Anda di halaman 1dari 17

IV.

PERAWATAN KURATIF

A. Jaringan Keras Gigi


1. Perawatan Operative Dentistry
Perawatan operative dentistry bertujuan untuk mengembalikan fungsi gigi yaitu
sebagai fungsi mastikasi, fonasi, estetika, dan perlindungan jaringan periontal. Dengan
dilakukan perawatan opdent diharapkan dapat mencegah atau menghilangkan rasa sakit,
mencegah terjadinya infeksi, dan mempertahankan gigi desidui tetap sehat hingga
waktunya tanggal.Dalam melakukan restorasi pada anak, penting untuk diperhatikan
bahwa operator harus dapat bekerja secara cepat, tepat, dan rasa sakit yang ditimbulkan
minimal.
Perbedaan secara prinsip perawatan operative dentistry pada anak berbeda dengan
orang dewasa, yaitu dalam hal sebagai berikut:
a. Behavior anak : operator harus mampu memahami perilaku anak sehingga
anak dapat mengikuri intruksi anjuran operator selama
perawatan
b. Morfologi gigidesidui berbeda dengan gigi permanen dalam hal:
1) Anatomi permukaan oklusal lebih sempit
2) Ruang pulpa relatif lebih lebar
3) Tanduk pulpa lebih menonjol
4) Permukaan proksimal luas, leher gigi sempit, kontak proksimal bidang (flat)
5) Struktur email dan dentin lebih tipis
c. Waktu gigi tanggal
d. Penanganan anak yang tepat dan dapat membuat nyaman merupakan kunci
keberhasilan perawatan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan restorasi gigi desidui
adalah umur anak, tingkat keparahan karies, kondisi gigi dan tulang pendukung, faktor
tanggal fisiologis, pengaruh terhadap kesehatan anak, dan perimbangan ruang dalam
lengkung.
Tahapan yang perlu dipertimbangkan pada tiap preparasai yaitu:
a. Outline form
b. Resistance form
c. Retention form
d. Convenience form
e. Removal of remaining caries
f. Finishing wall
g. Toilet of the cavity

Klasifikasi preparasi kavitas pada gigi desidui berdasarkan klasifikasi Black yaitu:
a. Klas I : kavitas pada pit dan fissure oklusal gigi molar, pit dan fissure bukal
dan lingual gigi
b, Klas II : kavitas pada permukaan proksimal gigi molar
c. Klas III : kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior
d. Klas IV : kavitas pada permukaan proksimal gigi anterior dan melibatkan
permukaan incisal
e. Klas V : kavitas pada 1/3 gingival permukaan bukal/labial dan lingual/palatal
gigi

Restorasi yang akan dilakukan pada pasien anak dalam kepaniteraan diantaranya yaitu
restorasi secara direct maupun indirect. Bahan restorasi yang digunakan antara lain semen
ionomer kaca (SIK), resin komposit, amalgam, stainless steel crown, dan polycarbonate
crown/mahkota jaket.
a. Restorasi Semen Ionomer Kaca (SIK)
Restorasi SIK memiliki keunggulan dapat melepas fluoride dan kemampuan
berikatan yang sangat baik pada gigi. Bahan ini dapat digunakan sebagai restorasi gigi
anterior (terbatas pada Klas III dan V) maupun pada gigi posterior tanpa beban
pengunyahan berlebihan.
1) Restorasi Klas I
a) Indikasi
 Karies pada pit dan fissure oklusal, bukal dan atau lingual gigi
posterior kedalaman email dan atau dentin (kedalaman hingga 4 mm)
 Kavitas tidak terlalu luas dan dalam
 Gigi tidak mendapat beban pengunyahan berlebihan
b) Tahapan Restorasi

 Preparasi karies pada fissure menggunakan ekscavator/ steel bur


kecepatan rendah dengan kedalaman ±0,5 mm masuk dentin (dari DEJ)
 Preparasi dibuat seminimal mungkin dengan tidak menghilangkan
jaringan sehat gigi
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan asam poliakrilat 25% (dentin conditioner) pada kavitas
selama 10 detik, cuci dan keringkan
 Aplikasikan semen ionomer kaca dengan konsistensi yang tepat ke
dalam kavitas menggunakan plastis instrument
 Aplikasikan varnish atau cocoa butter untuk melindungi restorasi
selama proses setting
 Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper, kurangi area
yang mengalami kontak traumatik
 Lakukan finishing dan polishing menggunakan enhance bur setelah 24
jam

3) Restorasi Klas III


a) Indikasi
 Karies permukaan proksimal gigi anterior kedalaman email dan atau
dentin
 Kavitas tidak terlalu luas dan dalam
b) Tahapan Restorasi
 Preparasi karies pada fissure menggunakan ekscavator/ steel bur
kecepatan rendah
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Matriks strips dan wood wedge dipasang dibagian interdental
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan asam poliakrilat 25% (dentin conditioner) pada kavitas
selama 10 detik, cuci dan keringkan
 Aplikasikan semen ionomer kaca dengan konsistensi yang tepat ke
dalam kavitas menggunakan plastis instrument
 Matriks strips diadaptasikan sesuai konturnya dan dipegang dengan
tekanan konstan
 Ekses-ekses dihilangkan selagi belum mengeras
 Setelah mengeras matriks strips dilepas dan segera diulaskan varnish
atau cocoa butter
 Lakukan finishing dan polishing menggunakan enhance bur pada
permukaan labial/palatal dan finishing strip pada bagian proksimal
setelah 24 jam.

4) Restorasi Klas V
a) Indikasi
 Karies pada 1/3 permukaan servikal gigi anterior atau posterior
kedalaman email dan atau dentin
 Kavitas tidak terlalu luas dan dalam
b) Tahapan Restorasi
 Preparasi karies pada fissure menggunakan ekscavator/ steel bur
kecepatan rendah
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan asam poliakrilat 25% (dentin conditioner) pada kavitas
selama 10 detik, cuci dan keringkan
 Aplikasikan semen ionomer kaca dengan konsistensi yang tepat ke
dalam kavitas menggunakan plastis instrument
 Matriks strips diadaptasikan sesuai konturnya dan dipegang dengan
tekanan konstan
 Ekses-ekses dihilangkan selagi belum mengeras
 Setelah mengeras matriks strips dilepas dan segera diulaskan varnish
atau cocoa butter
 Lakukan finishing dan polishing menggunakan enhance bur setelah 24
jam.
b. Restorasi Amalgam
1) Restorasi Klas I Amalgam
a) Indikasi:
 Karies pada pit dan fissure oklusal, bukal dan atau lingual gigi molar
kedalaman email dan atau dentin (kedalaman hingga 4 mm)
 Gigi molar pasca perawatan endodontik (pulp
capping/pulpotomi/pulpektomi/PSA) dengan kavitas Klas I
b) Tahapan Restorasi:
 Preparasi karies pada fissure menggunakan steel bur kecepatan rendah
dengan kedalaman ±0,5 mm masuk dentin (dari DEJ)
 Preparasi dibuat meluas hingga permukaan halus dan daerah rentan
karies menggunakan fissure bur, sedapat mungkin tidak memotong
tonjol kecuali jika terkena karies
 Dinding preparasi dibuat agak kovergen ke arah oklusal untuk retensi
 Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutkan
dinding preparasi dihaluskan

A. Outline preparasi restorai Klas I amalgam, B. Pengambilan jaringan karies


dengan bur fissure

Preparasi sedapat mungking tidak memotong


tonjol transversal ridge
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau
bahan lain (semen seng phospat atau semen ionomer kaca) sebagai
base
 Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2)
 Siapkan adonan amalgam
 Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan
dengan amalgam kondensor. Tahapan ini diulangi sampai kavitas
penuh
 Bentuk dan ukir restorasi dengan amalgam karver sesuai anatomis gigi
tanpa ada traumatik oklusi. Haluskan dengan burnisher

Kondensasi menggunakan amalgam condenser kecil pada sudut-sudut


preparasi dan penghalusan permukaan restorasi dengan burnisher

 Pemolishan dilakukan setelah 24 jam penumpatan untuk menrurangi


resiko tarnish dan korosi pada permukaan amalgam. Pemolishan
dilakukan dengan bur polish kemudian menggunakan brush dan
feltcher kering hingaa mengkilat dan tidak ada step antara tumpatn
dengan gigi
2) Restorasi Klas II Amalgam
a) Indikasi:
 Karies permukaan proksimal gigi molar kedalaman email dan atau
dentin
 Gigi molar pasca perawatan endodontik (pulp
capping/pulpotomi/pulpektomi/PSA) dengan kavitas Klas II
b) Tahapan Restorasi:
 Oklusal boks: preparasi oklusal dengan fissure bur meluas sampai pit
dan fissure, dinding preparasi konvergen kea rah oklusal. Tepi
preparasi sejajar dengan ridge, sedapat mungkin tidak memotong
tonjol, kecuali bila terlibat karies
 Priksimal boks: kedalama preparasi ke arah pulpa 1 – 1,5 mm
 Lebar isthmus ±1/3 jarak inter tonjol ( >1,5 mm), retensi berbentuk
groove pada bukoaksialdan linguoaksial line angle
 Garis sudut aksiopulpa line angle dibuat membulat
 Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutkan
dinding preparasi dihaluskan

Ouline oklusal boks, axial wall pada preparasi Klas II bentuknya


mengikuti permukaan proksimal

Bentuk preparasi proksimal boks dan lebar isthmus 1/3 tonjol


Axiopulpa line angle yang dibuat tumpul

 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian beri cavity varnish atau
bahan lain (semen seng phospat atau semen ionomer kaca) sebagai
base
 Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2)
 Pasang matriks band dari mahkota sampai melewati dinding gingival,
kencangkan matriks atau gunakann wedge untuk stabilisasi dan
membentuk bagian proksimal

Pemasangan matriks dan wedge untuk membentuk permukaan proksimal dan


untuk stabilisasi matriks

 Siapkan adonan amalgam


 Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan
dengan amalgam kondensor. Tahapan ini diulangi sampai kavitas
penuh
 Gunakan eksplorer atau sonde untuk membentuk tepi permukaan
proksimal untuk mengurangi resiko fraktur restorasi
 Lepaskan matriks secara hati-hati agar restorasi bagian proksimal tidak
mengalami kerusakan
 Bentuk dan ukir restorasi dengan amalgam karver sesuai anatomis gigi
tanpa ada traumatik oklusi. Haluskan dengan burnisher
 Pemolishan dilakukan setelah 24 jam penumpatan untuk menrurangi
resiko tarnish dan korosi pada permukaan amalgam. Pemolishan
dilakukan dengan bur karborundum, vinir kasar, vinir halus, kemudian
menggunakan brush dan feltcher kering hingaa mengkilat dan tidak
ada step antara restorasi dengan gigi

c. Restorasi Resin Komposit


1) Restorasi Klas I Resin Komposit
a) Indikasi:
 Karies pada pit dan fissure oklusal, bukal dan atau lingual gigi
posterior kedalaman email dan atau dentin (kedalaman hingga 4 mm)
 Gigi pasca perawatan endodontik (kaping
pulpa/pulpotomi/pulpektomi)
 Gigi molar pasca perawatan endodontik (pulp
capping/pulpotomi/pulpektomi/PSA) dengan kavitas Klas I
 Dapat dilakukan isolasi area kerja dengan baik
b) Tahapan Restorasi:
 Preparasi karies pada fissure menggunakan steel bur kecepatan rendah
dengan kedalaman ±0,5 mm masuk dentin (dari DEJ)
 Preparasi dibuat seminimal mungkin dengan tidak menghilangkan
jaringan sehat gigi
 Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutkan
dinding preparasi dihaluskan
 Buat bevel sepanjang permukaan cavosurvace menggunakan flame bur
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll, untuk RA pada
sebelah bukal dan untuk RB ditambahkan di bawah lidah
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan etsa asam fosfat 37% menggunakan micro brush pada
email dan dentin selama 15 detik
 Cuci selama minimal 5 detik kemudian keringkan secara perlahan
tanpa menyebabkan dehidrasi
 Aplikasikan bahan bonding, diamkan selama 15 detik, kemudian aliri
udara secara perlahan untuk menguapkan bahan pelarut tanpa
menguapkan bahan primernya
 Sinari selama 10 detik
 Aplikasikan resin komposit secara inkremental dengan instrument
plastis
 Kondensasi komposit, sinari tiap lapisan selama 20 detik.
 Ulangi teknik hingga bentuk gigi sesuai dengan morfologinya
 Apabila terdapat ekses restorasi, lakukan finishing dengan finishing
bur berbentuk buah pir dari arah restorasi ke gigi.
 Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper, kurangi area
yang mengalami kontak traumatik
 Lakukan polishing menggunakan rubber silicon bur/ finishing disc

2) Restorasi Klas II Resin Komposit


a) Indikasi:
 Karies permukaan proksimal gigi posterior kedalaman email dan atau
dentin
 Gigi pasca perawatan endodontik (kaping
pulpa/pulpotomi/pulpektomi)
 Dapat dilakukan isolasi area kerja dengan baik
b) Tahapan Restorasi:
 Preparasi oklusal dengan fissure bur pada jaringan karies
 Preparasi bagian proksimal dengan pembuangan jaringan karies
seminimal mungkin
 Garis sudut aksiopulpa line angle dibuat tumpul
 Pasang matriks band dari mahkota sampai melewati dinding gingival,
kencangkan matriks atau gunakann wedge untuk stabilisasi dan
membentuk bagian proksimal
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan etsa asam fosfat 37% menggunakan micro brush pada
email dan dentin selama 15 detik
 Cuci selama minimal 5 detik kemudian keringkan secara perlahan
tanpa menyebabkan dehidrasi
 Aplikasikan bahan bonding, diamkan selama 15 detik, kemudian aliri
udara secara perlahan untuk menguapkan bahan pelarut tanpa
menguapkan bahan primernya
 Sinari selama 10 detik
 Aplikasikan resin komposit pada bagian proksimal terlebih dahulu
hingga membentuk kavitas Klas I dengan menggunakan plastis
instrumen, sinari selama 20 detik
 Aplikasikan resin komposit pada bagian oklusal secara incremental
dengan plastis instrumen, lakukan kondensasi, sinari selama 20 detik
 Ulangi prosedur hingga bentuk gigi sesuai morfologinya dan adaptasi
tepi baik
 Lepaskan matriks secara hati-hati dan perlahan
 Apabila terdapat ekses restorasi, lakukan finishing dengan finishing
bur berbentuk buah pir dari arah restorasi ke gigi di permukaan oklusal
dan finishing strip pada permukaan proksimal
 Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper, kurangi area
yang mengalami kontak traumatik
 Lakukan polishing menggunakan rubber silicon bur/ finishing disc

3) Restorasi Klas IV Resin Komposit


a) Indikasi:
 Karies permukaan incisal-proksimal gigi anterior kedalaman email dan
atau dentin permanen muda
 Gigi fraktur kedalaman email dan atau dentin (tidak lebih 2/3 luas
permukaan mahkota klinis)
b) Tahapan Restorasi:
 Preparasi karies pada fissure menggunakan steel bur kecepatan rendah
 Apabila gigi fraktur, lakukan pengecekan kedalaman fraktur
 Buat bevel sepanjang permukaan cavosurvace menggunakan round
ended fissure bur berbentuk hollow ground
 Sesuaikan warna gigi menggunakan shade guide yang tersedia (tanpa
penyinaran lampu DCU), kemudian pililah warna komposit yang
sesuai, bila perlu berikan kombinasi warna yang diperlukan dengan
teknik layering/inkremental
 Letakkan seluloid strips di bagian interdentetal dan wood wedge dapat
membantu menstabilkan matriks. Bagian panjang matriks strips
diletakkan di bagian palatal menggunanan jari dengan tekanan ringan
 Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton roll
 Bersihkan dan keringkan kavitas
 Aplikasikan etsa asam fosfat 37% menggunakan micro brush pada
email dan dentin selama 15 detik
 Cuci selama minimal 5 detik kemudian keringkan secara perlahan
tanpa menyebabkan dehidrasi
 Aplikasikan bahan bonding, diamkan selama 15 detik, kemudian aliri
udara secara perlahan untuk menguapkan bahan pelarut tanpa
menguapkan bahan primernya
 Sinari selama 10 detik
 Aplikasikan resin komposit secara inkremental dengan instrument
plastis pada bagian palatal terlebih dahulu.
 Kondensasi komposit, sinari tiap lapisan selama 20 detik.
 Ulangi teknik hingga bentuk gigi sesuai dengan morfologinya dan
diperoleh adaptasi tepi yang baik
 Lepaskan seluloid strip dan wood wedges secara hati-hati
 Apabila terdapat ekses restorasi, lakukan finishing dengan finishing
bur berbentuk fissure tapered dari arah restorasi ke gigi di permukaan
labial, finishing bur berbentuk buar pir pada permukaan labial, dan
finishing strip pada permukaan proksimal.
 Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper, kurangi area
yang mengalami kontak traumatik
 Lakukan polishing menggunakan rubber silicon bur/ finishing disc

a. Restotasi Stainless Steel Crown SSC


Stainless steel crown atau SSC merupakan suatu restorasi untuk gigi molar desidui
yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dirawat dengan restorasi amalgam atau
bahan restorasi direk lainnya.
1) Indikasi
a) Gigi molar desidui yang sudah mengalami karies luas
b) Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai permukaan bukal
dan atau lingual
c) Gigi yang seudah mengalami perawatan endodontic
d) Gigi malformasi (hipoplasi, hipokalsifikasi, dentinogenesis/aelogenesis
imperfekta)
e) Gigi molar yang fraktur
f) Pasien yang tidak dapat mengontrol kebersihan mulut
g) Sebagai pegangan pada perawatan space maintainer atau retensi alat
ortodonsi lepasan
2) Tahapan Restorasi
a) Lakukan anestesi lokal untuk gigi yang masih vital
b) Preparasi permukaan oklusal dengan bur fissure. Pengurangan dimulai dari
arah groove sedalam 1-1,5 mm secara merata
c) Kurangi bagian proksimal hingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya
menggunakan fissure bur kecil. Dinding dibuat paralel atau sedikit
konvergen terhadap axis gigi, dimulai dari oklusal ke arah gingival, jangan
sampai terjadi ledge
d) Kurangi permukaan bukal hingga 1 mm subgingival
e) Tumpulkan sudut-sudut yang tajam
f) Jaringan karies diambil bur bulat kecepatan rendah
Preparasi restorasi SSC: pegurangan permukaan oklusal (1 – 1,5 mm),
pengurangan permukaan proksimal, pengurangan permukaan bukal hingga
1 mm subgingiva, sudut tajam ditumpulkan

g) Lakukan seleksi dan adaptasi crown stainless steel


 Ukur jarak/ruang mesiodistal gigi dengan caliper
 Pilih crown dengan lebar mesiodistal yang sesuai
 Letakkan SSC pada gigi yang telah dipreparasi, beri tanda pada
permukaan bukal dan lingual pada free gingiva margin. Kurangi
bagian di bawah tanda sebanyak 0,5 – 1 mm dengan gunting, sehingga
crown masuk sulkus gingival sedalam 1 mm
 Haluskan permukaan dengan stone bur dan rubber wheel polish
 Crimping pada tepi SSC
 Pasang dan lihat tepi gingiva.
h) Apabila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi.
i) Cek oklusi dengan articulating paper
j) Bersihkan ekses semen pada margin dengan sonde dan dental floss
A. Penyesuaian crown, B. Penghalusan crown pada bagian bekas pemotongan
menggunakan stone bur dan rubber wheel polish, C. Crimping pada tepi gingiva,
D. Pengambilan ekses semen pada gingiva dengan sonde dan dental floss

b. Restorasi Polycarbonate Crown (PCC) / Mahkota Jaket


Restorasi ini merupakan restorasi untuk gigi anterior desidui apabila tidak terdapat
retensi yang adekuat untuk restorasi resin atau semen. Indikasi kedua bahan retorasi
ini sama. Yang membedakan kedua bahan restorasi ini yaitu, PCC merupakan bahan
restorasi dalam sediaan jadi seperti SSC sedangkan mahkota jaket memerlukan
prosedur pencetakan terlebih dahulu dan memerlukan pekerjaan laboratorium.
1) Indikasi
a) Gigi anterior desidui yang sudah mengalami karies luas
b) Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai permukaan bukal
dan atau lingual
c) Gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik
d) Gigi malformasi (rudimenter, hipoplasi, hipokalsifikasi, dentinogenesis/
amelogenesis imperfekta)
e) Gigi anterior yang fraktur
2) Tahapan Restorasi:
a) Restorasi PCC
 Lakukan anestesi infiltrasi untuk gigi yang masih vital pada bagian
labial dan palatal
 Ambil jaringan karies dengan bur bulat
 Lakukan preparasi mesial dan distal dengan fissure bur, paralel dengan
axis panjang gigi 1 – 1,5 mm sampai subgingival
 Kurangi permukaan labial dan palatal, 1 – 1,5 mm subgingival
 Permukaan incisal dikurangi 1 – 1,5 mm
 Pembuatan retensi pada gigi dengan inverted cone but dengan cara
dibuat atifisial groove (0,25 mm) di daerah 1/3 gingiva mengelilingi
gigi. Apabila sudah terdapat kavitas di sebelah mesial dan distal, maka
retensi groove tidak diperlukan.
 Adaptasikan crown, buat 2 lubang pada sisi lingual atau palatal
 Bagian dalam dibuat kasar sebagai tambahan retensi mekanik
 Kontrol perdarahan sebelum dilakukan penyemenan
 Aduk semen, masukkan ke dalam crown dan pada gigi, pasang crwon,
tekan dengan jari
 Ekses semen dibersihkan dengan jari
 Lakukan penyesuaian oklusi

b) Restorasi Mahkota Jaket


 Lakukan anestesi infiltrasi untuk gigi yang masih vital pada bagian
labial dan palatal
 Ambil jaringan karies dengan bur bulat
 Lakukan preparasi mesial dan distal dengan fissure tappered bur,
paralel dengan axis panjang gigi 1 – 1,5 mm sampai subgingival
 Kurangi permukaan labial (dengan fissure tappered ujung bulat) dan
palatal (bur buah pir/ wheel bur) sekitar 1 – 1,5 mm
 Permukaan incisal dikurangi 1 – 1,5 mm dengan wheel bur,
incisopalatal line angle dibuat menyudut 45o
 Lakukan pencetakan pada gigi
 Pembuatan mahkota sementara dan sementasi mahkota sementara
dengan semen semi permanen (pada gigi vital)
 Prosesing mahkota jaket di laboratorium
 Try in mahkota jaket, kontrol oklusi dengan articulating paper
 Lakukan sementasi dengan semen luting
 Lakukan penyesuaian oklusi

Anda mungkin juga menyukai