Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

NARKOBA ANCAMAN NYATA BAGI


PENERUS BANGSA

DISUSUN OLEH:
RAIHAN MAHFUZH - 043457544
38 / KEARSIPAN
A. PENDAHULUAN

“Narkoba” bukanlah istilah asing bagi hampir kita semua, keberadaannya lebih
sering terdengar negatif dibanding positifnya. Narkoba memiliki daya adiksi
(ketagihan), daya toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat
kuat, sehingga menyebabkan pemakai narkoba tidak dapat lepas dari pemakainya atau
hal ini biasa disebut ketergantungan.

Dan yang menjadi perhatian kali ini adalah penyalahgunaan narkoba


(narkotika, psikotropika, & bahan adiktif) yang dilakukan oleh para remaja usia
sekolah di Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan.
Dan hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan nantinya akan merugikan
Indonesia sendiri tentunya dalam beberapa aspek. Generasi muda (remaja) merupakan
generasi penerus yang nantinya akan memasuki usia produktif dan menjadi roda
penggerak dalam memajukan bangsa Indonesia.

Tetapi para generasi penerus tersebut telah rusak karena penyalahgunaan


narkoba. Penyalahgunaan tersebut sudah termasuk ancaman non-militer layaknya
kasus korupsi, atau kemiskinan yang perlu tindakan lebih lanjut oleh pemerintah dan
seluruh lapisan masyarakat guna paling tidak mampu meminimalisir dan bisa menjaga
stabilitas ketahanan nasional.

Para remaja mendapat dan menyalahgunakannya barang terlarang tersebut


tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung yang ada di lingkungannya,
narkoba bisa datang dengan cara halus, melalui rayuan yang menebarkan nilai
kebanggaan yang ada pada kalangan remaja oleh para Agen-agen pemasarannya yang
memiliki jaringan luas dan bersifat terputus, antara satu bandar dengan bandar yang
lain bahkan terkadang tidak saling mengenal.

Masa remaja merupakan masa yang paling rawan, mudah pengaruh terhadap
narkoba dan terjerumus dalam pergaulan yang salah. Masa remaja adalah masa di
mana ingin mengetahui sesuatu hal yang baru, dan mereka belum bisa membawa
dirinya dengan baik dan juga belum bisa memilah mana yang baik dan yang buruk
dengan sempurna. Dan maka dari itu penulis tertarik dalam mengkaji “Narkoba
Ancaman Nyata Bagi Generasi Penerus Bangsa” dalam artikel ini secara lebih lanjut
B. KAJIAN PUSTAKA

Dari beberapa buku, jurnal maupun artikel di media-media yang ada, penyusun
akan menjelaskan beberapa kajian pustaka yang diambil dari berbagai sumber, dan
tentunya sumber yang dipilih adalah yang berkenaan dengan narkoba dan ketahanan
nasional, di antaranya adalah:

Buku yang menerangkan apa itu narkoba, jenis-jenisnya, sejarah narkotika,


dan dampak penyalahgunaannya, serta faktor-faktor seseorang menyalahgunakan
narkoba ditulis oleh Ummu Alifia dalam bukunya yang berjudul “Apa Itu Narkotika
dan Napza” dan Dr. H. Irawan Jasa Tarigan dalam bukunya yang berjudul “Apa Itu
Narkotika dan Napza”

Jurnal berjudul “Penyalahgunaan Narkotika Ditinjau Dari Undang-Undang No


35 Tahun 2009 Tentang Narkotika” yang ditulis oleh Doni Albert Kela yang
menerangkan upaya penanggulangan dan pemberantasan dari penyalahgunaan
narkoba.

Buku berjudul “Pendidikan Kewarganegaraan” yang ditulis oleh Lasiyo, Reno


Wikandaru, dan Hastangka dalam salah satu babnya yang menerangkan tentang
ketahanan nasional (Indonesia) yang terdiri dari beberapa aspek, yakni ideologi,
politik, ekonomi, sosial dan budaya; serta pertahanan dan keamanan.

Artikel berjudul “Kasus Penyalahgunaan Narkoba Memberikan Dampak Yang


Signifikan Dalam Berbagai Aspek Kehidupan” ditulis oleh Badan Narkotika Nasional
yang menjelaskan penayalahgunaan narkoba tak hanya merusak individu semata,
tetapi juga negara.
C. PEMBAHASAN

Apa Itu Narkoba?


Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, & bahan adiktif.
Istilah ini biasanya digunakan oleh aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim
atau petugas pemasyarakatan. Selain itu, ada lagi istilah lainnya yaitu Napza yang
sama-sama merujuk ketiga zat tersebut, dan istilah ini lebih umum digunakan oleh
praktisi kesehatan atau rehabilitasi

Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi hingga hilangnya nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (contoh: heroin, ganja, atau kokain).1 Penggunaan
narkotika sudah ada sejak masa penjajahan Belanda yang dilakukan oleh orang-orang
cina, tetapi penggunaannya mulai dilarang sejak masa penjajahan Jepang.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (contoh:
ekstasi, LSD, atau amphitamine).2

Penyalahgunaan Mengancam Kekuatan Ketahanan Nasional


Secara geografis, Indonesia diapit di antara Benua Asia dan Benua Australia,
serta di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah
Indonesia berada pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kegiatan
perekonomian internasional, khususnya perdagangan. Karena wilayah Indonesia
sangat strategis sehingga dilalui jalur perdagangan dan pelayaran dunia seperti negara-
negara Asia Timur, negara-negara Eropa, Timur Tengah, dan India. Serta jalur
perdagangan antara Asia ke Australia dan Selandia Baru. Juga kapal-kapal dagang dari
Jepang, China dan negara Asia Timur lainnya yang menuju ke Eropa melalui
Indonesia dan juga sebaliknya. Dan secara geografis jugalah yang membawa

1
Undang-Undang RI No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
Indonesia mengalami perkembangan ekonomi yang cukup cepat karena interaksi
perdagangan tersebut

Namun hal tersebut tak hanya mempengaruhi ekonomi saja, tetapi juga
berdampak kepada masuknya budaya luar ke Indonesia yang memiliki potensi
mengancam ketahanan nasional. Di mana salah satunya masuknya barang terlarang
(narkoba) melalui jalur ilegal atau mungkin melalui jalur legal tetapi luput dari petugas
pengawas. Dan hal itu merupakan awal dari penyalahgunaan narkoba di Indonesia.

Penduduk Indonesia didominasi oleh usia muda bila dilihat datanya di situs
resmi pemerintah (2019) yakni sekitar 34% dari 267-an juta jiwa, yang nantinya
beberapa tahun lagi akan memasuki usia produktif mereka itulah yang akan memimpin
negara ini, dan hal tersebut merupakan kabar baik tentunya buat kita semua tetapi ada
beberapa hal yang cukup mengkhawatirkan, yaitu dalam hal penyalahgunaan,
beberapa tahun lalu sekitar 20% kebanyakan pengguna adalah anak-anak dan remaja,
pada tahun 2019 angka itu mengalami peningkatan menjadi 24-28 % (menurut kepala
BNN). Bila hal tersebut dibiarkan begitu saja secara terus-menerus maka akan
berimbas kepada rusaknya kualitas para penerus generasi bangsa.

Narkoba menghancurkan ketahanan bangsa ini dimulai dari tingkat


individual/pribadi, kemudian menyebar ke dalam lingkungan keluarga, kemudian
meluas ke tingkat masyarakat kecil (lokal: teman sepergaulan) dan meluas lagi ke
tingkat daerah, dan lama-kelamaan akan berkembang ke tingkat yang lebih luas yakni
tingkat nasional.
Secara lebih spesifik, dampak penyalahgunaan narkoba tak hanya dirasakan
secara fisik individu itu sendiri tetapi dampaknya juga merugikan pada ketahanan
bangsa meliputi bidang pertahanan dan keamanan (hankam), ideologi, ekonomi, dan
sosial budaya.

Di bidang pertahanan dan keamanan dampak dari penyalahgunaan yang


semakin marak di negeri ini adalah menurunnya patriotisme, nasionalisme, dan
semangat bela negara.
Di bidang ideologi, dampaknya adalah timbulnya sikap hedonisme dan
kebebasan tanpa batas. Yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai
tujuan utama dalam hidup. Dan hal ini tentunya bermuara pada perilaku konsumtif dan
kebebasan tanpa batas yang dapat menimbulkan kebebasan yang tidak bertanggung
jawab dan tidak berketuhanan.
Dampak di bidang ekonomi di antaranya adalah bagi negara mengeluarkan
anggaran sekitar 45 triliun, dengan perincian untuk membiayai Rehabilitasi, pengobatan
maupun proses hukum. Angka ini sangat fantastis untuk ukuran Indonesia yang masih
dalam tataran berkembang dan bagi para pelaku penyalahgunaan biasanya akan
berakhir menuju kesulitan finansial, dan dari kesulitan finansial tersebut bisa menjadi
awal dari tindakan kriminal.
Serta dampak di bidang sosial budaya adalah timbulnya dekadensi moral atau
kemerosotan nilai moral pada masyarakat dan hilangnya sikap gotong-royong karena
cenderung bersikap individualis.

Faktor Seseorang Menggunakan Narkoba

Secara sosiologis, penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh kaum


remaja merupakan perbuatan yang disadari berdasarkan pengetahuan yang mereka
miliki sebagai pengaruh langsung maupun tidak langsung dari proses interaksi sosial
yang terjadi dalam kelompok. Secara subjektif individual, penyalahgunaan narkotika
oleh remaja sebagai salah satu upaya individu untuk menemukan kepuasan yang
belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga yang hakikatnya menjadi
kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu, terutama bagi kaum remaja
yang masih adalah proses tumbuh dan berkembang.3
Dan menurut sumber lain, seseorang menggunakan menyalahgunakan narkoba
di pengaruhi beberapa faktor, ada dua faktor dalam hal ini yaitu faktor individu dan
faktor lingkungan. 4

Dalam faktor individu penyalahgunaan ini disebabkan karena:

1. Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau berpikir panjang
mengenai akibatnya.

2. Keinginan untuk bersenang-senang.

3. Keinginan untuk mengikuti tren atau gaya.

3
Drs. Sudarsono S.H., M., Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2004
4
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2013/07/23/704/faktor-penyebab-penyalahgunaan-narkotika
4. Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok.

5. Lari dari kebosanan, masalah atau kesusahan hidup.

6. Pemahaman yang keliru bahwa penggunaan sekali-sekali tidak menimbulkan


efek ketagihan.

7. Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau
kelompok pergaulan untuk menggunakan NAPZA.

8. Tidak dapat berkata TIDAK terhadap NAPZA.

Sedangkan dalam faktor lingkungan meliputi:

1. Lingkungan Keluarga. Para orang tua yang abai terhadap pengawasan dan
perkembangan anaknya; serta kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga
merupakan faktor yang ikut mendorong seseorang pada gangguan penggunaan zat.
2. Lingkungan Sekolah. Sekolah yang tidak disiplin dalam menegakan aturannya,
dan lokasinya terletak dekat dengan tempat hiburan; kurangnya diberi kesempatan
pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif, inovatif dan positif; serta
adanya murid pengguna NAPZA merupakan salah satu hal yang menjadi kontribusi
terjadinya penyalahgunaan NAPZA.
3. Lingkungan Teman Sebaya. manusia merupakan makhluk sosial yang memiliki
sebuah kebutuhan akan pergaulan teman sebaya dan hal mendorong remaja untuk
dapat diterima sepenuhnya dalam kelompoknya. Ada kalanya menggunakan
NAPZA merupakan suatu hal yang penting bagi remaja agar diterima dalam
kelompok dan dianggap sebagai orang dewasa.

Indonesia harus mampu mempertahankan kesatuan serta kedaulatan Negara


dan pemerintahan dari ancaman-ancaman yang datang tersebut. Negara Indonesia
harus bisa memperkuat ketahanan nasional dalam kehidupan bernegara. Ketahanan
nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen rakyat Indonesia ikut menjaga ketahanan
dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, pertahanan, dan keamanan, kerja
sama antara pemerintah dan rakyat dalam membentuk ketahanan nasional akan
memperkuat ketahanan negara Indonesia. Menurut Morgenthau kekuatan nasional
dilihat dari beberapa faktor, yakni faktor stabil (stable factors) yang terdiri atas
geografi serta sumber daya alamnya, lalu ada juga faktor dinamis (dinamic factors)
yang terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi, karakter nasional, moral
nasional, kualitas diplomasi, dan kualitas pemerintah .

Bila dilihat dari faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya, maka kualitas


sumber daya manusia memegang peran penting dalam mewujudkan kekuatan nasional
yang memiliki daya saing dan dalam hal ini penyalahgunaan narkotika mampu
menghancurkan kualitas manusia tersebut, efek narkotika itulah yang ketika zat
tersebut masuk ke dalam organ tubuh maka terjadi satu atau lebih perubahan fungsi di
dalam tubuh. Lalu dilanjutkan lagi ketergantungan secara fisik dan psikis pada tubuh,
sehingga bila zat tersebut dihentikan pengkonsumsiannya maka akan terjadi gangguan
secara fisik dan psikis serta fungsi sosial.

Maka dari itu, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan pencegahan
dini yakni dengan meremajakan regulasi undang-undang yang mengatur pelanggaran
penyalahgunaan narkoba dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehat yang
belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik
untuk menggunakannya Dengan prinsip meningkatkan peranan atau kegiatan agar
kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk
memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba. Selain dilakukan oleh
pemerintah, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh lembaga profesional
terkait, lembaga swadaya masyarakat, atau organisasi masyarakat yang terawasi
pemerintah.
D. PENUTUP
Simpulan
Narkoba adalah obat-obatan terlarang yang di salah gunakan oleh remaja dan
orang dewasa untuk kesenangan sendiri, tanpa memikirkan bahaya atau dampak bagi
penggunanya. Penggunaan narkoba sebenarnya biasa dipakai dalam bidang kesehatan
sebagai penelitian. Tetapi karena di salah gunakan, narkoba dapat membahayakan
penggunanya. Banyak berbagai macam jenis narkoba dan juga efek yang
ditimbulkannya bila dikonsumsi berlebihan/melebihi dosis (overdosis). Bahkan dari
salah satu efek tersebut, bisa menyebabkan kematian.
Tak hanya itu penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda merupakan
salah satu ancaman nyata bagi ketahanan nasional dan tentunya ini membahayakan
masa depan bangsa Indonesia. jumlah penggunanya yang meningkat tajam hari demi
hari membuat pemerintah kerepotan dalam menghadapinya. Persoalan narkotika pada
dasarnya tidak dapat dibebankan pada BNN atau beberapa kementrian saja tetapi juga
harus ada peran serta dari semua pihak termasuk masyarakat. Upaya pencegahan
dibutuhkan dalam menekan angka kasus.

Saran
Perang terhadap kejahatan narkotika haruslah dipimpin oleh kepala Negara.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, kepala Negara haruslah konsisten dan tegas
dalam pelaksanaannya. Tanpa itu,upaya pemberantasan yang dilakukan penegak
hukum tidak akan memberikan perubahan yang maksimal.
Di sisi lain, diperlukan perbaikan dan pembaruan regulasi undang-undang
untuk mengakomodasi perkembangan terbaru dalam kejahatan narkotika. Selain
regulasi, persoalan dalam diri penegak hukum harus mempertahankan hukuman yang
maksimal. Apabila hukuman maksimal sudah dijatuhkan maka eksekusi harus
dilakukan secara konsistensi secara tegas khususnya untuk pelaksanaan hukuman
mati.
Daftar Pustaka
 Alifia, Ummu. 2019. Apa Itu Narkotika dan Napza. Jawa Tengah: ALPRIN.
 Ghoodse. 2002. Pencegahan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
 Sasongko, Warso. 2017. Narkoba. Yogyakarta: Relasi Inti Media.
 Simangunsong, Frans. Faktor-Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkotika.
 Lasiyo. Reno Wikandaru. Hastangka. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan.
 Albert, Doni Kela. 2015. Penyalahgunaan Narkotika Ditinjau Dari Undang-
Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
 Septiningsih, Ismawati. 2014. Bahaya Narkoba Dikalangan Pelajar dan
Upaya Penanggulangannya.
 Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai