Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI KOMUNIKASI APARAT KELURAHAN

DALAM MENGATASI MASALAH SOSIAL MASYARAKAT


( Studi Kasus Peredaran Narkotika Di Kelurahan Kota Bambu Utara)

Mochamad Fachri¹ dan Sahira Humaira²

Universitas Esa Unggul, Jakarta

Email: fachri.mustafa06@gmail.com

ABSTRAK

Komunikasi merupakan sebuah pertukaran antara komunikan dengan komunikator. Aparat Kelurahan
Kota Bambu Utara menggunakan Teori Sosial Kognitif. Tujuan dari peneliti untuk mengetahui Strategi
Komunikasi, Persuasif, Operasional dalam melakukan Sosialisasi Di wilayah Kota Bambu Utara. Metode
yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Kualitatif disertai pendekatan Paradigma Konstruktivisme.
Hasil penelitian yang didapat oleh peneliti yaitu strategi komunikasi yang digunakan oleh Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara dalam melakukan sosialisasi. Kesimpulan penelitian menjelaskan bahwa:
(1) Pihak Aparat Kelurahan memberikan himbauan terkait pencegahan peredaran narkotika (2) Pihak
Aparat Kelurahan Melaksanakan Kegiatan Sosialisasi (3) Penggunaan Media Dengan Menggunakan
Media Massa (4) Pihak – Pihak Eksternal Membantu Dalam Melaksanakan Sosialisasi (5) Mengetahui
Bagaimana Strategi Komunikasi Dilakukan. Operasional Komunikasi (1) Pelaksanaan Kegiatan
Sosialisasi (2) Penggunaan Media Dalam Memantau Masyarakat (3) Sosialisasi Kegiatan Peredaran
Narkotika. Pendekatan Persuasif (1) Mengajak Masyarakat Untuk Taat Serta Patuh (2) Pemberian
Edukasi Tentang Bahaya Narkotika (3) Memberikan Himbauan Kepada Masyarakat.

Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Komunikasi Massa, Sosialisasi

ABSTRACT

Communication is an exchange between the communicant and the communicator. North Bambu City
Village officials use the Social Kognitif Theory. The purpose of the researchers is to find out the
communication, persuasive, operational strategies in carrying out socialization in the North Bambu City
area. The method used by researchers is Qualitative Research with a Constructivism Paradigm approach.
. The research results obtained by researchers were the communication strategy used by the North Bambu
City Village Officials in conducting outreach. The conclusion of the study explains that: (1) The
Kelurahan apparatus gives advice related to the prevention of narcotics distribution (2) The Kelurahan
apparatus carries out outreach activities (3) The use of media using mass media (4) external parties assist
in carrying out socialization (5) Knowing how the communication strategy is carried out. Communication
operations (1) Implementation of socialization activities (2) Use of the media in monitoring the
community (3) socialization of narcotics distribution activities. Persuasive approach (1) Inviting the
public to obey and obey (2) providing education about the dangers of narcotics (3) giving an appeal to the
public.

Keyword: Communication Strategy, Mass Communication, Socialization

1
Pendahuluan mengobati pasien mereka yang
Narkotika serta obat-obatan mengalami gangguan jiwa (Pscyhe)
terlarang atau Psikotropika, dan Zat adapun golongan adiktif lainya
adiktif adalah zat yang dapat seperti zat-zat selain narkoba dan
menimbulkan pengaruh terhadap psikotropika yang sudah disebutkan
kondisi jiwa atau psikologi seseorang tadi, efek dari penggunaan zat ini
sdan juga dapat menimbulkan dapat menimbulkan ketergantungan
ketergantungan fisik dan psikologi macam hal nya, Rokok, alcohol, dan
seseorang itu sendiri. Narkotika atau minuman keras yang dapat
narkoba itu sendiri juga memiliki menimbulkan efek memabukkan,
berbagai macam jenis, seperti zat thinner dan zat lain nya
adiktif ataupun obat-obatan yang Permasalahan ini terjadi
berasal dari tumbuhan alami ataupun tentang pengedaran dan
buatan, baik sifatnya sintetis maupun penyalahgunaan narkoba semakin
non sintetis, efek yang didapatkan memprihatinkan, penyalahgunaan dan
dalam penggunaan barang haram peredaran barang haram akan
tersebut ialah dapat menghilangkan menimbulkan keresahan dan dampak
kesadaran serta penurunan dalam buruk bagi masyarakat. Bukan hanya
hilangnya indera perasa. Zat tersebut masyarakat yang mendapatkan
bisa mengurangi sampai dampak buruk tetapi negara pun akan
menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan dampak negatif dalam
menimbulkan efek ketergantungan citra suatu negara.
terhadap orang yang Permasalahan remaja dan
menyalahgunakannya. Narkotika narkoba pada zaman sekarang sudah
sendiri memiliki berbagai macam sangat mengkhawatirkan dan menjadi
gaya adiksi yang sangat berat hal yang mudah didapati dan sudah
jenisnya. Narkotika pun juga bukan menjadi rahasia umum lagi
mempunyai daya dalam setiap bahwa dikalangan remaja mudah
penyesuaian serta daya kebiasaan yang sekali dalam terjerumus dalam dunia
sangat besar dampaknya. hitam narkotika. Kepala Badan
Psikotropika sendiri adalah Narkotika Nasional (BNN) Komisaris
penyebutan terhadap zat atau obat- Jenderal Polisi Heru Winarko
obatan bukan Narkotika, yang memberikan pernyataan, bahwa
memiliki sifatm alami maupun penyalahgunaan narkotika di kalangan
sintetis, yang memiliki khasiat remaja makin meningkat setiap
psikoaktif melalui pengaruh selektif tahunnya. Di dalam peningkatan
pada penyusunan saraf pusat yang penggunaan narkoba mencapai 24%
menyebabkan efek perubahan khas hingga 28% remaja yang
pada aktivitas normal perilaku. menyalahgunakan narkotika. Heru
Psikotropika biasanya digunakan oleh menerangkan, bahwa pada kalangan
para dokter gangguan jiwa dalam

2
remaja lebih rentan terpapar akan merambah kepada seluruh lapisan
narkotika dalam jangka waktu yang masyarakat, bermula dari anak-anak,
panjang. Sebab remaja memiliki remaja hingga orang dewasa yang
waktu yang lama untuk terjerat kasus narkoba. Kalau peristiwa
penyalahgunaan narkotika. Heru juga ini terjadi terus menerus dengan
menyebutkan dalam penggunaan demikian, kita bisa mengalami
narkotika dalam sebutan lain, Yakni kehilangan generasi muda yang akan
Imun. Hal itu disebutkan karena terjadi di Indonesia.
penggunaan narkotika yang Penggunaan teori
meningkat. (BNN, 2019) Sosial Kognitif yang di kemukakan
Saat ini pun menjadi salah satu oleh Albert Bandura dalam
masalah yang di hadapi oleh negeri ini menganalisis dan memahami gejala
ialah penyalahgunaan narkotika dan sosial yang terdapat ditengah
obat terlarang dikalangan remaja yang masyarakat. Strategi Persuasif dlam
sangat memprihatinkan. Narkotika dan melakukan kegiatan sosialisasi
obat terlarang memberikan manfaat Strategi komunikasi Aparat
jika di pergunakan untuk tujuan yang Kelurahan dalam mengatasi masalah
benar, misalnya untuk ilmu sosial masyarakat ( Studi kasus
pengetahuan dan pelayanan kesehatan. narkotika di kelurahan kota bambu
Dalam bidang kedokteran, misalnya utara.
jenis narkotika yang di berikan kepada Tinjauan Teori
pasien yang menderita rasa sakit yang Teori SosialKognitif
luar biasa karena suatu penyakit atau Teori Sosial Kognitif ini adalah
setelah menjalani operasi. Jika sebuah proses kognitif yang melibatkan
pemakaian narkotika dan obat sejumlah atribut seperti bahasa,
terlarang yang dipergunakan dalam moralitas, pemikiran, dan pengaturan
tujuan yang benar, maka bisa di dari diri perilaku seseorang sehingga
kategorikan itu juga sudah sebagai jika seorang melakukan suatu
penyalahgunaan dan segera di perbuatan, maka hal tersebut adalah
upayakan tindakan pencegahan. hasil dari proses yang melibatkan
Apabila para korban dari atribut dan bukan asal mengikuti
penyalahgunaan narkotika itu adalah perilaku orang lain”. Dalam teori
dari kalangan terdekat seperti adik, Bandura ini bahwa factor sosial,
keponakan, saudara dan mungkin anak kognitif, dan perilaku, sangat berkaitan
sendiri. Peran orang tua dan dan berperan penting dalam proses
lingkungan sangat lah mempengaruhi sosialisasi yang mengakibatkan factor
dalam rangka membantu memberikan kognitif ini dialami oleh penduduk
pemahaman tentang apa itu narkoba suatu kelurahan dengan sebuah
beserta kegunaan efektif nya. ekspektasi dalam keberhasilannya
Narkotika pada saat ini sudah banyak

3
yang akan dicapai. Tujuan spesifik.
Komunikasi Kata strategi sendiri berasal dari
Bernard Berelson dan Gary A. bahasa Yunani "Stratos" yang artinya
Steiner (Mulyana, 2013: 68) berarti memimpin. Menggunakan Oleh
menjelaskan bahwa komunikasi karena itu, strategi memiliki arti
adalah suatu alat transmisi dalam sebagai memimpin suatu pasukan.
menyampaikan suatu informasi, Sedangkan menurut (Ruslan,
gagasan, emosi, keterampilan, dan 2002) mengatakan. “Strategi
sebagainya dengan penggunaan Komunikasi adalah suatu perencanaan
simbol-simbol, kata-kata, gambar, serta manajemen untuk mencapai
figur, grafik, dan sebagainya. proses tujuan tertentu dalam praktik
transmisi itulah yang disebut operasionalnya”. Tujuan utama dari
komunikasi”. Serta dalam penjelasan strategi komunikasi menurut, R.
Hovland, Janis dan Kelly mengenai Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan
proses komunikasi juga dapat disebut M. Dallas Burnett dalam (Ruslan,
sebagai salah satu proses yang 2002), adalah sebagai berikut :
memungkinkan seseorang bisa a. “To secure understanding” sebagai
menyampaikan sebuah rangsangan untuk memastikan bahwa terjadi suatu
untuk dapat mengubah perilaku pengertian dalam berkomunikasi.
seseorang.(Cangara Hafied, 2017:36) b. “To establish acceptance”
Jadi, kalau dua orang terlibat menjelaskan Bagaimana cara
dalam komunikasi, misalnya dalam penerimaan itu terus dibina dengan
bentuk kesamaan makna mengenai apa baik.
yang dibicarakan, maka suatu c. “To motive action” sebagai
komunikasi akan terjadi dan Penggiatan untuk memotivasinya.
berlangsung. Everett M. Rogers d. “The goals which the communicator
dalam (Cangara Hafied, 2017:35) sought to achieve”
berpendapat bahwa “Komunikasi Bagaimana mencapai tujuan yang
adalah proses dimanah suatu ide hendak dicapai oleh pihak
dialihkan dari sumber kepada suatu komunikator dari proses komunikasi
penerima atau lebih, dengan maksud tersebut.
untuk mengubah tingkah laku Komunikator
mereka.” Komunikator sendiri ialah
Strategi Komunikasi seseorang yang menyampaikan
Strategi adalah suatu pesan berbentuk opini yang
perencanaan atau pengelolaan untuk disampaikan nya melalui media
mencapai tujuan keamanan. Didalam Komunikator. Dalam proses
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata komunikasi itu sendiri terjadi ketika
dari strategi Komunikasi yaitu ada beberapa elemen. Elemen yang
merencanakan secara matang kegiatan dimaksud ialah komunikator, pesan,

4
komunikan. Proses komunikasi itu Komunikasi Verbal/lisan itu
sendiri dapat Diartikan sebagai sendiri adalah suatu penjelasan
"Transfernya Informasi" atau pesan melalui ekspresi lisan antara orang-
dari komunikator. orang melalui lisan dan simbol
Komunikan umumnya sudah disetujui oleh
Sedangkan untuk Komunikan Individu, kelompok, serta negara,
ialah sebagai penerima pesan atau Arti komunikasi verbal sendiri
pihak penerima pesan serta menjadi adalah suatu komunikasi yang
tujuan komunikasi. Tujuan yang dilakukan dengan penggunaan
ditetapkan oleh komunikator sang sebuah simbol dalam
penerima pesan yang mempresentasikan komunikasi.
disampaikannya. Komunikan dapat b) Komunikasi Non-Verbal
berkomunikasi Individu, kelompok, Komunikasi non verbal itu
organisasi, dll. sendiri dapat diartikan sebagai suatu
Media komunikasi komunikasi yang merupakan bukan
Media komunikasi adalah berupa kata kata atau bisa dibilang
alat komunikasi bagi seorang melalui tanda isyarat. Dalam
komunikator dalam menyampaikan penjelasan yang dilakukan oleh arry
sebuah pesan. Didalam komunikasi A. Samovar dan Richard E. Poter
nya pesan yang ingin di terima oleh menjelaskan bahwa dalam
orang lain dan akhirnya akan di komunikasi non verbal sudah
proses melalui pikiranya kemudian mencakup semua rangsangan
dapat memberikan suatu hasil yang komunikasi kecuali rangsangan
di sebut Feedback. Pesan yang di komunikasi verbal dalam melakukan
sampaikan bisa dalam membentuk komunikasi, komunikasi yang
gambar atau suara akan memberikan dihasilkan oleh seseorang dapat
hal menarik dalam pesan yang di mempunyai nilai pesan yang
sampaikan hanya melalui tulisan. bermakna bagi sang pengirim
Bentuk media komunikasi maupun sang penerima.
Dalam penjelasan dari Pesan
ahlinya yaitu Onong Uchjana Arti pesan itu adalah suatu
Effendy yaitu menjelaskan bahwa proses komunikasi yang terjadi
didalam komunikasi memiliki karena terdapat pesan yang ingin
berbagai bentuk media komunikasi disampaikan oleh komunikator
diantaranya yaitu Komunikasi kepada komunikan. Pesan juga dapat
verbal, Komunikasi non verbal. disampaikan melalui kata-kata,
Komunikasi personal (intrapersonal simbol, gambar dan lain sebagainya
dan interpersonal), dan komunikasi yang nanti nya dapat mudah
kelompok. dimengerti agar pesan dapat
a) Komunikasi Verbal tersampaikan serta diterima dengan

5
baik. agar menjadi lebih praktis.
Landasan Konseptual Berikut beberapa teknik
Hubungan Masyarakat komunikasi dalam perubahan sosial:
Humas adalah sebutan dari 1.Komunikasi Informatif.
public relations dalam bahasa Didalam Teknik Komunikasi
inggris, dan menurut buku Scott M. Informatif ialah satu ketrampilan
Cutlips Aleen H. Mitte, Glen, dalam berkomunikasi dengan
menjelaskan untuk seorang Public menyampaikan berbagai macam
Relations harus menjaga citra, tanda informasi baik yang bersifat
reputasi, serta komunikasi yang verbal, non-verbal maupun
sangat baik dan informatif terhadap paralinguistik. Dalam
organisasi dan masyarakat umum. menyampaikan informasi kepada
untuk membangun serta masyarakat sendiri tentang
memelihara komunikasi yang efektif. perubahan sosial, agar masyarakat
(Cutlip, Center and M.Broom, 2016) dapat memberikan pusat perhatian
Pendekatan Komunikasi mereka kepada kebutuhan
Komunikasi adalah suatu hal perubahan, cara mengadakan
tidak bisa dihindari dalam perubahan, serta dapat menyiapkan
kehidupan bersosial, dan komunikasi sarana-sarana untuk perubahan.
itu sangat diperlukan dalam menjalin 2. Komunikasi Persuasif
hubungan kepada orang-orang di Teknik ini menjelaslkan
sekitar. Komunikasi dapat bagaimana cara dalam
membantu kita untuk saling menyampaikan setiap pesan kepada
mengenal dan memberikan orang lain dengan memperhatikan
informasi. selain bicara dan bertukar sisi psikologis, Metode ini
pesan, seseorang banyak memiliki didasarkan kepada persepsi pribadi
karakteristik yang berbeda-beda, agar dapat menghindari adanya unsur
sehingga dapat dipastikan paksaan. Mengirimkan pesan seperti
bagaimana melakukan proses ini didasarkan pada kesesuaian
komunikasi dengan baik kepada kondisi atau latar belakang dimana
orang lain agar tidak terjadinya pesan ini terjadi.Sangat Penting
kesalahpahaman. Oleh karenanya untuk dipahami bahwa komunikasi
sangat diperlukan dalam metode persuasif yang didasarkan kepada
komunikasi yang tepat untuk pengalaman yang terjadi, agar
menghasilkan komunikasi yang mencapai hasil yang diinginkan.
efektif. Perkembangan teknologi 3. Komunikasi Pervasif
yang terjadi belakangan ini telah Teknik ini juga
membuat banyak bentuk komunikasi menyampaikan cara mengirim pesan
dalam terhadap kehidupan manusia kepada orang lain secara berulang-
ulang, sehingga sedikit demi sedikit

6
akan mempengaruhi alam bawah penghambat dalam berkomunikasi,
sadar mereka yang pada akhirnya di antaranya faktor lingkungan
akan membentuk sikap dan seperti, saling tertutup, riuh, tidak
kepribadiannya pada saat menerima adanya kepercayaan satu sama lain
pesan. serta banyak juga faktor yang dapat
4. Komunikasi Coersif menghambat dalam berkomunikasi.
Didalam Teknik ini agak Metodologi Penelitian
sedikit berlawanan dengan Penelitian yang dilakukan ini
komunikasi Persuasif yaitu menggunakan metode penelitian
penyampaian komunikasi kepada kualitatif studi kasus serta
orang lain melalui paksaan agar penggunaan paradigma kontruktivis
menimbulkan adanya rasa takut serta didalamnya (Yin, 2014)
khawatir yang nanti nya akan mendefinisikan bahwa Studi Kasus
memiliki sifat patuh. ialah sebagai taktik yang sangat pas
5. Komunikasi Instruktif untuk digunakan dalam setiap pokok
Teknik Penyampaian pesan pertanyaan dari suatu penelitian
yang dikemas sedemikian rupa berkenaan dengan ‘bagaimana dan
sehingga pesan dipahami sebagai mengapa, peluang yang dimiliki
instruksi yang akan dieksekusi oleh peneliti hanyalah sedikit dalam
dengan baik. mengontrol peristiwa yang akan
6. Komunikasi Manusiawi diteliti dalam fokus penelitian yang
Teknik pengemasan terletak pada peristiwa yang terjadi
informasi yang disampaikan secara pada masa kini untuk didalam
tatap muka berdasarkan aspek kehidupan nyata dari setiap individu,
psikologis, perubahan sikap, kelompok, maupun organisasi.
perilaku, dan gaya hidup, serta Paradigma konstruktivis merupakan
memberikan kepuasan kepada salah satu paradigma yang dipilih
berbagai pihak. oleh sang peneliti dalam melakukan
Penghambat Komunikasi penelitiannya ini adalah komunikasi
Hal yang menjadi yang memberikan anggapan bahwa
penghambat komunikasi organisasi setiap kenyataan sosial itu adalah
atau gangguan pada saat melakukan relatif, dan kenyataan sosial
komunikasi adalah pengaruh yang merupakan hasil dari pernyataan
terjadi didalam maupun diluar sosial yang terjadi. Dan didalam
individu atau lingkungan yang dapat metode kualitatif. Penelitian
memberikan efek negatif terhadap isi kualitatif ialah sebuah jenis
pesan yang dikirimkan atau yang penelitian yang temuannya tidak
diterima (Wursanto, 2010). Di dalam hanya diperoleh melalui prosedur
melakukan komunikasi tentunya statistik atau bentuk perhitungan
akan menemui segala macam faktor lainnya dan berusaha memahami dan

7
memberikan makna dari suatu Strategi Yang Dilakukan Aparat
peristiwa antara interaksi tingkah Kelurahan Kota Bambu Utara
laku manusia dalam situasi tertentu Dalam Melaksanakan Sosialisasi
dalam menurut perspektif peneliti Menurut penjelasan .L
sendiri. Terhadap penelitian yang Thompson 1995, yang sudah
digunakan peneliti menggunakan dikutip dari Oliver, 2007
kualitatif dan menggunakan studi mendefinisikan tentang Strategi
kasus melalui pendekatan adalah salah satu cara untuk
konstruktivisme Teori Sosial mencapai sebuah hasil akhir dengan
Kognitif dipilih oleh peneliti karena baik serta terstruktur, hasil akhir ini
sebagai acuan utama untuk penelitian menyangkut dari tujuan serta sasaran
ini. dalam penelitian ini sendiri organisasi dalam menyusun strategi
melakukan pendekatan Alfreds kompetitif dari masing-masing
Churtz sebagai acuan teori yang aktivitas yang dilakukan.“
dipakai. Strategi Aparat Kelurahan
Bahan penelitian yang dalam melakukan sosialisasi
digunakan oleh peneliti hasil pencegahan penyebaran Narkotika
Observasi serta Wawancara dengan banyak sekali penerapan strategi
key informan dan informan yang yang dilakukan guna untuk
berkaitan dengan sosialisai strategi dapatmensukseskan strategi
komunikasi kepada Masyarakat komunikasi dalam sosialisasi yang
mengenai masalah sosial yang terjadi dilakukan oleh Kelurahan Kota
dan peneliti juga melakukan Bambu Utara, selain itu strategi yang
observasi, dan menggunakan dilakukan Kelurahan Kota Bambu
dokumen terkait dengan Strategi Utara diperlukan penyusunan strategi
komunikasi dari aparat kelurahan yang perlu di terapkan dalam
terhadap para masyarakat. melakukan strategi sosialisasi.
Teknik yang dilakukan dalam Peneliti menyimpulkan dari
pengumpulan data oleh peneliti hasil diatas bahwa strategi
yaitu dengan menggunakan metode merupakan bentuk untuk merancang
dokumentasi, wawancara, dan suatu kegiatan, dengan Menyusun
observasi. Teknik strategi menjadikan kegiatan tersebut
Triangulasidilakukan oleh peneliti berjalan sesuai dengan rencana yang
dalam mendapatkan keabsahan data sudah ditetapkan sehingga terjadinya
yang diperlukan dalam meninjau kesalahan atau pun kekeliruan sangat
kembali metode yang digunakan. minim terjadi.
oleh karena itu peneliti Upaya Yang Dilakukan Dalam
menggunakan Teori Sosial Kognitif Melaksanakan Sosialisasi
dalam menganalisis strategi yang Pencegahan Peredaran narkotika.
digunakan oleh pihak kelurahan. Upaya yang perlu dilakukan
Hasil Penelitian dan Pembahasan

8
oleh Aparat Kelurahan Kota Bambu menjalankan sosialisasi
Utara adalah mengupayakan agar pencegahan peredaran narkotika
peredaran dan penyebaran narkotika Untuk mendapatkan hasil
di kota bambu utara Jakarta barat yang maksimal Aparat Kelurahan
khususnya di kawasan kelurahan Kota Bambu Utara pastinya perlu
kota bambu utara para warga yang melibatkan beberapa pihak yang
masih saja tidak begitu paham akan membantu guna mempermudah
pengetahuan bahaya nya narkotika informasi dan sosialisasi yang
Berkampanye dengan dilakukan oleh pihak aparat
memanfaatkan seperti media sosial, kelurahan kota bambu utara dalam
media cetak dan melakukan strategi melaksanakan sosialisasi pencegahan
komunikasi serta penyuluhan peredaran narkotika.
sosialisasi secara langsung Dari keterangan di atas
merupakan upaya yang dilakukan peneliti menyimpulkan seluruh pihak
oleh aparat kelurahan kota bambu akan terlibat ke dalam kegiatan
utara agar masyarakat menjadi sosialisasi terkait pencegahan
teredukasi dan mendapatkan peredaran narkotika pihak yang
informasi dari adanya sosialisasi membantu tidak hanya dari dalam
yang dilakukan kelurahan kota melainkan dari pihak luar pun ikut
bambu utara. serta dalam membantu melaksanakan
Peneliti menyimpulkan dari kegiatan strategi komunikasi ini,
hasil diatas bahwa Seluruh Elemen untuk memberikan pengetahuan
masyakarat yang menaungi harus terhadap seluruh masyarakat agar
memberikan edukasi tentang selalu menjaga lingkungan dari
peredaran narkotika. Sehingga dapat bahaya narkotika.
memberikan pesan yang mudah Target dalam pelaksanaan
dipahami oleh seluruh lapisan sosialisasi pencegahan peredaran
masyarakat tidak hanya beberapa narkotika
masyarakat saja, namun komunikasi Semua masyarakat di
merupakan suatu hal yang sangat kelurahan kota bambu utara menjadi
memberikan hal penting dalam target utama dalam pelaksanaan
memberikan pengetahuan tentang sosialisasi bahaya peredaran
narkotika sehingga keberhasilan narkotika, karena peredaran
tidak bergantung kepada satu pesan narkotika itu sendiri tidak mengenal
yang didapatkan melainkan juga jenjang usia dan siapa saja dapat
dari komunikasi yang dilakukan agar terjerumus dalam barang haram
menjadi tolak ukur dalam kesuksesan tersebut. Oleh karena itu aparat
sebuah strategi komunikasi terhadap kelurahan melakukan sosialisasi
masyarakat. untuk memberikan informasi
Pihak yang membantu sekaligus pengetahuan kepada semua

9
masyarakat kota bambu utara tentang narkotika di wilayah mereka agar
dampak negatif dari narkotika. bisa menciptakan lingkungan yang
Peneliti menyimpulkan bersih dan terbebas dari peredaran
bahwa bahwa target dalam sosialisasi serta penyalahgunaan narkotika itu
pencegahan peredaran narkotika sendiri.
adalah seluruh lapisan masyarakat peneliti menyimpulkan
dan lebih di khususkan yaitu para bahwa seluruh pihak yang terlibat
kalangan remaja yang dimana dalam kegiatan sosialisasi
mereka adalah generasi penerus pencegahan peredaran narkotika ini
untuk bisa melanjutkan cita cita serta mampunyai harapan yang begitu
harapan bangsa Indonesia. Dan besar kepada seluruh masyarakat
adapun langkah kerja sama antara sekitar agar mulai sadar akan bahaya
seluruh elemen masyarakat dari dari narkotika, dan bisa melakukan
aparat kelurahan, kepolisian, para pemberantasan barang haram
rukun warga dan rukun tetangga, tersebut dengan baik. Serta di
para orang tua serta tokoh harapkan juga masyarakat agar selalu
masyarakat dalam menjaga mematuhi ketentuan hukum yang
ketertiban lingkungan agar terbebas berlaku terkait penyalahgunaan
dari peredaran serta penyalahgunaan barang haram tersebut.
barang haram tersebut. dengan teori yang digunakan peneliti
Harapan aparat kelurahan dalam sangatlah sesuai sebagai pendukung
strategi komunikasi dalam untuk melakukan penelitian, yaitu
mengatasi peredaran narkotika dengan Teori Sosial Kognitif.
Harapan yang di inginkan Albert Bandura menjelaskan
oleh aparat kelurahan serta seluruh dalam teori Sosial Kognitif bahwa
pihak lapisan masyarakat yang setiap tindakan manusia akan
bekerja sama dalam kegiatan strategi mendapatkan sebuah hubungan
komunikasi dalam bentuk sosialisasi sosial pada saat manusia tersebut
pencegahan peredaran narkotika memberikan sebuah arti makna
dikelurahan kota bambu utara yaitu tertentu terhadap tindakan yang
agar masyarakat lebih aware dan dilakukan, manusia lain pun akan
lebih tau akan bahaya narkoba itu memahami pula tindakan yang
sendiri, baik dilingkungan keluarga terjadi sebagai sesuatu yang
dan masyarakat serta pribadi diri memiliki arti serta makna. Hasil
sendiri. Dan juga penyampaian Pemahaman yang subyektif
informasi dan edukasi yang terhadap sesuatu tindakan sangat
dilakukan bisa sampai ke telinga bisa menimbulkan suatu efek
seluruh lapisan masyarakat, agar terhadap keberlangsungan proses
kedepannya masyarakat mengetahui interaksi sosial. Setiap seseorang
cara penanggulangan dari peredaran pun dapat memberikan arti dari

10
tindakan yang dilakukan nya sendiri penelitiannya, yaitu Teori
maupun bagi pihak lain yang akan Sosial Kognitif
memahaminya dalam bereaksi serta
Albert Bandura pun juga
bertindak sesuai dengan yang
mengatakan bahwa pada
dimaksudkan oleh seseorang
teori Sosial Kognitif ini
tersebut. Alfred Schutz sendiri lebih
lebih tertarik terhadap
memberikan fokus perhatiannya
pengidentifikasian masalahnya dari
kepada sebuah bentuk subyektivitas
pengalaman yang dialami secara
itu sendiri yang dia sebut sebagai
inderawi yang memiliki sebuah
antara subyektivitas. Teori
makna, sesuatu hal yang berawal dari
memberikan penempatan terhadap
kesadaran seseorang secara terpisah
sosialisasi yang di lakukan aparat
dan secara kolektif, Teori Sosial
kelurahan kota bambu utara.
Kognitif memberikan fokus terhadap
Perbandingan Dengan Teori
perhatiannya terhadap pengalaman
Peneliti mendapatkan
dari seseorang. Pada teori
kesimpulan hasil Penelitiann yang
komunikasi ini termasuk kedalam
telah dilakukan dengan berdasarkan
tradisi Sosial Kognitif yang dimana
pada berbagai data yang ditemukan
setiap manusia berpandangan bahwa
dari hasil melalui proses analisis
setiap manusia secara sadar akan
yang berdasarkan konsep yang
dapat menginterpretasikan
dijadikan landasan yang berada di
pengalaman yang sudah dialami
dalam penelitian ini. Berdasarkan
oleh mereka, sehingga mereka, dapat
dari hasil penemuan yang terjadi dan
memahami terhadap lingkungan
didapatkan peneliti di lapangan,
sekitar dan melalui pengalaman
peneliti menyetujui di dalam
penelitiannya “Strategi Komunikasi individu yang di alami secara
Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara langsung terhadap lingkungan
Dalam Melakukan Sosialisasi Dalam sekitar. Jadi dapat dikatakan bahwa
Mengatasi Masalah Sosial Yaitu tradisi yang terjadi di dalam SosiL
Pencegahan Peredaran Narkotika” ini Kognitif ini lebih perhatiannya
sangat tepat serta sesuai dengan teori terhadap persepsi dan interpretasidari
Sosial Kognitif menjadi teori yang di pengalaman manusia yang sudah di
pilih oleh peneliti untuk melakukan lalui sebelumnya.
penelitiannya sebagai pendukung Hasil penjelasan yang berasal
penelitian, yaitu dengan dalam Teori Tokoh utama yang mengulas dan
Sosial Kognitif ini pun sangatlah menemukan teori ini adalah Albert
cocok terhadap pilihan dari peneliti Bandura yang melihat perilaku
dalam menentukan sebuah teori individu tidak secara spontan atau
pendukung dalam melakukan reflex atas suatu stimulus, tetapi akibat
dari suatu reaksi yang muncul sebagai
hasil interaksi antara lingkungan

11
dengan suatu skema kognitif dari terhadap informasi yang diberikan
individu tersebut (Husamah 2016). kepada masyarakat dengan
Teori sosial kognitif ini dapat menggunakan media massa yang
menciptakan suatu pembelajaran dilalui dimana hasilnya dapat mampu
ketika seseorang dapat mengamati memberikan efek yang optimal dan
dan ditiru suatu perilaku yang dialami tepat kepada sasaran yaitu masyarakat
oleh orang lain, dengan begitu, maka dari itu informasi dan berita
informasi yang diterima dengan yang diberikan oleh Aparat Kelurahan
memperhatikan kejadian yang didapat Kota Bambu Utara dalam melakukan
dari lingkungan sekitar tempat sosialisasi bahaya serta pencegahan
seorang tersebut berada. Prinsip dasar peredaran Narkotika.
dari teori ini adalah dipelajari oleh Teori Sosial Kognitif
individu terutama pembelajaran sosial memberikan sebuah asumsi bahwa
dan moral yang akan terjadi melalui orang-orang secara sadar dapat
peniruan atau dikenal dengan menginterpretasikan pengalaman
imitation dan suatu penyajian contoh dalam hidup mereka serta mencoba
dari perilaku atau dikenal dengan dalam memahami arti dunia dengan
istilah modelling. Sehingga, individu pengalaman pribadi mereka. Makna
dapat belajar mengubah pokok dari teori Sosial Kognitif
perilakukanua dengan menyaksikan adalah setiap manusia secara sadar
cara orang lain dalam merespon suatu dapat menginterpretasikan pengalaman
stimulus tertentu. Bandura mereka dengan memberikan suatu
menjelaskan bahwa “Teori Sosial makna tersendiri atas dasar sesuatu
Kognitif ini adalah sebuah proses yang telah dialaminya. menjelaskan
kognitif yang melibatkan sejumlah bahwa sifat dari suatu ini dapat
atribut seperti bahasa, moralitas, menciptakan suatu pembelajaran
pemikiran, dan pengaturan dari diri ketika seseorang dapat mengamati dan
perilaku seseorang sehingga jika ditiru suatu perilaku yang dialami oleh
seorang melakukan suatu perbuatan, orang lain, dengan begitu, informasi
maka hal tersebut adalah hasil dari yang diterima dengan memperhatikan
proses yang melibatkan atribut dan kejadian yang didapat dari lingkungan
bukan asal mengikuti perilaku orang sekitar tempat seorang tersebut berada.
lain”. Dalam teori Bandura ini bahwa Prinsip dasar dari teori ini adalah
factor sosial, kognitif, dan perilaku, dipelajari oleh individu terutama
sangat berkaitan dan berperan penting pembelajaran sosial dan moral yang
dalam proses sosialisasi yang akan terjadi melalui peniruan atau
mengakibatkan factor kognitif ini dikenal dengan imitation dan suatu
dialami oleh penduduk suatu penyajian contoh dari perilaku atau
kelurahan dengan sebuah ekspektasi dikenal dengan istilah modelling.
dalam keberhasilannya. beliau merasa Sehingga, individu dapat belajar
bahwa dengan memberikan isi pesan mengubah perilakukanya dengan

12
menyaksikan cara orang lain dalam sendiri karena prinsip dari Teori yang
merespon suatu stimulus tertentu. di jelaskan oleh Husserl bahwa
Penggunaan teori Sosial Kognitif pada setiap manusia memiliki
adalah sebagai salah satu acuan kemampuan untuk bisa memaknai
penelitian yang berjudul “Strategi didalam hidupnya dengan bersikap
Komunikasi Aparat Kelurahan Kota realitas, realitas itu sendiri memilik
Bambu Utara Dalam Mengatasi sifat yang transenden, yang
Masalah Sosial Masyarakat” sesuai memiliki arti dapat melampaui
dengan hasil temuan penelitian. terhadap suatu daya jangkau dari
Menurut Husamah 2016, Sosial persepsi dan pemahaman manusia,
Kognitif itu sendiri juga dapat dan bersifat tanpa adanya batasan.
diartikan sebagai salah satu studi Dimana prinsip tersebut memberikan
yang harus dapat menciptakan suatu penekanan terhadap bahwa setiap
pembelajaran ketika seseorang manusia akan dapat dalam
dapat mengamati dan ditiru suatu memahami sebuah fenomena yang
perilaku yang dialami oleh orang terjadi kepada mereka yang sudah
lain, dengan begitu, informasi yang dialaminya dan harus melihat dengan
diterima dengan memperhatikan fenomena itu dengan sikap apa
kejadian yang didapat dari adanya. Dikarenakan setiap orang
lingkungan sekitar tempat seorang harus dapat menyimpan sementara
tersebut berada. seperti bagaimana atau menahan asumsi mereka, dan
cara kita telah mengalami sesuatu, pengetahuan yang telah dimiliki
dan makna yang dapat kita dapat di tentang fenomena tersebut dengan
dalam pengalaman yang kita alami baik. Seperti pesan yang
sendiri. Untuk fokus dalam disampaikan oleh aparat kelurahan
perhatian kepada Sosial Kognitif itu kepada masyarakat berupa pesan
tidak hanya sekedar fenomena yang yang berbentuk ajakan serta edukasi
sedang di alami, akan tetapi lebih yang informatif secara langsung
terfokuskan kepada arti dari masuk ke seluruh lapisan
pengalaman yang dialami dan masyarakat. Agar diharapkan kepada
mendapatkan hasil dari sebuah masyarakat yang mengetahui pesan
sudut pandang orang yang dapat sudah diberikan tersebut agar
mengalaminya secara langsung. kedepannya masyarakat sendiri
Peneliti memilih Teori Sosial dalam melakukan tindakan
Kognitif dikarenakan Strategi pencegahan peredaran serta
Komunikasi dari Aparat kelurahan penyalahgunaan narkotika diwilayah
Kota Bambu Utara cukup tepat kota bambu utara supaya bisa
melalui kegiatan sosialisasi menciptakan lingkungan bebas
dilaksanakan yang sama sekali tidak narkoba di masa depan yang telah
terpaku ke dalam feedback yang diberikan oleh aparat kelurahan kota
diberikan oleh masyarakat itu bambu utara beserta pihak eksternal

13
yang membantu dalam pelaksanaan masyarakat, penggunaan media massa
pencegahan peredaran narkotika di sebagai alat bantu dalam penyampaian
kota bambu utara. sosialisasi membuat pekerjaan
Kesimpulan menjadi lebih mudah dan terstruktur
Fokus penelitian yang di dengan baik dalam penyampaian
lakukan oleh peneliti yaitu pesan kepada masyarakat oleh karena
mengetahui bagaimana Strategi itu masyarakat dapat mengetahui
Komunikasi Aparat Kelurahan dalam lewat media yang di pakai pihak
mengatasi masalah sosial yaitu Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara
peredaran narkotika di kota bambu untuk menyampaikan sebuah
utara melalui pelaksanaan kegiatan informasi yang berisikan ajakan dan
sosialisasi kepada masyarakat. dan himbauan. Pihak Aparat Kelurahan
apa saja yang dilakukan oleh pihak Kota Bambu Utara yang berupaya
Aparat Kelurahan Kota Bambu untuk mengajak masyarakat agar bisa
Utara. Untuk mengetahui hal mematuhi peraturan yang sudah dibuat
tersebut peneliti melakukan metode oleh aparat setempat dengan tujuan
wawancara kepada key informan untuk memutus mata rantai peredaran
agar dapat menghasilkan dari hasil narkotika yang cukup meresahkan
penelitian yang dibuat oleh peneliti masyarakat sekitar. Pihak dari
sehingga mendapatkan kesimpulan. eksternal pun turut serta dalam
Tujuan yang dihasilkan oleh peneliti membantu memberikan informasi
yaitu Bagaimana strategi tersebut kepada masyarakat, dengan adanya
dilakukan oleh Aparat Kelurahan pihak – pihak eksternal yang terkait
Kota Bambu Utara. Hasil yang dapat dapat membuat masyarakat lebih
disimpulkan oleh peneliti tentang memahami dan meningkatkan
Strategi Komunikasi Aparat kepercayaan terhadap bahaya yang di
Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam timbulkan oleh penyalahgunaan
Melakukan Kegiatan Sosialisasi narkotika.
Pencegahan Peredaran Narkotika Daftar Pustaka
yaitu kegiatan yang diadakan oleh Ardianto, E. (2010) Metodologi
pihak Aparat Kelurahan Kota Bambu Penelitian Untuk Public
Utara dengan melakukan sosialisasi Relations Kuantitatif dan
kepada masyarakat secara langsung Kualitatif,. Bandung: Simbiosa
maupun dengan bantuan media Rekatama Media,.
massa. Pihak Aparat Kelurahan Ainiyah, Q. 2017. “Social Learning Theory
Perilaku Agresif Anak dalam Keluarga.”
menyampaikan sebuah isi pesan yang Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum 92-102.
berisikan ajakan dan himbauan BNN (2019) Penggunaan Narkotika di
kepada masyarakat untuk selalu Kalangan Remaja Meningkat,
mematuhi hokum yang berlaku Badan Narkotika Nasional
tentang penyalahgunaan narkotika (BNN). Available at:
yang telah diberikan kepada
https://bnn.go.id/penggunaan-
14
narkotika-kalangan-remaja- Komunikasi, 10(1), pp. 42–47.
meningkat/. Purba, A. (2006) Pengantar Ilmu
Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa.
Cutlip, S. M., Center, A. H. and M.Broom,
Ruslan, R. (2002) Manajemen Komunikasi.
G. (2016) Effective Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta: Kencana. Rusmawati, L. T., Anggraeiny, R. and
Efendi (2010) Manajemen Sumber Daya Arifin, M. Z. (2019) ‘SISTEM
Manusia. Edisi Kedu. Jakarta: PT. PENGELOLAAN ARSIP DI
Gramedia Widia Sarana Indonesia. KANTOR KELURAHAN
Efendy , Onong, Uchjana. 2009. Human Relation
SIDODADI KECAMATAN
& Public Relation. Bandung : Mandar
SAMARINDA’, eJournal
Maju
Administrasi Negara, 7(1), pp.
Husamah. 2016. Belajar dan Pembelajaran. 8484–8498.
Malang: UMM Press.
Jurnal. Dakwa. Vol. X No1, Januari-januari 2019. Sugiyono (2013) Metodelogi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Komunikasi Volum XI, No.2 Desember. 2019
Alfabeta. Bandung.
Konsep,Pedoman,dan Contoh Penelitian. Suryadi (2007) Strategi Mengelolah Public
Bandung: Widya Padjajaran . Relations Organisasi. Jakarta: Edsa
Lexy, J.M. 2019. Metodelogi Penelitian Mahkota.
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Wursanto (2010) Manajemen personalia
Rosdakarya offist. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Moleong, L. J. (2012) Metodologi Penelitian Edisi Keti. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kualitatif. Bandung. Bandung: PT Yin, R. (2014) Studi Kasus Design dan
Remaja Rosdakarya. Metode. Jakarta: Rajawali Pers.
Nasor, H. . (2015) ‘KOMUNIKASI
INTERPERSONAL ORANG TUA
MUSLIM DALAM PEMBINAAN
AKHLAK REMAJA (Studi di
Kelurahan Way Huwi Jati Agung
Lampung Selatan)’, Ijtimaiyya, 8(1),
pp. 68–89.
Patton (1980) Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Poerwandi (2013) Pendekatan Kualitatif
untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Jakarta: LPSP3 UI.
Pramelani and Lestari, A. (2019) ‘Program
Employee Gathering “ Satukan Hati
Selaraskan Tujuan ” Dalam Menjalin
Hubungan Baik Karyawan’, Jurnal
15

Anda mungkin juga menyukai