Anda di halaman 1dari 6

TUTORIAL 1 PIRANTI LEPASAN ORTHODONTI

1. Keuntungan Alat Lepasan


a. pasien dapat melakukan prosedur OH-nya tanpa halangan. Rongga mulut dan alat dapat terjaga
kebersihannya. Prosedur restoratif masih dapat dilakukan saat perawatan dijalankan.
b. pergerakan tipping umumnya dapat dilakukan secara sukses.
c. estetis lebih baik dibandingkan dengan yang cekat.
d. perawatan dapat dikerjakan oleh dokter gigi umum.
e. waktu kunjung pasien lebih sebentar karena alat dibuat di lab khusus bukan langsung dikerjakan di
pasien.
f. karena pergerakan gigi yang dapat dilakukan terbatas, waktu untuk aktivasi lebih singkat sehingga
durasi dan frekuensi kontrol pasien yang dibutuhkan lebih sedikit.
2. Kerugian alat Lepasan
a. kunci utama adalah kekooperatifan pasien. Suksesnya perawatan tergantung apakah pasien memakai
alat tersebut dengan durasi yang sesuai atau tidak. Perawatan dapat terhambat jika pasien malas
memakai alat tersebut.
b. pergerakan gigi yang dapat dilakukan terbatas. Alat ini tidak dapat memberikan kontrol tiga dimensi
terhadap pergerakan gigi.
c. pergerakan multipel sulit dilakukan karena koreksi keseluruhan tidak dapat dilakukan bersamaan
sehingga membutuhkan waktu lagi.
d. pasien harus mampu untuk dapat memasang dan melepas alat.
e. kemungkinan alat hilang dan rusak lebih besar.
3. Komponen Piranti Ortodonti Lepasan
A. Pelat Dasar /Baseplate
Biasa terbuat dari akrilik cold atau heat cure, yang berfungsi sebagai penyokong untuk sumber gaya dan
mendistribusikan aksi gaya tersebut ke gigi penjangkaran.
a. Kegunaan Base Plate
1) Menyatukan komponen aktif dan retentif menjadi 1 unit fungsional
2) Membantu penjangkaran dan retensi alat dalam mulut
3) Membantu menahan pergeseran yang tidak diinginkan selama pergerakan gigi
4) Mendistribusikan gaya dari komponen aktif ke daerah yang luas
5) Melindungi pegas palatal dari distorsi dalam mulut
6) Biting plane dapat disatukan pada base plate untuk merawat masalah spesifik.
b. Ketebalan Base Plate
Base plate sebaiknya tidak dibuat dengan ketebalan yang tidak wajar, tapi dibuat dengan ketebalan
minimum agar pasien merasa nyaman. Ketebalan wax tunggal (1,5-2 mm) merupakan ukuran yang cukup
untuk base plate RA. Base plate tidak boleh ditebalkan pada semua daerah untuk menanam ujung retensi
cengkeram, karena akan mengganggu kemampuan berbicara pasien, sebaiknya hanya ditebalkan pada
ekstensi kawat retensi.

B. Komponen Retentif :
Komponen ini membantu untuk menahan alat pada tempatnya dan menahan pergerakan akibat
komponen aktif. Keefektifan komponen aktif bergantung dari retensi alat. Fiksasi yang baik akan membantu
keinginan pasien, penjangkaran dan pergerakan gigi. Tammoscheit (1969) mengemukakan 3 tipe sistem
penjangkaran untuk plate lepasan aktif yang didasarkan pada desain geometrik, yang akan menentukan
peletakan unit retentif.
Komponen retentif diberikan pada alat lepasan karena:
a. Gaya aktif dari busur, pegas, sekrup dan elstik dapat menggeser alat dan meyebabkan rasa sakit.
b. Alat yang longgar merupakan hal yang tidak nyaman dan jika terus bergerak dalam mulut, metal akan
aus. Dari 2 alasan di atas, maka pergerakan gigi yang dibuthkan tidak akan tercapai.
1. Klamer / Clasp
2. Kait / Hook
3. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)

C. Komponen Aktif :
Komponen ini mengaplikasikan gaya ke gigi untuk menghasilkan pergerakan yang diinginkan.
1. Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs : contohnya finger spring, berfungsi untuk menggeser gigi kemesial
atau distal dalam lengkung gigi. Finger spring dibuat dengan kawat ortodontik stainless steel 0,5-0,6 mm
2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow : Digunakan untuk mengurangi overjet dan menyediakan fiksasi
anterior.
Busur labial tipe pendek (Short Labial Bow): Pundak busur labial tipe ini setelah keluar dari plat lewat di
daerah interdental antara gigi C dan P1 atau c dan m1 decidui. Diameter kawat yang dipakai bervariasi
tergantung kegunaannya : 0,7 mm untuk tujuan aktif (retraksi) dan 0,8 mm - 0,9 mm untuk tujuan retentif
(retainer) untuk mempertahankan hasil perawatan. Untuk penutupan space, aktivasi dilakukan dengan cara
menekan loop 1-2 mm.
Busur labial tipe panjang (Long Labial Bow): Bentuknya sama dengan busur labial tipe pendek terdiri
dari basis, pundak, loop U dan lengkung labial tetapi letak pundak di daerah interdental gigi P1 dan P2 atau
antara gigi m1 dan m2 desidui. Diameter kawat yang biasa dipakai adalah 0,7mm/0,8 mm untuk pemakaian
aktif dan 0,9 mm untuk pemakaian retentif (sebagai retainer). Busur ini diindikasikan untuk reduksi overjet
minor, penutupan space anterior kecil, penutupan space distal kaninus dan untuk guidance bagi kaninus saat
retraksi kaninus. Dapat dimodifikasi dengan disolderkan pada cengkram Adams.
3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw
Sekrup merupakan komponen aktif yang digunakan untuk menyediakan gaya intermiten di dalam alat
lepasan, yang dapat membuat beberapa macam pergerakan gigi. Sekrup terdiri dari batang logam dengan
lengan di sisi kanan dan kirinya serta sebuah mur di tengahnya, yang digunakan untuk aktivasi. Lengan
sekrup terdapat di blok metal yang tertanam di dalam baseplate, yang terpisah dengan sudut yang tepat
terhadap sekrup. Alat lepasan akan ditahan oleh cengekeram Adam pada gigi posterior. Ketika sekrup
diaktivasi, dua bagian baseplate akan terpisah dan memberikan tekanan pada gigi, yang menyebabkan
pergeseran gigi yang ringan dan semakin lama gigi akan berpindah ke posisi baru akibat remodelling tulang.
Oleh karena itu, variasi pergerakan gigi yang mungkin terjadi bergantung pada lokasi sekrup, jumlah sekrup
dan lokasi pemisahan pada plate.
 Keuntungan sekrup dibandingkan dengan pegas
1) Alat dengan sekrup lebih mudah diatur dibandingkan dengan pegas.
2) Sekrup diaktivasi oleh pasien dengan menggunakan kunci, sehingga akan lebih menguntungkan bagi
pasien yang tidak dapat mengunjungi dokter gigi secara berkala.
3) Alat dengan sekrup memiliki kemungkinan untuk terhalang dibandingkan dengan pegas, sehingga lebih
stabil untuk menggerakkan gigi yang berdekatan dalam arah yang sama.
Aktivasi oleh pasien atau orangtua dapat dilakukan 1 atau 2 kali seminggu atau lebih sering,
bergantung pada tipe dan jumlah pergerakan yang diinginkan. Pergerakan gigi ideal didapat dengan
mengaktivasi sekrup ¼ putaran setiap 3-7 hari yang menghasilkan gerakan 0,2-0,25 mm. Pergerakan
tersebut merupakan fungsi langsung dari ketinggian lengan, semakin tinggi maka semakin besar ekspansinya
dan semakin besar pula gaya yang dihasilkan. Jumlah gaya yang diaplikasikan bergantung pada jumlah gigi
yang akan digerakkan. Sekrup hendaknya tidak terlalu bergeser dari akrilik.
Tiga tipe pergerakan gigi yang akan didapat berdasarkan lokasi sekrup dan pemisahan akrilik yaitu
sebagai berikut:
1) Ekspansi lengkung, sekrup diletakkan di tengah
2) Pergerakan bukal/labial 1 gigi atau lebih
3) Pergerakan mesial/distal 1 gigi atau lebih

4. Karet Elastik / Elastic Rubber


Pita elastik umumnya digunakan pada alat cekat namun juga dapat digunakan pada alat lepasan dalam
situasi yang tepat. Elastik dapat digunakan pada alat lepasan untuk retraksi gigi anterior, yang diletakkan
pada hook labial bow yang dibuat di distal kaninus. Elastik direntangkan dari C-C. Namun, kerugian dari
elastik adalah: 1) Lengkung menjadi rata bila tidak terkontrol, 2) Tergoresnya gingival akibat bergesernya
elastik, sedangkan keuntungannya adalah less visible.

D. Komponen Pasif :
Contoh komponen pasif: Busur Lingual / Lingual Arch / Mainwire; Peninggi Gigitan / Biteplane

4. Penyerahan Alat Lepasan


Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum penyerahan alat pada pasien:
1) Dokter gigi harus memeriksa benjolan-benjolan yang dapat mengiritasi mukosa serta membulatkan
dan menghaluskan sudut.
2) Base plate mungkin memerlukan trimming saat alat dicoba pada mulut.
3) Ketika alat sudah dimasukkan, periksa posisi komponen aktif dan retentif. Komponen kawat
hendaknya tidak mengiritasi jaringan lunak dan cengkeram harus terletak secara akurat.
4) Tunjukkan pasien dengan kaca bagaimana cara melepas pasang alat
5) Pasien hendaknya melakukan kunjungan ulang setiap 3 minggu.

5. Instruksi pada Pasien


a. Pasien sebaiknya ditunjukkan dengan kaca cara melepas pasang alat
b. Pasien diinstruksikan untuk memakai alat selama 24 jam sehari dan melepas alat hanya pada saat
sikat gigi ataupun olahraga/berenang.
c. Disarankan untuk menjaga OH untuk menghindarkan kemungkinan dekalsifikasi enamel.
d. Pasien diinstruksikan untuk membersihkan alat dengan menyikatnya dengan sabun dan air. Selama
pembersihan diperhatikan untuk tidak membengkokkan komponen alat.
e. Ketika terjadi rasa nyeri atau kerusakan alat, pasien harus melaporkan hal tersebut.
f. Pasien yang diberikan alat dengan sekrup harus diberikan instruksi untuk mengaktivasi sekrup.
g. Pasien diinstruksikan untuk melepas alat dalam waktu yang lama karena akan meningkatkan
kesempatan untuk menjadi rusak atau terdistorsi.
h. Harus diperhatikan ketika alat dilepas agar dijauhkan dari binatang peliharaan.

6. Kesalahan Umum pada Kondisi Tidak Ada Pergerakan Gigi


a. Pergerakan Anteroposterior
1) Reduksi Overjet
i. Kadangkala, I RA tidak dapat diretraksi secara efisien. Alasannya mungkin karena akrilik di
belakang I RA belum dihilangkan.
ii. Alasan lain mungkin karena adanya overbite, yang mencegah retraksi I.
2) Vertikal
Anterior/posterior bite plane harus diperhatikan ketinggiannya agar tidak mengganggu
freeway space. Jika bite plane terlalu tebal, alat tidak akan dipakai pasienn. Ketinggian bite plane
yang tidak cukup tidak akan mereduksi overbite.
3) Pergerakan Transversal
Kegagalan aktivasi sekrup menyebabkan kurangnya ekspansi. Instruksi yang tepat harus
diberikan pada pasien atau orangtua

b. Masalah yang Dihadapi dalam Terapi Alat Lepasan


1) OH yang buruk akan menyebabkan inflamasi gingival dan hipoplasia enamel. Pasien harus
diinstruksikan untuk menjaga kebersihan alat dan OH. Kurangnya penjagaan OH juga dapat
menyebabkan karies. Desain alat harus diperhatikan agar makanan tidak terjebak yang akan
meningkatkan insidens karies.
2) Iritasi jaringan lunak akan terjadi bila sudut alat yang tajam dan tidak dibulatkan. Seharusnya
tidak adal nodul dan sudut yang tajam pada alat untuk menghindari iritasi dan ulserasi jaringan
lunak. Komponen kawat juga dapat mengiritasi, misalnya loop labial bow dapat mengiritasi
vestibulum.
3) Gaya berlebih dari komponen aktif kadangkala dapat menyebabkan nyeri pada gigi.
4) Gaya berlebih juga dapat menyebabkan kegoyangan gigi yang dapat menghasilkan oklusi
traumatik.

c. Waktu Perawatan
 Berhubungan dengan pertanyaan apakah memulai perawatan pada anak dengan maloklusi nyata
secara dini, selama masa gigi sulung atau mixed dentition, ataukah menunggu hingga growth spurt
saat remaja dan erupsi gigi tetap.
 Pada awal perawatan ortodonti komprehensif, sebagian besar pasien dirawat selama single stage
masa remaja dini, dimulai pada tahap akhir mixed dentition atau tahap awal permanent dentition dan
berlangsung selama 24 bulan.
Pada kondisi ini anak telah memiliki motivasi sehingga dapat bekerjasama selama perawatan
(terutama kepedulian terhadap alat dan kebersihan).
Biasanya pertumbuhan masih berlangsung sehingga memungkinkan perubahan anteroposterior
rahang, serta menyediakan ruang vertikal yang membuat reposisi gigi semakin mudah.
 Perawatan one-stage pada masa remaja dini  “standar emas” untuk contemporary care.
Perawatan two-stage (lebih lama dan memakan biaya)  membawa keuntungan estetis,
pertumbuhan, fungsional, atau pencegahan trauma.
 Pemilihan waktu perawatan didasari oleh data ilmiah dan logical rationale.
 Perawatan selama masa gigi sulung membawa keuntungan: perubahan cepat skeletal dan sruktur
dental  tekanan biomekanis sedang menjadi efektif.
Sayangnya, pertumbuhan cepat yang terus berlanjut dapat dengan mudah menghapus efek
perawatan.
 Perilaku anak juga dapat menjadi masalah.
 Perawatan pada periode ini harus membawa efek dramatis dan jangka panjang.
 Beberapa masalah perkembangan dengan succedaneous teeth lebih mudah dikontrol dengan
intervensi dini daripada koreksi di kemudian hari  ada keuntungan fungsional dalam koreksi
kelainan dengan pergerakan rahang normal.
 Jenis kelamin menjadi faktor penting penentuan waktu perawatan  anak perempuan dewasa lebih
dulu daripada anak laki-laki  menjelang erupsi premolar, sedikit pertumbuhan tersisa untuk
perawatan optimal.
 Jika modifikasi pertumbuhan selesai dini  pertumbuhan remaja pola normal menyebabkan masalah
skeletal berulang  banyak perubahan inisial hilang  sedikit atau tidak ada keuntungan psikososial
pada koreksi dini.
 Perawatan dini dilakukan pada pasien dengan masalah skeletal parah atau yang akan menjadi
semakin parah.
A. Indikasi dan Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan

 Pasien yang kooperatif, kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi yang baik.
 Maloklusi dengan pola skeletal kelas I atau yang tidak jauh menyimpang dari kelas I disertai
kelainan letak gigi, yaitu: 1) terdapat jarak gigit yang besar disebabkan kesalahan inklinasi gigi, 2)
gigitan terbalik disebabkan perubahan inklinasi gigi, 3) malposisi giig tetapi akar gigi tersebut
terletak pada tempat yang benar, 4) kelainan jurusan bukolingual (gigitan silang unilateral posterior)
yang disebabkan displacement mandibula.
 Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misal rahang atas menggunakan alat lepasan
sementara rahang bawah hanya dicabut atau tidak dirawat
 Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan tipping
 Pencabutan yang terencana hendaknya memberi kesempatan gigi untuk bergerak tipping, dan
hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema atau bahkan tidak menyisakan diastema sama sekali.
 Faktor usia, lebih sesuai untuk usia 6-16 tahun dimana waktu perawatan lebih banyak memanfaatkan
fase akhir gigi pergantian dan fase awal gigi tetap
Kontraindikasi :
 Membutuhkan pergerakan secara bodily
 Bila terdapat problema ruangan, misalnya adanya berdesakan yang parah ataupun adanya diastema
yang berlebihan.
 Adanya malposisi apeks, rotasi yang parah ataupun rotasi multipel.
 Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital maupun transversal.
 Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah, serta melibatkan banyak akar
 Membutuhkan perawatan pada kedua rahang baik rahang atas maupun rahang bawah. Misalnya
masalah anchorage yang membutuhkan daya tarik intermaksilari
 Tulang yang tebal (densitas tulang tinggi) sedangkan membutuhkan pergerakan gigi geligi

B. Syarat Alat Ortodonti Lepasan

Syarat alat-alat yang digunakan dalam orthodontic, dibagi menjadi 4 kelompok :


1. Persyaratan Biologis
- Alat tersebut harus bisa memberikan pergerakan gigi yang diinginkan.
- Alat tersebut tidak boleh membuat perubahan patologis misalnya resorpsi akar.
- Alat tersebut tidak boleh mempengaruhi pertumbuhan alami.
- Alat tersebut tidak boleh memberikan pergerakan yang tidak diinginkan.
- Material yang digunakan harus biokompatibel dan tidak memiliki efek toksin.
- Alat tersebut tidak boleh rusak bila terkena saliva.
2. Persyaratan Mekanis
- Alat tersebut harus mudah dilepas dan dipasang.
- Alat tersebut harus cukup kuat untuk menahan tekanan mastikasi.
- Alat tersebut harus memberikan tekanan dalam intesitas arah dan durasi yang diinginkan.
3. Persyaratan Higienis
- Sebaiknya alat orthodontic tersebut memiliki sifat self-cleansing, namun jika tidak maka alat
tersebut harus mudah dibersihkan.
4. Persayaratan Estetik
- Alat tersebut harus diterima secara estetik.

Sedangkan secara umum syarat alat ortodonti lepasan :


 Mudah dipasang dan dilepas pasien
 Terletak stabil di dalam mulut
 Nyaman dipakai
 Desainnya sederhana, tidak tebal, tidak rumit sehingga tidak menggnggu fungsi bicara
 Bahan biokompatibel
 Dapat memberikan gaya terus menerus

Anda mungkin juga menyukai