1. Pengaruh yang sangat besar dari pemerintah kolonial Belanda dalam pengelolaan
kearsipan adalah bahwa Arsip Nasional lebih banyak berperan pada penyelenggaraan arsip
statis. Tetapi setelah keluarnya Peraturan Presiden No. 19 tahun 1961, Arsip Nasional tidak
hanya berperan dalam penyelenggaraan arsip statis, tetapi juga arsip dinamis. Jelaskan apa
dampaknya setelah perluasan peran ini!
Dengan keluarnya Peraturan Presiden No. 19 tahun 1961 Tentang Pokok-Pokok Kearsipan
Nasional menjadikan negara (Indonesia) menguasai dalam arti luas segala kekayaan
nasional dibidang bukti sejarah kebangsaan bangsa Indonesia baik yang ada pada lembaga
pemerintahan maupun yang ada pada perseorangan atau swasta (tentunya dengan
pemberian ganti rugi/kompensasi). Selain itu, dengan terlibatnya negara dalam hal
penyelenggaraan arsip baru (dinamis) maka negara membentuk sebuah organisasi nasional
yang bertujuan untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungan jawab nasional tentang
perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk
menyediakan bahan pertanggungan jawab tersebut bagi usaha Pemerintah dipelbagai
bidang guna mewujudkan Sosialisme Indonesia.1 Organisasi ini terdiri dari arsip nasional,
arsip nasional daerah, dan arsip badan pemerintahan.
1
Pasal 8, Peraturan Presiden No. 19 tahun 1961 Tentang Pokok-Pokok Kearsipan Nasional.
Gambar 1.0 – Struktur Koordinasi Lembaga Kearsipan, diadopsi dari Rachman, 20142
Keterangan:
Jj = Jaringan Provinsi = Jaringan Nasional (Pusat)
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem Kaulbach yang digunakan dalam sistem
persuratan/kearsipan dan bagaimana perkembangannya?
Sistem ini diperkenalkan oleh D. Buijze pada tahun 1916 dan dikembangkan oleh Kaulbach
sebagai akibat dari tidak mampunya sistem verbal atau sistem agenda dalam menangani
administrasi kearsipan di pemerintahan Hindia Belanda. Dalam perkembangannya,
2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 43 Tahun
2009 Tentang Kearsipan.
3
Widya, 2015, “Kajian Sistem Kearsipan Dalam Khazanah Binnenlands Bestuur”, Jurnal Kearsipan, Vol. 10, No.
1, hlm. 32.
4. Apa yang Anda ketahui tentang pengolahan arsip dengan sistem pola baru? Sub-sub sistem
apa saja yang perlu dilakukan agar tertib administrasi kearsipan dapat berjalan dengan
baik.
Merupakan suatu sistem suatu sistem kearsipan yang menggunakan kartu kendalai dalam
pencatatan dan pengaturan arsip. Sistem in merupakan satu kesatuan yang di dalamnya
mencakup: pengurusan surat, kode klasifikasi, indeks, tunjuk silang, penataan berkas,
penemuan kembali arsip, dan penyusutan arsip.5 Sistem ini memanfaatkan beberapa sarana
seperti kartu kendali, lembar pengantar, lembar disposisi, dan pola klasifikasi. Sistem ini
diterapkan di banyak instansi pemerintah pada tahun 1974 sebagai pengganti dari sistem
Kaulbach.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, pada sistem pola baru terdapat beberapa sub-
sistem yang harus dilaksanakan sebagai upaya penertiban administrasi yang baik. Sub-
sistem ini antara lain, yakni:
1. Pengurusan surat, dengan menggunakan kartu kendali yang terdiri dari tiga warna:
putih (I), kuning (II), dan merah muda (III).
2. Klasifikasi dan kode, mengelompokkan arsip berdasarkan kesamaan masalah/subjek
secara kronologis, logis, dan konsisten dengan menggunakan kode angka, huruf, atau
alfanumerik. Pengklasifikasian ini dilakukan nantinya akan mempermudah dalam
melakukan temu balik arsip jika sewaktu-waktu diperlukan.
4
Direktorat Pengolahan Deputi Bidang Konservasi Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia, 2019.
5
Widya, loc.cit., hlm. 29–30.