Anda di halaman 1dari 7

LINGUAL HOLDING ARCH

Lulu Amanda Utami (2106767150) & Zakia Amalia (2106767


PENDAHULUAN
Lingual holding arch merupakan alat yang diperkenalkan oleh Mershon & Oliver pada
tahun 1900an, merupakan suatu alat penjangkaran moderate yang sering digunakan untuk
mempertahankan panjang lengkung, bersifat rigid dan bertujuan untuk mengurangi
pergerakan molar ke mesial selama retraksi gigi anterior, caninus dan premolar. 1 Lingual
holding arch dapat digunakan sebagai alat pasif untuk mempertahankan posisi gigi atau
sebagai alat aktif untuk menggerakkan gigi. Lingual holding arch juga dapat digunakan
sendiri atau sebagai tambahan dari labial appliance jika terdapat keterbatasan seperti
adanya lebar posterior yang tidak stabil dan kebutuhan tambahan penjangkaran. 1
Indikasi penggunaan lingual arch yaitu adanya early loss gigi DM2 unilateral atau
bilateral, serta pada kasus yang membutuhkan penjangkaran maksimal pada gigi molar. 2,3
Pada maloklusi kelas I, lingual arch digunakan untuk stabilisasi ruangan dan pada
maloklusi kelas III digunakan untuk mencegah pergerakan ke depan dari molar, untuk
memfasilitasi erupsi dan distal movement dari gigi P mandibula. 4 Sedangkan kontraindikasi
penggunaan lingual holding arch yaitu jika terdapat torus mandibularis, ukuran lidah besar
serta adanya kebiasaan tongue thrust. 2,3
Keuntungan dari penggunaan lingual holding arch yaitu dapat menjaga ruangan
sekaligus leeway space, tidak bergantung pada kekooperatifan pasien dan dapat mencegah
kolapsnya lengkung rahang dan pergeseran ke mesial pada gigi yang dipasang band.
Sedangkan kerugian dalam menggunakan lingual holding arch yaitu rentan terjadi
dekalsifikasi dan karies, tidak dapat dipasang sebelum erupsi gigi permanen insisif, dan
komponen archwire pada lingual holding arch dapat menekan jaringan lunak pada pasien
yang memiliki OH buruk. 2,3
KONFIGURASI
Pada umumnya LA menghubungkan gigi M1, tetapi gigi M2 atau kaninus dapat
dihubungkan juga dengan LHA. Desain yang digunakan untuk LHA adalah horseshoe arch
pada rahang bawah karena anatomi lidah. 1,5
Terdapat 2 tipe yang umum digunakan:
1. High Mandibular Lingual Arch
a. Menyentuh cingulum insisif dan digunakan untuk space maintainer atau
sebagai tambahan anchorage pada insisif
b. Mencegah gigi insisif rahang bawah tipping ke lingual pada kasus ekstraksi
2. Low Mandibular Lingual Arch
a. Ditempatkan dibawah lidah dan tidak menyentuh insisif mandibula
b. Lebih universal karena dapat mengontrol lebar posterior, inkinasi aksial
buccolingual molar, reverse articulation mechanics, dan sebagai basis untuk
finger springs
c. Harus dibuat sejauh mungkin ke apikal agar lidah tidak memberikan gaya
vertikal atau ke depan pada alat
d. Mudah untuk dibuat dan sesuai karena tidak diperlukan membentuk kontur
gigi yang ireguler

Gambar 3.1 High Mandibular Lingual Arch (kiri) dan Low Mandibular Lingual Arch
(kanan) (Sumber Gambar: Burstone, 2015) 1

UKURAN WIRE DAN MATERIAL LHA 1,5


Rasio F/Δ pada LHA dapat bervariasi dengan mengubah konfigurasi keseluruhan dari
lengkung, penampang kawat (wire cross section; size and shape LA), dan material.
1. Alat pasif:
 Menggunakan kawat stainless steel dengan ukuran 0.032 x 0.032-inch
2. Alat aktif:
 Menggunakan kawat beta-titanium alloy dengan ukuran 0.032 x 0.032-inch
 Dengan beta-titanium alloy karena modulus elastisitas 0.42 kali dari SS, besar gaya
0.42 kali dari stainless-steel, range of action 2x lipat dari stainless-steel
 Jika ingin menghindari torque yang tidak diinginkan dapat menggunakan 0.032-
inch beta-titanium round

LINGUAL HOLDING ARCH SEBAGAI ALAT PASIF


Fungsi lingual holding arch sebagai alat pasif meliputi space maintenance, sebagai
penambahan penjangkaran untuk meminimalisasi efek samping pergerakan gigi yang tidak
diinginkan, dan sebagai struktur dasar untuk memasang tambahan spring.
a. Lingual Arch Sebagai Space Maintainer
Lingual arch digunakan sebagai space maintainer jika terdapat early loss unilateral
atau bilateral gigi DM2. Hal ini dilakukan untuk mencegah gigi molar pertama tipping ke
mesial dan mempertahankan leeway space. 1

Gambar 3.2 Lingual arch sebagai space maintainer pada kehilangan gigi DM2 unilateral dan bilateral
(Sumber Gambar: James et al, 2017) 6

b. Lingual Arch Sebagai Penjangkaran


Salah satu fungsi penting lingual arch adalah sebagai penjangkaran dengan
menstabilisasi gigi posterior dalam satu unit dan mempertahankan bentuk dan lebar rahang.
Untuk penggunaan lingual archwire sebagai alat pasif, wire SS 0.036 disolder pada band
atau bisa dengan removable untuk aktivasi alat menjadi aktif atau pasif sesuai indikasi
dengan menggunakan lingual sheath, lingual bracket atau hinge cap. Namun pada lingual
sheath masih dapat menimbulkan adanya play sehingga penggunaan lingual bracket dengan
kawat ligature/power O atau hinge cap lebih sering digunakan. Gigi yang terhubung
dengan lingual arch ini membantu mengurangi/mencegah pergerakan yang tidak
diinginkan gigi molar ke mesial.
Gambar 3.3 (a) Gigi M2 dan P2 sebagai penjangkaran untuk menggerakkan gigi M1 namun hal tersebut
dapat menyebabkan adanya pergerakan rotasi pada gigi yang dilakukan penjangkaran (b) Lingual arch
digunakan sebagai penjangkaran untuk mengurangi efek samping rotasi pada gigi (Sumber gambar: Burstone,
2015)

Lingual Arch Sebagai Perlekatan Untuk Memasang Tambahan Spring


Lingual arch juga dapat digunakan sebagai struktur dasar untuk pemasangan tambahan
spring. Contohnya pada penggunaan finger spring dengan helix yang disolder ke lingual
arch untuk alignment gigi insisif. Penjangkaran didapatkan dengan gigi M1 yang
dihubungkan lingual arch secara rigid.

Gambar 3.4 Lingual Arch sebagai perlekatan tambahan pegas (Sumber gambar: Burstone, 2015) 1

LINGUAL HOLDING ARCH SEBAGAI ALAT AKTIF


Fungsi lingual holding arch sebagai alat aktif meliputi koreksi rotasi molar, ekspansi dan
konstriksi rahang baik simetris maupun asimetris serta unilateral tip-back.
Pada LHA aktif, dapat diaktivasi melalui dua metode: 1
1. Shape-driven method
a. Menggunakan "ideal arch shape" atau bentuk awal dari kawat, diharapkan
ada perubahan bentuk dari lengkung gigi mengikuti bentung lengkung dari
kawat
b. Berdasarkan rigiditas dari lengkung terdapat high-rigidity dan low-rigidity
c. Konsep shape-driven seperti penggunaan alat pada labial, yaitu dimana
kawat diletakkan pada gigi yang mengalami malposisi. Kemudian
diharapkan akan membawa gigi ke posisi yang ideal
2. Force-driven method
a. Menggunakan gaya sebagai pendorong pada aktivitas lingual arch dan
dilakukan aktivasi pada kawat LHA
b. Metodenya gigi bergerak mengikuti force system yang diinginkan dan
menggunakan kawat kaku dalam konfigurasi LHA

Shape-driven Lingual Arch 1


1. High Rigidity Lingual Arch

Gambar 3.5 Sistem gaya yang dihasilkan oleh high rigidity lingual arch (Sumber Gambar:
Burstone,2015) 1

High-rigidity arch, pada gambar contoh infinite rigid arch (F/Δ = ∞).Tujuannya
untuk mengurangi efek samping yang tidak diinginkan. Gaya yang bekerja adalah
gaya translasi ke lingual dan gaya ke bukal dan tidak terdapat moment. Kurang
efektif karena aktivasi yang sedikit sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
2. Low Rigidity Lingual Arch

Gambar 3.6 Sistem gaya yang dihasilkan oleh low-rigidity lingual arch (Sumber Gambar
Burstone,2015) 1

Low-rigidity lingual arch atau flexible lingual arch, menggunakan kawat fleksibel
(tidak rigid). Memiliki keuntungan range of activation yang lebih besar.
Membutuhkan penyesuaian yang lebih sedikit. Terdapat "unwanted moment
couple" yang dapat merotasi gigi.

Metode shape-driven dan force-driven dapat digunakan dalam aplikasi lingual arch
sebagai alat aktif yang digunakan sebagai alat untuk ekspansi atau konstriksi bilateral.
Metode yang digunakan untuk ekspansi bilateral dapat menggunakan metode shape-
driven dan force-driven. Pada metode force-driven yaitu dengan mensimulasikan terlebih
dahulu bentuk deaktivasi lingual arch sebelum dilakukan insersi. Sedangkan pada metode
shape-driven simulasi bentuk wire yang terdeaktivasi sebelum insersi tidak sejajar dengan
bracket. Hal ini menyebabkan setelah insersi bukan hanya ekspansi yang terjadi namun
juga dapat terjadi mesial out pada M1.

Gambar 3.7 Ekspansi bilateral menggunakan metode force-driven (Sumber Gambar: Burstone, 2015) 1

Gambar 3.8 Ekspansi bilateral menggunakan metode shape-driven (Sumber Gambar: Burstone,
2015) 1

REFERENSI
1. Burstone CJ, Choy K. The Biomechanical Foundation of Clinical Orthodontics. Illinois:
Quintessence Publishing Co, Inc; 2015.
2. Premkumar S. Textbook of Orthodontics. Elsevier; 2015.
3. Phulari BS. Orthodontics : Principles and Practice. 2nd editio. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher’s; 2017.
4. Graber L, Vanarsdall R, Vig K, Huang G. Orthodontics Current Principles and Techniques.
6th ed. Vol. 148. Missouri: Mosby; 2017. 148–162 p.
5. Burstone CJ, Choy K. The biomechanical foundation of clinical orthodontics. Illinois:
Quintessence Publishing Co, Inc; 2015.
6. James Cavalancia B, Godel JH, Sciote JJ, Moore III J v, Doumit C. EFFECTS OF A
LINGUAL ARCH AS MAXIMUM ANCHORAGE IN ORTHODONTICS. 2017.

Anda mungkin juga menyukai