Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 3 ARTIKEL

“Penyalahgunaan Narkoba”

Oleh : Dira Danira Akkrani

Nim : 10221188

Kelas : G1 Akuntansi

STIE STEMBI
BANDUNG
2021
Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba. Kata yang kerap kali ditemui di tengah warga, baik tua atau muda,
siswa atau karyawan. Banyak orang coba menghindariinya.Pemerintahan memutuskan
banyak kebijakan tertentu untuk hentikan peredaran narkoba. Aparatur penegak hukum
telah tangkap bandar, pengedar, dan pengguna narkoba yang paling bermacam
umurnya.

Pusat-pusat pemulihan pencandu narkoba sesak penuh dengan beberapa korban


penyalahgunaan narkoba, khususnya beberapa siswa. Narkoba seolah jadi hantu yang
paling susah dibasmi di kelompok beberapa siswa SMA. Bila memang ini terjadi terus-
terusan dan tidak ada jalan keluar, bagaimana nasib bangsa ini, yang saat ini berada di
tangan beberapa siswa SMA, beberapa penerus bangsa Indonesia? Berikut sebagai
pertanyaan untuk selekasnya dijawab dengan perlakuan.

Apakah itu Narkoba?

Beberapa rekomendasi mengenai pemahaman narkoba telah muncul di beberapa


media. Tetapi, dalam tulisan ini cuman akan diulas mengenai pemahaman narkoba pada
umumnya. Narkoba, ringkasan dari narkotika dan beberapa obat terlarang, ialah bahan
atau zat tertentu yang bisa mempengaruhi keadaan mental atau psikologi seorang, salah
satunya pemikiran, hati, dan sikap, dan memunculkan keterikatan, baik secara fisik atau
psikologi.

Narkoba bisa dikelompokkan jadi opium, halusinogen, amfetamin, dan kokain


berdasar dampaknya. Opium, ialah kelompok beberapa zat yang mempengaruhi saraf-
saraf dalam tubuh hingga saraf jadi kurang sensitif akan stimulan di lingkungan
sekitaran. Halusinogen hingga beberapa pemakainya berangan-angan dan berimajinasi
hingga rasakan kesan berbahagia seolah tengah mimpi.

Ganja dan LSD terhitung dalam kelompok halusinogen. Amfetamin (shabu-


shabu dan ekstaksi) menggerakkan badan manusia untuk bekerja melebihi batasan
maksimal badan hingga badan bisa menanggung derita dehidrasi dan beberapa hal yang
lain karena pemakaian tenaga yang berlebihan. Kokain berperanan sebagai stimulasi
hingga dapat mengakibatkan hati grogi dan kegarangan lebih dari halusinogen.
Secara ilmiah, pemakaian narkoba bawa beragam imbas untuk keadaan fisik
pemakainya. Narkoba pada dasarnya akan mengusik konsistensi mekanisme badan
manusia, karena narkoba menghalangi produksi hormon-hormon yang dari otak hingga
pemakai narkoba akan stop menghasilkan hormon-hormon yang semestinya dibuat
dengan alami pada tubuh pemakai narkoba. Karena bukan hanya mekanisme hormon
yang punya pengaruh, tapi semua performa badan, proses ini menyebabkan rusaknya
semua mekanisme badan manusia.

Berdasar prediksi BNN untuk tahun 2016, ada lebih dari 1,dua juta jiwa pemakai
narkoba yang berumur siswa (12-21 tahun). Selain itu, tiap tahunnya, diprediksi ada
12.000 jiwa yang jiwanya melayang-layang karena overdosis narkoba. Pikirkan saja,
dalam 6-7 tahun beberapa siswa ini semestinya bisa lulus kuliah sebagai sarjana, tapi
mereka justru mati karena narkoba. Secara penghitungan, jiwa-jiwa yang mati karena
narkoba sepanjang kurun waktu capai angka 84.000 jiwa. Hal itu telah sepantasnya jadi
suatu hal yang mendapatkan perhatian khusus, karena mereka menggenggam kunci ke
arah masa datang Indonesia.

Mereka yang bakal jadi penerus bangsa Indonesia. Siapa tahu jika 10 dari 84.000
jiwa itu ialah calon doktor Indonesia? Kita tidak tahu. Tapi yang jelas, tanpa
penangkalan narkoba, masa datang mereka akan remuk. Begitupun bangsa Indonesia,
yang bakal tenggelam dalam arus keruntuhan yang diusung oleh narkoba.

 Penyimpangan Narkoba dan Efeknya

Artikel ini akan mengulas mengenai penyalahgunaan narkoba, tapi saat sebelum
mengambil langkah lebih jauh, akan diartikan lebih dulu apakah itu penyalahgunaan
narkoba. Di tulisan ini, penyalahgunaan narkoba, merujuk pada UU no.35/2009 pasal 1,
ialah perlakuan yang sudah dilakukan beberapa orang terkait dengan konsumsi narkoba
tanpa hak atau mungkin dengan menantang hukum. Dalam pasal 7 dari undang-undang
yang serupa, tercatat jika pemakaian narkoba yang legal ialah pemakaian narkoba
“untuk servis kesehatan dan/atau peningkatan ilmu dan pengetahuan dan tehnologi”.
Pemakaian narkoba di Indonesia benar-benar dikendalikan karena imbas yang
dikarenakannya, dan pemakaian untuk maksud wisata bisa disebutkan menantang
undang-undang yang berjalan di Indonesia, hingga bisa disebutkan jika pemakaian
semacam itu menantang hukum yang berjalan dan bisa dikelompokkan sebagai
penyimpangan.

Penyalahgunaan narkoba memiliki imbas yang paling luas. Dalam cakupan yang
paling kecil saja, yakni diri kita, telah dijumpai jika narkoba akan mengakibatkan
beragam masalah beberapa mekanisme badan. Masalah itu akan mempengaruhi
kesehatan badan beberapa pemakainya. Bila masalah kesehatan telah ditemui pada
siswa SMA yang berumur belia dan memiliki masa datang yang ceria untuk berbakti
pada negara dan jadi masyarakat negara yang bagus, bagaimana jadi Indonesia di masa
datang? Negara ini akan dipenuhi oleh beberapa orang yang sakit karena salah gunakan
narkoba.

Pada umumnya, narkoba bisa mengganti hidup seorang siswa SMA dan
mengantarnya pada terburukan. Seorang siswa SMA telah sepantasnya melakukan
pekerjaan sebagai seorang siswa dengan belajar sebisanya dan aktif dalam beragam
aktivitas kepemudaan yang lain. Tapi, kenyataannya, pelajar-pelajar yang salah gunakan
narkoba untuk beberapa hal wisataonal tidak bisa jalani hidup seperti seharusnya.

Salah satunya narasi riil datang dari seorang berinisial R. R (33) akui pernah
memakai narkoba. Saat

duduk di kelas 2 SMP, R mulai mencicip barang haram ini. Karena sangat parahnya,
seiring waktu berjalan, R akui pernah coba semua tipe narkoba.

Pemakaian narkoba olehnya sampai di suatu waktu saat dia berimajinasi benar-
benar kronis sampai dianya ketakutan dan tidak berani menyaksikan seseorang. Dari
narasi R ini, bisa disaksikan jika beberapa orang yang konsumsi narkoba akan jalani
hidup yang paling percuma, cuman habiskan waktu untuk berimajinasi, tidak untuk
bergaul dan berperan ke warga. Narkoba jadi sumber kepuasan yang pada akhirannya
bisa menjadi senjata makan tuan.
Disamping itu, narkoba merusak seorang dari sisi ekonomi, tidak perduli
umurnya. Ongkos untuk beli narkoba tidak murah, dan saat seorang siswa telah hidup
dengan keterikatan akan narkoba, dia ikhlas lakukan apa saja, halal atau tidak, untuk
menghasilkan uang hingga bisa beli narkoba. Contoh riil terjadi di Medan pada seorang
pelajar berinisial MI. Untuk menjaga keterikatannya akan sabu-sabu, MI mengambil
sepeda motor sekitar 7 biji bila dikumpulkan yang selanjutnya dijualnya untuk beli
narkoba. Terang, beberapa kasus perampokan motor semacam ini bawa beberapa siswa
jadi kriminal-kriminal dengan mentalitas yang jelek.

Bila terus-terusan semacam ini, masa datang bangsa Indonesia akan dipenuhi
oleh pencuri-pencuri ulung yang tentu saja menyalahi hukum. Bahkan juga, di tingkat
paling tinggi, beberapa orang semacam itu bisa merusak masa datang bangsa dengan
mengambil uang rakyat

 Jalan keluar atas Penyimpangan Narkoba

Ramainya penyalahgunaan narkoba dengan beragam jenjang, sama seperti yang


sudah diulas awalnya, menuntut ada perlakuan nyata yang penting selekasnya
dilaksanakan. Di tulisan ini, dijajakan beberapa jalan keluar yang kiranya bisa
menangani penyalahgunaan narkoba sama seperti yang sudah dilukiskan di atas.

Jalan keluar pertama kali yang bisa diaplikasikan dan bisa dengan cepat
diaplikasikan untuk khalayak luas ialah iklan service warga di beberapa media, seperti
bioskop dan sosial media. Argumen diputuskannya bioskop dan sosial media sebagai
fasilitas penebaran pesan untuk menahan narkoba ialah karena ke-2 media ini ialah
beberapa media yang, pada era ke-21 ini, banyak disukai oleh beberapa siswa seusia
SMA.

Berdasar data dari We Are Social yang diambil di tahun 2016, dari warga di
Indonesia yang sejumlah 259 juta, 30% dari warga itu memakai sosial media. 30% dari
keseluruhan pemakai sosial media itu sebagai anak-anak remaja yang berumur 13-19
tahun. Dengan anggapan jika pembagian dari pemakai sosial media remaja untuk tiap
usia sama, karena itu bisa disebutkan jika sosial media lumayan banyak dipakai di
kelompok siswa.
Disamping itu, apa saja yang ditempatkan di sosial media akan cepat menebar ke
semua pemakainya, hingga info bisa menebar dengan cepat di kelompok siswa. Oleh
karena itu, sosial media benar-benar bagus untuk menebarkan pesan penangkalan
penyalahgunaan narkoba.

Selainnya sosial media, bioskop dapat dipakai untuk menebarkan pesan


berbentuk iklan service warga untuk menghindar narkoba. Anak muda pada umumnya
sukai melihat bioskop karena dipandang ringkas dan benar-benar memiliki makna.
Selain itu, bioskop mempunyai daya magnet tertentu karena tehnologi didalamnya
benar-benar hebat hingga memikat angkatan muda, hanya karena dalam bioskoplah
mereka bisa rasakan kemelut dari satu film dalam langkah yang unik, dengan sound
sistem yang menggelegar dan layar-lebar yang menarik mata.

Iklan yang ditebarkan di media itu, entahlah di sosial media atau di bioskop,
harus datang dari anak muda sendiri. Argumen dari hal itu ialah hanya karena anak
muda yang mengetahui bagaimana berbicara dengan sesamanya. Beberapa siswa SMA
sangat inovatif dan akan munculkan beberapa ide baru terkait dengan menebarkan pesan
supaya beberapa siswa SMA menghindar penyalahgunaan narkoba.

Karenanya, dengan tempatkan beberapa siswa sebagai aktor khusus dalam


perang memberantas penyalahgunaan narkoba, pengutaraan dengan sistem iklan service
warga itu diharap bisa menarik beberapa siswa SMA untuk lakukan beberapa hal positif
dan menjauhi dari narkoba untuk kebutuhan wisata.

Saat ini, beberapa siswa SMA kerap kali bersahabat dalam kelompok-kelompok
persahabatan yang “terbatas”. Oleh karena itu, kerap kali sulit untuk mempengaruhi
beberapa orang semacam itu, karena mereka lebih yakin ke rekan mereka sendiri
dibanding beberapa pakar. Mereka lebih yakin pemikiran rekan dibanding hukum yang
berjalan dengan cara resmi.

Oleh karena itu, memerlukan perwakilan-perwakilan dari tiap barisan itu yang
diundang menjadi perwakilan aktivis anti-NAPZA dalam barisan persahabatan mereka.

Penyediaan program semacam ini bisa dilaksanakan pada tingkat propinsi. Tiap
propinsi akan diberi ketuanya masing-masing, lalu tiap propinsi akan panggil
perwakilan siswa dari tiap kabupaten/kotamadya untuk dikasih penerangan mengenai
penangkalan narkoba. Pelajar-pelajar ini bisa melangsungkan beragam acara dan
lombanya masing-masing, sesuai kekuatan dari wilayah mereka, dengan arah cukup
kelompok-kelompok persahabatan lokal yang berada di sekolah atau di lingkungan
warga bisa sama-sama mengingati untuk menghindar penyalahgunaan narkoba.
Keinginannya, kesadaran diri akan ada pada diri masing-masing siswa hingga mereka
bisa menghindar narkoba dan tidak menyalahgunakannya.

Karena ada beberapa langkah di atas, yakni pembikinan iklan service warga dan
penebaran aktivis anti-NAPZA ke tiap propinsi di Indonesia, dipercaya jika siswa di
Indonesia akan terdorong hatinya tidak untuk terperosok dalam pemakaian narkoba.
Catatan penting untuk penerapan beberapa program yang sudah dicatat di atas ialah jika
program itu harus dikerjakan secara stabil.

Dengan stabilitas penerapan program dan pengamanan dengan optimal, karena


itu penyalahgunaan narkoba akan musnah dari Indonesia. Berikut beberapa langkah
yang perlu dilaksanakan untuk Indonesia yang lebih bagus. Seperti kata Soekarno,
“Berikan saya 1.000 orangtua, pasti akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan saya 10
pemuda pasti akan kuguncangkan dunia.”
DAFTAR ISI

 https://www.tribunnews.com/kesehatan/2021/06/16/narkoba-penjelasan-
dama-dan-bahaya-penyalahgunaan-narkoba-bagi-kesehatan

 https://bnm.go.id/mencari-jalan-keluar-pecandu-narkoba/

 https://m.merdeka.com/jabar/10-macam-macam-narkoba-beserta-efek-
sampingnya-yang-mengerikan-kln.html

Anda mungkin juga menyukai