Anda di halaman 1dari 8

1.

PENDAHULUAN penyebabnya yakni penyalahgunaan


Narkoba. Dampak yang di timbulkan
Narkoba (Narkotika Psikotropika dan
Narkoba cukup dan sangat merugikan bangsa
Obat-obatan lainnya) Masih cukup Populer
ini, karena Pemuda Bangsa sebagai generasi
di Indonesia, Khususnya di Kecamatan
bangsa semakin hari semakin rapuh dan lama
Pamulang. Penggemar Narkoba pada saat ini
kelamaan akan sirna jikalau banyak Pemuda
bukan hanya dikalangan preman, orang yang
bangsa yang terjerumus ke dunia gelap
tidak memiliki tujuan hidup melainkan
Narkoba. Akibatnya, generasi emas yang
sudah masuk ke ruang lingkup Remaja
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
tanggung (usia 14-19 tahun). Maka dari itu
kenangan.
perlu adanya pencegahan dengan upaya
melakukan upaya sosialisai bahaya terhadap Dengan Kondisi yang demikian maka
Narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota
Tangerang Selatan bekerja sama dengan
Narkoba dewasa ini sudah terdapat
mahasiswa yakni Mahasiswa KKN
perubahan baik dari bentuk nama dan
Universitas Muhammadiyah Jakarta dan
jenisnya, Contonya seperti kapsul, tablet,
pihak Sekolah SMP IT Cahaya Islam turut
tepung seperti ekstasi, pil koplo, shabu-
andil untuk memberikan penyuluhan dan
shabu, hingga sampai kepada bentuk yang
sosialisasi terkait bahaya Penyalahgunaan
sederhana seperti daun ganja yang
Narkoba Bagi Generasi Muda.
pendistribusiannya dilakukakn
menggunakan amplop. Tipe Artikel

Dari perkembangan didunia Narkoba yang 2. METODE PELAKSANAAN


begitu pesat sehingga para orang tua, ulama, Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
pejabat dan semua kalangan masyarakat dengan tema sosialisasi mengenai
mulai resah, sehingga sekiranya perlu pencegahan narkotika pada remaja ini
dilakukan upaya seperti penyuluhan tentang berupa penyuluhan secara langsung atau
bahaya Narkoba secara massif. Karena tatap muka yang dilaksanakan di SMP IT
jikalau dilakukan pembiaran terhadap Cahaya Islam tepatnya berada di Jalan H.
masalah yang kami jelaskan diatas nantinya Jamat Gg. Rais No. 9, Buaran,
10 -20 tahun ke depan generasi muda bangsa Kecamatan Serpong, Kota Tangerang
Indonesia mengalami ketergantungan, Selatan, Banten – 15310. Sasaran dari
gangguan mental serta maraknya pergaulan sosialisasi ini adalah siswa kelas 7, 8 dan
bebas. 9 yaitu tepatnya sebanyak 76 siswa yang
hadir. Pada program ini kami menjalin
Maraknya penyimpangan perilaku yang
kerjasama dengan narasumber terpercaya
terjadi dikalangan remaja tidak dapat di
dari Tim Penyuluh Narkoba, Badan
pungkiri, itu mungkin salah satu
Narkotika Nasional Kota Tangerang
Selatan. Sosialisasi dilaksanakan pada “terbius sehingga tidak merasakan apa-
Jum’at, 12 Agustus 2022 pukul 13.40 apa”. Sedangkan “drug” diartia sebagai
WIB s.d selesai. “a chemical agent that is used
therapeutically to treat disease” jadi,
Metode yang digunakan dalam kegiatan narkotika merupakan suatu bahan yang
sosialisasi ini disampaikan oleh menghilangkan rasa nyeri, mengmpulkan
narasumber dengan menggunakan media rasa, dan membuat pemakainya
berupa powerpoint dan proyektor. ketergantungan.
Informasi yang disampaikan berupa Pendapat tersebut diperkuat oleh
pengertian narkotika, jenis-jenis pernyataan dari Lydia yang mengatakan
narkotika, ciri-ciri orang yang bahwa narkoba atau napza merupakan
menggunakan narkotika, dan dampak obat, bahan, atau zat yang bukan
dari penggunaan narkotika. tergolong dalam jenis makanan. Narkoba
jika diminum atau dihisap akan
Adapun tahap-tahap dari pelaksanaan berpengaruh pada kerja otak dan
program yaitu sebagai berikut: menyebabkan ketergantungan.
1. Persiapan (Menyiapkan peralatan dan Akibatnya, kerja otak menjadi berubah
tempat yang dibutuhkan) (meningkat dan menurun). Hal tersebut
2. Registrasi (Peserta mengisi daftar juga berpengaruh pada fungsi organ vital
hadir) lainnya seperti jantung, perdaran darah,
3. Perkenalan (Sambutan kepada pihak dan pernafasan.
sekolah dan narasumber, perkenalan Narkotika merupakan zat atau obat yang
panitia KKN) berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
4. Pembagian serta Pengisian Lembar baik sintetis maupun semisintetis, yang
Pretest (Terkait pengetahuan tentang dapat menyebabkan penurunan dan
narkotika) perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
5. Penyampaian Materi (Materi mengurangi sampai menghilangkan rasa
disampaikan oleh Narasumber dari BNN nyeri dan dapat menimbulkan
Kota Tangerang Selatan) ketergantungan. yang dibedakan ke
6. Sesi Tanya Jawab dan Doorprize dalam golongan-golongan sebagaimana
7. Pemberian Sertifikat (Diberikan terlampir dalam Undang- Undang Nomor
kepada pihak sekolah dan narasumber) 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (1). Di
8. Sesi Foto Bersama dan Penutupan. Indonesia perkembangan kejahatan
narkotika semakin memprihatinkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dimana segala lapisan masyarakat
Menurut Sudarto, narkotika berasal dari terancam menjadi korban kejahatan
Bahasa Yunani “narke” yang berarti tersebut.
dan tidak digunakan dalam terap, serta
mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
A. Penggolongan Narkotika 2) Narkotika golongan II Narkotika
Narkotika dapat digolongkan dalam golongan II adalah narkotika berkhasiat
beberapa golongan. Berdasarkan bahan pengobatan digunakan sebagai pilihan
pembuatannya, narkotika digolongkan terakhir dan dapat digunakan dalam
menjadi : terapi dan/atau untuk tujuan
a. Narkotika Alami pengembangan ilmu pengetahuan serta
Zat dan obat yang langsung bisa mempunyai potensi tinggi
dipakai sebagai narkotika tanpa perlu mengakibatkan ketergantungan.
adanya proses fermentasi, isolasi dan 3) Narkotika golongan III Narkotika
proses lainnya terlebih dahulu karena golongan III adalah narkotika berkhasiat
bisa langsung dipakai dengan sedikit pengobatan dan banyak digunakan dalam
proses sederhana. Bahan alami tersebut terapi dan/atau untuk tujuan
umumnya tidak boleh digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta
terapi pengobatan secara langsung mempunyai potensi ringan
karena terlalu beresiko. Contoh mengakibatkan ketergantungan.
narkotika alami yaitu seperti ganja dan
Sebab-sebab Terjadinya
daun koka. Penyalahgunaan Narkoba

b. Narkotika Sintetis/Semi Sintetis a. Faktor Subversi

Narkotika jenis ini memerlukan proses Dengan Jalan “memasyarakatkan”


narkoba di negara yang jadi sasaran,
yang bersifat sintetis untuk keperluan maka praktis penduduknya atau bangsa
medis dan penelitian sebagai penghilang di negara yang bersangkutan akan
berangsur-angsur untuk melupakan
rasa sakit/analgesic. Contohnya seperti kewajibannya sebagai warga negara,
amfetamin, metadon, subversi seperti ini biasanya tidak berdiri
sendiri dan biasanya diikuti dengan
dekstropropakasifen, deksamfetamin, subversi dalam bidang kebudayaan,
dan sebagainya. Dalam Undang-Undang moral dan sosial.
No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
b. Faktor Ekonomi
mengenai jenis-jenis narkotika
digolongkan menjadi tiga golongan Setiap pecandu narkoba setiap saat
membutuhkan narkotika sebagai bagian
yaitu: dari kebutuhan hidupnya yang
cenderung dosisnya akan selalu
1) Narkotika golongan I bertambah, dibandingkan dengan
Narkotika golongan I adalah narkotika dengan beberapa barang dagangan
lainnya, narkotika adalah komoditi yang
yang hanya dapat digunakan untuk menguntungkan, meskipun ancaman
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan resikonya cukup berat.
4. Faktor dari dalam Lingkungan Keluarga

Masalah ini yang sedang melanda kita dewasa


c. Faktor Lingkungan ini, diawali dengan kesibukan si Ayah dalam
mengejar “karier” atau “ngobyek” untuk
1. Faktor Dari Luar Lingkungan Keluarga mencari atau mengejar kekayaan yang
berlimpah sehingga kebutuhan keluarga
Adanya sindikat narkoba International yang terlupakan. Istilah: “Uang mengatur segalanya”.
berupaya untuk menembus setiap tembok Mulai popular pada saat sekarang ini, terutama
penghalang di negara maupun dengan tujuan dikota-kota besar persaingan satu dan lainnya
untuk mencari keuntungan / subversi. Dengan secara diam-diam berjalan dahsyat. Dalam
jaringannya yang cukup terorganisir dengan persaingan yang tidak resmi inilah orang
rapi, sindikat-sindikat narkoba berupaya terpacu untuk mengejar karier atau kekayaan
dengan keras untuk menciptakan konsumen- dengan segala cara termasuk menelantarkan
konsumen baru dalam mengembangkan keluarganya. Di lain pihak ibu yang mulai dekat
pemasaran narkotik dan obat keras. dengan anak mulai pula kejangkitan wabah
arisan, bisnis, show disana- sini, shopping dan
2. Lingkungan Yang Sudah Mulai seribu satu kegiatan yang mulai merenggangkan
Tercemar komunikasi antara orang tua dengan putra-
putrinya. Urusan keluarga biasanya diserahkan
Oleh Kebiasaan Penyalahgunaan narkotika kepada si “mbok”. Inilah titik awal dari
dan obat keras, mudah sekali menyerap terjerumusnya generasi muda ke lembah
korban- korban baru di sekitarnya. narkotika dan obat keras. Rumah yang
Lingkungan ini biasanya tercipta oleh upaya fungsinya tempat berteduh, tempat melepaskan
pedagang obat keras dan narkotika sebagai kerinduan antara anggota keluarga satu dengan
agen / kaki tangan sindikat narkotika. Ada yang lainnya, tempat memadu kasih sayang
juga yang tercipta karena adanya pendatang antara orang tua dan anak, akan sedikit demi
baru ke dalam suatu lingkungan masyarakat sedikit berubah fungsi menjadi tempat
yang mebawa “oleh- oleh” yang disebabkan persinggahan saja. Keadaan ini yang akan
diantara rekannya yang terdorong oleh rasa mendorong si putra / putri untuk mencari
ingi tahu, ingin mencoba. kesibukan di luar seperti halnya mama dan papa

3. Lingkungan “LIAR” d. Pencegahan dan Penanggulangan


Narkoba
Lingkungan seperti ini ialah suatu lingkungan
yang lepas dari pengawasan dan bimbingan. Ada 3 (tiga) cara yang sederhana dalam
Lingkungan seperti ini dicita-citakan oleh menanggulangi bencana narkoba, yaitu :
sekelompok anak-anak muda yang ingin
mencari kebebasan tersendiri. Kelompok ini 1) Pencegahan
diawali dengan perbuatan-perbuatan yang
sifatnya demonstratif dengan menonjolkan Mencegah jauh lebih bermanfaat daripada
nama gang mereka “Anterian” Kegiatan mengobati, untuk ini dapat dilakukan :
selanjutnya dari kelompok ini ialah dengan
tindak kekerasan, perkelahian, perkosaan, a) Pencegahan Umum
kejahatan, dan tindakan-tindakan lainnya yang
negatif, termasuk penggunaan narkotika dan Narkoba merupakan satu wabah International
obat-obat keras secara bebas dan berlebihan. yang akan menjalar ke setiap negara, apakah
Lingkungan seperti ini pada saat sekarang negara itu sedang maju atau berkembang.
memberikan rangsangan yang sangat keras Semua jadi sasaran dari sindikat-sindikat
kepada remaja yang jiwanya di tuntut untuk narkoba, menghadapi kenyataan seperti ini,
mendapat kebebasan dan kehebatan-kehebatan. pemerintah telah berupaya dengan
Lingkungan seperti ini pula biasanya menjadi mengeluarkan : (i) Inpres No. 6 tahun 1971.
sumber distribusi narkotika dan obat keras Dalam Inpres ini masalah penyalahgunaan
lainnya. narkotika sudah dimasukkan ke dalam (6)
enam permasalahan nasional yang perlu
segera ditanggulangi. (ii) Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1976. Di sini lebih dipertegas
lagi dan kepada pengedar dan sindikat-
sindikat narkotika serta yang
menyalahgunakan narkotika diancam dengan
hukuman yang cukup berat, baik hukuman
penjara, kurungan maupun denda. (iii)
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
65/Menkes.SK/IV/1997. Penetapan bahan-
bahan yang dilarang digunakan untuk
kepentingan pengobatan. (iv) Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor :
28/Menkes/Per/I/1978.

Penyimpangan Narkotika (v) Undang-Undang


Nomor 22 Tahun 1997. Tindak pidana
Narkotika.

b) Dalam Lingkungan Rumah Tangga

(i) Jadikanlah rumah untuk berteduh


seluruh keluarga dalam arti yang seluas-
luasnya

(ii) Antar komunikasi yang harmonis antar


sekuruh anggota keluarga. Hubungan antara
ayah, ibu, dan anak harus terjalin cukup
harmonis dalam arti saling menghormati
pupuk rasa kasih saying yang sedalam-
dalamnya.

(iii) Keterbukaan orang tua dalam batas


tertentu kepada anak akan memberi
kesempatan kepada anak untuk mengambil
tanggung jawab terbatas dalam rumah tangga
meskipun dalam arti yang sangat kecil.
Keikutsertaan anak dalam tanggung jawab
bagaimanapun kecilnya akan menjadi
kebanggaan anak itu sendiri sebagai anggota
keluarga yang diperhitungkan.

c) Di Luar Lingkungan Rumah Tangga

Lingkungan di luar rumah tangga adalah


merupakan masyarakat tersendiri yang
merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari
yang tak dapat dipisahkan. Dalam lingkungan
ini akan tercipta suatu masyarakat sendiri
dengan latar belakang sosial ekonomi yang
berbeda-beda, budaya yang berbeda, agama
yang berbeda dan banyak lagi perbedaan-
perbedaan yang kemudian berkumpul jadi
satu
kelompok. Ke dalam lingkungan ini pengaruh narkoba mudah masuk dan berkembang. Untuk itu,
kelompok ini harus cepat diarahkan kepada kegiatan-kegiatan dimana perbedaan- perbedaan tadi tidak
menjadi penghalang, seperti : kegiatan oleh raga, kesenian, kegiatan pengamanan lingkungan, kegiatan
sosial, membantu kegiatan-kegiatan lainnya yang positif.

d) Seluruh Masyarakat Berperan Serta Dengan Pemerintah

Meskipun sudah diancam hukuman yang berat kepada pengedar dan sindikat narkoba namun
pelanggaran tidak pernah berhenti, mungkin karena perdagangan ini sangat menguntungkan atau
subversi yang sangat berat. Penghancuran tanaman ganja terjadi di mana-mana namun masih dijimpai
tanaman baru. Hal ini harus dihadapi bersama oleh seluruh lapisan masyarakat dengan aparat-aparat
pemerintah dalam penumpasannya. Masyarakat harus cepat tanggap terhadap hal-hal yang sekiranya
menjurus ke arah kejahatan narkoba. Komunikasi harus dijalin sebaik-baiknya antara masyarakat
dengan aparat-aparat pemerintah dalam mengadakan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. (Romli,
2001: 52)

2) Pengobatan

Merupakan upaya yang harus segera dilakukan bila individu secara positif sudah memberikan tanda-
tanda kecanduan narkotika/obat keras. Disadari bahwa “penyakit” yang ditimbulkan karena kecanduan
narkotika ini mempunyai permasalahan sendiri dan berbeda dengan penyakit lainnya. Karena rumit dan
kompleksnya masalah ini, yang menyangkut aspek organ biologi, sosial kultural, pengobatan terhadap
ketergantungan narkotika dan obat keras ini sangat sulit. Meskipun demikian upaya ke arah pengobatan
korban ketergantungan narkotika/psikotropika harus dengan cepat dilaksanakan. Dalam pengobatan
tidak hanya persoalan deteksifikasi serta pengawasan saja, perlu pula disertai evaluasi serta bimbingan
psikiatrik yang kontinyu, walaupun penderita sudah kembali ke masyarakat, serta diperlukan juga
partisipasi serta pengertian maupun penerimaan masyarakat untuk membantu penderitamenjalani
kehidupan yang wajar. Untuk penderita yang akut perlu diadakan di tempat- tempat pengobatan yang
mempunyai sarana- sarana perawatan (intensive unit care). Dalam keadaan kritis tindakan-tindakan
harus segera diberikan sebelum penderita mendapat perawatan dokter yang intensif. (Weresniwiro, 2004
: 75)

3) Rehabilitasi

Rehabilitasi/pengembalian korban ke tengah- tengah masyarakat merupakan upaya yang paling akhir,
akan tetapi cukup rumit disebabkan oleh karena :

a. Adanya “post addiction syndrome” keadaan sudah mengalami pengobatan penderita masih
menunjukkan gejala-gejala anxietas, depresi, keinginan untuk memakai obat, keadaan emosional yang
masih sangat labil.

b. Penderita masih sangat mudah terpengaruh pada lingkungan, sebabnya karena adanya gangguan
struktur kepribadian dasar, sehingga adanya penyesuaian-penyesuaian dan pengendalian diri sangat
labil. Di sinilah perlunya partisispasi serta pengawasan profesional.

c. Mengingat kompleksnya masalah ini di mana menyangkut banyak segi-segi kehidupan di


masyarakat, maka diperlukan kerjasama dengan instansi-instansi lain (prinsip pendekatan multi
disipliner)

d. Terbatasnya fasilitas pengobatan dan rehabilitasi serta tenaga profesional yang terdidik.
Dampak penguunaan narkoba
a. Dampak Positif
- Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk
mencegah batuk dan diare.
- Kokain daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
- Ganja Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung
karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat
minyak.
b. Dampak Negative
- Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya
badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul halusinasi,
perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak dehidrasi ini
dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
- Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja. Tidak
hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang
berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.
- Menurunnya Tingkat Kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru
membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai
tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh
terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup
berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar.
- Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan tersebut
dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan
kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi
taruhannya.
- Gangguan Kualitas Hidup
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat- obatan
tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja,
mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum.

4. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat

Manfaat dari program Sosialisasi Bahaya Penggunaan Narkoba bagi siswa-siswi SMPIT Cahaya
Islam, yaitu diharapkan para siswa ikut peduli tentang masalah narkoba dan bisa memberikan contoh
yang baik bagi teman-teman yang lain dan juga masyarakat di sekitar. Serta dapat mengisi waktu
luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif seperti menjalankan hobby sehingga dapat terhindar dari
penyalah gunaan narkoba. Selain itu, manfaat dari sosialisasi ini menjadikan bekal bagi siswa untuk
menumbuhkan sikap 3 berani. Diantaranya yaitu berani menolak, berani melapor dan berani
rehabilitasi, serta meningkatkan kewaspadaan penyalahgunaan di lingkungan sekitar sekolah maupun
di lingkungan masyarakat sekitar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2022 bertempat di SMPIT Cahaya Islam. Kami
mempersiapkan semua kebutuhan kegiatan sosialisasi ini seperti menghadirkan narasumber yang ahli
di bidangnya dan menyiapkan materi sosialisasi yang sesuai dengan tema. Saat sosialisasi
berlangsung peserta menyimak dengan baik, sehingga terciptanya interaksi dua arah antara peserta
dan narasumber.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kepada :
1. Kepada LPPM UMJ yang telah menyelenggarakan kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata)
2. Kepada DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) KKN Kelompok 39 yaitu Dr. Nani Nurani
Mukhsin S.Sos. M.Si yang telah membimbing kami sehingga program ini berjalan dengan lancar.
3. Kepada mitra kami yaitu SMPIT Cahaya Islam yang telah bersedia menyempatkan waktu dan
tempat dalam menyelenggarakan sosialisasi program KKN Kelompok kami.
4. Kepada narasumber tim penyuluh narkoba Ahli Muda Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan
Masyarakat, Badan Narkotika Nasional Kota Tangerang Selatan yaitu Larry Yudawan SKM.

DAFTAR PUSTAKA
Heriadi Willy. 2005. Berantas Narkotika (Tak Cukup Hanya Bicara). Jogyakarta: UI Press.

Muh.Adlin Sila. 2003. Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika. Jakarta: Balai Penelitian Agama
dan Kemasyarakatan Proyek Pengkajian Pendidikan Agama.

Sarwono, Wiraman Sarlito. 2001. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.

Sudarsono. 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sofyan, Wilis. 2005. Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

J. Markus, Suherman, Novriantika et al. 2015. Kondisi Kerja dan Psikologi Kerekayasaan,

M. Pulungan. 2015. Kajian Dampak Narkoba Di Kalangan Pelajar SLTP-SLTA Di Kabupaten Kutai
Kartanegara Provinsi Kaltim : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP)

Anda mungkin juga menyukai