Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 1 DASAR-DASAR GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

BLOK 15 REHABILITATIF 2

Kelompok 1

Miftahul Jannah 1210341001

Hestia Warti 1210341006

Annesha Metly 1210342003

Annisa Ibifadillah 1210342014

Dhira Pratiwi 1210342015

Annisa Rahmi M 1210342016

Fairuza Muharammy 1210342028

Chaira Maulida 1210342035

Athika Khairunnisa 1210343003

Mentari Puspita A 1210343010

Tutor: drg. Deli Mona, Sp.KG.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

2014/2015
MODUL 1

DASAR-DASAR GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL)

SKENARIO 1:

Yang Depan Saja...

Eko membawa ayahnya, Pak Akri (65 tahun), ke RSGM untuk dibuatkan gigi palsu,
karena gigi palsunya yang dulu buatan tukang gigi sekarang sudah tidak bisa dipakai lagi.
Ternyata gigi tiruan tersebut hanya menggantikan gigi anterior rahang atas saja. Dari
pemeriksaan yang dilakukan drg. Dena terlihat bahwa Pak Akri telah missing teeth di kedua
rahang yaitu 16, 15, 11, 21, 22, 26, 38, 37, 36, 35, 46, dan 48. Disamping itu terdapat radiks
pada gigi 45 dan 47; gigi 25 ekstrusi; serta karies profunda pada gigi 23 tempat cangkolan
gigi tiruannya. Gingiva pada semua regio terlihat oedematus, kalkulus supragingiva dan
subgingiva, serta oral hygiene pasien yang buruk.

Pak Akri menanyakan apakah bisa gigi tiruannya dibuatkan hanya pada bagian depan
rahang atas saja, karena dia tidak peduli dengan kehilangan gigi belakang. Drg. Dena
menjelaskan permasalahan pada kasus kehilangan gigi seperti yang dialami Pak Akri, dan
akibat yang akan terjadi jika penggantian gigi tidak dilakukan secara keseluruhan, dan jika
tidak didesain secara tepat. Oleh karena itu, dia menganjurkan gigi tiruan yang akan dibuat
untuk Pak Akri adalah gigi tiruan sebagian lepasan dari akrilik atau gigi tiruan kerangka
logam.

Bagaimana Saudara merencanakan gigi tiruan untuk Pak Akri?


Langkah 1: Mengklarifikasi Terminologi yang tidak diketahui dan mendefiniskan hal-hal
yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.

1. Cangkolan: bagian dari GTSL yang berfungsi melimgkari atau memegang gigi
sandaran, dapat terbuat dari stainless steel ataupun logam tuang yang berbentuk pipih
atau gepeng.

Langkah 2: Menentukan masalah

1. Apa saja jenis gigi tiruan yang lainnya berdasarkan bahan? Dan apakah indikasi dan
kontra indikasi dari masing-masing gigi tiruan tersebut?
2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam?
3. Apa sajakah komponen dari GTSL?
4. Apa sajakah hal yang termasuk faktor penentu design GTSL?
5. Bagaimanakah design GTSL yang tepat?
6. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pembuatan gigi tiruan?
7. Apa akibat jika gigi tidak diganti secara keseluruhan tepat?
8. Apakah ada hubungan gingiva oedematus dan kalkulus dengan gigi tiruan yang
dipakai Pak Akri sebelumnya?
9. Apakah ada hubungan antara karies dengan cangkolan pada gigi 23?
10. Bagaimana penatalaksanaan radiks dan karies profunda pada kasus Pak Akri?
11. Apa dampak pembuatan gigi tiruan di tukang gigi dan bagaimana cara edukasi ke
pasien untuk pergi ke dokter gigi?
12. Berdasarkan skenario, apakah tipe sikap mental/psikologis dari pasien (Pak Akri)?

Langkah 3: Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior


knowledge.

1. Apa saja jenis gigi tiruan yang lainnya berdasarkan bahan? Dan apakah indikasi dan
kontra indikasi dari masing-masing gigi tiruan tersebut?
Berdasarkan oklusinya: GTSL simpel (apabila masih ada 3 kontak oklusi didalam
rongga mulut pasien dan belum ada perubahan pada dimensi vertikalnya) dan GTSL
kompleks (sudah ada perubahan dimensi vertikal dan relasi sentrik pasien, serta titik
kontak oklusi pasien kurang dari 3).
Berdasarkan bahan: GTSL basis akrilik dan GTSL dengan basis kerangka logam, serta
GTSL fleksibel.
Berdasarkan waktu pencabutan: GTSL konvensional dan GTSL immediate (GTSL
yang segera dipasang setelah pencabutan gigi)

2. Apakah kelebihan dan kekurangan dari GTSL akrilik dan GTSL kerangka logam?

GTSL Akrilik GTSL Kerangka Logam


(-) Estetik kurang baik karena adanya
(+) Estetik baik karena warna akrilik
perbedaan warna dengan jaringan
menyerupai jaringan pendukung
pendukung
(-) Kurang nyaman; plat lebih tebal (+) Lebih nyaman; plat lebih tipis
(-) Rentan terhadap deformitas, mudah
(+) Kualitas mekanis baik
patah, adanya perubahan warna
(+) Prosedur pembuatan lebih sederhana (-) Prosedur pembuatan sulit
(+) Harga lebih murah (-) Harga cukup mahal
(+) Bisa dilakukan relining (-) Tidak dapat dilakukan relining
(-) Lebih mudah dibersihkan karena
(+)Sulit dibersihkan
permukaan basis logam licin

3. Apa sajakah komponen dari GTSL?


1) Basis: Suatu bagian dari GTSL yang terbuat dari suatu bahan tertentu yang
berfungsi untuk mendukung gigi tiruan dan memindahkan tekanan oklusal ke
jaringan dibawahnya.
2) Cangkolan: Bagian dari GTSL yang terletak di abutment dari suatu bahan tertentu.
Yang berfungsi mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah oklusal dan mencegah
tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan dibawahnya.
Ada dua jenis retainer yaitu:
a. Direct retainer: bagian dari gigi tiruan yang menahan terlepasnya gigi tiruan
secara langsung berupa lengan retentive.
b. Indirect retainer: bagian dari gigi tiruan yang menahan GTSL secara tidak
langsung, berupa lengan pengimbang, sandaran/rest (bagian dari cangkolan
yang bersandar pada bidang oklusal atau insisal gigi pegangan yang
memberikan dukungan vertikal pada gigi tiruan)
3) Gigi pengganti: bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi yang telah
missing.

4. Apa sajakah hal yang termasuk faktor penentu design GTSL?


 Anatomi dan fisiologi dari semua jaringan disekitar rongga mulut yang terkait
 Letak gigi yang akan diganti dan jumlahnya
 Distribusi beban kunyah pasien secara individual
 Prinisp biomekanika pada rongga mulut
 Penentuan letak dari garis fulktrum
 Faktor estetik, fonetik, dan fungsional pasien
 Faktor kenyamanan dari pasien terhadap pemakaian gigi tiruan
 Riwayat penyakit pasien, baik sistemik maupun riwayat dental
 Keadaan dari gigi penyangga dan jaringan pendukung yang tersisa
 Klasifikasi kehilangan gigi pasien
 Stabilitas dan retensi dari gigi tiruan yang akan dibuat

5. Bagaimanakah design GTSL yang tepat?


Design suatu gigi tiruan yang baik harus memenuhi komponen design nya, yaitu
1) Menentukan klasifikasi kehilangan gigi dan diagnosis kasus secara tepat
2) Memenuhi komponen design retensi: untuk menahan gaya dari arah oklusal
3) Memenuhi komponen design stabilisasi: untuk melawan dan menahan gaya
horizontal
4) Memenuhi dan menjaga faktor estetik
5) Menenutkan path of insertion (arah lepas-pasang gigi tiruan)

6. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi pembuatan gigi tiruan?


1) Umum: faktor umum yang dimaksudkan ialah mengenai sikap mental pasien,
usia, jenis kelamin, pekerjaan, lingkungan tempat tinggal dan sosial ekonomi
pasien serta kebiasaan-kebiaasaan khas tertentu yang dimiliki oleh pasien.
2) Lokal: ekstra oral (bentuk kepala, bentuk muka, profil, bentuk bibir, hubungan
bibir,dsb) dan intra oral (keadaan gigi penyangga, OH, keadaan rongga mulut
secara keseluruhan,dsb)

7. Apa akibat jika gigi tidak diganti secara keseluruhan?


 Penurunan efisiensi kunyah
 Kerusakan pada jaringan periodontal
 Terganggungan kebersihan mulut
 Gigi yang masih ada di rongga mulut akan terjadi migrasi ataupun rotasi
 Terganggunya oklusi
 Terjadinya impaksi makanan
 Tejadinya ekstrusi pada gigi antagonis
 Menganggu pengucapan (terutama apabila tidak dilakukan pergantian pada
gigi depan)

8. Apakah ada hubungan gingiva oedematus dan kalkulus dengan gigi tiruan yang
dipakai Pak Akri sebelumnya?
Dijelaskan bahwa memang dengan pemakaian gigi tiruan merupakan suatu faktor
predisposisi terhadap munculnya kalkulus dengan disertai tanda inflamasi pada
jaringan pendukung yaitu gingiva oedematus, apabila pasien tidak menjaga OH nya
dengan baik.
Dianalisis berdasarkan skenario bahwa Pak Akri tidak peduli dengan kesehatan dan
kebersihan rongga mulutnya. Disimpulkan bahwa Pak Akri memiliki sifat mental
indifferent mind. Sehingga diindikasikan bahwa Pak Akri kurang menjaga kebersihan
mulutnya sendiri ditambah dengan pemakaian gigi tiruan berbahan akrilik yang
mudah sekali terjadi retensi makanan dan lama kelamaan dapat menyebabkan
kalkulus dan berlanjut dengan terjadinya inflamasi. Dilain sisi usia Pak Akri yang
sudah 65 tahun juga dapat di cirugai bahwa pasien ini menderita suatu penyakit
sistemik ataupun suatu penyakit degeneratif serta terjadinya atrofi jaringan dan
penurunan dari fungsi jaringan serta kelenjar didalam mulut; contohnya kelenjar
saliva. Yang dapat memperparah resiko terjadinya inflamasi.

9. Apakah ada hubungan antara karies dengan cangkolan pada gigi 23?
Dianalisis bahwa kemungkinan besar terdapat hubungan antara cangkolan dengan
karies pada gigi 23. Hal ini berhubungan dengan kemungkinan dari penempatan
cangkolan tidak tepat sehingga memudahkan resiko terjadinya impaksi makanan
ditambah OH pasien yang buruk sehingga terjadilah karies profunda pada gigi 23.

10. Bagaimana penatalaksanaan radiks dan karies profunda pada kasus Pak Akri?
Radiks pada gigi 45 dan 47 penatalaksaan selanjutnya adalah dilakukan ekstraksi.
Sedangkan karies profunda pada gigi 23 dirawat, sebelumnya dilakukan pemeriksaan
terlebih dahulu kevitalan dari gigi 23 serta pemeriksaan lainnya mengenai keadaan
gigi tersebut, dapat dilakukan pengambilan rontgen periapikal untuk selanjutnya
dilakukan perawatan endodonti pada gigi tersebut apabila sesuai dengan indikasi nya.

11. Apa dampak pembuatan gigi tiruan di tukang gigi dan bagaimana cara edukasi ke
pasien untuk pergi ke dokter gigi?
Adanya kemungkinan bahwa design dari gigi tiruan yang dibuatkan kurang tepat,
sehingga dapat mengganggu kesehatan dan intergritas serta fungsi dari jaringan lain
yang tersisa di rongga mulut.
Bahan yang dipergunakan belum tentu biokampatibel dan tepat bagi pasien tersebut.
Kebanyakan bahan yang digunakan untuk gigi tiruan adalah self cure akrilik,
sedangkan bahan self cure tersebut berbahaya dan bersifat karsionegenik apabila
digunakan untuk jangka waktu yang lama di rongga mulut.
Selain itu, terdapat beberapa tindakan pra perawatan prostodonti yang kebanyakan
tidak dapat dilakukan oleh profesi non-dokter gigi.

12. Berdasarkan skenario, apakah tipe sikap mental/psikologis dari pasien (Pak Akri)?
Sikap mental dari Pak Akri adalah indifferent mind. Hal ini dapat dianalis dari
skenario diatas bahwa yang membawa Pak Akri adalah Eko, keluarganya. Disini
mencermikan bahwa motivasi untuk memakai gigi tiruan bukan dari diri nya sendiri.
Dan juga pada skenario di ceritakan bahwa “Pak Akri ingin penggantian gigi anterio
saja, karena ia tidak peduli dengan kehilangan gigi belakangnya”, serta melalui
pemeriksaan intra oral ditemukan kalkulus semua regio, gingiva yang odematus dan
banyak gigi yang missing, terdapat gigi yang radiks serta karies profunda. Hal ini
menggambarkan bahwa Pak Akri kurang peduli terhadap kebersihan rongga
mulutnya.

Langkah 4: Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan


mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi
secara terintegrasi.

membawa
Pak Akri (65 tahun)
Eko

ke

RSGMP

Keluhan : Pemeriksaan IO:


Gigi palsu tidak Missing teeth: 16,15,11,21,22,26,38,37,36,35,46,48
bisa dipakai lagi
Radiks: 45,47
Gigi 25 ekstrusi, gigi 23 karies profunda

Dibuatkan:
GTSL

Jenis, indikasi dan Kelebihan dan Design dan Faktor yang


kontra indikasi kekurangan komponen mempengaruhi

Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran.

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis, indikasi dan kontra indikasi
GTSL
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan GTSL
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan design dan komponen GTSL
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi GTSL

Langkah 6: Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

Langkah 7: Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh.

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis, indikasi dan kontra indikasi
GTSL
GTSL: Suatu protesis yang menggantikan sejumlah gigi pada lengkung gigi dan dapat
dilepas pasang kedalam mulut berdasarkan keinginan pasien.

Indikasi pemakaian GTSL:

1) Apabila tidak memenuhi syarat untuk pemakaian dari gigi tiruan cekat (GTC)
 Usia pasien lebih kecil dari 17 tahun atau lebih tua dari 55 tahun dengan
kondisi kesehatan yang buruk
 Panjang daerah edentolous tidak memenuhi hukum Ante: luas membran
periodontal gigi abutment tidak sama atau tidak lebih dari luas membran
periodontal gigi yang akan diganti
 Kehilangan tulang alveolar yang besar dari daerah edentolous sehingga
memerlukan dukuyngan dari sayap basis GTSL
 Ruang intermaksilaris yang kecil, sehingga perlu dilakukan penyesuaian
inklinasi. Yang dapat dilakukan pada anasir GTSL.
2) Tidak adanya abutment pada daerah posterior (kasus free end saddle/ Klas 1
Klasifikasi Kennedy)
3) Bila dukungan dari gigi asli kurang sehat, sehingga membutuhkan dukungan dari
mukosa (mucosa support) dukungan dari jarigan penyangga; tulang alveolar
dibawah daerah yang edentolous, yang bisa didapatkan melalui pemakaiakan gigi
tiruan sebagian lepasan dengan perluasan basis gigi tiruan
4) Bila dibutuhkan stabilisasi dari lengkung yang bersebrangan/kontralateral.
Contohnya pada kasus free end saddle/Klas 1 Kennedy dengan keadaan daerah
edentolous yang panjang/ long span
5) Bila membutuhkan suatu keadaan estetik tertentu. Contohnya gigi anterior yang
protursi dan pasien tidak ingin atau tidak diindikasikan lagi untuk melakukan
perawatan orthodonti
6) Bila membutuhkan gigi tiruan segera setelah dicabut
7) Faktor keinginan pasien; tidak meninginkan apabila dilakukan preparasi pada gigi
abutment dan faktor ekonomi.

Kontra Indikasi pemakaian GTSL:

1) Apabila memenuhi persyaratan untuk pemakaian GTC

Klasifikasi berdasarkan bahan:

a. GTSL Landasan Akrilik


Landasan dan anasir (gigi pengganti) terbuat dari bahan akrilik. Cangkolan terbuat
dari kawat tahan karat (stainless steel).
Indikasi : merupakan material of choice pada pembuatan gigi tiruan, apabila tidak
memungkinkan untuk pembuatan GTC, apabila memerlukan estetik yang baik,
apabila dalam jangka panjang membutuhkan relining, OH pasien baik, faktor
biaya dan keinginan dari pasien.
Kontra indikasi: apabila pasien hipersensitif terhadap resin akrilik.

b. GTSL Kerangka logam

Komponen GTSL terbuat dari logam tuang, kecuali sayap labial dan gigi anasir.
Indikasi: Pasien hipersensitivitas terhadap resin, pasien dengan gaya kunyah yang
abnormal, ruang intermaksilaris yang kecil, kasus basis dukungan gigi dengan
design unilateral, pasien dengan bad habit menykikat gigi secara berlebihan, kasis
dengan tulang pendukung yang stabil, apabila tidak terlalu dibutuhkan dukungan
estetis pada daerah yang terlihat, membutuhkan GTSL dengan kekuatan mekanis
yang baik, keinginan dari pasien, memerlukan suatu gigi tiruan dengan basis yang
tipis untuk memudahkan fungsi fonetik, dsb.
Kontra indikasi: terjadi resorbsi yang progresif dan kontinu pada rongga mulut
pasien sehingga memerlukan relining.

c. GTSL Valplast
Suatu basis gigi tiruan resin fleksibel dari nilon termoplastik yang lebih tipis, lebih
translusen daripada jenis bahan gigi tiruan yang lainnya/

Indikasi: Restorasi cekat terlalu mahal bagi pasien, pasien tidak menginginkan
prosedur pengurangan struktur gigi yang tersisa, pasien mementingkan estetis, pasien
tidak memiliki waktu untuk perawatan rutin, dapat digunakan pada veneer kosmetik
untuk menutupi resesi gingiva, pasien alergi akrilik, material yang idelaa untuk gigi
tiruan sebagian lepasan pada kasus pasien yang rentan terhadap patahnya gigi tiruan.

Kontra indikasi: pasien dengan OH yang buruk, gigi yang mengalami kelainan
jaringan periodontal, kurangnya dukungan dari abutment, dan tejadi resorpsi pada
jaringan pendukung secara progresif dan kontinu.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan GTSL

GTSL Kerangka Logam


Kelebihan (+) Kekurangan (-)
Penghantar termis yang baik, sehingga
apabila terjadi perubahan suhu jaringan
Basis metal tidak mungkin dilapis atau
dibawah basis dapat merasakan dan
direkatkan kembali
menghindari dari perubahan suhu yang
menyebabkan kerusakan pada jaringan
Ketepatan dimensional sangat baik, tepat dan
Warna basis metal tidak harmonis dengan
tahan terhadap perubahan bentuk, tidak ada
jaringan disekitarnya sehingga
internal strain, jaringan dibawah basis retensi
memperngaruhi estetis.
lebih baik.
Kebersihan mulut lebih dapat terjaga dengan
baik karena permukaan basis tahan abrasi,
permukaan licin mengkilat, tidak menyerap Relatif lebih berat
cairan mulut, sehingga deposit plak tidak
mudah melekat, serta mudah dibersihkan
Kekuatan maksimal dengan ketebalan Peluasan sampai ke bukal folt dan
minimal. Basis dapat dibuat lebih tipis dari pengembalian kontur pipi dan bibir relatif
resin tapi cukup kuat melawan tekanan sulit
mekanis. Sehingga pergerakan lidah menjadi
Teknik Pembuatan lebih rumit dan mahal
lebih leluasa
GTSL Resin
Kelebihan (+) Kekurangan (-)
Warna harmonis dengan jaringan sekitar,
Penghantar termis yang buruk
estetik baik
Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali Tidak stabil dimensi nya pada waktu
dengan mudah pembuatan, pemakaian ataupun reparasi
Relatif lebih ringan Mudah abrasi saat pembersihan permukaan
Walaupun derajat kecil, resin menyerap
Teknik pembuatan dan pemolesan mudah cairan mulut sehingga terjadi perubahan
warna pada GTSL
Kalkulus dan deposit makanan mudah
melekat pada basis resin dikarenakan faktor-
Harga lebih murah
faktor kemudahan abrasi dan resin bersifat
hidrofilik

GTSL Valplast
Kelebihan (+) Kekurangan (-)
Estetika lebih baik karena lebih translusen;
menunjukan jaringan dibawahnya, tidak
Distribusi tekanan kurang dapat dikontrol
terdapat cangkolan yang terlihat pada
permukaan gigi
Kekuatan cukup baik sehingga dapat dibuat Mengalami perubahan warna basis gigi tiruan
sangat tipis dan lebih nyaman untuk dipakai secara bertahap selama 12-24 bulan
Akurasi cukup baik, karena gigi tiruan ini
dibuat dengan teknik injeksi, sehingga
Pasien dengan dimensi vertikal yang kurang
menunjukan akurasi yang lebih baik
dan panjang mahkota klinis yang pendek
dibandingkan dengan teknik konvensional.
tidak sesuai dengan kasus gigi tiruan fleksibel
Beradaptasi dengan baik pada daerah
undercut.
Biokompatibilitas cukup baik karena bahan
Tidak dapat dilakukan perbaikan ulang dan
tersebut bebas dari monomer dan logam yang
relining
merupakan suatu pemicu reaksi alergi
Kenyamanan lebih baik pada pasien karena Tidak digunakan untuk restorasi jangka
bahan lembut dan kuat dapat dibuat lebih panjang dan hanya untuk aplikasi sementara
tipis dibandingkan dengan gigi tiruan lain. atau temporer

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan design dan komponen GTSL

Prinsip dasar desain GTSL adalah untuk memlihara dan mempertahankan jaringan
pendukung GTSL dengan memperhatikan

 Distribusi tekanan yang luas (melalui cangkolan)


 Menyeimbangkan tekanan distribusi gaya per bagian
 Tekanan fisiologis pada mukosa dibawah basis
Faktor yang mempengaruhi dalam penentuan desain GTSL

1) Anatomi dan fisiologi jaringan yang terlibat dalam penempatan GTSL dalam
rongga mulut (gigi, mukosa, dan tulang)
2) Letak gigi yang hilang dan akan diganti (Klasifikasi edentolous)
3) Besarnya beban kunyah
4) Pertimbangan biomekanika; beban kunyah yang diterima jaringan pendukung
harus seimbang dan tidak melebihi batas toleransi
5) Letak garis fulktrum
6) Estetika
7) Kenyamanan
8) Penyakit sistemik pasien

Tahap-tahap pembuatan desain GTSL

Setelah menentukan klasifikasi edentolous dilakukan

1) Penentuan dukungan/support
Dukungan gigi titruan terdiri dari tooth support, mucosa support, atau
tooth mucosa support.
Pemilihan support dipengaruhi oleh keadaan jaringan pendukung,
panjang edentolous, jumlah edentolous, keaadaan rahang.
2) Penentuan retensi
Retensi ialah kemampuan suatu gigi tiruan untuk dapat
mempertahankan kedudukannya dari gaya yang melepaskan ke arah
oklusal
Didapatkan melalui direct retainer, ataupun indirect retainer.
Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi; faktor fisik, mekanis, dan
fisiologis.
3) Penentuan stabilisasi
Didapat melalui:
 Penentuan letak garis fulktrum, garis yang ditarik dari satu gigi
sandaran ke gigi sandaran yang laun
 Penentuan tiga titik sandaran
 Indirect retainer
 Adaptasi landasan
 Perluasan landasan
 Penyusunan anasir diatas linggir
 Penyusunan anasir berdasarkan konsep oklusi berimbang
 Penyusunan anasir membentuk curve of spee dan manson curve
 Mengurangi jumlah anasir
 Menguarangi lebar buko lingual anasir
 Mengunyah pada kedua sisi
 Semua bagian gigi tiruan dihubungkan oleh landasan
 Bracing: efek pemeluk dari cangkolan
 Penentuan dimensi vertikal dan relasi sentrik
4) Penentuan arah pemasangan
Ditentukan berdasarkan hasil surveying, tidak interference, bidang
kunyah, daerah undercut yang cukup, estetika cangkolan, kemudahan
bagi pasien.
5) Estetik
Sesuai dan harmonis dengan kepribadian pasien = natural = alami. Gigi
Faktor yang mempengaruhi estetiika:
 Surveying; retainer, landasan
 Pemilihan gigi anasir; bentuk, ukuran, warna
 Penyusunan anasir
 Dimensi vertikal
 Kontur gusi

Komponen-komponen desain GT

Komponen gigi tiruan terdiri dari; penahan, elemen (anasir), sandaran, konektor, dan
basis.

a) Penahan/retainer
Fungsi: untuk memberi retensi, sehingga protesa tepat pada tempatnya.
Terdiri dari direct retainer dan indirect retainer. Indirect retainer memberikan
retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal.
Bekerja pada basis. Cara mendapatkan indirect retainer adalah dengan
memberikan retensi berlawanan dari garis fulktrum dimana gaya berada.
Klasifikasi cangkolan:
1) Menurut konstruksi
 Cangkolan tuang/cor
 Cangkolan kawat
 Kombinasi
2) Menurut desain
 Cangkolan cirkumferensial
 Cangkolan batang
3) Menurut arah datang
 Oclusally approaching
 Gingivally approaching

Jenis cangkolan oklusal/cirkumferensial:


 Cangkolan 3 Jari
 Cangkolan 2 jari
 Cangkolan Jackson
 Cangkolan ½ Jackson/satu jari/c
 Cangkolan S
 Cangkolan panah
 Cangkolan adam

Jenis Cangkolan kawat gingiva/bar type clasp

 Cangkolan meacock
 Cangkolan arrow
 Ball retainer clasp
 Cangkolan C

b) Sandaran/rest
Bagian dari gigi tiruan yang bersandar dari permukaan gigi penyangga untuk
dukungan vertikal pada protesa
Sandaran tediri dari sandaran posterior; sandaran oklusal, sandaran internal,
sandaran onlay. Dan sandaran anterior; sandaran singulum, sandaran insisal,
sandaran restorasi, sandaran bahu lingual sirkumferensial.

c) Konektor

Major connector: bagian dari geligi tiruan sebagian lepasan yang


menghubungkan bagian protesa pada salah satu sisi rahang dengan sisi
lainnya.
Syarat:
 Harus rigid untuk menyalurkan gaya ke bagian pendukung
 Lokasi diatur sehingga tidak menganggu pergerakan jaringan
 Bagian perifer harus cukup jauh dari tepi gingiva
 Kontur bagian perifer konnektor

Minor connector: menghubungkan Major Connector dengan bagian laun

Fungsi:

 Hubungan dengan bagian gigi tiruan dan major connector


 Menyalurkan tekanan fungsional ke gigi penyangga
 Menyalurkan efek penahan, sandaran dan pengimbang
d) Anasir
Komponen gigi tiruan yang fungsinya menggantikan gigi yangg hilang.
Seleksi dari bentuk, warna, ukuran, tekstur dan bahan.
Untuk gigi anterior:
 Ukuran: bandingan dengan gigi yang masih ada
 Panjang yang terlihat: semakin besarnya umur seseorang maka makin
sedikitlah gigi yang terlihat (faktor mekanik: keausan)
 Lebar gigi
 Bentuk gigi, kombinasi, lekukan, tonjolan, flek, dan pigmentasi
 Jenis kelamin: laki-laki biasanya lebih bersudut dan tajam sedangnkan
perempuan lebih spheroidal

Untuk gigi posterior:

 Ukuran: ruangan yang ditinggalkan berdasarkan pertimbangan 3


dimensi mesio-distal, okluso-gingival, dan buko-lingual.
 Bentuk: gigi anatomik ataupun gigi non anatomik
 Warna
 Bahan: dari porselen, logam, ataupun plastik.

e) Basis
Adalah komponen gigi tiruan yang menggantikan tulang alveolar yang hilang
dan untuk mendukung anasir.
Fungsi:
 Mendukung anasir
 Menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung gigi, penyangga,
atau linggir sisa
 Faktor estetik
 Stimulasi jaringan dibawah dasar gigi tiruan pada saat berfungsi,
pergeseran vertikal, gerakan fisiologik gigi penyangga dan jaringan
pendukung untuk respon berupa massage ke jaringan dibawahnya
 Fungsi retensi dan stabilisasi.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi GTSL


A. Faktor Psikologik
Faktor psikologik ini sangat berperan dalam penerimaan seseorang terhadap
protesa yang akan dipakainya.
Terdapat empat kelompok watak pasien
 Philosopical Mind
Sifat rasional, tenang, dan seimbang.
 Exacting or Critical Mind
Sifat serba teratur, terlalu hati-hati, mengharap terlalu banyak, banyak
bertanya dan kritis, sukar menerima pendapat dan nasehat.
 Hysterical Mind
Mudah gugup dan kurang memperdulikan kesehatan mulutnya sendiri,
pengambilan keputusan meragukan, tidak kooperatif, sulit menerima
alasan, sering mencari kesalahan.
 Indifferent Mind
Tidak peduli dengan keadaan penampilan dirinya, tidak merasakan
pentingnya masalah mastikasi, tidak ulet, tidak mau repot dalam
membiasakan pemakaian protesa.
B. Faktor Kesehatan Umum
Kecuali dalam hal-hal luar biasa, seorang penderita yang kesehatannya buruk
sebaiknya dihindarkan dari suatu perawatan yang makan waktu panjang serta
melelahkan.
C. Faktor Jenis Kelamin
Pada umumnya wanita cenderung memperhatikan faktor estetik daripada seorang
pria.
D. Faktor Sosial Ekonomi
Seringkali perawatan yang tepat dianggap perawatan yang ideal pula. Padahal
secara praktis harus dilihat juga kekampuan pembiayaan perawatan penderita.
E. Faktor Kedudukan
Kedudukan seseorang merupakan faktor yang penting pula dalam penentuan
perawatan prostodontik mana yang sebaiknya diberikan kepada pasien.
F. Faktor Keinginan dan Sikap
Sebelum penentuan pemilihan perawatan, sikap dan keinginan pasien mengenai
gigi aslinya yang masih tinggal, tak boleh diabaikan, sikap dan keinginan mereka
bisa bervariasi dan berbeda satu sama lainnya.
G. Faktor Waktu
Geligi tiruan sebagian lepasan yang seharusnya bisa menjadi perawtan ideal, tidak
selalu dapat dilaksanakan, karena kendala waktu pelaksanaan.
KEPUSTAKAAN

Gunadi, Haryanto A. dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1.
Jakarta: Hipokrates.

Gunadi, Haryanto A. dkk. 1994. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2.
Jakarta: Hipokrates.
Prabowo, Tutwuri. 2003. Desain Cangkolan pada Gigi Tiruan Kerangka Logam dalam
Usaha Mendapatkan Retensi Gigi Tiruan. USU e-Repository.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8087/1/910600082.pdf (Diakses
tanggal 18 November 2014)
Syahdinda, Meralda R. 2013 Kegoyangan Gigi Penyangga. Skripsi: Perpustakaan Universtas
Airlangga. http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/533/gdlhub-gdl-s1-2013-syahdindam
26613-11.bab-2.pdf (Diakses tanggal 18 November 2014)

Anda mungkin juga menyukai