Anda di halaman 1dari 4

NARKOBA MERUSAK NILAI BANGSA

Oleh: Cut Zuhaira

Permasalahan Narkoba di Indonesia masih merupakan sesuatu yang bersifat urgen dan
kompleks. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir permasalahan ini menjadi marak. Terbukti
dengan bertambahnya jumlah penyalahguna atau pecandu narkoba secara signifikan, seiring
meningkatnya pengungkapan kasus tindak kejahatan narkoba yang semakin beragam polanya
dan semakin massif pula jaringan sindikatnya. Penyalahgunaan narkoba terbukti telah merusak
masa depan bangsa di negara mana pun, daya rusaknya luar biasa, merusak karakter manusia,
merusak fisik, dan kesehatan masyarakat, serta dalam jangka panjang potensi besar mengganggu
daya saing dan kemajuan bangsa. Selain itu, dampak dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya
mengancam kelangsungan hidup dan masa depan penyalahgunanya saja, namun juga masa depan
bangsa dan negara, tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan.
Narkoba merupakan zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Menurut
UU No. 22 Tahun 1997, Narkoba adalah “zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan”. Narkoba biasa digunakan untuk membius pasien disaat ingin
menjalani sebuah operasi atau bisa juga digunakan obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi
penyakit-penyakit tertentu.
Narkoba teridri dari 4 golongan, yaitu halusinogen, stimultan, depresan, dan adiktif.
Narkoba golongan halusinogen adalah narkoba yang dapat menimbulkan halusinasi yang kuat
pada penggunanya. Contoh narkoba yang berada pada golongan ini adalah kokain dan LSD.
Lalu, narkoba golongan stimultan adalah narkoba yang dapat membuat penggunanya mempunyai
tenaga lebih dan dapat mempercepat kerja otak dan jantung. Narkoba jenis ini juga dapat
menimbulkan efek bahagia sementara pada penggunanya. Selanjutnya, narkoba jenis depresan
seperti putau merupakan narkoba yang dapat mengurangi aktifitas fungsional tubuh dengan cara
menekan sistem saraf pusat sang pengguna. Terakhir, narkoba golongan adiktif adalah narkoba
yang dapat membuat penggunanya memiliki sifat pasif karena narkoba jenis ini dapat memutus
sistem saraf penggunanya, tetapi menyebabkan candu bagi pengguna. Contoh narkoba golongan
ini adalah ganja, heroin, dan putau.
Jika narkoba disalahgunakan dalam artian digunakan melebihi dosis maupun diluar
fungsinya sebagai obat bius, tentu saja narkoba dapat membawa pengaruh buruk. Pertama,
narkoba dapat mengganggu sistem neurotransmitter sehingga mengakibatkan terganggunya
fungsi kognitif, afektif, psikomotor, dan aspek sosial. Kedua, narkoba juga mempunyai efek
candu bagi penggunanya. Jika sudah menjadi candu, cara apa pun menjadi mungkin dilakukan
oleh pecandu untuk mendapatkan hal yang menyebabkan kecanduan tersebut.
Bukan hal yang tidak mungkin jika pecandu yang sudah tidak mampu membeli narkoba
untuk memuaskan dirinya melakukan segala cara seperti mencuri, menjadi kurir narkoba,
melakukan korupsi, maupun berbagai macam hal lainnya demi mendapatkan uang untuk
membeli narkoba. Jadi selain merusak diri sendiri, penyalahgunaan narkoba pun dapat
merugikan orang lain.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia
produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali
dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi
hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dalam kurun waktu dua dasawarsa terakhir ini Indonesia telah menjadi salah satu negara
yang dijadikan pasar utama dari jaringan sindikat peredaran narkotika yang berdimensi
internasional untuk tujuan-tujuan komersial. Untuk jaringan peredaran narkotika di negaranegara
Asia, Indonesia diperhitungakan sebagai pasar (market-state) yang paling prospektif secara
komersial bagi sindikat internasional yang beroperasi di negara-negara sedang berkembang.
Remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi
jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara.
Penyalahgunaan narkoba bagi semua pihak tentu saja dapat merusak moral dan nilai
bangsa Indonesia. Indonesia memiliki nilai-nilai yang sakral yang sudah masuk ke dalam
pedoman seluruh masyarakat Indonesia, yaitu nilai-nilai moral dalam Pancasila. Dapat
dikatakan, Pancasila merupakan sebuah pondasi diri kita atau sebagai perisai masyarakat
Indonesia untuk berbagai rintangan dan perkembangan zaman yang akan dihadapi.
Penyalahgunaan narkoba secara terus menerus akan menimbulkan banyak hal negative
terjadi termasuk tindakan criminal. Hal ini bertolak belakang terhadap nilai bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi kenyamanan dan keamanan lingkungan. Terlebih lagi sebagian besar
penggunanya adalah kalangan remaja. Mereka tidak akan berakal sehat lagi, melakukan segala
aktivitas di bawah alam sadar, bahkan dapat meningkatkan kriminalitas di Indonesia karena
mereka sudah mengalami candu dan akan melakukan segala cara untuk memuaskan diri mereka.
Mereka tidak lagi kenal yang namanya belajar, mereka tidak lagi tahu nilai-nilai kemanusiaan
dan yang terutama mereka menyampingkan nilai-nilai ketuhanan.
Mungkin ketika kita pertama kali mendengar penyalahgunaan narkoba yang terjadi di
kalangan remaja, kita akan bereaksi keras dengan mengatakan “seharusnya remaja tidak
melakukan hal itu” atau “mereka sudah merusak masa depan mereka. Seharusnya, mereka tidak
seperti itu” maupun reaksi-reaksi prihatin lainnya, tetapi seiring berjalannya waktu dan semakin
berkembangnya kasus penyalahgunaan ini, mungkin adanya kita akan menganggap hal ini sudah
menjadi hal yang biasa.
Kembali lagi ke pengertian moral bangsa dan tentu terkait juga dengan kebudayaan,
penyalahgunaan narkoba lambat laun tidak lagi masuk ke dalam kategori “nilai yang salah yang
seharusnya tidak dilakukan” dan bukan tidak mungkin menjadi suatu perilaku yang dapat
diterima di dalam masyarakat.
Ditambah lagi, yang perlu kita ingat adalah penyalahgunaan ini dilakukan oleh remaja
yang menjadi masa depan bangsa ini. Para remaja ini lah yang nantinya juga akan mengambil
peran dalam penerusan budaya. Para remaja ini lah yang nantinya juga akan membentuk moral
bangsa sesuai dengan kebudayaan yang mereka punya.
Tentu saja hal ini harus segera dihentikan, atau paling tidak diminimalisir. Jangan sampai
kita melihat Indonesia penuh dengan orang yang kecanduan narkoba dimana-mana. Jangan
sampai kita melihat orang yang sedang mengonsumsi narkoba di setiap pojok jalan yang ada di
Indonesia. Pemerintah tentunya memiliki andil yang besar dalam hal ini.

Referensi
https://www.kompasiana.com/jeffrey97/565abd769293733112197676/penyalahgunaan-narkoba-
di-kalangan-remaja-merusak-moral-bangsa?page=all
https://www.liputan6.com/news/read/2259969/jokowi-narkoba-merusak-masa-depan-bangsa-di-
negara-mana-pun
https://modernis.co/bahaya-narkoba-bagi-moral-bangsa/26/10/2018/
https://www.alodokter.com/penyalahgunaan-napza
https://bnn.go.id/remaja-dan-penyalahgunaan-narkoba/

Anda mungkin juga menyukai