15 April 2016
KEKUATAN ORTODONTIK
Kekuatan sangat penting untuk
mengawali/merangsang remodeling maupun
membimbing gerakan gigi menuju ke posisi
yang diinginkan.
Gigi bergerak oleh kekuatan yang dihasilkan
dari pegas kawat atau elastik yang dipasang
pada alat ortodontik lepasan maupun cekat.
Pegas dan elastik mempunyai enerji
potensial, bila bentuknya diubah maka akan
menjadi enerji kinetik dan akan kembali ke
bentuknya semula.
Bila enerji ini dikenakan pada gigi maka gigi
akan terbawa olehnya. Kekuatan ini
merangsang fenomena seluler dalam
remodeling jaringan periodontium.
CARA-CARA PENGAKTIFAN ALAT YANG DISARANKAN PADA WAKTU
KONTROL
a b
Apabila gigi akan Posisi coil finger spring Posisi coil finger spring Posisi coil finger spring
digerakkan sesuai arah anak yang tepat akan menggeser terlalu ke distal, akan terlalu ke mesial, akan
panah : gigi dalam lengkung ideal menggeser gigi keluar/ lebih menggeser gigi kedalam/
→ posisi coil finger spring gigi yang direncanakan kearah bukal dari lengkung lebih kearah palatal/lingual
pada gambar a ideal gigi yang direncanakan. dari lengkung ideal gigi yang
memberikan tegangan direncanakan.
lebih efisien dari pada b
DIMENSI KAWAT
KEKUATAN
DEFLEKSI
ARAH PERGERAKAN GIGI
MUDAH INSERSINYA DAN CUKUP
ENAK BAGI PENDERITA
DIMENSI KAWAT
Fleksibilitas pegas tergantung pada panjang dan diameter kawat yang digunakan.
Kenyataannya kekuatan yang diberikan pada suatu defleksi dari pegas cantilever
berbanding langsung dengan pangkat empat diameter kawat dan berbanding terbalik
dengan pangkat tiga panjang kawat. Dengan demikian, memperpanjang kawat 2 kali
lipat akan memperkecil kekuatan menjadi seperdelapan kekuatan semula. Sedangkan
memperbesar diameter kawat 2 kali lipat akan memperbesar kekuatan enambelas kali
kekuatan semula. Oleh karena ruangan dalam mulut amat terbatas, maka untuk
mendapatkan kekuatan yang ringan harus dipergunakan kawat sepanjang mungkin.
Panjang kawat efektif akan bertambah dengan pembuatan koil yang berdiameter tidak
kurang dari 3 mm. Pegas dari 0,6 mm akan memberikan kekuatan 2 kali lipat dari pada
pegas dari 0,5 mm.
Gambar : Besarnya penyimpangan pegas cantilever palatal yang menghasilkan kekuatan 40
gr. A. Pegas 0,6 mm. B. Pegas 0,5 mm. C. Pegas 0,5 dengan koil.
Pegas lebih kecil dari 0,5 mm akan mudah rusak , dan oleh karena itu tidak dianjurkan Pegas
palatal yang di box in untuk melindungi pegas biasanya dibuat dari kawat 0,5 mm. Ukuran ini
juga baik untuk pegas bukal yang diberi penyangga (support) atau busur-busur. Pegas bukal
yang berdiri sendiri (self support) dibuat dari kawat 0,7 mm.
KEKUATAN :
Untuk akar tunggal sebaiknya diberikan kekuatan antara 25-40 gram (kekuatan yang rendah
untuk menggerakkan insisif lateral). Kekuatan yang lebih kecil dari 25 mg mungkin tidak
dapat menggerakkan gigi. Sedangkan apabila melebihi 40 gram, pergerakan gigi justru
tertunda, kehilangan penjangkaran atau mungkin dapat memberikan rasa sakit pada penderita.
Gambar : Dampak dari kekuatan yang berbeda selama retraksi kaninus. A. Kekuatan yang
betul menghasilkan pergerakan maksimal dari kaninus dan pergerakan minimal dari gigi-gigi
lainnya. B. Kekuatan yang berlebihan dapat menghasilkan pergerakan kaninus berkurang dan
akan menimbulkan pergerakan yang tidak diinginkan dari gigi-gigi lainnya. Ini dapat terlihat
dengan bertambahnya jarak gigit.
DEFLEKSI
Biasanya aktivasi sekitar 3 mm cukup memuaskan. Dengan defleksi besar dapat
menyebabkan penderita tidak dapat menempatkan pegas pada posisinya yang benar. Dengan
defleksi yang kecil kekuatan akan cepat habis sehingga pegas harus sering diaktivasi,
ataupun pergerakan gigi akan terputus-putus (bukan pergerakan kontinyu). Pergerakan gigi
yang diharapkan adalah sekitar 1-2 mm perbulan, maka defleksi 3 mm perbulan dinyatakan
tidak sering melakukan aktivasi.
Gambar : Aktivasi maksimal dari pegas palatal 0,5 mm untuk retraksi kaninus.
Pegas palatal 0,5 mm memberikan kekuatan sebesar 15 gram/mm. Dengan demikian aktivasi
sepertiga lebar mesiodistal gigi (3 mm) akan memberikan kekuatan yang optimal. Tetapi,
pegas tanpa support dari 0,7 mm jauh lebih kaku, maka janganlah aktivasi lebih dari 1 mm
apabila akan menghindari kekuatan yang berlebihan. Ini berarti pergerakan gigi secara
kontinyu sukar untuk dicapai.
ARAH PERGERAKAN GIGI
Ini ditentukan oleh titik kontak antara pegas dan gigi. Seperti diketahui bahwa pegas palatal
baik untuk menggerakkan gigi kearah labial dan mesiodistal, sedangkan untuk pergerakan
kearah palatal digunakan pegas bukal. Pegas bukal juga dipakai apabila kontrol arah
pergerakan gigi dengan pegas palatal tidak memungkinkan.
Gambar : Koil pegas cantilever palatal harus terletak segaris dengan tengah-tengah mahkota
gigi yang digerakkan, tegak lurus pada arah pergerakan.
MUDAH INSERSINYA DAN CUKUP ENAK BAGI PENDERITA
Banyak pegas mudah dikendalikan oleh penderita, tetapi pegas-pegas jari palatal
untuk menggerakkan gigi kearah bukal sukar dikuasai, oleh karena itu sering dipilih pegas T.
Pada umumnya pegas palatal enak dipakai oleh penderita (bila pembuatannya betul). Pegas
bukal dan busur-busur sering menyebabkan alat tidak enak dipakai dan dapat menyebabkan
ulserasi traumatik apabila ada bagian busur yang terlalu menjorok ke sulkus atau ke pipi.
Beberapa penderita amat sensitif meskipun letak pegas bukal sudah benar. Untuk ini
diperlukan malam lunak untuk menutupi koil pegas sampai penderita terbiasa dengan
pemakaian alat lepasan.
Sistim Pemberian Kekuatan
Dua sistim pemberian kekuatan untuk menggerakkan gigi
1. One point contact force/single point contact force
Kekuatan dikenakan pada satu titik kontak.
2. Couple force
Kekuatan yg dikenekan adalah sama & paralel, memberikan aksi
simultan dengan arah berlawanan. Bila couple force dikenakan
pada gigi maka akan terjadi gerakan rotasi.
Jenis Gaya
Intrusion
Extrusion
Tipping
Translation
Rotation
Optimum Forces for Orthodontic Tooth Movement
*Value tergantung pada ukuran gigi; lebih kecil untuk gigi seri, lebih tinggi
untuk multirooted gigi posterior.
Biomechanics of Tooth Movement
2. Translasi
Mahkota dan akar bergerak pada arah yg sama, shg
gigi bergerak bodily atau dikatakan tidak ada peru-
bahan inklinasi axial.
Force and Couple
Force
Is applied by orthodontic appliances.
Induces tipping, translation, intrusion, extrusion and/or
rotation.
Couple
Two forces of opposite directions and with non-
overlapping points of application.
Translation of teeth occurs in response to appropriate
force couples.
Rotasi Murni
Translasi
Gaya couple
A. Uncontrolled tipping,
B. Controlled tipping,
C. Translation,
D. Torquing,
E. Uprighting,
F. Rotation,
G.Intrusion,
H. Extrusion.
Anchorage
Anchor = sauh = jangkar
Hukum Newton: setiap aksi, ada reaksi.
Anchorage adalah resistensi terhadap perpindahan gigi
yang tidak diinginkan, atau site yang memberikan
perlawanan kepada reaktif force yang dihasilkan dari
aktivasi suatu alat ortodontik (Martyn T Cobourne &
Andrew T DiBiase. 2010.Handbook of ORTHODONTICS.
Mosby:Elsevier)
Nilai anchorage" setiap gigi kira-kira ekuivalen terhadap
luas permukaan akarnya. Dengan demikian, molar dan
kaninus umumnya memiliki nilai anchorage lebih tinggi
dibandingkan gigi seri dan bicuspid.
Sources of Anchorage
1. Luas permukaan akar, semakin banyak
gigi ada di unit anchorage, semakin
besar luas permukaan akar gabungan
dan semakin kecil kemungkinan untuk
bergerak.
2. Mukosa dan tulang, palatal dapat
digunakan sebagai sumber anchorage
melalui pelat dasar akrilik alat
removable atau tombol akrilik yang
melekat pada lengkungan palatal.
3. Implan, anchorage mutlak dapat
disediakan oleh implan yang dapat
ditempatkan dalam tulang cancellous,
tetapi secara rutin digunakan di langit-
langit mulut.
1. Banyaknya akar yang tertanam dalam tulang alveolus
Akar pendek < akar panjang
Akar kecil < akar besar
Compound
anchorage.
Tooth borne
anchorage.
Intramaxillary Stationary
anchorage anchorage.
Intraoral Tissue borne
anchorage anchorage.
Intermaxillary Reciprocal
anchorage anchorage.
Occipital
anchorage
Cranial
anchorage
Extraoral
anchorage
Cervical
anchorage
Facial anchorage
A. Intraoral Anchorage
a. Tooth borne anchorage
I. Intramaxillary anchorage
Sistim penjangkaran dengan menggunakan gigi-
gigi dalam lengkung rahang yang sama sebagai
unit penjangkar.
b. Compound anchorage
Sistim penjangkaran dengan beberapa gigi / sekelom
pok gigi mempunyai resistensi lebih besar dipakai
sebagai anchorage untuk menggerakkan gigi dengan
resistensi yang lebih kecil.
C. Stationary anchorage
Sistim penjangkaran dengan gigi penjangkar diusahakan
untuk tidak bergerak secara tipping, atau bila bergerak
maka gerakannya adalah bodily.
Reciprocal anchorage
Unit A Unit B
Intermaxillary anchorage
b. Tissue borne anchorage
Anchorage yang ditimbulkan Sering digunakan pada alat
dari jaringan lunak. ortodontik cekat, biasanya
- Mukosa dengan menggunakan elastik.
- Bibir
Tergantung kasusnya :
- Pipi Intermaxillary elastic class II
Intermaxillary elastic class III
Cross elastic
Cara mendapatkan intraoral anchorage
1. Natural anchorage
2. Reinforced anchorage
3. Prepared anchorage
4. Active root thrust
3. Prepared Anchorage
a. Distal uprighting
b. Distal lingual rotation
c. Buccal root torque
Extraoral
anchorage
Occipital ; Cranial
Chin cup
cervical
Facial anchorage
Facial anchorage
Face mask
Mekanikal
Klas II divisi 1
Pada teknik Begg
MACAM ANCHORAGE DALAM PERAWATAN ORTODONTIK