Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa
yang mendapat perlakuan model pembelajaran two stay two stray berbantuan peta pikiran
melalui lesson study dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan model pembelajaran
two stay two stray berbantuan peta pikiran melalui lesson study siswa kelas V di SDN 2
Paket Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD 1 dan 2 Paket Agung Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng dengan jumlah 82 siswa. Sampel diambil dengan cara random
sampling yang berjumlah 82 siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan tes
pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Data dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model two stay two stray berbantuan peta pikiran melalui lesson study
dengan kelompok siswa yang tidak mendapatkan perlakuan (thitung= 3,65 >ttabel= 1,99). Melalui
perbedaan tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran two stay two stray
berbantuan peta pikiran melalui lesson study berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA.
Kata Kunci: Model Two Stay Two Stray, Peta Pikiran, Hasil Belajar IPA, Lesson Study
Abstract
This research interd to describe the difference between IPA learning results of students who
got the treatment using a model of learning two stay two stray assisted mind map through
lesson study with students who didn't get the treatment model of learning two stay two stray
assisted mind map through lesson study fifth grader in SD Paket Agung sub district of
Buleleng Regency of Buleleng.This type of research is a research experiment with posttest
only control group design. The population of this research is the entire fifth grade SD students
Paket Agung sub district of Buleleng Regency of Buleleng with amounted of 82 students.
Samples taken by way of random sampling which amounted to 82 students.Student learning
outcomes data collected using a multiple choice test with one correct answer. The data were
analyzed using descriptive statistics and statistics inferensial i.e. test-t. The results showed
that there is a significant difference between the IPA learning results of students who follow
learning model with two stay two stray assisted mind map through lesson study with a group
of students who do not get treatment (thit =3.65 >ttab = 1.99).Through these differences, it can
be said that the model of learning two stay two stray assisted mind map through lesson study
positive results against influential learn IPA.
Keywords: Model Two Stay Two Stray, Mind Map, Science Learning Outcome, Lesson Study
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
bahwa kegiatan pembelajaran IPA di sekolah IPA kelas V SDN 2 Paket Agung Buleleng
saat ini cenderung membosankan, karena masih tergolong rendah.Ini berarti bahwa
guru lebih menekankan pada penghafalan peserta didik hanya menerima materi yang
materi. Hal ini yang membuat peserta didik diberikan oleh guru dan aktifitas di kelas
pasif dan mudah bosan untuk mengikuti didominasi oleh guru. Hal tersebut dapat
pembelajaran di kelas hal tersebutlah yang dilihat dari hasil ulangah tengah semester
nampak di kelas V SDN2 Paket Agung IPA kelas V di SDN 2 Paket Agung
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik Rata-rata nilai UTS SDN 1 Paket Agung
masih banyak yang belum mencapai KKM. 60,60 sedangkan rata-rata SDN Negeri 2
sehingga secara tidak langsung hasil belajar Paket Agung 56,34.
Adapun penyebab rendahnya hasil mengaktifkan peserta didik, yang tidak dapat
belajar IPA peserta didik karena bekerja sama dengan orang lain, siswa yang
pembelajaran yang dilakukan tidak agresif dan tidak peduli pada yang lain.
menggunakan media dan model Model ini sangat cocok dipergunakan dalam
pembelajaran yang inovatif dalam berbagai mata pelajaran salah satunya mata
pelaksanaan pembelajaran di kelas. pelajaran IPA. Menurut Trianto (2009:56) di
Pembelajaran menjadi monoton dan kurang dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama
menarik perhatian siswa. Kurangnya minat dengan kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap orang peserta didik yang sederajat tetapi
hasil belajarnya. heterogen, kemampuan, jenis kelamin,
Atas permasalahan yang ada maka perlu suku/ras, dan satu sama lainnya saling
adanya solusi yang diduga dapat mengatasi membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
permasalahan rendahnya hasil belajar IPA. tersebut adalah untuk memberikan
Salah satu solusi yang dapat digunakan kesempatan kepada semua siswa untuk
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dapat terlibat secara aktif dalam proses
dengan menerapkan model pembelajaran berfikir dan kegiatan belajar.
yang lebih inovatif sehingga siswa tidak Menurut Trianto (2009:56) di dalam
merasa bosan dan pembelajaran dapat kelas kooperatif siswa belajar bersama
berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
kooperatif adalah suatu model pembelajaran orang peserta didik yang sederajat tetapi
yang saat ini banyak digunakan untuk heterogen, kemampuan, jenis kelamin,
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang suku/ras, dan satu sama lainnya saling
berpusat pada peserta didik, terutama untuk membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
mengatasi permasalahan yang ditemukan tersebut adalah untuk memberikan
guru dalam mengaktifkan peserta didik, yang kesempatan kepada semua siswa untuk
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, dapat terlibat secara aktif dalam proses
siswa yang agresif dan tidak peduli pada berfikir dan kegiatan belajar. Dalam
yang lain. Model ini sangat cocok cooperatif learning terdapat beberapa variasi
dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran model yang dapat diterapkan, yaitu salah
salah satunya mata pelajaran IPA. satunya two stay two stray ‘dua tinggal dua
Pembelajaran kooperatif adalah suatu tamu’.
model pembelajaran yang saat ini banyak Model pembelajaran kooperatif two
digunakan untuk mewujudkan kegiatan stay two stray disingkat TSTS. Model
belajar mengajar yang berpusat pada peserta pembelajaran kooperatif tipe two stray two
didik, terutama untuk mengatasi stray ini dikembangkan oleh Spencer Kagan
permasalahan yang ditemukan guru dalam pada tahun 1992. Struktur Dua Tinggal Dua
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Tamu memberi kesempatan pada kelompok lebih disukai penyebutan dengan istilah
untuk membagikan hasil dan informasi bahasa inggrisnya. Menurut Wang-Iverson
dengan kelompok lain. Lie dalam (Shoimin, (2002) kata “lesson” ini meliputi tidak hanya
2014: 222) mengatakan “model pembelajaran berupa deskripsi mengenai apa yang akan
kooperatif dua tinggal dua tamu adalah dua diajarkan selama satu jangka waktu tertentu,
orang siswa tinggal dikelompok dan dua tetapi meliputi hal-hal yang jaul lebih banyak
orang siswa bertamu ke kelompok lain”. Dua lagi.Rusman (2011:380) menyatakan salah
orang yang tinggal bertugas memberikan satu cara yang dapat digunakan untuk
informasi kepada tamu tentang hasil mengatasi masalah praktik pembelajaran
kelompoknya, sedangkan yang bertamu yang selama ini dipandang kurang efektif
bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yaitu dengan menerapkan lesson study.
yang dikunjunginya.Peta pikiran adalah salah Melalui penerapan model pembelajaran
satu cara mencatat materi pelajaran yang kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
memudahkan peserta didik belajar peta pikiran melalui lesson study diharapkan
Penggunaan peta pikiran dapat efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran
membangkitkan ingatan ide-ide orisinil, pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik, dan teroptimalisasi, serta kegiatan pembelajaran
menambah kreatifitas siswa dalam menjadi lebih aktif, kondusif, bermakna dan
mengemas materi ajar. menyenangkan yang cenderung berpengaruh
Mind Mapping atau pemetaan pikiran terhadap hasil belajar peserta didik.
adalah “cara kreatif bagi peserta didik secara Berdasarkan latar belakang di atas,
individual untuk menghasilkan ide-ide, maka dilakukan penelitian dengan judul
mencatat pelajaran, atau perencanaan “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
pemikiran baru” (Silberman, 2009:188). Tipe Two Stay Two Stray Berbantuan Peta
Memahami suatu konsep merupakan salah Pikiran terhadap Hasil Belajar IPA Melalui
satu indikator dalam meningkatkan hasil Lesson Study Siswa Kelas V SDN 2 Paket
belajar sehingga dapat diinterpretasikan Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten
bahwa penggunaan peta pikiran dapat Buleleng”.
meningkatkan hasil belajar siswa.
Lesson study merupakan salah satu METODE
upaya untuk meningkatkan proses dan hasil Penelitian ini dilaksanakan pada
pembelajaran yang dilaksanakan secara semester genap di SD Paket Agung
kolaboratif dan berkelanjutan oleh Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
sekelompok guru. Dharsana 2017 220 Jenis penelitian yang dilakukan adalah
mengatakan bahwa Lesson study adalah penelitian eksperimen semu. Eksperimen
suatu pendekatan peningkatan kualitas semu adalah penelitian yang mempunyai
pembelajaran yang awal mulanya berasal kelompok kontrol tetapi, tidak dapat berfungsi
dari Jepang.Kata atau istilah Jepang untuk ini sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
adalah “Jugyokenkyu” (Yoshida, 1999 dalam variabel luar yang mempengaruhi
Lewis, 2002).Lesson Study ini mulai dipelajari pelaksanaan eksperimen. Rancangan
di Amerika sejak dilaporkan hasil Third eksperimen yang digunakan adalah posttest-
International Mathematics and Science Study only control group design. Rancangan ini
(TIMSS) pada tahun 1996. Dalam laporan menggunakan dua kelompok subjek, salah
TIMSS itu siswa Jepang, punya rangking satunya diberikan perlakuan sedangkan
tinggi dalam matematika dan diduga salah kelompok lain tidak diberikan perlakuan.
satu faktor pendukungnya adalah Dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu
jugyokenkyu tersebut (Wang-Iverson, 2002). kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Orang Amerika menyebutkan sebagai Lesson Kelompok eksperimen dikenai perlakuan
Study. Sampai saat ini istilah indonesianya pembelajaran dengan model pembelajaran
belum lazim dipakai karena sudah terlanjur kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
peta pikiran dan kelompok tidak dikenai sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
perlakuan dengan model pembelajaran anggota populasi dijadikan sampel. Dalam
kooperatif tipe two stay two stay berbantuan pemilihan kelas control dan kelas eksperimen
peta pikiran dalam jangka waktu tertentu, digunakanrandom sampling yaitu
kemudian kedua kelompok dikenai pengambilan anggota sampel menggunakan
pengukuran yang sama. Perbedaan hasil undian. Masing-masing kelas diberikan
pengukuran yang timbul dianggap sumber nomor undian dengan gulungan kertas. Satu
dari variabel perlakuan. kelas sebagai kelompok eksperimen yang
Agung, (2014:69) menyatakan mendapat perlakuan model pembelajaran two
bahwa,“populasi adalah keseluruhan objek stay two stray berbantuan peta pikiran
dalam suatu penelitian”. Dalam penelitian ini melalui lesson study dan satu kelas sebagai
populasi yang digunakan adalah keseluruhan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak
siswa kelas V sekolah dasar di SD 1 dan 2 mendapatkan perlakuan model pembelajaran
Paket Agung Kecamatan Buleleng, kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
Kabupaten Buleleng. Jumlah seluruh siswa peta pikiran melalui lesson study. Dari undian
kelas V di SDN 1 dan 2 Paket Agung tersebut dapat ditetapkan kelas V SD N 2
buleleng adalah sebanyak 82 siswa. Paket Agung sebagai kelas eksperimen dan
Sugiyono (2011:85) menyatakan bahwa, kelas V SD N 1 Paket Agung sebagai
“sampling jenuh yaitu teknik penentuan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya
sampel bila semua anggota populasi disajikan pada tabel berikut.
digunakan sebagai sampel. Istilah lain
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
berikut: (1) hasil penelitian, (2) uji prasayarat Rekapitulasi perhitungan hasil belajar IPA
analisis data, (3) uji hipotesis, dan (4) siswa disajikan pada tabel .
pembahasan hasil penelitian.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
besar skor cenderung rendah. Berdasarkan analisis data post test kelas eksperimen
hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata dengan menggunakan rumus chi square
hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen 2 2
diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 = 3,52 dan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07
dengan M= 15,29 tergolong sedang. 2 2
sehingga diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dengan
Sebelum melakukan uji hipotesis perlu taraf signifikan 5% dan dk = 5 adalah 11,07.
dilakukan beberapa uji prasyarat, meliputi uji Hal ini berarti data hasil post-test IPA lebih
normalitas dan uji homogenitas. Uji 2
kecil dari 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2
(𝑋ℎ𝑖𝑡 2
< 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sehingga data
normalitas dilakukan untuk membuktikan kelompok eksperimen pada mata pelajaan
bahwa frekuensi data hasil penelitian benar- IPA berdistribus
benar berdistribusi normal. Berdasarkan
2 lesson study dan kelompok kontrol yaitu
normal. Sedangkan 𝑋ℎ𝑖𝑡 hasil post-test
2 kelas yang tidak diberikan perlakuan model
kelompok control adalah 3,002 dan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,
dengan taraf signifikan 5% dan dk = 5 adalah pembelajran two stay two sray berbantuan
11,07. Hal ini berarti data hasil post-test IPA peta pikiran melalui lesson study. Untuk
2
lebih kecil dari 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2
(𝑋ℎ𝑖𝑡 2
< 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sehingga menghitung homogenitas menggunakan
data kelompok kontrol pada mata pelajaan rumus uji-F. Dengan kriteria pengujian
IPA berdistribusi normal. homogenitas, jika Fhitung < Ftabel pengujian
Uji homogenitas dilakukan terhadap dilakukan dengan taraf signifikansi 5%
varians pasangan antar kelompok dengan derajat kebebasan untuk pembilang
eksperimen yaitu kelas dengan n1 – 1 dan dengan derajat kebebasan untuk
menggunakan model pembelajaran two stay penyebut n2 – 1.
two stray berbantuan peta pikiran melalui
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu
study dan kelompok siswa yang tidak model pembelajaran kooperatif tipe two stay
dibelajarkan menggunakan model two stray ini melibatkan siswa untuk aktif
pembelajaran kooperatif tipe two stay two bertanya dan menjawab pertanyaan.
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson Temuan penting yang dapat
study pada siswa kelas V di SD Paket Agung mempengaruhi perbedaan yang signifikan
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. terhadap hasil belajar IPA dalam
Berdasarkan hasil penelitian, kelompok siswa penggunaan model pembelajaran kooperatif
yang mengikuti pembelajaran dengan model tipe two stay twostray berbantuan peta
pembelajaran two stay two stray berbantuan pikiran yaitu: (1) penggunaan model
peta pikiran melalui lesson study dapat pembelajaran kooperatif tipe two stay two
meningkatkan hasil belajar IPA siswa stray berbantuan peta pikiran dapat
dibandingkan kelompok siswa yang tidak meningkatkan hasil belajar siswa, (2) siswa
dibelajarkan dengan model pembelajaran dapat berperan aktif mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray berbantuan dari awal sampai akhir, (3) penggunaan
peta pikiran melalui lesson study. Tinjauan ini model pembelajaran kooperatif tipe two stay
dapat dilihat melalui skor hasil tes IPA. Hasil two stray berbantuan peta pikiran dapat
belajar IPA pada kelompok eksperimen lebih memberikan pemahaman pada siswa untuk
tinggi dibandingkan dengan kelompok menggali pengetahuannya melalui
kontrol. Rata-rata skor hasil belajar IPA pada pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan,
kelompok eksperimen adalah 19,85 dan (4) siswa dapat mengaitkan pengalaman
rata-rata skor hasil belajar IPA pada yang telah didapat dengan pelajaran yang
kelompok kontrol adalah 15,29. mereka terima.
Berdasarkan analisis data Pelaksanaan lesson study dibentuk
menggunakan uji t diketahui thitung = 3,65 dan oleh dosen pembimbing skripsi dengan 9
taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,99. anggota pelaksana lesson study.
Hasil perhitungan tersebut menujukkan Pelaksanaan lesson study diawali dengan
bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thit>ttab) penjajagan ke sekolah penelitian. Adapun
sehingga hasil penelitian adalah signifikan. sekolah tersebut yaitu SD Negeri 2 Paket
Dengan demikian, terdapat perbedaan yang Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten
signifikan antara kelompok siswa yang Buleleng. Peneliti meminta ijin terkait
dibelajarkan menggunakan model pelaksanaan penelitian ke Kepala Sekolah.
pembelajaran two stay two stray berbantuan Berdasarkan ijin yang diberikan Kepala
peta pikiran melalui lesson study, dan Sekolah, selanjutnya peneliti mengkonfirmasi
kelompok siswa yang tidak dibelajarkan guru mata pelajaran IPA dan wali kelas yang
menggunakan model pembelajaran two stay bersedia mengikuti lesson study. Lesson
two stray berbantuan peta melalui lesson study yang dilaksanakan di SDN 2 Paket
study terhadap hasil belajar IPA siswa kelas Agung melibatkan kepala sekolah, guru, dan
V di SDN 2 Paket Agung Kecamatan tim lesson study
Buleleng Kabupaten Buleleng. Model pembelajaran kooperatif tipe
Perbedaan siswa yang signifikan antara two stay two stray berbantuan peta pikiran
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat memberikan pengalaman baru kepada
disebabkan karena perbedaan perlakuan siswa untuk menggali pengetahuan mereka
pada langkah-langkah pembelajaran dan sehingga mereka dapat meningkatkan
proses penyampaian materi. Di dalam model pemahaman mereka. model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe two stay two kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
stray berbantuan peta pikiran dipandang peta pikiran tidak berpusat pada guru
perlu diterapkan dalam pembelajaran, hal ini melainkan pada siswa sehingga siswa sendiri
karena model pembelajaran two stay two yang aktif menggali pengetahuannya. Peran
stray melibatkan peran siswa untuk aktif guru dalam pembelajaran hanya sebagai
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
fasilitator dan moderator yang memberikan dan lebih aktif lagi dalam proses
tanggung jawab kepada siswa untuk pembelajaran, sehingga materi yang
memperoleh sendiri pengetahuannya yang diajarkan dapat lebih bermakna khususnya
diperlukan melalui interaksi dengan anggota dalam pembelajaran IPA. Selain itu,
kelompoknya. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman siswa terhadap materi IPA yang
implikasi bahwa penerapan model diajarkan dapat meningkatkan sehingga hasil
pembelajaran two stay two stray dapat belajar siswa dalam pembelajaran IPA juga
diterapkan dalam pembelajaran IPA sebagai dapat meningkat kearah yang lebih baik. 2)
upaya untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan hendaknya lebih kreatif dalam
siswa menjadi lebih baik. memilih model, strategi, teknik, dan metode
pembelajaran yang menarik bagi peserta
SIMPULAN DAN SARAN. didik sehingga proses pembelajaran dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan berlangsung secara maksimal dan tujuan
pembahasan, terdapat perbedaan yang pembelajaran yang diharapkan dapat
signifikan antara kelompok siswa yang tercapai. 3) Pihak sekolah disarankan agar
dibelajarkan menggunakan model berusaha meningkatkan hasil belajar siswa
pembelajaran kooperatif tipe two stay two terutamapada mata pelajaran IPA dengan
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson memberikan pembelajaran yang inovatif
study dengan kelompok yang tidak seperti model pembelajaran two stay two
dibelajarkan dibelajarkan menggunakan stray. 4) Bagi peneliti, diharapkan agar dapat
model pembelajaran kooperatif tipe two stay melakukan penelitian lebih lanjut tentang
two stray berbantuan peta melalui lesson model pembelajaran two stay two stray dalam
study pikiran terhadap hasil belajar IPA. mata pelajaran lain mengingat batasan dalam
Dapat dilihat dari hasil perhitungan uji penelitian ini hanya terbatas pada mata
hipotesis melalui uji t ternyata H0 ditolak dan pelajaran IPA saja sehingga belum diketaui
H1diterima dengan taraf signifikansi 5%. pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
Selain itu, dilihat dari nilai rerata hitung pada mata pelajaran lain.
ternyata kelompok siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
kooperatif tipe two stay two stray berbantuan Agung, . 2014. Metodologi Penelitian
peta pikiran melalui lesson study Pendidikan. Buku Ajar Metodologi
dibandingkan kelompok siswa yang tidak Pendidikan. Singaraja:Undiksha
dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two Dharsana, Ketut. 2016. Upaya Peningkatan
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson Aktifitas Dan Hasil Belajar Dengan
study (Xeksperimen=>Xkontrol). Dengan demikian Model Pembelajaran Kooperatif
penggunaan model pembelajaran kooperatif
Dengan Bantuan Penilaian Fortopolio
tipe two stay two stray berbantuan peta
pikiran melalui lesson study berpengaruh Melalui Lesson Study Bermuatan Nilai
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kearifan Lokal Dan Entrepreneurship
2 Paket Agung Kecamatan Buleleng Pada Mata Kuliah Praktikum Asesmen
Kabupaten Buleleng. Psikologi Teknik Tes Di Semester VI
Saran digunakan untuk memperbaiki Jurusan BK FIP Undiksha. Singaraja:
pembelajaran dan memperbaiki kekurangan- BK FIP Undiksha
kekurangan yang ada pada penelitian ini.
Adapun saran yang dapat disampaikan Silberman, Melvin. 2007. Active Learning:
adalah sebagai berikut. 1) Dengan 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
diterapkannya model pembelajaran two stay Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
two stray berbantuan peta pikiran melalui
lesson study , siswa dapat lebih bersemangat
10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
11
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
12