Anda di halaman 1dari 10

RESEARCH ARTICLE

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2 No.1 Mei 2017, Hal. 1-10

Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica Papaya) Dapat Menurunkan


Kadar Kolesterol Total dan Kadar Serumglutamat Piruvat
Transaminase (Sgpt) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar
yang Hiperkolesterolemia
Legis Ocktaviana Saputri1, Bagus Komang Satriyasa2, Wayan Putu Sutirta Yasa2
1
Program Studi Biomedik, Program Pascasarjana Universitas Udayana
2
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Jl. P.B. Sudirman Denpasar, Bali, Indonesia 80114
1
legisocktavia@gmail.com

Abstrak
Hiperkolesterolemia merupakan kelainan metabolisme lemak yang dianggap sebagai faktor yang berkontribusi
dalam peningkatan risiko PJK. Biji pepaya diduga memiliki aktivitas hipolipidemik karena mengandung
senyawa fitokimia yang berpengaruh pada metabolisme lemak. Penelitian ini menggunakan model
eksperimental randomized pretest-posttestcontrol-group design terhadap 30 ekor tikus yang
hiperkolesterolemia setelah diinduksi pakan tinggi kolesterol selama 48 hari. Tikus tersebut dibagi ke dalam 3
kelompok yaitu kelompok kontrol negatif (P 0), kontrol positif (P1), dan kelompok perlakuan (P2).Aktivitas
antihiperkolesterolemik dinilai melalui pengukuran kadar kolesterol total dan SGPT pretest dan posttest.
Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak air biji pepaya dosis 300 mg/kg/hari mampu menurunkan kadar kolesterol
total sebesar 13,39% dan kadar SGPT sebesar 31,4% (p<0,05). Uji One Way Anova menunjukkan bahwa
kadar kolesterol total dan SGPT posttest antar kelompok berbeda bermakna (p<0,05). Uji LSD menunjukkan
bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya dapat secara signifikan menurunkan kadar kolesterol total pada tikus
yang hiperkolesterolemia jika dibandingkan dengan kelompok placebo. Kadar tersebut tidak berbeda
signifikan dengan kelompok yang diberi simvastatin (beda rerata 0,6 mg/dL; p>0,05). Penurunan kadar SGPT
diketahui berbeda bermakna jika dibandingkan kelompok placebo. Hasil tersebut dapat membuktikan bahwa
pemberian ekstrak air biji pepaya dapat menurunkan kadar kolesterol total dan SGPT pada tikus putih jantan
galur wistar yang hiperkolesterolemia.
Kata Kunci: hipekolesterolemia, ekstrak biji papaya, kolesterol total, SGPT.

Abstract
[Aqueous Extract of Papaya (Carica Papaya) Seeds Decreased Total Cholesterol and Alanine
Aminotransferase (Alt) Levels in Hypercholesterolemic Male Wistar Rats]
Hypercolesterolemic is fat metabolism disorder which contributes to increase the risk of CHD. Papaya
seeds issuspected having anti-hipercholesterolemic activity, because contains several phytochemical
compounds. This study uses a model of experimental randomized pretest-posttestcontrol-group design in 30
rats that had induced hypercholesterolemia with high cholesterol diet for 48 days. Rats were divided into 3
groups: negative control (P0), positive control (P1), and the treatment group (P2). Antihypercholesterolemic
activities were assessed through total cholesterol and ALT pretest and posttest levels. Results of this study has
shown that aqueous extract of papaya seeds dose 300 mg/kg/day can reduce total cholesterol by 13.39% and
ALT by 31.4% (p<0.05). One Way ANOVA test showed that the levels of total cholesterol and SGPT posttest
are significantly different between groups (p<0.05). Further test with LSD showed that the aqueous extract of
papaya seeds can significantly reduce total cholesterol when compared to P 0. These results do not differ
significantly from group that given simvastatin (mean difference 0.6 mg/dL; p>0.05). Decreased levels of ALT
are also known significantly different when compared to P 0.These result proved that aqueous extract of Carica
papaya seeds can decreased total cholesterol and ALT levels in hypercholesterolemic male wistar rats.

Keywords: hypercholesterolemic, papaya seeds extract, total cholesterol, ALT.

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.2

PENDAHULUAN plasma dengan cara menghambat absorpsi


Penyakit jantung koroner disebut kolesterol di usus[5]. Flavonoid dan tannin
sebagai salah satu penyebab kematian masing-masing atau secara sinergis mampu
utama di dunia. Hiperkolesterolemia memberikan efek protektif pada hati[6].
merupakan suatu kelainan metabolisme Ekstrak biji pepaya diketahui mengandung
lemak yang dianggap sebagai salah satu flavonoid, tannin, dan saponin sehingga
faktor utama yang berkontribusi dalam diduga memegang peranan penting dalam
peningkatan risiko penyakit jantung metabolisme lemak dan menurunkan kadar
koroner, sehingga kelainan ini perlu SGPT dalam darah [7,8].
ditangani sebaik mungkin untuk mencegah Penelitian ini dilakukan untuk
risiko berkembangnya kearah penyakit membuktikan pengaruh pemberian ekstrak
jantung koroner. Hiperkolesterolemia air biji pepaya (Carica papaya) terhadap
diketahui juga dapat menyebabkan kadar kolesterol total plasma dan kadar
gangguan fungsi metabolisme hati akibat SGPT tikus putih jantan galur wistar yang
akumulasi asam lemak bebas dalam telah diinduksi hiperkolesterolemia. Hasil
hepatosit pada keadaan hiperkolesterolemia yang bermakna pada pengujian statistik
dapat menstimulasi NF-kB sitokin inflamasi menunjukkan bahwa ekstrak air biji pepaya
seperti TNF-alpha, IL-6 dan IL-1 beta oleh dapat dipertimbangkan untuk digunakan
sel Kupffer yang merupakan makrofag dalam pengobatan hiperkolesterolemia dan
spesifik yang ditemukan pada hati dan dapat mencegah pengaruh perkembangan
merupakan pencetus proses inflamasi pada penyakit ke arah kerusakan sel hati.
hati. Representasi dini kerusakan hepatosit
tersebut dapat melalui peningkatan kadar METODE
Serum Glutamat Piruvat Transaminase Penelitian ini menggunakan model
(SGPT) [1,2]. rancangan penelitian eksperimental
Terapi awal untuk hiper- randomized pretest-posttestcontrol-group
kolesterolemia adalah terapi non- design. Sampel dalam penelitian ini adalah
farmakologi melalui perubahan gaya hidup, tikus putih jantan galur wistar berumur 2-3
namun Jika perubahan gaya hidup tidak bulan dengan berat 150-250 gram yang
cukup potensial dalam menurunkan kadar dinilai sehat berdasarkan pergerakan yang
lipid plasma, maka agen hipolipidemik aktif, mau makan, dan rambut tidak rontok.
harus dipilih berdasarkan kelainan Tikus dieksklusi sebagai sampel jika tikus
[3]
lipoprotein spesifik . Produk dari bahan tersebut mati dan/atau tidak sehat.Jumlah
alam telah menjadi alternatif terbaik dalam sampel dihitung berdasarkan rumus Pocock
pengembangan obat hipolipidemik yang dengan mempertimbangkan jumlah
aman dikarenakan pengembangan obat kelompok (3 kelompok), sehingga
kimia sintetik memerlukan biaya yang dibutuhkan sejumlah 30 ekor tikus sebagai
tinggi dan memiliki beragam efek samping sampel.
[4]
.
Senyawa fenolik dalam bahan alam Ekstraksi Biji Pepaya
telah terbukti memiliki efek antioksidan dan Buah pepaya matang segar diperoleh
mampu menghambat oksidasi LDL. dari Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal
Flavonoid telah dilaporkan dapat Kabupaten Badung dibelah dan bijinya
menurunkan oksidasi kolesterol LDL, dikumpulkan. Biji buah pepaya yang masih
menurunkan peroksidasi lemak, dan basah/muda dicuci pada air mengalir secara
menghambat perkembangan lesi-lesi hati-hati sebanyak 2 kali pengulangan.Biji
aterosklerosis pada penyakit kardiovaskular tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu
[5]
. Tannin telah terbukti memiliki efek 55oC selama 40 jam, selanjutnya dihaluskan
antihiperkolesterolemik yang kuat dengan menggunakan metode penggilingan
cara mereduksi absorpsi kolesterol. Saponin mekanik dengan blender.
juga dapat menurun-kan kadar kolesterol di Sebanyak 344 gram serbuk biji

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.3

pepaya tersebut dimaserasi dengan 1000 minum ad libitum). Pada proses ini, tikus
mL aquadest diatas water bath. Maserasi dianastesi menggunakan ketamine 50 mg/
dilakukan selama 72 jam pada suhu ruang. mL. Pengukuran kadar ini dilakukan di UPT
Pada saat proses maserasi dilakukan, wadah Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali
harus ditutup rapat dan terlindung dari pada Bulan September 2016.
cahaya sambil diaduk menggunakan stirer. Kadar kolesterol total diketahui
Setelah didiamkan selama 1 hari, melalui metode Cholesterol Oxidase-
rendaman tersebut disaring menggunakan Peroxidase Aminoantipyrine Phenol
kertas saring. Maserat yang diperoleh (CHOD-PAP), dimana kadar kolesterol total
disimpan dalam toples kaca bersih, normal pada tikus berkisar antara 10-54 mg/
sedangkan ampasnya kembali dimaserasi dL [9]. Tikus dikatakan hiperkolesterolemia
menggunakan prosedur yang sama jika kadar kolesterol total mencapai ≥130
[10]
sebanyak 3 kali dengan kuantitas pelarut mg/dL . Kadar SGPT diukur
yang sama hingga larutan menjadi jenuh. menggunakan metode IFCC (International
Seluruh maserat digabungkan dan diuapkan Federation of Clinical Chemistry), dimana
dengan menggunakan oven pada suhu 60oC kadar SGPT normal pada tikus berkisar
selama 1 minggu hingga diperoleh ekstrak antara 17,5-30,2 U/L [11].
kental biji pepaya. Ekstrak tersebut Proses pengukuran kadar kolesterol
ditimbang dan disimpan pada wadah bersih total dan SGPT ini dilakukan sebanyak 2
yang kedap air dan udara dalam lemari kali, yaitu setelah tikus diinduksi
pendingin hingga saat digunakan. hiperkolesterolemia dengan pakan tinggi
kolesterol atau pengukuran sebelum
Induksi Hiperkolesterolemia perlakuan (pretest) dan pengukuran setelah
Sebanyak 30 ekor tikus tersebut tikus-tikus yang terdiagnosa hiper-
kemudian dibagi rata secara acak ke dalam kolesterolemia tersebut diberikan perlakuan
3 kelompok yang terdiri dari kelompok spesifik pada tiap-tiap kelompok (posttest).
kontrol positif (P0), kelompok kontrol
negatif (P1), dan kelompok perlakuan (P2). Pemberian Perlakuan pada Tiap
Selanjutnya tikus-tikus di tiap kelompok Kelompok
tersebut diinduksi hiperkolesterolemia Sebanyak 30 ekor tikus yang
dengan menggunakan campuran lemak babi hiperkolesterolemia diberikan perlakuan
6%, kuning telur bebek 1,5%, minyak yang berbeda selama 10 hari berturut-turut.
goreng curah 6% dan pakan standar hingga Kelompok P0 diberikan larutan pembawa
100%. Diet tinggi lemak ini diberikan CMC-Na 0,5% peroral (p.o) sekali sehari,
sebanyak 20 g/ekor/hari selama 30 hari dan kelompok P1 diberikan suspensi simvastatin
air ad libitum. Terhadap seluruh sampel p.o 1,8 mg/kg/hari, dan kelompok P2
pada masing-masing kelompok diinduksi diberikan ekstrak air biji Carica papayap.o
dengan komposisi lemak babi, kuning telur 300 mg/kg/hari. Selama proses pemberian
bebek, dan minyak goreng curah yang sama perlakuan ini, masing-masing kelompok
dilanjutkan dengan metode sonde selama 18 tetap diberikan diet standar sebanyak 20g/
hari dengan tetap memberikan pakan ekor/hari.
standar sebanyak 20 g/ekor/hari.
Analisis Statistik
Pengukuran Kadar Kolesterol Total dan Analisis untuk membandingkan kadar
SGPT kolesterol total maupun kadar SGPT
Pengukuran kadar kolesterol total dan sebelum dan setelah perlakuan pada masing
SGPT dilakukan setelah dilakukan -masing kelompok dilakukan dengan
pengambilan darah menggunakan spuit 1cc menggunakan uji t berpasangan. Perbedaan
melalui jantung tikus yang sebelumnya bermakna ditunjukkan dengan nilai p<0,05
[12]
telah dipuasakan selama 12 jam (tanpa .
pemberian makan apapun kecuali air

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.4

Uji statistik One W ay A nova komponen spesifik yang dianggap memiliki


selanjutnya dipilih untuk melihat efek hipolipidemik. Selain itu, diperlukan
perbandingan kadar kolesterol total dan pula pengukuran kadar secara kuantitatif
SGPT antara semua kelompok. Uji ini terhadap senyawa fitokimia yang
dilakukan untuk membandingkan lebih dari terkandung dalam ekstrak air biji papaya
2 kelompok yang datanya terdistribusi tersebut. Hal ini bertujuan untuk
normal dan homogen. Perbedaan bermakna mengetahui senyawa mana yang memiliki
dari hasil uji One way A nova ditunjukkan aktivitas hipolipidemik paling besar dan
dengan nilai p<0,05. Selanjutnya uji Least paling potensial untuk dikembangkan,
Significant Difference (LSD) digunakan sehingga penggunaan ekstrak air biji papaya
untuk memastikan kelompok mana yang dapat memberikan efek penurunan kadar
benar-benar menunjukkan perbedaan yang kolesterol total yang seoptimal mungkin.
bermakna pada hasil Uji One W ay A nova
[12]
. Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Air Biji Pepaya
(Carica papaya)
HASIL Uji
No Hasil Simpulan
Skrining fitokimia dilakukan di UPT Fitokimia
Laboratorium Forensik Sains dan 1. Alkaloid Tidak terbentuk (-)
endapan jingga
Kriminologi Universitas Udayana dengan Tidak terbentuk (-)
tujuan untuk menjamin kandungan senyawa endapan kuning
aktif yang terdapat pada ekstrak air biji 2 Flavonoid Fluoresensi kuning (+)
intensif
pepaya (Carica papaya) yang digunakan 3 Saponin Tidak terbentuk busa (-)
dalam penelitian ini. Hasil Uji Fitokimia
4. Tanin dan Larutan berwarna (+)
yang dilakukan sebagaimana yang Polifenol hitam kehijauan
ditampilkan pada Tabel 1 menunjukkan Terbentuk endapan (+)
bahwa pada ekstrak air biji pepaya yang
5. Steroid dan Tidak terbentuk (-)
digunakan terkandung senyawa berupa triterpenoid cincin biu kehijauan
flavonoid, tannin, dan polifenol. Tidak terbentuk (-)
Berdasarkan teori diketahui bahwa cincin kecoklatan/
violet
dalam ekstrak air biji pepaya terkandung
senyawa seperti flavonoid, tannin, polifenol Tabel 2. Perbandingan Kadar Kolesterol Total dan
[5]
, saponin [4,5], serta glikosida aglikon SGPT antar Kelompok.
seperti benzil isotiosianat [13]. Saponin
merupakan senyawa yang cenderung Beda Rerata p
bersifat polar sehingga mudah larut dalam Kolesterol total P0 vs P1 0,50 mg/dL 0,738
pelarut aquadest [14]. Dengan kelarutan yang pretest
P0 vs P2 3,70 mg/dL 0,019
demikian, maka dapat diketahui bahwa
ekstrak air biji pepaya yang digunakan P1 vs P2 4,20 mg/dL 0,009
dalam penelitian ini tidak memiliki Kolesterol total P0 vs P1 30,70 mg/dL 0,000
kandungan senyawa saponin. Sebaliknya, posttest
benzil isotiosianat merupakan suatu P0 vs P2 31,30 mg/dL 0,000
senyawa berbasis minyak sehingga P1 vs P2 0,60 mg/dL 0,844
cenderung bersifat non-polar [14]. Sifatnya
Kadar SGPT P0 vs P1 1,30 U/L 0,560
yang non-polar tersebut menyebabkan pretest
senyawa ini tidak dapat larut di dalam P0 vs P2 0,70 U/L 0,753
pelarut aquadest yang digunakan dalam P1 vs P2 2,00 U/L 0,372
penelitian ini.
Hasil uji ini menunjukkan bahwa Kadar SGPT P0 vs P1 3,40 U/L 0,284
posttest
diperlukan suatu penelitian lanjutan P0 vs P2 17,80 U/L 0,000
menggunakan variasi beberapa jenis pelarut
P1 vs P2 21,20 U/L 0,000
yang berbeda sehingga dapat menarik

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.5

dipilih karena sifatnya yang inert, namun


pemberian larutan CMC Na 0,5% pada
kelompok P0 juga bertujuan untuk
mengeliminasi bias efek hipolipidemik yang
mungkin disebabkan oleh larutan pembawa
tersebut.
Perbandingan rerata kadar kolesterol
total dan SGPT posttest dengan pretest pada
kelompok P0 menunjukkan bahwa
pemberian larutan pembawa CMC Na 0,5%
tidak memberikan pengaruh signifikan pada
perubahan kadar kolesterol total maupun
Gambar 1. Perbandingan Kadar Kolesterol Total SGPT posttest pada hewan uji (p>0,05).
Pretest dan Posttest pada Tiap Kelompok (Uji t- CMC Na dipilih sebagai pensuspensi karena
berpasangan). mempunyai toksisitas yang rendah dan
terdispersi baik di dalam air dibandingkan
dengan pensuspensi lain [15]. Mengingat
pelarut yang digunakan dalam penelitian ini
adalah aquadest, maka CMC Na dianggap
sebagai larutan pensuspensi yang tepat.
Hasil yang diperoleh juga menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang
bermakna akibat pemberian larutan CMC
Na 0,5% terhadap kadar kolesterol total
dan SGPT sehingga benar larutan pembawa
yang dipilih bersifat inert.
Gambar 2. Perbandingan Kadar SGPT Pretest dan Pada terapi farmakologis kasus
Posttest pada Tiap Kelompok (Uji t-berpasangan). hiperkolesterolemia, obat golongan statin
cenderung menjadi pilihan utama karena
Pada Gambar 1 diketahui bahwa umumnya dapat ditoleransi dengan baik
kadar kolesterol total posttest pada oleh pasien selain harganya yang masih
kelompok P0 mengalami peningkatan mungkin dapat diterima. Untuk itu,
sebesar 1,42% dibandingkan dengan kadar pemberian simvastatin pada kelompok
kolesterol total pretest, sedangkan kadar P1bertujuan untuk melihat perbandingan
kolesterol total posttest pada kelompok P1 efektivitas terapi ekstrak air biji pepaya
dan P2 mengalami penurunan berturut-turut yang diberikan pada kelompok P2 terhadap
sebesar 14,99% dan 13,39%. Pada Gambar simvastatin pada durasi terapi yang sama.
5.2 diketahui bahwa kadar SGPT posttest Penurunan signifikan kadar kolesterol
pada kelompok P0 mengalami penurunan total (p<0,05) pada tikus kelompok yang
sebesar 2,38%. Kadar SGPT posttest pada diberikan simvastatin dosis 1,8 mg/kg/hari
kelompok P1 mengalami peningkatan disebabkan karena simvastatin merupakan
sebesar 3,84%, sedangkan kadar kolesterol salah satu obat penghambat enzim HMG
total posttest pada kelompok P2 mengalami CoA reduktase yang secara kompetitif
penurunan sebesar 31,4%. menghambat proses sintesis kolesterol di
Kelompok P0 digunakan sebagai tolak hati sehingga dapat menurunkan kadar LDL
ukur untuk melihat seberapa besar darah [16]. Obat golongan ini dapat
penurunan kadar kolesterol total dan SGPT meningkatkan jumlah dan afinitas reseptor
pada kelompok P1 dan kelompok yang LDL sehingga katabolisme kolesterol
diberi perlakuan dengan ekstrak air biji semakin meningkat dan mengurangi
pepaya dosis 300 mg/kg/hari. Meskipun simpanan LDL di plasma [17].
larutan CMC Na merupakan pembawa yang

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.6

Pemberian suspensi simvastatin dosis dL.


1,8mg/kg/hari pada kelompok P1 Hasil tersebut menunjukkan bahwa
dinyatakan tidak memberikan pengaruh pemberian ekstrak air biji pepaya dapat
yang signifikan pada penurunan kadar menurunkan kadar kolesterol total pada
SGPT (p>0,05). Hal ini membuktikan teori tikus yang hiperkolesterolemia. Penurunan
yang dikemukakan sebelumnya bahwa obat kadar kolesterol total akibat pemberian
golongan statin dapat menyebabkan ekstrak air biji pepaya tersebut tidak
peningkatan kadar enzim transaminase berbeda bermakna secara statistik dengan
hingga melebihi 3 kali nilai normal pada pemberian simvastatin. Meskipun
kira-kira 1-2% pasien yang menunjukkan penurunan kadar kolesterol
menggunakannya [16]. Untuk itu penurunan total yang signifikan, namun baik
kadar SGPT yang tidak signifikan pada pemberian ekstrak air biji pepaya maupun
kelompok P1 dapat disebabkan karena efek suspensi simvastatin pada dosis dan durasi
samping pemberian dari simvastatin itu yang digunakan dalam penelitian ini belum
sendiri. mampu mengembalikan kadar kolesterol
Kelompok P2 mengalami penurunan total ke dalam rentang normal.
kadar kolesterol total dan kadar SGPT Penurunan kadar kolesterol total yang
posttest yang signifikan jika dibandingkan signifikan setelah pemberian ekstrak air biji
hasil pengukuran pretest (p<0,05). Kedua pepaya dalam penelitian ini didukung oleh
hasil ini menunjukkan bahwa pemberian penelitian yang dilakukan oleh Nwangwa
perlakuan dengan ekstrak air biji pepaya dan Ekhoye (2013). Penelitian tersebut
dosis 300 mg/kg/hari selama 10 hari dapat menyatakan bahwa pemberian ekstrak air
menyebabkan penurunan kadar kolesterol biji pepaya dosis 200 mg/kg/hari dan dosis
total dan SGPT yang signifikan pada hewan 300 mg/kg/hari secara signifikan dapat
uji. menurunkan kadar seluruh parameter lipid
plasma seperti kolesterol total, trigliserida,
PEMBAHASAN dan LDL (p<0,05) dengan peningkatan
Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Biji signifikan HDL (p<0,05) pada tikus yang
Pepaya Terhadap Kadar Kolesterol hiperkolesterolemia. Penurunan tersebut
Total signifikan jika dibandingkan kelompok
Berdasarkan hasil uji One W ay konrol yang juga diinduksi
Anova diketahui bahwa kadar kolesterol hiperkolesterolemia (p<0,05).Penelitian ini
total posttest antar kelompok berbeda juga membuktikan bahwa peningkatan dosis
bermakna (p<0,05). Hasil tersebut sebanding dengan penurunan kadar
menunjukkan bahwa paling tidak terdapat 2 kolesterol total pada hewan uji, dimana
kelompok yang memiliki varians data kadar dosis 300 mg/kg/hari menghasilkan efek
kolesterol total posttest yang berbeda secara hipolipidemik yang lebih tinggi [18].
bermakna, sehingga perlu dilakukan analisis Menurut Afolabiet al. (2011),
lanjutan dengan menggunakan uji LSD. penurunan kadar kolesterol total setelah
Berdasarkan hasil uji LSD diketahui pemberian ekstrak air biji pepaya
bahwa perbedaan bermakna terdapat antara disebabkan karena adanya benzil
kelompok P0 dengan kelompok P1 (p=0,000 isotiosianat yang merupakan komponen
atau p<0,05) dengan beda rerata 30,70 mg/ volatil yang terdapat pada biji pepaya.
dL. Selain itu antara kelompok P0 dengan Senyawa ini merupakan senyawa golongan
kelompok P2 juga menunjukkan hasil yang glikosida aglikon yang cenderung mudah
berbeda bermakna (p=0,000 atau p<0,05) untuk menembus sel hati atau barier sel otak
dengan beda rerata 31,20 mg/dL. Akan menyebabkan penghambatan HMG-CoA
tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna reduktase pada kedua organ tersebut
kadar kolesterol total posttest antara sehingga menghambat sintesis kolesterol
kelompok P1 dengan kelompok P2 (p>0,05) insitu13. Efek penghambatan enzim HMG-
dengan beda rerata hanya sebesar 0,6 mg/ CoA reduktase akibat adanya benzyl

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.7

isotiosianat yang terkandung dalam ekstrak yang menyerupai resin, sehingga


air biji pepaya yang digunakan dalam menurunkan sirkulasi enterohepatik dari
penelitian ini memiliki mekanisme asam empedu [4].
hipolipidemik yang sama dengan yang
dihasilkan akibat pemberian simvastatin. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Biji
Untuk itu pemberian ekstrak air biji pepaya Pepaya Terhadap Kadar SGPT
dapat memberikan kemampuan Kadar SGPT posttest antar tiap
menurunkan kadar kolesterol total yang kelompok pada uji One W ay A nova
tidak berbeda signifikan dengan pemberian menunjukkan hasil yang berbeda bermakna
suspensi simvastatin. (p=0,00 atau p<0,05). Berdasarkan hasil uji
Berdasarkan hasil uji fitokimia dalam LSD terhadap kadar SGPT setelah
penelitian ini, penurunan signifikan kadar pemberian perlakuan dengan ekstrak air biji
kolesterol total setelah pemberian ekstrak pepaya, diketahui bahwa kadar SGPT
air biji pepaya dapat diduga disebabkan posttest berbeda bermakna antara
karena kandungan senyawa flavonoid, kelompok P2 dengan kelompok P0 (p=0,00
tannin, dan polifenol. Polifenol memiliki atau p<0,05) maupun antara kelompok P2
sifat antioksidan sehingga dapat dengan kelompok P1 (p=0,00 atau p<0,05).
menurunkan kadar kolesterol total melalui Beda rerata antara kelompok P2 dengan
penghambatan oksidasi LDL. Flavonoid kelompok P0 sebesar 17,80 U/L dan beda
juga dilaporkan dapat menurunkan oksidasi rerata antara kelompok P2 dengan kelompok
kolesterol LDL, menurunkan peroksidasi P1 sebesar 21,20 U/L. Hasil tersebut
lemak, dan menghambat perkembangan lesi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air
-lesi aterosklerosis pada penyakit biji pepaya mampu menurunkan kadar
kardiovaskular [5]. Efek antioksidan dalam SGPT pada tikus dalam penelitian ini,
ekstrak air biji pepaya ini memegang dimana penurunan tersebut signifikan jika
peranan penting dalam melawan produksi dibandingkan dengan pemberian placebo
reactive oxygen species (ROS) dan produk dengan larutan pembawa CMC Na 0,5%
peroksidasi lipid [19]. dan bahkan signifikan jika dibandingkan
Tannin diketahui telah terbukti pemberian suspensi simvastatin dosis
memiliki efek antiplatelet dan 1,8mg/kg/hari.
antihiperkolesterolemik yang kuat dengan Hasil ini didukung oleh penelitian
cara mereduksi absorpsi kolesterol di usus yang dilakukan oleh Venkateshwarlu (2013)
[20]
. Selain itu, tannin juga diketahui yang menyimpulkan bahwa pemberian
memiliki aksi mengikat asam empedu ekstrak air biji pepaya dosis 200 mg/kg/hari
sehingga dapat menurunkan kadar secara signifikan dapat menurunkan kadar
kolesterol total di plasma. Menurut Gatoet SGOT (p<0,01) dan SGPT (p<0,05). Hasil
al. (2013), cara menurunkan kolesterol ini diperoleh setelah pemberian per-oral
dalam darah adalah dengan memperbesar ekstrak air biji pepaya pada tikus selama 14
jumlah pengeluaran kolesterol sebagai asam hari. Hal ini diduga karena kandungan
empedu. Tannin membentuk gel dalam usus fitokimia dari ekstrak air biji pepaya yang
halus dan mengikat lemak, kolesterol dan digunakan dalam penelitian ini [20].
asam empedu, sehingga asam empedu tidak Flavonoid dan tannin masing-masing
lagi bisa diserap dalam usus halus atau secara sinergis memiliki efek
melainkan terbuang melalui usus besar [21]. antioksidan yang diketahui dapat
Ekstrak biji pepaya diketahui juga memberikan efek protektif pada hati [22].
mengandung saponin yang merupakan salah Beberapa efek yang berhubungan dengan
satu senyawa yang memiliki aksi stres oksidatif terlibat dalam proses
hipolipidemik yang poten [4]. Saponin dapat inflamasi. ROS dapat mengaktifkan
menurunkan kadar kolesterol di plasma ekspresi gen pro-inflamasi atau memulai
melalui penghambatan absorpsi kolesterol reaksi berantai radikal bebas dalam merusak
di usus [5]. Saponin diketahui memiliki aksi fungsi biomolekul dan menyebabkan cedera

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.8

selular [23]. Untuk itu efek antioksidan baik pemberian simvastatin. Akan tetapi,
pada senyawa polifenol, flavonoid, dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
tannin yang terkandung dalam ekstrak air melihat keadaan jaringan secara
biji pepaya yang digunakan dalam makroskopis. maupun mikroskopis setelah
penelitian ini dapat memegang peranan dilakukan biopsi untuk memastikan
dalam mengatasi proses inflamasi yang pengaruh pemberian ekstrak air biji pepaya
terjadi pada hepatosit. terhadap jaringan hati.
Sebagaimana diketahui bahwa pada
penderita hiperkolesterolemia, fungsi SIMPULAN
metabolisme hati akan terganggu akibat Hasil yang diperoleh pada penelitian
adanya akumulasi asam lemak bebas dalam ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
hepatosit [2]. Akumulasi asam lemak bebas air biji pepaya dapat menurunkan kadar
dalam hepatosit dapat memicu proses kolesterol total dan SGPT secara signifikan
inflamasi melalui mediator pro- jika dibandingkan kelompok yang hanya
1
inflamasi .Senyawa fenolik diketahui dapat diberikan placebo berupa larutan pembawa
menurunkan kadar ROS dan membatasi CMC-Na 0,5%. Penurunan kolesterol total
respon inflamasi melalui beberapa bahkan diketahui sama dengan penurunan
mekanisme, terutama melalui reduksi kadar kolesterol total akibat pemberian
langsung radikal bebas dan ROS lainnya simvastatin, yaitu agen farmakologi yang
(scavenging action), penghambatan ROS sudah umum digunakan dalam terapi
untuk menghasilkan enzim pro-inflamasi, hiperkolesterolemia. Hasil ini menunjukkan
dan pengkelatan ion logam transisi [23]. bahwa ekstrak air biji pepaya dapat
Namun senyawa polifenol yang paling dipertimbangkan sebagai salah satu agen
efektif dalam proses ini adalah hipolipidemik yang potensial untuk
polyhydroxylatedfenolat seperti flavonoid24 dikembangkan.
dan proanthocyanidins [23].
Penelitian yang dilakukan oleh UCAPAN TERIMA KASIH
Gonzales et al (2011) mendukung hal Terima kasih disampaikan kepada
tersebut, dimana disebutkan bahwa Dr.dr. Bagus Komang Satriyasa, M.Repro.
flavonoid dan senyawa polifenol lainnya selaku Pembimbing I; Dr.dr.I Wayan Putu
memiliki efek antiinflamasi. Mekanisme Sutirta Yasa, M.Si. selaku Pembimbing II.
antiinflamasi ini telah dipelajari terutama Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada
dalam sel myeloid, dimana efek dominan Dr.dr. I Made Jawi, M. Kes., Prof. dr.
adalah dengan penghambatan NF-kB I.G.M. Aman, Sp.FK, dan dr. Desak Made
signaling dan downregulation dari ekspresi Wihandani, M.Kes., dosen dan staf pegawai
penanda proinflamasi [24]. di Magister Biomedik Universitas Udayana.
Telah disebutkan bahwa SGPT
merupakan indikator biokimia dini yang DAFTAR PUSTAKA
dapat menginterpretasikan kondisi organ 1. Al-Jameil, N., Khan, F.A., Arjumand,
hati. Penurunan kadar SGPT setelah S., Khan, M.F., and Tabassum, H.
pemberian ekstrak biji pepaya dapat (2014). Associated Liver Enzymes with
menjadi hipotesa awal bahwa ekstrak HyperlipidemicProfie in Type 2
tersebut dapat memberikan efek Diabetes Patients. Int J ClinExpPathol, 7
hepatoprotektif. Perbedaan kadar SGPT (7), 4345-4349.
pada kelompok P2 dan P1 menunjukkan 2. Krisnansari, D., Sulistyo, H., dan Ati,
bahwa penggunaan ekstrak air biji papaya V.R.B. (2014). Efek Propolis Terhadap
dapat menurunkan kadar kolesterol total Fungsi dan Perlemakan Hati Tikus Putih
pada tikus yang hiperkolesterolemia namun (Rattusnorvegicus) Model
tidak memberikan efek peningkatan kadar Hiperkolesterolemia. Penel Gizi Makan,
SGPT pada tikus tersebut sebagaimana 37(1), 77-85.
ditunjukkan pada kelompok P1 akibat 3. Talbert, R.L. (2008). Hyperlipidemia.

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.9

In: Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., 11. Sadikin M. (2008). Biokimia Enzim.
Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Jakarta: Widya Medika.
editors. Pharmacotherapy: A 12. Dahlan, M. S. (2012). Statistika untuk
Pathophysiologic Approach (pp.778- Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
780). 7th Ed. USA: The McGraw-Hill SalembaMedika. pp. 167-174, 184-187,
Companies. 189-208.
4. Nwodo, N.J., Nnadi, C.O., Ibezim, A., 13. Afolabi, I.S., Akuiyibo, S.M., Rotimi,
Mbah, C.J. (2007). Plants with S.O., and Adeyemi, A.O. (2011). Invivo
Hypolipidaemic Effects from Nigerian Evaluation of Lipid and Antioxidants
Flora. Intech, 7(2), 241-225. Qualities of Carica papayaSeed Oil.
5. Baskaran, G., Salvamani, S., Ahmad, Journal of Natural Products, 4(1), 125-
S.A., Shaharuddin, N.A., Pattiram, P.D., 135.
and Shukor, M.Y. (2015). HMG-Coa 14. Sweetman, S.C. (2009). Martindale: The
Reductase Inhibitory Activity and Complete Drug Reference. Thirty-sixth
Phytocomponent Investigation of Edition. USA. Pharmaceutical Press. pp.
BasellaalbaLeafExtract as a Treatment 2264.
for Hypercholesterolemia. Drug Design, 15. Raymond, C.R. and Paul, S. (2008).
Development and Therapy,15(9), 509- Handbook of Pharmaceutical Excipient.
517. 4th Ed. USA: Pharmaceutical Press.
6. Nale, L.P., More, P.R., More, B.K., 16. Suyatna, F.D. (2011). Hipolipidemik.
Ghumare, B.C., Shendre, S.B. and Mote, Dalam: Gunawan, S.G., Nafrialdi, R.S.,
C.S. (2012). Protective Effect of Carica Elysabeth. 2011. Farmakologi dan
papaya L. Seed Extract in Gentamicin Terapi. Edisi Kelima. Jakarta: Bagian
Induced Hepatotoxicity and Farmakologi Fakultas Kedokteran
Nephrotoxicity in Rats. Int J Pharm Bio Universitas Indonesia. p. 373-388.
Sci, 3(3), 508-515. 17. Lacy, C.F., Amstrong, L.L., Goldman,
7. Abolaji, A.O., Adebayo, A.H., and M.P., and Lance L.L. (2011). Drug
Odesanmi, O.S. (2007). Effect of Information Handbook. Twentieth
Ethanolic Extract of Parinaripolyandra Edition. USA: Lexicomp’s. p. 1370-
(Rosaceae) on Serum Lipid Profile and 1372.
Some Electrolytes in Pregnant Rabbits. 18. Nwangwa, E.K. and Ekhoye, E.I.
Research Journal of Medicinal (2013). Anti-Hyperlipidemic Activity of
Plants,7(1), 121 -127. Aqueous Extract of Carica papaya Seed
8. Elgadir, M.A., Salama, M., and Adam, in Albino Rats fed with High Fat Diet.
A.(2008). Carica Papaya as a Source of Current Trends in Technology and
Natural Medicine and Its Utilization in Science, 3(2), 1-6.
SelectedPharmacetical Applications. 19. Nwanjo, H.U. (2007). Free Radicals
International Journal of Pharmacy Scavenging Potential of The Aqueous
andPharmaceutical Sciences, 6(1), 881- Extract Of Viscum Album (Mistletoe)
884. Leaves In Diabetic Wistar Rats
9. Ratnayanti, D. (2011). “Pemberian Hepatocytes. Internet Journal of
Growth Hormone Memperbaiki Profil Nutrition and Wellness, 1(1), 1-4.
Lipid dan Menurunkan Kadar MDA 20. Venkateshwarlu, E., Dileep, Reddy,
(Malondyaldehide) pada Tikus Jantan R.K., and Sandhya. (2013). Evaluation
yang Dislipidemia” (Tesis). Denpasar: of Anti Diabetic Activity of Carica
Universitas Udayana. Papaya Seeds on Streptozotocin-Induced
10. Agustina, S. (2015). “Pemanfaatan Type-II Diabetic Rats. J A dv Sci Res, 4
Kitosan Kulit Udang Sebagai Penurun (2), 4-41
Kadar Kolesterol Darah Tikus Sprague 21. Gato, N., Kadowaki, A., Hashimoto, N.,
Dawley” (tesis). Denpasar: Universitas Yokoyama, S., Matsumoto, K. (2013).
Udayana. Persimmon Fruit Tannin-Rich Fiber

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10
WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol. 2 No. 1, Mei 2017, Hal.10

Reduces Cholesterol Levels in Humans. Antioxidant and Anti-Inflammatory


Ann NutrMetab, 62(1), 1-6. Activity of Eastern Teaberry (Gaultheria
22. Nale, L.P., More, P.R., More, B.K., procumbens L.) Leaf Extracts.
Ghumare, B.C., Shendre, S.B. and Mote, Molecules, 19(1), 20498-20520.
C.S. (2012). Protective Effect of Carica 24. González, R., Ballester, I., López-
papaya L. Seed Extract in Gentamicin Posadas, R., Suárez, M.D., Zarzuelo, A.,
Induced Hepatotoxicity and Martínez-Augustin, O., Sánchez-de-
Nephrotoxicity in Rats. Int J Pharm Bio Medina, F. (2011). Effects of flavonoids
Sci, 3:508-515. and Other Polyphenols on Inflammation.
23. Michel, P., Dobrowolska, A., Kicel, A., Crit Rev Food Sci Nut, 51(1), 331-362.
Owczarek, A., Bazylko, A., Granica, S.,
Piwowarski, J.P., Olszewska, M.A.
(2014). Polyphenolic Profile,

WMJ (Warmadewa Medical Journal), Vol.2, No.1, Mei 2017, p-ISSN 2527-4627, e-ISSN 2579-9010
DOI: 10.22225/WMJ.2.1.73.1-10

Anda mungkin juga menyukai