Anda di halaman 1dari 38

RESTORASI GIGI SULUNG

Mengapa gigi sulung yang


karies perlu direstorasi?

□ Menghilangkan penyakit dan


memulihkan kesehatan
□ Memberi anak perawatan yang paling
sederhana 🡪 karies dini dirawat
restorasi minimal, bila dibiarkan
perawatan menjadi lebih kompleks
dan tidak nyaman (mis, pulpektomi,
pencabutan gigi)
□ Mencegah rasa sakit 🡪 pulpitis, abses
dll
□ Menghindari infeksi yang terjadi setelah
terbukanya atap pulpa karena karies
□ Menyediakan ruang yang cukup untuk
erupsi gigi permanen nantinya 🡪
mencegah tanggal prematur
□ Memelihara mastikasi yang nyaman
dan efisien
ANATOMI & MORFOLOGI GIGI SULUNG
Mengapa restorasi gigi
sulung berbeda?

Morfologi anatomi gigi sulung berbeda


dengan gigi permanen :
1. Mahkota yang cembung dan servikal
jelas
2. Bidang oklusal sempit
3. Servikal ke apeks menonjol
4. Enamel tipis
5. Tanduk pulpa tinggi
6. Saluran akar kecil
7. Dasar pulpa tipis
8. Ada gigi permanen yg akan
tumbuh
9. Inklinasi prisma enamel berbeda
Prinsip Preparasi
1. Obtaining/Establishing the outline form = menetapkan outline
form (batas-batas perluasan kavitas)
2. Obtaining the resistance form = mendapatkan bentuk yg
resisten (mampu menahan tekanan)
3. Obtaining the retention form = mendapatkan bentuk yg retentif
(mampu menahan bangunan rest, shg tdk bergeser ke arah
manapun)
4. Obtaining the convenience form = mendapatkan bentuk yg
memudahkan insersi dlm melakukan prosedur restoratif
berikutnya
5. Removing the remaining carious dentin = membuang
jar.dentin yg karies yg masih tersisa
6. Finishing the enamel walls and margin = penanganan akhir,
dinding email dan margin
7. Performing toilet of the cavity = membebaskan
dinding-dinding kavitas dan margin thd segala sesuatu yg dpt
mengganggu adaptasi yg memadai ant bhn rest.gigi thd dinding
kavitas.
Klasifikasi Kavitas
1. Menurut G.V. Black

Kelas I : kavitas yang dimulai


dengan
kerusakan pada pit dan
fisur terdapat pada permukaan
oklusal gigi molar dan premolar,
2/3 oklusal permukaan bukal
dan lingual gigi-gigi molar,
foramen coecum gigi insisivus
atas
Schultz (1968) menambahkan :
kavitas pada permukaan halus
(smooth surface cavities) yang
terdapat pada 2/3 oklusal atau
insisal semua gigi.
Kelas II : kavitas yang terdapat pada permukaan
proksimal gigi molar dan premolar
(posterior)
Kelas III : kavitas yang terdapat pada permukaan
proksimal gigi anterior belum melibatkan sudut insisal

Kelas IV : kavitas yang terdapat pada permukaan


proksimal gigi-gigi anterior sudah melibatkan sudut
insisal
Kelas V : kavitas pada 1/3 gingival yang bukan
pada pit dan fisur pada semua gigi di permukaan labial,
palatinal, bukal, dan lingual.
Schulz (1968) menambahkan dengan :
Kelas VI : kavitas yang terdapat pada permukaan
mesial distal gigi molar dan premolar yang
dihubungkan oleh occlusal isthmus

Simon (1967)
Kelas VI : kavitas pada tepi insisal dan puncak tonjol
oklusal gigi posterior karena abrasi, erosi, atrisi
Alat bantu diagnosa

□ Foto rontgen yang bagus dan jelas


□ Penerangan yang cukup
□ Test vitalitas
□ Excavasi 🡪 deteksi karies &
keterlibatan pulpa
□ Diagnosa ditegakkan 🡪 dirawat atau dicabut…
Diagnosis restorasi GIC/ Amalgam???
□ Manajemen pasien diruang praktek yang tepat dan nyaman
🡪 kunci perawatan yang baik
□ Bila diperlukan agar perawatan menjadi lebih nyaman &
tidak sakit 🡪 anesthesi lokal, mild premedication
Restorative Materials

■ Amalgam 🡪 ekonomis, simple, excellent physical properties 🡪


kontroversi (pengaruh lingkungan > toksisitas)
■ Composite Resin
■ Stainless Steel Crown
■ Glassionomers
■ Glassionomer Cements (GICs)
■ Resin-Modified Glassionomers (RMGIs)
■ Compomers (polyacid-modified composite resin)
Restorasi gigi anterior gigi
sulung
■ Composite resin-strip crowns
◻ Karies dihilangkan
◻ Etsa 20” 🡪 cuci & keringkan
◻ Bonding 🡪 cure 20”
◻ Celluloid crown form + composite 🡪 cure
◻ Lepas celluloid crown form 🡪 check oklusi
■ Glassionomer, resin-modified glassionomer &
compomer
◻ Estetik bagus, melepaskan fluoride
Restorasi gigi posterior gigi
sulung
■ Amalgam
■ Glassionomer, resin-modified
glassionomer & compomer
◻ Indikasi : restorasi tidak terlalu
besar (kekuatan<)
■ Composite resins
■ Stainless Steel Crown
Restorasi glassionomer

■ Outline kavitas mengikuti bentuk


karies
■ Tidak perlu extension for prevention
■ Hilangkan karies lunak
■ Tumpat glassionomer (light cure
atau self cure)
STAINLESS STEEL CROWN

• Tujuan perawatan
• Indikasi
• Kontra indikasi
• Bahan
• Aplikasi
• Evaluasi
INDIKASI STAINLESS STEEL CROWN

Tumpatan
komposit / glass
ionomer /
amalgam yang
tidak berhasil

Anak-anak yang
terkena rampant
caries
Restorasi setelah
perawatan pulpa

Restorasi gigi
kelainan
pertumbuhan
Restorasi fraktur
gigi molar sulung

Sebagai abutment
untuk space
maintainer
Bruxism

Restorasi pada
hypoplastic molar
permanen muda
KONTRAINDIKASI STAINLESS STEEL CROWN

Tidak ada retensi


ARMAMENTARIUM
STEP BY STEP

Step 1 :
Isolasi dengan rubber dam,
lokal anestesi
Step 2 :
Mengurangi tinggi oklusal Mengurangi pemukaan
groove oklusal sedalam
1-1,5mm
Memperluas
pengurangan melalui pit
dan fissura pada
kedalaman yang sama
hingga permukaan bukal,
lingual dan aproksimal
Mengurangi cusp
sebesar 1-1,5mm
Memeriksa oklusi untuk
melihat terdapat jarak/
ruang antara gigi yang
dipreparasi dengan gigi
antagonisnya
Step 3:
Mengurangi bagian proksimal
Preparasi permukaan aproksimal

Menempatkan bur taper diamond berkontak dengan embrasur


bukal/ lingual gigi dengan sudut 20o terhadap sumbu panjang gigi
dengan ujung bur terletak di tepi gingival
Melakukan pengasahan sebanyak 1-2mm
Memeriksa hasil pengasahan yang tidak membentuk bahu
Membulatkan tepi-tepi gigi yang tajam
Step 4:
Membulatkan tepi yang tajam
Step 5:
Seleksi dan mencoba ssc

❖ memasang ssc dari


arah lingual/ palatal
ke bukal
Step 6:
Menyesuaikan crown
Step 7:
Membentuk tepi crown
Step 8:
Penyemenan dengan
polycarboxylate
Step 9:
Membersihkan semen
Step 10:
Pengecekan akhir
Step 10:
Pengecekan oklusi

Anda mungkin juga menyukai