Pembimbing
Keluhan Utama
Riwayat gejala atau masalah yang diungkapkan pasien dengan kata katanya sendiri.
Riwayat Kesehatan
Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Special Test
Subjektif Objektif Radiograf
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Special Test
Subjektif Objektif Radiograf
Cek tampilan umum, warna kulit, dan Periksa mukosa dan gingiva secara visual
asimetri wajah dan digital untuk perubahan warna,
inflamasi, ulserasi, pembengkakan dan
pembentukan saluran sinus.
Catat pembengkakan, kemerahan, saluran
sinus, lunak atau pembesaran nodus
limfatikus, rasa tidak nyaman saat dipalpasi
atau pergerakan dari TMJ.
Pemeriksaan Periodontal
TES PERIRADIKULAR
Lesi periradikular yang berasal dari pulpa memiliki tiga karakteristik berupa :
1. Menghilangnya lamina dura di apikal
2. Gambaran radiolusen pada apeks
3. Radiolusen tampak seperti ‘hanging-drop’
Pulpa
Hanya sedikit keadaan patologis yang berkaitan dengan pulpitis irreversibel yang terlihat secara radiografis.
Resorpsi internal atau kalsifikasi diffus yang meluas di kamar pulpa biasanya mengindikasikan adanya
iritasi yang telah lama terjadi.
Tes Lain yang dilakukan
1. Caries Removal (Penghilangan Karies)
Penetrasi ke dalam pulpa dapat mengindikasikan pulpitis irreversibel yang memerlukan perawatan
endodontik dan menentukan kedalaman karies.
2. Selective Anesthesia
Berguna untuk gigi yang terasa sakit, terutama untuk pasien yang tidak dapat mengisolasi gigi mana yang
terasa sakit.
3. Transiluminasi
Untuk mengidentifikasi fraktur vertikal pada mahkota karena fragmen fraktur tidak dapat mentransmisikan
cahaya dengan baik.
Analisis Data
Susun Diagnosis dan Rencana Perawatan
(AAE, 2010)
Diagnosis Pulpa (AAE, 2013)
Diagnosis Apikal
1. Karies Gigi proses yang dapat terjadi pada seluruh permukaan gigi terutama bila terdapat deposisi plak gigi
secara terus menerus.
2. Plak suatu kelompok mikroorganisme yang aktif secara metabolik yang melekat pada permukaan gigi
(Garg, 2013)
Permukaan Halus
Karies Enamel
1. Sisi paling dalam 1. Terletak di sebelah 1. Bagian terbesar pada 1. Zona ini tidak/paling
suatu lesi dan superfisial dari karies insipient sedikit terinfeksi oleh
2. 2. 10x lebih porus zona translusen 2. Ditemukan di antara dentin
dibandingkan enamel 2. Biasanya ada dan zona permukaan dan 2. Resistensi lebih besar
sehat menunjukkan zona zona gelap mungkin karena
3. Tidak selalu ada positif 3. Merupakan daerah derajat mineralisasi
3. Disebut zona gelap dengan demineralisasi lebih besar dan
karena tidak terbesar dan konsentrasi fluoride
mentransmisikan membuatnya menjadi lebih tinggi.
cahaya polarisasi lebih porus 3. Kurang dari 5%
4. Terbentuk saat porositas
demineralisasi 4. Radiopasitas dapat
dibandingkan dengan
enamel gigi
sebelahnya. (Garg,
2013).
Karies Dentin
1.
komponen anorganik dan penghancuran
komponen organic pada serabut kolagen
2.
serangan asam
Intertubular dentin
Memberi gambar
Tubuli dentin tersumbat mengalami
transparan pada lampu
seluruhnya oleh demineralisasi à lebih
transmisi à dentin
pengendapan mineral lembut dan transparan
transparan
dari dentin sehat
Pembentukan
Dekalsifikasi terus Diameter tubuli dentin
liquefaction foci à
berlanjut à tubuli meningkat à
destruksi tubuli dentin
dentin menyatu diselubungi oleh M.O
berisi jaringan nekrotik
2.
3. 0.8-
sempurna
Gambaran Klinis 4. 0.3- pulpa
Zona Keterangan
3. buang
menurunkan efek toksik pada pulpa sebesar sisa karies lunak
75%, 1 mm menurunkan efek toksik sebesar 4. Gigi direstorasi permanen
90%, dan sangat sedikit kemungkinan reaksi 5. Teknik ini berhasil untuk mencegah eksponasi
pulpa bila sisa ketebalan dentin sebesar 2 mm pulpa
Hal ini dapat membantu dalam menentukan 6. Dentin menunjukkan warna berbeda saat
penggunaan base dan liner kunjungan kedua
7. Penurunan jumlah bakteri
`
PULP CAPPING
Definisi
o Tindakan menempatkan dressing secara langsung ke pulpa yang terekspose tanpa
menghilangkan jaringan lunak (Cohen, 2011).
o Tindakan menempatkan dressing langsung ke pulpa yang terekspose (Garg, 2014).
Indikasi
Direct Pulp Capping Indirect Pulp Capping
•Gigi permanen → sedikit pulpa yang terekspose •Gigi permanen → diagnosis pulpa normal tanpa
→ mekanis/trauma selama preparasi kavitas/ tanda tanda pulpitis/dengan diagnosa pulpitis
terekspose karena karies pada gigi → pulpa reversibel → memiliki karies yang dalam tetapi
normal atau pulpitis reversibel. (Torabinejad, tidak mengenai pulpa (AAPD, 2014)
2009) •Tidak ada riwayat gejala gejala pada pemeriksaan
•Eksposure mekanis pada gigi vital dan tidak subjektif (AAE, 2012)
terdapat kelainan pulpa (AAE, 2009) •Radiografi →tidak menunjukkan adanya pathosis
•Perdarahan dapat dikontrol pada daerah periradikular (AAE, 2012)
eksposure (AAE, 2012) •Pasien telah diinformasikan → perawatan
•Seal yang adekuat (AAE, 2012) endodontik mungkin diindikasikan dimasa depan
•Pasien telah diinformasikan → perawatan (AAE, 2012)
endodontik mungkin diindikasikan dimasa depan
(AAE, 2012)
Tujuan
•Mencegah tanda klinis atau gejala yang •Mencegah tanda klinis dan gejala yang
merugikan. merugikan.
•Mengembangkan kontak bahan capping •Mendapatkan bukti radiografi perkembangan
radioopak biokompatibel dengan jaringan akar.
pulpa. •Mencegah kerusakan pada jaringan
•Menjaga respon normal terhadap tes pulpa pendukung periradikular.
elektrik dan termal. •Mencegah defek resorptif atau perkembangan
•Mencegah kerusakan → jaringan pendukung kalsifikasi kanal yang dilihat dari evaluasi
periradikular. radiografi periodik.
•(AAE, 2012) •(AAE, 2012)
Prosedur
Direct Pulp Capping Indirect Pulp Capping
•ekspose mekanis yang kecil saat preparasi •Dua kali kunjungan → jarak kunjungan 6-8
kavitas → bersihkan kavitas. bulan.
•sedikit perdarahan→ kontrol perdarahan. •Kunjungan pertama →karies dieskavasi→
•Aplikasikan calcium hidroxide / mineral trioxide meninggalkan dentin yang terinfeksi yang dekat
agregate (MTA) pada permukaan jaringan pulpa dengan pulpa.
•Aplikasikan base. •Calcium ditempatkan diatas dentin → base.
•Restorasi final ditempatkan diatas base. •Berikan tambalan sementara.
•Status pulpa dan periradikular harus dicek •Pada pertemuan kedua→ restorasi dibuka dan
secara periodik. karies residual dihilangkan→ gigi direstorasi
•(Torabinejad, 2014) permanen
•(AAE, 2012)
•Tes vitalitas, palpasi, perkusi dan radiografi →setelah 3 minggu, 3, 6, dan 12 bulan (Garg, 2014)
Prognosis
Memicu terjadinya apeksogenesis mempertahankan pulpa pada salurn akar gigi dewasa muda
Mendapatkan bukti radiografi perkembangan akar yang cukup untuk perawatan endodontik dapat
terjadi peningkatan panjang akar
Mencegah defek resorptif /percepatan kalsifikasi kanal yang dapat ditentukan dengan
evaluasi radiografi periodik
Jaringan radikular yang tersisa harus asimtomatik tanpa gejala klinis seperti sensitifitas,
nyeri atau bengkak
Tidak terdapat gambaran patologis dari radiorafi: resorpsi eksternal setelah dilakukan
perawatan, resorpsi internal dapat terjadi namun sifatnya self-limitting dan stabil
Operator harus memonitor resorpsi internal, membuang jaringan gigi yang terinfeksi jika
perforasi menyebabkan hilangnya jaringan pendukung tulang dan atau menyebabkan
gejala klinis infeksi dan inflamasi
Perkembangan
Tidak ada
akar yang
Tidak ada gambaran Gigi harus
Gigi yang berkelanjutan
indikasi resorpsi radiografi merespon pada
asimtomatik menjadi bukti
akar periodontitis tes pulpa
pada gambaran
periradikular
radiografi
• Pulpa vital yang terekspos /pulpitis irreversible pada gigi
sulung /setelah pembuangan jaringan karies atau setelah
trauma.
• Jaringan koronal diamputasi, sisa jaringan radikular vital tanpa
supurasi, purulensi, nekrosis atau perdarahan yang berlebih
yang tidak dapat dikontrol dengan damp cotton pellet setelah
beberapa menit
INDIKASI • Tidak ada tanda-tanda infeksi dan resorpsi patologis pada
gambaran radiografi
• Perawatan emergency pada gigi permanen hingga perawatan
saluran akar dapat diselesaikan. Perlu dilakukan pulpal
debridement.
• Prosedur interim pada gigi permanen dengan pembentukan akar
yang belum lengkap untuk melanjutkan perkembangan akarnya
(apexogenesis).
• Gigi sulung yang tidak didukung oleh struktur akar yang baik, resorpsi
KONTRAINDIKASI internal, perforasi furkasi atau terdapat patosis periradikular dapat
membahayakan gigi permanen yang akan tumbuh
CALCIUM HYDROXIDE PULPOTOMY
INDIKASI: Gigi dewasa muda dengan pembentukan akar yang belum lengkap untuk
meningkatkan apexogenesis
PULPOTOMI PARSIAL
Membuang jaringan pulpa koronal sampai sebatas jaringan pulpa yang sehat.
Kalsium hidroksida material of choice untuk gigi dewasa muda untuk merangsang pembentukan
dentine bridge pada gigi dengan karies pulpa yang terekspos.
TEKNIK
Indikasi
Anestesi
Penempatan rubber dam
Desinfeksi superfisial
Pulpa koronal dihilangkan sampai ke orifis saluran akar.
Aplikasi Kalsium hidroksida
Restorasi koronal
Follow-Up
Radiografi sangat penting untuk menilai tanda-tanda adanya periodontitis apikal dan memastikan kelanjutan
pembentukan akar
Prognosis
Prognosis 75% -> lebih buruk daripada parsial pulpotomy.
Karena ketidakmampuan untuk mengevaluasi status pulpa setelah full pulpotomy -> beberapa ahli telah
merekomendasikan pulpektomi secara rutin setelah akar terbentuk sepenuhnya dengan tingkat keberhasilan
dalam kisaran 95%, Cohen, 2011)
PULPEKTOMI (TARIGAN, 2002)
Pulpektomi Menghilangkan seluruh jaringan pulpa
INDIKASI
Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi
sudah nonvital.
Saluran akar dapat dimasuki instrument.
PULPEKTOMI VITAL
1. Foto Rontgen mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi
yang akan dirawat.
2. Pemberian anestesi lokal
3. Isolasi dengan rubber dam
4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan menggunakan bor
bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur steril.
5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau bor bundar
6. Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan dengan menekankan cotton
pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian diirigasi dan
dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan
menggunakan jarum ekstirpasi dan headstrom file.
8. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan debris dan darah kemudian
dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang telah dibasahi dengan formokresol
kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.
9. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan ,menggunakan rotary
paste filler
10. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .
11. Kamar pulpa ditutup dengan ZnOE atau zinc fosfat
12. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.
PULPEKTOMI NONVITAL
INDIKASI
Foto rongen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada granuloma pada
gigi sulung.
Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara kebersihan
gigi dan mulutnya
KONTRAINDIKASI
Foto rontgen
Buka atap pulpa dan setelah ruang pulpa terbuka, jaringan pulpa diangkat dengan file Hedstrom.
Instrumen saluran akar pada kunjungan pertama tidak dianjurkan jika ada pembengkakkan, gigi goyang atau ada fistel.
Irigasi saluran akar dengan H2O2 3% keringkan dengan gulungan kapas kecil.
Obat anti bakteri diletakkan pada kamar pulpa formokresol atau CHKM dan diberi tambalan sementara.
Jika saluran akar sudah kering dapat diisi dengan ZnO dan eugenol formokresol (1:1) atau ZnO dan formokresol.
Preparasi biomekanik
Kontrol mikroba
Obturasi
Akses yang memadai adalah kunci untuk mencapai keberhasilan endodontik (AAE, 2010)
(AAE, 2010)
Angulasi gigi: radiografi Memilih bur yang tepat “Law of Symmetri 2” Bur fissure karbida
(AAE, 2010) fissure/tapered atau diamond
Kecuali pada M RA,
Untuk menghilangkan dengan rounded
orifis terletak pada garis
restorasi juga cutting end
lurus yang tegak lurus
pertimbangkan (contoh: kegunaan sama
dengan garis mesiodistal
untuk menghilangkan dengan bur bundar.
tadi
restorasi logam) Keuntungannya:
(AAE, 2010) dapat juga
digunakan untuk
memperlebar
dinding aksial pada
(Cohen, S., & preparasi akses
Hargreaves, K., 2006) kavitas
M2
Teknik dasar sama
dengan M1 dengan
perbedaan:
1. ketiga akar biasanya
lebih berdekatan
bahkan dapat berfusi
menjadi 1 akar
2. jarang ditemukan
MB2
3. Ketiga saluran
membentuk segitiga
membulat dengan
dasar bukal
4. Orifis mesiobukal
berada lebih ke mesial
dan bukal dr M1
(Garg, N., &Garg, A.,
2011)
Gam
bar
Outline preparasi
Akses opening di opening akses M1 RA
tengah permukaan
Outline form caninus P1 RA
lingual
maksila
(Garg, N., & Garg, A.,
2011)
Gambar
Bentuk outline insisif
1. Evaluasi Gigi
2. Buat Straight line access
3. Overlying dentin dibuang
4. Pembentukan saluran akar à mempengaruhi cleaning
5. Bentuk permukaan halus, tapered ke ujung akar untuk memperoleh obturasi yg baik
6. Setelah obturasi à penutup lengkap s/d ruang pulpa untuk cegah kebocoran mikro
7. Restorasi Permanen à mempertahankan bentuk, fungsi, estetika
8. Recall pasienà evaluasi keberhasilan perawatan (Garg, 2014)
Gambar 1. Pembuangan dentin untuk
Gambar 3. Obturasi saluran dan penutupan
membentuk straight line access (Garg, 2014)
lengkap sampai ruang pulpa (Garg, 2014)
STEP BACK
Preparasi ini terbagi menjadi 2 Fase yaitu:
Fase I
4. masukkan instrument pertama yang pas dengan diameter saluran akar (IAF, contoh : kfile no 15) sesuai
panjang kerja dengan gerakan witch winding.
9. Ulangi proses ini sampai 3 nomer file lebih besar dari IAF yang merupakaan Master Apical File (contoh: no
30)
1. Letakkan file selanjutnya dengan panjang 1 mm lebih pendek dari MAF. Masukkan instrument ke dalam
kanal dengan gerakan watch winding, angkat, lakukan irigasi, dan rekapitulasi
2. Ulangi proses ini dengan file yang lebih besar dan kurangi 1 mm secara berkala dari file yang digunakan
sebelumnya
Gambar 6. #35 file dengan panjang 1 mm lebih pendek dari panjang kerja (Garg, 2014)
3. Selanjutnya, 2/3 daerah kanal dan 1/3 koronal saluran akar dipreparasi dan dibentuk dengan nomer file
yang lebih besar
Gambar 7. #40 file dengan panjang 2 mm lebih pendek dari panjang kerja (Garg, 2014)
Gambar 8. #45 file dengan panjang 3 mm lebih pendek dari panjang kerja (Garg, 2014)
4. Tahap terakhir, haluskan saluran akar dengan Master Apical File (MAF) dengan gerakan push-and-pull
untuk mendapatkan bentuk taper yang halus pada saluran akar.
Gambar 9. Preparasi step back menghasilkan preparasi apikal yang kecil dengan instrument yang lebih besar
digunakan dengan mengurangi panjang kerja untuk membentuk taper (Garg, 2014)
Crown Down
2. Preparasi 1/3 koronal pada saluran dengan menggunakan S1 ke dalam kanal dengan gerakan pasif.
3. Irigasi dan rekapitulasi dengan file no 10.
4. Pada gigi yang lebih pendek, gunakan Sx
5. Selanjutnya, gunakan S2 sesuai perkiraan panjang kerja.
6. Konfirmasi panjang kerja menggunakan K-file sampai ukuran 15 menggunakan apex locator atau
gambaran radiograf.
7. Gunakan F1, F2, dan F3 sampai panjang kerja yang ditentukan dan lengkapi preparasi apikal. Bersihkan
preparasi apikal denga menggunakan file untuk membersihkan foramen apikal dan menghaluskan kanal
(Garg, 2014)
PENENTUAN PANJANG KERJA
Definisi
o Panjang kerja → jarak titik referensi koronal ke titik dimana persiapan dan obturasi kanal
harus berakhir (Garg, 2014).
• Lebar kerja → dimensi horizontal awal dan post instrumentsi dr sistem saluran akar pd panjang kerja
dan tingkatan lainnya.
• Lebar kerja minimum → sesuai ukuran file apikal awal (IAF) yang mengikat pada panjang kerja.
• Lebar kerja maksimal sesuai ukuran file apikal master (MAF).
Metode untuk menentukan panjang kerja
Keuntungan Kekurangan
2. Metode Kuttler’s
o Keuntungan
a. Kegagalan kecil
b. Banyak menunjukkan keberhasilan
o Kekurangan
a. Memerlukan waktu dan rumit
b. Memerlukan kualitas radiografi yang bagus
o Teknik
Tentukan letak diameter mayor dan minor pada radiografik preoperatif
Estimasi panjang akar
Estimasi lebar
Masukkan file ke dalam kanal sampai ke estimasi panjang kanal dan ambil foto
radiograf
Jika file terlalu panjang /pendek >1mm dari diameter minor, baca file dan ambil foto
radiografi kedua
Jika file mencapai diameter mayor, tambahkan 0.5mm dari panjang file untuk pasien
muda dan 0.67 untuk pasien yang lebih tua
Generasi 4 Generasi 5
IRIGASI DAN MEDIKAMEN INTRAKANAL
IRIGASI
Syarat Ideal Bahan Irigasi Fungsi Irigan
Broadspectrum antimicrobial Menghilangkan sisa-sisa dentin
Membantu dalam debridemen saluran akar Meningkatkan efisiensi instrumen
Dapat menghilangkan jaringan nekrotik atau debris Menghilangkan jaringan nekrotik
Toksisitas rendah Menghilangkan debris dari kanal lateral dan
Lubrikan yang baik aksesori
Dapat mengalir ke tempat yang sulit terjangkau Sebagai germicidal seperti antibacterial
Dapat mensterilisasi kanal Bleaching action
Dapat mensterilisasi kanal Irigasi dengan lubricating agent meningkatkan
Dapat menghilangkan smear layer efisinesi
Inactive endotoxin Membuka tubulus dentin dengan menghilangkan
smear layer
FAKTOR YANG MENGUBAH AKTIVITAS CAIRAN IRIGASI
• Konsentrasi
• Kontak
• Ada tidaknya jaringan organik
• Kuantitas irigan yang digunanakan
• Ukuran jarum irigasi
• Tegangan permukaan irigan
• Suhu irigan
• Frekuensi irigasi
• Tingkat observasi
• Diameter kanal
• Usia irigan
Bahan Irigasi yang Digunakan dalam Endodontik
Mekanisme Aksi
Irigan Konsentrasi pH Keuntungan Kerugian
Menyebabkan
oksidasi pada grup
sulfhydryl dari
enzim
Reaksi berbusa dari
H2O2 menyebabkan
debridemen mekanis
Metode Irigasi
o Poin berikut harus diingat saat mengirigasi kanal:
Cairan dimasukkan scr perlahan dan pasif kedalam kanal
Jarum tidak boleh mendesak kedlam kanal dan dapat mengalirkan aliran balik yang
adekuat
Jarum tumpul ukuran 25 atau 27 lebih diutamakan
Pada kasus kanal yang kecil, deposit cairan di kamar pulpa. Kemudian file membawa
cairan ke dalam kanal.
Ukuran dan bentuk kanal krusial untuk irigasi.
Untuk pembersihan yang efektif, jarum yang mendeposit caian harus dekat dengan
material yang akan dibuang.
Volume irigan lebih penting dibandingkan konsentrasi atau tipe irigan.
MEDIKAMEN INTRAKANAL
Menghancurkn bakteri yang tersisa dan juga membatasi pertumbuhan yang baru
Berguna pada perawatan periodontitis apikalis
Untuk menghilangkan mikroorganisme yang tersisa di kamar pulpa
Untuk mengeringkan kanal
Menetralisasi jaringan debris
Tujuan: Menghilangkan semua daerah kebocoran dari rongga mulut ke dalam sistem saluran akar
Menutup saluran akar dari iritan setelah cleaning dan shaping
Sealer
• menutup ruang antara dinding dentinal dan bahan obturasi
• digunakan untuk mengisi ruang kosong dan bentuk irregular saluran akar, lateral dan aksesori kanal
• lubricant dalam proses obturasi
• Contoh sealer: Zinc oxide eugenol, sealer calcium hidroksida, sealer glass ionomer, resin based
sealer, kalsium silikat based.
Teknik Obturasi
- Kondensasi Lateral
- Kondensasi Vertikal
Teknik Kondesasi Lateral
o Keuntungan: dapat digunakan pada kebanyakan situasi klinis, menurunkan kemungkinan overfilling
(mampu mempertahankan UPK)
o Kerugian: tidak menghasilkan penutupan yang homogeny, master cone dan guta perca tambahan tidak
dapat menyatu, tidak dapat mengisi dengan baik kalau ada ketidak teraturan saluran akar
(irregularities canal).
o Tahapan
1) Pilih master cone gutapercha dengan diameter Master Apical File (MAF) sampai terasa tugback
(terasa sedikit terhambat saat ditarik)
2) Pastikan master cone pas, dilihat dengan foto rontgen
Masrer cone lbh pendek dr UPK irigasi dn NaOCl seuai UPK
master cone melebihi foramen apical ganti ukuran lbh besar
Master cone bntk “s” ukuran terlalu kecil
3) Pilih ukuran spreader, harus mencapai 1-2mm dari apical stop
4) Keringkan saluran akar dengan paper point
5) Aplikasikan sealer pada saluran akar.Apikal mastercone dilapisi dengan sealer dengan ditempatkan
kembali ke dalam sa;uran akar
6) Spreader dimasukan disisi master cone dan ditekan ke arah apikal
7) Guttapercha aksesori ditempatkan pada ruang yang ditinggalkan spreader
8) Proses ini diulang sampai seluruh saluran terisi padat
9) Kelebihan gutttapercha dipotong dengan instrumen (1mm dari margin gingiva)
Gambar Teknik Kondensasi Lateral
1. 2. 3. 5. 6.
7. 8.
Teknik Kondensasi Vertikal
• Kondensasi menggunakan plugger yang dipanaskan dan penekan guttapercha yang telah dilunakan
kearah vertical sehingga guttapercha mengisi seluruh saluran akar
Tahapan
1) Pilih master cone sesuai dengan ukuran saluran akar dilihat dengan radiografi cone 1-2mm dari
apikal stop
2) Irigasi dengan NaOCl dan keringkan dengan paper point
3) Pilih plugger dengan ukuran yang sesuai
4) Aplikasikan sealer pada saluran akar
5) Potong ujung guttapercha pada bagian koronal dengan instrument panas
6) plugger yang dipanaskan untuk menekan guttapercha ke saluran akar
7) lakukan backfilling sampai guttapercha mengisi seluruh saluran akar
Gambar Kondensasi Vertikal
1. 3. 6. 7.
DAFTAR PUSTAKA
American Association of Endodontics. 2010. Colleagues for excellence, access opening and canal location.
[online] Available from:
http://www.aae.org/uploadedfiles/publications_and_research/endodontics_colleagues_for_excellence_ne
wsletter/rootcanalirrigantsdisinfectants.pdf
Hargreaves, K.M, Cohen, Stephen. 2011. Cohen’s Pathways of the Pulp. St Louis Missouri: Mosby Elsevier.
Mustafa, M. dkk. 2012. Role of Calcium Hydroxide in Endodontics : A Review. Global Journal of
Medicine and Public Health
Sidhiarta, W. 2000. Penggunaan Kalsium Hidroksida pada Bidang Komservasi Gigi. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Jakarta
Tarigan, Rasinta. 2002. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta: EGC.
Torabinejad M, Walton RE. Principles and practice of endodontics 4 th ed. Philadelphia: Saunders Company;
2009