Anda di halaman 1dari 46

Rabu, 11 Januari 2023 Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hasanuddin

Subtitusi Kasus
“Pulp Capping, Pulpotomi,
dan Pulpektomi”
Pulpotomi
Pulpotomi

Finn (1995) mendefinisikan Tujuan


sebagai pengangkatan secara • Pengangkatan pulpa koronal
menyeluruh bagian koronal yang inflamasi dan terinfeksi
pulpa pada gigi, diikuti dengan pada daerah terpapar
penempatan medikamen yang sehingga menjaga vitalitas
sesuai dalam mempercepat pulpa radikular
penyembuhan dan • Mempertahankan gigi pada
mempertahankan vitalitas gigi lengkung gigi

Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. Jaypee Publisher; 2013


Klasifikasi pulpotomi
1. Pulpotomi Vital : Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan
pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan
melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang
diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital.

2. Pulpotomi Devital (Mumifikasi = Devitalized Pulp Amputation): Pulpotomi devital atau


mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang
sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta anti septik, jaringan dalam
saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai
pasta para formaldehid.

3. Pulpotomi Non Vital (Amputasi Mortal) : Amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi
yang non vital dan memberikan medikamen / pasta antiseptik untuk mengawetkan dan
tetap dalam keadaan aseptik.
Indikasi
• Paparan mekanis pulpa dari gigi sulung
• Gigi yang menunjukkan lesi karies yang besar tetapi bebas dari
pulpitis radikular
• Riwayat rasa sakit spontan
• Perdarahan pada daerah terpapar berwarna merah terang dan dapat
dikontrol
• Tidak ada abses atau fistula
• Tidak ada kehilangan tulang interradikular
• Tidak ada radiolusensi interradikular
• Setidaknya terdapat 2/3 panjang akar
• Pada gigi permanen muda dengan pulpa terbuka yang vital dan apeks
yang belum terbentuk sempurna
Kontraindikasi
• Sakit gigi yang persisten
• Resorpsi akar lebih dari 1/3 panjang akar
• Lesi karies besar dengan mahkota yang tidak dapat direstorasi
• Perdarahan yang kental dari kanal orifisium yang mana tidak dapat
dikontrol
• Pembengkakan/fistula
• Resorpsi eksternal dan internal
• Mobilitas patologis
• Kalsifikasi pulpa
ALAT BAHAN

Larutan anestesi Aquades steril Povidone iodine


handpiece Diamond bur

Spuit injection Cotton pellet Cotton roll ZOE

Plastic filling

Tambalan sementara formokresol


Prosedur
Pulpotomi Formokresol / Pulpotomi Single Stage

• Formokresol diperkenalkan oleh Buckley tahun 1904


• Komposisi formokresol (formula Buckley’s) : gresol 35%, gliserol
15%, formaldehid 19%, air 31%
• Mekanisme kerja : mencegah autolysis jaringan dengan cara
berikatan dengan protein
Prosedur
• Anestesi gigi dan isolasi dengan rubber dam
• Hilangkan karies dengan bur fissure tanpa memasuki kamar pulpa
• Hilangkan atap dentin dengan stone diamond besar atau round bur low
speed untuk trauma minimal
• Perlebar area paparan dan atap kamar pulpa
• Eskavator sharp spoon digunakan untuk mengambil pulpa dan sisa pulpa
• Bersihkan kamar pulpa dengan larutan salin dan hilangkan semua debris
• Beri cotton pellet untuk mendapatkan hemostasis
• Gunakan cotton pellet untuk mengaplikasikan formokresol diencerkan ke
pulpa (4 menit)
Prosedur

• Tempatkan cotton pellet kecil yang kering untuk mencegah kontak dari
jaringan dengan formokresol
• Lepas cotton pellet dan mengecek untuk fiksasi, perubahan warna
kecoklatan dari cotton pellet merupakan indikator terjadinya fiksasi
• Tempatkan semen ZOE pada kamar pulpa
• Recall setelah satu minggu dan restorasi permanen jika pasien
asimtomatik
• Tempatkan stainless steel crown
Pulpotomi Devitalisasi Two-Visit
Prosedur dua tahap melibatkan penggunaan paraformaldehida untuk perbaiki
seluruh jaringan pulpa koronal dan radikular dalam dua kunjungan
Indikasi Kontraindikasi
• Terdapat bukti perdarahan yang • Gigi yang tidak dapat
lambat di daerah pengangkatan yang direstorasi
sulit dikendalikan • Gigi dengan nekrosis
• Terdapat pus pada chamber, tetapi pulpa
tidak terdapat didaerah perdarahan
• Pelebaran ligamentum periodontal
• Riwayat nyeri
Kunjungan Pertama

• Anestesi gigi dan isolasi dengan rubber dam


• Preparasi kavitas
• Eskavasi karies yang dalam
• Perlebar paparan atau eksposur dengan round bur
• Menggabungkan pasta paraformaldehid ke cotton pellet dan tempatkan
diatas daerah yang terpapar
• Tutup gigi selama 1-2 minggu sehingga gas yang dibebaskan dari
paraformaldehid menembus pulpa koronal dan jaringan radikuler
Kunjungan Kedua

• Pulpotomi dilakukan dibawah anestesi lokal


• Hilangkan semua cotton pellet yang lama dan atap ruang pulpa
• Bersihkan kavitas dengan saline dan keringkan
• Kamar pulpa diisi dengan pasta antiseptic dan gigi direstorasi
Pulpotomi Non-vital

Idealnya, gigi non-vital harus dirawat dengan pulpektomi, tetapi


terkadang tidak dapat dilakukan karena saluran akar yang non-
negotiable dan kooperatif pasien terbatas, sehingga pulpotomi
mortal diindikasikan
Kunjungan Pertama

• Pulpa koronal nekrotik dihilangkan


• Kamar pulpa diirigasi dengan salin dan dikeringkan menggunakan
cotton pellet
• Pulpa radikular yang terinfeksi dirawat dengan cairan antiseptic yang
kuat seperti beachwood cresol
• Tutup kavitas dengan restorasi sementara 1-2 minggu
Kunjungan Kedua

• Jika gigi asimtomatik, ruang pulpa diisi dengan pasta antispetik yang
ditekan kuat dengan cotton pellet untuk mendorong pasta antiseptic ke
saluran akar
• Gigi direstorasi dengan stainless steel crown
PULP CAPPING
Tujuan pulp capping adalah untuk mempertahankan
vitalitas pulpa dengan menempatkan selapis material
proteksi / terapeutik yang sesuai, baik secara langsung
pada pulpa yang terbuka berdiameter kurang lebih 1
mm atau di atas lapisan dentin yang tipis dan lunak.
Bahan yang dipakai Ca(OH)2 yang mempunyai khasiat
merangsang odontoblas membentuk dentin reparatif.
ALAT BAHAN

Larutan anestesi Aquades steril Povidone iodine


handpiece Diamond bur

Cotton pellet Cotton roll ZOE

Plastic filling Spuit injection

Tambalan
sementara Ca(OH)2
Pulp Capping
Indirect
Pulp Capping Indirect
Didefinisikan sebagai suatu prosedur dimana dalam jumlah kecil
dari dentin yang karies tertahan pada area yang dalam pada
kavitas untuk menghindari terbukanya pulpa, diikuti dengan
penempatan medikamen yang sesuai bahan restorasi yang
menutupi karies dan mendorong pemulihan pulpa (Ingle)
Tujuan : mengehentikan proses karies, merangsang pembentukan
dentin tersier, remineralisasi karies dentin

Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. Jaypee Publisher. 2013


Indikasi
History / Riwayat Pemeriksaan Radiografi
• Sakit ringan pada saat makan • Lamina dura normal dan
• Tidak ada riwayat spontan, dan ligamentum periodontal
sakit yang ekstrim • Tidak ada radiolusensi pada
Pemeriksaan Klinis sekitar tulang dan ujung
• Lesi karies yang dalam, yang akar/daerah furkasi
mana hampir dekat namun belum
mencapai pulpa yang vital pada
gigi desidui maupun permanen
muda
• Tidak ada mobilitas
Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. John Wiley & Sons Inc; 2015 Duggal M, Cameron A, Toumba J. Pediatric dentistry at a
glance. Oxford: John Wiley & Soms Ltd; 2013, McDonlads RE. Dentistry for the child and adolescent. Ed.8. Missouri: Mosby Elsevier; 2004.
Kontraindikasi
History / Riwayat Pemeriksaan Radiografi
• Pulpalgia yang tajam dan • Lamina dura putus-putus
menembus, peradangan pulpa akut • Radiolusensi ujung akar
• Rasa sakit spontan yang • Pelebaran ruang ligamentum
berkepanjangan pada malam hari periodontal
Pemeriksaan Klinis
• Kegoyangan gigi
• Diskolorisasi gigi
• Reaksi negatif saat electric pulp
testing
Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. John Wiley & Sons Inc; 2015 Duggal M, Cameron A, Toumba J. Pediatric dentistry at a
glance. Oxford: John Wiley & Soms Ltd; 2013, McDonlads RE. Dentistry for the child and adolescent. Ed.8. Missouri: Mosby Elsevier; 2004.
Prosedur
Prosedur satu kali kunjungan
• Menggunakan anestesi lokal dan isolasi rubber dam
• Membentuk outline kavitas dengan handpiece highspeed
• Menghilangkan semua karies dan dentin yang terinfeksi
• Menghentikan eskavasi segera setelah tersisa bentuk dari resistensi
dentin
• Jika terjadi paparan pulpa saat hilangkan karies, pendekatan
konservatif dipilih dengan tumpatkan CaOH2 dan restorasi sementara
• Kavitas dibersihkan dengan larutan saline dan keringkan
• Daerah tersebut ditutup kalsium hidroksida
• Kavitas yang tersisa diisi dengan diperkuat semen ZOE
Kunjungan Kedua
• Antara riwayat janji temu harus tidak ada gejala dan restorasi
sementara harus utuh/intak
• Jika jembatan dentin reparatif telah terbentuk, restorasi permanen
diberikan
• Tetapi jika masih ada karies tersisa pada re-entry, hilangkan karies
secara hati-hati sehingga tersisa dentin yang sehat tanpa terbukanya
pulpa
• Daerah yang berpotensi terpapar pulpa akan lebih putih dan juga
lembut; predentin dan tidak ganggu daerah tsb
• Kavitas preparasi dibilas dan dikeringkan
• Tumpat seluruh dasar kavitas dengan CaOH2 dengan semen ZOE/GIC
• Restorasi akhir
Pulp Capping
Direct
Pulp Capping Direct

Didefinisikan oleh Kopel (1992) yaitu menempatkan medikamen


atau bahan non-medikamen pada pulpa yang telah ter ekspos pada
proses eskavasi bagian terakhir dari karies dentin yang dalam atau
akibat dari trauma

Tujuan : membuat dentin baru pada area terpapar dan selanjutnya


memungkinkan penyembuhan pulpa

Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. John Wiley & Sons Inc; 2015
Indikasi

• Paparan mekanis kecil yang dikelilingi oleh dentin sehat pada


gigi sulung vital yang asimtomatik atau gigi permanen muda
• Paparan/eksposur yang perdarahannya berwarna merah cerah dan
dapat diatasi dengan cotton pellet dengan tekanan minimal
Kontraindikasi

• Sakit gigi yang parah pada malam hari


• Sakit yang spontan
• Mobilitas gigi
• Gambaran radiografi pulpa, degenerasi periradikular
• Perdarahan yang berlebih pada saat paparan
• Eksudat serosa dari paparan
• Resorpsi akar eksternal dan internal
• Pembengkakan/fistula
Prosedur
• Menggunakan rubber dam untuk hasil kerja yang steril
• Sekali eksposur terlihat, manipulasi lebih lanjut dari pulpa dihindari
• Kavitas harus diirigasi dengan saline, kloramin T atau air suling
• Perdarahan dihentikan dengan tekanan ringan dari cotton pellet
• Tempatkan bahan pulp capping pada pulpa yang terkspos dengan
pengaplikasian tekanan minimal untuk menghindari bahan masuk ke
pulp chamber
• Tempatkan restorasi sementara
• Restorasi akhir diberikan setelah menentukan keberhasilan pulp
capping yang ditandai dengan adanya dentinal bridge. Pemeliharaan
vitalitas pulpa, hilangnya rasa sakit dan respon inflamasi yang minimal.
Pulpektomi
Pulpektomi
Mathewson (1995) Tujuan
mendefinisikan sebagai • Mempertahankan gigi bebas
penghilangan seluruh pulpa dari infeksi
nekrotik dari saluran akar pada • Pembersihan biomekanis dan
gigi sulung dan mengisinya obturasi saluran akar
dengan bahan inert resorbable • Resorpsi akar fisiologi
sehingga dapat • Menahan ruang untuk gigi
mempertahankan gigi di permanen tumbuh
lengkung rahang
Sumber : Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. John Wiley & Sons Inc; 2015
ALAT BAHAN

handpiece Aquades steril Povidone iodine


Diamond
bur

lentulo Spuit injection Cotton pellet Cotton roll ZOE


K-file

Plastic filling Jarum ekstirpasi Tambalan Larutan anestesi Paper Point


sementara
Indikasi

• Gigi sulung dengan infeksi melebihi kamar pulpa


• Resorpsi akar < 1/3 apikal
• Resorpsi interna tetapi belum perforasi akar
• Gigi tersebut sebelumnya direncanakan untuk pulpotomi yang
menunjukkan perdarahan yang tidak terkontrol
Kontraindikasi

• Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif


• Resorpsi akar ekstensif atau > ½ akar
• Resorpsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi
Prosedur
Pulpektomi Satu Kali Kunjungan

Indikasi
• Paparan karies yang luas dengan keterlibatan pulpa
radikular yang jelas, tanpa perubahan periapikal
• Gigi sulung dengan inflamasi meluas ke luar pulpa
koronal, ditandai dengan perdarahan dari daerah
radikular yang diangkat berwarna merah gelap,
perdarahan mengalir dan tidak dapat dikontrol
Prosedur
• Gigi dianestesi dan diisolasi
• Membuang jaringan karies dengan low speed round bur
• Membuka atap ruang pulpa dan mencari orifisium
• Membuat radiografi diagnostik dengan file dalam saluran akar
• Membersihkan saluran akar dengan jarum ekstirpasi dan preparasi saluran
akar lalu irigasi NaOCl
• Keringkan saluran akar dengan paper pint dan menempatkan cotton pellet
yang telah dibasahi formokresol dalam ruang pulpa selama 4 menit
• Campurkan zinc oxide dan eugenol dan putar bahan dalam saluran akar
dengan lentulo
• Mengisi ruang pulpa dengan semen dan restorasi sementara
Pulpektomi Beberapa Kali Kunjungan

Indikasi
• Ketika terjadi infeksi, abses atau sinus kronis
• Gigi sulung non-vital
• Gigi dengan nekrosis pulpa dan keterlibatan
periapikal
Kunjungan Pertama (Open Access)

• Pemberian anestesi lokal dan isolasi dengan rubber dam


• Preparasi akses kavitas dan koronal pulpa, serta ekstirpasi semua
jaringan pulpa dengan barbed broach
• Letakkan cotton pellet yang telah diberi formokresol pada ruang
pulpa dan lakukan restorasi
Kunjungan Kedua (Cleaning and Shaping)
• Jarak kunjungan 5-7 hari
• Lepaskan restorasi sementara
• Lakukan filing pada saluran akar, dan secara bertahap menaikkan
diameter file dan menyelesaikan preparasi biomekanikal
• Menentukan panjang kerja
• Irigasi saluranakar
• Indikasi dari selesainya preparasi biomekanikal ditandai dengan saluran
akar yang lembut dan bentuk yang sama dengan dinding eksternal
• Irigasi dan debridemen
• Keringkan saluran akar dan restorasi sementara setelah menempatkan
cotton pellet steril pada ruang pulpa
Kunjungan Ketiga (Obturasi)
• Jarak kunjungan 5-7 hari
• Lepaskan restorasi sementara
• Irigasi dan keringkan saluran akar
• Memulai obturasi
• Pertama lapisi dinding saluran akan dengan semen konsistensi luting
dengan bantuan reamer dan kemudian diisi dengan konsistensi yang
kental dengan bantuan lentulo spiral
• Tutup ruang pulpa dengan restorasi sementara
• Recall setelah 1 minggu dan jika pasien asimptomatik, lakukan restorasi
akhir dan berikan stainless steel crown
Referensi
1. Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. Jaypee Publisher; 2013
2. Duggal M, Cameron A, Toumba J. Pediatric dentistry at a glance. Oxford: John Wiley & Soms Ltd;
2013
3. McDonlads RE. Dentistry for the child and adolescent. Ed.8. Missouri: Mosby Elsevier; 2004.
4. Asnaini H, Kanchan. Essentials of pediatric dentistry. New Delhi: Jaypee Ltd; 2010
5. Garg N, Garg A. Textbook of preclinical conservative dentistry. Ed.1. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publisher; 2011
6. Eren B, Onay EO. Pulpotomy, partial pulpectomy and total pulpectomy reduced pain and thermal
and chewing sensitivity in patients with molars with irreversible pulpitis. JADA 2019.
7. Seraj AB, Abbas AM, Abdulmomen. Pulpotomy vs pulpectomy techniques, indications and
complications. Int J of Community Medicine and Public Health 2018;5(11):1-5
8. Imad H, Esam H. Pulpotomy of symptomatic permanent teeth with carious exposure using MTA.
Iranian Endo Journal 2013;8(20:1-6.
9. Hany M. Pulpectomy procedures in primary molar teeth. European J of General Dent 2014;3(1):1-8.
10. Jena A. Pulpectomy: A comprehensive review. Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology
2020;4(14):1-9.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai