalah kami buat ,semoga dapat bermamfaat bagi


pembacaapabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan ,silakan
sampaikan kepada kami

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan


memakluminya karena kami hanya hamba ALLAH yang tidak luput dari
salah ,khilaf ,alfa dan lupa.

43
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-gigi-dan-mulut/karies-
gigi/diagnosis2018 . Diakses pada tanggal 12 september 2020 jam 12.00
WITA

https://www.gelarsramdhani.com/2019/10/klasifikasi-karies-menurut-gv-
black.html?m=12019 . Diakses pada tanggal 12 september 2020 jam 07 45
WITA

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kesehatan/penyakit/gigi-
berlubang-karies/%3famp 2015. Diakses pada tanggal 12 september 2020
jam 08.00 WITA

https://www.alodokter.com/tambal-gigi-ini-yang-harus-anda-ketahui2020.
Di akses pada tanggal 13 september 2020 jam 08.27 WITA

http://email-dentin.blogspot.com/2011/02/perawatan-lanjutan-karies-
kompleks.html?m= 2011. Diakses pada tanggal 11 september 2020 jam
12.00 WITA

http://kedokteranebook.blogspot.com/2015/01/karies-lubang-gigi-caries-
dentist.html?m=12015. Di akses pada tanggal 12 september 2020 jam
09.00 WITA.

http.file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Konservasi%20Gigi%20pert.
%20III%20bnr.pdf.Diakses pada tanggal 29 september 2020.Jam 20.00
Wita

Anita,A.I (2008).”On Dental Caries and Caries-Rlated Factors in Children and


Teenagers”.Jurnal dental supplement. vol.195.Hal.36. Gothenburg :
Departement of Cariology Sahlgrenka Academy University of Gothenbung

44
REFERENSI

Dr. diana Putri 2018 , kesehatan gigi dan mulut / karies gigi /diagnosis
[online]

https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-gigi-dan-mulut/karies-
gigi/diagnosis diakses pada tanggal 12 september 2020

Drg. Gelas s ramadhani 2019 , klasifikasi – karies [online]

https://www.gelarsramdhani.com/2019/10/klasifikasi-karies-menurut-
gv-black.html?m=1 di akses pada tanggal 12 september 2020

45
Irmiah Fitria 2015 , gigi berlubang [online]

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kesehatan/penyakit/gigi-
berlubang-karies/%3famp diakses pada tanggal 12 september 2020

Dr. Tanca sitti, 2020 tambal gigi [ online]

https://www.alodokter.com/tambal-gigi-ini-yang-harus-anda-ketahui
diakses pada tanggal 13 september 2020

46
Dr audry albertus 2015 , lubang gigj [online]

http://kedokteranebook.blogspot.com/2015/01/karies-lubang-gigi-caries-
dentist.html?m=1 diakse pada tanggal 12 september 2020

Yauri Lucia,2020.Konservasi Gigi pertemuan ke.III.[online]

http.file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Konservasi%20Gigi%20pert.
%20III%20bnr.pdf.Diakses pada tanggal 29 september 2020.Jam
20.00 Wita
Anita,A.I (2008).”On Dental Caries and Caries-Rlated Factors in Children and
Teenagers”.Jurnal dental supplement. vol.195.Hal.36. Gothenburg :
Departement of Cariology Sahlgrenka Academy University of
Gothenbung.

Anda mungkin juga menyukai