Anda di halaman 1dari 78

Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan dalam Mengatasi Masalah Sosial

Masyarakat (Studi Kasus Peredaran Narkotika di Kelurahan Kota Bambu


Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi
Oleh:

Mochamad Fachri
NIM: 2018-0502-055
Konsentrasi: Hubungan Masyarakat

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA 2022
Universitas Esa Unggul

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


KONSENTRASI PUBLIC RELATIONS

TANDA PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

Nama : Mochamad Fachri


NIM : 2018-0502-235
Konsentrasi : Hubungan Masyarakat
Judul : Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan
dalam Mengatasi Masalah Sosial Masyarakat (Studi Kasus Peredaran Narkotika di
Kelurahan Kota Bambu Utara)
Jakarta, 1 November 2022

Ketua Bidang Konsentrasi Dosen Pembimbing

ERNA FEBRIANI, S.Si, M.Si SAHIRA HUMAIRA, S.IKom, M.Si

ii
Universitas Esa Unggul

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Mochamad Fachri
NIM : 20180502055
Program Studi : Hubungan Masyarakat
Judul : Strategi Komunikasi Aparat
Kelurahan dalam Mengatasi Masalah
Sosial Masyarakat (Studi Kasus
Peredaran Narkotika di Kelurahan Kota
Bambu Utara)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh nilai mata kuliah
Seminar Porposal pada Program Studi Public Relations Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Esa Unggul.

TIM PENGUJI

Pembimbing : Sahira Humaira, S.Ikom,M.Si ( )


Penguji 1 : Drs. A.Rahman Jemat, MS ( )
Penguji 2 : Drs. Dani Vardiansyah Noor, M.Si ( )
Ketua Program Studi : Muh. Ruslan Ramli, S.Sos., M.Si., Ph.D ( )
Ditetapkan di : Universitas Esa Unggul
Tanggal : 16 Januari 2023

iii
Universitas Esa Unggul

ABSTRAK

Nama : Mochamad Fachri


NIM : 20180502235
Konsentrasi : Public Relations
Judul : Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan dalam
Mengatasi Masalah Sosial Masyarakat (Studi Kasus
Peredaran Narkotika di Kelurahan Kota Bambu Utara)
Jumlah Halaman : 78 halaman
Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Sosialisasi, Hubungan-------------
--Masyarakat
Karya tulis ini dibuat untuk mengetahui bagaimana Strategi Komunikasi Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Dalam
Melakukan Sosialisasi serta mengatasi angka peredaran Narkotika di wilayah
tersebut. di daerah Kota bambu Utara Jakarta Barat. Lokasi penelitian ini
bertempat di kelurahan Kota Bambu Utara, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode
analisis konstruktivis.

DAFTAR PUSTAKA: 15 Buku, 7 Jurnal, 1 Skripsi

iv
Universitas Esa Unggul

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat
dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “Strategi komunikasi Aparat
Kelurahan Dalam Mengatasi Masalah Sosial Masyarakat (studi kasus peredaran
narkotika di kelurahan kota bambu utara)” Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Esa Unggul. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu komunikasi
yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
Shalawat serta salam beriring semoga tercurah kepada Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, dimana beliau seorang pemimpin yang ulung dan sebagai
panutan umatnya dalam menjalankan aktivitas kehidupan, semoga kita selalu
mengikuti langkahnya dan selalu bershalawat kepadanya, amin.
Penulis menyadari mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak. Tanpa bantuan mereka,penulis tidak akan mampu menyeselesaikan
seminar proposal sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan. Karena itu ,
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Kepada Allah SWT yang selalu memberikan kesehatan dan kemudahan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan seminar proposal.
2. Kepada Orang Tua Tercinta yaitu Bapak Ezzedin Zeyn Mashabi dan Ibu Dian
Firdiana yang telah memberikan segala bentuk dukungan kepada penulis,
terutama yang paling penting adalah doa yang selalu di panjatkan untuk
penulis.
3. Kepada Kelurga Besar Tercinta Penulis yang telah membantu doa serta
support untuk penulis
4. Bapak Drs. Erman Anom, MM, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Esa Unggul serta seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Esa Unggul
5. Ibu Sahira Humaira, S.Sos Selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
masukan dan bimbingan kepada penulis.
6. Kepada tante saya sendiri yaitu Fitri Maulina untuk sangat berterima kasih

v
Universitas Esa Unggul

atas jasa, motivasi serta dukungan terbaik selama ini yang telah diberikan
kepada penulis.
7. Seluruh teman, sahabat serta sepupu tersayang yang telah membantu
memberikan motivasi, dan bahan materi untuk menyelesaikan tugas laporan
ini.
Penulis sadar bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 1 November 2022

(Mochamad Fachri)

vi
Universitas Esa Unggul

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mochamad Fachri
NIM : 2018-0502-055
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations
Dengan ini menyatakan bahwa data yang terdapat dalam Laporan KKP /
Seminar Proposal / Skripsi saya yang berjudul
“Strategi komunikasi Aparat Kelurahan dalam mengatasi masalah
sosial masyarakat ( Studi kasus peredaran narkotika di kelurahan kota bambu
utara)”
Adalah MURNI hasil penelitian saya pribadi.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa data dan judul laporan saya ini
mmerupakan hasil plagiat atau jiplakan dari karya orang lain, maka sesuai dengan
etika ilmiah,saya menyatakan bersedia untuk diberikan sanksi seberat-beratnya
termasuk PEMBATALAN “Gelar Akademik” saya oleh Universitas Esa
Unggul Jakarta.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan agar
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 1 November 2022


Yang Membuat Pernyataan

(Mochamad Fachri)

vii
Universitas Esa Unggul

DAFTAR ISI

TANDA PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ............................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ..............................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... x
BAB I .......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian ................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 6
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 6
2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 7
2.2.1 Teori Sosial Kognitif...................................................................................... 7
2.2.2 Komunikasi ................................................................................................. 10
2.2.3 Strategi Komunikasi .................................................................................... 11
2.3 Landasan Konseptual ....................................................................................... 17
2.3.1 Hubungan Masyarakat ................................................................................. 17
2.3.2 Pendekatan Komunikasi ................................................................................ 18
2.3.4 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 22
BAB III ......................................................................................................................... 23
METOLOGI PENELITIAN .......................................................................................... 23
3.2 Metode Penelitian .......................................................................................... 24
3.4 Jenis Data ............................................................................................... 25
3.4.1 Data primer ................................................................................................ 25
3.4.2 Data Skunder ............................................................................................. 26
3.5 Bahan Penelitian .................................................................................................. 26
3.5.1 Key Informan............................................................................................ 26
3.5.2 Informan........................................................................................................... 27
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 27
3.7 Uji Keabsahan Data ............................................................................................. 29

viii
Universitas Esa Unggul

3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................... 32


BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 34
4.1 Subyek Penelitian ............................................................................................... 34
4.1.1. Profil Kelurahan .............................................................................................. 34
4.1.2 Visi dan Nilai-Nilai Perusahan .......................................................................... 36
4.1.3 Struktur Organisasi ........................................................................................... 37
4.2. Hasil Penelitian .................................................................................................. 38
4.2.1 Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam Melakukan
Sosialisasi Pencegahan Peredaran Narkotika .............................................................. 39
4.2.2 Strategi Yang Dilakukan Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam
Melaksanakan Sosialisasi .......................................................................................... 40
4.2.3 Upaya Yang Dilakukan Dalam Melaksanakan Sosialisasi Pencegahan .............. 42
Peredaran narkotika. .................................................................................................. 42
4.2.4 Pihak yang membantu menjalankan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika44
4.2.5 Target dalam pelaksanaan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika .............. 46
4.2.6 Harapan aparat kelurahan dalam strategi komunikasi dalam mengatasi peredaran
narkotika ................................................................................................................... 48
BAB V.......................................................................................................................... 51
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 51
5.1 Pembahasan......................................................................................................... 51
5.2. Perbandingan Dengan Teori ................................................................................ 59
BAB VI ........................................................................................................................ 63
PENUTUP .................................................................................................................... 63
6.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 63
6.2 Saran ................................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 67
LAMPIRAN ................................................................................................................. 68

ix
Universitas Esa Unggul

DAFTAR TABEL
Table 1.1 ........................................................................................................................ 6
Tabel 2.1 Batas Wilayah Kota Bambu Utara ................................................................. 35

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 .................................................................................................................. 22


Gambar 2.1 .................................................................................................................. 35
Gambar 3.1 .................................................................................................................. 36
Gambar 4.1 .................................................................................................................. 37
Gambar 5.1 .................................................................................................................. 52
Gambar 6.1 .................................................................................................................. 54
Gambar 7.1 .................................................................................................................. 56
Gambar 8.1 .................................................................................................................. 58

x
Universitas Esa Unggul

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Narkotika dan obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau narkotik,
Psikotropika, dan Zat aditif (NAPZA) merupakan zat yang dapat mempengaruhi
kondisi jiwa atau psikologi seseorang serta dapat menimbulkan ketergantungan
fisik dan psikologi. Narkotika juga memiliki berbagai macam jenis, Zat atau obat
yang berasal dari tumbuhan ataupun bukan tumbuhan, baik sintetis maupun non
sintetis, yang dapat menghilangkan kesadaran serta penurunan dan hilangnyaa
rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan bagi yang menyalahgunakan. Narkotika memiliki
gaya adiksi yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya toleran
(Penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat besar.
Psikotropika adalah zat atau obat obatan bukan Narkotika, baik alamiah
maupun sintetis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal
perilaku. Psikotropika ini biasanya digunakan oleh dokter jiwa dalam mengobati
gangguan jiwa (Pscyhe) Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat se;ain narkoba
dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan macam hal nya,
Rokok, alcohol, dan minuman keras yang memabukkan, thinner dan zat lain nya (
Lem kayu, penghapus cair, dan aseton).
Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran barang haram di indonesia
menunjukan adanya kecendrungan yang akan terus meningkat serta menjadi
masalah serius dan mencapai keadaan yang memprihatinkan sehingga menjadi
masalah nasional. Hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap
keberlangsungan hidup di masa depan bagi para pelakunya tapi juga mengancam
bagi kehidupan masyarakat dan bangsa.
Permasalahan yang terjadi tentang pengedaran dan penyalahgunaan
narkoba semakin memprihatinkan, penyalahgunaan dan peredaran barang haram
akan menimbulkan keresahan dan dampak buruk bagi masyarakat. Bukan hanya
masyarakat yang mendapatkan dampak buruk tetapi negara pun akan
menimbulkan dampak negatif dalam citra suatu negara.

1
Universitas Esa Unggul

Narkotika yang digunakan secara terus menerus dan melebihi takaran yang
telah ditetapkan hendak menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan atau
kecanduan inilah yang menyebabkan kendala raga fisik, serta piskologis pengguna
mengalami kehancuran dalam sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh
seperti jantung, paru-paru, hati serta ginjal. Akibat penyalahgunaan narkoba pada
seseorang sangat begantung pada jenis narkotika yang sering di gunakan karakter
dari pemakai, situasi dan kondisi nya akan terlihat jelas dalam dampak kecanduan
dalam bentuk fisik, psikis, maupun sosial seseorang. (BNN, 2019)
Permasalahan remaja dan narkoba pada saat ini memang sudah menjadi
hal yang mudah didapati dan sudah bukan menjadi rahasia umum dikalangan
remaja. Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Heru
Winarko menyebut, penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja makin
meningkat. Dimana peningkatan dalam penggunaan narkoba mencapai 24 hingga
28 persen remaja yang menggunakan narkotika Heru menerangkan, di kalangan
remaja lebih sering terpapar narkotika dan rentang dalam jangka waktu yang
panjang. Sebab mereka memiliki waktu yang lama dalam mengkonsumsi narkoba.
Heru juga menyebutkan dalam penggunaan narkotika dalam sebutan lain, Yakni
Imun. Hal itu disebutkan karena penggunaan narkotika yang meningkat. (BNN,
2019)
Salah satu masalah terbesar yang di hadapi oleh negeri ini ialah
penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang dikalangan remaja yang sangat
memprihatinkan. Narkotika dan obat terlarang memberikan manfaat jika di
pergunakan untuk tujuan yang benar, misalnya untuk ilmu pengetahuan dan
pelayanan kesehatan. Dalam bidang kedokteran, misalnya jenis narkotika yang di
berikan kepada pasien yang menderita rasa sakit yang luar biasa karena suatu
penyakit atau setelah menjalani operasi. Jika pemakaian narkotika dan obat
terlarang di pergunakan di luar tujuan yang benar, maka bisa di kategorikan itu
sudah termasuk penyalahgunaan dan harus di upayakan tindakan pencegahan.
Maraknya pengedaran narkotika di zaman sekarang mempengaruhi
tumbuh kembang remaja pada saat ini sudah tidak bisa lagi dibanggakan. Perilaku
kenakalan remaja saat ini pun sangat sulit untuk diatasi. Baru baru ini sering
terdengar di televisi maupun media sosial yang disebabkan oleh kenakalan remaja

2
Universitas Esa Unggul

yang diantaranya kebiasaan merokok, tawuran, pemerkosaan yang dilakukan oleh


para remaja, pemakaian narkoba dan lain-lain. Remaja yang seharusnya
menjadikan tongkat penerus bangsa kini tidak bisa lagi diamanatkan dalam
menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka
cenderung menunjukan penurunan.
Penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang sangat berbahaya bagi diri
sendiri, keluarga, maupun kehidupan sosial disekitar kita. Korban penyalahgunaan
narkoba dan obat terlarang dari kalangan remaja masih menunjukan kenaikan
yang sangat cukup siginifikan darit tahun ke tahun. Generasi muda yang menjadi
korban tersebut harus diberi pertolongan dalam kehidupan mereka agar tidak
berlanjut terjerat dunia hitam narkoba.
Peran Lingkungan serta orang tua sangat memiliki upaya penting dalam
rangka membantu para remaja serta masyarakat agar tidak terjerumus ke lubang
narkotika serta obat-obatan terlarang yang akan mengancam masa depan mereka.
Untuk itu peran kelurahan harus mengetahui bagaimana cara tips sosialisasi yang
bisa diberikan agar memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar akan
bahaya nya dari penggunaan narkotika dan obat terlarang. Karena pada umum nya
seseorang mengenal dan memakai narkoba berawal dari teman dekat mereka,
sehingga remaja sulit untuk menolak ajakan dari teman mereka.
Peran orang tua dan lingkungan sangat lah mempengaruhi dalam rangka
membantu memberikan pemahaman tentang apa itu narkoba beserta kegunaan
efektif nya. Narkotika pada saat ini sudah banyak menyentuh hampir seluruh
lapisan masyarakat, mulai dari anak kecil, remaja hingga penegak hukum yang
terjerat kasus narkoba. Kalau terus terjadi demikian, tidak bisa kita kehilangan
generasi muda akan terjadi di indonesia. Jikalau sudah sedari dini pemuda terjerat
kasus hukum akan narkoba, bagaimana nasib bangsa kita yang sangat memerlukan
pemuda sebagai motor penggerak perubahan bangsa. Dan dari diatas adalah
masalah sosial yang terjadi di sekitar kelurahan kota bambu utara yang menjadi
dasar penelitian ini yaitu pemuda yang terjerat narkotika.
Perilaku menyimpang ditunjukan oleh warga kota bambu utara khusus nya
di daerah Kampung Narkoba atau (Boncos) yang berada di lingkungan kota
bambu utara itu sendiri, adanya hal tersebut memberikan dampak negative yang

3
Universitas Esa Unggul

sangat besar kepada warga kota bambu utara yang di dalam kampung tersebut
melakukan Peredaran narkotika secara terang-terangan yang mungkin bagi warga
sekitar kampung tersebut menjadi hal yang lumrah dan menjadi kebiasaan yang
buruk untuk dilakukan yaitu Penyalahgunaan narkotika yang sangat memberikan
dampak negative sangat besar bagi Kota bambu utara. Terlepas dari itu semua
pihak Aparat Kelurahan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk
memerangi peredaran barang haram tersebut yang mempunyai efek besar dalam
penyalahgunaan narkotika jika tidak ditindak tegas akan sangat merugikan bagi
keberlangsungan generasi yang akan datang Maka pengaruh lingkungan tersebut
harus ditekan semaksimal mungkin. Namun, yang lebih efektif dalam
penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
ialah dimulai dari kesadaran diri akan setiap individu.
Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk meneliti Strategi komunikasi
Aparat Kelurahan dalam mengatasi masalah sosial masyarakat ( Studi kasus
narkotika di kelurahan kota bambu utara)
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka Peneliti ingin mencari informasi yang bertujuan
sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi komunikasi kelurahan dalam mencegah penyalahgunaan
narkotika di daerah kota bambu utara ?
2. Hambatan-hambatan apa saja yang terjadi pada saat melakukan strategi
komunikasi?
3. Strategi Komunikasi dalam mengatasi masalah sosial masyarakat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sebuah penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin di capai melalui penelitian
tersebut, Berikut tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peran aparat kelurahan dalam memberikan Strategi
komunikasi agar mengatasi masalah sosial masyarakat
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan hambatan dalam menyampaikan
strategi komunikasi untuk pencegahan narkoba di daerah kelurahan kota bambu
utara.
1.4 Manfaat Penelitian

4
Universitas Esa Unggul

Adapun manfaat penelitian sebagai berikut :


a) Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan metode stretegi komunikasi khusus
kepada seluruh warga kota bambu serta Kampung Narkoba dapat mendapatkan
ilmu pengetahuan kesejahteraan sosial dalam pencegahan narkotika serta
memberikan kesadaran warga untuk tidak ikut serta dalam penggunaan obat-
obatan terlarang yang dapat digunakan dalam menanggulangi permasalahan
kesejahteraan sosial.
b) Secara Praktis
Penelitian ini berharap dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak
disekitar kelurahan kota bambu utara lebih khususnya Kampung Narkoba
didaerah tersebut dan terkait dalam membuat kebijakan untuk pencegahan
narkotika, serta memberikan komunikasi positif untuk masyarakat di sekitar kota
bambu utara akan bahaya nya narkotika kepada warga kampong narkoba.

5
Universitas Esa Unggul

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai tolak
ukur dan acuan untuk menyelesaikannya, penelitian terdahulu memudahkan
peneliti dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk penyusunan
penelitian dari segi teori maupun konsep. Berikut adalah table penelitian terdahulu
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Table 1.1
Tabel Perbandingan Hasil Penelitian

No. Penelitian Terdahulu


1. Nama Peneliti Shopiya Ahadiyyah Cut Alfidhatul Nadhirah Ramadan, Mochamad Fachri
(2020) (2020) Pahmi (2019) (Universitas Esa
Unggul, 2022)

2. Judul Penelitian Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Strategi Komunikasi Strategi komunikasi
kesehatan Rumah persuasif masyarakat persuasif untuk aparatur kelurahan
Sakit islam peduli sejarah aceh meningkatkan dalam mengatasi
malahayati dalam (mapesa) dalam partisipasi masalah sosial
meningkatkan mempertahankan sejarah masyarakat dalam masyarakat
kesadaran masyarakat aceh menjaga kebersihan ( Studi Kasus
tentang Covid-19 di lingkungan AKBP Narkotika di
H. Umar LR samudra kelurahan Kota
pasai kelurahan ario Bambu Utara )
kemuning

3. Fokus Mengetahui cara Mengetahui komunikasi Mengetahui Berdasarkan


penelitian komunikasi yang persuasif yang komunkasi persuasif rumusan masalah
dilakukan oleh pihak dilakukan oleh yang dilakukan dan batasan masalah
Rumah Sakit islam masyarakat dalam masyarakat dalam penelitian, penulis
malahayati dalam mempertahankan sejarah mengikuti partisipasi ingin
meningkatkan aceh nya demi mendeskripsikan
kesadaran masyarakat menciptakan tentang komunikasi
tentang bahaya dari lingkungan bersih yang dilakukan
Covid-19 pihak aparat
kelurahan dalam
mengatasi masalah
sosial

6
Universitas Esa Unggul

masyarakat dalam
peredaran narkoba

4. Perbedaan Bagaimana Strategi Peneliti sebelumnya Peneliti sebelumnya Peneliti


Komunikasi yang menggunakan metode menggunakan menggunakan
dilakukan pihak kualitatif dengan metode kualitatif metode kualitatif
Rumah Sakit demi pendekatan interpretif, dengan pendekatan desktiptif,
memberikan sedangkan peneliti interpretif, sedangkan kedua
kesadaran kepada menggunakan metode sedangkan peneliti peneliti
masyarakat terkait kualitatif dengan menggunakan sebelumnya
bahaya dari Covid- pendekatan deskriptif. metode kaulitatif menggunakan
19 dengan pendekatan metode kualitatif
deskriptif. interpretif.

5. Persamaan Menganalisis Peneliti dan peneliti Peneliti sebelumnya Persamaan


strategi komunikasi, sebelumnya meneliti meneliti analisis penelitian yang
seperti mengetahui analisis strategi strategi komunikasi. peneliti teliti
strategi komunikasi. dengan ketiga
komunikator, pesan peneliti tersebut
yang disampaikan, ialah sama-sama
dan media yang menganalisis
digunakan. strategi
komunikasi.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Teori Sosial Kognitif
a. Pengertian Teori Sosial Kognitif
Tokoh utama yang mengulas dan menemukan teori ini adalah
Albert Bandura yang melihat perilaku individu tidak secara spontan atau
reflex atas suatu stimulus, tetapi akibat dari suatu reaksi yang muncul

7
Universitas Esa Unggul

sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan suatu skema kognitif dari
individu tersebut (Husamah 2016).
Teori sosial kognitif ini dapat menciptakan suatu pembelajaran
ketika seseorang dapat mengamati dan ditiru suatu perilaku yang dialami
oleh orang lain, dengan begitu, informasi yang diterima dengan
memperhatikan kejadian yang didapat dari lingkungan sekitar tempat
seorang tersebut berada.
Prinsip dasar dari teori ini adalah dipelajari oleh individu terutama
pembelajaran sosial dan moral yang akan terjadi melalui peniruan atau
dikenal dengan imitation dan suatu penyajian contoh dari perilaku atau
dikenal dengan istilah modelling. Sehingga, individu dapat belajar
mengubah perilakukanua dengan menyaksikan cara orang lain dalam
merespon suatu stimulus tertentu.
Bandura menjelaskan bahwa “Teori Sosial Kognitif ini adalah
sebuah proses kognitif yang melibatkan sejumlah atribut seperti bahasa,
moralitas, pemikiran, dan pengaturan dari diri perilaku seseorang sehingga
jika seorang melakukan suatu perbuatan, maka hal tersebut adalah hasil
dari proses yang melibatkan atribut dan bukan asal mengikuti perilaku
orang lain”. Dalam teori Bandura ini bahwa factor sosial, kognitif, dan
perilaku, sangat berkaitan dan berperan penting dalam proses sosialisasi
yang mengakibatkan factor kognitif ini dialami oleh penduduk suatu
kelurahan dengan sebuah ekspektasi dalam keberhasilannya.

b. Prinsip dari Teori Sosial Kognitif


Teori sosial kognitif menurut Bandura mempunya tiga variabel
yang berkaitan satu sama dengan lainnya dan saling melakukan timbal
balik antar variabel antar variabel yaitu personal, perilaku yang biasa
disebut dengan determinisme resiprokal dan penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Faktor Personal
Menurut Bandura dalam (Ainiyah 2017) yang dimaksud faktor personal
adalah pembawaan, kepribadian, dan temperamental. Faktor personal ini

8
Universitas Esa Unggul

mempunyai peranan yang sangat penting. Dimana Bandura dapat


menempatkan manusia sebagai sosok pribadi yang dapat mengatur dirinya
sendiri dan mempengaruhi tingkah laku dengan mengatur lingkungan dan
mewujudkan suatu dukungan kognitif bagi suatu tingkah lakunya terhadap
diri sendiri. Bandura juga mendefinikan bahwa self regulated learning
sebagai suatu kondisi dimana setiap individu yang memiliki pembelajaran
sebagai pengendali aktivitas dalam belajarnya sendiri, dan memonitor
motivasi dengan mengelola sumber daya manusia dan benda, maka
hasilnya adalah perilaku yang akan berdampak terhadap perubahan
lingkungan dan demikian selanjutnya.
2. Faktor Lingkungan
Bandura dapat menjelaskan bahwa perilaku seseorang dibutuhkan dalam
memahami suatu interaksi seseorang dengan lingkungannya baik
lingkungan keluarga, teman sebaya, atau lingkungan masyarakat, sehingga
dibutuhkan tingkat penyesuaian diri dalam lingkungannya dimana individu
tersebut tinggal. Sehingga, peneliti menggunakan tingkat penyesuatian diri
dalam strategi komunikasi apparat kelurahan dalam mengatasi masalah
sosial . teori ini akan menekankan bahwa lingkungan yang dihadapkan
terhadap orang lain secara spintan, lingkungan itu akan dipilih dan diubah
oleh orang lain melalui perilakunya sendiri, sehingga yang diperlukannya
adalah tingkat penyesuaian diri yang senada karena apabila masyarakat
yang memiliki masalah sosial dan mempunyai tingkat penyesuaian diri
dilingkungan yang baik maka akan mencapai perilaku yang dihasilkannya
berupa penilaian masyarakat yang baik pula sesuai dengan tujuannya.
3. Faktor Perilaku
Dalam teori Bandura penjelasan tentang perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbal balik yang dilaksanakan secara berkelanjutan antara
personal, lingkungan dan perilaku. Perilaku seseorang akan dibentuk
dengan meniru perilaku di lingkungannya sebagai model. Jadi dapat
disimpulkan bahwa menurut Bandura perilaku pada masyarakat dapat
dilihat dari perubahan perilakunya yang memiliki dampak terhadap
lingkungannya sehingga peneliti akan mempergunakan faktor perilaku ini

9
Universitas Esa Unggul

sebagai hasil dari sebuah perilaku pembelajaran untuk lingkungan


sekitarnya.

Sehingga, dapat disimpulka bahwa prinsip teori sosial kognitif terdapat


tiga variabel yaitu, personal, lingkungan, dan perilaku. Yang mana personal ini
adalah penelitian yang memiliki kaitan dengan self regulated learning, lingkungan
dalam penelitian ini berkaitan dengan tingkat penyesuaian diri dan perilaku dalam
penelitian ini berkaitan dengan pembelajaran atau adanya komunikasi yang barik
dari pihak yang berwenang.

2.2.2 Komunikasi
Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (Mulyana, 2013: 68),
“Komunikasi : transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa disebut
komunikasi”. Menurut Hovland, Janis dan Kelly proses komunikasi sebagai
proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk
mengubah perilaku orang lain.(Cangara Hafied, 2017:36)
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan percakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada. Everett M. Rogers dalam
(Cangara Hafied, 2017:35) berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses
dimanah suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa komunikasi
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari disadari atau tidak, manusia pasti akan melakukan aktivitas komunikasi.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian
atau pertukaran informasi, penerimaan, pemaknaan pesan di mana harus terdapat
unsur-unsur kesamaan makna atau saling pengertian antara komunikator dan
komunikan sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, dan
mampu mengubah perilaku komunikan.

10
Universitas Esa Unggul

2.2.3 Strategi Komunikasi


Strategi adalah perencanaan dan pengelolaan untuk mencapai tujuan
keamanan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, strategi kata Komunikasi berarti
merencanakan secara matang kegiatan yang akan dicapai. Tujuan spesifik. Kata
strategi berasal dari bahasa Yunani klasik "Stratos" berarti tentara dan "age in"
berarti memimpin. Menggunakan Oleh karena itu, strategi berarti memimpin
pasukan. Berikutnya adalah kata Stragos Ini berarti memimpin tentara di tingkat
tertinggi. Jadi strategi adalah konsep militer yang dapat diartikan sebagai seni
perang para jenderal (The Art of General). Namun dalam setiap pelaksanaannya
strategi tidak hanya berperan sebagai peta yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan menggambarkan tata cara pada setiap pelaksanannya.
Dalam arti kata bahwa pendekatan strategi bisa berubah sewaktuwaktu
tergantung dari situasi dan kondisi. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris
communication serta dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi
kalau ada dua orang yang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan makna yang sama. Dengan kata
lain, mengerti bahasannya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh
bahasa itu. Akan tetapi komunikasi memiliki arti bahwa komunikasi itu
mengandung kesamaan antar dua pihak yang terlibat.
Menurut Ahmad S. Adnanptra yang dikutip oleh (Ruslan, 2002) “Strategi
adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana suatu produk
dari suaut perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah satu
fungsi dasar dari proses manajemen”. Sedangkan (Suryadi, 2007) berpendapat
bahwa “Strategi Komunikasi adalah bagian dari fungsi manajemen dan proses
pengambilan keputusan, yang didasarkan pada perencanaan matang dalam hal
mengidentifikasi masalah, pengumpulan data, mempertimbangkan alternatif, dan
menentukan tindakan. Komunikasi startegi berakar pada misi organisasi mulai
dari mereka yang berada pada garis bawah. Garis bawah tersebut terletak jauh
daripada hal-hal yang berkenaan dengan uang yang dihasilkan atau diperoleh,

11
Universitas Esa Unggul

akan tetapiberfokus pada tujuan ataufundamental perusahaan”.


Sedangkan (Ruslan, 2002) mengatakan. “Strategi Komunikasi adalah suatu
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik
operasionalnya”. Tujuan utama dari strategi komunikasi menurut, R. Wayne Pace,
Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam (Ruslan, 2002), adalah sebagai
berikut :
a. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian
dalam berkomunikasi.
b. To establish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan
baik.
c. To motive action Penggiatan untuk memotivasinya.
d. The goals which the communicator sought to achieve Bagaimana mencapai
tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi
tersebut.
Dengan strategi komunikasi pesan-pesan yang disampaikan akan lebih
dapat terarah, lebih jelas dan efektif dalam pesan yang disampaikan tersebut dapat
memperoleh pemahaman dimana pesan itu dapat bermanfaat dan membantu
berjalannya sebuah program agar dapat berjalan dengan baik dengan persiapan
yang matang dalam mencapai sasaran atas pesan yang disampaikan.
Teori strategi komunikasi banyak dikemukakan para ahli salah satunya
adalah oleh Harold Laswell, yang merupakan seorang pakar komunikasi dengan
antusias yang tinggi dan selalu tertari dengan setiap masalah yang dihadapinya
seharihari dalam kehidupan. Tidak hanya empiris, Laswell juga merupakan
cendekiawan yang terus mempelajari teori Freud guna melakukan analisis isi
dalam rangka meneliti pengaruh propaganda terhadap opini publik. Setelah
mengetahui pakar komunikasi tersebut maka untuk mendukung penelitian ini akan
lebih efektif jika menggunakan teori yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell
punya ide Untuk komunikasi, lihat "The Mengkomunikasikan ide”.
Menurut Laswell Kegiatan komunikasi adalah “siapa mengatakan apa,
Untuk informasi lebih lanjut tentang strategi, saluran mana, siapa, dan apa
pengaruhnya? " Komunikasi harus dikaitkan dengan komponen pendukung Saat
menjawab pertanyaan formulasi Lasswell: (Siapa komunikatornya?), Apa yang

12
Universitas Esa Unggul

Anda katakan? (Pesan apa yang bisa Anda sampaikan?) Saluran? (Media apa yang
digunakan?), Siapa? (Siapakah komunikan?), Dan efeknya seperti apa? (Efek
seperti apa yang diharapkan?).
Berikut ini adalah penjelasan mengenai komponen pendukung dari dalam
rumus resmi Lasswell (Purba, 2006)
a.Komunikator
1) Definisi Komunikator
Komunikator adalah orang yang benar-benar menyampaikan pesan dapat
membentuk opini yang disampaikan melalui media Komunikator. Proses
komunikasi terjadi ketika ada beberapa elemen. komunikator, pesan, komunikan.
Proses komunikasi adalah Diartikan sebagai "Transfer Informasi" atau pesan dari
komunikator. Komunikator sebagai pengirim pesan dan sebagai penerima pesan.
Kredibilitas dari sang komunikator.
Dalam kredibilitas itu sendiri memiliki pengertian yang di persepsikan menjadi
dua dalam mengkomunikasikan sifat-sifat komunikator. Definisi tersebut ialah:
a) Kredibilitas adalah persepsi komunikate artinya tidak intern ke dalam diri
komunikator.
b) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat yangdi miliki oleh komunikan.
Menurut Effendy, dalam menentukan keberhasilan komunikasi dangatlah
bergantung kepada orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator. Hal ini
ditentukan dari sumber keandalan sebagai keredibilitas sebagai Penghubung
komunikasi yang baik. Kredibilitas komunikasi sangat menentukan keberhasilan
itu sendiri. Proses penyampaian pesan kepada publik/komunitas. Sumber
keandalan komunikator adalah beberapa faktor:
a) Faktor kejujuran, terukur dalam skala benar/salah, mungkin sulit dipercaya
Kepercayaan, kejujuran, ketidakjujuran, keadilan, ketidakadilan.
b) Faktor profesionalisme dapat diukur pada skala gaya profesional tidak
berpengalaman, tidak berpengalaman, tidak bergaya. profesional.
b. Komunikan
1) Definisi Komunikan
Komunikan adalah penerima pesan atau pihak penerima pesan serta menjadi
tujuan komunikasi. Tujuan yang ditetapkan oleh komunikator sang penerima

13
Universitas Esa Unggul

pesan yang disampaikannya. Komunikan dapat berkomunikasi Individu,


kelompok, organisasi, dll. Komunikan bertanggung jawab untuk memahami apa
untuk komunikator ini disampaikan kepadanya oleh sang komunikan. Komunikan
juga harus dapat memperhatikan apa yang dikatakan komunikator bagus.

c. Media komunikasi
1) Pengertian Media Komunikasi
Media komunikasi adalah sarana komunikasi bagi sang komunikator untuk
dapat menyampaikan sebuah pesan. Dalam komunikasi nya pesan yang akan di
terima oleh manusia lain baru selanjutnya di proses dalam pikiranya lalu
kemudian dapat menghasilkan suatu hasil yang di sebut Feedback. Pesan yang
sampaikan bisa dalam membentuk gambar atau suara akan memberikan hal
menarik dalam pesan yang disampaikan hanya melalui tulisan.
Dalam pemilihan sarana atau media komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan sebuah pesan bergantung kepada sifat, bentuk pesan, serta jenis
pesan yang ingin pesan di sampaikan.
2) Bentuk-Bentuk Media Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy ada beberapa bentuk komunikasi,
diantaranya yakni: Komunikasi verbal, Komunikasi non verbal. Komunikasi
personal (intrapersonal dan interpersonal), dan komunikasi kelompok (besar,
kecil).
a) Komunikasi Verbal
Komunikasi Verbal/lisan adalah ekspresi lisan antara orang-orang melalui
kata-kata dan simbol-simbol umum yang disepakati Individu, kelompok, negara,
Komunikasi Verbal merupakan komunikasi yang menggunakan suatu simbol-
simbol dalam mempresentasikan komunikasi nya. Bisa melalui kata-kata baik atau
lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal dapat didefinisikan sebagai proses
seseorang pembicara berinteraksi secara verbal kepada sang pendengar dalam
mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan komunikasi tulisan apabila
keputusan yang akan disampaikan oleh pimpinan kepada karyawan yang di tuju
melalui simbol di tulis pada kertas atau di tempat lain agar memberikan informasi
yang dapat di baca nanti nya.

14
Universitas Esa Unggul

b) Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non verbal adalah suatu isyarat yang merupakan bukan
katakata. Menurut arry A. Samovar dan Richard E. Poter menjelaskan bahwa
komunikasi non verbal itu mencakup semua rangsangan komunikasi kecuali
rangsangan komunikasi verbal dalam suatu komunikasi, yang dihasilkan oleh
individu dapat mempunyai nilai pesan potensial bagi si pengirim maupun si
penerima, jadi definisi ini meliputi perilaku yang disengaja atau tidak disengaja
sebagai bagian dari sebuah peristiwa komunikasi secara menyeluruh.
d. Pesan
1) Pengertian Pesan
Suatu komunikasi terjadi karena terdapat pesan yang ingin disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan. Pesan dapat disampaikan menggunakan
kata-kata, simbol, gambar dan lain sebagainya yang mudah dimengerti agar pesan
dapat tersampaikan dengan baik. Berikut pengertian pesan menurut para ahli:
a) Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa pesan adalah suatu komponen
dalam proses komunikasi berupa perpaduan dari pikiran dan perasaan seseorang
dengan menggunakan lambang.
b) Abdul Hanafi mengatakan bahwa pesan merupakan produkfiktif yang nyata
dan dihasilkan oleh sumber encoder, artinya jika berbicara maka pembicara itu
adalah pesan, ketika menulis sebuah surat maka penulis surat itu dinamakan
sebagai pesan.
c) De Vito berkata bahwa pesan diartikan sebagai pikiran dan perasaan kita yang
dikirim kepada orang lain agar orang tersebut diharapkan bisa mengerti dan
memahami apa yang diinginkan oleh si pengirim pesan.
2) Strategi Penyampaian Pesan
Dalam menyampaikan sebuah suatu pesan, komunikator harus
memperlihatkan beberapa strategi penyampaian pesan untuk mecapai tujuan yang
di inginkan. Proses tersebut kemudian menjadi langkah-langkah penting dalam
menentukan strategi komunikasi dengan cara menyusun pesan tersebut secara
baik. Ada beberapa syarat dalam menyampaikan sebuah pesan berikut hal-hal
tersebut, yaitu:
a) Pesan yang ingin disampaikan harus disusun secara sistematis dan rapi. Untuk

15
Universitas Esa Unggul

menyusun sebuah pesan, baik berupa teks pidato maupun percakapan harus
disesuaikan dengan urutan-urutan. Misalnya dalam bentuk tulisan maka ada
pengantar, pernyataan argument, serta kesimpulan.
b) Pesan yang disampaikan komunikator harus mampu menarik perhatian sang
komunikan.
c) Pesan harus mudah dipahami oleh komunikan, sehingga dapat dengan mudah
komunikan memahami apa yang disampaikan oleh komunikator secara
menyeluruh.
e. Efek yang diharapkan
Dalam hal ini strategi dapat diartikan ke dalam beberapa hal seperti rencana,
pola, serta pandangan. Strategi berhubungan dengan bagaimana memfokuskan
perhatian dalam mewujudkan tujuan yang ingin diharapkan. Sebagai pola, strategi
berarti suatu ketetapan berdasarkan alasan-alasan tertentu dalam menentukan
keputusan akhir untuk memadukan kenyataan yang dihadapi dengan tujuan yang
ingin diharapkan. Sebagai posisi, strategi berarti sikap yang diambil untuk
mencapai tujuan, dan sebagai pandangan, strategi berarti cara memandang bentuk
dan acuan dalam mengambil keputusan maupun tindakan. Didalam strategi,
memiliki beberapa pendekatan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan bagaikan fokus dalam pokok
pendekatan strategi.
2) Memusatkan pada analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi.
3) Strategi memusatkan pada perhatian kepada tujuan yag ingin dicapai serta
gerakan untuk mencapai tujuan tersebut.
4) Strategi memperhatikan faktor-faktor waktu (sejarah: masa lampau, masa
sekarang, trauma masa depan, serta lingkungan.
5) Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa
yang ditafsirkan berdasarkan kontek kekuatan, lalu mengadakan analisa
kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-
langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju tujuan.
Sedangkan komunikasi merupakan alat bagi individu atau kelompok dalam
menyampaikan suatu ide, pikiran atau perasaan dalam interaksi satu sama lain.
Tanpa adanya komunikasi tidak akan ada terjadi interaksi antara seseorang dengan

16
Universitas Esa Unggul

orang lain maupun interaksi antar kelompok. Jadi komunikasi adalah interaksi
dua orang atau lebih dimana didalamnya ada suatu pesan dari komunikasi atau
komunikan.
Dengan demikian, strategi komunikasi merupakan perpaduan dari sebuah
perencanaan dan manajemen komunikasi yang berguna untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam setiap upaya untuk mencapai tujuan tersebut, komunikasi
harus mampu menggambarkan bagaimana cara melakukannya secara tepat, dalam
arti bahwa pendekatan bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dalam situasi dan
kondisi. Sehingga, strategi komunikasi merupakan suatu kombinasi yang baik
antara seluruh elemen komunikasi yakni komunikator, pesan, saluran (media),
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang di susun untuk mencapai tujuan
komunikasi secara optimal serta mencapai tujuan yang ingin di capai.
2.3 Landasan Konseptual
2.3.1 Hubungan Masyarakat
Humas adalah sebutan dari public relations (PR) dalam bahasa inggris, dan
menurut buku Scott M. Cutlips Aleen H. Mitte, Glen, menjelaskan bahwa
seorang PR harus menjaga reputasi, citra, dan komunikasi yang baik dan
informatif antara organisasi dan masyarakat umum. untuk membangun serta
memelihara komunikasi yang efektif. (Cutlip, Center and M.Broom, 2016)
Humas dalam dunia pemerintahan biasa disebut dengan istilah Public
Relations, petugas humas, atau Public Affairs. (Cutlip, Center and M.Broom,
2016) menjelaskan humas pemerintah sebagai pengelola kegiatan humas untuk
"membantu lembaga pemerintah, departemen, dan lembaga publik lainnya
menanggapi warga yang mereka layani.
Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Kode Etik
Humas Pemerintah Tahun 2007 menyatakan bahwa semua humas pemerintah
adalah sesuatu tindakan yang dilakukan oleh lembaga pemerintah/instansi untuk
mempromosikan dan serta membangun hubungan yang harmonis dengan
khalayak internal dan eksternal. Kebijakan Pemerintah memberikan perspektif
dari khalayak internal dan eksternal untuk memperoleh pemahaman, kepercayaan,
kerjasama dan dukungan khalayak internal serta eksternal dalam pelaksanaan misi
dan fungsi utama pemerintah.

17
Universitas Esa Unggul

(Cutlip, Center and M.Broom, 2016) telah mengidentifikasi tujuh tujuan


untuk menjangkau pemerintah.
1. Memberikan informasi konfigurasi pada kegiatan instansi pemerintah
2. Memastikan partisipasi aktif dalam program pemerintah
3. Mendorong warga untuk mendukung kebijakan dan program yang telah
ditetapkan
4. Bertindak sebagai advokat publik untuk pejabat pemerintah
5. Kelola informasi orang dalam
6. Mempromosikan hubungan dengan media
7. Membangun masyarakat dan bangsa
Humas pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan
layanan publik. Dalam kebijakan publik, humas mempunyai tugas memberikan
berbagai informasi tentang kebijakan pemerintah kepada rakyat. Dalam sektor
pelayanan publik, berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dengan
birokrasi yang sederhana untuk membuat masyarakat senang. Sehingga dunia
pemerintahan dapat memiliki citra dan reputasi yang positif.
2.3.2 Pendekatan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu hal tidak bisa dihindari dalam kehidupan sosial,
dan komunikasi diperlukan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang di
sekitar kita. Komunikasi dapat membantu kita untuk saling mengenal dan
memberikan informasi. Selain berbicara dan bertukar pesan, setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda, sehingga kita perlu mengetahui cara
berkomunikasi yang baik dengan orang lain agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Oleh karena itu, diperlukan metode komunikasi yang tepat untuk
menghasilkan komunikasi yang efektif. Perkembangan teknologi belakangan ini
telah membuat banyak bentuk komunikasi dalam kehidupan kita sehari-hari
menjadi lebih mudah. Saat ini, ada banyak jenis media komunikasi yang
digunakan, seperti ponsel, komputer, dan media sosial, yang digunakan untuk
memfasilitasi komunikasi dan pencarian informasi yang memungkinkan pengguna
untuk mengakses informasi lintas batas negara. Media komunikasi berkembang
kemampuannya untuk memudahkan orang berbagi informasi dan berkomunikasi.
Dikutip dari (Nasor, 2015) Teknik adalah cara menampilkan atau

18
Universitas Esa Unggul

menyampaikan informasi kepada orang lain agar dapat dipahami secara utuh atau
maksimal. Teknik ini dapat digambarkan sebagai pendekatan sederhana dari
fakta-fakta yang ada. Teknik komunikasi adalah gambaran singkat tentang
struktur dan proses komunikasi. Berikut beberapa teknik komunikasi dalam
perubahan sosial.
1.Komunikasi Informatif.
Teknik Komunikasi Informatif adalah suatu ketrampilan berkomunikasi
dengan menyampaikan berbagai tanda informasi baik yang bersifat verbal, non-
verbal maupun paralinguistik. Menyampaikan informasi kepada masyarakat
tentang perubahan sosial, agar masyarakat dapat memusatkan perhatian akan
kebutuhan perubahan, cara mengadakan perubahan, dan dapat menyiapkan
sarana-sarana perubahan. Melalui informasi yang di dapat maka kesempatan
untuk mengambil bagian secara aktif dan memperoleh pengetahuan yang
diperlukan dalam menghadapi perubahan tersebut.
2. Komunikasi Persuasif
Teknik cara menyampaikan pesan terhadap orang lain dengan
memperhatikan sisi psikologis, Metode ini didasarkan pada persepsi pribadi dan
menghindari adanya paksaan. Mengirimkan pesan seperti itu didasarkan pada
kesesuaian kondisi atau latar belakang dimana pesan itu terjadi. Penting untuk
dipahami bahwa komunikasi persuasif yang didasarkan pada pengalaman yang
ada, mencapai hasil yang diinginkan. Komunikasi persuasif mengarah pada
umpan balik, pertanyaan dan jawaban tentang isu-isu perubahan sosial. Dengan
demikian, masyarakat memiliki gambaran yang utuh atau menyeluruh tentang
pentingnya perubahan sosial dalam kehidupan manusia.
3. Komunikasi Pervasif
Teknik cara menyampaikan pesan pada orang lain dengan berulang-ulang,
sehingga sedikit demi sedikit akan mempengaruhi alam bawah sadar yang pada
akhirnya akan membentuk sikap dan kepribadiannya. Melalui teknik ini seseorang
akan memperoleh pemahaman tentang perubahan sosial dimaknakan sebagai
pemahaman yang akurat, karena diinformasikannya secara berulang-ulang.
4. Komunikasi Coersif
Teknik ini berlawanan dengan komunikasi Persuasif yaitu penyampaian

19
Universitas Esa Unggul

pesan komunikasi kepada orang lain melalui paksaan agar menimbulkan rasa
takut dan khawatir serta patuh. Dengan cara ini masyarakat di paksa untuk siap
menerima adanya perubahan dengan dengan berdampak nagatif atauapun positif.
Seiring dengan itu, masyarakat di paksa memahami serta mempersiapkan diri
dengan ilmu pengetahuan sehingga perubahan sosial dapat terus membawa
perubahan positif dalam kehidupan manusia.
5. Komunikasi Instruktif
Teknik Penyampaian pesan dikemas sedemikian rupa sehingga pesan
dipahami sebagai instruksi yang akan dieksekusi. Teknik ini harus terlebih dahulu
dikondisikan dan dilakukan oleh audiens sehingga semuanya dibutuhkan. Jenis
komunikasi ini harus dilakukan sesegera mungkin, jika tidak digunakan untuk
memiliki dampak negatif pada kehidupan. Ketika orang ingin mengalami jarak,
mereka dengan cepat mengikuti dan mengikuti perubahan perkembangan sosial.
6. Komunikasi Manusiawi
Teknik pengemasan informasi yang disampaikan secara tatap muka
berdasarkan aspek psikologis, perubahan sikap, perilaku, dan gaya hidup, serta
memberikan kepuasan kepada berbagai pihak. Jenis teknik ini, jika dikaitkan
dengan perubahan sosial, pertama-tama mendekati karakter untuk menciptakan
pemahaman yang mendukung perubahan. Kedua, kami berharap karakter ini dapat
berinteraksi dengan orang lain dan pengikutnya dengan caranya sendiri.
2.3.3 Penghambat Komunikasi
Hambatan komunikasi organisasi atau gangguan saat melakukan
berkomunikasi adalah pengaruh dari dalam maupun dari luar individu atau
lingkungan yang dapat merusak aliran atau isi pesan yang dikirimkan atau yang
diterima (Wursanto, 2010)
Dalam melakukan komunikasi tentunya banyak faktor yang menjadi
penghambat dalam berkomunikasi, di antaranya faktor lingkungan seperti, saling
tertutup, riuh, tidak ada kepercayaan dan banyak juga faktor yang menghambat
dalam berkomunikasi.
Karena pada saat seseorang melakukan komunikasi ia bisa menciptakan
suasana yang tenang tanpa ada gangguan sedikit pun, jika kita sedang berpidato
ada gangguan suara riuh dan sebagainya maka tentunya komunikasi itu tidak

20
Universitas Esa Unggul

dapat diterima oleh orang lain. Oleh karena itu sebelum kita melakukan
komunikasi dengan orang lain, hal yang harus kita lakukan dengan bisa
menciptakan suasana tenang. Meskipun kita telah menciptakan suasana yang
tenang kadang-kadang ada juga gangguan yang tidak kita inginkan seperti hujan,
petir, pesawat terbang lewat, dan lain-lain yang datangnya tiba-tiba tanpa diduga
terlebih dahulu, maka komunikator dapat melakukan kegiatan tertentu, misalnya
berhenti dahulu sejenak atau memperkeras suaranya.
Hambatan komunikasi selalu menjadi penghalang dalam kegiatan
komunikasi untuk mencapai komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi
mempengaruhi pesan yang di sampaikan menjadi kurang maksimal, sehingga
pesan yang di sampaikan sulit untuk dipahami. Tidak hanya itu hambatan
komunikasi juga dapat mempengaruhi dalam memberikan feedback, atau umpan
balik yang diberikan menjadi tidak sesuai di inginkan.
Menurut (Efendi, 2010) Dalam menyusun strategi komunikasi perlu suatu
pemikiran dan memperhitungkan faktor-faktor pendukung serta penghambat,
maka untuk menganalisisnya perlu diperhatikan komponen-komponen
komunikasi sebagai berikut:
a. Mengenali sasaran komunikasi yang mempelajari siapa saja yang akan menjadi
sasaran komunikasi sesuai dengan tujuan komunikasi. Untuk itu terdapat faktor-
faktor yang perlu diperhatikan pada diri seorang komunikan:
1) Faktor kerangka referensi mengenal kerangka referensi (frame of reference)
komunikan yang terbentuk sebagai hasil dari pacuan pengalaman, pendidikan,
gaya hidup, norma hidup, status sosial, ideologi, cita-cita dan sebagainya.
2) Faktor situasi dan kondisi untuk mencapai komunikasi yang efektif harus
mengetahui situasi dan kondisi komunikan, yang dimaksud situasi adalah situasi
komunikan pada saat menerima pesan yang akan disampaikan. Sedangkan yang
dimaksud dengan kondisi adalah state of personality komunikan, yaitu dalam
keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi.
b. Pemilihan media komunikasi, untuk mencapai sasaran komunikasi harus dapat
memilih secara tepat media komunikasi yang digunakan tergantung pada tujuan
yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik yang akan
digunakan.

21
Universitas Esa Unggul

c. Pengkajian tujuan pesan komunikasi, pesan komunikasi mempunyai tujuan


tertentu, sehingga hal ini dapat menentukan tujuan teknik yang harus diambil.
Apakah itu teknik informasi, persuasi, atau teknik instruksi. Dan yang paling
penting adalah mengerti pesan komunikasi.
d. Peran komunikator dalam komunikasi, faktor terpenting yang harus terdapat
pada diri komunikator ketika melancarkan komunikasi:
1) Daya tarik sumber komunikasi akan berhasil dan akan dapat mengubah sikap,
opini dan perilaku komunikan jika komunikan mempunyai daya tarik dan merasa
ada kesamaan dengan komunikator.
2) Kredibilitas sumber faktor lain yang dapat menyebabkan komunikasi berhasil
adalah kepercayaan komunikan pada komunikator dan komunikator pun mampu
bersikap empatik kepada komunikan
2.3.4 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Penelitian

Paradigma konstruktivisme

Teori dan Konsep


Pendekatan Strategi komunikasi 1.Pendekatan
1. Pendekatan
dalam memberikan pemahaman komunikasi
Kualitatif tentang masalah sosial masyarakat 2.Teknik
2. Metode deskriptif akan bahaya narkotika terhadap Komunikasi
warga 3.Hambatan
Komunikasi

Berpengaruh kepada
Masyarakat Kota
Bambu Utara

Mengetahui pendekatan Strategi komunikasi aparat


kelurahan dalam mensosialisasikan akan bahaya dari
narkotika. Serta Mengetahui langkah-langkah komunikasi
aparat kelurahan dalam mensosialisasikan tentang
22
masalah penyakit sosial masyarakat yaitu narkotika.
Universitas Esa Unggul

BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis. Paradigma kontruktivis merupakan paradigma dalam komunikasi
yang menganggap bahwa sebuah realitas sosial itu bersifat relatif, yaitu realitas
sosial merupakan hasil dari konstruksi sosial.
Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana bagian-bagian
berfungsi (perilaku yang didalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu).
Pada hakikatnya penelitian merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran
atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Moleong, 2012)
Capra (1996) yang dikutip dalam (Moleong, 2012) mendefinisikan
paradigma sebagai konstelasi konsep, nilai-nilai persepsi dan praktik yang dialami
bersama oleh masyarakat, yang membetuk visi khusus tentang realitas sebagai
dasar tentang mengorganisasikan dirinya.
Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi
bagaimana cara pandang (world views) peneliti melihat realita, bagaimana
mempelajari fenomena, cara‐cara yang digunakan dalam penelitian dan cara‐cara
yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan. Dalam konteks desain
penelitian, pemilihan paradigma penelitian menggambarkan pilihan suatu
kepercayaan yang akan mendasari dan memberi pedoman seluruh proses
penelitian. Paradigma penelitian menentukan masalah apa yang dituju dan tipe
penjelasan apa yang dapat diterimanya (Patton, 1980)
Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi
yang berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Dari beberapa pengertian diatas adalah paradigma sejatinya merupakan
proses untuk menjadikan sebuah pandangan menjadi penelitian sehingga
paradigma penelitian sangat diperlukan agar penelitian dapat terbentuk secara
sistematis dan structural.
Kesimpulan dari Bogdan yaitu pengumpulan sebuah data yang bersumber
dari pola fikir seorang penulis dalam Menyusun sebuah penelitian sehingga

23
Universitas Esa Unggul

mendapatkan hasil yang baik secara narasi di dalam penelitian tersebut. Dengan
bertumpu pada sebuah kualitatif si penulis berharap dapat membuat sebuah
penelitian dari hasil pola pikir yang tersrtuktur dengan sebuah narasi yang di
sajikan sehingga pada penelitian ini dapat memberikan penjelasan yang baik dan
tepat.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus,
(Yin, 2014) mendefinisikan bahwa studi kasus merupakan strategi yang cocok
digunakan dalam pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan
‘bagaimana atau mengapa’, bila peluang yang dimiliki oleh peneliti sedikit dalam
mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus penelitiannya
terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan
nyata dari individu, kelompok, maupun organisasi.
(Yin, 2014) menyebutkan bahwa pada studi kasus terdapat empat tipe
desain penelitian, yaitu:
1. Tipe 1: Kasus tunggal dengan unit analisis tunggal.
2. Tipe 2: Kasus tunggal dengan multi unit analisis.
3. Tipe 3: Multi kasus dengan unit analisis tunggal.
4. Tipe 4: Multi kasus dengan multi unit analisis.
Untuk menentukan desain yang relevan perlu dijawab dua pertanyaan berikut:
1. Apa kasusnya ? dan berapa banyak ?
2. Apa unit analisisnya ? dan berapa banyak ?
Bila pertanyaan tersebut dapat dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, maka desain dari studi kasus yang cocok adalah Tipe-2 yaitu Kasus
Tunggal dengan unit analisis Multi Unit Analisis. Kasus tunggal yang dimaksud
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi komunikasi aparat
kelurahan dalam mensosialisasikan akan masalah sosial masyarakat yang terjadi.
Adapun Multi Unit Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Bidang
Aparat kelurahan serta masyarakat.
3.3 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, menurut
(Moleong, 2012) definisi dari penelitian kualitatif adalah penelitian yang

24
Universitas Esa Unggul

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks
khusus yang alamiah.
Sementara dalam penelitian metode kualitatif, justru seorang peneliti menjadi
instrument kunci. Apalagi teknik pengumpulan data yang digunakannya adalah
observasi partisipasi, peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informasi kunci
yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian (Ardianto, 2010)
Menurut (Moleong, 2012) definisi deskriptif adalah kumpulan data yang
dikumpulkan dalam bentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif yang dilakukan. Selain itu
yang dikumpulkan semua berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang
sudah diteliti.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata
atau gambar- gambar secara alamiah dan mendalam, dimana peneliti merupakan
instrumen terpenting dalam melakukan penelitian.
Dengan demikian, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif untuk mendapatkan pemahaman yang bersifat umum terhadap
kenyataan sosial dari perspektif para partisipan. Berdasarkan pertimbangan bahwa
dengan melakukan penelitian kualitatif dapat menjelaskan kenyataan-kenyataan
yang terjadi dilapangan dan dapat membantu peneliti berinteraksi langsung
dengan subjek penelitian mengenai bagaimana Strategi komunikasi dari aparat
kelurahan dalam memberikan pemahaman akan masalah sosial dalam kasus
narkoba serta tawuran warga sekitaran kelurahan kota bambu utara.
3.4 Jenis Data
3.4.1 Data primer
Data primer adalah sumber data utama penelitian yang didapatkan dari sumber
penelitian, yaitu key informan dan informan. Menurut (Moleong, 2012) data
primer adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai yang
didapat melalui tertulis atau melalui rekaman video atau audiotape, pengambilan
foto atau film. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini peneliti harus

25
Universitas Esa Unggul

melakukan wawancara secara mendalam.


3.4.2 Data Skunder
Menurut (Moleong, 2012) data sekunder adalah bahan tambahan dari sumber
tertulis yang dapat dibagi atas sumber buku dan dibedakan menjadi bahan
akademik ilmiah, sumber bahan dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.
Untuk mendukung data skunder untuk penelitian ini dengan
mengimplementasikan dokumen yang merupakan dokumen resmi dari pihak-
pihak yang terlibat dalam penelitian ini.
3.5 Bahan Penelitian
3.5.1 Key Informan
Dikutip dari Menurut (Pramelani and Lestari, 2019) Key informan adalah
“Orang utama yang merupakan kunci diharapkan menjadi narasumber atau
informan kunci dalam suatu penelitian.
Serta Menurut (Rusmawati, Anggraeiny and Arifin, 2019) Key informan
adalah “orang yang menguasai permasalahan, memiliki informasi dan bersedia
memberikan informasi.
Bahan penelitian yang peneliti gunakan yaitu hasil Observasi serta
Wawancara dengan key informan yang berkaitan dengan sosialisai strategi
komunikasi kepada Masyarakat mengenai masalah sosial yang terjadi dan peneliti
juga melakukan observasi, dan menggunakan dokumen yang terkait dengan
Strategi komunikasi aparat kelurahan. Key Informan yang dibutuhkan untuk
mendukung penelitian ini dipastikan tidak hanya sekedar terlibat namun, juga
harus mengetahui bagaimana pendekatan strategi komunikasi yang dlakukan oleh
aparat kelurahan dalam mensosialisasikan masalah sosial masyarakat yang terjadi.
Untuk itu, key informan bisa ditentukan setelah melakukan penelitian terhadap
informan. Dari informan yang memenuhi syarat tersebut lalu dipilihlah menjadi
key informan. Dengan cara memilih secara purposive (sampling purposive)
berdasarkan keterlibatan serta kesediaan mereka untuk mengeksplorasi
pengalaman mereka secara sadar. namun juga menguasai, mengerti, dan
memahami pendekatan komunikasi seperti apa yang harus dilakukan (Ardianto,
2010) aparat kelurahan dalam memberikan sosialisasi tentang bahaya nya
penyakit masala sosial di sekitar kelurahan kota bambu utara.

26
Universitas Esa Unggul

Peneliti memilih untuk menjadi key informan. Alasannya karena aparat


kelurahan adalah salah satu elemen penting kehidupan masyarakat dalam
pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh kelurahan kepada masyarakat.
3.5.2 Informan
Informan merupakan seseorang yang dimanfaatkan peneliti untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.Syarat yang harus
dimiliki oleh seorang informan adalah orang yang terlibat langsung dengan
kegiatan. Menurut (Moleong, 2012) Untuk menentukan informan, peneliti
menggunakan sampling purposive. Sampling purposive merupakan cara memilih
orang-orang berdasarkan kriteria serta keterlibatan tertentu yang sesuai dengan
fokus penelitian. Kriteria yang digunakan peneliti dalam menentukan informan
adalah orang yang turut serta atau terlibat dalam strategi komunikasi aparat
kelurahan untuk menyosialisasikan masalah sosial masyarakat sekitar.
Peneliti memilih lurah sekaligus beberapa staff kelurahan karena beliau
terlibat langsung dalam dalam melakukan pendekatan komunikasi saat
menyesosialisasikan masalah sosial masyarakat yang terjadi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti melakukan obeservasi dan
wawancara secara mendalam dengan menggunakan pedoman wawancara
terhadap pihak-pihak yang terkait dalam mensosialisasikan strategi komunikasi
aparat kelurahan.
Menurut (Sugiyono, 2013) langkah yang paling utama dalam penelitian
yakni teknik pengumpulan data. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber
primer maupun sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada peneliti, dan sumber sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada peniliti. Teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan observasi, wawancara. Namun dalam penelitian ini,
teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melalui dua
metode, diantaranya sebagai berikut :
1. Wawancara
Menurut Bainster 1994 dalam (Poerwandi, 2013) wawancara adalah
percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

27
Universitas Esa Unggul

tertentu, dimana wawancara diarahkan untuk mencapai tujua tertentu. Wawancara


kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud memperoleh pengetahuan tentang
mana-mana sujektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti,
dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak
dapat dilakuan melalui pendekatan lain. Dengan melakukan wawancara, maka
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan jika hanya melalui observasi.
Wawancara terdapat beberapa bentuk, yaitu :
a. Wawancara informal, yakni proses wawancara sangat bergantung pada
pewawancara itu sendiri dan bergantung pada spontanitas dalam mengajukan
pertanyaan kepada terwawancara (Moleong, 2012)
b. Wawancara dengan pedoman umum, yakni dalam proses wawancara
peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan.
Pedoman wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses
dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat
seluruhnya tercakup (Moleong, 2012)
c. Wawancara baku terbuka, dalam bentuk wawancara ini menggunakan
pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya sama
untuk setiap responden. Keluwesan dalam mengadakan pertanyaan pendalaman
terbatas, dan bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan wawancara
(Moleong, 2012)
Tipe wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
dengan pedoman umum, dimana peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara
yang sangat umum, berisi isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan
pertanyaan. Teknik wawancara tersebut untuk menggali data secara langsung
dengan subjek yang terkait gambaran kreativitas yang dimiliki oleh subjek, bentuk
kreativitas subjek dalam mengembangkan media pembelajaran, dan cara subjek
dalam mengembangkan media pembelajaran.
Dengan demikian, peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur untuk
mendapatkan data secara langsung mengenai pendekatan komunikasi Polda Metro

28
Universitas Esa Unggul

Jaya dalam meluncurkan Aplikasi E-Dumas Presisi terkait kinerja Polri.


2. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengamati dan mencatat serta
sistematis gejala yang diselidiki. Secara umum, observasi berarti melihat dan
mengamati sendiri semua kegiatan yang berlangsung sesuai keadaan sebenarnya
dan memungkinkan memahami situasi yang rumit (Moleong, 2012). Observasi
dilakukan dengan mengamati dan melihat secara langsung fenomena yang terjadi
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Melalui observasi dapat diperoleh
gambaran secara langsung dengan jelas tentang sebuah fenomena sosial yang
terjadi di masyarakat.
Adapun jenis-jenis observasi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Observasi Partisipan.
Yaitu suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan oleh observer dengan ikut
mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.
b. Observasi Non Partisipan.
apabila observasi tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara
terpisah berkedudukan selaku pengamat (Sugiyono, 2013).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan obeservasi partisipan. Observasi
dilakukan secara langsung di wilayah kelurahan kota bambu utara. peneliti hanya
mengamati interaksi yang terjadi antara aparat kelurahan dan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Meskipun observasi dilakukan secara langsung, tetapi
peneliti berada di luar subjek yang diteliti dan tidak terlibat secara langsung dalam
keseluruhan.
3.7 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data digunakan untuk menentukan valid atau tidak nya
suatu temuan atau data yang diberikan peneliti, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji kredibilitas data atau uji kepercayaan terhadap hasil penelitian.
Derajat Kepercayaan (Credibility) Peneliti melakukan inkuiri sedemikian jelas
sehingga tingkat kepercayaan akan penemuannya dapat dicapai. Selain itu juga
dapat mempertunjukkan derajat kepercayaan dari hasil-hasil penemuan dengan
jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
Lincoln dan Guba yang dikutip dalam (Moleong, 2012) yang menyatakan

29
Universitas Esa Unggul

berdasarkan pada dasar kepercayaan yang berbeda. Sehingga penelitian kualitatif


memerlukan keabsahan data, Adapun kriterianya adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan (Credibility)
Peneliti melakukan penelitian dengan cara yang memungkinkan mereka hingga
mencapai tingkat kepercayaan pada hasil penemuannya yang dapat dicapai.
Selain itu juga tingkat realibilitas hasil dapat ditunjukkan melalui hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh sang peneliti pada banyak kenyataan
yang sedang diteliti.
2. Ketergantungan (Depenbility)
Peneliti mulai merasakan kejenuhan atau kebosanan karena keterbatasan yang
berhubungan dengan data yang dihasilkan. Namun hal tersebut tidak mengubah
kelengkapan fakta yang telah diperoleh oleh peneliti.
3. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara
konteks pengirim dan penerima. Peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan
semua kejadian yang berkaitan dengan konteks penelitian.
4. Kepastian (Confirmability)
Menetapkan suatu objektivitas dari semua sumber/data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian.
Berdasarkan fokus penelitian, maka kriteria yang relevasi untuk digunakan
dalam menentukan keabsahan data adalah derajat kepercayaan (credibility)
dengan teknik pemeriksaan triangulasi. Keabsahan data diterapkan dalam rangka
membuktikan kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan di lapangan.
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
teknik yang sama dan diperkuat dengan beberapa sumber yang berbeda, yaitu
apara kelurahan, Staff lurah, serta warga sekitaran kelurahan agar dapat
memperoleh data yang sesuai dengan kenyataan yangterjadi di lapangan. Teknik
yang digunakan untuk melacak kepercayaan data dalam penelitian ini ialah
dengan menggunakan teknik trianggulasi (trianggulation).
(Moleong, 2012) mendefinisikan triangulasi merupakan menjadi suatu teknik
yg melihat keabsahan data, memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data
tersebut, buat keperluan pengecekan atau bisa juga sebagai pembanding data

30
Universitas Esa Unggul

tersebut. Peneliti memakai triangulasi dengan menggunakan membandingkan data


wawancara, observasi, dan dokumen pendukung yang berkaitan menggunakan
penelitian.
Menurut Denzin dalam Lexy J. Moleong, membedakan empat macam
triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyidik, dan teori.
a) Triangulasi sumber
Adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dengan menggunakan
triangulasi sumber maka peneliti bisa membandingkan informasi yang
diperoleh melalui sumber yang berbeda Hal ini dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, menengah, dan tinggi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
b) Triangulasi metode
Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama.
c) Triangulasi penyidik
Dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya kredibilitas data
yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.
d) Triangulasi teori
Memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu dan dipadu. Untuk itu, diperlukan
rancangan penelitian, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap, dengan
demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif. Fakta tidak
dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian ini, Maka peneliti memilih

31
Universitas Esa Unggul

untuk menggunakan triangulasi sumber, dimana peneliti nantinya akan


membandingkan data wawancara, observasi, serta dokumen pendukung yang
berkaitan dengan penelitian. Pada penelitian ini, Data wawancara akan didapat
dari hasil wawancara key informan dan informan yang telah peneliti sudah
tentukan. Data observasi pada penelitian ini berupa pengamatan yang dilakukan
peneliti terhadap Aparat kelurahan yang melakukan kinerja seperti lurah dan
beberapa staff pendukung kelurahan sekligus pada masyarakat setempat yang
ikut terlibat. Dan data dokumen peneliti akan menggunakan arsip-arsip dan foto-
foto saat pengamatan dilakukan.
3.8 Teknik Analisis Data
Pengumpulan data ditempatkan sebagai komponen yang merupakan bagian
integral dari kegiatan analisis data. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, sajian data, penarikan simpulan
atau verifikasi. Menurut (Sugiyono, 2013), yang dimaksud dengan teknik analisis
data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.
Teknik anaisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
induktif. Analisis data induktif adalah penarikan kesimpulan yang berangkat dari
fakta-fakta khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Kegiatan ini
pun dilakukan dalam bentuk interaktif dalam proses pengumpulan data sebagai
suatu proses yang berlanjut, berulang dan terus menerus.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Mereduksi data dengan memilih hal-hal yang pokok dan lebih fokus pada hal-hal
yang penting, sehingga akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam
penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memfokuskan hasil wawancara,

32
Universitas Esa Unggul

observasi dan studi dokumentasi.


2. Sajian Data
Sajian data dapat diartikan sebagai upaya menampilkan, memaparkan, atau
menyajikan data. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan dalam bentuk
uraian singkat mengenai pendekatan strategi komunikasi aparat kelurahan dalam
memberikan informasi serta pemahaman terkait masalah sosial masyarakat yang
kerap terjadi di lingkungan kelurahan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari analisis data untuk
mengidentifikasi bagaimana pendekatan stretgi komunikasi yang dilakukan aparat
kelurahan dalam mensosialisasikan perihal masalah sosial masyarakat yang
terjadi. Adapun langkah yang ditempuh dalam penarikan kesimpulan ini adalah
dengan membuat kesimpulan berdasarkan data yang telah diproses melalui
reduksi dan sajian data penelitian.

33
Universitas Esa Unggul

BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Subyek Penelitian
Setelah peneliti menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang,
teori-teori dan metodologi yang digunakan dalam penelitian. Maka pada bab ini
peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian, dimana hasil penelitian
didapatkan dari proses pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Peneliti akan memaparkan data dan fakta yang ditemukan peneliti
mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh pihak kelurahan kota bambu
utara dalam mengatasi masalah sosial masyarakat sekitar melalui cara sosialisasi
serta kerja sama antara warga sekitar wilayah kelurahan.
4.1.1. Profil Kelurahan
Kelurahan Kota Bambu Utara merupakan kelurahan yang terbentuk akibat
pemekaran pada tahun 1993, dari Kelurahan Kota Bambu dipecah menjadi
dua Kelurahan yaitu Kelurahan Kota Bambu Utara dan Kelurahan Kota Bambu
Selatan. adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Palmerah, Jakarta
Barat.
Beralamat di Jl. Kota Bambu Utara II, RT.016/RE.3, Kode pos: 11420,
Telp. 021 5638671. Jumlah RW 9 dan Jumlah RT 108. Kelurahan Kota Bambu
Utara memiliki luas wilayah 63,58 Ha. Kelurahan Kota Bambu Utara merupakan
pemerintah Kelurahan yang terletak di Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tugas pokok dan fungsi kelurahan
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan
ketertiban umum.

34
Universitas Esa Unggul

Gambar 2.1
Peta Kelurahan Kota Bambu Utara

Tabel 2.1
Batas Wilayah Kota Bambu Utara

Batas Wilayah

1. Utara Jatipulo

2. Timur Kali Banjir Kanal

3. Selatan Jalan Kota Bambu Raya

4. Barat Jalan S. Parman

35
Universitas Esa Unggul

Gambar 3.1
Logo Jakarta Barat

Dari Kelurahan Kota Bambu Utara


4.1.2 Visi dan Nilai-Nilai Perusahan
 Visi Kelurahan Kota Bambu Utara
Mewujudkan Kelurahan Kota Bambu Utara yang bersih, indah, nyaman, menuju
kelurahan yang maju dan berbudaya.
 Misi Kelurahan Kota Bambu Utara
1. Menjadikan kelurahan dengan meningkatkan rasa kerukunan, kepedulian,
kebersamaan dan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.
2. Meningkatkan kebersihan lingkungan dengan penataan lingkungan yang tertib,
sehat dan nyaman.
3. Berupaya meningkatkan dan menciptakan ketentraman dan ketertiban umum di
wilayah Kelurahan Kota Bambu Utara.
4. Meningkatkan kinerja pegawai Kelurahan Kota Bambu Utara agar masyarakat
mendapatkan pelayanan yang terbaik, cepat dan tepat.
Dari Data Kelurahan Kota Bambu Utara

36
Universitas Esa Unggul

4.1.3 Struktur Organisasi


Gambar 4.1
STUKTUR ORGANISASI KELURAHAN KOTA BAMBU UTARA
KECAMATAN PALMERAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
TAHUN 2022

DRS. IMBANG DR. MEDIA


SANTOSO, M.SI CYANITA
LURAH Ka. PUSKESMAS
SUPARDI
BABINKAMTIMBMAS

DJUNAIDI
SEKERTARIS
ARIS ABDUL RAJAK KELURAHAN
BABINSA

ROTUA RITA RAHMAT


POL. PP PENGURUS
BARANG
RIRIN
ROKHAYATI
MARIO WIBOWO BENDAHARA
KA UNIT PTSP

OGI APRIADI
RAMADHAN
KASATLAK DUKCAPIL

EVI ALFIYAH
PLKB

RIZKI MAULANA NAZARUDIN MARWAN, S.AP


KASI. PEMERINTAHAN DAN KASI. EKONOMI KASI. KESEJAHTERAAN
KETERTIBAN PEMBANGUNAN & LH RAKYAT

DESRIMANSYAH SULARSIH
STAFF STAFF

37
Universitas Esa Unggul

4.2. Hasil Penelitian


Dalam Bab ini, Penulis akan membahas tentang Strategi Komunikasi Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam Melakukan sosialisasi pencegahan
peredaran narkotika. Berdasarkan kepada penelitian yang di lakukan maka dalam
bab IV ini penulis menggunakan teknik wawancara sebagai metode penelitian
utama untuk menganalisa dan membahas data yang di peroleh, wawancara yang
mendalam dengan narasumber atau informan sebagai bentuk pencarian data dan
observasi langsung, Proses wawancara penelitian sendiri berlangsung selama
kurang lebih satu pekan penuh, menyesuaikan dengan jadwal yang diminta oleh
para informan.
1. Menyusun Draf Pertanyaan Wawancara
Pada tahap ini peneliti membuat pedoman wawancara yang digunakan agar
wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini
disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pedoman wawancara ini berisi
pertanyaanpertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam
wawancara. Berdasarkan dari proses yang akan ditanyakan kepada informan
penelitian dengan menggunakan draft pertanyaan wawancara penelitian kepada
informan. Tahap ini dilakukan untuk mempermudah informan dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Karena sebelum masuk kedalam tahap
wawancara, informan akan membaca terlebih dahulu draft tersebut.
2. Melakukan wawancara
Pada tahapan selanjutnya, Peneliti membuat kesepakatan dengan informan
mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman
yang dibuat. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera
mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai. Untuk itu sebelum wawancara
dilaksanakan peneliti bertanya kepada informan tentang kesiapannya untuk
diwawancarai. Setelah informan bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat
kesepakatan dengan informan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan
wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara sesuai dengan
pedoman wawancara yang sudah peneliti buat sebelumnya. Nantinya pertanyaan
dalam pedoman wawancara tersebut bisa berkembang dengan sendirinya saat

38
Universitas Esa Unggul

informan yang kita wawancarai sudah memberikan pendapatnya, dan peneliti


merasa jika ada yang dapat ditangkap dari pendapat informan tersebut bisa
secepatnya ditanyakan ulang kepada informan.
3. Melakukan observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Dalam
penelitian ini peneliti melakukan observasi tidak langsung terjun dilapangan
bagaimana strategi komunikasi itu di lakukan dan hanya melakukan observasi
melalui sosial media Kelurahan Kota Bambu Utara.
4.2.1 Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam
Melakukan Sosialisasi Pencegahan Peredaran Narkotika
Kelurahan Kota Bambu Utara yang berlokasi di Kecamatan Palmerah, Jakarta
Barat ini mengandalkan sebuah strategi dalam melakukan atau melaksanakan
sebuah sosialisasi yang menyangkut tentang bahaya serta pencegahan peredaran
Narkotika yang ada di Jakarta Barat khususnya di daerah Kota Bambu Utara,
strategi tersebut dilakukan untuk memberikan kepercayaan dan antusias
masyarakat terhadap Aparat Kelurahan. Dalam strategi tersebut memiliki tujuan
untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar memahami akan masalah
sosial, memberantas peredaran Narkotika.
Sosialisasi merupakan langkah yang tepat untuk menyebarluaskan informasi
terkait Narkotika namun, di sisi lain sosialisasi memiliki kekurangan yang cukup
besar yaitu Kegagalan dalam menyampaikan sebuah informasi. Maka dari itu
Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara menggunakan strategi komunikasi agar
memberikan informasi tersebut menjadi tepat sasaran dan menyeluruh kepada
seluruh elemen masyarakat serta mengurangi kegagalan dalam berkomunikasi.
Perkembangan teknologi berkembang dari waktu ke waktu sosial media pun
juga sangat mudah kita temui sebagai media pembantu dalam menyampaikan
suatu informasi. Media paling efektif untuk memberikan komunikasi terhadap
publik. Penggunaan media sosial yang tepat, "memperkuat citra dan juga" Tentu
saja, reputasi lembaga itu sendiri, tetapi kesalahan dapat terjadi. Proses
penggunaan media sosial. Tentu bisa berakibat fatal. selesai Oleh karena itu,
penggunaan media sosial tentu harus disertai dengan proses yang cukup baik.
Pengembangan kapasitas dengan manajemen konten dan strategi komunkasi.

39
Universitas Esa Unggul

Dari hasil data yang peneliti lakukan di lapangan mengenai bagaimana strategi
komunikasi yang dilakukan oleh Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara melalui
suatu pemanfaatan media sosial dan juga melakukan penyuluhan Sosialisasi
secara langsung kepada masyarakat. Peneliti juga mendeskripsikan strategi yang
dapat digunakan oleh pihak Kelurahan Kota Bambu Utara yang ada di Jakarta
Barat tersebut, dalam proses penyampaian sebuah pesan serta berkomunikasi
melalui pemanfaatan media sosial serta melakukan penyuluhan secara langsung.
Mengenai sosialisasi pencegahan peredaran Narkotika yang dilakukan oleh
Aparat Kelurahan Kota bambu Utara, peneliti mendapatkan informasi mengenai
sosialisasi yang dilakukan diperoleh dengan melakukan wawancara kepada key
informan dan informan sebagai berikut.
Berikut ini adalah profil key informan dan informan yang di wawancarai :
1. Bapak Rizki Maulana adalah Kepala Seksi Pemerintahan dan Ketertiban di
Kelurahan Kota Bambu Utara selaku Key Informan
2. Bapak Yadi adalah Sebagai Lembaga Musyawarh Kelurahan (LMK) di
Kelurahan Kota Bambu Utara selaku Informan
3. Bapak Firmansyah adalah Sebagai Ketua RW di Kelurahan Kota Bambu
Utara selaku Informan
Sosialisasi pencegahan peredaran Narkotika oleh Kelurahan Kota Bambu
Utara, mengenai sosialisasi key informan dan informan memiliki pendapat yang
hampir sama, hanya saja berbeda pada saat mereka memberikan keterangan.
4.2.2 Strategi Yang Dilakukan Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam
Melaksanakan Sosialisasi
Strategi Aparat Kelurahan dalam melakukan sosialisasi pencegahan
penyebaran Narkotika banyak sekali penerapan strategi yang dilakukan guna
untuk dapat mensukseskan strategi komunikasi dalam sosialisasi yang dilakukan
oleh Kelurahan Kota Bambu Utara, selain itu strategi yang dilakukan Kelurahan
Kota Bambu Utara diperlukan penyusunan strategi yang perlu di terapkan dalam
melakukan strategi sosialisasi.
Berbicara tentang strategi komunikasi yang dipakai oleh pihak Aparat
Kelurahan dalam melaksanakan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika, pak
rizki maulana menuturkan bahwa ada beberapa strategi yang dilakukan seperti

40
Universitas Esa Unggul

dengan menggunakan pendekatan serta bekerja sama dengan beberapa elemen


masyarakat, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Dengan menggunakan
pendekatan seperti ini dapat memberikan hasil yang masksimal dalam
pelaksanaan sebuah sosialisasi.
“untuk strategi yang di pakai oleh kelurahan itu sendiri biasanya kita melakukan
kegiatan sosisalisasi. Entah itu bekerja sama dengan aparat setempat. Dan juga
bisa melakukan sosialisasi secara langsung terhadap para sekolah seperti smp,
smk yang berada di sekitaran lingkup kelurahan kota bambu utara., kemudian
melalui elemen masyarakat serta tokoh masyarakat yang menghimbau langsung
secara terorganisir kepada seluruh warga untuk selalu mematuhi mewaspadai dari
peredaran penyalahgunaan narkotika”.
Selain itu, strategi komunikasi sangat penting dalam kegiatan sosialisasi
tentang pencegahan penyebaran narkotika yang dimana barang haram tersebut
sangat berbahaya bagi masyarakat maka dari itu masyarakat harus memahami
tentang bahaya yang ditimbulkan oleh narkotika, menurut pak Yadi strategi yang
dipakai dalam pelaksanaan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika yaitu
tentang bagaimana memberikan informasi serta pengetahuan kepada warga untuk
bekerja sama dalam memberantas penyalahgunaan narkotika.
“baik, strategi pencegahan narkotika di kawasan kota bambu utara. kita ini harus
mencari letak ruang peredaran narkotika tersebut. Staff dan para anggota disini
ada satpol pp, fkdm, Lmk, lembaga kelurahan semuany kita harus bekerja sama
untuk mengetahui dari setiap tempat yang berada, yang rawan ditempat narkotika
tersebut. Ketika sudah di ketahui tempat dan sarang narkotika tersebut, kita
langsung menghimbau kepada tim untuk memantau lokasi tersebut. Dan kami
juga melakukan pendekatan namun tidak hanya masyarakat biasa saja melainkan
seluruh elemen masyarakat juga kita himbau untuk selalu waspada akan peredaran
narkotika. Strategi yang kami pakai yaitu mengajak, melakukan evokasi, membina
informasi kepada masa dan melakukan penggerakan perubahan massa itu strategi
kita”
Dalam hal ini menurut pak Firmansyah menambahkan strategi komunikasi
merupakan salah satu cara efektif untuk melancarkan proses dalam
menyampaikan informasi pada saat kegiatan sosialisasi pencegahan peredaran

41
Universitas Esa Unggul

narkotika. sehingga informasi yang diberikan lebih terarah dan terstruktur dalam
pelaksanaannya.
“jadi ketua rw menghimbau kepada seluruh rt dari 1 sampai 10 untuk melakukan
yang namanya rembuk rt, dalam kegiatan tersebut adanya pemberitahuan
informasi terkait peredaran narkotika yang mulai meresahkan warga kota bamboo
utara. Ketua rw juga menegaskan agar lebih di jaga dengan ketat untuk
membarantas peredaran narkotika itu sendiri dan jika adanya indikasi
mencurigakan di lingkungan tersebut, langsung di tindak lanjuti serta melaporkan
kepada pihak berwajib.”
Peneliti menyimpulkan dari hasil diatas bahwa strategi merupakan bentuk
untuk merancang suatu kegiatan, dengan Menyusun strategi menjadikan kegiatan
tersebut berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sehingga terjadinya
kesalahan atau pun kekeliruan sangat minim terjadi.
4.2.3 Upaya Yang Dilakukan Dalam Melaksanakan Sosialisasi Pencegahan
Peredaran narkotika.
Upaya yang perlu dilakukan oleh Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara
adalah mengupayakan agar peredaran dan penyebaran narkotika di kota bambu
utara Jakarta barat khususnya di kawasan kelurahan kota bambu utara para warga
yang masih saja tidak begitu paham akan pengetahuan bahaya nya narkotika
Berkampanye dengan memanfaatkan seperti media sosial, media cetak dan
melakukan strategi komunikasi serta penyuluhan sosialisasi secara langsung
merupakan upaya yang dilakukan oleh aparat kelurahan kota bambu utara agar
masyarakat menjadi teredukasi dan mendapatkan informasi dari adanya sosialisasi
yang dilakukan kelurahan kota bambu utara.
Ketika ditanya oleh peneliti tentang upaya yang dilakukan oleh pihak
Aparat Kelurahan dalam melakukan strategi komunikasi melalui sosialisasi, Pak
Rizki sebagai pelaku pada saat sosialisasi mengatakan.
“selain dengan sosialisasi, bisa juga menggunakan spanduk yang dibuat yang
bertuliskan dari penyalahgunaan narkoba itu sendiri. Nanti spanduk teresebut akan
dipasang di sekitaran jalan kota bambu utara. Dengan adanya spanduk tersebut
pun dapat juga memberikan edukasi serta kesadaran terhadap masyarakat selain
melalui kegiatan sosialisasi.”

42
Universitas Esa Unggul

Pendapat selanjutnya memiliki kesamaan dari pak yadi sebagai Staff LMK
kelurahan, ia mengatakan pada saat pelaksanaan strategi komunikasi kurang lebih
sama seperti sosialisasi pada umumnya. Dalam dalam upaya strategi komunikasi
yang dilakukan dengan cara sosialisasi oleh aparat kelurahan yang
mengadakannya dan juga tidak hanya melaksanakan sosialisasi namun juga
melalui kampanye seperti pembuatan spanduk yang nanti nya akan di lihat
langsung oleh masyarakat yang bertujuan untuk membantu memperlancar strategi
komunikasi serta memberikan kesadaran terhadap warga akan bahaya
penyalahgunaan barang haram tersebut.
“baik, disini ada rukun warga, rukun tetangga disini kita akan panggil setiap rw
kita, untuk memberikan arahan kepada mereka, artinya pak rw dan pak rt
melakukan terjun langsung untuk mengetahui komunikasi yang terjadi pada warga
tersebut. Dimana yang ada keberadaan dari peredaran narkotika di wilayah
tersebut”.
Ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama pak firmansyah sebagai
rukun warga kelurahan kota bambu utara memberikan penjelasan yang kurang
lebih sama dengan apa yang di utarakan oleh pak rizki dan pak yadi, beliau
menuturkan dalam strategi komunikasi tersebut tidak hanya melakukan sosialisasi
saja namun juga memantau perkembangan akan masalah narkoba agar lebih
memberikan pengetahuan kepada warga agar lebih waspada serta menindaklanjuti
jika ada kejanggalan di wilayah tersebut.
“ya kurang lebih penjelasan saya sama dengan penjelasan pak rizki dan pak yadi
yang dimana tentang apa saja yang dilakukan oleh kami selaku pihak yang
melaksanakan strategi komunikasi terhadap masyarakat disamping itu juga kami
tidak hanya memberikan sosialisasi tentang pencegahan peredaran narkotika saja
namun kita juga memantau nih apakah masih banyak yang menutupi akan
peredaran narkotika di wilayah tersebut, dan berapa banyak yang masih
melanggar akan penyalahgunaan barang haram tersebut, seperti itu.”
Seluruh Elemen masyakarat yang menaungi harus memberikan edukasi
tentang peredaran narkotika. Sehingga dapat memberikan pesan yang mudah
dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat tidak hanya beberapa target masyarakat
saja, namun disisi lain komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam

43
Universitas Esa Unggul

memberikan pengetahuan tentang narkotika sehingga keberhasilan tidak hanya


bergantung dari pesan saja namun juga dari komunikasi yangn dilakukan agar
menjadi tolak ukur dalam kesuksesan sebuah strategi komunikasi terhadap
masyarakat.
4.2.4 Pihak yang membantu menjalankan sosialisasi pencegahan peredaran
narkotika
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal Aparat Kelurahan Kota Bambu
utara pastinya perlu melibatkan beberapa pihak yang membantu guna
mempermudah informasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh Aparat Kelurahan
Kota Bambu Utara dalam melaksanakan sosialisasi pencegahan peredaran
Narkotika. Pada pelaksanaan sosialisasi tentang pencegahan peredaran Narkotika
pihak yang bersangkutan terhadap kegiatan ini merupakan tim yang sudah
dibentuk dari Dinas Kelurahan sehingga dengan di bentuknya tim ini membuat
seluruh pekerjaan menjadi terstruktur dan tepat.
Menurut pak rizki maulana pihak yang terlibat tidak hanya dari tenaga
aparat kelurahan saja, tetapi kita bekerja sama dengan BNN, kepolisian serta
dengan 3 pilar yang berada dikelurahan yaitu bimaspol, babinsa dan juga lurah
sekaligus fkdm, rw. mereka semua saling membantu, ada beberapa pihak dari luar
(eksternal) yang membantu mensukseskan kegiatan sosialisasi ini seperti tokoh
masyarakat, dan elemen lain pun ikut turut membantu melancarkan kegiatan
sosialisasi ini.

“Seluruh elemen lapisan masyarakat turut dilibatkan karena kalau semua tidak
terlibat akan sulit untuk menyampaikan kepada eluruh lapisan masyarakat karena
tidak semua masyarakat akan mendengarkan apa yang kami sampaikan pada saat
sosialisasi berlangsung maka dari itu kami meminta bantuan kepada pihak – pihak
lain untuk melancarkan kegiatan sosialisasi tentang pencegahan peredaran
narkotika di kelurahan kota bambu utara.”
Pak firmansyah mengatakan dari pihak RW pun tetap melakukan kerja
sama dengan para Rt untuk melakukan koordinasi terkait sosialisasi strategi
komunikasi bersama. Kegiatan tersebut yang di namakan Rembug RT bertujuan
untuk memberikan informasi terkait daerah-daerah rawan dari peredaran narkotika

44
Universitas Esa Unggul

di kelurahan kota bambu utara. Dan kita juga melakukan kerja sama dengan warga
serta tokoh masyarakat agar selalu waspada serta menjaga keamanan dan
ketertiban di wilayah kelurahan kota bambu utara
“ya kami dari pihak seluruh Rw dikelurahan kota bambu utara sudah melakukan
koordinasi besar-besaran untuk melakukan kerja sama antara seluruh lapisan
masyarakat dalam penanggulangan peredaran narkotika di wilayah kita.
Alhamdulilah juga pun kita dibantu dari pihak Bnn, kepolisian, babinsa, bimas
serta satpol pp dalam mensukseskan strategi komunikasi dalam bentuk sosialisasi
ini.”
Dalam hal ini pihak aparat kelurahan serta jajaran nya bekerja sama penuh
terkait dengan kegiatan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika. Pak yadi
mengatakan sama seperti informasi dari pak rizki dan pak firmansyah bahwa
seluruh elemen lapisan masyarakat wajib ikut serta untuk terlibat ke dalam
kegiatan sosialisasi ini dan juga ada pihak dari eksternal pun ikut turut membantu
seperti Bnn, kepolisian, bimas, babinsa, satpol pp serta tokoh masyarakat yang
membantu melancarkan komunikasi kepada masyarakat terkait bahaya dari
narkotika itu sendiri.
“kita semua harus terlibat dalam pengawasan narkotika tersebut. Semua
lapisan masyarakat di ikut sertakan karena demi menciptakan lingkungan yang
aman dan terbebas dari narkotika. seluruh lapisan masyarakat harus membantu
menjaga masuk nya barang haram tersebut ke wilayah kelurahan kota bambu
utara. Selain melakukan nya melalui kegiatan sosialisasi secara langsung kepada
warga, kita pun menggunakan media sosial serta media cetak lain nya, seperti
membuat postingan di media sosial dan juga pembuatan banner akan bahaya dari
narkoba.”
Dari keterangan di atas peneliti menyimpulkan seluruh pihak akan terlibat
ke dalam kegiatan sosialisasi terkait pencegahan peredaran narkotika pihak yang
membantu tidak hanya dari dalam melainkan dari pihak luar pun ikut serta dalam
membantu melaksanakan kegiatan strategi komunikasi ini, untuk memberikan
pengetahuan terhadap seluruh masyarakat agar selalu menjaga lingkungan dari
bahaya narkotika, melaporkan jika ada sesuatu yang mencurigakan serta dalam
melakukan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan bebas narkoba.

45
Universitas Esa Unggul

4.2.5 Target dalam pelaksanaan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika


Semua masyarakat di kelurahan kota bambu utara menjadi target utama
dalam pelaksanaan sosialisasi bahaya peredaran narkotika, karena peredaran
narkotika itu sendiri tidak mengenal jenjang usia dan siapa saja dapat terjerumus
dalam barang haram tersebut. Oleh karena itu aparat kelurahan melakukan
sosialisasi untuk memberikan informasi sekaligus pengetahuan kepada semua
masyarakat kota bambu utara tentang dampak negatif dari narkotika.
Dikalangan anak muda saat ini rentang terpapar narkotika, sebab, mereka
memiliki rentan waktu yang sangat panjang dalam mengkonsumsi narkotika.
Karena pada saat anak muda menggunakan narkoba maka rentang penggunaan
jangka panjang. Sehingga salah satu kelompok masyarakat yang rawan terpapar
penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang 15-35 tahun
atau generasi milenial. Pada saat ini banyak factor yang mempengaruhi
masyarakat dalam penyalahgunaan narkotika.
Latar belakang dari keluarga yang membuka peluang untuk melampiaskan
nya kepada narkoba, keliru dalam memilih pergaulan dan lingkungan sosial
ketidakmampuan dalam adaptasi dengan lingkungan dan berada pada situasi sulit
hingga depresi dan kecemasan. Masih banyak lagi faktor penyebab
penyalahgunaan narkoba yang masih menjadi misteri mengapa penyalahgunaan
narkoba seakan menjadi momok dalam perkembangan dan Kesehatan generasi
dimasa depan. Dan itu menjadi tanggung jawab aparat kelurahan serta seluruh
masyarakat di sekitar kelurahan kota bambu utara untuk bekerja sama melakukan
pemberantasan penyalahgunaan narkoba di wilayah tersebut. yang menjadi target
khusus dalam sosialisasi pencegahan peredaran narkotika di wilayah kota bambu
utara. sosialisasi ini pun berisi informasi tentang pencegahan peredaran narkotika
yang merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan bagi generasi muda, sekaligus
memberikan pengetahuan mengenai pemberantasan narkotika kepada warga agar
masyarakat mengetahui cara penanggulangan dari bahaya yang ditimbulkan oleh
barang haram tersebut. Pak rizki maulana mengatakan yang menjadi target
pertama yaitu para generasi muda atau anak milenial yang masih remaja terlebih
dahulu karena menurut beliau para generasi muda ini mudah terpengaruh oleh
beberapa factor yang terjadi untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.

46
Universitas Esa Unggul

“kalau di lingkungan kelurahan kota bambu utara sendiri sih yang menjadi target
yaitu kalangan generasi anak milenial atau para remaja yang menjadi target
khusus karena untuk jenjang umur mereka menjadikan rentang akan terkena dan
terpengaruhi oleh barang haram tersebut. Kemudian kita menjadikan para orang
tua target selanjutnya agar bisa memantau serta memberikan pengetahuan kepada
para anggota keluarga agar tidak mudah terpengaruh oleh pihak luar.”
Dalam hal ini target khusus dalam penyampaian kegiatan sosialisasi
pencegahan penyalahgunaan narkoba seperti yang dikatakan oleh pak rizki
maulana target dalam sosialisasi pencegahan peredaran narkotika yaitu para
remaja, orang tua dan tokoh masyarakat. jadi tidak terpaku kepada satu target saja
melainkan seluruh pihak terkait khususnya lapisan masyarakat.
Pak yadi memberikan penjelasan yang sama terhadap target yang dituju
oleh pada saat kegiatan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika di sekitar
kelurahan kota bambu utara beliau mengatakan seluruh elemen masyarakat
adalah target dalam penyampaian informasi tentang dampak negative dari
penyalahgunaan narkoba namun ada beberapa target khusus dan itu para remaja
yang rentan terkena. Sehingga masyarakat secara menyeluruh dapat memahami
tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
“untuk targetnya sendiri yaitu seluruh lapisan masyarakat, remaja, orang tua,
tokoh masyarakat. Kalau untuk target khusus nya yaitu para remaja yang dimana
mereka itu mudah terpengaruh oleh facto-faktor yang bisa menjerumuskan mereka
dalam penggunaan narkotika.
Dalam sosialisasi pencegahan peredaran narkoba ini memiliki target
khusus karena informasi tentang narkoba merupakan masalah sangat serius yang
sedang di hadapi oleh aparat kelurahan dan masyarakat. Pak firmansyah
menuturkan penjelasan bahwa para aparat kelurahan dan seluruhh rw serta rt
melakukan kerja sama pada saat sosialisasi. kami memberikan informasi tidak
hanya kepada si target khusus itu melainkan kepada seluruh masyarakat menjadi
prioritas utama dalam memberikan informasi ini, oleh sebab itu informasi tentang
penyalahgunaan narkotika harus sampai ke telinga seluruh lapisan masyarakat
agar dapat memutus mata rantai peredaran narkotika ini.
“kalau dalam sosialisasi bagi kami lakukan semua warga menjadi target ya artinya

47
Universitas Esa Unggul

tidak hanya target yang special yang kita beri informasi tetapi, kita memberikan
informasi kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat mempermudah proses
dari strategi komunikasi aparat kelurahan dengan cara saling bekerja sama. seperti
halnya sosialisasi lain nya mengenai narkoba seluruh masyarakat wajib
mengetahui akan bahaya penyalahgunaan barang haram tersebut.”
Peneliti menyimpulkan bahwa bahwa target dalam sosialisasi pencegahan
peredaran narkotika adalah seluruh lapisan masyarakat dan lebih di khususkan
yaitu para kalangan remaja yang dimana mereka adalah generasi penerus untuk
bisa melanjutkan cita cita serta harapan bangsa Indonesia. Dan adapun langkah
kerja sama antara seluruh elemen masyarakat dari aparat kelurahan, kepolisian,
para rukun warga dan rukun tetangga, para orang tua serta tokoh masyarakat
dalam menjaga ketertiban lingkungan agar terbebas dari peredaran serta
penyalahgunaan barang haram tersebut.
4.2.6 Harapan aparat kelurahan dalam strategi komunikasi dalam mengatasi
peredaran narkotika
Harapan yang di inginkan oleh aparat kelurahan serta seluruh pihak
lapisan masyarakat yang bekerja sama dalam kegiatan strategi komunikasi dalam
bentuk sosialisasi pencegahan peredaran narkotika dikelurahan kota bambu utara
yaitu agar masyarakat lebih aware dan lebih tau akan bahaya narkoba itu sendiri,
baik dilingkungan keluarga dan masyarakat serta pribadi diri sendiri. Dan juga
penyampaian informasi dan edukasi yang dilakukan bisa sampai ke telinga
seluruh lapisan masyarakat, agar kedepannya masyarakat mengetahui cara
penanggulangan dari peredaran narkotika di wilayah mereka agar bisa
menciptakan lingkungan yang bersih dan terbebas dari peredaran serta
penyalahgunaan narkotika itu sendiri. Pak rizki maulana menjelaskan bahwa
harapan dari seluruh aparat kelurahan itu sendiri agar masyarakat bisa lebih
peduli, lebih mengetahui akan bahaya dari penyalahgunaan narkotika untuk
jangka kedepannya.
“untuk saya pribadi serta seluruh aparat kelurahan yang menjalankan strategi
komunikasi khusus untuk mengatasi masalah sosial dikelurahan kota bambu utara
ini adalah peredaran dan penyalahgunaan narkotika oleh beberapa oknum yang
membuat lingkungan menjadi kotor akan keberadaan barang haram itu, harapan

48
Universitas Esa Unggul

nya sendiri agar masyarakat bisa lebih peduli akan bahaya dari barang haram
tersebut yang dimana narkoba itu sendiri dapat mempengaruhi masa depan dari
para kalangan remaja dan masa depan bangsa, karena para pemuda lah sebagai
penerus bangsa.”
Sosialisasi pencegahan peredaran narkoba ini pun sangatlah mempunyai
pengaruh besar serta memiliki harapan baik yang begitu besar untuk semua
masyarakat, agar narkoba bisa diberantas dengan baik. Pak yadi menuturkan
bahwa tidak hanya aparat kelurahan beserta jajaran nya yang memiliki harapan
tentang sosialisasi terhadap warga mengenai pencegahan dan peredaran narkotika
dikelurahan kota bambu utara. Tetapi seluruh lapisan masyarakat juga memiliki
harapan yang baik untuk wilayah mereka kedepan nya agar terbebas dengan
adanya keberadaan narkotika itu sendiri.
“harapan kita, dan harapan semua terbebas dari narkotika, terbebas dari segala
macam marabahaya lebih khususnya narkotika, diharapkan warga kota bambu
utara bersih dari obat-obatan terlarang dan itu harapan kita semua.”
Dalam hal ini seluruh aparat kelurahan beserta elemen masyarakat terkait
kegiatan strategi komunikasi yang berbentuk kegiatan sosialisasi narkotika yang
di lakukan oleh aparat kelurahan serta para pihak dalam maupun luar yang bekerja
sama untuk melangsungkan kegiatan tersebut. Pak firmasnyah pun juga
memberikan komentar terkait harapan yang di inginkan olehnya dan par Rukun
warga serta rukun tetangga.
“Harapan saya selaku ketua Rw di lingkungan kelurahan kota bambu utara ini
sama hal nya dengan yang dikatakan oleh pak rizki serta pak yadi yaitu kita ingin
di wilayah ini agar bersih dari narkoba serta para warga nya tidak lagi mudah
terjerumus kedalam lubang hitam narkoba itu sendiri karena hal tersebut
mempunyai dampak negatif untuk siapapun yang melakukan penyalahgunaan
narkotika, dan kita berharap baik untuk para seluruh masyarakat agar melakukan
pemberantasan narkoba di wilayah kota bambu utara dan bisa menciptakan
lingkungan bebas narkoba.”
Dari keterangan di atas peneliti menyimpulkan bahwa seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika ini mampunyai
harapan yang begitu besar kepada seluruh masyarakat sekitar agar mulai sadar

49
Universitas Esa Unggul

akan bahaya dari narkotika, dan bisa melakukan pemberantasan barang haram
tersebut dengan baik. Serta di harapkan juga masyarakat agar selalu mematuhi
ketentuan hukum yang berlaku terkait penyalahgunaan narkotika.

50
Universitas Esa Unggul

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada era modern saat ini penggunaan media itu sangatlah mempunyai arti
penting dan makna tersendiri untuk melakukan segala hal dalam memberikan
informasi seperti contohnya sosialisasi kepada masyarakat. Aparat kelurahan kota
bambu Utara dalam melakukan kegiatan sosialisasi menggunakan 2 cara yaitu
sosialisasi melalui media sosial dan sosialisasi terjun langsung kepada
masyarakat. Pada era modern sekarang pun mendapatkan informasi sudah bisa
melalui media sosial karena media sendiri sangat mempunyai pengaruh dalam
memberikan dan menyebarluaskan segala bentuk informasi khususnya informasi
(P4GN) akan bahaya pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika. Berbagai upaya dan strategi yang digunakan oleh pihak aparat
kelurahan beserta para pihak yang membantu dalam menyampaikan informasi
serta pesan dengan baik kepada masyarakat. Dalam pemaparan di bab sebelumnya
maka temuan peneliti dalam penelitian tersebut yaitu :
Menurut Craig dan Grant (1996) mendefinisikan “strategi adalah
penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals)
sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives).”
Dalam kenyataannya Aparat kelurahan kota bambu utara mempunyai
strategi untuk menunjang pelaksanaan sosialisasi dan tujuan dari sosialisasi
tersebut. Supaya seluruh masyarakat dapat mengerti serta paham cara melakukan
pencegahan dan pemberantasan dalam penyalahgunaan narkotika di wilayah
tersebut. Dalam strategi nya pihak aparat kelurahan kota bambu utara dengan
melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat maupun melalui media sosial.
Pada pelaksanaan sosialisasi para pihak aparat kelurahan kota bambu utara sendiri
tidak hanya memberikan informasi terkait pencegahan peredaran narkotika saja,
tetapi dengan melalui pendekatan secara langsung terhadap masyarakat dengan
diadakannya pemberian pengetahuan terkait ciri-ciri pengguna narkotika dan lain
sebagainya.

51
Universitas Esa Unggul

Maka strategi yang digunakan oleh pihak aparat kelurahan kota bambu
utara yaitu dengan melakukan pendekatan dan mengajak kepada seluruh
masyarakat untuk selalu waspada serta berhati-hati dalam pengawasan wilayah
dari peredaran narkotika dan lain sebagainya, dengan menggunakan strategi
persuasif atau mengajak masyarakat dan juga melakukan kerja sama dari berbagai
pihak eksternal aparat kelurahan seperti para tokoh masyarakat sekitar supaya bisa
melanjutkan pesan serta informasi kepada masyarakat. Kehadiran tokoh
masyarakat adalah salah satu cara untuk memberikan kepercayaan kepada
masyarakat. Tokoh masyarakat sendiri sebagai influence sehingga menjadi tokoh
kunci untuk membantu menyebarluaskan informasi yang didapat. Diharapkan
dapat mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap peredaran
barang haram tersebut.
Gambar 5.1
Pihak Aparat kelurahan serta media komunikasi dalam melakukan
kegiatan rembuk bersama pihak eksternal untuk sosialisasi pencegahan
peredaran narkotika

Tujuan dari pihak Aparat kelurahan dalam melakukan sosialisasi tersebut


adalah untuk memberikan informasi terkait pencegahan peredaran narkotika.
Memberikan edukasi dan agar dapat membantu untuk memberantas dari peredaran

52
Universitas Esa Unggul

narkotika di wilayah kota bambu utara. Pada pernyataan diatas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh pihak aparat kelurahan kota
bambu utara tidak hanya memberikan edukasi kepada target khusus mereka, akan
tetapi dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut juga memberikan edukasi serta
informasi kepada seluruh masyarakat tidak terkecuali, dalam strategi yang
dilakukan aparat kelurahan tidak hanya terpaku pada satu fokus saja melainkan
seluruh aspek di berikan edukasi agar mencapai ketentuan yang sudah ditetapkan
disamping itu juga sebelum pelaksanaan sosialisasi tentu saja pihak aparat
kelurahan dengan pihak yang berkontribusi dengan pihak yang eksternal. Dan
tentu saja pihak pihak aparat kelurahan memberikan informasi tidak hanya
melalui sosialisasi saja melainkan juga melalui instagram dan media cetak seperti
spanduk, leaflet, banner dan lain sebagainya.
Proses upaya yang dilakukan oleh pihak kelurahan kota bambu utara
dalam mengkomunikasikan dalam sosialisasi pencegahan peredaran narkotika,
aparat kelurahan kota bambu utara memberikan informasi dan edukasi terkait
dengan pencegahan peredaran narkotika kepada seluruh masyarakat, selain itu
tidak hanya memberikan informasi saja namun juga melakukan pendekatan
terhadap warga melalui terjun langsung kepada warga dengan memberikan
leaflet,spanduk serta bekerja sama dengan pihak kepolisian serta BNN untuk
memberikan informasi terkait gejala serta ciri-ciri dari penyalahgunaan narkotika.
Sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat tentu saja pihak
aparat kelurahan sendiri yang bekerja sama dengan pihak eksternal kelurahan
melakukan rencana dahulu sebelum melaksanakan sosialisasi agar tidak
menemukan kegagalan atau kesalahan dalam penyampaian informasi kepada
masyarakat sehingga memahami seluruh pesan informasi yang diberikan oleh
pihak aparat kelurahan kota bambu utara. Pada proses komunikasi terhadap
sosialisasi strategi komunikasi aparat kelurahan kota bambu utara merupakan
suatu rencana yang harus tepat agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai, pihak
aparat kelurahan melakukan berbagai upaya seperti pendekatan kepada tokoh
masyarakat, kampanye, pembuatan spanduk serta leaflet dan lain-lain sebagai
membantu dalam penyampaian informasi dan edukasi terhadap masyarakat.

53
Universitas Esa Unggul

Gambar 6.1
Media Sosial Instagram, Pemberian edukasi kepada pihak eksternal yang
membantu sosialisasi pencegahan peredaran narkotika

Gambar diatas menunjukan berupa upaya yang dilakukan oleh pihak


aparat kelurahan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat agar selalu
waspada dan dapat melakukan pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, selain itu masyarakat harus tetap bisa menjaga diri dari
penyalahgunaan narkotika di wilayah kota bambu utara. Pemberian informasi
yang di lakukan oleh para pihak aparat kelurahan agar masyarakat bisa memahami
pesan yang disampaikan agar bisa menciptakan suatu lingkungan yang bersih dan
terbebas dari jeratan barang haram yang sudah lama berada di wilayah kota
bambu utara, yang menjadikan wilayah kota bambu utara mendapatkan julukan
kampong narkoba oleh para masyarakat.
Dalam hal ini peneliti dapat mengetahui upaya yang dilakukan melalui
wawancara dengan informan dalam melakukan sosialisasi agar masyarakat lebih
mengetahui dan memahami akan pentingnya dari sosialisasi yang telah diberikan.
Selain itu dengan berbagai upaya yang dilakukan seperti sosialisasi terhadap
masyarakat pun pihak aparat kelurahan kota bambu utara dengan terjun langsung
dan pembuatan leaflet serta banner informasi narkotika sehingga memberikan

54
Universitas Esa Unggul

harapan dapat membantu masyarakat untuk terus melakukan pencegahan serta


pemberantasan dari peredaran narkotika di wilayah tersebut.
Schroder (1989) menjelaskan bahwa, strategi operasi merupakan suatu visi
fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk
pengambilan keputusan. Menurut Haming dan Mahfud (2011) mendefinisikan
strategi operasi sebagai alat untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan melalui
kegiatan operasi-produksi. Strategi operasi juga mampu sebagai perumusan
keputusan mengenai desain proses, pemilihan teknologi produksi, penentuan skala
produksi, perencanaan dan pengendalian sediaan, serta pemilihan lokasi.
Sedangkan Reid dan Sanders (2016) menyampaikan definisi strategi operasi yaitu,
suatu rencana seperti penetapan desain dan menggunakan sumber ini untuk
mendukung strategi bisnis. Hal tersebut meliputi, lokasi, ukuran, jenis fasilitas
yang tersedia, keterampilan pekerja dan diperlukan bakat seperti, penggunaan
teknologi,diperlukan sistem proses khusus, peralatan khusus dan metode
pengendalian kualitas.
Pada saat proses kegiatan berlangsung ada beberapa pihak yang membantu
dalam menjalankan kegiatan sosialisasi, pihak membantu dalam proses kegiatan
sosialisasi melibatkan beberapa pihak yang ada di lingkup kelurahan kota bambu
utara dari pihak eksternal maupun internal yang turut membantu dalam proses
pelaksanaan kegiatan sosialisasi seperti tokoh masyarakat, para Rt/Rw, dan lain
sebagainya sehingga diharapkan dapat membantu dalam melancarkan kegiatan
sosialisasi tentang pencegahan peredaran narkotika.
Pada saat pihak yang terkait merupakan sebagai acuan untuk masyarakat
agar mau memahami dan memperhatikan pada saat melaksanakan sosialisasi
tentang pencegahan peredaran narkotika ini dikarenakan sangat berbahaya akibat
penyalahgunaan barang haram tersebut. Menggunakan pihak eksternal dari aparat
kelurahan kota bambu utara merupakan langkah yang efektif dan tepat untuk
memberikan pemahaman terhadap masyarakat, dapat menimbulkan rasa
kepercayaan terhadap materi yang diberikan kepada masyarakat.
Keutamaan yang didapat disampaikan oleh pihak aparat kelurahan saat
peneliti melakukan wawancara ada yang memberikan keterangan bahwa ada dari
pihak luar yang membantu proses pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan itu sangat

55
Universitas Esa Unggul

membantu pihak aparat kelurahan dalam menyampaikan strategi komunikasi


untuk mencegah peredaran narkotika di daerah kota bambu utara. Menurut mereka
pun masyarakat perlu ada pemahaman serta dorongan yang lebih mendalam
terhadap kegiatan tersebut, sehingga dengan adanya bantuan dari pihak eksternal
kelurahan pada saaat kegiatan yang sedang berlangsung dapat memberikan efek
yang cukup baik untuk masyarakat agar bisa lebih memahami cara pencegahan
serta pemberantasan narkotika yang telah disampaikan.
Gambar 7.1
Pihak Bimas dan Babinsa membantu dalam kegiatan sosisalisasi
dikelurahan

Seperti gambar diatas bukan hanya pihak aparat kelurahan kota bambu
utara saja yang melakukan kegiatan sosialisasi tetapi ada pihak lain yang
membantu untuk melancarkan kegiatan tersebut seperti pihak kepolisian dan tni
setempat yang turut membantu, dengan ada pihak lain yang ikut serta diharapkan
agar masyarakat bisa lebih memahami akan materi yang diberikan dalam kegiatan
sosialisasi berlangsung.
Pihak yang membantu aparat kelurahan dalam kegiatan tersebut tentu saja
merupakan tokoh yang sudah dipilih oleh pihak aparat kelurahan kota bambu
utara untuk membantu dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut. Menurut
para pihak aparat kelurahan sendiri yang peneliti wawancarai dengan
menggunakan pihak yang lain selain aparat kelurahan sendiri dapat memberikan
efek yang baik dalam memberikan informasi dan berita terhadap masyarakat,
karena seringkali masyarakat sekitar mengabaikan informasi serta himbauan yang
diberikan oleh pihak aparat kelurahan terkait menjaga wilayah dari penjualan

56
Universitas Esa Unggul

narkotika, pemberantasan penyalahagunaan serta peredaran dan lain sebagainya.


Maka dari itu adanya pihak eksternal yang membantu aparat kelurahan dalam
melancarkan strategi komunikasi demi pemberantasan peredaran narkotika di
wilayah kota bambu utara, dapat membantu memberikan pemahaman yang tepat
kepada masyarakat akan bahaya dari penyalahgunaan narkotika yang dapat
menyerang siapa saja di wilayah kota bambu utara, tidak mengenal rentan usia
yang ada. Oleh karena itu pihak eksternal sangatlah mempunyai peran penting
untuk membantu kinerja aparat kelurahan kota bambu utara dalam penyampaian
informasi dan pesan perihal bahaya narkotika serta cara pencegahan peredaran
narkotika.
Menurut Agustin (2014), sosialisasi merupakan sebuah proses seumur
hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup,
norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang
menjadi pribadi yang diterima pada kelompoknya. Sedangkan menurut Gunawan
(2012:198), sosialisasi merupakan proses penyampaian sesuatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,
perilaku baik langsung maupun tidak langsung, Sehingga dapat di gunakan dalam
aktivitas masyarakat.
Dalam melakukan suatu proses sosialisasi pastinya memiliki ketentuan
yang diciptakan demi tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu kepentingan
mengenai sebuah informasi yang ingin disampaikan oleh pihak aparat kelurahan
kota bambu utara kepada target yang dituju tetapi tidak hanya kepada siapa
informasi dan edukasi itu di diberikan melainkan tentang tercapainya pemahaman
masyarakat terhadap apa yang sudah diberikan oleh pihak aparat kelurahan kota
bambu utara. Seluruh masyarakat kota bambu utara menjadi target yang harus
diberikan pemahaman serta informasi terkait bahaya penyalahgunaan serta
peredaran narkotika itu sendiri.
Pada sebuah sosialisasi sendiri tentu saja tidak hanya mengandalkan
informasi saja namun gaya komunikasi menjadi tolak ukur suatu dalam
keberhasilan sosialisasi, agar dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari
masyarakat pihak aparat kelurahan demi melakukan survey terlebih dahulu demi
mempersiapkan segala keperluan untuk keperluan melaksanakan sosialisasi baik

57
Universitas Esa Unggul

secara langsung maupun secara online atau daring agar tidak menemui kegagalan
dalam prosesnya. Dan juga pihak aparat kelurahan untuk menyusun materi dengan
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh para masyarakat sekitar,
pihak yang akan melaksanakan kegiatan sosialisasi untuk melakukan survey
terlebih dahulu baik ke tempat yang akan dijadikan tempat sosialisasi secara
langsung maupun online. Sehingga dapat mengetahui kriteria masyarakat sekitar
sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi pencegahan peredaran narkotika di
wilayah kota bambu utara telah dipersiapkan dengan baik dari materi,edukasi
yang telah dibuat demi menunjang keberhasilan kegiatan sosialisasi.
Gambar 8.1
Pemberian materi oleh aparat kelurahan kepada pihak eksternal yang membantu
kegiatan sosialisasi

Seperti gambar diatas bahwa pihak aparat kelurahan sedang memberikan


edukasi kepada pihak eksternal yang membantu kelurahan kota bambu utara. Dan
target pada kegiatan tersebut tidak relatif khusus untuk diberikan edukasi artinya
tidak terpaku (Khusus) melainkan diberikan secara keseluruhan kepada
masyarakat sekitar wilayah kota bambu utara, agar masyarakat sekitar dapat
memahami dari materi yang diberikan oleh aparat kelurahan tentang
pemberantasan serta pencegahan peredaran narkotika dengan diadakannya
kegiatan sosialisasi serta pembuatan banner oleh aparat kelurahan tentang edukasi
narkotika dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat mampu mengerti dan

58
Universitas Esa Unggul

memahami cara pemberantasan serta pencegahan dari penyalahgunaan barang


haram di wilayah tersebut.
Pada saat kegiatan berlangsung pastinya menemui yang namanya
kegagalan atau tidak berjalan dengan baik, kegagalan yang didapatkan dalam
pelaksanaannya dijadikan oleh aparat kelurahan untuk membuat beberapa opsi
cadangan agar dapat menghindari beberapa hal-hal yang tidak diinginkan.
Penggunaan bahasa yang baik serta mudah dipahami oelh masyarakat untuk
mendengarkan yang disampaikan oleh pihak aparat kelurahan serta para pihak
eksternal yang membantu dan menjadi salah satu daya tarik kepada masyarakat
agar bisa mengerti dan memahami cara penanggulangan dari peredaran narkotika.

5.2. Perbandingan Dengan Teori


Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai hasil penemuan yang telah
didapatkan dari lapangan, baik melalui wawancara dan observasi dengan informan
yang kemudian dikonfirmasikan dengan teori yang digunakan. Dalam menggali
berbagai sumber data dalam mencapai sebuah kesimpulan yang tepat serta
objektif, peneliti akan melakukan konfirmasi serta analisis dari beberapa data
yang telah di temukan di lapangan, seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
Peneliti mendapatkan kesimpulan dari penelitian dengan berdasarkan pada
berbagai data yang ditemukan di lapangan dari hasil proses analisis berdasarkan
konsep yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Berdasarkan dari hasil
penemuan yang didapatkan peneliti di lapangan, peneliti menyetujui bahwa
penelitian “Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam
Melakukan Sosialisasi Dalam Mengatasi Masalah Sosial Yaitu Pencegahan
Peredaran Narkotika” ini cocok dan sesuai dengan teori yang digunakan peneliti
sebagai pendukung dalam melakukan penelitian, yaitu dengan Teori Sosial
Kognitif.
Teori ini melakukan pendekatan yang bisa dijadikan untuk memahami dan
menganalisis gejala sosial yang terdapat ditengah-tengah masyarakat. Tokoh
utama yang mengulas dan menemukan teori ini adalah Albert Bandura yang
melihat perilaku individu tidak secara spontan atau reflex atas suatu stimulus,

59
Universitas Esa Unggul

tetapi akibat dari suatu reaksi yang muncul sebagai hasil interaksi antara
lingkungan dengan suatu skema kognitif dari individu tersebut. Teori Sosial
Kognitif ini memfokuskan perhatiannya terhadap personal didalam lingkungannya
yang dapat merubah perilaku dari individu tersebut. Teori komunikasi yang
masuk dalam sosial kognitif memiliki pandangan bahwa yang dipelajari individu
terutama dalam pembelajaran sosial dan moral akan terjadi melalui imitasi atau
tiruan dan penyajian contoh perilaku dengan kata lain bahwa seseorang individu
belajar mengubah perilakunya sendiri dengan menyaksikan cara orang lai dalam
merespon suatu stimulus tertentu.
Aparat kelurahan Kota Bambu Utara membuat acara kegiatan sosialisasi
kepada masyarakat tentang bahaya serta pencegahan peredaran narkotika di kota
bambu utara dengan menggunakan media massa, media dan lainnya yang
digunakan berbagai macam seperti media elektronik: Instagram, Facebook dan
media cetak seperti: banner, leaflet dan lain sebagainya. Maka dari itu peran dari
media yang digunakan sangatlah memberikan pengaruh yang begitu penting
terhadap isi pesan informasi yang diberikan kepada masyarakat, dengan
menggunakan metode sosial kognitif pesan informasi yang diberikan mampu
mempangaruhi masyarakat yang mengetahui dan mendengar tentang apa yang
telah diberikan oleh pihak Aparat Kelurahan tentang bahaya dan pencegahan
peredaran narkotika sehingga diharapkan masyarakat mampu untuk memutus
peredaran narkotika di wilayah kota bambu utara .
Teori sosial kognitif memberikan asumsi bahwa bahwa orang-orang secara
aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami
dunia dengan pengalaman pribadinya. Asumsi pokok sosial kognitif adalah
individu dapat menciptakan suatu pembelajaran saat seorang tersebut mengamati
dan dapat menuru perilak yang dialami orang lain atau melalaui media sehinggan
informasi yang diterima tersebut dengan cara memperhatikan kejadian-kejadian
yang didapat dari lingkungan sekitar tempat individu tersebut tinggal.
Oleh karena itu, interpretasi merupakan proses aktif yang memberikan
makna atas sesuatu tindakan kreatif yakni tindakan menuju pemaknaan. Maksud
dari pengertian diatas yaitu pihak Aparat kelurahan kota bambu utara di saat
memberikan suatu isi pesan melalui media baik itu media eletronik maupun media

60
Universitas Esa Unggul

konvensional mempunyai makna dalam penyampaian sebuah pesan tersebut.


Yang diharapkan dapat diterima sangat baik kepada seluruh masyarakat tentu juga
kemampuan dari teori ini digunakan oleh pihak aparat kelurahan kota bambu
utara untuk memberikan sebuah pesan informasi dan berita kepada seluruh
masyarakat tanpa terkecuali dan mereka (masyarakat) tentu tidak dapat terhindar
dari penyampaian tersebut dikarenakan media yang digunakan sebagai penyalur
isi informasi dan berita yang diberikan.
Penggunaan media sebagai pemberi sebuah informasi dan berita jauh lebih
baik dan mempunyai makna penting didalamnya. Media elektronik dan media
cetak memberikan kemudahan kepada komunikator sebagai penyedia dan
pembuat pesan informasi yang ingin di beritakan melalui media yang digunakan
kepada masyarakat. mengandalkan media tentu saja dapat memberika pesan
kepada masyarakat dapat diterima dengan sangat baik dan tingkat tercapainya
informasi tersebut kepada pendengar atau pun pembaca menjadi sangat tepat
sasaran dan tidak menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Pesan yang
diberikan terhadap masyarakat dengan menggunakan Teori sosial kognitif tentu
saja terarah kepada satu tujuan dan sasaran yaitu masyarakat itu sendiri.
Jadi peneliti menggunakan sosial kognitif ini sebagai acuan penelitian
“Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam Mengatasi
Masalah Sosial Masyarakat” sesuai dengan hasil temuan penelitian ini.
Akhirnya peneliti dapat menyimpulkan teori yang dikemukakan oleh
Albert Bandura mengenai Sosial Kognitif bahwa Strategi yang dilakukan terhadap
masyarakat adalah mampu memberikan isi pesan serta pemahaman yang berisikan
ajakan serta edukasi yang informatif untuk diberikan kepada masyarakat dan
tidak terpaku kepada satu tujuan saja melainkan seluruh elemen masyarakat
mampu mengetahui dan memahami informasi yang telah diberikan oleh Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara dalam mengatasi masalah sosial masyarkaat yaitu
peredaran narkotika melalui kegiatan Sosialisasi pencegahan peredaran narkotika
di wilayah kota bambu utara.
Peneliti memilih Teori Sosial Kognitif dikarenakan Strategi Komunikasi
dari Aparat kelurahan Kota Bambu Utara cukup tepat melalui kegiatan sosialisasi
dilaksanakan yang sama sekali tidak terpaku ke dalam feedback yang diberikan

61
Universitas Esa Unggul

oleh masyarakat itu sendiri karena prinsip dari Teori yang di kemukakan oleh
Bandura pada kemampuan untuk dapat mengamati dan meniru perilaku yang
dialami orang lain atau memperhatian kejadian-kejadian dari informasi yang
didapat dari lingkungan sekitar individu tersebut tinggal. Dimana prinsip sosial
kognitif ini ada tiga yaitu personal, lingkungan, dan perilaku. Oleh karena itu,
individu dapat dengan sendirinya menyesuaikan diri dalam lingkungannya dengan
melihat informasi dan atau perilaku dari lingkungan tersebut. Seperti pesan yang
disampaikan oleh aparat kelurahan kepada masyarakat berupa pesan yang
berbentuk ajakan serta edukasi yang informatif secara langsung masuk ke seluruh
lapisan masyarakat. Agar diharapkan kepada masyarakat yang mengetahui pesan
sudah diberikan tersebut agar kedepannya masyarakat sendiri dalam melakukan
tindakan pencegahan peredaran serta penyalahgunaan narkotika diwilayah kota
bambu utara supaya bisa menciptakan lingkungan bebas narkoba di masa depan
yang telah diberikan oleh aparat kelurahan kota bambu utara beserta pihak
eksternal yang membantu dalam pelaksanaan pencegahan peredaran narkotika di
kota bambu utara.

62
Universitas Esa Unggul

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Fokus hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti yaitu mengetahui
bagaimana Strategi Komunikasi Aparat Kelurahan dalam mengatasi masalah
sosial yaitu peredaran narkotika di kota bambu utara melalui pelaksanaan kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat. dan apa saja yang dilakukan oleh pihak Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan
metode wawancara secara Langsung kepada key informan dan informan untuk
mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dibuat oleh peneliti sehingga
mendapatkan kesimpulan. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu
bagaimana strategi tersebut dilakukan oleh Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara.
1. Sosialisasi secara langsung dilakukan oleh pihak aparat kelurahan kota
bambu utara turun menemui warga nya dalam memberikan informasi
tentang peredaran narkotika di wilayah kota bambu utara. Sedangkan
sosialisasi yang dilakukan dengan tidak langsung dengan penggunaan
media massa dari kelurahan kota bambu utara.
2. Penggunaan media massa yang dilakukan oleh pihak kelurahan sendiri
agar dapat memberikan himbauan dan pesan kepada masyarakat agar bisa
lebih sadar serta peduli akan dari bahaya yang ditimbulkan oleh barang
haram yang di perjual belikan yaitu Narkotika.
3. Komunikator nya adalah Aparat kelurahan Kota bambu utara dalam
memberikan pesan informasi kepada warga kota bambu utara sebagai
komunikan agar lebih bisa mematuhi peraturan hokum yang berlaku.
Hasil yang dapat disimpulkan oleh peneliti tentang Strategi Komunikasi Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara Dalam Melakukan Kegiatan Sosialisasi Pencegahan
Peredaran Narkotika yaitu kegiatan yang diadakan oleh pihak Aparat Kelurahan
Kota Bambu Utara dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara
langsung maupun dengan bantuan media massa. Pihak Aparat Kelurahan
menyampaikan sebuah isi pesan yang berisikan ajakan dan himbauan kepada
masyarakat untuk selalu mematuhi hokum yang berlaku tentang penyalahgunaan

63
Universitas Esa Unggul

narkotika yang telah diberikan kepada masyarakat, penggunaan media massa


sebagai alat bantu dalam penyampaian sosialisasi membuat pekerjaan menjadi
lebih mudah dan terstruktur dengan baik dalam penyampaian pesan kepada
masyarakat oleh karena itu masyarakat dapat mengetahui lewat media yang di
pakai pihak Aparat Kelurahan Kota Bambu Utara untuk menyampaikan sebuah
informasi yang berisikan ajakan dan himbauan. Pihak Aparat Kelurahan Kota
Bambu Utara yang berupaya untuk mengajak masyarakat agar mentaati dan
mematuhi aturan – aturan yang ada dan telah dibuat oleh pemerintah dengan
tujuan untuk memutus mata rantai peredaran narkotika yang cukup meresahkan
masyarakat sekitar. Pihak dari eksternal pun turut serta dalam membantu
memberikan informasi kepada masyarakat, dengan adanya pihak – pihak eksternal
yang terkait dapat membuat masyarakat lebih sadar akan bahaya yang di
timbulkan oleh penyalahgunaan narkotika.
6.2 Saran
Setelah melakukan penelitian tersebut, penulis dapat memberi saran yang
dapat berguna bagi pembaca maupun peneliti sebagai referensi untuk penelitian
sejenis. Saran yang dapat penulis berikan adalah:
1. Ditingkatkan Kembali komunikasi kepada masyarakat untuk kinerja dalam
kegiatan sosialisasi tentang pencegahan peredaran narkotika oleh pihak Aparat
Kelurahan Kota Bambu Utara agar mencapai tujuan yang diinginkan karena masih
banyak terdapat masyarakat yang acuh terhadap informasi yang telah diberikan.
2. Membuat kegiatan yang lebih menarik agar dapat memberikan feedback dan
edukasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim kelurahan dalam mengatur
setiap kegiatan seperti pembinaan masa muda di dalam organisasi karang taruna,
kegiatan pemuda sekitar yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkotika oleh masyarakat.
3. Diharapkan pihak – pihak yang melaksanakan kegiatan sosialisasi demi
memberika strategi komunikasi kepada masyarakat baik melalui media massa atau
pun secara langsung untuk memberikan materi – materi dengan menggunakan
bahasa yang dapat dimengerti dengan baik dan benar.

64
Universitas Esa Unggul

DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, E. (2010) Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif,. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,.
BNN (2019) Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat, Badan
Narkotika Nasional (BNN). Available at: https://bnn.go.id/penggunaan-
narkotika-kalangan-remaja-meningkat/.
Cutlip, S. M., Center, A. H. and M.Broom, G. (2016) Effective Public Relations.
Jakarta: Kencana.
Efendi (2010) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kedu. Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Efendy , Onong, Uchjana. 2009. Human Relation & Public Relation. Bandung : Mandar
Maju
Jurnal. Dakwa. Vol. X No1, Januari-januari 2019.
Komunikasi Volum XI, No.2 Desember. 2019
Konsep,Pedoman,dan Contoh Penelitian. Bandung: Widya Padjajaran .
Lexy, J.M. 2019. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
offist.
Moleong, L. J. (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Nasor, H. . (2015) ‘KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA MUSLIM
DALAM PEMBINAAN AKHLAK REMAJA (Studi di Kelurahan Way Huwi
Jati Agung Lampung Selatan)’, Ijtimaiyya, 8(1), pp. 68–89.
Nina W. Syam, M.S (2011). Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi. Simbiosa Rekatama
Media, Bandung.
Patton (1980) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Poerwandi (2013) Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.
Jakarta: LPSP3 UI.
Pramelani and Lestari, A. (2019) ‘Program Employee Gathering “ Satukan Hati
Selaraskan Tujuan ” Dalam Menjalin Hubungan Baik Karyawan’, Jurnal
Komunikasi, 10(1), pp. 42–47.
Purba, A. (2006) Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan: Pustaka Bangsa.
Riswandi, (2009) Ilmu Komunikasi. ed. pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ruslan, R. (2002) Manajemen Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

65
Universitas Esa Unggul

Rusmawati, L. T., Anggraeiny, R. and Arifin, M. Z. (2019) ‘SISTEM


PENGELOLAAN ARSIP DI KANTOR KELURAHAN SIDODADI
KECAMATAN SAMARINDA’, eJournal Administrasi Negara, 7(1), pp.
8484–8498.
Samovar, Porter and McDaniel (2010). Komunikasi Lintas Budaya (Edisi 7).
Salemba Humanika, Jakarta.
Sugiyono (2013) Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Alfabeta. Bandung.
Suryadi (2007) Strategi Mengelolah Public Relations Organisasi. Jakarta: Edsa
Mahkota.
Wursanto (2010) Manajemen personalia Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi Keti. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Yin, R. (2014) Studi Kasus Design dan Metode. Jakarta: Rajawali Pers.

Husamah. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.


Ainiyah, Q. 2017. “Social Learning Theory Perilaku Agresif Anak dalam Keluarga.”
Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum 92-102.

66
Universitas Esa Unggul

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Mochamad Fachri
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL : Jakarta, 6 Maret 2000
Alamat : Jl. Kota Bambu Utara III RT 05/04 No. 4A
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Telepon : 081293897614
e-Mail : fachri.mustafa06@gmail.com
Nama Ayah : Ezzedin Zeyn Mashabi
Nama Ibu : Dian Firdiana
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2018 – Sekarang : Universitas Esa Unggul Jakarta (Jurusan Humas)
2. 2015 – 2018 : SMK Muhammadiyah 3 Jakarta Barat
3. 2012 – 2015 : SMPN 130 Jakarta Barat
4. 2007 – 2012 : SDN 01 Pagi Jakarta Barat
C. RIWAYAT ORGANISASI
1. Ketua Pelaksana Acara Festival Budaya Jakarta ( 2019 )
2. Ketua Karang Taruna Kota Bambu Utara ( 2018 - 2019 )
3. Ketua Pemuda Islam Kota Bambu Utara ( 2016 - 2018 )
4. Koordinator Anggota Humas Dan Perlengkapan Orange Days ( 2019 )
5. Ketua Futsal SMK Muhammadiyah 3 Jakarta Barat ( 2017 - 2018 )
6. Sekretaris Karang Taruna Rw.04 Kota Bambu Utara ( 2020 – 2025 )

67
Universitas Esa Unggul

LAMPIRAN

68

Anda mungkin juga menyukai