Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929

Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

KASUS NARKOBA DI INDONESIA DAN UPAYA PENCEGAHANNYA DI


KALANGAN REMAJA

Gilza Azzahra Lukman1, Anisa Putri Alifah2, Almira Divarianti3, Sahadi Humaedi4
1,2,3,4
Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran,
1
gilza18001@mail.unpad.ac.id, 2anisa18021@mail.unpad.ac.id, 3almira18002@mail.unpad.ac.id,
4
sahadi.humaedi@unpad.ac.id

ABSTRAK

Kasus penyalahgunaan Narkoba di negara semakin hari semakin mengkhawatirkan, hal ini terbukti dengan
peningkatan jumlah pengguna narkoba di kalangan remaja secara signifikan. Anak pada usia remaja
merupakan fase usia yang rentan untuk terjerumus dalam penggunaan narkoba yang dianggap sebagai sesuatu
yang baru dan menantang. Remaja juga menjadi mudah tergoda ketika dalam keadaan frustasi atau depresi
sehingga mudah jatuh pada masalah penyalahgunaan narkoba. Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan
fenomena penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan upaya penanggulangannya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan merupakan studi deskriptif. Dengan menggunakan metode kualitatif,
diharapkan penelitian dapat memberikan gambaran secara mendalam mengenai kasus dan penanganan narkoba
di Indonesia. Proses penelitian meliputi berbagai tahap yaitu mengumpulkan data-data non-numerik yang
kemudian dianalisis berdasarkan landasan konseptual, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan
penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Indonesia saat ini narkoba telah menyebar ke berbagai
lapisan masyarakat khususnya kalangan remaja. Indonesia sudah dalam situasi darurat narkoba, dan tentunya
hal ini harus menjadi perhatian seluruh pihak dan elemen masyarakat. Kasus penyalahgunaan Narkoba pada
kalangan remaja saat ini menunjukan peningkatan, hal ini disebabkan karena remaja cenderung ingin menyerap
nilai-nilai baru, selalu ingin tahu dan selalu ingin mencoba hal baru, termasuk terhadap sesuatu hal yang
mengandung bahaya atau resiko (risk taking behavior) yakni mencoba konsumsi Narkoba. Sementara itu upaya
penanganan yang perlu dilakukan terhadap permasalahan penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja, yakni
berbagai upaya preventif atau pencegahan, edukasi serta kampanye anti narkoba, dan upaya penindakan, yang
perlu dilakukan secara massive mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat.

Kata kunci : Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Penyalahgunaan Narkoba, Remaja

ABSTRACT
Drug problems in Indonesia are becoming complex, as evidenced by the significant increase in the number of
drug users among teenagers. Teenagers are vulnerable to drug abuse because apart from having a dynamic
and energetic nature, they always want to do something they have not tried. They are also easily discouraged
and tempted easily to fall into the problem of drug abuse. This study uses a qualitative approach and is a
descriptive study. By using qualitative methods, this research is expected to provide a complete picture of drug
cases and drug handling in Indonesia. The research process includes various stages, such as collecting non-
numeric data which is then analyzed based on the conceptual basis, so that the conclusions can be drawn as
the answers to the formulation of the problem in this study. The results show that currently in Indonesia drugs
have spread to various levels of society, especially among teenagers. Indonesia is already in a drug emergency
situation, and of course this must be a concern for all part and elements of society. Cases of drug abuse among
teenagers are currently showing an increase, this is because teenagers tend to absorb new values, always want
to know and try new things, including matters that contain danger or risk-taking behavior, as trying to consume
drugs. Meanwhile, efforts to handle the problem of drug abuse among teenagers need to be carried out,
initiating various preventive measures, education about the danger of drugs, anti-drug campaigns, and
enforcement efforts, which need to be attain massively starting from the family, school and community
environment.
405
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

Keywords : Drug Abuse Prevention, Drug Abuse, Adolescents


Pendahuluan heroin, atau jenis candu sintesis seperti meperidine
Narkoba merupakan singkatan dari dan methadone.
narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, Narkotika juga dapat diartikan sebagai
artinya Narkoba dapat menyebabkan kecanduan candu, termasuk di dalamnya adalah ganja dan
(adiksi). (Sugono, 2008). Definisi lain juga kokain (cocaine) serta bahan mentahnya yang
menyebutkan bahwa narkotika atau narcotic menghasilkan narkoba seperti morphine, heroin,
memiliki suatu hal yang dapat menghilangkan rasa codein, hashish (Sasangka, 2003) juga termasuk
sakit atau nyeri dan juga dapat dapat menimbulkan jenis narkotika sintetis yang dapat menyebabkan
efek samping stupor (bengong), dapat diartikan efek halusinogen, anti depressant, dan stimulant.
juga sebagai bahan untuk pembius (Sitanggang, Di negara kita kasus narkoba sudah
1999) definisi ini menjelaskan bahwa sebetulnya menyebar ke seluruh wilayah, terutama di kota-
narkotika dapat digunakan untuk keperluan medis, kota besar, bahkan dikatakan bahwa saat ini di
sementara itu merujuk pada Kamus Besar Bahasa kota-kota besar tidak ada wilayah yang terbebas
Indonesia menjelaskan bahwa narkotika dari bahaya narkoba, narkoba saat ini sudah masuk
merupakan obat yang mampu memberi efek tenang pada wilayah-wilayah seperti kelurahan RW
pada saraf, dapat menghilangkan rasa sakit, dan bahkan pada level RT. Kondisi permasalahan
dapat menimbulkan rasa ingin tidur (mengantuk) narkoba khususnya di kota besar sudah menjadi
atau dapat menimbulkan rangsangan (Sugono, permasalahan yang sangat rumit. Saat ini jumlah
2008). Istilah lain Narkoba yakni NAPZA penyalahguna narkoba semakin bertambah
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) yang signifikan (Amanda, M.P., Humaedi, S., &
arti bahan atau obat yang apabila dikonsumsi Santoso, M.B. 2017), kasus-kasus penyalahgunaan
(diminum, dihisap, dihirup, ditelan, atau narkoba sudah tidak lagi menyasar kalangan
disuntikan) akan mempengaruhi pad fungsi kerja tertentu namun sudah menyasar berbagai kalangan
otak, dan bila dikonsumsi terus menerus akan masyarakat. Kita ketahui bersama bahwa
menyebabkan gangguan pada kondisi fisik, psikis, penyalahgunaan narkoba dapat memberikan efek
dan fungsi sosialnya, dan dapat menyebabkan yang sangat negatif dan tidak membahayakan
ketagihan (adiksi) dan ketergantungan. Fakta nyawa si pengguna. Tidak hanya itu, narkoba juga
lainnya juga menunjukan bahwa konsumsi dapat mengancam masa depan bangsa dan negara,
NAPZA dapat menyebabkan perubahan emosi atau karena hancurnya generasi muda dari berbagai
suasana hati, berpengaruh pada suasana pikiran kalangan. Problematika mengenai narkoba dan
juga pada perilaku. (Martono & Joewana, 2008). dampaknya ini sudah menjadi isu internasional
Sementara itu pada Pasal 1 UU No.35 Tahun 2009 karena telah terjadi secara masif dan global, oleh
Tentang Narkotika, menjelaskan bahwa: karena perlu juga perhatian khusus dari pemerintah
“Narkotika merupakan zat atau obat yang dan negara-negara di dunia.
bersumber atau berbahan dari tanaman, Negara Indonesia saat ini sudah dalam
bukan tanaman, atau berbahan sintetis atau kondisi darurat narkoba. Tentunya hal ini
berbahan sintetis, yang bilamana mengindikasikan bahwa situasi Indonesia telah
dikonsumsi dapat menimbulkan efek benar-benar dalam kondisi gawat untuk perihal
perubahan kesadaran, dapat menghilangkan kasus-kasus penyalahgunaan narkoba, sehingga
rasa, dapat mengurangi/menghilangkan rasa membutuhkan perhatian serta kewaspadaan dari
nyeri, dan jika dikonsumsi secara rutin dapat berbagai elemen masyarakat agar dapat
menyebabkan ketergantungan, Narkoba menanggulangi serta mencegah peredaran gelap
dapat dibedakan dan digolongkan ke narkoba untuk tidak meluas. Pesatnya peredaran
beberapa jenis sesuai yang terlampir pada gelap narkoba di Indonesia salah satunya
UU No. 35 Tahun 2009” disebabkan karena pesatnya kemajuan dan
Smith Kline dan french Clinical staff (dalam perkembangan informasi serta teknologi
Mardani, 2008) menjelaskan bahwa Narkotika transportasi. Perkembangan teknologi tersebut
merupakan zat atau obat yang mampu pada akhirnya memunculkan dampak lain yakni,
menyebabkan hilangnya kesadaran seseorang atau memudahkan masuknya barang berbahaya dan
dapat dijadikan sebagai zat bius, karena memang terlarang tersebut ke Indonesia, dan hal ini
Narkotika mampu bekerja untuk memberi merupakan sebuah tantangan bagi aparat
pengaruh pada susunan saraf sentral. Narkoba jenis khususnya aparat penegak hukum (Telaumbanua,
ini antara lain candu seperti morphine, codein, dan 2018).

407
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

Fenomena penyebaran narkoba saat ini telah berbagai kalangan dari seluruh lapisan masyarakat,
beredar di seluruh pelosok wilayah dan menyasar karena narkoba sudah menjadi ancaman terbesar
seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat status bangsa Indonesia, khususnya para generasi muda
sosial masyarakat, seperti yang telah dijelaskan sebagai penerus bangsa. Dampak negatif lain dari
sebelumnya bahwa narkoba telah mampu penggunaan napza yaitu menyebarnya penyakit
menjangkau berbagai kalangan, jika waktu atau menular seperti HIV/AIDS dan virus hepatitis
dekade sebelumnya penyalahgunaan narkoba karena penggunaan jarum suntik secara bergantian.
banyak didominasi dari kalangan tertentu seperti Seperti yang kita ketahui bersama bahwa
selebriti dan musisi atau kalangan dengan HIV/AIDS saat ini belum ditemukan obatnya, dan
pendapatan tinggi, maka saat ini penyalahguna HIV/AIDS ini merupakan penyebab kematian dari
narkoba sudah berasal dari berbagai kalangan jutaan jiwa, sehingga bila permasalahan narkoba
mulai dari yang tidak berpendidikan hingga tidak segera ditangani dan dicegah, tentu akan
kalangan yang berpendidikan dan juga kalangan merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
pejabat. Kondisi ini terjadi karena pada saat ini Kepedulian masyarakat yang rendah terhadap
narkoba telah memiliki banyak jenis dan varian, lingkungan sekitar tentunya akan menjadi peluang
mulai dari narkoba dengan harga yang mahal dan bagi para pengedar narkoba untuk mengedarkan
yang hanya dapat dibeli oleh kalangan elite tertentu narkoba tersebut dengan mudah. Selain itu
atau kalangan selebritis, hingga narkoba yang rendahnya kesadaran masyarakat mengenai bahaya
paling murah yang dapat dibeli oleh kelompok narkoba serta lemahnya pengawasan dari berbagai
masyarakat ekonomi berpenghasilan rendah kalangan khususnya pemerintah, menyebabkan
(Priambada, 2014). maraknya peredaran narkoba di masyarakat
Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja khususnya di kalangan remaja (Manafe, 2012).
pada beberapa tahun ini, khususnya 2019 semakin Masalah narkoba pada kalangan remaja
meningkat, kasus penyalahgunaan narkoba atau bukanlah hal yang mudah untuk diatasi, karena
napza sudah menjadi permasalahan yang kronis di dalam penanganannya perlu melibatkan berbagai
Indonesia, sebagai contoh kasus peredaran dan pihak dan kerjasama mulai dari pemerintah, aparat
penyalahgunaan narkoba jenis sabu, telah banyak kepolisian, elemen masyarakat, pihak media
bandar-bandar narkoba atau sabu yang tertangkap massa, pihak keluarga, pihak sekolah dan remaja
pada beberapa tahun ini, hal ini membuktikan itu sendiri. Remaja adalah kelompok yang rentan
bahwa Indonesia sudah berada pada kondisi yang pada setiap saat dapat menjadi korban
darurat narkoba (Hariyanto, 2018). Menurut kepala narkoba, karena anak pada usia remaja merupakan
Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah korban fase usia yang cukup rawan khususnya bahaya
penyalahgunaan narkoba di Indonesia hingga tahun narkoba dengan menjadi pihak penyalahguna
2019 telah mencapai angka 3,6 juta orang narkoba. Masa remaja merupakan masa atau fase
pengguna, berdasarkan angka tersebut, terdapat pencarian identitas dan jati diri. Remaja cenderung
peningkatan sebesar 24 sampai 28 persen pada menyerap berbagai nilai-nilai dan norma baru yang
kalangan remaja yang menggunakan narkoba dianggap dapat memperkuat identitas serta jati
(Puslitdatin, 2019). Kondisi ini banyak disebabkan dirinya. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang
oleh beberapa faktor yakni, semakin kerasnya tinggi dan selalu ada keinginan untuk mencoba hal-
kehidupan dan tingkat kesibukan masyarakat yang hal yang baru, termasuk hal-hal yang berbahaya
kemudian memicu tingkat depresi masyarakat atau beresiko (risk taking behavior). Mayoritas
secara umum, yang kemudian berdampak pada remaja yang mengkonsumsi narkoba, mulai
banyaknya anak atau remaja yang merasa kurang menggunakannya ketika ditawari oleh teman atau
perhatian dari orang tua atau keluarga, sehingga kelompoknya. Remaja pada posisi ini akan sulit
anak atau remaja tersebut mengalihkan untuk menolak tawaran tersebut karena terdorong
permasalahannya ke narkoba sebagai bentuk beberapa alasan seperti: ingin diterima dalam
pelarian. Kondisi lain seperti beragam dan kelompok, ingin dianggap sudah dewasa, adanya
maraknya kegiatan yang dilakukan remaja dengan dorongan yang kuat untuk mencoba, ingin
berkegiatan di jam-jam malam, seperti banyaknya menghilangkan rasa jenuh dan bosan, adanya rasa
tempat-tempat hiburan malam, dan hal ini juga kesepian, dan adanya stress atas persoalan yang
berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara sedang dihadapinya. (Pramono, 2003), terlebih lagi
umum, dan memicu berkembangnya peredaran di masa pandemi ini, banyak sekali orang-orang
narkoba pada kalangan remaja. (Hariyanto, 2018). termasuk remaja yang menjadi stress dan depresi
Isu mengenai narkoba saat sudah akibat situasi yang tidak normal, sehingga tidak
mengkhawatirkan dan memerlukan penanganan tertutup kemungkinan banyak orang yang
407
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

mengkonsumsi narkoba untuk menghilangkan rasa konsumsi narkoba. Selain itu kurangnya
stress dan depresi tersebut. (Natalia & Humaedi, pengetahuan mengenai dampak buruk narkotika
2020) terhadap kesehatan turut mempengaruhi remaja
Menurut Libertus Jehani dan Antoro (2006) untuk menggunakan narkoba. (Herman, Wibowo
Penyebab remaja menggunakan narkoba dapat & Rahman, 2018).
disebabkan karena faktor internal maupun Penyalahgunaan narkoba merupakan
eksternal. Faktor internal terdiri dari: ancaman terbesar bangsa Indonesia, karena
1. Faktor Kepribadian. Pribadi yang tidak stabil generasi muda yang menjadi sasaran dan
(labil) akan sangat sangat mudah untuk korbannya. Oleh sebab itu, generasi muda
terjerumus menggunakan narkoba. khususnya remaja menjadi sangat rawan untuk
2. Faktor Keluarga. seseorang dengan latar menjadi korban narkoba. Dengan demikian,
belakang keluarga yang tidak harmonis dapat masalah ini menjadi sangat penting untuk dikaji
menyebabkan orang tersebut menggunakan karena mulai mengarah kepada generasi muda di
narkoba karena merasa merasa putus asa dan Indonesia. Narkoba dengan berbagai bentuknya
frustasi sehingga narkoba menjadi tempat (ganja, heroin, cocaine, candu, extacy, alkohol dan
pelarian atau pengalihan. obat-obatan) merupakan perusak generasi bangsa.
3. Faktor Ekonomi. Seseorang dengan latar Narkoba pada dosis tertentu, dapat bermanfaat
belakang ekonomi yang rendah dan dengan untuk kepentingan medis, namun bilamana
kondisi sulit untuk mencari pekerjaan dapat disalahgunakan dapat membahayakan kesehatan
menimbulkan adanya keinginan untuk menjadi pengguna dan bahkan menyebabkan kematian.
pengedar narkoba untuk mendapatkan Maka jelas bahwa penyalahgunaan narkoba oleh
penghasilan dengan cepat. Sebaliknya remaja merupakan sesuatu yang sangat merugikan
seseorang dengan latar belakang ekonomi yang banyak pihak karena mengancam masa depan
memadai dan kurang mendapatkan perhatian remaja dan masa depan bangsa.
dari keluarganya atau masuk dalam kelompok Tulisan ini dibuat berdasarkan kajian
pertemanan dan lingkungan yang salah akan beberapa pustaka yang digunakan sebagai acuan
mudah terjerumus menjadi pengguna narkoba. dalam penulisan ini. Penulisan artikel ini bertujuan
Sementara itu faktor eksternal adalah faktor untuk menggambarkan kondisi kasus Narkoba di
yang bersumber dari luar yang dapat Indonesia secara umum dan bagaimana upaya
mempengaruhi orang atau remaja dalam bertindak, pencegahannya, hal ini penting untuk dikaji sebab
bahkan dalam memutuskan untuk menggunakan kasus narkoba khususnya di Indonesia setiap hari
narkoba, faktor eksternal terdiri dari: semakin meningkat kasusnya dan mengancam
1. Faktor Pergaulan. Kelompok teman sebaya generasi muda, khususnya para remaja.
memiliki pengaruh kuat bagi remaja untuk Masyarakat perlu tahu dan perlu memahami bahwa
menjadi pengguna narkoba yang berawal dari Narkoba sangat berbahaya sehingga tumbuh
ajakan teman atau kelompoknya untuk kesadaran masyarakat untuk bersama-sama
menggunakan narkoba. mencegah peredaran ilegal Narkoba di semua
2. Faktor Lingkungan Sosial atau Masyarakat. kalangan khususnya remaja. Penulisan artikel ini
Lingkungan sosial atau masyarakat dengan dilakukan melalui beberapa tahapan seperti
kondisi yang baik dan terkontrol baik dapat pengumpulan berbagai berita yang relevan dari
mencegah terjadinya peredaran narkoba, namun media online, selain berita peneliti juga
sebaliknya bila lingkungan sosial dan mengumpulkan dan mengkaji berbagai literatur
masyarakat tersebut justru apatis dan tidak atau referensi seperti buku, artikel/jurnal, dan
peduli terhadap lingkungan sekitar maka laporan hasil penelitian yang relevan dan dan
kondisi ini menyebabkan maraknya sesuai dengan tema.
penggunaan narkoba di masyarakat, khususnya
remaja. Metode Penelitian (750-1000)
Kemudahan dalam mendapatkan narkoba Jenis Penelitian
juga menjadi salah satu faktor pemicu seseorang Metode penelitian adalah cara dalam rangka
untuk menggunakan narkoba dan pada akhir mendapatkan informasi atau data yang memiliki
menjadi bergantung pada narkoba tersebut. Pada tujuan-tujuan tertentu dengan berdasarkan ciri-ciri
kelompok remaja, awal mengenal narkoba ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis). Rasional
umumnya dimulai dari perilaku dalam mencoba artinya penelitian merupakan kegiatan yang
untuk merokok juga mengkonsumsi minuman dilakukan melalui cara-cara yang masuk akal,
alkohol, kemudian meningkat untuk mencoba sehingga sesuai dengan penalaran manusia.
408
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

Empiris, bermakna bahwa cara yang dilakukan mengarahkan pada suatu kesimpulan yang baik.
dalam penelitian dapat diamati, sehingga orang lain Proses penelitian dengan menggunakan metode
dapat pula mengamati dan dapat mengetahui cara kualitatif adalah dengan cara mengumpulkan data-
yang digunakan dalam penelitian. Sistematis data non-numerik yang kemudian dianalisis
berarti proses-proses yang pakai dalam aktivitas berdasarkan landasan konseptual, sehingga pada
penelitian, menggunakan langkah-langkah teratur akhirnya dapat ditarik kesimpulan yang merupakan
dan bersifat logis (Sugiyono 2007). jawaban atas rumusan masalah pada penelitian ini
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif
dengan tujuan deskriptif agar menghasilkan Teknik Pengumpulan Data
gambaran mengenai keadaan subjek atau objek Teknik ini disebut studi pustaka
penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan merupakan cara dalam menelusuri kepustakaan
lain-lain) berdasarkan fakta yang tampak yang berisi teori atau konsep yang relevan dari
sebagaimana adanya, guna membuat kesimpulan- karya ilmiah berupa buku-buku (e-books),
kesimpulan sebagai hasil analisis permasalahan makalah, jurnal online. Teknik literatur ini
penelitian (Nawawi, 1991). Pendekatan kualitatif merupakan teknik pengumpulan data primer untuk
merupakan pendekatan yang dikaitkan dengan memperoleh data mengenai kasus-kasus narkoba
berbagai sifat subjektif dari fenomena, untuk serta penanganannya. Data yang dihasilkan dalam
menghasilkan pemahaman dari berbagai studi literatur bersifat tetap, autentik, mudah
perspektif. Sementara itu menurut Bogdan dan ditemukan, dan dapat dipertanggungjawabkan
Taylor (dalam Moleong, 2002), penelitian dengan karena data literatur tersebut memiliki keabsahan
pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang dan telah melalui prosedur penelitian yang standar
mampu menghasilkan data deskriptif berupa kata- dan berasal dari sumber yang valid. Studi literatur,
kata tertulis dari fenomena yang diamati. sebagai teknik dalam penelitian untuk memperoleh
Menurut Sugiyono (2007) setiap penelitian data digunakan karena:
memiliki tujuan dan kegunaannya. Secara umum 1.Data yang diperoleh berbentuk teori-teori yang
tujuan dalam penelitian terdiri atas 3 macam yaitu mendukung kegiatan penelitian
untuk tujuan penemuan, tujuan pembuktian, dan 2.Data yang diperoleh nanti digunakan untuk
tujuan pengembangan. Tujuan penemuan berarti melakukan verifikasi kualitas teori yang
hasil penelitian merupakan data atau informasi ditemukan dari hasil penelitian.
yang benar-benar baru yang sebelumnya tidak atau 3.Autentik data dari studi literatur dapat
belum pernah diketahui/ditemukan. Tujuan dipertanggungjawabkan.
pembuktian artinya hasil penelitian menghasilkan Teknik studi literatur ini bersumber pada
data atau informasi yang digunakan untuk buku, laporan penelitian, jurnal ilmiah, dan catatan
membuktikan terhadap sesuatu keragu-raguan lain, berusaha mencari sumber-sumber teori yang
mengenai informasi atau pengetahuan tertentu, dan relevan berdasarkan kesesuaian tema dan
tujuan pengembangan adalah memperdalam juga permasalahan penelitian sehingga penelitian yang
memperluas dan mengembangkan pengetahuan dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
yang telah ada (Sugiyono 2007).
Setiap penelitian yang hendak dilakukan Instrumen Pengumpulan Data
membutuhkan metodologi. Metodologi penelitian Kegiatan penelitian dimulai dari kegiatan
menjadi hal yang sangat penting bagi penelitian perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan hasil
sebagai alur dan tahapan yang perlu dilalui. Judul penelitian, kegiatan penelitian dapat berjalan
dari penelitian ini adalah “Kasus Narkoba Di dengan tepat jika dilakukan dengan instrumen
Indonesia Dan Upaya Pencegahannya Di Kalangan pengumpulan data yang memadai Instrumen yang
Remaja”. Maka jenis penelitian yang digunakan dimaksud adalah:”… suatu cara untuk
oleh peneliti pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu
menggunakan pendekatan kualitatif. penelitian”, (Nawawi H. 1997:133). Instrumen
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut dapat berupa check-list, pedoman
menggunakan penelitian dengan tipe deskriptif observasi, wawancara, dan dokumentasi.
analisis, bersifat tertulis dari perilaku orang-orang Penelitian ini menggunakan instrumen
yang dapat diamati. Metodologi penelitian pengumpulan data berupa pedoman literatur dalam
kualitatif adalah suatu metodologi yang lebih upaya untuk mengetahui latar belakang penelitian
berkonsentrasi pada suatu fenomena yang dialami yakni mengenai kasus dan upaya penanganan
oleh subjek. Dengan menggunakan metodologi narkoba di Indonesia. Instrumen ini berbeda
kualitatif, penelitian ini diharapkan dapat dengan instrumen penelitian lain yang melakukan
409
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

kegiatan lapangan, karena instrumen ini hanya 2008:223). Pada penelitian ini, kesimpulan
melakukan studi literatur sebagai aktivitas risetnya. atau verifikasi dilakukan setelah proses
analisa data.
Pengolahan Dan Analisis Data Ketiga tahapan tersebut saling berkaitan satu
Proses analisis data merupakan proses mencari dan dengan lainnya, karena dalam penelitian kualitatif
proses menyusun data secara sistematis, data-data setiap tahapan dapat berproses secara simultan
tersebut merupakan hasil proses pengamatan, hasil artinya reduksi data, analisis data dapat berjalan
wawancara, hasil dari catatan lapangan, dan hasil bersama-sama dengan proses pengambilan atau
dokumentasi. Analisis data diawali dengan cara pengumpulan data, proses pengumpulan data dapat
menyusun sintesis, kemudian menyusunnya ke dihentikan bilamana hasil klarifikasi data
dalam pola-pola, dan dipilah data-data yang memperkuat kesimpulan atas data yang telah
penting dan untuk dipelajari, setelah itu kemudian diolah sebelumnya.
dibuatkan simpulan sehingga hasil penelitian
mudah untuk dipahami oleh diri sendiri atau oleh Hasil dan Pembahasan (2000-2500)
orang lain (Sugiyono, 2008:221). Penelitian ini 1. Sejarah Narkotika dan Berbagai Jenisnya
melalui 3 (tiga) tahap pengolahan dan analisis, Narkotika berasal dari kata narke (kata
yaitu: yunani) artinya mati rasa, masyarakat umum
1. Reduksi Data, adalah proses pemilihan data, mengenal narkotika sebagai berbagai macam obat
proses penyederhanaan data, menyusun yang dianggap kotor, berbahaya dan ilegal (Dally:
abstraksi data dan merubah data kasar hasil 1995). Narkotika merupakan salah satu obat tertua
wawancara. Reduksi data juga adalah proses yang dikenal manusia, Awalnya narkotika
penajaman data, membuat kategori atau berfungsi untuk memberikan efek tidur yang
menggolongkan, mengarahkan dan sekaligus diberikan pada obat-obatan, Namun sekarang
mengurangi data atau informasi yang tidak narkotika dapat berfungsi pada obat-obatan
perlu. Proses reduksi data juga mencakup perangsang (stimulant) yang membuat seseorang
kegiatan mengorganisasikan data sehingga terjaga seperti amphetamine dan cocaine (Kokain).
mewujud kesimpulan yang dapat ditarik dan Kini, terdapat berbagai jenis Narkotika dan
di verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:15). perkembangannya terkait erat dengan ilmu
Setelah data diklasifikasikan atas dasar tema pengetahuan dan teknologi manusia untuk
atau fokus tertentu kemudian, dilakukan memprosesnya. Berikut merupakan deskripsi dan
abstraksi menjadi uraian singkat. Pada proses sejarah singkat berbagai jenis Narkotika yang
reduksi data penelitian ini, data awal yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber.
bersumber dari berbagai literatur kemudian
dipilah sesuai dengan tema dan fokus 2. Perkembangan Cara Mengkonsumsi
mengenai isu penyalahgunaan narkoba di Narkotika
kalangan remaja. Cara mengkonsumsi narkoba semakin
2. Tahap Penyajian Data (Display), merupakan berkembang dari waktu ke waktu. Awalnya
proses penyusunan data menjadi sekumpulan narkoba dikonsumsi dengan cara oral atau ditelan,
informasi tersusun yang dapat ditarik Rakyat Romawi mengkonsumsi opium dengan
kesimpulan dan rekomendasi (Miles dan memakan atau meminum tumbukan kelopak utuh
Huberman, 1992:14). Data dan informasi bunga Poppy bersama madu. Ketika Opium
yang telah diperoleh dari berbagai sumber menjadi komoditi dagang yang populer, untuk
atau referensi dikumpulkan kemudian diolah mempermudah pengangkutan dan agar awet
dan buat kesimpulan sehingga data-data selama perjalanan, getah tanaman Poppy disadap
tersebut berbentuk narasi deskriptif. Dalam kemudian dipadatkan dan dikeringkan menjadi
proses penyajian data, hasil penelitian harus semacam gel padat. Ketika gel padat Opium ini
disusun secara sistematis sehingga hasil menyebar hingga ke Inggris, orang Inggris
penelitian mampu menggambarkan dan mencoba mencairkan getah Opium tadi dengan air
menjelaskan atau menjawab masalah yang kemudian mencampurnya dengan kayu manis, jahe
diteliti (Iskandar, 2008:223). dan minuman anggur beralkohol. Pada tahun 1527
3. Tahap atau proses Penarikan Kesimpulan diciptakan Laudanum, minuman keras yang
(Verifikasi). Merupakan tahapan analisis populer karena mampu menggabungkan rasa manis
lanjutan dari proses reduksi dan display data minuman anggur dengan kegetiran Opium secara
sebelumnya, oleh karenanya pada tahap ini pas (Santella: 2007, hal 28).
data sudah dapat disimpulkan (Iskandar,
410
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

Orang Cina menemukan cara dapat berubah menjadi racun yang membuat
mengkonsumsi Opium yang lebih mudah yaitu manusia menjadi koma. hal ini sama seperti zat
dengan cara menghisapnya, Menghisap uap Opium besi, dalam dosis normal zat besi dapat mencegah
tanpa tembakau memerlukan teknik khusus. anemia sementara dalam dosis berlebihan dapat
(Barter: tanpa tahun, hal 33). Dengan cara mengganggu dan meracuni tubuh (Anstie dalam
memasukkan getah Opium ke dalam wadah Foxcroft: 2007, hal 142).
keramik khusus yang memiliki pipa bambu
sepanjang 16-20 inci di ujungnya. Getah Opium 4. Kasus Narkoba pada Remaja di Indonesia
dalam wadah keramik kemudian panaskan hingga Seperti yang telah dipaparkan pada
bergelembung dan berwarna keemasan dengan pendahuluan diatas, bahwa kondisi Indonesia saat
lampu bakar alkohol. Uap yang dihasilkan dihirup ini telah genting dengan isu darurat narkoba, salah
melalui pipa bambu panjang yang berfungsi untuk satu penyebab hal tersebut dikarenakan Indonesia
mendinginkan uap sebelum memasuki mulut terus mengalami peningkatan kasus narkoba setiap
(Santella: 2007, hal 47 ). tahunnya. Teknologi yang terus berkembang
Efek asap yang dihisap melalui mulut secara pesat dalam berbagai macam bidang tanpa
bereaksi lebih cepat daripada Opium yang disadari juga memberikan kontribusi dampak
diminum. Asap atau uap Opium dapat langsung negatif terhadap perkembangan serta pertumbuhan
masuk ke paru-paru, lalu diserap oleh membran peredaran narkoba di Indonesia, karena dengan
paru-paru bersama oksigen kemudian dibawa akses kemudahan teknologi terutama di bidang
darah menuju otak dalam beberapa detik. Opium informasi, peredaran gelap Napza dapat terjadi
yang ditelan seperti Laudanum masuk ke otak lebih dengan lebih cepat dan mudah sehingga usaha dan
lambat karena pertama harus masuk ke perut, upaya pencegahan masuknya zat zat narkotika
dicerna lalu bersama makanan dibawa aliran darah terlarang yang berbahaya menjadi tantangan
sebelum dibawa ke otak. Mengkonsumsi Opium tersendiri bagi aparat hukum (Telaumbanua, 2018).
dengan cara dihisap juga lebih disukai orang Cina Penyalahgunaan dan juga peredaran zat
karena tidak menyebabkan gangguan pada perut narkotika telah menyebar secara luas sehingga
(Barter: tanpa tahun, hal 23). dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat dari
berbagai status sosial, penyalahgunaan zat
3. Fenomena Kecanduan Narkotika dan narkotika pada era digtal ini tidak hanya dapat
Perkembangan Cara Pandang Terhadap- menjangkau kalangan yang dikategorikan sebagai
nya kalangan tidak berpendidikan saja namun juga
Dokter di Amerika sejak tahun 1890-an telah menyebar hingga kalangan yang
mulai menyadari resiko penggunaan narkoba. Pada berpendidikan. Hal ini dapat dengan mudahnya
waktu itu, beberapa dokter sudah meninggalkan terjadi dikarenakan komoditi narkotika dan obat
suntikan Heroin di kotak obat rumah pasien untuk obatan terlarang memiliki variasi yang beragam,
berjaga-jaga apabila pasien mengalami sakit yang dari jenis dengan harga paling mahal yang hanya
tiba-tiba. Kini, heroin sering dianggap sebagai obat dapat di beli dan di dapatkan oleh kalangan elite
dari segala macam penyakit hal tersebut memicu atau selebritis, hingga jenis yang paling murah
ketergantungan pada pasien dalam mengkonsumsi yang dapat dikonsumsi oleh kelompok masyarakat
heroin setiap kali merasakan sakit. Namun pada ekonomi rendah. (Priambada, 2014).
tahun 1910 para dokter di Amerika telah Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja
menurunkan dosis narkotika pada resep pasien. pada beberapa tahun terakhir ini, khususnya tahun
(Acker: 1995 hal 121). 2019, semakin meningkat. Kasus narkoba hingga
Hal tersebut menjadi pusat perhatian para saat ini masih menjadi problematika yang
ahli untuk memberikan penjelasannya mengenai memprihatinkan bagi Indonesia. Kasus peredaran
sebab terjadinya ketergantungan pada pasien. sabu serta marak terjadinya penangkapan terhadap
Menurut F.E. Dokter Anestesi Rumah Sakit king”s bandar-bandar narkotika internasional dalam
College (1989) mengemukakan bahwa Opium beberapa tahun terakhir menjadi bukti nyata yang
dapat membuat kecanduan seperti kita tidak terbantahkan bahwa Indonesia sedang berada
mengkonsumsi teh, kopi, coklat ataupun rokok. dalam kondisi darurat narkoba (Hariyanto, 2018).
Menurutnya, Dalam dosis medis opium Menurut kepala Badan Narkotika Nasional (BNN),
memberikan manfaat dalam memberikan pada tahun 2019 jumlah kasus penyalahgunaan
ketenangan dan memudahkan pasien untuk narkoba di Indonesia telah mencapai angka 3,6
beristirahat. Namun hal tersebut berbahaya jika juta, yang mana ada peningkatan kurang lebih
dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan karena sebesar 24 hingga 28 persen pada penggunaan
411
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

narkotika yang pelakunya adalah remaja. seperti pemerintah, aparat, masyarakat, media
(Puslidatin, 2019). massa, keluarga, remaja itu sendiri.
Sifat remaja yang memiliki kecenderungan Remaja adalah kelompok yang rentan yang
untuk mengesampingkan nilai, norma dan juga rawan untuk menjadi korban penyalahguna
sistem hukum yang telah berlaku di tengah Narkoba. Mengingat bahwa masa remaja
kehidupan masyarakat menjadi salah satu merupakan fase mencari identitas diri, saat dimana
penyebab meningkatnya konsumsi narkoba di seorang individu berusaha menyerap nilai dan
kalangan remaja. Kehidupan yang semakin keras kaidah baru dari lingkungan sekunder yang
menyebabkan melonjaknya tingkat kesibukan dianggap dapat memperkuat jati diri. Pada usia
masyarakat, peningkatan angka penderita depresi, remaja rasa selalu ingin tahu dan ingin mencoba
banyaknya anak yang kurang mendapatkan sedang berada pada puncaknya, terutama terhadap
perhatian dari lingkungan keluarga, dan begitu hal-hal yang mengandung bahaya atau resiko (risk
bermacam macamnya kegiatan kegiatan di jam- taking behavior) termasuk coba-coba dalam
jam malam, yang dapat terlihat melalui maraknya mengkonsumsi narkoba. Narkoba tersebut
tempat hiburan malam yang terus buka dan umumnya ditawarkan oleh teman sebaya melalui
berkembang. Hal tersebut dapat mempengaruhi janji atau tekanan dari teman sebaya tersebut.
pola kehidupan masyarakat dengan signifikan, Remaja umumnya sulit menolak tawaran tersebut
salah satunya ialah peningkatan keberadaan zat dan terdorong untuk mencoba narkoba tersebut
narkotika dikalangan remaja. (Hariyanto, 2018). agar dapat diterima dalam kelompok
Permasalahan mengenai penyalahgunaan pertemanannya, dianggap berani daj dewasa.
narkoba memerlukan solusi bersama dengan Selain itu, rasa penasaran terhadap penggunaan
melibatkan seluruh elemen masyarakat, karena hal narkoba juga dapat terjadi akibat adanya dorongan
tersebut menjadi sebuah ancaman yang kuat untuk menghilangkan rasa bosan, jenuh,
memerlukan perhatian lebih, mengingat bahwa kesepian, stress atau dianggap dapat menjadi solusi
permasalahan tersebut dapat memperngaruhi bagi persoalan yang sedang dihadapinya.
generasi muda sebagai calon penerus bangsa. (Pramono, 2003)
Dampak buruk yang dapat dirasakan oleh Remaja menggunakan narkoba karena
penyalahguna narkoba diantaranya ialah beberapa faktor (internal dan eksternal). Faktor
penyebaran penyakit menular seksual seperti internal merupakan faktor yang datangnya dari diri
HIV/AIDS dan juga virus hepatitis yang seseorang, meliputi kepribadian dan faktor
kontaminasinya dapat terjadi melalui penggunaan keluarga serta ekonomi. Kepribadian yang labil
jarum suntik yang dapat menyebabkan kematian dapat dengan mudah terjerumus untuk
jutaan jiwa, sehingga merugikan negara yang juga menggunakan narkoba, sementara keluarga yang
menjadi sasaran bagi para pengedar narkoba, cenderung problematik dan kurang harmonis juga
karena para bandar dan pengedar narkoba dapat bisa mengakibatkan seseorang akan mudah merasa
menjual barang terlarang tersebut dengan lebih putus asa dan frustasi, faktor finansial yang kurang
mudah. Hal ini terjadi karena masih minimnya baik juga dapat mempengaruhi seseorang untuk
kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap berkeinginan menjadi seorang bandar ataupun
bahaya serta efek samping dari penyalahgunaan kurir narkoba, namun sebaliknya seorang remaja
narkoba dan juga kurangnya peran pemerintah yang dikategorikan datang dari keluarga yang
dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. berada dan berkecukupan namun kurang
(Manafe, 2012). mendapatkan perhatian yang cukup dari
Tidak sedikit orang yang beranggapan lingkungan primernya, yakni keluarga atau
bahwa selagi masih muda, mencoba hal baru terjebak dalam lingkungan yang memberikan
menjadi sesuatu yang lumrah dan sah saja. Namun pengaruh buruk akan lebih mudah terjerumus
tanpa disadari, keinginan dan rasa penasaran para kedalam penyalahgunaan narkoba (Libertus Jehani
remaja untuk mencoba hal baru seringkali dan Antoro, 2006).
melewati nilai, norma dan justru menjurus ke arah Faktor eksternal merupakan faktor yang
negatif, yang salah satunya adalah dengan datang dari dari luar diri individu yang pada
mencoba narkoba atau zat psikotropika lainnya. akhirnya dapat mempengaruhi tiap tindakan
Masalah narkoba pada kalangan remaja menjadi seseorang, begitu pula dengan permasalahan
isu yang tidak mudah untuk diatasi, karena dalam penyalahgunaan narkoba. Faktor eksternal ini
penyelesaiannya harus melibatkan banyak faktor dapat dibagi menjadi pergaulan dan sosial
dan membutuhkan campur tangan berbagai pihak, masyarakat. Terdapat dampak dan dorongan yang
cukup kuat dalam penyalahgunaan narkoba ini,
412
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

salah satunya dari datang dari kelompok menemukan pelampiasan melalui hal lain.
pertemanan sebaya. Ajakan tersebut dapat bermula Bentuk pelarian yang dilakukan dapat berakhir
dari teman sebaya terutama remaja yang memiliki dengan pemilihan hal yang jauh dari positif,
kepribadian yang belum cukup matang. Sementara seperti dengan penyalahgunaan narkoba atau
lingkungan sekunder yang baik dan memiliki mengkonsumsi alkohol. Narkoba menjadi opsi
kontrol yang tidak mudah goyah akan dapat yang kerap kali dipilih sebagai pelarian karena
mencegah ajakkan atau dorongan terhadap penggunaannya seolah dirasa dapat
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. memberikan solusi. Hal ini dapat terjadi
(Libertus Jehani dan Antoro, 2006). dikarenakan narkoba dapat membuat
Pengaruh teman sebaya, rasa keingin tahuan penggunanya merasakan efek percaya diri,
yang besar serta pengaruh dari lingkungan perasaan bahagia, dan merasa berenergi,
keluarga yang tergolong kurang harmonis dapat meskipun hal itu tidak akan bertahan lama dan
menjadi pemicu dari penyalahgunaan narkoba. hanya akan berlangsung sesaat. Padahal jika
Ketersediaan dan kemudahan akses untuk terus dilakukan dan dibiarkan, hal itu dapat
memperoleh narkoba juga dapat memicu seseorang berakibat pada kecanduan terhadap zat narkoba
sehingga berakhir menjadi pecandu narkoba. Di dandapat berakhir dengan merenggang nyawa.
sekitaran kalangan remaja, awal mula perkenalan 3. Bentuk pemberontakan. Ketika seorang
dengan narkoba seringkali diawali dengan remaja ingin mencoba hal yang baru dan
merokok ataupun mengkonsumsi minuman mengajukan diri untuk menjadi pelopor sesuatu,
beralkohol. Minimnya pengetahuan akan efek hal itu sering menyebabkan mereka terlihat
samping narkotika dan psikotropika yang buruk mencolok dan dipandangi oleh lingkaran
dapat menghasilkan dampak yang besar dalam pertemanan dan kelompoknya. Demi
mempengaruhi tingkat penyalahgunaan narkoba. pandangan di lingkungan sekitarnya, biasanya
(Herman, Wibowo & Rahman, 2018). remaja akan mencoba hal yang baru untuk
Bukan permasalahan baru, sedari dulu mendapatkan pengakuan dari temannya. Salah
narkoba di kalangan remaja memang menjadi satunya adalah narkoba. Kini Narkoba
suatu hal yang memang memiliki dinamikanya tampaknya terlihat seperti sumber cadangan di
tersendiri, beberapa penyebab utama yang menjadi kalangan para remaja untuk bertindak lebih
alasan mengapa remaja sangat rentan terhadap berani dan agresif terhadap lingkungan.
penyalahgunaan narkoba diantaranya yakni: Narkoba jenis sabu atau yang bernama ilmiah
1. Tekanan sosial. Usia remaja menjadi fase methamphetamine, dapat membuat para remaja
mencari jati diri. Pada fase usia ini remaja tanpa bertindak kasar, perilaku yang agresif, atau
ragu akan mengikuti apapun yang dilakukan bahkan bisa membahayakan orang lain.
oleh lingkaran pertemanan atau kelompoknya, 4. Kurang percaya diri. Saat mengemukakan
dengan tujuan supaya diterima dan diakui pendapat di depan publik, tampil pada acara
dalam lingkaran sosial. Oleh karena itu, jika sekolah, bahkan sekedar mengobrol dengan
seorang teman sepermainan atau idolanya orang lain akan berakibat permasalahan bagi
menggandrungi hal yang negatif seperti remaja yang memiliki rasa percaya diri yang
narkoba, mereka pun akan menjadi rentan untuk rendah. Maka dari itu, Narkoba sering dijadikan
mencoba hal yang sama agar mendapatkan sebagai jalan keluar oleh remaja yang kurang
validasi dan tidak merasa diasingkan. percaya diri. Beberapa narkoba jenis tertentu
Sementara media juga dapat memberikan andil dapat memberikan pengaruh kepada pengguna
untuk mempengaruhi remaja dalam bertindak, seperti lebih percaya diri, ataupun bahkan bisa
seperti sosial media, acara televisi, atapun film membuat pengguna tidak takut melakukan hal
juga dapat mempengaruhi dan meninggalkan apapun. Tetapi itu hanya sesaat.Seperti pada
efek samping yang tidak baik karena bisa saja akibat penyalahgunaan obat-obatan terlarang
telah menggambarkan penyalahgunaannarkoba biasanya, efek percaya diri seperti di atas hanya
sebagai sosok atau contoh individu yang berlaku sementara. Selain efek yang sementara
terkesan keren, sehingga rentan diikuti oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang bisa
para remaja lainnya. menimbulkan kematian bagi pengguna.
2. Pelarian dari masalah. Banyak dan 5. Kesenangan sesaat. Walaupun niat semula
beragamnya problematika yang terjadi dalam hanya berawal dari rasa penasaran sehingga
diri remaja, seperti permasalahan di lingkungan berujung mencicip narkoba untuk kesenangan
sekolah dan keluarga dapat menyebabkan sesaat, namun rasa bahagia yang sementara ini
seorang remaja tidak bahagia dan berujung mampu membuat remaja yang terjerumus
413
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

narkoba merasa kecanduan serta ingin mencoba umum yaitu gangguan pada sistem saraf, kerusakan
lagi dan lagi. Agar intensitas rasa bahagia pada jantung dan pembuluh darah, gangguan pada
tersebut dapat bertahan, tentu dibutuhkan dosis endokrin, keterlambatan dalam bekerja dan disertai
narkoba yang lebih tinggi lagi. Maka ketika dengan sikap gelisah dan merasa tidak tenang,
sudah terjerumus dalam penyalahgunaan kehilangan kepercayaan diri, dan cenderung
narkoba, akan menjadi tantangan yang sulit menyakiti diri. Adapun bahaya narkoba terhadap
untuk terlepas dari jerat candu dan lingkungan sosial adalah anti sosial dan cenderung
ketergantungannya.. dikucilkan oleh masyarakat.
Selain itu, terdapat berbagai macam Terdapat berbagai bahaya atau dampak
penyebab mengapa seorang remaja dapat terjenak negatif dari penyalahgunaan Narkoba, BNN telah
dalam lingkaran penyalahgunaan narkoba. Maka merangkum beberapa bahaya Narkoba tersebut,
dari itu, tiap pihak khususnya keluarga dan yakni:
orangtua harus lebih fokus dan peka dalam Dehidrasi. Penyalahgunaan zat narkotika
melakukan pengawasan terhadap anaknya supaya dapat berdampak pada berkurangnya
sang anak mendapatkan pengetahuan serta keseimbangan elektrolit dalam tubuh, sehingga
bimbingan mengenai mana hal yang baik dan badan akan merasakan kekurangan cairan. hal yang
buruk, sehingga anak tidak terjebak pada hal-hal dapat terjadi jika dehidrasi terjadi dalam kurun
yang tidak sesuai dengan norma seperti waktu yang lama ialah tubuh akan mendadak
penyalahgunaan zat narkoba. merasakkan kejang-kejang, muncul halusinasi,
Penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu perilaku seketika menjadi lebih agresif, dan rasa
ancaman yang besar bagi bangsa Indonesia. sesak pada sekitaran dada. Dampak dehidrasi
Generasi millennial dan generasi z menjadi sasaran secara jangka panjang sendiri dapat menyebabkan
utama bagi mafia pengedar narkoba untuk menjual kerusakan yang fatal pada otak.
dan memasarkan produknya. Karena dari itu, Halusinasi. Efek samping yang sering
generasi muda menjadi target yang rawan dalam dialami oleh penyalahguna narkoba, seperti ganja,
permasalahan yang berkaitan dengan peredaran diantaranya adalah halusinasi. Dalam konsumsi
narkotika. Narkoba dengan segala macam jenis, takaran narkotika yang berlebih, narkoba bisa
bentuk dan variasinya wujudnya sepertii ganja, memberikan dampak buruk terhadap tubuh
heroin, cocaine, candu, extacy hingga alkohol seseorang, seperti muntah, mual, rasa takut yang
maupun obat-obatan terlarang lainnya adalah berlebih, serta gangguan kecemasan. Jika
produk yang berpotensi untuk merusak generasi penggunaan narkotika berlangsung secara terus
muda. Meskipun dalam dosis yang telah ditentukan menerus, efek samping yang dirasakan juga dapat
beberapa jenis narkotika memang memiliki efek bersifat jangka panjang seperti diantaranya
positif untuk kebutuhan medis, namun selepas dari gangguan mental, kecemasan yang berlebih dan
itu penggunaan narkotika juga dapat terus menerus hingga depresi akut.
membahayakan kesehatan dan mental orang orang Menurunnya Tingkat Kesadaran.
yang telah menjadi pengguna dan pecandu. Pemakaian narkotika dalam dosis yang melewati
Sehingga tidak dapat dihindari bahwa penggunaan takaran normalnya dapat berdampak pada tubuh
narkoba yang dilakukan oleh remaja dapat sehingga menjadi terlalu rileks yang dapat
menggagalkan masa depan mereka sendiri. menyebabkan kesadaran menurun secara drastis.
Dalam beberapa kasus yang terjadi pada pengguna
5. Bahaya Kecanduan Narkotika narkoba, ketika mereka tertidur dapat kehilangan
Efek samping yang diberikan dari kesadaran dan tidak akan terbangun lagi. Dampak
penggunaan narkoba tidak hanya dirasakan secara lain dari penyalahgunaan narkoba juga berisiko
fisik saja, tetapi juga dapat menimbulkan efek tinggi mengalami hilang ingatan sehingga akan
samping yang dirasakan secara mental dan sulit untuk mengenali lingkungan sekitarnya.
kejiwaan ketika takaran konsumsinya sudah Gangguan Kesehatan dan Kematian.
berlebihan. Apabila dalam penggunaannya disalah Telah banyak kasus penyalahgunaan narkoba yang
artikan, bahaya narkoba dapat merusak sistem berakibat pada memburuknya kondisi kesehatan
organ dalam tubuh dan mengahancurkan susunan seseorang hingga menyebabkan kematian. Kondisi
sistem syaraf, mengakibatkan rasa ketergantungan. kesehatan yang terus menurun seperti gagal
Rasa ketergantungan terhadap zat narkotika pada jantung, kerusakan organ tubuh lainya seperti
akhirnya dapat memberikan dampak yang gagalnya fungsi hati dan ginjal. Sementara dampak
signifikan terhadap fisik dan psikologis narkoba yang paling buruk dapat dirasakan ketika
penggunanya. Adapun bahaya narkoba secara serang yang menggunakan zattersebut dalam dosis
414
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

yang tinggi atau yang lebih dikenal dengan istilah dan nyaman kepada anak-anaknya agar mereka
overdosis, yang pada akhirnya juga dapat berakhir tidak mencari pelampiasan atau pelarian di luar
dengan kehilangan nyawa. Sementara pemakaian rumah ketika menghadapi permasalahan.
narkoba dengan Penasun (pengguna Napza jarum 2. Lingkungan sekolah.
suntik) sangat beresiko tertular penyakit Pihak sekolah perlu memberikan edukasi
HIV/AIDS yang hingga saat ini belum ada serta informasi dasar mengenai narkoba sebagai
penyembuhnya. bentuk antisipasi dalam mengatasi penyalahgunaan
Gangguan Kualitas Hidup. narkoba di kalangan remaja.
Efek samping yang dirasakan dari 3. Lingkungan masyarakat.
penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi pada Setiap stakeholder yang terdapat di
kondisi fisik. efek buruk lain yang dapat dirasakan masyarakat perlu konsisten dan bersikap adil serta
salah satunya ialah penurunan kualitas hidup tegas dalam upaya mencegah penyalahgunaan
karena penggunaan narkotika dapat menyebabkan narkoba serta didukung oleh pihak keamanan dan
penurunan konsentrasi ketika sedang menjalankan kepolisian.
keseharian dan bekerja, bermasalah dalam aspek Selain ketiga hal tersebut, sosialisasi
ekonomi dan finansial, hingga harus merasakan merupakan upaya penting untuk dilakukan dengan
berurusan dengan pihak berwajib jika terbukti memberikan edukasi mengenai bahaya
melanggar hukum. Penggunaan narkoba hanya penyalahgunaan narkoba bagi kesehatan terutama
diperbolehkan bagi kebutuhan medis dengan remaja dan memberikan sanksi bagi yang
adanya pengawasan dokter ataupun untuk melakukannya, Hal tersebut sesuai dengan UU No.
keperluan penelitian. Selain dari iyu, zat narkotika 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
tidak memberikan dampak positif secara jangka
panjang bagi tubuh. Mengkonsumsi narkoba dapat KESIMPULAN DAN SARAN (500-700)
menganggu kualitas hidup, merusak relasi dengan Berdasarkan pembahasan sebelumnya,
keluarga ataupun kerabat, kesehatan menurun berikut ini dapat diuraikan beberapa simpulan,
bahkan dapat menyebabkan kematian. kondisi peredaran gelap Napza di Indonesia hingga
saat ini telah memasuki fase darurat Narkoba. Hal
6. Upaya Dalam Menekan Peningkatan terbukti dengan semakin meningkatnya kasus
Penggunaan Narkoba penyalahgunaan Narkoba di berbagai kalangan
Narkoba tidak hanya berdampak pada termasuk kalangan remaja. Remaja menjadi
gangguan otak dan merusak pernafasan saja, kelompok yang paling rentan untuk
namun juga berdampak pada sistem kerja syaraf, menyalahgunakan Narkoba, pada usia remaja
liver, ginjal, dan dapat merusak penglihatan. Setiap inilah umumnya individu ada pada fase pencarian
remaja yang menyalahgunakan narkoba secara identitas diri/jati diri, selalu menyerap nilai-nilai
kejiwaan dan sosial itu tidak akan terkendali, baru dari luar, selalu ingin mengeksplore hal-hal
remaja akan menghindari lingkungan sekitarnya baru, termasuk terhadap sesuatu hal yang
karena merasa disudutkan dan buruknya mereka berbahaya atau beresiko (risk taking behavior)
dapat melakukan tindak pidana sebagai bentuk dalam hal ini mencoba konsumsi Narkoba, selain
pelampiasan. Hal ini tidak baik jika diabaikan faktor tadi terdapat beberapa faktor lainnya yakni:
begitu saja pada remaja karena mereka merupakan 1. Faktor tekanan sosial. Pada fase usia remaja,
penerus bangsa dimasa depan agar negeri ini dapat seseorang akan cenderung mengikuti apapun
berkembang menjadi lebih baik lagi. Menciptakan yang dilakukan oleh lingkungan pertemanan
remaja yang bebas dari narkoba bukanlah hal sebaya, agar diterima dan diakui oleh kelompok
mudah, Terdapat 3 aspek yang perlu diperhatikan tersebut. Karenanya, jika kelompok teman
agar mencapai keefektifan yaitu: sebaya tersebut mencoba hal baru yang negatif
1. Lingkungan keluarga. seperti mengkonsumsi narkoba, remaja juga
Ketika remaja melakukan kesalahan dalam rentan untuk melakukan sesuatu hal yang
melalukan apapun seringkali orang tua emosi dan serupa seperti yang dilakukan oleh
bermain fisik kepada anaknya tanpa diberi kelompoknya dengan tujuan agar tidak
kesempatan untuk menjelaskan, Hal seperti itu dikucilkan.
merupakan hal yang salah karena sebaiknya 2. Faktor pelarian dari masalah. Remaja yang
sebagai orangtua dapat bersikap demokratis mengalami berbagai masalah khususnya yang
terhadap anaknya dengan memberikan apresiasi terjadi dalam diri remaja, akan sangat
dan perhatian yang cukup. Maka dari itu penting berpengaruh pada kondisi emosional remaja
bagi orangtua membangun suasana yang hangat tersebut dan remaja cenderung mencari pelarian
415
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

ke sesuatu hal yang lain, dan bentuk pelarian kepribadian remaja tersebut, oleh karena itu setiap
tersebut bisa saja adalah sesuatu hal yang orang tua perlu menunjukan sikap yang demokratis
negatif seperti halnya narkoba atau alkohol. dengan memberikan apresiasi dan perhatian yang
Bentuk pelarian dengan mengkonsumsi cukup kepada anak atau remaja. Dalam lingkungan
Narkoba ini sering menjadi pilihan karena efek sekolah, pihak sekolah perlu memberikan edukasi
penggunaannya seolah dan berbagai informasi mengenai bahaya narkoba
mendapatkan/memberikan solusi. sebagai bentuk preventif dalam mengatasi
3. Faktor bentuk pemberontakan. Usia remaja penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Dalam lingkungan masyarakat, setiap elemen
merupakan fase mencari jati diri berani dengan masyarakat perlu bersikap tegas dan konsisten
selalu/cenderung mencoba hal baru ingin sebagai bentuk kontrol sosial dalam upaya
terlihat menonjol dan ingin diterima oleh pencegahan penyalahgunaan narkoba.
lingkaran pertemanan dan kelompoknya.
Remaja dan kelompoknya cenderung DAFTAR PUSTAKA
melakukan dan mencoba pengalaman baru, Acker, Caroline Jean. 1995. From All Purpose
termasuk mencoba menggunakan narkoba yang Anodyne To Marker Of Deviance:
dianggap sebagai “amunisi” dalam berekspresi Physicians' Attitudes Towards Opiates In
untuk bertindak lebih berani dan agresif. The Us From 1890 To 1940. Dalam Roy
4. Faktor kurang percaya diri. Remaja juga adalah Porter And Mikuldl Teich (Ed). Drugs And
umumnya adalah sosok yang kurang percaya Narcotics In History. Cambridge University
diri, hal ini menjadi wajar sebab masa remaja Press Barter, James.: Drug Education
adalah masa-masa untuk proses pematangan Library.
diri, namun kurangnya rasa percaya diri ini bisa Amanda, M.P., Humaedi, S., & Santoso, M.B.
berakibat negatif bilamana remaja justru (2017). Penyalahgunaan Narkoba Di
menjadikan Narkoba sebagai solusi bagi remaja Kalangan Remaja (Adolescent Substance
untuk lebih berani karena narkoba pada jenis Abuse). Jurnal Penelitian & PPM. Volume 4.
tertentu dapat menimbulkan efek seperti rasa Nomor: 2. Halaman: 129 – 389
percaya diri yang meningkat dan tidak takut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia,
melakukan hal apapun namun hanya sesaat. (2009). Advokasi Pencegahan
5. Faktor kesenangan sesaat. Penggunaan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta.
Narkoba dapat memberikan berbagai efek Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia,
seperti halusinasi, rasa percaya diri, anti (2011). Pencegahan Penyalahgunaan
depresan, stimulan dan lainnya, namun hanya Narkoba Bagi Remaja, Jakarta.
sesaat. Oleh karena itu banyak sekali remaja Bogdan, R. C. & Taylor. 2002. Pengantar Metode
yang menggunakan Narkoba hanya untuk Penelitian Kuantitatif Suatu Pendekatan
kesenangan sesaat dan untuk mendapatkan rasa Fenomenologis terhadap Ilmu Ilmu Sosial.
bahagia yang sementara ini yang kemudian Surabaya: Usaha Nasional.
membuat remaja terjerumus lebih dalam Dally, Ann. 1995. Anomalies And Mysteries In
menjadi pecandu narkoba. The 'War On Drugs dalam Roy Porter and
Berdasarkan simpulan tersebut, maka Mikuldl Teich (ed). Drugs And Narcotics In
dapat dirumuskan rekomendasi atau saran, yakni History. Cambridge University Press
perlu adanya upaya penanganan atas maraknya Foxcroft, Louise. 2007. The Making of Addiction:
penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja, upaya The ‘Use and Abuse’ of Opium in
ini harus didukung oleh berbagai pihak khususnya Nineteenth-Century Britain. Burlington:
masyarakat secara umum dalam melindungi remaja Ashgate Publishing Company
sebagai generasi penerus bangsa. Upaya-upaya Hariyanto, Bayu Puji. 2018. Pencegahan dan
tersebut meliputi berbagai upaya penindakan, Pemberantasan peredaran narkoba di
upaya preventif atau pencegahan, edukasi serta Indonesia. Jurnal Daulat Hukum
kampanye anti narkoba, dan upaya ini perlu Humas BNN. 2019. Pengertian Narkoba dan
dilakukan secara massive mulai dari lingkungan Bahaya Naroba Bagi Kesehatan. Melalui
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-
masyarakat. Ketiga lingkungan ini sangat erat bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/ Diakses
kaitannya dengan aktivitas remaja, di dalam pada 21 September 2021
keluarga sikap dan perlakuan orangtua terhadap Herman. Wibowo & Rahman. 2019. Perilaku
anak atau remaja amat berpengaruh terhadap penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa
416
Jurnal Penelitian dan Pengabdian e ISSN: 2775 - 1929
Kepada Masyarakat (JPPM) p ISSN: 2775 - 1910 Vol. 2 No. 3 Hal : 405-417 Desember 2021

sekolah menengah atas negeri 1 banawa Pramono, U. Tanthowi. 2003. Narkoba Problem
kabupaten donggala. Media publikasi dan Pemecahannya dalam Perspektif Islam,
promosi Kesehatan Indonesia. Jakarta: PBB.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Priambada, Bintara Sura. 2014. Penyalahgunaan
dan Sosial. Jakarta: GP Press Naroba di Kalangan Remaja. Proseding
Jehani & Antoro, 2006. Mencegah Terjerumus Seminar UNSA
Narkoba. Tangerang: Visi Media Puslidatin. 2019. Penggunaan Narkotika di
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Kalangan Remaja Meningkat. Diakses pada
Analisis Data Kualitatif Buku Sumber 29 Oktober 2021. Melalui
Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP. https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-
Manafe, Yappi. 2012. Pencegahan kalangan-remaja-meningkat/
Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Santella, Andrew. 2007. Illinois Native People
Jakarta: Direktorat Diseminasi Informasi, (State Studies: Illinois). Illinois: Heinemann.
Deputi Bidang Pencegahan. Sasangka, Hari. 2003. Narkotika dan Psikotropika
Mardani. 2008. Penyalahgunaan Narkoba dalam dalam Hukum Pidana, Jakarta: Mandar Maju
Perspektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Sitanggang, B.A. 1999. Pendidikan Pencegahan
Nasional, Jakarta: Raja Grafindo. Penyalahgunaan Narkotika. Jakarta. Karya
Martono, L., & Joewana, S. (2008). Peran Orang Utama.
Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Pustaka. Sugono, Dendy. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Natalia, S., & Humaedi, S. (2020). Bahaya Jakarta: Balai Pustaka, 2008
Peredaran Napza Pada Masa Pandemi Telaumbanua, Teoli Bewamati. 2018. Peran Badan
Covid-19 Di Indonesia. Prosiding Penelitian Narkotika Nasional dalam Upaya
& Pengabdian Kepada Masyarakat. Volume Pencegahan dan Peredaran Gelap Narkotika
7. Nomor: 2. Halaman: 387 – 392 di Gunungsitoli. Jurnal Mahupiku Vol. 1 No.
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi Penelitian 2
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah. Mada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
University Press. Narkotika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika

417

Anda mungkin juga menyukai