B. Komponen Retentif :
Komponen ini membantu untuk menahan alat pada tempatnya dan menahan pergerakan akibat
komponen aktif. Keefektifan komponen aktif bergantung dari retensi alat. Fiksasi yang baik akan membantu
keinginan pasien, penjangkaran dan pergerakan gigi. Tammoscheit (1969) mengemukakan 3 tipe sistem
penjangkaran untuk plate lepasan aktif yang didasarkan pada desain geometrik, yang akan menentukan
peletakan unit retentif.
Komponen retentif diberikan pada alat lepasan karena:
a. Gaya aktif dari busur, pegas, sekrup dan elstik dapat menggeser alat dan meyebabkan rasa sakit.
b. Alat yang longgar merupakan hal yang tidak nyaman dan jika terus bergerak dalam mulut, metal akan
aus. Dari 2 alasan di atas, maka pergerakan gigi yang dibuthkan tidak akan tercapai.
1. Klamer / Clasp
2. Kait / Hook
3. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow (dalam keadaan pasif)
C. Komponen Aktif :
Komponen ini mengaplikasikan gaya ke gigi untuk menghasilkan pergerakan yang diinginkan.
1. Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs : contohnya finger spring, berfungsi untuk menggeser gigi kemesial
atau distal dalam lengkung gigi. Finger spring dibuat dengan kawat ortodontik stainless steel 0,5-0,6 mm
2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow : Digunakan untuk mengurangi overjet dan menyediakan fiksasi
anterior.
Busur labial tipe pendek (Short Labial Bow): Pundak busur labial tipe ini setelah keluar dari plat lewat di
daerah interdental antara gigi C dan P1 atau c dan m1 decidui. Diameter kawat yang dipakai bervariasi
tergantung kegunaannya : 0,7 mm untuk tujuan aktif (retraksi) dan 0,8 mm - 0,9 mm untuk tujuan retentif
(retainer) untuk mempertahankan hasil perawatan. Untuk penutupan space, aktivasi dilakukan dengan cara
menekan loop 1-2 mm.
Busur labial tipe panjang (Long Labial Bow): Bentuknya sama dengan busur labial tipe pendek terdiri
dari basis, pundak, loop U dan lengkung labial tetapi letak pundak di daerah interdental gigi P1 dan P2 atau
antara gigi m1 dan m2 desidui. Diameter kawat yang biasa dipakai adalah 0,7mm/0,8 mm untuk pemakaian
aktif dan 0,9 mm untuk pemakaian retentif (sebagai retainer). Busur ini diindikasikan untuk reduksi overjet
minor, penutupan space anterior kecil, penutupan space distal kaninus dan untuk guidance bagi kaninus saat
retraksi kaninus. Dapat dimodifikasi dengan disolderkan pada cengkram Adams.
3. Skrup Ekspansi / Expansion Screw
Sekrup merupakan komponen aktif yang digunakan untuk menyediakan gaya intermiten di dalam alat
lepasan, yang dapat membuat beberapa macam pergerakan gigi. Sekrup terdiri dari batang logam dengan
lengan di sisi kanan dan kirinya serta sebuah mur di tengahnya, yang digunakan untuk aktivasi. Lengan
sekrup terdapat di blok metal yang tertanam di dalam baseplate, yang terpisah dengan sudut yang tepat
terhadap sekrup. Alat lepasan akan ditahan oleh cengekeram Adam pada gigi posterior. Ketika sekrup
diaktivasi, dua bagian baseplate akan terpisah dan memberikan tekanan pada gigi, yang menyebabkan
pergeseran gigi yang ringan dan semakin lama gigi akan berpindah ke posisi baru akibat remodelling tulang.
Oleh karena itu, variasi pergerakan gigi yang mungkin terjadi bergantung pada lokasi sekrup, jumlah sekrup
dan lokasi pemisahan pada plate.
Keuntungan sekrup dibandingkan dengan pegas
1) Alat dengan sekrup lebih mudah diatur dibandingkan dengan pegas.
2) Sekrup diaktivasi oleh pasien dengan menggunakan kunci, sehingga akan lebih menguntungkan bagi
pasien yang tidak dapat mengunjungi dokter gigi secara berkala.
3) Alat dengan sekrup memiliki kemungkinan untuk terhalang dibandingkan dengan pegas, sehingga lebih
stabil untuk menggerakkan gigi yang berdekatan dalam arah yang sama.
Aktivasi oleh pasien atau orangtua dapat dilakukan 1 atau 2 kali seminggu atau lebih sering,
bergantung pada tipe dan jumlah pergerakan yang diinginkan. Pergerakan gigi ideal didapat dengan
mengaktivasi sekrup ¼ putaran setiap 3-7 hari yang menghasilkan gerakan 0,2-0,25 mm. Pergerakan
tersebut merupakan fungsi langsung dari ketinggian lengan, semakin tinggi maka semakin besar ekspansinya
dan semakin besar pula gaya yang dihasilkan. Jumlah gaya yang diaplikasikan bergantung pada jumlah gigi
yang akan digerakkan. Sekrup hendaknya tidak terlalu bergeser dari akrilik.
Tiga tipe pergerakan gigi yang akan didapat berdasarkan lokasi sekrup dan pemisahan akrilik yaitu
sebagai berikut:
1) Ekspansi lengkung, sekrup diletakkan di tengah
2) Pergerakan bukal/labial 1 gigi atau lebih
3) Pergerakan mesial/distal 1 gigi atau lebih
D. Komponen Pasif :
Contoh komponen pasif: Busur Lingual / Lingual Arch / Mainwire; Peninggi Gigitan / Biteplane
c. Waktu Perawatan
Berhubungan dengan pertanyaan apakah memulai perawatan pada anak dengan maloklusi nyata
secara dini, selama masa gigi sulung atau mixed dentition, ataukah menunggu hingga growth spurt
saat remaja dan erupsi gigi tetap.
Pada awal perawatan ortodonti komprehensif, sebagian besar pasien dirawat selama single stage
masa remaja dini, dimulai pada tahap akhir mixed dentition atau tahap awal permanent dentition dan
berlangsung selama 24 bulan.
Pada kondisi ini anak telah memiliki motivasi sehingga dapat bekerjasama selama perawatan
(terutama kepedulian terhadap alat dan kebersihan).
Biasanya pertumbuhan masih berlangsung sehingga memungkinkan perubahan anteroposterior
rahang, serta menyediakan ruang vertikal yang membuat reposisi gigi semakin mudah.
Perawatan one-stage pada masa remaja dini “standar emas” untuk contemporary care.
Perawatan two-stage (lebih lama dan memakan biaya) membawa keuntungan estetis,
pertumbuhan, fungsional, atau pencegahan trauma.
Pemilihan waktu perawatan didasari oleh data ilmiah dan logical rationale.
Perawatan selama masa gigi sulung membawa keuntungan: perubahan cepat skeletal dan sruktur
dental tekanan biomekanis sedang menjadi efektif.
Sayangnya, pertumbuhan cepat yang terus berlanjut dapat dengan mudah menghapus efek
perawatan.
Perilaku anak juga dapat menjadi masalah.
Perawatan pada periode ini harus membawa efek dramatis dan jangka panjang.
Beberapa masalah perkembangan dengan succedaneous teeth lebih mudah dikontrol dengan
intervensi dini daripada koreksi di kemudian hari ada keuntungan fungsional dalam koreksi
kelainan dengan pergerakan rahang normal.
Jenis kelamin menjadi faktor penting penentuan waktu perawatan anak perempuan dewasa lebih
dulu daripada anak laki-laki menjelang erupsi premolar, sedikit pertumbuhan tersisa untuk
perawatan optimal.
Jika modifikasi pertumbuhan selesai dini pertumbuhan remaja pola normal menyebabkan masalah
skeletal berulang banyak perubahan inisial hilang sedikit atau tidak ada keuntungan psikososial
pada koreksi dini.
Perawatan dini dilakukan pada pasien dengan masalah skeletal parah atau yang akan menjadi
semakin parah.
A. Indikasi dan Kontraindikasi Alat Ortodonti Lepasan
Pasien yang kooperatif, kebersihan mulut dan geligi dalam kondisi yang baik.
Maloklusi dengan pola skeletal kelas I atau yang tidak jauh menyimpang dari kelas I disertai
kelainan letak gigi, yaitu: 1) terdapat jarak gigit yang besar disebabkan kesalahan inklinasi gigi, 2)
gigitan terbalik disebabkan perubahan inklinasi gigi, 3) malposisi giig tetapi akar gigi tersebut
terletak pada tempat yang benar, 4) kelainan jurusan bukolingual (gigitan silang unilateral posterior)
yang disebabkan displacement mandibula.
Perawatan bisa dilakukan hanya pada salah satu rahang, misal rahang atas menggunakan alat lepasan
sementara rahang bawah hanya dicabut atau tidak dirawat
Malposisi individual gigi dimana posisi apikalnya bisa diperbaiki dengan tipping
Pencabutan yang terencana hendaknya memberi kesempatan gigi untuk bergerak tipping, dan
hendaknya hanya menyisakan sedikit diastema atau bahkan tidak menyisakan diastema sama sekali.
Faktor usia, lebih sesuai untuk usia 6-16 tahun dimana waktu perawatan lebih banyak memanfaatkan
fase akhir gigi pergantian dan fase awal gigi tetap
Kontraindikasi :
Membutuhkan pergerakan secara bodily
Bila terdapat problema ruangan, misalnya adanya berdesakan yang parah ataupun adanya diastema
yang berlebihan.
Adanya malposisi apeks, rotasi yang parah ataupun rotasi multipel.
Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital maupun transversal.
Kelainan posisi apikal gigi dan rotasi yang parah, serta melibatkan banyak akar
Membutuhkan perawatan pada kedua rahang baik rahang atas maupun rahang bawah. Misalnya
masalah anchorage yang membutuhkan daya tarik intermaksilari
Tulang yang tebal (densitas tulang tinggi) sedangkan membutuhkan pergerakan gigi geligi