Anda di halaman 1dari 70

Restorasi

Amalgam dan
Komposit Kelas II
Shenny Shefira S
160110170066
OUTLINE
FORM
PREPARASI
KELAS II
AMALGAM
Outline Form
✢ Prinsip : • Feature :
1. Semua enamel yang rusak 1. Mempertahankan kekuatan
dan lemah dihilangkan. cusp.
2. Semua defect dihilangkan. 2. Mempertahankan kekuatan
3. Semua margin ditempatkan marginal ridge.
pada posisi yang baik untuk 3. Perluasan faciolingual yang
finishing agar tidak terjadi minimal.
karies sekunder. 4. Enameloplasty.
✢ Faktor : 5. Menghubungkan 2 defek yang
1. Adanya perluasan lesi karies, berdekatan.
defek, dan restorasi lama. 6. Membatasi kedalaman
2. Estetik dan kondisi oklusal. preparasi pada dentin
3. Relasi oklusal. maksimal 0,2 mm untuk karies
pit and fissure, 0,2-0,8 mm ke
4. Kontur gigi sebelahnya.
dinding axial dari smooth
5. Konfigurasi cavosurface surface caries.
marginal.
Occlusal Outline/Occlusal Step
✢ Bentuk outline oklusal mengikuti prinsip yang sama dengan Kelas I,
outline eksternal diperluas ke permukaan proximal yang terkena
karies.
✢ Pit and fissure diambil
✢ Cusp dilingkari
✢ Sudut membulat
✢ Dinding mesial/distal sejajar dengan margin gigi
✢ Lebar isthmus tidak lebih dari ¼ jarak intercuspal (idealnya selebar
bur 245).
✢ Initial depth 1.5 – 2 mm diukur dari central groove ke DEJ (2/3 bur
fissure).
Occlusal Outline/Occlusal Step
✢ Konvergen ke arah oklusal (fasial, lingual, dan
proximal yang bebas karies).
✢ Distal pit/mesial pit menyediakan dovetail retention
form sehingga mencegah displacement.
✢ Pelebaran ke arah proximal berhenti di 0,8 mm dari
marginal ridge ke area kontak.
✢ Visualisasi proximal box pada daerah kontak sebelum
perluasan ke proximal marginal ridge untuk mencegah
perluasan berlebih dari bentuk outline oklusal.
Occlusal Outline/Occlusal Step

Fig. 14-40 Visualize final location of proximo-


occlusal margins (dotted
lines) before preparing the proximal box.
Proximal Outline
Form/Proximal Box
✢ Objektif :
1. Mencakup semua karies, defek, bahan restorasi lama yang
ada.
2. Menciptakan margin cavosurface 90º (Butt joint margin).
3. Membangun tidak lebih dari 0.5 mm clearance dengan
permukaan proximal yang berdekatan secara fasial, lingual,
gingival.
✢ Bentuk outline pada daerah proximal secara primer ditentukan
dengan posisi fasiolingual dari daerah kontak dan memperluas
ke daerah lesi karies.
✢ Perluasan preparasi secara fasiolingual hanya untuk
membebaskan daerah kontak.
Proximal Outline
Form/Proximal Box
✢ Perluasan preparasi secara fasiolingual hanya untuk
membebaskan daerah kontak.
✢ Marginal proximal harus membentuk sudut
cavosurface 90°.
✢ Box proximal konvergen ke arah oklusal.
Reverse Curve
• Pada kasus dimana area kontak lebih ke
bukal daripada lingual akan menyebabkan
penghilangan/pemotongan buccal cusp yang
berlebihan jika dilakukan perluasan ke bucco-
proximal wall.
• Reverse curve (kurva terbalik) dibuat pada
dinding buccal proximal sehingga dapat
menyediakan dukungan dentin dan
menciptakan butt joint dengan cavosurface
margins.
Outline Form Kelas II Amalgam Gigi
15
PREPARASI KELAS
II AMALGAM
Initial Preparation
a) Occlusal step / occlusal outline form
✢ Menggunakan bur fissure u/ memasuki sentral pit yang mendekati permukaan
proksimal dengan karies
✢ Selama preparasi, axis bur dan axis gigi paralel
✢ Preparasi hingga mencapai DEJ (1,5-2 mm dari permukaan oklusal)
✢ Bur memasuki pit, target kedalaman dari 0,1-0,2 mm menuju dentin (1/2 atau 2/3
bur fissure),
1,5 mm diukur dari sentral fissure dan 2 mm dari dinding eksternal tempat preparasi
✢ Bur dengan orientasi sama, bergerak melebarkan preparasi sehingga sentral fissure
dan pit berlawanan mengikuti  
Outline
✢ Untuk preparasi konservatif, lebar isthmus menyempit sekitar ¼ dari jarak inter
cusp / Idealnya selebar bur fissure
✢ Lantai pulpa preparasi harus mengikuti DEJ sentral fissure dengan ridge triangular
prominent
✢ Menjaga bur tetap parallel agar dinding preparasi fasial, lingual, dan mesial atau
distal menjadi konvergen
✢ Kedalaman dinding fasial, lingual, mesial atau distal sampai dengan DEJ (Fomasi
Periferal Seat u/ Primary Resistence Form)
✢ Mesial pit / distal pit menyediakan dovetail retention form sehingga mencegah
displacement oposisi pada restorasi komplit
✢ Tanpa dovetail, occlusal step jangan lurus untuk mengurangi bentuk retensi
✢ Sebelum pelebaran ke proksimal marginal ridge, visualisasikan dinding fasial dan
lingual dari proksimal box u/  mencegah over ekstensi. 
✢ Pelebaran cusp mesiofasial terbatas hingga 90 derajat mesiofasial margin, untuk
lingual kurva reverse minimal karena bentuk embrasure lebih besar
✢ Preparasi melebar ke proksimal dan berhenti di 0,8 mm dari marginal ridge ke area
kontak
✢ Kelas II oklusal step melebar ke fasiolingual
✢ Kedalaman oklusal preparasi fasiolingual untuk meningkatkan kekuatan restorasi
b)  Proximal Box / Proximal outline form
1.     Objektif dari pelebaran margin proksimal
-    Termasuk karies, defek, restorasi yang ada
-    Membuat cavosurface margin 90 derajat
-    Membentuk permukaan proksimal adjacent fasial, lingual, gingival tidak lebih
dari 0,5 mm
2.      Prosedur insisal
-      Isolasi proksimal enamel dengan proksimal ditch cut
-      Menaruh bur di DEJ lantai pulpa
-      Ujung bur dapat memotong ditch secara gingival, 2/3 dari enamel (0,5-0,6
mm) dan 1/3 dari dentin (0,2-0,3 mm)
-      Tekanan ke gingival menuju permukaan terlibat untuk menjaga bur dari
enamel proksimal
✢ Bur bergerak fasial & lingual u/  Perlebaran ditch ke gingiva hingga
tempat karies / kontak proksimal
✢ Semakin keras enamel, menghasilkan dinding axial mengikuti
kontur fasiolingual dari permukaan proksimal dan DEJ
✢ Preparasi lesi kecil, margin ginggiva menghilangkan gigi tetangga
0,5 mm diukur dengan explorer
✢ Dimensi fasiolingual dari proksimal ditch cut lebih besar di level
gingiva dibanding di level oklusal
✢ Bur bergerak dari peripendikular ke permukaan oklusal (fasial dan
lingual) → Untuk isolasi dan melemahkan proksimal
✢ Bur dapat terlihat sedikit di permukaan proksimal pada level gingiva
✢ Pembuangan enamel   : menggunakan ekskavator untuk memfraktur enamel
proksimal yang lemah
✢ Untuk proteksi gingiva, rubber dam ditempatkan wedge di embrasure
gingival. 
✢ Pembuangan enamel dengan enamel hatchet
✢ Dinding mesiolingual dan mesiofasial

>  Gagal akibat margin enamel lemah dan  Gagal akibat margin amalgam lemah
>  Arah yang benar dari dinding proksimal menghasilkan enamel rods 90 derajat.
Retention groove dibuang  0,2 mm dalam DEJ dan kedalaman paralel dengan DEJ

✢ Resistensi primer terbentuk oleh :


o Dinding pulpa dan gingiva rata dan perpendicular ke gaya langsung ke axis gigi
o Restrict pelebaran dinding agar mengizinkan cusp yang kuat dan ridge yang
tetap ada dengan dukungan dentin cukup
o Membatasi outline oklusal form ke area dengan kontak oklusal minimal
✢ Kurva terbalik mengoptimasi kekuatan amalgam dan struktur gigi di hubungan oklusal
step dan proksimal box
✢ Pembulatan sudut garis internal
✢ Memberikan ketebalan cukup untuk beban restorasi

 Kurva terbalik : arah dinding mesiofasial paralel dengan arah enamel rods, bentuk “ ∫
“  di outline proksimal
-       Menyediakan butt joint
-       Menyediakan kontak
-       Menempatkan margin proksimal di area self cleansing
 Retensi primer
-       Konvergen oklusal dinding fasial dan lingual
-       Design dovetail dari occlusal step
Final Preparation
1. Removal of Any Remaining Defective Enamel, Infected Dentin, and Old
Restorative, if indicated

- Alat : Round bur, spoon excavator, atau keduanya


-. Untuk restorasi lama (liner dan base) tidak perlu diambil, jika
1) Tidak ada indikasi karies
2) Daerah sekeliling restorasi lama utuh
3) Gigi asimptomatik (pulpa dianggap vital)

Jika diambil, dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko tereksposnya pulpa


2. Pulp Protection

- Dilakukan pada area ekskavasi yang dalam atau sisa dentin 0.5-1 mm
Bahan :

1) Kalsium hidroksida (jika sisa dentin <0.5mm), diatasnya harus dilapisi RMGI
untuk mencegah disolusi pada saat prosedur bonding

Fungsi : stimulasi pembentukan dentin sekunder dan tersier (jika odontoblas


tidak vital lagi)

2) RMGI (JIKA sisa dentin 0.5-0.75 mm)


3. Resistensi dan Retensi Sekunder
a) Resistensi
-  Untuk mencegah fraktur pada gigi dari gaya dari arah oblique dan fraktur
pada bahan restorasi
Cara:
1) Menggunakan trimmer marginal gingiva untuk bevel atau pembulatan pada
axiopulpal angle line (resistensi bahan restorasi)
2) Membatasi pelebaran dinding eksternal
b) Retensi groove pada proksimal
✢ Lokasi : axiolingual dan axiofasial line angle
✢ Berhenti pada titik sudut axiopulpal
✢ Dapat meningkatkan resistensi terhadap fraktur dan memeprkuat
isthmus pada restorasi kelas II
Cara :
1) Menggunakan bur No. 164 L atau no. ¼ round bur dengan air
coolant (untuk meningkatkan visualisasi) dan kecepatan rendah.
2) Bur diletakkan pada axiolingual dan axiofasial line angle
3) Diperluas dari gingival floor ke permukaan oklusal
4) Kedalaman 0.2 mm ke dentin, untuk mempertahan dukungan
enamel
5) Karakteristik/faktor yang menentukan :
-     Posisi : kedalaman 0.2 mm ke DEJ
-     Translasi : arah pergerakan sumbu bur
-     Kedalaman : perluasan translasi
-    Orientasi oklusogingiva : penggunaan bur dimiringkan jika
lock  menghilang (Bur No. 169 L)
4. Finishing external wall
✢ Tidak ada enamel tidak didukung dentin dan  marginal
yang irregular
✢ Adanya butt joint antara gigi dan amalgam (occlusal line
angle 90-1000)
✢ Bevel pada cavosurface 200 pada gingival margin
dengan gingival 
margin trimmer, untuk menghilangkan unsupported enamel
rods. 
Jika, gingival margin pada permukaan akar tidak perlu
dibuat bevel
Selain itu, gingival margin dapat dibevel menggunkaan
explorer
5. Final Procedure : Cleaning, Inspecting,
Desentizing, and Bonding
✢ Cleaning

1) Visible debris dibersihkan air dengan syringe

2) Visible moisture sibersihkan dengan semprotan udara dari air syringe

3) Jangan mengdehidrasi daerah preparasi karena akan membahayakan odontoblas

(tubulus kering)

✢  Inspecting:  untuk memastikan tidak ada debrimen dan preparasi sesuai

✢  Aplikasi varnishes untuk mencegah microleakage

✢  Desentizing : Menggunakan gluma desntizer untuk mencegah postoprative sensitivity

✢  Disinfection : menggunakan silver nitrate, phenol, ethyl alcohol (durasi pendek)


30

Tahap
Restorasi
Kelas 2
Amalgam
Tahap Restorasi
1. Desensitizer Placement
2. Matrix Placement
3. Insertion and Carving Of The Amalgam
4. Carving The Occlusal Portion
5. Removal Of The Matrix Band and Completion Of
Carving
6. Finishing and Polishing of The Amalgam

31
DESENTIZER
PLACEMENT
✢ Menempatkan dentin desentizer pada gigi yang
telah di preparasi.

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014)


Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth edition.
Elsevier Inc. (halaman 393)

32
Matriks Placement
✢ Fungsi utama : Mengembalikan kontur anatomis dan memperbaiki kontak
proksimal

✢ Kualitas matrix yang baik yaitu :


- rigid (kaku) terhadap struktur gigi yang ada
- memungkinkan untuk mengembalikan kontur anatomi yang sesuai
- restorasi dapat mengembalikan hubungan kontak proksimal yang benar
- mencegah perluasan tumpatan ke arah gingival (gingival excess)
- mudah diaplikasikan
- mudah dilepas

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth edition.
Elsevier Inc. (halaman 394 Paragraf pertama)

33
1. Menyiapkan retainer band dan
matrix band
Universal retainer
Disebut juga Tofflemire retainer. Berfungsi
untuk menjaga supaya band tetap pada
posisinya.
Matrix retainer memiliki empat bagian:
• Head – berbentuk U, memiliki tiga bagian atau
slot untuk menempatkan band
• Locking vise – sliding body yang berfungsi
memegang band
• Long knob – untuk mengubah diameter dari
loop
• Short knob – mengunci band di dalam sliding
body

 Retainer dapat ditempatkan pada sisi a. Straight and contra-angled Universal retainers
(Tofflemire) .
fasial/lingual gigi yang di restorasi sesuai
b. Bands/ Matrix bands with varying occlusogingival
kebutuhan measurements are available
 Apabila digunakan pada aspek lingual
membutuhkan retainer dengan design contra
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V
angled (agar dapat sebaik di aspek fasial ).
(2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394-395) 34
35
Matrix bands
Matrix bands terbuat dari bahan stainless steel yang fleksibel dan
tersedia dalam berbagai ukuran dan ketebalan.
✢ Sistem matriks universal (dirancang oleh B.R. Tofflemire) idealnya
diindikasikan ketika melibatkan tiga permukaan (yaitu, mesial,
oklusal, distal) dari gigi posterior yang telah disiapkan.
✢ Bisa juga digunakan untuk restorasi Kelas II yang melibatkan dua
permukaan.

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394)

36
✢ Matrix tofflemire terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
○ Flat/ Straight Tofflemire band,(Uncontoured)
tersedia dalam dua ukuran ketebalan, yaitu 0.002 inci (0.05mm) dan
0.0015 inci (0.038mm)
○ Pre-Contoured band
○ Curved matrix

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and 37
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (hal 394)
2. Coba pasang wedge yang sesuai lalu lepaskan
3.Matrix di bentuk untuk mendapatkan kontur yang memberikan adaptasi yang sesuai pada struktur gigi

A. Tempatkan matrix band di atas resilient paper pad lalu gunakan burnisher kecil
dengan tekanan kuat secara bolak-balik untuk mengubah bentuk dari band.
B. Setelah itu gunakan burnisher yang lebih besar untuk menghaluskan band
yang sudah di contour.
C. matrix band sudah terbentuk untuk mesio-occluso-distal tooth preparation
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and
Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth 38
edition. Elsevier Inc. (hal 396)
4. Letakkan matrix band kedalam
retainer.
○ Putar long knob untuk menggerakkan locking
vise ke arah retainer head
○ Putar (short knob untuk melonggarkan sekrup
penahan (sekrup penahan harus dilepaskan
dari sliding body)
○ Gulung band menjadi loop
○ Kedua ujung band diletakkan pada slot locking
vise (tepi oklusal dari band menghadap
retainer) dan posisi band dalam slot head
○ Mengunci matriks pada retainer, putar short
knob searah jarum jam, lalu turunkan sekrup
ke dalam vise

39
5. Sesuaikan matrix band pada gigi

✢ Posisikan oklusal band 1,5-2mm  di atas marginal ridge gigi dan


cavosurface margin dari gigi yang berdekatan
✢ Posisi gingiva band melebar 0,5mm di bawah cavosurface band
gingiva
✢ Trim matriks bagian gingiva bila karies melebar ke gingiva margin
cavosurface
40
7. Mengikis bagian yang berpotensi merusak
jaringan gingiva (case : margin gingiva yang
dangkal)
✢ Band dapat di kikis / trim untuk
gingival margin yang dangkal
✢ Agar tidak merusak jaringan
gingiva dan perlekatan pada sisi
yang lebih dangkal
✢ Modifikasi ini dapat dilakukan
pada bagian mesio – oklusal -
distal

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A.


V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc.
(halaman 396 paragraf 2)

41
8. Menggunakan kaca mulut untuk
mengobservasi kontur proksimal
matrix di interproksimal space
✢ Kontur oklusoginggival harus
cembung
✢ Kontur akan meninggi pada bagian
titik kontak gigi sebelahnya
✢ Matrix juga diamati dari arah
oklusal untuk mengevaluasi dari
area kontak dlm arah fasio-lingual
✢ Ideal nya band harus di posisikan 1
mm di atas gingival margin

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V


(2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 396
paragraf 3)
42
9. Penempatan wedge di gingival
embrasure
✢ Wedge memiliki penampang triangular atau bulat dan terbuat dari
kayu, plastic atau karet. Wedge diselipkan setelah matriks band
dipasang untuk menjaga posisi matriks di daerah margin servikal
sehingga dapat membentuk embrasure gigi

43
1. Potong wedge sekitar 1,2 cm
2. Jepit dengan menggunakan piler
no. 110
3. Masukan ujung yang runcing dari
facial atau lingual Wedge the band
menempel erat
4. Jika dibutuhkan aspek gingival,
wedge dapat sedikit di basahi
dengan lubricant untuk
memudahkan penempatannya.
“wedge yang lekat tanpa celah =
mencegah adanya overhang pada
amalgam “
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and
Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 398
paragraf 1)
44
Teknik lain yang dapat di gunakan saat
pemasangan wedge
✢ Menumpuk 2 wedge dengan asumsi wedge yang di atas lebih kecil
✢ Wedging ganda ( penggunaan 2 wedge 1 dari arah lingual dan 1
dari fascial) dapat di gunakan jika proximal box besar

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and


Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth edition.
Elsevier Inc. (halaman 398 paragraf 2)
45
✢ Source : Heymann, H. O.,
Swift, E. J. and Ritter, A. V
(2014) Studervant’s Art and
Science of Operative Dentistry.
sixth edition. Elsevier Inc.
(halaman 401)

46
10. Kencangkan Matriks Pada
Gigi
✢ Untuk mengencangkan band matriks sekitar gigi, putar long knob, ini akan
menarik  band matriks keatas bersama dengan sliding body, sehingga
mengurangi diameter matriks band dan mengetatkan matriks di sekitar gigi.
Kencangkan matriks sebanyak mungkin sekitar gigi, hal ini memungkinkan
untuk kondensasi amalgam yang tepat dan pengembangan kontur.
✢ Setelah wedge terletak erat pada gingival embrasure, kendurkan band
matriks sedikit dengan memutar tombol 1/5 putaran. Ini mencegah band
matriks menjadi terlalu ketat, yang dapat mengakibatkan kontak yang
terbuka dan dapat menghambat kondensasi yang tepat dari bahan
tumpatan ke daerah proksimal cavosurface margin. Terakhir, gunakan
spoon excavator  atau burnisher untuk memoles matriks band pada bidang
kontak dengan gigi yang berdekatan.

47
11. Gunakan kaca mulut untuk mengevaluasi
kontur proximal , matrix, wedge dengan
permukaan gigi sebelahnya

12. Kontur oklusoginggival harus seimbang, jika


dibutuhkan dapat dilakukan kontur tambahan

48
Insertion and Carving Of The
Amalgam
Prinsip :
Kondensasi utk mengadaptasi amalgam ke dinding
preparasi dan matrik, dan utk menghasilkan restorasi yg
bebas dr rongga.
Mempertahankan kadar merkuri dalam restorasi serendah
mungkin utk meningkatkan kekuatan dan mengurangi
korosi

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403)
49
Tahapan:
✢ Insersi amalgam mengisi gingival 1mm (aproximately) proximal box dan
dikondensasikan ke gingival floor. (dikondensasikan dengan arah gingival,
lateral agar teradaptasi))
✢ Additional amalgam dikondensasikan pada margin proximal dan proximal
retention groove.
✢ Kondensasi kuat ke arah facial,lingual,gingival menggunakan bagian
samping condensor agar tidak ada celah
✢ kondensasi distal atau mesial yang baik agar kontur dan kontak proksimal
tepat
✢ Insersi&kondensasi dilakukan hingga pencapai pulpal wall
✢ Insersi hingga ke margin oklusal dan overpack ± 1mm menggunakan large
condenser

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 403-404)

50
✢ Ukuran kondensor dapat diganti-ganti sesuai keadaan ( contoh : smaller untuk
dekat prox. margin)
✢ Kondensasi amalgam tepat: di area marginal ridge mengurangi risiko fraktur
ridge marginal selama penghilangan matriks. campuran amalgam tersebut
tidak boleh basah (mis., Kaya merkuri) atau kering dan rapuh (mis., Merkuri
buruk).

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. sixth
edition. Elsevier Inc. (halaman 404)

51
Carving The Occlusal Portion
✢ Precarving : menggunakan egg shaped / ball burnisher
✢ Carving dilakukan langsung setelah condensasi dan burnishing 
✢ Carving the occlusal portion menggunakan sharp discoid
instrument.
✢ Carving marginal ridge sesuai dengan tinggi dan  bentuk
marginal ridge gigi tetangga
✢ Pembentukan oklusal embrasure : explorer / small hollenback
carver
✢ Mengingat oklusal kontak pre-preparasi → observasi tinggi
marginal ridge  gigi tetangga → mengetahui letak margin
preparasi cavosurface ( termasuk MR dan oklusalembrasure).
Jika restorasi memiliki keterlibatan proksimal gigi yang luas,
ukiran oklusal harus dilakukan dengan cepat.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 404)

52
Removal Of The Matrix Band and
Completion Of Carving
✢ Matrix band dan wedges dapat dibuka setelah proximal surface hampir selesai
(dengan kontak yang baik dan proses carving yang dibutuhkan tinggal sedikit)
✢ Gingival excess dapat dikurangi menggunakan amalgam knife (scaler, No. 34
dan 35 / blade) – untuk menghindari gingival overhang.
✢ Cek kembali kontak proximal dengan kaca mulut
✢ Setelah carving selesai lepas rubberdam, oklusi dinilai dan disesuaikan.
✢ Gunakan thin unwaxed dental floss untuk menghilangkan amalgam yang
tersisa di bagian proximal.
✢ Dilakukan pembilasan akhir dan evacuation rongga mulut
✢ Pasien diinstruksikan untuk menghindari pengunyahan menggunakan gigi yg
direstorasi selama 24 jam.
Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 405-406)

53
Finishing and Polishing of The
Amalgam
✢ Dilakukan setelah 24 jam insersi
✢ Pada bagian oklusal finishing dan polishing sama dengan kelas I amalgam
✢ Jika amalgam di bagian marginal proximal fasial dan lingual
overcarved, dapat dilihat dengan explorer
✢ Gunakan sandpaper disk sebagai finishing bur untuk menghaluskan
enamel margin dan kontur marginal ridge
✢ Marginal ridge juga dapat di finishing dengan sandpaper disk.
✢ Gunakan find abrasive disk atau the tip of sharpened rubber polishing point
untuk polishing bagian proksimal yang terakses.
✢ Gunakan pisau amalgam untuk trimming, jika proksimal margin tidak
dapat diakses.
✢ Final polishing occlusal & proximal : fine grit rubber polishing point / rubber
cup with flour of pumice followed by a high-luster agent

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Sturdevant’s Art and 54
Science of Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 406)
PREPARASI
KOMPOSIT KELAS II
Preparasi Kelas II Komposit
INITIAL PROCEDURE
1. Outline Form
Prinsip :
a) Semua enamel dan dentin yang rusak dan lemah dihilangkan
b) Semua defek dihilangkan
c) Perluasan seminimal mungkin
d) Semua margin ditempatkan pada posisi finishing yang baik. agar tidak terjadi karies
sekunder
2. Occlusal Step
a) Menggunakan bur no. 330 atau bur no. 245, posisikan bur pada pit
sebelah permukaan proksimal yang mengalami karies secara
parallel dengan aksis gigi, jika hanya satu permukaan proksimal
yang di restorasi, marginal ridge lawan harus dipertahankan
b) Lantai pulpa dipreparasi dengan kedalaman 0.2 mm dalam DEJ.
c) Gerakan bur kearah proksimal tempat karies dan defek pada facial
atau lingual, usahakan lebar faciolingual tetap sempit
d) Lantai pulpa datar
e) Perluasan dinding sekonservatif mungkin
f) Marginal ridge yang tersisa 0.5 mm
Proximal Box
a) Untuk membuat proksimal box harus berhati-hati agar gigi tetangga
tidak terkena
b) Tahan bur diamond diatas DEJ dengan bur diposisikan untuk membuat
gingivally directed cut sedalam 0,2 mm ke DEJ
c) Bur digerakkan kearah facial, lingual, gingival untuk menghilangkan
semua karies atau restorasi lama
d) Gerakan faciolingual mengkuti DEJ dan biasanya sedikit konveks keluar
e) Selama pengeburan, bur diposisikan paralel dengan panjang aksis gigi
f) Facial dan lingual margin diperluas seperlunya dan margin harus 90
derajat, tidak boleh tajam.
g) Gingival floor flat dengan cavosurface 90o
h) Gingival extension seminimal mungkin
i) Dinding axial harus 0.2 mm dalam DEJ
4. Primary Retention
Retensi primer komposit berasal dari micromechanical retention, dengan
menggunakan etsa untuk membentuk micropores.
Tidak ada bevel proksimal, karena akan sulit melakukan restorasi dengan packable
composite. Bevel juga tidak direkomendasikan pada margin gingiva

5. Convenience Form
Pastikan preparasi mudah diakses bagi operator untuk observasi dan restorasi

FINAL PROCEDURE

6. Pastikan sudah membuang sisa enamel pit atau fissure, infected dentin, dan bahan
restorasi lama
7. Proteksi pulpa jika dibutuhkan
8. Secondary resistance and retention form
 
Untuk komposit tidak membutuhkan step ini, karena sudah ada bevel dan etsa,
yang diaplikasikan di enamel 30s di dentin 15s.

 9. Finishing External Walls


Kalau pada komposit, finishing kasar akibat sudah di etsa

10. Cleaning, inspecting, Desensitizing


Harus bersih sampai tidak terlihat warna bahan etsa
63

Tahap Restorasi dan


Polishing Kelas 2
Komposit
Matrix application
 Aplikasi matriks dapat dilakukan sebelum mau pun setelah aplikasi etsa,
namun secara umum biasanya aplikasi matriks dilakukan sebelum prosedur
pengetsaan dan aplikasi bonding agent.
 Pada restorasi kelas II komposit hampir sepenuhnya bergantung pada
kontur dan posisi dari matrix untuk membangun kontak proksimal yang
tepat.  Agar matriks tidak berpindah posisi maka digunakan wedge.
 Matriks >> cara membuat dinding yang berhadapan dengan dinding
aksial melingkupi area struktur gigi yang hilang selama dilakukan
prosedur preparasi
 Hal dan tujuan yang perlu diperhatikan: 1) kontak yang rapat, 2) kontur
yang baik, 3) anatomi yang tepat
 Matriks paling baik: metal (tetapi tidak bisa digunakan untuk bahan dgn
aktivasi menggunakan sinar)

64
Tahapan Pemasangan Matrix
Sectional pada Preparasi Kelas II
✢ Matriks harus ditempatkan di interdental gigi, matriks sangat tipis dengan ketebalan
sekitar 0,08 mm dan dapat mengakibatkan kerusakan atau trauma apabila
diaplikasikan secara berlebih.
✢ Curved mosquito haemostat digunakan untuk meletakkan wedge agar didapatkan
ruang pada interdental dalam mengadaptasikan matriks untuk membuat kontur dari
gigi yang akan direstorasi.
✢ Peletakan matriks dapat dilakukan melalui buccal-lingual atau keduanya.
✢ Matrix sectional harus diletakkan di tengah interdental dengan kelebihan matriks
memeluk sisi bukal-lingual.
✢ Ring komposit diletakkan untuk membatasi dan membentuk kontur pada bukal-
lingual (mencegah restorasi overhang)

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative
Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 272) 65
66
✢ Etching, Priming, and Placing Adhesive

✢ Inserting and curing the composite


 Memakai teknik oblique incremental technique di proximal box,
dengan ketebalan 1-2mm,
lalu di light cure 20-40 detik
Teknik yang digunakan pada University of North Carolina:
1. Inkrementasi pertama diletakan sepanjang gingival floor dan memanjang sedikit ke
fasial atau lingual wall. Ketebalan: 1-2 mm
2. Inkrementasi kedua diletakan pada lingual atau facial wall dan mengisi 2/3 box
3. Inkrementasi terakhir untuk melengkapi proksimal box

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of Operative Dentistry. 67
sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273)
Contouring and polishing the composite
• Contouring dapat dilakukan langsung setelah light cure komposit telah dipolimerisasi/ 3 menit
setelah pengerasan pertama
• Contouring di oklusal : round (or oval), 12 bladed carbide finishing bur atau finishing diamonds
atau abrasive disc
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin oklusal : carbid tipped carve
• Menghilangkan kelebihan komposit dari margin proximal dan embrasur: a flame shaped, 12
bladed carbide finishing bur or finishing diamond and abrasive disc
• Untuk mengurangi kelebihan di area gingiva : No. 12 surgical blade mounted in a Bard-Parker
handle with light shaving strokes, untuk menghaluskan memakai Narrow finishing strips.
• Lepas rubber dam (jika diisolasi)
• Cek oklusi
• Jika diperlukan dipoles dengan polishing points, cups, brushes, or discs
• Contouring dan polishing menggunakan discs dan brush

Source : Heymann, H. O., Swift, E. J. and Ritter, A. V (2014) Studervant’s Art and Science of
Operative Dentistry. sixth edition. Elsevier Inc. (halaman 273-275)

68
69
Kesimpulan
RESTORASI AMALGAM RESTORASI KOMPOSIT
KELAS II KELAS II
1. Menggunakan matrix 1. Menggunakan pre-
tofflemire dengan 2 contoured metal sectional
ketebalan matrix
2. Amalgam dikondensasi 2. Komposit hanya diletakan
3. Finishing dan polishing secara incremental
dilakukan setelah 24 jam 3. Menggunakan bahan
4. Amalgam tidak selalu adhesive
memerlukan bonding

70

Anda mungkin juga menyukai