Amalgam dan
Komposit Kelas II
Shenny Shefira S
160110170066
OUTLINE
FORM
PREPARASI
KELAS II
AMALGAM
Outline Form
✢ Prinsip : • Feature :
1. Semua enamel yang rusak 1. Mempertahankan kekuatan
dan lemah dihilangkan. cusp.
2. Semua defect dihilangkan. 2. Mempertahankan kekuatan
3. Semua margin ditempatkan marginal ridge.
pada posisi yang baik untuk 3. Perluasan faciolingual yang
finishing agar tidak terjadi minimal.
karies sekunder. 4. Enameloplasty.
✢ Faktor : 5. Menghubungkan 2 defek yang
1. Adanya perluasan lesi karies, berdekatan.
defek, dan restorasi lama. 6. Membatasi kedalaman
2. Estetik dan kondisi oklusal. preparasi pada dentin
3. Relasi oklusal. maksimal 0,2 mm untuk karies
pit and fissure, 0,2-0,8 mm ke
4. Kontur gigi sebelahnya.
dinding axial dari smooth
5. Konfigurasi cavosurface surface caries.
marginal.
Occlusal Outline/Occlusal Step
✢ Bentuk outline oklusal mengikuti prinsip yang sama dengan Kelas I,
outline eksternal diperluas ke permukaan proximal yang terkena
karies.
✢ Pit and fissure diambil
✢ Cusp dilingkari
✢ Sudut membulat
✢ Dinding mesial/distal sejajar dengan margin gigi
✢ Lebar isthmus tidak lebih dari ¼ jarak intercuspal (idealnya selebar
bur 245).
✢ Initial depth 1.5 – 2 mm diukur dari central groove ke DEJ (2/3 bur
fissure).
Occlusal Outline/Occlusal Step
✢ Konvergen ke arah oklusal (fasial, lingual, dan
proximal yang bebas karies).
✢ Distal pit/mesial pit menyediakan dovetail retention
form sehingga mencegah displacement.
✢ Pelebaran ke arah proximal berhenti di 0,8 mm dari
marginal ridge ke area kontak.
✢ Visualisasi proximal box pada daerah kontak sebelum
perluasan ke proximal marginal ridge untuk mencegah
perluasan berlebih dari bentuk outline oklusal.
Occlusal Outline/Occlusal Step
> Gagal akibat margin enamel lemah dan Gagal akibat margin amalgam lemah
> Arah yang benar dari dinding proksimal menghasilkan enamel rods 90 derajat.
Retention groove dibuang 0,2 mm dalam DEJ dan kedalaman paralel dengan DEJ
Kurva terbalik : arah dinding mesiofasial paralel dengan arah enamel rods, bentuk “ ∫
“ di outline proksimal
- Menyediakan butt joint
- Menyediakan kontak
- Menempatkan margin proksimal di area self cleansing
Retensi primer
- Konvergen oklusal dinding fasial dan lingual
- Design dovetail dari occlusal step
Final Preparation
1. Removal of Any Remaining Defective Enamel, Infected Dentin, and Old
Restorative, if indicated
- Dilakukan pada area ekskavasi yang dalam atau sisa dentin 0.5-1 mm
Bahan :
1) Kalsium hidroksida (jika sisa dentin <0.5mm), diatasnya harus dilapisi RMGI
untuk mencegah disolusi pada saat prosedur bonding
(tubulus kering)
Tahap
Restorasi
Kelas 2
Amalgam
Tahap Restorasi
1. Desensitizer Placement
2. Matrix Placement
3. Insertion and Carving Of The Amalgam
4. Carving The Occlusal Portion
5. Removal Of The Matrix Band and Completion Of
Carving
6. Finishing and Polishing of The Amalgam
31
DESENTIZER
PLACEMENT
✢ Menempatkan dentin desentizer pada gigi yang
telah di preparasi.
32
Matriks Placement
✢ Fungsi utama : Mengembalikan kontur anatomis dan memperbaiki kontak
proksimal
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth edition.
Elsevier Inc. (halaman 394 Paragraf pertama)
33
1. Menyiapkan retainer band dan
matrix band
Universal retainer
Disebut juga Tofflemire retainer. Berfungsi
untuk menjaga supaya band tetap pada
posisinya.
Matrix retainer memiliki empat bagian:
• Head – berbentuk U, memiliki tiga bagian atau
slot untuk menempatkan band
• Locking vise – sliding body yang berfungsi
memegang band
• Long knob – untuk mengubah diameter dari
loop
• Short knob – mengunci band di dalam sliding
body
Retainer dapat ditempatkan pada sisi a. Straight and contra-angled Universal retainers
(Tofflemire) .
fasial/lingual gigi yang di restorasi sesuai
b. Bands/ Matrix bands with varying occlusogingival
kebutuhan measurements are available
Apabila digunakan pada aspek lingual
membutuhkan retainer dengan design contra
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V
angled (agar dapat sebaik di aspek fasial ).
(2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394-395) 34
35
Matrix bands
Matrix bands terbuat dari bahan stainless steel yang fleksibel dan
tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan.
✢ Sistem matriks universal (dirancang oleh B.R. Tofflemire) idealnya
diindikasikan ketika melibatkan tiga permukaan (yaitu, mesial,
oklusal, distal) dari gigi posterior yang telah disiapkan.
✢ Bisa juga digunakan untuk restorasi Kelas II yang melibatkan dua
permukaan.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394)
36
✢ Matrix tofflemire terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
○ Flat/ Straight Tofflemire band,(Uncontoured)
tersedia dalam dua ukuran ketebalan, yaitu 0.002 inci (0.05mm) dan
0.0015 inci (0.038mm)
○ Pre-Contoured band
○ Curved matrix
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and 37
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394)
2. Coba pasang wedge yang sesuai lalu lepaskan
3.Matrix di bentuk untuk mendapatkan kontur yang memberikan adaptasi yang sesuai pada struktur gigi
A. Tempatkan matrix band di atas resilient paper pad lalu gunakan burnisher kecil
dengan tekanan kuat secara bolak-balik untuk mengubah bentuk dari band.
B. Setelah itu gunakan burnisher yang lebih besar untuk menghaluskan band
yang sudah di contour.
C. matrix band sudah terbentuk untuk mesio-occluso-distal tooth preparation
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and
Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth 38
edition. Elsevier Inc. (hal 396)
4. Letakkan matrix band kedalam
retainer.
○ Putar long knob untuk menggerakkan locking
vise ke arah retainer head
○ Putar (short knob untuk melonggarkan sekrup
penahan (sekrup penahan harus dilepaskan
dari sliding body)
○ Gulung band menjadi loop
○ Kedua ujung band diletakkan pada slot locking
vise (tepi oklusal dari band menghadap
retainer) dan posisi band dalam slot head
○ Mengunci matriks pada retainer, putar short
knob searah jarum jam, lalu turunkan sekrup
ke dalam vise
39
5. Sesuaikan matrix band pada gigi
41
8. Menggunakan kaca mulut untuk
mengobservasi kontur proksimal
matrix di interproksimal space
✢ Kontur oklusoginggival harus
cembung
✢ Kontur akan meninggi pada bagian
titik kontak gigi sebelahnya
✢ Matrix juga diamati dari arah
oklusal untuk mengevaluasi dari
area kontak dlm arah fasio-lingual
✢ Ideal nya band harus di posisikan 1
mm di atas gingival margin
43
1. Potong wedge sekitar 1,2 cm
2. Jepit dengan menggunakan piler
no. 110
3. Masukan ujung yang runcing dari
facial atau lingual Wedge the band
menempel erat
4. Jika dibutuhkan aspek gingival,
wedge dapat sedikit di basahi
dengan lubricant untuk
memudahkan penempatannya.
“wedge yang lekat tanpa celah =
mencegah adanya overhang pada
amalgam “
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and
Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 398
paragraf 1)
44
Teknik lain yang dapat di gunakan saat
pemasangan wedge
✢ Menumpuk 2 wedge dengan asumsi wedge yang di atas lebih kecil
✢ Wedging ganda ( penggunaan 2 wedge 1 dari arah lingual dan 1
dari fascial) dapat di gunakan jika proximal box besar
46
10. Kencangkan Matriks Pada
Gigi
✢ Untuk mengencangkan band matriks sekitar gigi, putar long knob, ini akan
menarik band matriks keatas bersama dengan sliding body, sehingga
mengurangi diameter matriks band dan mengetatkan matriks di sekitar gigi.
Kencangkan matriks sebanyak mungkin sekitar gigi, hal ini memungkinkan
untuk kondensasi amalgam yang tepat dan pengembangan kontur.
✢ Setelah wedge terletak erat pada gingival embrasure, kendurkan band
matriks sedikit dengan memutar tombol 1/5 putaran. Ini mencegah band
matriks menjadi terlalu ketat, yang dapat mengakibatkan kontak yang
terbuka dan dapat menghambat kondensasi yang tepat dari bahan
tumpatan ke daerah proksimal cavosurface margin. Terakhir, gunakan
spoon excavator atau burnisher untuk memoles matriks band pada bidang
kontak dengan gigi yang berdekatan.
47
11. Gunakan kaca mulut untuk mengevaluasi
kontur proximal , matrix, wedge dengan
permukaan gigi sebelahnya
48
Insertion and Carving Of The
Amalgam
Prinsip :
Kondensasi utk mengadaptasi amalgam ke dinding
preparasi dan matrik, dan utk menghasilkan restorasi yg
bebas dr rongga.
Mempertahankan kadar merkuri dalam restorasi serendah
mungkin utk meningkatkan kekuatan dan mengurangi
korosi
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403)
49
Tahapan:
✢ Insersi amalgam mengisi gingival 1mm (aproximately) proximal box dan
dikondensasikan ke gingival floor. (dikondensasikan dengan arah gingival,
lateral agar teradaptasi))
✢ Additional amalgam dikondensasikan pada margin proximal dan proximal
retention groove.
✢ Kondensasi kuat ke arah facial,lingual,gingival menggunakan bagian
samping condensor agar tidak ada celah
✢ kondensasi distal atau mesial yang baik agar kontur dan kontak proksimal
tepat
✢ Insersi&kondensasi dilakukan hingga pencapai pulpal wall
✢ Insersi hingga ke margin oklusal dan overpack ± 1mm menggunakan large
condenser
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403-404)
50
✢ Ukuran kondensor dapat diganti-ganti sesuai keadaan ( contoh : smaller untuk
dekat prox. margin)
✢ Kondensasi amalgam tepat: di area marginal ridge mengurangi risiko fraktur
ridge marginal selama penghilangan matriks. campuran amalgam tersebut
tidak boleh basah (mis., Kaya merkuri) atau kering dan rapuh (mis., Merkuri
buruk).
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 404)
51
Carving The Occlusal Portion
✢ Precarving : menggunakan egg shaped / ball burnisher
✢ Carving dilakukan langsung setelah condensasi dan burnishing
✢ Carving the occlusal portion menggunakan sharp discoid
instrument.
✢ Carving marginal ridge sesuai dengan tinggi dan bentuk
marginal ridge gigi tetangga
✢ Pembentukan oklusal embrasure : explorer / small hollenback
carver
✢ Mengingat oklusal kontak pre-preparasi → observasi tinggi
marginal ridge gigi tetangga → mengetahui letak margin
preparasi cavosurface ( termasuk MR dan oklusalembrasure).
Jika restorasi memiliki keterlibatan proksimal gigi yang luas,
ukiran oklusal harus dilakukan dengan cepat.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 404)
52
Removal Of The Matrix Band and
Completion Of Carving
✢ Matrix band dan wedges dapat dibuka setelah proximal surface hampir selesai
(dengan kontak yang baik dan proses carving yang dibutuhkan tinggal sedikit)
✢ Gingival excess dapat dikurangi menggunakan amalgam knife (scaler, No. 34
dan 35 / blade) – untuk menghindari gingival overhang.
✢ Cek kembali kontak proximal dengan kaca mulut
✢ Setelah carving selesai lepas rubberdam, oklusi dinilai dan disesuaikan.
✢ Gunakan thin unwaxed dental floss untuk menghilangkan amalgam yang
tersisa di bagian proximal.
✢ Dilakukan pembilasan akhir dan evacuation rongga mulut
✢ Pasien diinstruksikan untuk menghindari pengunyahan menggunakan gigi yg
direstorasi selama 24 jam.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 405-406)
53
Finishing and Polishing of The
Amalgam
✢ Dilakukan setelah 24 jam insersi
✢ Pada bagian oklusal finishing dan polishing sama dengan kelas I amalgam
✢ Jika amalgam di bagian marginal proximal fasial dan lingual
overcarved, dapat dilihat dengan explorer
✢ Gunakan sandpaper disk sebagai finishing bur untuk menghaluskan
enamel margin dan kontur marginal ridge
✢ Marginal ridge juga dapat di finishing dengan sandpaper disk.
✢ Gunakan find abrasive disk atau the tip of sharpened rubber polishing point
untuk polishing bagian proksimal yang terakses.
✢ Gunakan pisau amalgam untuk trimming, jika proksimal margin tidak
dapat diakses.
✢ Final polishing occlusal & proximal : fine grit rubber polishing point / rubber
cup with flour of pumice followed by a high-luster agent
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and 54
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 406)
PREPARASI
KOMPOSIT KELAS II
Preparasi Kelas II Komposit
INITIAL PROCEDURE
1. Outline Form
Prinsip :
a) Semua enamel dan dentin yang rusak dan lemah dihilangkan
b) Semua defek dihilangkan
c) Perluasan seminimal mungkin
d) Semua margin ditempatkan pada posisi finishing yang baik. agar tidak terjadi karies
sekunder
2. Occlusal Step
a) Menggunakan bur no. 330 atau bur no. 245, posisikan bur pada pit
sebelah permukaan proksimal yang mengalami karies secara
parallel dengan aksis gigi, jika hanya satu permukaan proksimal
yang di restorasi, marginal ridge lawan harus dipertahankan
b) Lantai pulpa dipreparasi dengan kedalaman 0.2 mm dalam DEJ.
c) Gerakan bur kearah proksimal tempat karies dan defek pada facial
atau lingual, usahakan lebar faciolingual tetap sempit
d) Lantai pulpa datar
e) Perluasan dinding sekonservatif mungkin
f) Marginal ridge yang tersisa 0.5 mm
Proximal Box
a) Untuk membuat proksimal box harus berhati-hati agar gigi tetangga
tidak terkena
b) Tahan bur diamond diatas DEJ dengan bur diposisikan untuk membuat
gingivally directed cut sedalam 0,2 mm ke DEJ
c) Bur digerakkan kearah facial, lingual, gingival untuk menghilangkan
semua karies atau restorasi lama
d) Gerakan faciolingual mengkuti DEJ dan biasanya sedikit konveks keluar
e) Selama pengeburan, bur diposisikan paralel dengan panjang aksis gigi
f) Facial dan lingual margin diperluas seperlunya dan margin harus 90
derajat, tidak boleh tajam.
g) Gingival floor flat dengan cavosurface 90o
h) Gingival extension seminimal mungkin
i) Dinding axial harus 0.2 mm dalam DEJ
4. Primary Retention
Retensi primer komposit berasal dari micromechanical retention, dengan
menggunakan etsa untuk membentuk micropores.
Tidak ada bevel proksimal, karena akan sulit melakukan restorasi dengan packable
composite. Bevel juga tidak direkomendasikan pada margin gingiva
5. Convenience Form
Pastikan preparasi mudah diakses bagi operator untuk observasi dan restorasi
FINAL PROCEDURE
6. Pastikan sudah membuang sisa enamel pit atau fissure, infected dentin, dan bahan
restorasi lama
7. Proteksi pulpa jika dibutuhkan
8. Secondary resistance and retention form
Untuk komposit tidak membutuhkan step ini, karena sudah ada bevel dan etsa,
yang diaplikasikan di enamel 30s di dentin 15s.
64
Tahapan Pemasangan Matrix
Sectional pada Preparasi Kelas II
✢ Matriks harus ditempatkan di interdental gigi, matriks sangat tipis dengan ketebalan
sekitar 0,08 mm dan dapat mengakibatkan kerusakan atau trauma apabila
diaplikasikan secara berlebih.
✢ Curved mosquito haemostat digunakan untuk meletakkan wedge agar didapatkan
ruang pada interdental dalam mengadaptasikan matriks untuk membuat kontur dari
gigi yang akan direstorasi.
✢ Peletakan matriks dapat dilakukan melalui buccal-lingual atau keduanya.
✢ Matrix sectional harus diletakkan di tengah interdental dengan kelebihan matriks
memeluk sisi bukal-lingual.
✢ Ring komposit diletakkan untuk membatasi dan membentuk kontur pada bukal-
lingual (mencegah restorasi overhang)
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 272) 65
66
✢ Etching, Priming, and Placing Adhesive
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative Dentistry. 67
sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273)
Contouring and polishing the composite
• Contouring dapat dilakukan langsung setelah light cure komposit telah dipolimerisasi/ 3 menit
setelah pengerasan pertama
• Contouring di oklusal : round (or oval), 12 bladed carbide finishing bur atau finishing diamonds
atau abrasive disc
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin oklusal : carbid tipped carve
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin proximal dan embrasur: a flame shaped, 12
bladed carbide finishing bur or finishing diamond and abrasive disc
• Untuk mengurangi kelebihan di area gingiva : No. 12 surgical blade mounted in a Bard-Parker
handle with light shaving strokes, untuk menghaluskan memakai Narrow finishing strips.
• Lepas rubber dam (jika diisolasi)
• Cek oklusi
• Jika diperlukan dipoles dengan polishing points, cups, brushes, or discs
• Contouring dan polishing menggunakan discs dan brush
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273-275)
68
69
Kesimpulan
RESTORASI AMALGAM RESTORASI KOMPOSIT
KELAS II KELAS II
1. Menggunakan matrix 1. Menggunakan pre-
tofflemire dengan 2 contoured metal sectional
ketebalan matrix
2. Amalgam dikondensasi 2. Komposit hanya diletakan
3. Finishing dan polishing secara incremental
dilakukan setelah 24 jam 3. Menggunakan bahan
4. Amalgam tidak selalu adhesive
memerlukan bonding
70