PULP CAPPING
DISUSUN OLEH
Claudia Erika
G4B019002
KOAS XV
SUPERVISOR:
drg. Ryana Budi Purnama, M.Dsc.
Pulp capping adalah salah satu perawatan konservatif pada gigi yang masih
vital. Pulp capping dilakukan pada gigi dengan pulpa yang sudah terbuka atau pulpa
yang hanya dilapisi selapis tipis dentin, tetapi pulpa belum mengalami peradangan
yang persisten. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk mempertahankan vitalitas
pulpa dan melindungi pulpa dari rangsangan suhu, kimia dan mekanik. Beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pulp Capping antara lain:
1. Perforasi pulpa
Semakin besar ukuran perforasi pulpa maka semakin buruk. Perforasi yang
disebabkan karies makan prognosis lebih buruk dibanding trauma mekanis.
Lamanya paparan berkaitan dengan keterlibatan bakteri, sebaiknya <24 jam.
2. Faktor sistemik
Defisiensi vitamin C dan adanya kelainan sistemik mengakibatkan
terhambatnya penyembuhan
3. Usia pasien
Pasien dengan usia muda, maka foramen apikal lebih lebar dan memiliki
suplai darah yang baik.
4. Jaringan periodontal
Jaringan periodontal yang sehat memberi prognosis yang baik.
5. Asepsis
Asepsis harus tercapai untuk mencegah kontaminasi bakteri.
Ada dua jenis yaitu indirect pulp capping dan direct pulp capping
a. Gigi vital
b. Pulpitis reversibel
c. Terdapat karies profunda dan jaringan pulpa masih tertutup lapisan dentin
yang tipis.
d. Tidak ada gejala klinik peradangan yang persisten.
Kontraindikasi:
Prosedur:
a. Gigi vital
b. Pulpitis reversibel
c. Terdapat karies profunda pulpa terbuka <24 jam dan tidak lebih dari 1
mm.
d. Tidak ada gejala klinik peradangan yang persisten.
Kontraindikasi:
Prosedur:
Dental material yang digunakan pada perawatan pulp capping antara lain:
Seorang wanita 23 tahun datang ke RSGM Unsoed ingin memeriksakan gigi bawah
belakang yang ditambal seminggu yang lalu. Pasien merasa ngilu ketika mengunyah
makanan dan minum.
1. Pemeriksaan subyektif:
CC : Pasien datang ingin memeriksakan giginya yang ditambal seminggu
yang lalu
PI : gigi terasa ngilu sat mengunyah makanan dan ketika minum
PDH : pasien tambal gigi seminggu yang lalu, sebelumnya gigi berlubang
dan ngilu ketika minum dingin dan makan.
PMH : pasien pernah pingsan saat donor darah
FH : ayah DM
SH : mahasiswa
2. Pemeriksaan Obyektif
EO : t.a.k
IO : gigi 46 direct restorasi komposit klas I, perkusi (+), palpasi (-),
vitalitas (+).
3. Pemeriksaan penunjang
Radiologi periapikal menunjukkan perforasi tanduk pulpa bagian mesial <1
mm.
4. Assessment
Pulpitis Reversibel
5. Planning
Trepanasi
Indirect Pulp Capping
Direct resto komposit
6. Treatment
Indirect Pulp Capping dengan bahan capping kalsium hidroksida dan base
GIC tipe III
7. Tata laksana pasien dalam kasus
a. Trepanasi untuk menghilangkan tambalan komposit
b. Bersihkan kavitas dengan aquades atau saline
c. Keringkan dengan cutton pellet steril
d. Aplikasikan bahan capping kalsium hidroksida dengan menggunakan ball
aplicator pada area yang berdekatan dengan pulpa, hindari penekanan.
e. Aplikasikan base GIC tipe III
f. Berikan tumpatan sementara
g. Pulangkan pasien, evaluasi minimal 2 minggu
h. Follow up dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan perawatan pulp
capping, lakukan pemeriksaan subyektif dan obyektif (inspeksi,
palpasi,perkusi, vitalitas)
i. Apabila perawatan berhasil buka tumpatan sementara, lakukan tumpatan
permanen dengan komposit.
DAFTAR PUSTAKA
Baum, Philips, Laund, 1997, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Ed.3, EGC, Jakarta.
Hilton, T.J., 2010, Keys to Clinical Success with Pulp Capping: A Review of the
Literature, Oper Dent, 34(5): 615–625.
Schmalz, G., Arenholt-Bindslev, D., 2009, Biocompatibility of Dental Materials,
Springer, Verlag Berlin Heidenberg.
Torabinejad, M., Walton, R.E., 2009, Endodontics: Principles and Practice, Saunders
Elsevier, St. Louis, Missouri.
Schmalz, G., Arenholt-Bindslev, D., 2009, Biocompatibility of Dental Materials,
Springer, Verlag Berlin Heidenberg.
Baum, Philips, Laund, 1997, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Ed.3, EGC, Jakarta.