Anda di halaman 1dari 12

e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TSTS) BERBANTUAN


PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
MELALUI LESSON STUDY
Cici Fitrayatun Karlina1, I Ketut Dharsana2, Nyoman Kusmariyatni3
1,3
Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: cicifitrayatunkarlina@yahoo.com1, profdarsana@yahoo.com2,


nym_kusmariyatni@yahoo.co.id3@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa
yang mendapat perlakuan model pembelajaran two stay two stray berbantuan peta pikiran
melalui lesson study dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan model pembelajaran
two stay two stray berbantuan peta pikiran melalui lesson study siswa kelas V di SDN 2
Paket Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD 1 dan 2 Paket Agung Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng dengan jumlah 82 siswa. Sampel diambil dengan cara random
sampling yang berjumlah 82 siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan menggunakan tes
pilihan ganda dengan satu jawaban benar. Data dianalisis dengan menggunakan statistik
deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model two stay two stray berbantuan peta pikiran melalui lesson study
dengan kelompok siswa yang tidak mendapatkan perlakuan (thitung= 3,65 >ttabel= 1,99). Melalui
perbedaan tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran two stay two stray
berbantuan peta pikiran melalui lesson study berpengaruh positif terhadap hasil belajar IPA.

Kata Kunci: Model Two Stay Two Stray, Peta Pikiran, Hasil Belajar IPA, Lesson Study

Abstract
This research interd to describe the difference between IPA learning results of students who
got the treatment using a model of learning two stay two stray assisted mind map through
lesson study with students who didn't get the treatment model of learning two stay two stray
assisted mind map through lesson study fifth grader in SD Paket Agung sub district of
Buleleng Regency of Buleleng.This type of research is a research experiment with posttest
only control group design. The population of this research is the entire fifth grade SD students
Paket Agung sub district of Buleleng Regency of Buleleng with amounted of 82 students.
Samples taken by way of random sampling which amounted to 82 students.Student learning
outcomes data collected using a multiple choice test with one correct answer. The data were
analyzed using descriptive statistics and statistics inferensial i.e. test-t. The results showed
that there is a significant difference between the IPA learning results of students who follow
learning model with two stay two stray assisted mind map through lesson study with a group
of students who do not get treatment (thit =3.65 >ttab = 1.99).Through these differences, it can
be said that the model of learning two stay two stray assisted mind map through lesson study
positive results against influential learn IPA.

Keywords: Model Two Stay Two Stray, Mind Map, Science Learning Outcome, Lesson Study

1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

PENDAHULUAN (Trianto,2009). Model-model pembelajaran


Pendidikan merupakan usaha pendidik yang inovatif dan progresif merupakan
untuk dengan penuh tanggung jawab konsep belajar yang membantu guru
membimbing anak-anak menjadi dewasa. mengaitkan antara materi yang diajarkan
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam dengan situasi dunia nyata siswa dan
usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, mendorong siswa membuat hubungan antara
pendidik memegang peranan penting dalam pengetahuan yang dimilikinya dengan
mempersiapkan sumber daya manusia yang penerapannya dalam kehidupan mereka
berkualitas Sanjaya, (2010:5). sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Tujuan pendidikan Negara Indonesia Menerapkan model pembelajaran yang
tertuang dalam Undang-undang Republik inovatif akan membantu siswa memahami
Indonesia No. 22 tahun 2003 tentang sistem konsep-konsep dan memudahkan guru
pendidikan nasional yaitu: “Untuk dalam mengajarkan konsep-konsep yang
berkambangnya potensi peserta didik agar berkaitan dengan materi dan pengalaman
berkembang menjadi manusia yang beriman nyata dalam kehidupan sehari-hari.
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, pengetahuan yang sistematis dan
kreatif mandiri dan menjadi warna negara dirumuskan, yang berhubungan dengan
yang demokratis serta bertanggung jawab”. gejala-gejala kebendaan dan didasarkan
Untuk tercapainya tujuan pendidikan terutama atas pengamatan dan deduksi.
tersebut, guru mempunyai peran yang sangat Wahyana dalam Trianto, (2011:136)
penting dalam proses pembelajaran. mengatakan bahwa IPA adalah “suatu
Bagaimanapun hebatnya teknologi, peran kumpulan pengetahuan tersusun secara
guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang sistematik, dan dalam penggunaanya secara
dapat memudahkan manusia dalam mencari umum terbatas pada gejala-gejala alam.
dan mendapatkan informasi serta Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh
pengetahuan, tidak dapat mengganti peran adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya
guru. Guru sebagai sumber belajar metode ilmiah dan sikap ilmiah”. “IPA atau
merupakan peran yang sangat penting. ilmu kealaman adalah ilmu tentang zat, baik
Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat makhluk hidup maupun benda mati yang
menguasai materi pelajaran dengan baik, diamati Kardi dan Nur dalam (Trianto
sehingga benar-benar ia berperan sebagai 2011:136).
sumber belajar bagi anak didiknya. Guru Kegiatan pembelajaran IPA di sekolah
berperan dalam memberikan pelayanan dan saat ini cenderung membosankan, karena
memudahkan siswa dalam kegiatan proses guru lebih menekankan pada penghafalan
pembelajaran. materi. Ini berarti bahwa peserta didik hanya
Pendidikan di Indonesia masih menerima materi yang diberikan oleh guru
mengalami beberapa masalah, masalah dan aktifitas di kelas didominasi oleh guru.
utama dalam pembelajaran pada pendidikan Hal ini yang membuat peserta didik pasif dan
formal rendahnya daya serap peserta didik. mudah bosan untuk mengikuti pembelajaran
Proses pembelajaran yang dilakukan di kelas hal tersebutlah yang nampak di kelas
disekolah memberikan dominasi guru dan V SD Paket Agung Kecamatan Buleleng
tidak memberikan akses bagi anak didik Kabupaten Buleleng hasil belajar IPA yang
untuk berkembang secara mandiri melalui diperoleh peserta didik masih banyak yang
penemuan dalam proses berfikirnya. Siswa belum mencapai KKM. sehingga secara tidak
tidak diajarkan bagaimana strategi yang langsung hasil belajar IPA kelas V SD Paket
dapat memahami bagaimana belajar, berfikir, Agung Buleleng masih tergolong rendah.
dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek- Observasi yang dilakukan pada tanggal 6
aspek tersebut merupakan kunci Januari di SDN 2 Paket Agung Kecamatan
keberhasilan dalam suatu pembelajaran Buleleng Kabupaten Buleleng menunjukkan

2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

bahwa kegiatan pembelajaran IPA di sekolah IPA kelas V SDN 2 Paket Agung Buleleng
saat ini cenderung membosankan, karena masih tergolong rendah.Ini berarti bahwa
guru lebih menekankan pada penghafalan peserta didik hanya menerima materi yang
materi. Hal ini yang membuat peserta didik diberikan oleh guru dan aktifitas di kelas
pasif dan mudah bosan untuk mengikuti didominasi oleh guru. Hal tersebut dapat
pembelajaran di kelas hal tersebutlah yang dilihat dari hasil ulangah tengah semester
nampak di kelas V SDN2 Paket Agung IPA kelas V di SDN 2 Paket Agung
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
hasil belajar IPA yang diperoleh peserta didik Rata-rata nilai UTS SDN 1 Paket Agung
masih banyak yang belum mencapai KKM. 60,60 sedangkan rata-rata SDN Negeri 2
sehingga secara tidak langsung hasil belajar Paket Agung 56,34.

Adapun penyebab rendahnya hasil mengaktifkan peserta didik, yang tidak dapat
belajar IPA peserta didik karena bekerja sama dengan orang lain, siswa yang
pembelajaran yang dilakukan tidak agresif dan tidak peduli pada yang lain.
menggunakan media dan model Model ini sangat cocok dipergunakan dalam
pembelajaran yang inovatif dalam berbagai mata pelajaran salah satunya mata
pelaksanaan pembelajaran di kelas. pelajaran IPA. Menurut Trianto (2009:56) di
Pembelajaran menjadi monoton dan kurang dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama
menarik perhatian siswa. Kurangnya minat dengan kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
belajar siswa sangat berpengaruh terhadap orang peserta didik yang sederajat tetapi
hasil belajarnya. heterogen, kemampuan, jenis kelamin,
Atas permasalahan yang ada maka perlu suku/ras, dan satu sama lainnya saling
adanya solusi yang diduga dapat mengatasi membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
permasalahan rendahnya hasil belajar IPA. tersebut adalah untuk memberikan
Salah satu solusi yang dapat digunakan kesempatan kepada semua siswa untuk
untuk mengatasi masalah tersebut adalah dapat terlibat secara aktif dalam proses
dengan menerapkan model pembelajaran berfikir dan kegiatan belajar.
yang lebih inovatif sehingga siswa tidak Menurut Trianto (2009:56) di dalam
merasa bosan dan pembelajaran dapat kelas kooperatif siswa belajar bersama
berpusat pada siswa. Pembelajaran dengan kelompok kecil yang terdiri dari 4-6
kooperatif adalah suatu model pembelajaran orang peserta didik yang sederajat tetapi
yang saat ini banyak digunakan untuk heterogen, kemampuan, jenis kelamin,
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang suku/ras, dan satu sama lainnya saling
berpusat pada peserta didik, terutama untuk membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
mengatasi permasalahan yang ditemukan tersebut adalah untuk memberikan
guru dalam mengaktifkan peserta didik, yang kesempatan kepada semua siswa untuk
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, dapat terlibat secara aktif dalam proses
siswa yang agresif dan tidak peduli pada berfikir dan kegiatan belajar. Dalam
yang lain. Model ini sangat cocok cooperatif learning terdapat beberapa variasi
dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran model yang dapat diterapkan, yaitu salah
salah satunya mata pelajaran IPA. satunya two stay two stray ‘dua tinggal dua
Pembelajaran kooperatif adalah suatu tamu’.
model pembelajaran yang saat ini banyak Model pembelajaran kooperatif two
digunakan untuk mewujudkan kegiatan stay two stray disingkat TSTS. Model
belajar mengajar yang berpusat pada peserta pembelajaran kooperatif tipe two stray two
didik, terutama untuk mengatasi stray ini dikembangkan oleh Spencer Kagan
permasalahan yang ditemukan guru dalam pada tahun 1992. Struktur Dua Tinggal Dua

3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

Tamu memberi kesempatan pada kelompok lebih disukai penyebutan dengan istilah
untuk membagikan hasil dan informasi bahasa inggrisnya. Menurut Wang-Iverson
dengan kelompok lain. Lie dalam (Shoimin, (2002) kata “lesson” ini meliputi tidak hanya
2014: 222) mengatakan “model pembelajaran berupa deskripsi mengenai apa yang akan
kooperatif dua tinggal dua tamu adalah dua diajarkan selama satu jangka waktu tertentu,
orang siswa tinggal dikelompok dan dua tetapi meliputi hal-hal yang jaul lebih banyak
orang siswa bertamu ke kelompok lain”. Dua lagi.Rusman (2011:380) menyatakan salah
orang yang tinggal bertugas memberikan satu cara yang dapat digunakan untuk
informasi kepada tamu tentang hasil mengatasi masalah praktik pembelajaran
kelompoknya, sedangkan yang bertamu yang selama ini dipandang kurang efektif
bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yaitu dengan menerapkan lesson study.
yang dikunjunginya.Peta pikiran adalah salah Melalui penerapan model pembelajaran
satu cara mencatat materi pelajaran yang kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
memudahkan peserta didik belajar peta pikiran melalui lesson study diharapkan
Penggunaan peta pikiran dapat efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran
membangkitkan ingatan ide-ide orisinil, pada mata pelajaran IPA dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik, dan teroptimalisasi, serta kegiatan pembelajaran
menambah kreatifitas siswa dalam menjadi lebih aktif, kondusif, bermakna dan
mengemas materi ajar. menyenangkan yang cenderung berpengaruh
Mind Mapping atau pemetaan pikiran terhadap hasil belajar peserta didik.
adalah “cara kreatif bagi peserta didik secara Berdasarkan latar belakang di atas,
individual untuk menghasilkan ide-ide, maka dilakukan penelitian dengan judul
mencatat pelajaran, atau perencanaan “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
pemikiran baru” (Silberman, 2009:188). Tipe Two Stay Two Stray Berbantuan Peta
Memahami suatu konsep merupakan salah Pikiran terhadap Hasil Belajar IPA Melalui
satu indikator dalam meningkatkan hasil Lesson Study Siswa Kelas V SDN 2 Paket
belajar sehingga dapat diinterpretasikan Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten
bahwa penggunaan peta pikiran dapat Buleleng”.
meningkatkan hasil belajar siswa.
Lesson study merupakan salah satu METODE
upaya untuk meningkatkan proses dan hasil Penelitian ini dilaksanakan pada
pembelajaran yang dilaksanakan secara semester genap di SD Paket Agung
kolaboratif dan berkelanjutan oleh Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
sekelompok guru. Dharsana 2017 220 Jenis penelitian yang dilakukan adalah
mengatakan bahwa Lesson study adalah penelitian eksperimen semu. Eksperimen
suatu pendekatan peningkatan kualitas semu adalah penelitian yang mempunyai
pembelajaran yang awal mulanya berasal kelompok kontrol tetapi, tidak dapat berfungsi
dari Jepang.Kata atau istilah Jepang untuk ini sepenuhnya untuk mengontrol variabel-
adalah “Jugyokenkyu” (Yoshida, 1999 dalam variabel luar yang mempengaruhi
Lewis, 2002).Lesson Study ini mulai dipelajari pelaksanaan eksperimen. Rancangan
di Amerika sejak dilaporkan hasil Third eksperimen yang digunakan adalah posttest-
International Mathematics and Science Study only control group design. Rancangan ini
(TIMSS) pada tahun 1996. Dalam laporan menggunakan dua kelompok subjek, salah
TIMSS itu siswa Jepang, punya rangking satunya diberikan perlakuan sedangkan
tinggi dalam matematika dan diduga salah kelompok lain tidak diberikan perlakuan.
satu faktor pendukungnya adalah Dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu
jugyokenkyu tersebut (Wang-Iverson, 2002). kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Orang Amerika menyebutkan sebagai Lesson Kelompok eksperimen dikenai perlakuan
Study. Sampai saat ini istilah indonesianya pembelajaran dengan model pembelajaran
belum lazim dipakai karena sudah terlanjur kooperatif tipe two stay two stray berbantuan

4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

peta pikiran dan kelompok tidak dikenai sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
perlakuan dengan model pembelajaran anggota populasi dijadikan sampel. Dalam
kooperatif tipe two stay two stay berbantuan pemilihan kelas control dan kelas eksperimen
peta pikiran dalam jangka waktu tertentu, digunakanrandom sampling yaitu
kemudian kedua kelompok dikenai pengambilan anggota sampel menggunakan
pengukuran yang sama. Perbedaan hasil undian. Masing-masing kelas diberikan
pengukuran yang timbul dianggap sumber nomor undian dengan gulungan kertas. Satu
dari variabel perlakuan. kelas sebagai kelompok eksperimen yang
Agung, (2014:69) menyatakan mendapat perlakuan model pembelajaran two
bahwa,“populasi adalah keseluruhan objek stay two stray berbantuan peta pikiran
dalam suatu penelitian”. Dalam penelitian ini melalui lesson study dan satu kelas sebagai
populasi yang digunakan adalah keseluruhan kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak
siswa kelas V sekolah dasar di SD 1 dan 2 mendapatkan perlakuan model pembelajaran
Paket Agung Kecamatan Buleleng, kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
Kabupaten Buleleng. Jumlah seluruh siswa peta pikiran melalui lesson study. Dari undian
kelas V di SDN 1 dan 2 Paket Agung tersebut dapat ditetapkan kelas V SD N 2
buleleng adalah sebanyak 82 siswa. Paket Agung sebagai kelas eksperimen dan
Sugiyono (2011:85) menyatakan bahwa, kelas V SD N 1 Paket Agung sebagai
“sampling jenuh yaitu teknik penentuan kelompok kontrol. Untuk lebih jelasnya
sampel bila semua anggota populasi disajikan pada tabel berikut.
digunakan sebagai sampel. Istilah lain

Tabel 1.Distribusi Anggota Populasi

No. Nama SD Jumlah Siswa(Orang)


1 SD Negeri 1 Paket Agung 41
2 SD Negeri 2 Paket Agung 41
Total Populasi 82
Tabel 2. Distribusi Nama Anggota Populasi

No Nama Siswa No Nama Siswa


1 Ayu Diah Purnama Dewi 1 Aditya maheswara putra
2 A.A Valentino Rasya Indra 2 Aditya Putra Sena
3 Gede Agus Dharmawan 3 Aisya Putri Febriani
4 Gede Fian Juliandika 4 Angga Pradita Putu
5 Gita Amanda 5 Anggita Widiasari
6 Girindra Putera 6 Anggun Liang H.
7 Marlo Andika Yuda 7 Arya Kori Putrawan
8 Mahendra Widiaduta 8 Asrini Purwandari
9 Nyoman Wikan Driya 9 Ayu Indah Arsinta
10 Bisama Widiananda 10 Ayu Kade Widya S.
11 Amanda Manika Maheswari 11 Ayu Nadin Putri D.S
12 Gusti Putu Marlo 12 Davarya Ramanda S.M
13 Andika Pradnyadinata 13 Desmita Maharani
14 Dina Dwi Anggreni 14 Devangga Ramanda S.K
14 Kadek Erwin Setiawan 14 Doni Candra Wijaya K.
16 Kadek Mahayani 16 Gendra Putra Kariana

5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

17 Kadek Wahyu Yoga 17 Harry Krisna Mahasa


18 Kadek Widya Aiswarya 18 Heni Sadina Ardelia
19 Ketut Ira Wahyuni 19 Indah Permata Putri
20 Komang Dede Satya 20 Justine Dwinanda S.
21 Komang Kendran Rahayu 21 Karina Dewi S.
22 Komang Mareta 22 Mawar Eka Sari
23 Komang Tri Ngurah 23 Nesa Salsabila
24 Luh Putu Tantri 24 Nia Pratiwi Aggarani
25 Made Budi Hartawan 25 Nugraha Jaya L.
26 Made Calpika Citra 26 Pasek Surya Saputra
27 Made Evira Dwina 27 Pedy Supriawan
28 Ni Komang Deananda Putri 28 Putu Ravina Swastini
29 Ni Putu Yellan Meisagani 29 Putriasih Komang
30 Putu Agus Feri 30 Putri Nanda P.
31 Putu Alagghya Kirana 31 Rivaldy Intika
32 Putu Amelia Putri 32 Satya Putri Komang
33 Putu Anggi Adi 33 Sasmita Anindya P.
34 Putu Artika Widiasih 34 Sena Putrawan
35 Putu Cantika Widya 35 Sari Ariantini
36 Putu Dodi Pratama 36 Sudi Raditya S.
37 Putu Noni Sudisrini 37 Tri Ayu Martini
38 Putu Parwita 38 Wahyu Sukerta G.
39 Putu Sukma 39 Widiartini Gusti K.
40 Putu Vita Amaylia 40 Wiguna Putra Nyoman
41 Robby Fadilah Putra 41 Putu Pradnya Dewi
deskriptif yaitu dengan menghitung mean,
Data yang dikumpulkan dalam penelitian median, dan modus. Hasil perhitungan
ini adalah hasil belajar IPA pada siswa tersebut disajikan dalam kurva polygon.
kelompok eksperimen dan kelompok control. Selain teknik analisis statistik deskriptif,
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar data juga dianalisis dengan menggunakan
IPA digunakan metode tes. Tes yang uji-t untuk menguji hipotesis. sebelum
digunakan adalah tes pilihan ganda. Sebelum melakukan analisis uji-t data yang diperoleh
tes tersebut digunakan untuk megukur hasil perlu di adakan uji normalitas dan uji
belajar, maka tes tersebut harus diuji homogenitas terhadap data yang diperoleh.
cobakan. Pengujian yang dilakukan terhadap Uji normalitas menggunakan analisis chi
instrument tersebut meliputi uji validitas tes, square dan uji homogenitas menggunakan uji
reliabilitas tes, taraf kesukaran dan daya F. Jika hasil analisis menunjukkan data yang
beda tes. normal dan homogen, maka uji-t yang
Berdasarkan hasil uji coba tes, diperoleh digunakan adalah uji-t rumus Polled Varians.
35 soal yang valid dan layak digunakan
dalam penelitian. Reliabilitas tes yaitu 0,8064 HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan kriteria reliabilitas sangat tinggi, taraf Objek dalam penelitian ini adalah
kesukaran tes yaitu 0,694 dengan kriteria perbedaan hasil belajar IPA siswa sebagai
taraf kesukaran tes sedang. Sedangkan daya hasil dari perlakuan antara kelompok
beda tes dengan kriteria daya beda tes yang eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam
sangat baik. Dalam penelitian ini, analisis uraian tentang hasil penelitian dan
data yang digunakan adalah analisis statistic pembahasan, dikemukakan hal-hal sebagai

6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

berikut: (1) hasil penelitian, (2) uji prasayarat Rekapitulasi perhitungan hasil belajar IPA
analisis data, (3) uji hipotesis, dan (4) siswa disajikan pada tabel .
pembahasan hasil penelitian.

Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Skor Hasil Belajar IPA

Statistik Deskriptif Hasil Belajar IPA


Kelompok Eksperimen Kelompok Control
Mean 17,41 15,29
Median 18,32 14,08
Modus 21,58 14,06
Varians 26,84 26,68
Standar deviasi 5,18 5,16
Skor minimum 8 5
Skor maksimum 29 26
Rentangan 22 22

Berdasarkan tabel di atas, dapat Untuk menentukan tinggi rendahnya


dideskripsikan mean (M), median (Me), hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen
modus (Mo), varians (s2), dan standar digunakan kriteria rata-rata ideal dan standar
deviasi (s), yaitu mean (M) = 17,41, median deviasi ideal. Sebelum menentukan kriteria
(Me) = 18,32 modus (Mo) = 21,58, varians skor hasil post-test siswa kelompok
(s2) = 26,84, dan standar deviasi (s) = eksperimen, maka terlebih dahulu
5,18.Nilai mean, median dan modus hasil menentukan rata-rata ideal (Mi) dan standar
belajar IPA pada kelompok eksperimen deviasi ideal (SDi).
ditampilkan dalam kurva polygon untuk Nilai mean, median dan modus hasil
mempermudah menafsirkan sebaran data belajar IPA pada kelompok kontrol
hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen. ditampilkan dalam kurva polygon untuk
mempermudah menafsirkan sebaran data
14 hasil belajar IPA pada kelompok kontrol.
12
10 14
8 12
6 10
4 8
2 6
0 4
30,526,522,518,5 14 9,5 2
0
6,5 10,5 18 14,510,520,5

Gambar 1. Grafik polygon Hasil Belajar


Kelompok Eksperimen
Gambar 2. Grafik Polygon Hasil Belajar
Kelompok Kontrol
Berdasarkan pada kurva polygon pada
gambar 1 diketahui Mo>Me>M. Dengan
Berdasarkan pada kurva polygon pada
demikian kurva di atas menggambarkan
kurva juling negatif yang berarti sebagian gambar 4.2 diketahui Mo<Me<M Dengan
demikian kurva di atas menggambarkan
besar skor cenderung tinggi.
kurva juling positif yang berarti sebagian

7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

besar skor cenderung rendah. Berdasarkan analisis data post test kelas eksperimen
hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata dengan menggunakan rumus chi square
hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen 2 2
diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 = 3,52 dan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 11,07
dengan M= 15,29 tergolong sedang. 2 2
sehingga diperoleh 𝑋ℎ𝑖𝑡 < 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , dengan
Sebelum melakukan uji hipotesis perlu taraf signifikan 5% dan dk = 5 adalah 11,07.
dilakukan beberapa uji prasyarat, meliputi uji Hal ini berarti data hasil post-test IPA lebih
normalitas dan uji homogenitas. Uji 2
kecil dari 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2
(𝑋ℎ𝑖𝑡 2
< 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sehingga data
normalitas dilakukan untuk membuktikan kelompok eksperimen pada mata pelajaan
bahwa frekuensi data hasil penelitian benar- IPA berdistribus
benar berdistribusi normal. Berdasarkan
2 lesson study dan kelompok kontrol yaitu
normal. Sedangkan 𝑋ℎ𝑖𝑡 hasil post-test
2 kelas yang tidak diberikan perlakuan model
kelompok control adalah 3,002 dan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,
dengan taraf signifikan 5% dan dk = 5 adalah pembelajran two stay two sray berbantuan
11,07. Hal ini berarti data hasil post-test IPA peta pikiran melalui lesson study. Untuk
2
lebih kecil dari 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2
(𝑋ℎ𝑖𝑡 2
< 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sehingga menghitung homogenitas menggunakan
data kelompok kontrol pada mata pelajaan rumus uji-F. Dengan kriteria pengujian
IPA berdistribusi normal. homogenitas, jika Fhitung < Ftabel pengujian
Uji homogenitas dilakukan terhadap dilakukan dengan taraf signifikansi 5%
varians pasangan antar kelompok dengan derajat kebebasan untuk pembilang
eksperimen yaitu kelas dengan n1 – 1 dan dengan derajat kebebasan untuk
menggunakan model pembelajaran two stay penyebut n2 – 1.
two stray berbantuan peta pikiran melalui

Tabel 3.Ringkasan Uji Homogenitas Varians

Kelas Penelitian Fhitung Ftabel (5%) Keterangan


Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol 1,005 1,682 Homogen
Berdasarkan tabel tersebut di atas, prasyarat diperoleh bahwa data hasil belajar
diketahui Fhitung data post-tes kelompok IPA pada kelompok eksperimen dan
eksperimen dan kelompok kontrol adalah kelompok kontrol adalah normal dan
1,005. Sedangkan Ftabel dengan dk pembilang homogen sehingga pengujian hipotesis
= 41 – 1 = 40, dk penyebut = 41 – 1 = 40 penelitian dengan uji-t dapat dilakukan
pada taraf signifikansi 5% adalah 1,682. Hal dengan menggunakan rumus Polled Varians
ini berarti, Fhitung< Ftabel sehingga data dengan kriteria H0 ditolak jika thit>ttab dan H0
homogen. Berdasakan hasil uji prasyarat, diterima jika thit<ttab.

Tabel 4.Rangkuman Hasil Perhitungan Uji-t

Data Kelompok N X S2 thit ttab


Post- Eksperimen 41 19,85 26,84
test 3,65 1,99
Kontrol 41 15,29 26,68

Berdasarkan analisis pada tabel 4 diperoleh H1diterima. Dengan demikian, dapat


thit sebesar 3,65. Sedangkan ttab dengan dk = dikatakan bahwa terdapat perbedaan hasil
41+ 41 – 2 = 80 dan taraf signifikansi 5% belajar IPA yang signifikan antara kelompok
adalah 1,99. Hal ini berarti thit lebih besar dari siswa yang dibelajarkan menggunakan model
ttab (thit> ttab), sehingga H0 ditolak dan pembelajaran kooperatif tipe two stay two

8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

stray berbantuan peta pikiran melalui lesson dalam mengikuti pembelajaran. Disamping itu
study dan kelompok siswa yang tidak model pembelajaran kooperatif tipe two stay
dibelajarkan menggunakan model two stray ini melibatkan siswa untuk aktif
pembelajaran kooperatif tipe two stay two bertanya dan menjawab pertanyaan.
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson Temuan penting yang dapat
study pada siswa kelas V di SD Paket Agung mempengaruhi perbedaan yang signifikan
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. terhadap hasil belajar IPA dalam
Berdasarkan hasil penelitian, kelompok siswa penggunaan model pembelajaran kooperatif
yang mengikuti pembelajaran dengan model tipe two stay twostray berbantuan peta
pembelajaran two stay two stray berbantuan pikiran yaitu: (1) penggunaan model
peta pikiran melalui lesson study dapat pembelajaran kooperatif tipe two stay two
meningkatkan hasil belajar IPA siswa stray berbantuan peta pikiran dapat
dibandingkan kelompok siswa yang tidak meningkatkan hasil belajar siswa, (2) siswa
dibelajarkan dengan model pembelajaran dapat berperan aktif mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray berbantuan dari awal sampai akhir, (3) penggunaan
peta pikiran melalui lesson study. Tinjauan ini model pembelajaran kooperatif tipe two stay
dapat dilihat melalui skor hasil tes IPA. Hasil two stray berbantuan peta pikiran dapat
belajar IPA pada kelompok eksperimen lebih memberikan pemahaman pada siswa untuk
tinggi dibandingkan dengan kelompok menggali pengetahuannya melalui
kontrol. Rata-rata skor hasil belajar IPA pada pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan,
kelompok eksperimen adalah 19,85 dan (4) siswa dapat mengaitkan pengalaman
rata-rata skor hasil belajar IPA pada yang telah didapat dengan pelajaran yang
kelompok kontrol adalah 15,29. mereka terima.
Berdasarkan analisis data Pelaksanaan lesson study dibentuk
menggunakan uji t diketahui thitung = 3,65 dan oleh dosen pembimbing skripsi dengan 9
taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1,99. anggota pelaksana lesson study.
Hasil perhitungan tersebut menujukkan Pelaksanaan lesson study diawali dengan
bahwa thitung lebih besar dari ttabel (thit>ttab) penjajagan ke sekolah penelitian. Adapun
sehingga hasil penelitian adalah signifikan. sekolah tersebut yaitu SD Negeri 2 Paket
Dengan demikian, terdapat perbedaan yang Agung Kecamatan Buleleng Kabupaten
signifikan antara kelompok siswa yang Buleleng. Peneliti meminta ijin terkait
dibelajarkan menggunakan model pelaksanaan penelitian ke Kepala Sekolah.
pembelajaran two stay two stray berbantuan Berdasarkan ijin yang diberikan Kepala
peta pikiran melalui lesson study, dan Sekolah, selanjutnya peneliti mengkonfirmasi
kelompok siswa yang tidak dibelajarkan guru mata pelajaran IPA dan wali kelas yang
menggunakan model pembelajaran two stay bersedia mengikuti lesson study. Lesson
two stray berbantuan peta melalui lesson study yang dilaksanakan di SDN 2 Paket
study terhadap hasil belajar IPA siswa kelas Agung melibatkan kepala sekolah, guru, dan
V di SDN 2 Paket Agung Kecamatan tim lesson study
Buleleng Kabupaten Buleleng. Model pembelajaran kooperatif tipe
Perbedaan siswa yang signifikan antara two stay two stray berbantuan peta pikiran
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat memberikan pengalaman baru kepada
disebabkan karena perbedaan perlakuan siswa untuk menggali pengetahuan mereka
pada langkah-langkah pembelajaran dan sehingga mereka dapat meningkatkan
proses penyampaian materi. Di dalam model pemahaman mereka. model pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe two stay two kooperatif tipe two stay two stray berbantuan
stray berbantuan peta pikiran dipandang peta pikiran tidak berpusat pada guru
perlu diterapkan dalam pembelajaran, hal ini melainkan pada siswa sehingga siswa sendiri
karena model pembelajaran two stay two yang aktif menggali pengetahuannya. Peran
stray melibatkan peran siswa untuk aktif guru dalam pembelajaran hanya sebagai

9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

fasilitator dan moderator yang memberikan dan lebih aktif lagi dalam proses
tanggung jawab kepada siswa untuk pembelajaran, sehingga materi yang
memperoleh sendiri pengetahuannya yang diajarkan dapat lebih bermakna khususnya
diperlukan melalui interaksi dengan anggota dalam pembelajaran IPA. Selain itu,
kelompoknya. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman siswa terhadap materi IPA yang
implikasi bahwa penerapan model diajarkan dapat meningkatkan sehingga hasil
pembelajaran two stay two stray dapat belajar siswa dalam pembelajaran IPA juga
diterapkan dalam pembelajaran IPA sebagai dapat meningkat kearah yang lebih baik. 2)
upaya untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan hendaknya lebih kreatif dalam
siswa menjadi lebih baik. memilih model, strategi, teknik, dan metode
pembelajaran yang menarik bagi peserta
SIMPULAN DAN SARAN. didik sehingga proses pembelajaran dapat
Berdasarkan hasil penelitian dan berlangsung secara maksimal dan tujuan
pembahasan, terdapat perbedaan yang pembelajaran yang diharapkan dapat
signifikan antara kelompok siswa yang tercapai. 3) Pihak sekolah disarankan agar
dibelajarkan menggunakan model berusaha meningkatkan hasil belajar siswa
pembelajaran kooperatif tipe two stay two terutamapada mata pelajaran IPA dengan
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson memberikan pembelajaran yang inovatif
study dengan kelompok yang tidak seperti model pembelajaran two stay two
dibelajarkan dibelajarkan menggunakan stray. 4) Bagi peneliti, diharapkan agar dapat
model pembelajaran kooperatif tipe two stay melakukan penelitian lebih lanjut tentang
two stray berbantuan peta melalui lesson model pembelajaran two stay two stray dalam
study pikiran terhadap hasil belajar IPA. mata pelajaran lain mengingat batasan dalam
Dapat dilihat dari hasil perhitungan uji penelitian ini hanya terbatas pada mata
hipotesis melalui uji t ternyata H0 ditolak dan pelajaran IPA saja sehingga belum diketaui
H1diterima dengan taraf signifikansi 5%. pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
Selain itu, dilihat dari nilai rerata hitung pada mata pelajaran lain.
ternyata kelompok siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran DAFTAR RUJUKAN
kooperatif tipe two stay two stray berbantuan Agung, . 2014. Metodologi Penelitian
peta pikiran melalui lesson study Pendidikan. Buku Ajar Metodologi
dibandingkan kelompok siswa yang tidak Pendidikan. Singaraja:Undiksha
dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two Dharsana, Ketut. 2016. Upaya Peningkatan
stray berbantuan peta pikiran melalui lesson Aktifitas Dan Hasil Belajar Dengan
study (Xeksperimen=>Xkontrol). Dengan demikian Model Pembelajaran Kooperatif
penggunaan model pembelajaran kooperatif
Dengan Bantuan Penilaian Fortopolio
tipe two stay two stray berbantuan peta
pikiran melalui lesson study berpengaruh Melalui Lesson Study Bermuatan Nilai
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kearifan Lokal Dan Entrepreneurship
2 Paket Agung Kecamatan Buleleng Pada Mata Kuliah Praktikum Asesmen
Kabupaten Buleleng. Psikologi Teknik Tes Di Semester VI
Saran digunakan untuk memperbaiki Jurusan BK FIP Undiksha. Singaraja:
pembelajaran dan memperbaiki kekurangan- BK FIP Undiksha
kekurangan yang ada pada penelitian ini.
Adapun saran yang dapat disampaikan Silberman, Melvin. 2007. Active Learning:
adalah sebagai berikut. 1) Dengan 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
diterapkannya model pembelajaran two stay Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
two stray berbantuan peta pikiran melalui
lesson study , siswa dapat lebih bersemangat

10
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran


Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Trianto. 2009. Mendesain Model


Pembelajaran Inovatif-Progresif
Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana
-------- 2011. Model Pembelajaran Terpadu
“Konsep Strategi dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
Aksara
Rusman. 2011 Model-Model Pembelajaran.
Mengembangkan Profesionalisme
Guru . Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

11
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017

12

Anda mungkin juga menyukai