DISUSUN OLEH :
AMIRA KHOIRUNNISA A
160112190510
DENA FADHILAH M
PEMBIMBING I 160112190511 PEMBIMBING II
WINA MEILIZA 160112190512
DR. LISDA DAMAYANTI, DRG., ISTA MEIDARLINA,
PENDAHULUAN
KONFIGUR
ASI
SEGIEMPAT
Tujuannya untuk
terbentuk koneksi
retensi yang stabil
Kelas II Modifikasi 1
KONFIGUR
ASI
BILATERAL
Bertujuan untuk
mencegah terjadinya
ungkitan kelas 1
Kelas I
DESAIN CANGKOLAN
CANGKOLAN SIRKUMFERENSIAL
Gambar 4-29 (a) Penggunaan lengan cangkolan sirfumferensial yang meliputi daerah gerong mesiofasial pada
lengkung tidak bergigi sebagian Kelas I harus dihindari. (b) Pembebanan oklusal pada landasan berujung bebas
menghasilkan rotasi pada protesa disekitar rest distal (c) Dua pertiga bagian proksimal dari lengan cangkolan
bergerak ke anterior sementara sepertiga terminal cangkolan menggerakkan penyangga bergerak ke arah superior.
Gaya yang diberikan pada gigi penyangga menghasilkan gaya tipping yang dapat bersifat destruktif.
DESAIN CANGKOLAN
CANGKOLAN SIRKUMFERENSIAL
Gambar 4-30 (a) Lengan cangkolan reverse circle mengarahkan retainer untuk meliputi gerong
distofasial dalam lengkungan edentulous sebagian Kelas I. (b) Beban oklusal pada landasan
berujung bebas menghasilkan rotasi protesa disekitar mesial rest seat. (c) Saat beban oklusal
diterapkan pada basis gigi tiruan, sepertiga terminal dari lengan cangkolan merangkul ketinggian
kontur mesiodistal abutmen. Ini memberikan gaya yang diarahkan ke mesial pada abutment yang
dapat ditoleransi dengan baik jika kontak proksimal yang baik dengan gigi asli yang berdekatan ada.
DESAIN CANGKOLAN
CANGKOLAN
VERTIKAL
Gambar 4-31 (a) Proyeksi vertikal cangkolan-T meliputi daerah gerong stofasial pada
lengkungan bergigi sebagian Kelas I. (b) Pembebanan oklusal pada landasan beujung bebas
menghasilkan rotasi prostesis di sekitar sandaran distal. (c) Saat basis gigi tiruan bergeser ke
arah jaringan pendukung, ujung cangkolan bergerak ke apikal dan mesial. Ini mentransmisikan
gaya yang relatif kecil, yang diarahkan secara mesial ke abutmen. Gaya ini dapat ditoleransi
dengan baik karena kontak dengan gigi asli yang berdekatan.
DESAIN CANGKOLAN
CANGKOLAN
VERTIKAL
Gambar 4-32 (a) Pada lengkung kelas I, proyeksi vertikal cangkolan-I mengikuti daerah gerong fasial atau
mesial ke puncak mesiodistal dari permukaan fasial gigi penyangga. (b) Pemuatan beban oklusal pada
landasan berujung bebas menghasilkan rotasi protesa disekitar rest seat mesial (c) Saat basis gigi tiruan
bergerak menuju jaringan pendukung, ujung cangkolan bergerak secara apikal dan mesial, melepaskan gigi
penyangga. Teori mekanik dari desain ini secara dramatis mengurangi transmisi gaya pada gigi penyangga.
DESAIN CANGKOLAN
CANGKOLAN
VERTIKAL
Kontraindikasi Keuntungan
• Gigi penyangga yang • Stabilisasi lintas
lemah. lengkung.
• Gigi penyangga • Tahan terhadap gaya
tunggal. horizontal.
Meningkatkan stabilitas fasiolingual Splint untuk gigi dengan gangguan
dapat dicapai dengan memperpanjang Melakukan splinting pada gigi premolar pertama periodontal. Banyak cangkolan, banyak
splint disekitar lengkung kurva dan kedua dengan gigi tiruan sebagian cekat, sandaran, menyiapkan guide planes, dan
(premolar kedua ke insisif lateral kiri) beban yang diterapkan dapat didistribusikan konektor utama rigid berfungsi untuk
antara dua penyangga, akan meningkatkan menstabilkan pergerakan gigi.
efektifitasnya.
(a) P2 rentan terhadap gaya yang berlebihan. (b) Gigi tiruan sebagian cekat dari gigi premolar
kedua menuju canine agar menstabilkan gigi penyangga premolar. (c) Peningkatan prognosis
yang lebih baik.
RETENSI INDIRECT
Sandaran disto-oklusal pada P2 kiri terlalu dekat Sandaran embrasure antara premolar pertama dan
dengan garis fulkrum. Pada desain kerangka ini premolar kedua kiri sebagai retainer indirect.
ditambahkan sandaran mesio-oklusal pada P1 kiri,
untuk memberikan retensi indirect yang efektif.
RETENSI INDIRECT
Lengkung Kelas III