I. Modifikasi Pertumbuhan
Hanya mungkin dilakukan pada fase pertumbuhan aktif: sebelum atau
selama adolesen growth spurt (mixed dent.). Meski masih terjadi pertumbuhan
setelah pubertas namun besarnya tidak cukup untuk mengoreksi maloklusi
skeletal. Pendekatan perawatan maloklusi skeletal dengan modifikasi
pertumbuhan yaitu dengan menggunakan peranti fungsional.
Piranti fungsional digunakan untuk mengoreksi maloklusi dengan
memanfaatkan, menghalangi atau memodifikasi kekuatan yang dihasilkan
oleh otot orofasial, erupsi gigi dan pertumbuhkembangan dentomaksilofasial.
Ada juga yang mengatakan bahwa piranti fungsional dapat berupa piranti
lepasan atau cekat yang menggunakan kekuatan yang berasal dari regangan
otot, fasia dan atau jaringan yang lain untuk mengubah relasi skelet dan gigi.
Dengan menggunakan piranti fungsional, diharapkan terjadi perubahan
lingkungan fungsional dalam suatu upaya untuk mempengaruhi dan
mengubah relasi rahang secara permanen. Biasanya piranti fungsional tidak
menggunakan pegas sehingga tidak dapat menggerakkan gigi secara
individual. Berikut ini merupakan tipe peranti fungsional.
A. Removable Tooth-Borne Appliance atau Passive Tooth-Borne
Piranti ini bekerjanya hanya tergantung pada jaringan lunak yang
menegang serta aktivitas otot sehingga menghasilkan efek untuk
mengoreksi maloklusi. Termasuk dalam tipe ini adalah :
1. Aktivator
Disebut juga piranti Andresen, desain aktivator yang asli terdiri
atas blok akrilik yang menutupi lengkung geligi atas dan bawah serta
palatal, blok ini longgar karena tidak mempunyai cengkeram. Aktivator
dapat memajukan mandibula beberapa milimeter untuk mengoreksi
maloklusi Klas II dan membuka gigitan kira-kira 3-4 mm.
Piranti ini berpengaruh pada pertumbuhan rahang dan piranti yang
pasif ini dapat menggerakkan gigi anterior secara tipping serta
mengontrol erupsi gigi-gigi untuk mengubah dimensi vertikal. Piranti ini
memberi kesempatan gigi posterior bawah tumbuh vertikal sedangkan
gigi posterior atas ditahan oleh lempeng akrilik untuk mengurangi
tumpang gigit. Piranti ini dipakai selama 14-16 jam sehari. Berbagai
contoh aktivator seperti terlihat pada gambar (Gambar 1.1)
Gambar 1.1 Contoh Berbagai Aktivator
2. Bionator
Kadang-kadang disebut piranti Balters sesuai dengan penemunya.
Prinsipnya hampir seperti aktivator tetapi kurang bulky sehingga lebih
disukai. Lempeng bagian palatal dibuang dan masih terdapat sayap
lingual untuk menstimulasi mandibula agar diposisikan ke anterior serta
adanya lempeng akrilik di antara gigi-gigi atas dan bawah untuk
mengontrol dimensi vertikalnya. Pemakaian selama 24 jam sehari sangat
dianjurkan. Seperti yang terlihat pada gambar. (Gambar 1.2)
C. Removable Tissue-Borne
Satu-satunya piranti fungsional tipe removable tissue-borne
adalah functional corrector atau functional regulator ciptaan Rolf Frankel
sehingga piranti ini dikenal sebagai piranti Frankel. Seperti yang terlihat
pada gambar (Gambar 1.4). Piranti ini terdiri atas akrilik dengan
kerangka dari kawat, didesain untuk mengurangi gerakan gigi yang tidak
diinginkan dan mengatur otot yang terletak dekat dengan gigi dan
menempatkan rahang dalam letak yang dikehendaki. Sayap akrilik
lingual menempatkan mandibula ke depan sedangkan bantalan akrilik di
labial dan sayap akrilik yang lebar di bukal (buccal shield) menahan
tekanan dari bibir dan pipi. Pemakaian piranti Frankel dimulai bertahap
2-3 jam tiap hari pada minggu-minggu pertama, kemudian dipakai
semalaman tiap hari sampai akhirnya selama 24 jam tiap hari kecuali
pada saat makan. Ada empat tipe piranti Frankel :
1. FR I untuk mengoreksi maloklusi Klas I dan Klas II Divisi 1
2. FR II untuk mengoreksi maloklusi Klas II Divisi 2
3. FR III untuk mengoreksi maloklusi Klas III
4. FR IV untuk mengoreksi gigitan terbuka anterior
Rangkuman Kasus
Seorang pasien perempuan berumur 12 tahun datang ke klinik Ortodonsia
RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta dengan keluhan gigi depan atas maju
sehingga mengganggu penampilan. Hasil pemeriksaan ekstra oral
menunjukkan bentuk kepala mesosefali, bentuk muka mesoprosop, profil
muka cembung, sendi temporo mandibular normal, dan bibir posisi istirahat
inkompeten. Pemeriksaan intra oral menunjukkan OHI baik, ukuran lidah
sedang, lebar dan tinggi palatum sedang. Semua gigi-geligi merupakan gigi
permanen. Pada saat oklusi sentrik, overjet 11,5 mm, overbite 3,5 mm,
terdapat palatal bite, dan relasi molar Klas II. Palatal bite terjadi karena
kombinasi supraoklusi gigi anterior dan infraoklusi gigi posterior (metode
Thompson-Brodie).
Keterangan pada hasil foto panoramik menunjukkan adanya impaksi pada
gigi 38 dan 48 (mesioangular). Berdasarkan analisa sefalometri disimpulkan
bahwa hubungan skeletal klas II dengan retrusi mandibula dan bidental
protrusif. Perhitungan Pont menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi ke arah lateral mengalami kontraksi. Perhitungan Korkhaus
menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi ke arah anterior
mengalami protraksi. Perhitungan Howes menunjukkan kurangnya lengkung
gigi dan lengkung basal menampung gigigeligi. Diagnosis kasus ini adalah
Maloklusi Angle klas II divisi 1 dentoskeletal dengan retrusi mandibula dan
bidental protrusif disertai dengan palatal bite, malposisi gigi individual,
dengan kebiasaan buruk bernafas lewat mulut dan menggigit bibir bawah.
Prognosis kasus ini baik karena pasien didukung oleh jaringan pendukung gigi
yang baik, usia pasien yang masih muda, motivasi yang tinggi, status ekonomi
baik, kerjasama pasien yang baik serta kondisi kesehatan pasien yang baik.
Perhitungan Pont, Korkhaus, Howes dan kesimpulan analisa sefalometri
direncanakan untuk meretraksi gigi rahang atas sebesar 2,5 mm dan
memprognasi rahang bawah sebesar 5 mm. Rencana perawatan kasus ini
adalah: 1) tahap instruksi operator kepada pasien mengenai perawatan
ortodontik, 2) tahap perawatan yaitu perawatan dengan alat fungsional
Bionator dan perawatan dengan plat aktif (evaluasi dan observasi hasil dari
tahap I), 3) pemakaian retainer Perawatan tahap II dilakukan pemakaian alat
fungsional bionator.
Pemakaian bionator dilakukan dengan memajukan mandibula dan
mengkoreksi malrelasi palatal bite anterior sebesar 5 mm secara bertahap.
Tahap pertama memajukan mandibula sebesar 2 mm lalu dievaluasi.
Kemudian dilanjutkan dengan memajukan mandibula sebesar 3 mm.
Kemudian dievaluasi dan observasi untuk perawatan dengan plat aktif. Alat
bionator terdiri atas: a. Alat RA dan RB yang bersatu, b. Gigitan anterior diberi
bite plane pada gigi anterior RA dan RB, c. Gigitan posterior dibebaskan, d.
Lengkung Labial (guide wire maksila) dari interdental gigi P1 RA dengan
0,8 mm. e. Palatal bar pada RA dengan 0,8 mm, f. Pir coffin pada RA
dengan 0,9 mm dan sekrup ekspansi pada RB. Bionataor dibuat dengan
bantuan tekniker lokal (gambar 1.7)
Seorang pasien laki-laki, 20 tahun, amengeluhkan bentuk wajah yang panjang dan
ingin dilakukan perawatan ortodontik. Pasien memiliki sejarah keluarga maloklusi kelas
III. Pasien memiliki tidak memiliki riwayat medis. Setelah pemeriksaan klinis menyeluruh
dan analisis sefalometri, direkomendasikan untuk dilakukan perawatan bedah-ortodontik.
Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan profil cekung dengan Tinggi muka yang sangat
rendah, bibir tidak kompeten dan bibir bawah yang rata dengan sulkus labiomental.
Tampilan depan wajah menunjukkan penyimpangan dagu ke sisi kiri dan tengah tengah
kedua wajah. (Gambar 1).
Pemeriksaan intraoral menunjukan maloklusi kelas III dengan overbite 10 cm, dan
overjet 13cm. Garis tengah gigi mandibula bergeser 6mm ke kiri. Ada crossbite posterior
di sisi kiri, crowding ringan di bagian bawah). Analisis model studi menunjukkan sudut
kelas III maloklusi lebih dari 10 mm perbedaan anteroposterior dalam hubungan molar.
Bentuk lengkung tidak berkontak dengan baik karena kompensasi yang parah yang
menyebabkan overjet anterior dan bukal besar. Radiografi sefalometrik lateral
menunjukkan maloklusi skeletal Kelas III (ANB = -11 ), rahang atas sedikit protusi (SNA
= 85 ), dan proteksion mandibula (SNB = 96 ) dalam kaitannya dengan basis tengkorak
anterior. Profil tulang cekung (NAPg = -20 ), tipe morfologi dolichofacial (sumbu wajah
= 66 ) dan dominasi pertumbuhan vertikal wajah (SNGoGn = 39 dan FMA = 40 ). Gigi
seri maksila muncul pada alveolar mereka persiapan ortodontik pra operasi dilakukan
dengan alat 0.022. Leveling dan alignment dimulai dengan 0.016-in nikel-titanium
archwires, diikuti oleh 0,018, 0,016 x 0,022 inci nikel-titanium archwires atas ke 0,12 x
0,025 inci stainless steel persegi panjang archwires.