e-mail:wayaneta4@yahoo.com1, arcananyoman34@yahoo.com2,
sulastri.made@yahoo.com3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
mengikuti model Problem Bassed Learning berbantuan media gambar dan siswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini yaitu eksperimen semu
dengan rancangan post test only control group design. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh kelas V SD Gugus Belantih Kecamatan Kintamani, dengan jumlah siswanya 120
orang. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik random selection (undian).
Pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda berjumlah
20 butir. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model Problem
Bassed Learning berbantuan media gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional (thitung = 2,54 ; ttabel = 2,021). Siswa yang mengikuti model Problem Bassed
Learning berbantuan media gambar memperoleh rata-rata hasil belajar yaitu 13,65
berada pada kategori tinggi. Sedangkan siswa yang mengikuti pembelajaran
konvensional memperoleh rata-rata hasil belajar yaitu 10,55 berada pada kategori
sedang. Jadi model Problem Bassed Learning berbantuan media gambar berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA.
Abstract
The purpose of this research is to recognize the difference results between science
students who followed the Problem Bassed Learning model aided picture media and the
students who followed the conventional model learning. This research is a quasi
experimental research with post test design only control group design. The populations
on this research are all class of Elementary School Gugus V Kecamatan Kintamani,
which students amount 120 peoples. The sample of this research is determined by
random selection technique. In collecting the data the written test were given through a
multiple choices tests comprising of 20 items. The data were analyses using a descriptive
statistic and test. The result of this research shows that there is the difference result
between science the studenst follow Problem Bassed Learning model aid picture media
and the students follow the conventional model learning (tarithmetic = 2,54 ; ttable = 2,021).
Average score of the students who follow Problem Bassed Learning model aid picture
media is 13,65 it is considered to be high category. Whereas the students who follow the
conventional learning model is 10,55 it is considered to be intermediate category. In this
research Problem Bassed Learning model aid picture media is preponderate for the
result of the science.
menentukan sampel yang akan diambil reliabilitas sangat tinggi, taraf kesukaran
dalam penelitian ini, terlebih dahulu yang perangkat tes diperoleh 0,5 berada pada
dilakukan adalah menguji kesetaraan dari kriteria sedanag dan daya beda tes sebesar
populasi dengan menganalisis hasil belajar 0,60 termasuk kriteria baik.
IPA ulangan akhir semester ganjil siswa Dalam penelitian ini, analisis data yang
kelas V SD gugus Belantih Kecamatan digunakan adalah analisis deskriptif yaitu
Kintamani, dengan menggunakan analisis mean, median, modus. Hasil perhitungan
varians satu jalur (ANAVA A). Hasil uji mean, median, modus disajikan ke dalam
kesetaraan hasil belajar IPA menunjukkan kurva poligon. Penyajian data dengan kurva
kemampuan siswa kelas V SD gugus poligon bertujuan untuk menafsirkan
Belantih Kecamatan Kintamani adalah sebaran data hasil belajar IPA pada
setara. kelompok eksperimen dan kontrol.
Mengingat jumlah SD yang ada di Hubungan antara mean (M), median (Md)
gugus tersebut yaitu empat kelas, maka dan modus (Mo) digunakan untuk
diadakan pengundian untuk mengambil dua menentukan kemiringan kurva poligon
kelas yang menjadi sampel penelitian. Hasil distribusi frekuensi.
undian diperoleh dua kelas yaitu kelas di SD Selain teknik analisis deskriptif,
Negeri 1 Belantih dan kelas di SD Negeri. 2 analisis data dengan uji-t dilakukan pula
Belantih. Kedua kelas tersebut diundi untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum
kembali untuk menentukan kelas dilakukan analisis t-test, data yang diperoleh
eksperimen dan kontrol. Hasil dari perlu diuji normalitas dan homogenitasnya.
pengundian tersebut yaitu kelas di SD Uji normalitas untuk skor hasil belajar IPA
Negeri 1 Belantih sebagai kelas eksperimen siswa digunakan analisis chi-kuadrat dan uji
dan kelas di SD Negeri 2 Belantih sebagai homogenitas varians dengan uji-F. Jika hasil
kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan analisis menunjukkan data yang normal dan
perlakuan dengan model Problem Bassed homogen serta jumlah siswa antar kelas
Learning berbantuan media gambar sampel sama, maka rumus uji-t yang
sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan digunakan adalah sparated varians.
dengan model pembelajaran konvensional.
Data hasil belajar siswa dikumpulkan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan instrumen tes hasil belajar yang Hasil Penelitian
berupa pilihan ganda sebanyak 23 butir soal Penelitian ini menganalisis data hasil
dari ranah C1 sampai C6. Tes tersebut penelitian dengan stasistik deskriptif dan
sebelum digunakan untuk mengukur hasil statistisk inferensial yaitu uji-t. Data yang
belajar IPA di kelas sampel, perlu diuji coba dimaksud dalam penelitian ini yaitu skor
kepada siswa kelas VI SD gugus Belantih hasil belajar IPA siswa sebagai akibat dari
Kecamatan Kintamani, yang tidak termasuk perlakuan model Problem Bassed Learning
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. berbantuan media gambar pada kelas
Pengujian yang dilakukan terhadap intrumen eksperimen dan model konvensional pada
tersebut meliputi validitas soal, reliabilitas, kelas kontrol. Berikut ini rekapitulasi
tingkat kesukaran dan daya beda tes. Hasil perhitungan hasil belajar IPA hasil analisis
uji coba menyatakan 20 soal valid dan layak deskriptif disajikan pada tabel 1.
digunakan dalam penelitian, reliabilitas
instrumen tes yaitu 0,841 memiliki kriteria
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui pada kelas kontrol menunjukkan kurva juling
bahwa pada kelompok eksperimen positif. Berdasarkan analisis data, mean
Mo>Md>M sedangkan pada kelompok hasil belajar IPA siswa yang berada pada
kontrol Mo<Md<M. Data hasil belajar IPA kelas kontrol yaitu 10,55 berada pada
pada kelas eksperimen dapat disajikan ke kategori sedang.
dalam bentuk kurva poligon seperti pada Sebelum melakukan uji hipotesis,
gambar 1. dilakukan beberapa uji prasyarat yang
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan
bahwa frekuensi data hasil penelitian benar-
benar berdistribusi normal. Berdasarkan
hasil analisis data post test kelas
eksperimen dengan menggunakan rumus
chi kuadrat, diperoleh X2hitung = 4,96 dan
X2tabel = 9,49 dengan taraf signifikansi 5%
dan dk = 4 (dk = k-1. Dengan demikian
X2hitung < X2tabel, ini berarti data post test hasil
tes belajar IPA kelas eksperimen
berdistribusi normal. Sedangkan hasil
Gambar 1. Kurva Poligon Hasil Belajar analisis data post test kelas kontrol
Kelas Eksperimen diperoleh X2hitung = 1,38 dan X2tabel = 9,49
dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 4 (dk
Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa = k-1. Dengan demikian X2hitung < X2tabel,,
sebaran data kelompok siswa yang maka data post test hasil belajar kelas
mengikuti model Problem Bassed Learning kontrol berdistribusi normal sama seperti
berbantuan media gambar pada kelas data post test kelas eksperimen.
eksperimen menunjukkan kurva juling Selanjutnya uji homogenitas varians
negatif. Berdasarkan analisis data, mean dilakukan terhadap varians pasangan antar
hasil belajar IPA siswa yang berada pada kelas eksperimen dan kontrol. Dengan Uji
kelas eksperimen yaitu 13,65 berada pada yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria
kategori tinggi. data homogen jika Fhitung < Ftabel.
Distribusi frekuensi data hasil belajar Berdasarkan hasil perhitungan uji
IPA pada kelas kontrol yang mengikuti homogenitas didapatkan Fhitung = 1,33 dan
model pembelajaran konvensional disajikan Ftabel = 2,17 pada taraf signifikasi 5%.
pada gambar 2. Dengan demikian varians antar kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah
homogen.
Berdasarkan hasil analisis ujii
prasyarat diperoleh bahwa data hasil belajar
IPA siswa kelas eksperimen dan kontrol
adalah normal dan homogen, sehingga
pengujian hipotesis penelitian dengan uji-t
dapat dilakukan. Oleh karena data hasil
belajar IPA berdistribusi normal dan
homongen serta jumlah siswa pada kelas
eksperimen sama dengan jumlah siswa
pada kelas kontrol, maka pengujian
Gambar 2. Kurva Poligon Hasil Belajar hipotesis dilakukan dengan menggunakan
Kelas Kontrol uji-t sampel yaitu rumus sparated varians
dengan kriteria H0 ditolak jika thitung > ttabel dan
Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa H0 terima jika thitung < ttabel. Berikut ini
sebaran data kelompok siswa yang ringkasan hasil uji hipotesis disajikan pada
mengikuti model pembelajaran konvensional tabel 2.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Eksperimen 17,08 20
Kontrol 12,78 20 38 2,54 2,021 Signifikan
Sesuai dengan tabel 2 tersebut, terlihat juling positif. Hal ini karena sebagian besar
bahwa thitung > ttabel. Hal ini berarti H0 ditolak skor yang diperoleh siswa cenderung
dengan demikian dapat diinterpretasikan rendah.
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Berdasarkan analisis data
pada hasil belajar IPA antara siswa yang menggunakan uji-t diketahui thitung = 2,54
mengikuti model Problem Bassed Learning dan ttabel = 2,021. Hasil perhitungan tersebut
berbantuan media gambar dengan siswa menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari
yang mengikuti model pembelajaran pada ttabel (thitung > ttabel), sehingga H0 ditolak
konvensional pada siswa kelas V SD dan H1 diterima dan hasil penelitian ini
gugus Belantih Kecamatan Kintamani, adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa
Tahun Pelajaran 2013/2014. terdapat perbedaan yang signifikan pada
hasil belajar IPA antara siswa yang
Pembahasan mengikuti model Problem Bassed Learning
Dalam penelitian ini, model Problem berbantuan media gambar dan siswa yang
Bassed Learning berbantuan media mengikuti model pembelajaran
gambar yang diikuti oleh kelas eksperimen konvensional. Adanya perbedaan yang
di SD Negeri 1 Belantih dan model signifikan menunjukkan bahwa model
pembelajaran konvensional yang diikuti Problem Bassed Learning berbantuan
oleh kelas kontrol di SD Negeri 2 Belantih media gambar berpengaruh terhadap hasil
menunjukkan pengaruh yang berbeda belajar IPA siswa kelas V.
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V. Perbedaan yang signifikan pada
Perbedaan ini dapat diketahui dari rata-rata hasil belajar IPA antara siswa yang
skor hasil belajar IPA dan hasil uji-t pada mengikuti model Problem Bassed Learning
kedua kelompok tersebut. berbantuan media gambar dengan siswa
Secara deskriptif, hasil belajar IPA yang mengikuti pembelajaran konvensional
siswa yang berada pada kelas eksperimen disebabkan oleh perbedaan perlakuan
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada langkah-langkah pembelajaran. Hal
yang berada pada kelas kontrol. ini terjadi karena proses dalam
Pernyataan ini dapat diketahui berdasarkan pembelajaran Problem Bassed Learning
rata-rata hasil belajar IPA dan bersifat student- centered (berpusat pada
kecenderungan skor yang diperoleh kedua siswa), dimana siswa memperoleh
kelas tersebut. Rata-rata skor hasil belajar informasi baru melalui belajar mandiri (self-
IPA siswa yang berada pada kelas directed learning). Selain itu, Penggunaan
eksperimen memperoleh rata-rata 13,65 model PBL mampu mendorong siswa untuk
terletak pada kategori tinggi. Sedangkan mengenal cara belajar dan bekerja sama
rata-rata hasil belajar pada kelas kontrol dalam kelompok untuk mencari
yaitu 10,55 terletak pada kategori sedang. penyelesaian masalah-masalah di dunia
Perbedaan itu menyebabkan bentuk kurva nyata atau dari berbagai sumber yang ada
sebaran data kedua kelompok tersebut dilingkungan belajarnya. Sehingga dapat
berbeda pula. Pada kelompok eksperimen memberikan wahana tumbuh dan
kurva sebaran datanya tampak juling berkembangnya keterampilan pemecahan
negatif. Hal ini karena sebagian besar skor masalah berdasarkan pola-pola penalaran
yang diperoleh siswa cenderung tinggi. yang rasional, analitis, sintetis, dan reflektif.
Namun berbeda halnya dengan kelompok Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai
kontrol, kurva sebaran datanya tampak fasilitator atau pembimbing dalam proses
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)
Adapun beberapa saran yang dapat Darsana, I Kadek Adi. 2012. “Pengaruh
disampaikan berdasarkan penelitian yang Penerapan Model Pembelajaran
telah dilakukan adalah sebagai berikut, Problem Bassed Learning Terhadap
kepada siswa supaya lebih aktif dalam Hasil Belajar IPA pada siswa kelas
mengikuti proses pembelajaran, sehingga V Semester II di SD Negeri Gugus 1
dapat memperoleh hasil belajar yang Kecamatan Sidemen Karangasem
optimal. Dan mampu memecahkan Tahun Ajaran 2012/2013”. Skripsi
permasalahan-permasalahan yang (tidak diterbitkan). Jurusan
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari Pendidikan Dasar, Universitas
siswa. Pendidikan Ganesha.
Kepada guru-guru, dalam kegiatan
Fuadmje. 2011. “Instrumen Evaluasi Hasil
pembelajaran IPA pada khususnya
Belajar”. Tersedia pada
hendaknya guru lebih berinovasi, selalu
http://fuadmje.wordpress.com/2011/
menggunakan berbagai pendekatan dan
11/05/instrumen-evaluasi-hasil-
media yang sesuai dengan karakteristik
belajar/. (diakses tanggal 18
siswa dan permasalahan di dalam proses
Februari 2014).
pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara Koyan, I Wayan. 2007. “Statistika Terapan
optimal. Kepada peneliti lain agar dapat Teknik Analisis Data Kuantitatif”.
digunakan sebagai tambahan refrensi Singaraja: Universitas Pendidikan
dalam upaya peningkatan hasil belajar di Ganesha.
sekolah. ---------. 2011. Asesmen dalam Pendidikan.
Singaraja: Universitas Pendidikan
DAFTAR RUJUKAN
Ganesha Press.
Agung, A. A. Gede. 2010. Metodelogi Kunandar. 2007. “Implementasi KTSP dan
Penelitian Pendidikan. Singaraja: Persiapan Menghadapi Sertifikasi
Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Guru”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persada
Negeri Singaraja.
Kusnandar. 2011. “Guru Profesional
Amir Taufiq. 2003. Inovasi Pendidikan Implementasi Kurikulum Tingkat
Melalui Problem Based Learning. Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Surabaya: Prenada Media Group. Sukses dalam Sertifikasi Guru”.
Ariana, I Made. 2010. “Penerapan Model Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Problem Bassed Learning Untunk Murtiono, I Wayan Adi. 2010. “Penerapan
Meningkatakan Aktivitas dan Model Pembelajaran Berbasis
Prestasi Belajar Pecahan Siswa Masalah (PBL) untuk Meningkatkan
Kelas V Semester II SD N 5 Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
Banyuning Tahun Pelajaran Semester 2 SD Negeri 2 Pelaga
2009/2010”. Skripsi (tidak Kabupaten Badung Tahun Pelajaran
diterbitkan). Jurusan Pendidikan 2010/2011”. Skripsi (tidak
Guru Sekolah Dasar, FIP. Undiksha diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Singaraja. Dasar, Universitas Pendidikan
Arikunto, SD. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Ganesha.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Nurkancana, W, & Sunartana, P P. N.
Astawan. 2010. “Model Pembelajaran 1990. “Evaluasi Pendidikan”.
Inovatif. Singaraja: Universitas Surabaya: usaha Nasional.
Pendidikan Ganesha. Putri, G. A. 2013. Pengaruh Model
Azwandi, Yosfan. 2007. Media Pembelajaran Conenecting,
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Organizing Reflecting, Extending
Khusus. Jakarta: Departemen (CORE) Berbantuan Lingkungan
Pendidikan Nasional. Terhadap Kemampuan berpikir kritis
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD (Vol. 2 No. 1 Tahun 2014)