Anda di halaman 1dari 20

RESTORASI GIGI

SULUNG POSTERIOR
Perbedaan Gigi Sulung dan Dewasa

Perbedaan secara prinsip perawatan pada gigi anak dengan perawatan pada orang dewasa adalah:
a. Behavior anak : operator harus mampu meguasai/mengendalikan anak, sehingga anak mengikuti
instruksi anjuran operator selama perawatan.
b.
  Morfologi gigi desidui berbeda dengan gigi permanen dalam hal:
  1. Anatomi permukaan okiusal lebih sempit (Gbr. 2-1)
  2. Ruang pulpa relatif lebih lebar
  3. Tanduk pulpa lebih menonjol (Gbr. 2-2)
  4. Permukaan proksimal luas, teher gigi sempit, kontak proksimal berupa bidang (flat).
  5. Struktur email dan dentin lebih tipis.
c.
  Waktunya tanggal
d. Penanganan (management) anak yang tepat dan nyaman merupakan kunci keberhasilan perawatan
Restorasi Amalgam Kelas I

◦ Preparasi dibuat meluas sampai permukaan halus gigi, daerah yang rentan karies perlu diambil atau
dilibatkan, dengan menggunakan fissure bur. Kedalaman kavitas sampai ± 0,5 mm masuk denfin (dan
dentino enamel junction). Untuk pengambilan jaringan karies sebaiknya menggunakan bur dengan
putaran lambat, sedang untuk tujuan preparsi atau pengambilan jaringan gigi yang sehat menggunakan
diamond bur dengan putaran tinggi
◦ Sedapat mungkin jangan memotong tonjol gigi, kecuali memang tonjol gigi sudah terlibat karies.  
◦ Dinding preparasi agak konvergen ke arah oklusal
◦ Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan.
A. Out line preparasi untuk tumpatan amalgam kelas I.
B Pengambilan jaringan karies dengan fissure bur
◦ Gambar 2-4. Sedapat mungkit tidak memotong tonjol transversal ridge
◦ Isolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton rool, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah bukal, untuk
rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual (dibawah lidah)
◦ Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian ben cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng phospat,
semen ionomer kaca, semen polikarboksilat.
◦ Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidrokside (Ca(OH)2).
◦ Siapkan adonan amalgam yang balk.
◦ Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol dan padatkan dengan amalgam condenser. Tahapan ini
diulangi sampai kavitas penuh.
◦ Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam karver sesual anatomis gigi, dan tidak traumatik dengan gigi
antagonish. Haluskan dengan borniser (Gbr. 2-6).
◦ Pemolishan dilakukan setelah 24 jam penumpatan urttuk netua resiko terjadinya tarnis dan korosi pada turn
patan amalgam. Pemolishan dilakukan dengan menggunakan bor karborundum, vinir kasar, vinir halus,
kemudian yang terakhir menggunakan sikat (brush) dan fletcher kering sampai tumpatan mengkilat dan
tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
A. Dengan menggunakan amalgam kondenser yang kecil untuk kondensasi pada sudut-sudut preparasi. B.
Dengan menggunakan burnisher untuk menghaluskan permukaan tumpatan amalgam.
Restorasi Amalgam Kelas II
◦ Oklusal boks: preparsi okiusal dengan menggunakan fissure bur meluas sampai pit dan fisura, dinding
preparasi konvergen ke arah okiusal. Tepi preparasi sejajar dengan ridge, sedapat mungkin tidak
memotong tonjol, kecuali memang tonjol sudah terlibat datam karies
◦ Proksimal boks: kedalaman preparasi ke arah pulpa 1 - 1,5 mm.
◦ Isthmus lebarnya ± 1/3 jarak inter tonjol (> 1,5 mm), retensi berbentuk groove pada bukoaksial dan
linguoaksial line angle (Gbr. 2-8).
Gambar 2-7. Out line Gambar 2-8 Bentuk
okiusal boks, Axial wall preparasi proksimal
pada preparasi kelas II boks dan lebar isthmus
bentuknya mengikuti 1/3 inter tonjol
permukaan proksimal
◦ Garis sudut aksiopulpa line angle dibuat membulat (Gbr. 2-9)
◦ Sisa jaringan karies diambil dengan bur kecepatan rendah, selanjutnya dinding preparasi dihaluskan.
◦ lsolasi gigi yang akan ditumpat dengan cotton root, untuk rahang atas tempatkan pada sebelah bukal,
untuk rahang bawah pada sebelah bukal dan lingual (dibawah lidah)
◦ Bersihkan dan keringkan kavitas, kemudian ben cavity varnish atau bahan lain seperti semen seng
phospat, semen ionomer kaca, semen polikarboksilat
◦ Pada kavitas yang dalam lindungi pulpa dengan kalsium hidrokside (Ca(OH) 2).
◦ Pasang matriks dan mahkota sampai melewati dinding gingival, pasang wedge untuk stabilisasi matriks
dan membetuk bagian proksimal (2-10).
◦ Gambar 2-9 Sudut axiopulpa Gambar 2-10
line angle yang dibuat tumpul
Pemasangan matriks dan
wedge untuk membentuk
permukaan proksimal
dan untuk stabilisasi
matriks.
◦ Siapkan adonan amalgam yang balk.
◦ Aplikasikan ke dalam kavitas dengan amalgam pistol, dahulukan pada bagian proksimal kemudian baru
bagian oklusal, padatkan dengan amalgam condenser. Usahakan wedge tidak terdorong ke arah
proksimal pada waktu kondensasi amalgam. Ulangi sampai kavitas penuh.
◦ lepaskan matriks secara hati-hati agar tumpatan bagian proksimal tidak mengalami kerusakan
◦ Bentuk/ukir tumpatan dengan amalgam karver sesuai anatoms gigi, dan tidak traumatik dengan gigi
antagonis. Haluskan dengan borniser.
◦ Pemolishan dilakukan setelah 24 jam penumpatan, untuk mengurangi resiko terjadinya tamis dan korosi
pada tumpatan amaigarn PemoJishan dilakukan dengan menggunakan bor karborundum, vinir kasar,
vinir halus, kemudian yang terakhir menggunakan sikat (brush) dan fletcher kering sampai tumpatan
mengkilat dan tidak ada step antara tumpatan dengan gigi.
Gambar 2-11 Dengan  Gambar 2-12
Lepaskan matrks
menggunakan eksplorer kearah samping agar
tidak terjadi
atau sonde untuk kerusakan pada tepi
permukaan
membentuk tepi proksimal.
permukaan proksimal
Gambar. 2-1 Perbedaan anatomi oklusal
gigi molar permanen dan gigi desidui.

Gambar. 2-2 Potongan sagital perbedaan


morfologi gigi disidui dan permanen
Restorasi Stainless Steel Crown (SSC)

◦ StainIess Steel Crown atau yang sering disingkat SSC, merupakan restorasi untuk gigi molar desidui atau
permanen muda yang sudah tidak memungkinkan dirawat dengan restorasi amalgam.
Indikasi SSC
◦ Gigi molar desidui atau permanen muda yang sudah mengalami karies yang luas.
◦ Karies proksimal yang memerlukan preparasi sampai permukaan bukal dan atau atau lingual
◦ Gigi yang sudah mengalami perawatan endodontik misalnya pulpotomy atau pulpectomy. Karena gigi
yang sudah mengalami perawatan endodontik, struktumya menjadi rapuh, mudah patah sehingga perlu
dilindungi.
◦ Gigi yang mengalami malformasi, mIsalnya hipoplasia, hipokalsifikasi, dentinogenesis/ amelogenesis
imperfekta.
◦ Gigi molar yang fraktur
◦ Pasien-pasien yang tidak dapat mengontrol kebersihan mulut, misalnya pasien disable (handicaped).
◦ Sebagai attachment pada perawatan space maintainer atau sebagai retensi alat pada pararatan dengan alat
orthodonsi lepasan.
Teknik atau cara:
◦ Dilakukan anesthesi lokal, untuk gigi yang masih vital
◦ Kurangi permukaan oklusal dengan bur fissure. Pehgurangan dimulai dan daerah grove ± 1-1,5 mm.
Diratakan, sehinga semua kedatamannya sama
◦ Kurangi permukaan proksimal, sehingga tidak ada kontak dengan gigi sebelahnya. Gunakan fissure bur
kecil,. Dinding paralel atau sedikit konvergen terhadap axis gigi, dimulai dari oklusal ke arah gingival.
Jangan sampai ada ‘ledge”
◦ Kurangi permukaan bukal sampai ± 1 mm subgingival.
◦ Tumpulkan sudut-sudut yang tajam
◦ Ambil jaringan karies dengan round bur kecepatan rendah
A Pengurangan permukaan oklusal sedalam 1 - 1,5 mm secara merata pada semua penrnikaan, B. Pengurangan
permukaan proksimal dengan fissure bur kecil, C. Pengurangan permukaan buka sampai 1 mm subgingiva, D. Sudut
yang tajam ditumpulkan.
Seleksi dan adaptasi crown

◦ Ukur jarak/ruang mesiodistal gigi dengan caliper


◦ Pilih crown dengan lebar mesodistal yang sesuai
◦ Letekkan SSC pada preparasi gi. Ben tanda pada permukaan bukal dan llngual pada free gingival margin
◦ Kurangi baian dibawah tanda ± 0,5 – 1 mm. Dengan gunting, sehingga crown masuk ke sulcus gingiva ±
1 mm.
◦ Haluskan permukaan crown dengan stone bur dan rubber wheel polish Crimping pada tepi-tepi SSC
◦ Pasang, lihat tepi-tepi gingival, bila sudah pas, ambil SSC dan lakukan sementasi.
◦ Cek dengan artikulating paper, untuk belihat bila terdapat traumatik oklusi.
◦ Bersihkan ekses/kelebihan semen pada margin dengan sonde dan dental floss
A. Penyesuaian crown . B. penghalusan crown pada bagian bekas pemotongan emnggunakan stone bur dan
rubber wheel polish C.Crimping pada tepi gingival. D. Pengambilan kelebihan/ekses semen pada gingival
dengan sonde dan dental floss.

Anda mungkin juga menyukai