KELOMPOK 7:
AYU NUR HIDAYATI (1403123019)
DESI PITALOKA (1403122909)
NELDA IPKAWATI (1403123454)
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan hidayah-Nya
kepada seluruh umat manusia untuk dijadikan pedoman dan acuan dalam meraih keselamatan
dunia dan akhirat.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari jaman jahiliyyah ke jaman islamiyyah, yang telah
membawa rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Tidak lupa kepada keluarganya, para
sahabatnya, dan sampailah kepada kita selaku umatnya semoga kita mendapat sapaat darinya
di yaumil jaza amin allahumma amin...
Alhamulillah kami ucapkan kehadirat Illahi Robbi, karena berkat iradah-Nya kelompok
kami diberikan kemudahan sehingga penulis mampu melalui hambatan-hambatan yang
datang selama penyusunan makalah ini, tentunya dengan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala,
terwujudlah makalah yang berjudul
Narkoba Dalam Pandangan Islam.
BAB I
PENDAHULUAN
Dari segi kependudukan indonesia adalah negara yang banyak pengangguran dan
sebagian besar dari mereka adalah anak muda yang masih dalam masa produktif. Hal ini
adalah potensi pasar besar untuk peredaran gelap narkotika dan psikotropika dan mendorong
timbulnya rasa ingin cepat kaya dengan bekerja yang minimal.
Derasnya informasi dari pertumbuhan globalisasi yang semakin maju membuat pola
hidup antara individu satu dengan individu yang lain menjadi berbeda selera dan gaya hidup
merekapun menjadi lebih berorientasi pada masalah individualisme (egoisme ), keangkuhan
dan nilai konsumtif. Hal ini lah yang menjadikan mereka untuk meniru gaya hidup yang
penuh tawaran, pilihan, peluang dan tantanggan sehingga dapat dengan mudah mengalami
frustasi dalam menghadapi persaingan tersebut. Untuk menghadapi persaingan tersebut
mereka lebih cenderung melakukan pelampiasan kepada obat obat yang dapat
menghilangkan stres, kejenuhan dan ketengangan jiwa mereka dalam narkotika dan
psikotropika.
Jenis narkotika yang paling dominan dalam penyalahgunaan dan perdagangan gelap
adalah ganja, putaw dan heroin. Sehingga barang haram ini dapat sampai ketangan
mahasiswa atau remaja yang lain. Dan hal inilah yang dapat merusak generasi muda bangsa
terutama mahasiswa karena didalam pergaulan mahasiswa terdapat banyak golongan dan
teman yang berbeda latar belakang yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Dari data yang
ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 1524 tahun. Tampaknya
generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap NAPZA. Tidak hanya anak
muda maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja, tapi sudah
sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat
sosial ekonomi menengah bawah sampai tingkat sosial ekonomi atas. Oleh karena itu
kita semua perlu mewaspadai bahaya dan pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan
pembinaan generasi muda. Sektor kesehatan, maayarakat, dan mahasiswa memegang
peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan NAPZA.
Sebenarnya Narkoba itu obat legal yang digunakan dalam dunia kedokteran, namun dewasa
ini Narkoba banyak disalahgunakan. Bahkan kalangan muda tidak sedikit yang menggunakan
narkoba. Banyak dari mereka yang menggunakan Narkoba dengan alasan untuk kesenangan
batin. Narkoba merupakan daya perusak terhadap sendi-sendi kehidupan,sehingga menyita
perhatian banyak kalangan. Lebih-lebih ketika sekian banyak penelitian menyatakan bahwa
korban narkoba saat ini telah merambah ke segenap lapisan masyarakat mulai dari anak yang
baru dilahirkan hingga orang tua, mulai dari rakyat jelata sampai konglomeratnya. Bahkan,
tidak sedikit dari anak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, yang ikut menjadi korban
keganasannya. Yang sangat memprihatinkan lagi, bahwa perilaku orang tua sudah biasa
mempengaruhi sejak si kecil masih berada dalam kandungan. Bila waktu hamil sang ibu
terbiasa minum alkohol, maka resiko sikecil berkembang menjadi pecandu alkohol pun juga
besar.
Bagi seorang muslim wajib mengetahui bagaimana hukum menggunakan sesuatu yang
dapat mengandung mudarat. Diperlukan berbagai informasi untuk dapat menyimpulkan
hukum-hukum Islam mengenai narkoba.Dilihat dari uraian singkat di atas, jelas sangat telihat
bahwa penting bagi kita untuk menganalisa hukum tentang narkoba dalam Islam. Melalui
analisa ini,dapat dipahami apa saja bahaya narkoba baik di dunia maupun di akhirat.
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam skala internasional, ternyata kegiatan terorisme sering terkait dan erat
hubunganya dengan kegiatan perdagangan narkotika ilegal lintas batas negara sehingga
kepustakaan mengenai narkotika mengenal dan mengakui kedekatan kegiatan tersebut
sebagai narco-terorism. Pasangan dua kegiatan yang berbeda latar belakang tampaknya
semakin serasi sejalan dengan perkembangan pasca perang dingin karena kontrol dari negara
kuat semakin berkurang terutama setelah hancur leburnya Negeri Unisoviet danYugoslavia.
Kegiatan mafia kejahatan yang dimotori oleh bekas agen-agen KGB semakin merajalela dan
menghalalkan segala cara untuk mengeruk keuntungan berlipatganda yang tidak pernah akan
diperoleh selama rezim Unisoviet masih berdiri utuh.Kegiatan perdagangan ilegal narkotika
menjadi salah satu alternative sumber pendanaan bagi kegiatan terorisme dan kejahatan
transnasional lainya, seperti perdagangan wanitadan anak-anak serta penyelundupan migran
ke beberapa negara.
Paparan di atas menunjukkan bahwa minuman keras, narkotika, dan obat berbahaya
merupakan hal yang sangat menarik sekali untuk dikaji secara intensif, guna memberikan
sumbangan pemikiran untuk mengatasi minuman keras, narkotika, dan obat berbahaya yang
menjadi permasalahan serius, baik dalam skala nasional maupun internasional.
2.1 Tinjauan Umum Tentang Narkoba
Zat ini secara garis besar digolongkan menjadi dua macam: narkotikadalam arti
sempit dan narkotika dalam arti luas. Narkotika dalam arti sempit, bersifat alami. Yaitu
semua bahan obat opiatin, cocaine, dan ganja. Sedangkannarkotika dalam arti luas, bersifat
alami dan syntetic. Yaitu semua bahan obat-obatan yang berasal dari:
a. Papaver Somniferum (opium atau candu, morphine, heroin dan sebagainya)
b. Eryth Roxylon Coca (cocaine)
c. Cannabis Sativa (ganja, hasyisy)
d. Golongan obat-obatan depressant (obat-obat penenang)
e. Golongan obat-obatan stimulant (obat-obat perangsang)
f. Golongan obat-obatan hallucinogen( obat pemicu khayal)
g. Semua obat bisa berbahaya ( insulin, penselin, adrenalin )
h. Yang digunakan tidak hanya obat, melainkan ganja, acztasy, heroin, kokain, tidak
digunakan sebagai obat lagi.
10. Multipel ( kombinasi ) dan lain lain, misalnya : kombinasi heroin dan shabu shabu,
alkohol dan obat tidur.
NAPZA adalah kependekan dari narkotika alkohol pisktropika dan zat adaktif
lainnya. Menurut undang undang no. 22 tahun 1997 yang dimadsud dengan
narkotika meliputi :
Dr.Shaleh bin Ghonim as Sadlan membagi obat-obat terlarang ini menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Narkotika Natural (Alami)
Yaitu yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ganja, opium, koka, alkot(cathaedulis) dan
lain-lain.
Yaitu yang dimodifikasi dari bahan-bahan alami (biasanya dari zat kimia yang terdapat dalam
opium) kemudian diproses secara kimiawi supaya memberikan pengaruh lebih kuat, seperti
morfin, heroin, kokain dan lain-lain
c. Narkotika Sintesis
Yaitu pil-pil yang terbuat dari bahan kimia murni. Pengaruh dan efek yangditimbulkannya
sama dengan narkotika natural atau semi sintesis. Dikemasdalam bentuk kapsul, pil, tablet,
cairan injeksi, minuman, serbuk dan berbagai bentuk lainya. Di antaranya adalah berbagai
jenis obat tidur seperti kapsulSignal, atau pil perangsang (stimulantia) seperti Kiptagon atau
Amphetamine,atau tablet penenang seperti Valium 5 dan derivate-derivatnya yang
lain.Termasuk diantaranya pil hallusinogent (pembangkit halusinasi) sepert L.S.D(Lysegic
Acid Diethlamide).
Sejalan dengan itu Abu Ghifari membagi narkotika menjadi dua bagian yaitu :
a. Narkotika alam. Jenis natur dari dedaunan dan getah, yang tehnik penggunaanyasangat
praktis yang terdiri dari :
1. Bentuk daun, misalnya ganja, wujudnya mirip daun teh kering, warnanya hijaukecoklatan,
dan
2. Bentuk getah, misalnya cannabis dan hasyis, wujudnya cairankental, warnanya coklat tua.
b. Narkotika sintetik jenis yang diolah secara kimiawi, terdiri dari:
1. Bentuk cairan, misalnya morfin (ampul), wujudnya mirip cairan alkohol murni, warnanya
bening.
2.Bentuk tablet atau kapsul, misalnya: tablet cosadon, warnanyamerah muda,magadon
(nitrazwpam 5 mg), warnanya putih, rohipnool warnanya putih,kapsul nembutal, warnanya
kuning, trandene 10, warnanya kuning tua.
2.1.3.1 Narkotika
Menurut UU No. 22 Th. 1997 tentang narkotika, pasal 2 ayat 1 ditinjau dariruang
lingkup dan tujuanya, narkotika bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan,yaitu narkotika
golongan I, golongan II, dan narkotika golongan III.Yang dimaksud dengan narkotika
golongan I adalah narkotika yang hanyadapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkanketergantungan. Dan yang dimaksud dengan narkotika golongan II, adalah
yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakandalam
terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Adapun yangdimaksudkan dengan narkotika golongan
III, adalah narkotika ynag berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan
atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.
2.1.3.2 Psikotropika
Sebagaimana narkotika, psikotropika pun juga digolong-golongkan
ataudiklasifikasikan menurut jenisnya. Psikotropika yang mempunyai potensimengakibatkan
sindroma ketergantungan, digolongkan menjadi empat golongan ,yaitu psikotropika golongan
I, golongan II, golongan III, dan psikotropikagolongan IV.Dalam penjelasan atas Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun1997 tentang psikotropika dijelaskan, bahwa
psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkansindrom ketergantungan.
Sedangkan psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Psikotropika golongan III adalah
psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan sertammempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Sekalipun pengaturan
psikotropika dalam undang-undang ini hanya meliputi psikotropika golongan I, golongan II,
golongan III, dan psikotropika golongan IV,masih terdapat psikotropika lainya yang tidak
mempunyai potensi mengakibatkan sindrom ketergantungan, tetapi digolongkan sebagai obat
keras. Oleh Karena itu, pengaturan, pembinaan, dan pengawasannya tunduk kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku dibidang obat keras.
2.1.4.1 Psikologi
Meskipun efek narkotika dan psikotropika sering berlainan, namun secara umum
benda itu menyerang sistem dan fungsi neotransmitter pada susunan syaraf pusat atau otak.
Akibatnya fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku dari si pemakai atau pecandu akan
terganggu. Misalnya semangat berlebihan, gelisah,dan tidak bisa diam, tidak bisa tidur, dan
tidak bisa makan. Dalam jangka panjang, penggunaan obat ini dapat menimbulkan fungsi
otak terganggu dan bisa berakhir dengan kegilaan.Bila si pemakai sudah sampai pada tingkat
pecandu, kemudian ia tidak memakainya, maka pengaruh yang dapat dirasakan, antara lain
cepat marah, tidak tenang, cepat lelah, tidak bersemangat, dan ingin tidur terus.
2.1.4.2 Fisiologis
Efek yang ditimbulkan oleh narkotika dan psikotropika terhadap fisik,antara lain
menurunya kekebalan tubuh dan rusaknya beberapa fungsi organ tubuh, baik organ dalam
seperti jantung, paru-paru, liver, hati dan lain sebagainya, juga organ luar seperti pupil mata
mengecil , bicara cadel, mulut kering, dan alat-alat indera lainya.Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa narkoba adalah racun yang bukan saja merusak seseorang secara fisik
tapi juga merusak jiwa dan masa depan penggunanya. Secara fisik, kekebalan tubuh semakin
lama semakinambruk, sementara mentalitasnya sudah terlanjur ketergantungan dan
membutuhkan pemenuhan narkoba dalam dosis yang semakin tinggi.
Jika dia tidak berhasil menemukan narkoba, maka tubuh akan mengadakan reaksi
yang menyakitkan, diantaranya sembelit, muntah-muntah, kejang-kejang, dan badan
menggigil yang dikenal dengan sakau. Untuk itu para pecandu narkoba tidak bias lepas dari
ketergantungan, hingga memerlukan terapi cukup lama.Penyalah gunaan narkoba dapat
mengakibatkan gangguan mental atau jiwa yang dalam istilah kedokteran jiwa (psikiatri)
disebut gangguan mentalorganic. Disebut organic karena narkoba ini bila masuk ke dalam
tubuh langsung bereaksi dengan sel-sel saraf pusat (otak) dan menimbulkan gangguan dalam
alam pikir, perasaan dan perilaku. Kondisi demikian dapat dikonseptualisasikan sebagai
gangguan jiwa karena narkoba.
hadits yang dikemukakan oleh Umar bin al- khaththab yang menyatakan : Khamr adalah
benda yang menyebabkan hilang akal / kesadaran.( HR al bukhari dan muslim )
Larangan meminum khamr telah ditegaskan dalam al- Quran dan hadist Nabi
Seandaianya Napza tidak dikategorikan kedalam khamr atau memabukkan, ia tetap haram
karena adanya unsur dapat melemahkan phisik, sebagaimana ditegaskan dalam hadist Nabi :
Dari Ummi Salamat, ia berkata, Rosululloh saw melarang hal yang memabukkan dan
melemahkan ( menjadikan lemah ).
Menurut Ibn al- Atsir, yang dimadsudkan dengan melemahkan sebagaiamana dimadsud
dalam hadist disini jika minuman tersebut diminum, maka adan akan menjadi panas,
membuat lemas, malas, dan sedih. Sedangkana menurut al- Khaththabi, adalah semua jenis
minuman yang menjadikan badan loyo, dan lemas.
Disamping itu, Napza dapat dikategorikan ke dalam al- Khabait dan membahayakan. Ajaran
islam mengharamkan hal tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam surat asl Araf (7): 157:
...dan Allah menghalalkan bagi mereka segala yang baiak dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk... (Q.s.al-Araf ( 7 ): 157)
Bila di kategorikan dalam hukum Khamr dengan zat zat yang memabukan yang lain dam
konteks dewasa ini, sejenis Napza, Narkotika, dan zat adiktif lainya, menurut Imam Syafii,
ada empat element :
1. Ash ( pokok ), yakni suatu peristiwa yang sudah ada ketentuan hukamnya dalam nash
yang dijadikan patokan dalam mengqiyaskan hukam suatu masalah, atau bisa di
sebutmaqisalaih, yang dalam hal ini adalah Khamr.
2. Far ( cabang ), yakni suatu peristiwa kontemporer yang belum ada hukmnya, atau biasa
yang disebut maqis, dalam kaitan ini segala zat adiktif seperti ekstasi dan sejenisnya.
3. Hukum ashl, yakni hukm syara yang ditetapkan oleh nash, yang dalam hal ini hukum
minum khamr yang jelas haram.
4. Illat, yakni kesesuaian sifat yang terdapat dalam hukum ashl itu sama dengan sifat yang
terdapat dalam peristiwa baru ( cabang ), dalam hal ini adalah sifat yang memabukkan.
Di samping itu, setiap umat muslim tidak diperkenankan mengkonsumsi atau meminum
minuman yang dapat mengakibatkan mati, lambat atau cepat. Sebab, seorang muslim bukan
menjadi milik dirinya sendiri, tetapi dia milik agam dan umat, seperti terkansung dalam
kandungan ayat yang umum surat An Nisa ( 4 ): 29 :
... Dana jaganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. ( Q. S. An- Nisa (4 ) : 29 )
Dalam ayat ini disebutkan dalam surat al- Baqarah ( 2 ) : 195 dinyatakan :
... dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,... ( Q. s. Al-
Baqarah ( 2 ): 195 )
Siapa yang meminum racun yang mengakibatkan ia mati, maka dia akam meminumnya
pula di dalam neraka kekal selamanya. ( HR al- Bukhari, al- Nasai, Abu Dawud, Ibn Majah,
dan Ahmad ).
Dari hadist yang disebutkan di atas bahwa pengkonsumsian Napza atau sejenisnya
adalah haram.
Sekalipun narkoba memiliki kesamaan sifat iskar dengan miras, namun secara
definitive menunjukkan adanya perbedaan. Karena miras berupa zat cair sedangkan narkoba
tidak. Dari sini muncul pertanyaan apakah narkoba yang memiliki dasar kesamaan iskar
dengan miras, juga memiliki potensi muatan hukumyang sama? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut, harus diketahui dahulu sumber hukum yang dipergunakan di dalam hukum Islam
yang sudah menjadi kesepakatan para yuris (dalam hal ini ulama Syafiiyah), yaitu: al-
Quran, al-Hadis, dan Qiyas.Sebagaimana mereka telah sepakat bahwa dalil -dalil tersebut
adalah sebagai alat istidlal (menetapkan dalil suatu peristiwa) juga telah sepakat tentang tertib
atau jenjang dalam beristidlal dari dalil-dalil tersebut. Diatas telah dijelaskan bahwa baik al-
Quran maupun Al-Hadis , tidak pernah menjelaskan secara langsung persoalan narkoba.
Begitu juga halnya dengan ijma, baik dari para sahabat nabi maupun ulama mujtahid.
Karena pada masa itunarkoba memang belum dikenal. Oleh karena itu alternative terakhir
dalam memutuskan hukumnya narkoba adalah melalui jalan qiyas.Secara etimologis kata
qiyas berarti qadara, artinya mengukur, membandingkansesuatu dengan yang semisalnya.
Sedangkan menurut terminology hukum Islam, Al-Imam Al-Ghozali mendefinisikan qiyas
sebagai berikut:
b. Pada tingkat kebutuhan atau hajat. Yaitu pada aktifitas pembedahan yang apabilatidak
menggunakan pembiusan, pasien akan merasakan sangat kesakitan, tetapi pada akhirnya akan
mengganggu jalanya pembedahan. Walaupun tidak sampai pada kekhawatiran matinya si
pasien.
c. Tingkatan bukan darurat dan bukan hajat. Yaitu tingkatan pada aktifitas pembedahan
ringan yakni pembedahan paada organ tubuh yang apabila tidak dilakukan pembiusan, tidak
apa-apa. Seperti pencabutan gigi, kuku, dansebagainya. Namun pasien akan merasakan
kesakitan juga.Setelah melalui proses diskusi dan perdebatan panjang, akhirnya para
ulamasampai pada kesepakatan bahwa narkoba adlaah haram, karena pada narkobaterdapat
illat (sifat) memabukkan sebagaimana pada khamer, sekalipun mekanismehukumanya
berbeda. Hal ini selaras dengan pernyataan Ibnu Taimiyah yang berbunyi :
Berkatalah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah r.a. mengkonsumsi ganja hukumnyaadalah haram,
bahkan termasuk sejelek-jelek perkara, baik sedikit maupun banyak,hanya saja
mengkonsumsi secara banyak hukumnya haram berdasarkankesepakatan umat Islam.
Sejalan dengan itu Al-Imam Al-Qarafi juga berpendapat:
Ulama yang lain memberikan ulasan agak luas. Artinya tidak terbatas pada ganjasaja. Mereka
sudah memasukkan opium , marihuana dan sebagainya. SebagaimanaSyekh Muhammad
Alauddin Al Hashkafi al-Hanafi, beliau mengatakan :
dan haram mengonsumsi ganja, marihuana dan epium , karena merusak akaldan
menghalangi ingatan (dzikir) pada Allah dan shalat.
Dari ulasan di atas bisadisimpulkan bahwa narkoba menurut Islam adalah:Segala sesuatu
yang memabukkan atau menghilangkan kesadaran, tetapi bukan minuman keras, baik berupa
tanaman maupun yang selainya. Selanjutnya istilah narkoba dalam terminology Islam disebut
mukhoddirot.
Hukum keharaman narkoba ditetapkan melalui jalan qiyas yang terdiridari: qiyas aulawi,
qiyas musawi dan qiyas adwan. Adapun sangsi hukumnya, bagi pengguna narkoba
sepenuhnya menjadi wewenang hakim. Selain itu, Islam memandang narkoba merupakan
barang yang sejak awal sudah diharamkan. Oleh karenanya pada kebutuhan medis,
penggunaan narkoba dianggap tingkat darura tatau toleransi.
Menurut Imam Adz-Dzahabi; bahwa semua benda yang dapat menghilangkan akal
(jika diminum atau dimakan atau dimasukkan ke badan), baik ia berupa benda padat, ataupun
cair, makanan atau minuman, adalah termasuk khamr, dan telah diharamkan Allah
Subhanahu wa Ta'ala sampai hari kiamat. Allah berfirman, artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamr, berjudi, berkorban untuk
berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan
setan, maka jauhilah perbuatan itu agar kamu beruntung. Sesungguhnya setan itu bermaksud
hendak menimbul-kan permusuhan dan kebencian di antaramu lantaran minum khamr dan
berjudi, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu
mengerjakan perbuatan itu". (Al-Maa'idah: 90-91).
Jikalau kita melihat kenyataan yang terjadi di sekitar kita akan tampak bahwa
pemakaian narkoba (narkotika, obat-obat terlarang dan alkohol) ini melahirkan tindak
kriminal yang banyak. Perbuatan jahat seperti mencopet, mencuri, merampok sampai
membunuh dan tindakan amoral seperti perzinaan, pemerkosaan serta pelecehan seksual
lainnya, tidak sedikit yang diakibatkan pemakaian benda terlaknat tersebut. Pantaslah jika
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Jauhilah oleh kalian khamr, karena sesungguh-nya ia adalah induk segala kejahatan".(HR.
Al-Hakim, dari Ibnu Abbas).
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan, dan sisi-
sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan judi karena bisa
membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi sangat dekat dengan dunia
kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur'an khamar (narkoba) dan judi potensial
memicu permusuhan dan kebencian antar sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa
memalingkan seseorang dari Allah dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang khamar/minuman keras
(baca : narkoba), yaitu :
"Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, 'Hai Muhammad, Allah melaknat minuman
keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu membuatnya, peminumnya, penerima dan
penyimpannya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi". (HR.
Ahmad bin Hambal dari Ibnu Abbas)
Kemudian hadits yang kedua :
"Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan melemahkan adalah khamar,
dan setiap khamar haram". (HR. Abdullah bin Umar).
Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang ke derajat yang
rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan. Untuk itu, khamar (dalam
bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan diharamkan. Sementara itu, orang yang
terlibat dalam penyalahgunaan khamar (narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya,
pemakainya, penjualnya, pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.
Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti (memberi peringatan
yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau secara lebih umum umat manusia,
untuk menjauhi narkoba.
1. Syaikul Islam Ibnu Taimuiyah mennrturkan bahwa NAPZA dan sejenisnya adalah
haram baik memabukkan atau tidak. Beliau menambahkan, bahkan lebih haram dari khamer,
karena kadar bahayanya jauh lebih hebat dari pada khamer yaitu yang dapat merugikan orang
laian atau dirinya sendiri
2. Syeikh M. Bin Ibrahim Al-Syeikh menukil dari Ibnu Hajar Al-Haitami tentang
haramnya barang tersebut dari 4 imam mazhab. Demikian pula, seluruh ulama kerajaan Saudi
sepakat haramnya barang tersebut.
3. Mufti Mesir Syeikh Jaadul haq Ali Jaadul haq menuturkan: Para ulama mazhab telah
sepakat, bahwa haram hukumnya dalam menghasilkan, menanam, berdagang dan
mengkonsumsinya. Baik itu alami atau ciptaan dan orang yang melakukan hal-hal tersebut.
d. Ketergantungan fisik (physical depedence), apabila pemakaian zat ini dihentikan, akan
menimbulkan gejala fisik , yang dinamakan gejala putus NAZA (withdrawal symptom).
2. Para pemakai narkoba apabila mati sebelum bertaubat tidak akan masuk surga.
Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga siapa yang durhaka kepada
kedua orang tua dan tidak pula para peminum khamr". (HR Nasa'i, Ahmad, Al-Bazar, Al-
Hakim dengan sanad yang shahih).
Dan dalam riwayat yang lain disebutkan, yang artinya: "Tiga golongan yang diharamkan
Allah atasnya surga, (yaitu) peminum khamr, yang durhaka kepada kedua orang tua, dan
dayyuts yaitu yang membiarkan kemungkaran pada keluarganya". (Musnad Al-Imam Ahmad
No.6059 dari Salim bin Ibnu Umar).
Didalam pekerjaan pecandu tidak dapat bekerja dengan benar atau maksimal dan
dapat kehilanag kepercayaan diri karena mereka dapat berfikir dengan jernih dan pikiran
pecandu selalu ingin merasakan barang jahanam tesebut setiap waktu mereka.
Pemakai narkotika akan lemah daya ingatnya. Jika pemakainya adalah mahasiswa
maka akan melenyapkan prestasi belajarnya bahkan sampai ter D. O dari kampus dan gagal
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Didalam lalu lintas pencandu dapat merugikan orang lain karena pada saat mereka
berkendara mereka tidak akan berkonsentrasi dalam berkendara dan akibatnya dapat terjadi
kecelakaan yang menabrak orang yang tidak bersalah di jalan raya.
Begini Syariat Islam Memandang Hukuman Mati Bagi Gembong Narkoba
Akhir-akhir ini ramai dibicarakan di kalangan masyarakat tentang hukuman mati bagi para
produsen, bandar dan pengedar narkoba, apakah hal tersebut sesuai dengan ajaran Islam?
Apakah ada alternatif lain, selain hukuman mati. Tulisan di bawah ini menjelaskannya:
Para ulama membedakan antara hukuman kepada pengedar dan hukuman kepada pengguna
narkoba;
Orang yang mengonsumsi narkoba disamakan dengan para peminum khomr, maka
hukumannya adalah tazir, yaitu hukuman yang belum ditetapkan batasannya oleh syariat dan
diserahkan kepada pemerintah setempat dengan mengacu kepada maslahat. Tazir ini bisa
berupa penjara, cambuk, sampai hukuman mati, tergantung pada kasus yang menimpanya dan
dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Para ulama menyatakan bahwa hukuman bagi para produsen dan pengedar narkoba yang
menyebabkan kerusakan besar bagi agama, bangsa dan negara, khususnya generasi muda
yang menjadi tulang punggung generasi adalah hukuman mati. Hal itu berdasarkan dalil-dalil
berikut:
Pertama: Firman Allah yang artinya, Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang
memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka
dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau
dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikianitu (sebagai) suatu penghinaan
untuk mereka di dunia, dan di akhiratmerekaberolehsiksaan yang besar. (Qs. Al-Maidah: 33)
Ayat di atas menunjukkan, yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan
di muka bumi salah satu hukumannya adalah dibunuh. Memproduksi dan mengedarkan
narkoba serta menyelendupkannya di suatu negara akan membuat kerusakan yang sangat
besar terhadap generasi bangsa tersebut. Perbuatan seperti ini merupakan salah satu bentuk
memerangi ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka hukumannya adalah dibunuh berdasarkan ayat
di atas.
Kedua: Hadist Urainiyin yang datang ke kota Madinah, Hal itu sebagaimana diceritakan
sahabat Anas bin Malik, Beberapa orang dari Ukl atau Urainah datang ke Madinah, namun
mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu
memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka
mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh
pengembala unta Nabi shallallahu alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian
berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau
mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan
beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum,
maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada
pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadist di atas menunjukkan bahwa rombongan yang datang ke kota Madinah membuat
kerusakan di muka bumi dengan membunuh dan merampok. Maka, hukuman baginya
dipotong kaki dan tangan serta dicongkel mata mereka. Tidak hanya itu, mereka dibuang di
padang pasir, yang pada akhirnya mereka akan mati. Produsen dan pengedar narkoba
termasuk yang membuat kerusakan, maka hukumannya adalah dibunuh jika dampak
kerusakannya sangat besar.
Hadist di atas menunjukkan bahwa peminum khomr yang tidak jera boleh dibunuh, apalagi
produsen dan pengedarnya.
Keempat: Hadist Ibnu Umar radhiyallahu anhu tentang laknat Allah kepada pembuat,
pengedar dan peminum khomr, Allah melaknat khomr, peminumnya, penuangnya,
penjualnya, pembelinya, produsennya, pemesannya, pengedarnya, dan penadahnya. (HR.
Abu Daud, no: 3676, Ibnu Majah, 3380)
Segala sesuatu yang dilaknat oleh Allah jika hal itu sangat membahayakan bagi kehidupan
manusia, maka harus dihilangkan walaupun kadang harus menghilangkan nyawa pelakunya.
Kelima: Islam memerintahkan kepada umatnya menjaga lima hal pokok kehidupan manusia,
yaitu agama, jiwa, akal, kehormatan dan harta. Pengedar narkoba menghancurkan lima sendi
pokok tersebut; menghancurkan agama, karena narkoba telah menjauhkan seseorang dari
ajaran agama; menghancurkan jiwa, karena banyak korban jiwa akibat mengonsumsi
narkoba; menghancurkan akal, karena banyak orang yang rusak otak dan akalnya setelah
mengonsumsi narkoba; menghancurkan harta, karena sudah terlalu banyak harta yang
terkuras dan dihambur-hamburkan hanya sekedar memburu dan membeli barang haram
tersebut.
Keenam: Keputusan Majlis Dewan Ulama Senior Saudi Arabia no: 138 pada sidang ke -29 di
kota Riyadh tanggal 9/6/ 1407 H 20/6/1407 H, yang di antara isinya adalah sebagai berikut:
Adapun bagi yang menyelundupkan narkoba, maka hukumannya adalah dibunuh, karena
penyelendupan narkoba dan memasukkannya ke negara-negara akan menyebabkan kerusakan
yang besar, ini tidak hanya menimpa penyelundup itu sendiri, tetapi juga akan menimpakan
kepada umat secara keseluruhan musibah yang sangat berbahaya. Hukuman ini juga berlaku
bagi pelaku yang mengimpor atau menadah narkoba dari luar negri yang darinya akan
dipasarkan ( kepada masyarakat ).
Ketujuh: Fatwa Majlis Ulama Indonesia, yang ditetapkan pada tanggal 12 Desember 2014
melalui rapat pleno Komisi Fatwa, yang berisikan menjatuhkan hukuman tazir sampai
hukuman mati kepada produsen, bandar, dan pengedar narkoba sesuai dengan kadar narkoba
yang dimiliki atau diproduksi atau telah beberapa kali terbukti menyalahgunakan narkoba
demi kepentingan kemashalatan yang lebih besar.
Kedelapan: Pendapat para ulama, antara lain Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah dan Syekh
Wahbah az-Zuhaili dalam alFiqh alIslami wa Adillatuhu ( 7/ 5595), disebutkan bahwa orang
yang kejahatannya di muka bumi tidak dapat dihentikan kecuali dengan dibunuh, maka ia
boleh dibunuh.
Kesembilan: Beberapa Negara juga telah menerapkan hukuman mati bagi para pengedar
Narkoba, diantaranya adalah Indonesia, Singapura Malaysia, Vietnam, Iran, Saudi Arabia
dan Cina. Hal ini menunjukkan bahwa pengedar narkoba telah meresahkan dan merusak
masyarakat dunia, oleh karena itu mereka menetapkan hukuman mati bagi pengedar narkoba.
Ini semua untuk menjaga jiwa dan akal manusia.
Kesepuluh: Indonesia dalam kondisi darurat narkoba, karena terdapat 5 juta pemakai
narkoba, dan 2 juta jiwa di antaranya dalam keadaan parah sehingga tak bisa lagi
direhabilitasi. Dan sekitar 40-50 orang tewas setiap harinya, jika dijumlah maka angka
kematian akibat narkoba di Indonesia sekitar 14.400-18.000 jiwa. Selain itu, Indonesia adalah
Negara ketiga pengguna narkoba terbesar di dunia. Oleh karena itu hukuman mati bagi
pengedar narkoba sangat tepat untuk menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Wallahu
Alam.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari tulisan ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama dalam hal mendefinisikan miras (khamer),
sebagai berikut:
a. Imam Abu HanifahMenurut al Imam Abu Hanifah, khamer (miras) adalah : Minuman
keras yangmemabukkan yang berasal dari perasaan anggur saja. Sedangkan yang terbuat
dariselain anggur, dinamakan nabidz. Oleh karena itu bagi peminumnya (nabidz) tidak
dikenakan hukuman had.
b. Jumhur ulama (Syafii, Maliki, dan Ahmad) Menurut mereka Khamer adalah:Nama
(sebutan) dari setiap minuman yang memabukkan. Oleh karenanya dari apapun minuman itu
dibuat, asalkanmemabukkan, maka minuman tersebut layak dinamakan khamer. Bagi
peminumnya dikenakan hukuman had.
c. Untuk memperoleh definisi yang kongkrit, dan sesuai dengan pendapat ulamaSyafiiyah
sebagai panutan mayoritas masyarakat hukum di Indonesia, diadakan penggabungan kedua
definisi di atas. Sehingga khamer didefinisikan sebagai: Zatcair atau zat padat yang berasal
dari zat cair yang disajikan untuk minuman, yangapabila diminum akan memabukkan.
a. Apabila penyidikannya menunjukkan illat yang lebih rendah (ringan) dari padakhamer,
maka yang dipakai adalah qiyas adwan. Dalam arti derajat hukuman pidananya harus di
bawah hukuman had.
b. Apabila penyidikanya menunjukkan illat yang sama dengan khamer, maka yangdipakai
adalah qiyas musawi. Dalam arti derajat hukumanya dipersamakan denganhukuman had.
Akan tetapi apabila penyidikanya menunjukkan lebih berat dari padakhamer, maka yang
dipakai adalah qiyas aulawi. Artinya , derajat hukumanya lebih berat dari hukuman had.
Sedangkan muatan berat-ringanya (berat) hukuman sepenuhnya menjadi wewenang hakim.
DAFTAR PUSTAKA
An Nawazil fil Asyribah, Zainal Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy Syinqithiy,
terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.
Abudin Nata (Ed.), Masail Fiqhiyyah, Cet. II, ( Jakarta : Prenada, 2006).
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan islam.html/comment-
page-1.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/26/pandangan-islam-tentang-hukum-merokok-
504321.html