KETAHANAN NASIONAL.
Email ysaprie@gmail.com
UNIVERSITAS TERBUKA
Asia Tenggara merupakan salah satu dari tiga kawasan penghasil obat-obatan terlarang
terbesar di dunia, bersama-sama dengan wilayah Bulan Sabit Emas (Golden Crescent)
(Afganistan-Pakistan-Iran). Secara khusus, di Asia Tenggara keberadaan kawasan Segitiga
Emas (Golden Triangle) di perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos yang menghasilkan
60% produksi opium dan heroin di dunia. Produksi Narkotika di kawasan itu termasuk dalam
kategori narkotika dan potential addictive yang terbuat dari jenis tumbuhan opium poppy dan
papaver somniferum yang menghasilkan heroin. Posisi Indonesia yang berada pada silang
dunia dan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, menjadi tantangan
tersendiri bagi Indonesia agar mampu mengatasi peredaran narkoba terlebih Indonesia salah
satu negara yang populer dengan tanaman ganja. Luasnya wilayah Indonesia dan sebagian
besar merupakan wilayah laut membuat peredaran narkoba di Indonesia sangat tinggi.
Tentunya hal ini dapat mengancam keamanan nasional.
Perdagangan nakotika yang memiliki sasaran generasi muda adalah ancaman serius bagi
generasi bangsa pada masa yang akan datang. Selain berbahaya bagi kesehatan, narkotika
dapat merubah pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup dengan kemampuan daya beli
generasi muda yang meningkat. Dengan adanya pergeseran nilai dan perubahan gaya hidup
inilah yang mengakibatkan dampak buruk narkotika karena zat pada narkotika yang bisa
membuat ketergantungan akut dan menstimulasi pengguna narkoba untuk menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan narkotika. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab
tingginya angka kriminalitas. Pada situasi inilah, narkotika menjadi masalah yang dapat
mengancam keamanan dan ketahana nasional.
B. Kajian Pustaka.
1. Ketahanan Nasional.
a. Pengertian Ketahanan Nasional.
Menurut Purnomo Yusgiantoro Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamika, yaitu
suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan,
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak
langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
b. Tujuan Ketahanan.
Ketahanan Nasional diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara
dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu
bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara
konsisten dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan ketahanan nasional menggunakan pendekatan kesejahteraan
nasional dan keamanan nasional di dalam kehidupan nasionalnya. Kesejahteraan ini untuk
mencapai ketahanan nasional dapat di gambarkan sebagai kemampuan bangsamenumbuhkan
dan menyumbangkan nilai-nilai nasionalnya menjaadi kemakmuransebesar-besarnya yang
adil dan merata. Sedangkan keamanan yang mewujudkanketahanan nasional adalah
kemmpuan bangsa melindungi eksistensinya dan nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman
dari dalam maupun luar.
2. Narkotika.
a. Pengertian.
Menurut Undang-Undang No 35 tahun 2009 Pasal 1, narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,mengurangi, sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang tersebut .
b. Penggolongan.
Penggolongan narkotika sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang No 35
Tahun 2009, adalah sebagai berikut:
1) Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
2) Narkotika Golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
3) Narkotika Golongan III adalah Narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
c. Pembuatan
Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam 3 (tiga) jenis yaitu
narkotika alami, narkotika semisintesis, dan narkotika sintesis. Narkotika alami adalah
narkotika yang zat adiktif diambil dari tumbuh-tumbuhan (alam), seperti;
1) Candu atau disebut juga dengan Opium. Berasal dari sejenis tumbuhan yang dinamakan
Papaver Somniferum, nama lain dari candu selain oium adalah madat.
2) Morphine adalah zat utama yang berkhasiat narkotika yang terdapat pada candu mentah,
diperoleh dengan jalan mengolah secara kimia. Morphine termasuk jenis narkotika yang
membahayakandan memiliki daya eskalasi yang relatif cepat, dimana seseorang pecandu
untuk memperoleh rangsangan yang diingini selalu memerlukanpenambahan dosis yang
lambat laun membahayakan jiwa.
3) Heroin berasal dari tumbuhan papaver somniferum. Heroin disebut juga dengan sebutan
putau, zat ini sangat berbahaya bila di konsumsi kelebihan dosis, bisa mati seketika.
4) Cocain berasal dari tumbuh-tumbuhan yang disebut erythoxylon coca. Untuk memperoleh
cocain yaitu dengan memetik daun coca, lalu dikeringkan dan diolah di pabrik dengan
menggunakan bahan- bahan kimia.
5) Ganja berasal dari bunga dan daun-daun sejenis tumbuhan rumput bernama cannabis sativa.
Sebutan lain dari ganja yaitu mariyuana, sejenis sengan mariyuana adlah hashis yang dibuat
dari dammar tumbuhan cannabis sativa. Efek dari hashis lebih kuat dari ganja.
6) Narkotika sintesis atau buatan adalah sejenis narkotika yang dihasilkaan dengan melalui
proses kimia secara farmakologi yang sering disebut dengan istilah Napza, yaitu kependekan
dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Napza tergolong zat psikoaktif,
yaitu zat yang terutama berpengaruh pada otak sehingga menimbulkan perubahan pada
perilaku, perasaan, pikiran, presepsiatau pendapat dan kesadaran.
C. Pembahasan.
Pada mulanya zat narkotika ditemukan orang yang penggunaannya ditujukan untuk
kepentingan umat manusia, khususnya di bidang pengobatan. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut, maka obat-obatan semacam narkotika berkembang pula
cara pengolahannya. Namun belakangan ini diketahui zat-zat narkotika bergantung hidupnya
terus-menerus pada obat-obat narkotika itu. Dengan demikian, maka untuk jangka waktu
yang mungkin agak panjang untuk pemakai memerlukan pengobatan, pengawasan, dan
pengendalian guna bisa disembuhkan.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2882/70,
Narkotika atau obat bius itu dapat diartikan sebagai bahan yang pada umumnya mempunyai
efek kerja yang bersifat:
1. Membiuskan (dapat menurunkan kesadaran)
2. Merangsang (meningkatkan prestasi kerja)
3. Menagihkan (mengikat/ketergantungan)
4. Menghayal (halusinasi), korban fisik maupun psikis
1. Penyalahgunaan/melebihi dosis
2. Pengedaran narkotika; karena keterikatan dengan sesuatu matarantai peredaran narkotika,
baik nasional maupun internasional.
3. Jual beli narkotika; ini pada umumnya dilatarbelakangi oleh motivasi untuk mencari
keuntungan materil, namun ada juga karena motivasi untuk kepuasan.
Dari ketiga bentuk tindak pidana narkotika itu adalah merupakan salah satu penyebab
terjadinya berbagai macam bentuk tindak pidana kejahataan dan pelanggaran, yaitu secara
langsung menimbulkan akibat demoralisasi terhadap masyarakat, generasi muda, dan
terutama bagi si pengguna zat berbahaya itu sendiri, seperti: pembunuhan, pencurian
penodongan, penjambretan, pemerasan, pemerkosaan, penipuan, pelanggaran rambu lalu
lintas, pelecehan terhadap aparat keamanan, dan sebagainya.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang tinggi dengan letak geografis
yang menguntungkan. Hal ini menjadi sala satu penyebab mudahnya akses narkoba masuk ke
Indonesia dan tentu saja, masuknya narkotika adalah ancaman besar bagi ketahanan nasiona.
Indonesia masuk sindikat narkotika dunia, kesimpulan tersebut sungguh memang kurang elok
didengarnya. Tetapi bagaimanapun, Indonesia sudah di tetapkan sebagai jaringan sindikat
bandar narkoba dan obat-obatan terlarang kelas internasional. Dengan munculnya berbagai
fakta beberapa tahun terakhir yaitu pabrik ekstasi di Cikande, Banten, dan Batam, hingga
rutan dan lapas yang merupakan penjara dengan leluasa dapat memproduksi serta
mengedarkan barang haram tersebut.
Secara umum peredaran narkoba terbagi menjadi beberapa bagian yang terkait satu
dengan lainnya, yakni: produksi ilegal, perdagangan narkotika. Ketika proses produksi,
perdagangan dan penyalahgunaan narkotika berkembang maka hal ini menjadi ancaman yang
bersifat multidimensi. Multidimensi dalam artian ancaman yang dapat terjadi mampu
mengganggu kehidupan manusia dalam berbagai bidang kehidupan seperti dalam bidang
politik, ekonomi, sosial budaya dan kesehatan.
Peredaran narkotika yang tinggi akan menciptakan pecandu narkoba dan pada
umumnya akan menyerang generasi muda. Sikap antisosial, mudah melanggar aturan, kurang
menghargai proses yang ada pada budaya nasional dan kurang menghargai sikap, dan nilai
religius agama merupakan beberapa contoh dari efek penggunaan narkoba yang dapat
mengurangi bahkan menghilangkan karakter bangsa. Pada situasi tertentu, narkotika
memberikan efek menimbulkan percaya diri sehingga ini salah satu yang membuat
ketergantungan pemakainya dan juga penggunaan narkotika menjadi alat pergaulan dan
membuka pintu dalam pergaulan bebas.
Tentunya, beberapa efek dari narkotika dapat menjadi masalah serius dalam
pembinaan karakter bangsa terlebih bagi proses pembinaan generasi penerus bangsa.
Peredaran narkotika yang tinggi berdampak pada dimensi sosial budaya manusia.
Ketergantungan terhadap narkotika, membuat pengguna narkotika melakukan apa saja untuk
mendapatkan narkotika yang diinginkan. Keadaan ini menimbulkan angka kriminalitas tinggi
dan pengguna narkotika dapat bersifat antisosial karena hanya fokus untuk mendapatkan
kebutuhannya akan narkotika dan tanpa menghiraukan orang lain yang ada disekitarnya.
Dari beberapa dampak yang di kemukakan sangat tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia yang berlandasan pacasila yang memiliki karakter ketuhanan yang maha
esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan, serta menjunjung tinggi
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
D. Penutup.
Peredaran narkotika yang tinggi dapat menjadi ancaman multidimensi. Multidimensi
dalam hal ini, tidak hanya mengancam eksistensi negara namun juga dapat mengancam
kehidupan manusia jika tidak dapat ditanggulangi. Peredaran narkoba mengancam kehidupan
manusia karena tidak hanya menyerang fisik manusia namun juga mengancam kenyamanan
manusiadalamkehidupansehari-harisehingga dapat diambil kesimpulan peredaran narkotika
dapat dikatakan kejahatan luar biasa yang dapat mengancam keamanan manusia.
Berlakunya Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
menggantikan Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1976 Tentang Narkotika, dan Undang-
Undang RI Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika. Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun
2009 memunculkan paradigma baru dalam penanggulangan peredaran narkoba, dimana
sebelumnya penanggulangan peredaran narkoba hanya berorientasi pada penegakan hukum
saja tanpa melibatkan atau beriringan dengan rehabilitasi medis dan sosial pengguna narkoba.
Padahal yang membuat tinggi angka peredaran narkotika karena tingginya permintaan akan
narkoba. Rehabilitasi pengguna narkotika dapat mengurangi kebutuhan akan narkotika
sehingga mengurangi peredaran narkotika.
E. Kesimpulan.
Ketahanan nasional adalah suatu kemampuan suatu bangsa dalam mempertahankan
hidup dan kehidupannya dari ancaman. Salah satu ancaman ketahanan nasional di Indonesia
adalah penyalahgunaan narkotika. Khususnya dikalangan generasi muda Indonesia.