Anda di halaman 1dari 123

IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH HUMAS

LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI PUSAT PADA


PENYELESAIAN KRISIS SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM MEMULIHKAN CITRA
(Studi Deskriptif pada Humas LPP TVRI Pusat TVRI Pusat Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun oleh :

Nama : IRMA JAYANTI


Jurusan : Ilmu Komunikasi
NIM : 051203503125099
Konsentrasi : Ilmu Hubungan Masyarakat

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
JAKARTA
2016
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

TANDA PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

NAMA : Irma Jayanti


NIM : 051203503125099
JUDUL : IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH
HUMAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI
PUSAT PADA PENYELESAIAN KRISIS SUMBER
DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN
CITRA
PROGRAM STUDI : Ilmu Komunikasi
PEMINATAN : Hubungan Masyarakat

Telah disetujui oleh tim pembimbing untuk diajukan dalam sidang skripsi

Jakarta, Agustus 2016

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

( Bertha K. Sinambela, M.Si) ( Dr. Sri Desti Purwatiningsih, M.Si)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan FISIP

( Indah Kurniawati, S.Sos, M.Si ) ( Dr. Sri Desti Purwatiningsih, M.Si )


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : Irma Jayanti


NIM : 051203503125069
JUDUL : IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH
HUMAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI
PUSAT PADA PENYELESAIAN KRISIS SUMBER
DAYA MANUSIA DALAM MEMULIHKAN CITRA
PROGRAM STUDI : Ilmu Komunikasi
PEMINATAN : Hubungan Masyarakat

Telah diuji oleh Dewan Penguji dalam sidang skripsi pada hari Jum’at, 12
Agustus 2016 dan dinyatakan LULUS.

Jakarta, 16 Agustus 2016

Menyetujui,

Ketua Penguji ( Dr. Kusumajanti, M.Si )

Anggota Penguji I ( Bertha K. Sinambela, M.Si )

Anggota Penguji II ( Dr. Sumardi Dahlan, MS )

Mengetahui,

Ketua Program Studi IKOM Dekan FISIP

(Indah Kurniawati, S.Sos, M.Si) (Dr. Sri Desti Purwatiningsih, M.Si)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

PERNYATAAN KEASLIAN/ORSINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya tulis saya, (SKRIPSI) ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Universitas Satya Negara
Indonesia maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis yang berjudul “IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH
HUMAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI PUSAT PADA
PENYELESAIAN KRISIS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MENINGKATKAN CITRA (Studi Deskriptif)” adalah murni gagasan,
rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan
Tim Pembimbing dan Tim Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lain sesuai dengan norma yang berlaku
di perguruan tinggi ini.

Jakarta, Agustus 2016


Yang membuat pernyataan,

(Irma Jayanti)
051203503125099
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Nama : Irma Jayanti


NIM : 051203503125099
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Peminatan : Hubungan Masyarakat

IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH LPP TVRI PUSAT


PADA PENYELESAIAN KRISIS SDM DALAM MENINGKATKN CITRA

Jumlah Halaman : ± 89 + lampiran


Bibliografi : Book (1993-2016); 3 Artikel Internet

ABSTRAK

Pada era globalisasi saat ini segala sesuatu berjalan dan berkembang
dengan pesat. Perkembangan usaha yang semakin pesat menimbulkan
pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi sehingga menciptakan persaiangan
yang semakin tajam dalam dunia usaha, keadaan inilah yang memaksa perusahaan
untuk mengembangakan usahanya semaksimal mungkin serta mempertahankan
kondisi perusahaan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Perumusan
masalah dari penelitian ini adalah implementasi manajemen Humas dalam
penyelesaian krisis SDM atau kinerja karyawan pada LPP TVRI Pusat Jakarta.
Disiplin kerja dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pad LPP TVRI Pusat Jakarta.
Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui dn menganalisa peran Humas dalam
proses pencitraan dalam organisasi/perusahaan serta untuk mengetahui bagaimana
kegiatan Humas yang berlagsung di TVRI dalam mempertahankan citra LPP
TVRI. Metode penelitian yang digunakan adalah metodologi kualitatif, dimana
dalam metodologi kualitatif, peneliti akan lebih menyajikan dekriftif dan hasil
data berupa persepsi,asumsi dn opini. Sifatnya sangat subyektif, karena setiap
manusia memiliki paradigma, mindset dan cara berpikir yang berbeda-beda.
Analisis yang dilakukan menggunakan analisis tringulasi sumber. Dimana dalam
penelitian tringulasi sumber dengan cara membandingkan atau mengecek ulang
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.
Yang dinyatakan dengan perbandingan hasil wawancara yang ada. Hasil yang
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengoptimalisasikan publikasi melalui
internet dapat media sosial, serta menambah kegiatan Humas seperti media
monitor, dan press release. Simpulan Humas TVRI belum menjalankan perannya
secara optimal, Humas masih berfokus pada kegiatan kunjungan dan press release
saja.
Kata Kunci : analisis, citra, Humas, LPP TVRI Jakarta Pusat

Pembimbing I : Dr. Bertha Komala Sinambela, M.Si


Pembimbing II : Dr. Sri Desti Purwatinigsih, M.Si
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

Nama : Irma Jayanti


NIM : 051203503125099
Program Studi : Communication Studies
Peminatan : Public Relation

IMPLEMENTASI MANAJEMEN HUMAS OLEH LPP TVRI PUSAT


PADA PENYELESAIAN KRISIS SDM DALAM MENINGKATKN CITRA

Jumlah Halaman : ± 90 page + attachment


Bibliografi : Book (1993-2016); 4 Artikel Internet

ABSTRACT

In this globalization era, things are going and growing rapidly. The development
of business, which grew rapidly lead to higher economic growth, creating
increasingly keen of competition in the business world, the situation is what
forced the company to develop the effort as much as possible and to maintain the
condition of the company in order to run effectively and efficiently. Formulation
of the problem of this research is the implementation of PR management in crisis
resolution HR or employee performance at LPP TVRI Jakarta Center. Work
discipline and working environment partially influence on employee performance
pad LPP TVRI Jakarta Center.

The purpose of the research was to determine the dn analyze the role of PR in the
imaging process in the organization / company and to find out how PR activities
that berlagsung in TVRI in maintaining the image of LPP TVRI. The method used
is a qualitative methodology, which in qualitative methodology, researchers will
be presenting dekriftif and outcome data such perceptions, assumptions opinion
dn. It is highly subjective, because every human being has a paradigm, mindset
and way of thinking are different. The analysis was performed using analysis
tringulasi source. Where in research tringulasi source by comparing the degree of
confidence or to double-check the information obtained from different sources.
Which is expressed by comparing the results of interviews there. The results
achieved in this research is to optimize the publication via the internet can be a
social media and PR activities such as adding media monitor, and press releases.
Conclusions PR TVRI has not been performing its role optimally, Public Relation
still focuses on outreach activities and press releases only.

Keywords : Analysis, Image, Public Relations, LPP TVRI Jakarta Pusat

Pembimbing I : Berha Komala Sinambela, M.Si


Pembimbing II : Dr. Desti Purwatiningsih, M.Si
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

Karunia yang telah diberikan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Humas oleh Humas Lembaga

Penyiaran Publik TVRI Pusat Jakarta dalam Penyelesaian Krisis Sumber Daya

Manusia dalam Meningkatkan Citra”. Skripsi ini merupakan syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Satya Negara Indonesia.

Mengingat banyaknya keterbatasan waktu dan pengetahuan pada diri

peneliti, maka peneliti menyadari bahwa bantuan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Namun berkat perhatian, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak

maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Rektor Universitas Satya Negara Indonesia, Prof. Dr. Lijan P. Sinambela,

MM. MPd.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Sri. Desti Purwatiningsih,

M.Si.

3. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Agus Budiana, S. Sos, M.Si.

4. Pembimbing 1, Bertha Komala Sinambela, S. Sos, M.Si yang memberikan

perhatian, bimbingan serta semangat dan motivasi dalam penulisan ini.

5. Pembimbing II, Dr. Sri. Desti Purwatiningsih, M.Si yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan yang sangat baik hingga skripsi ini selesai.

6. Dosen Jurnalistik, Sandra Olifia S.Sos, M.Ikom.

i
7. Semua Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

8. Anak-anak ku tersayang (Qania dan Gabriel) terima kasih atas semangat dan

do’anya.

9. Ibu (Aminah) selaku orang tua yang telah memberikan dukungan dan do’anya

selama ini.

10. Subbagian Humas LPP TVRI Pusat Jakarta Drs. Ebi Rukbi, M.Si

11. Subbagian Data evaluasi dan Pengembangan SDM Edy Widiyanto, S.Sos,

M.Si

12. Serta Staff-staff Humas LPP TVRI Pusat yang telah membantu dan

memberikan dukungan, terima kasih setulusnya.

13. Teman-teman senantiasa membantu: Imron Maulana, Edy Santoso, Shendy

Adela, Dyan Julianti

14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, terimas kasih

setulusnya.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam

penyusunan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati peneliti

mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan.

Akhir kata peneliti berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak.

Jakarta, Agustus 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

TANDA PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

PERNYATAAN KEASLIAN/ORSINALITAS

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ............................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

1.4 Pemanfaat Penelitian ................................................................ 7

1.4.1 Manfaat Teoritis /Akademis ......................................... 7

1.4.2 Manfaat secara Praktis ................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8

2.1 Landasan Teoritis ..................................................................... 8

2.1.1 Komunikasi Organisasi ................................................ 8

2.2 Landasan Konseptual ............................................................... 12

2.2.1 Hubungan Masyarakat (Public Relation) ....................... 12

2.2.2 Fungsi dan Peranan Humas ............................................ 13

2.2.3 Fungsi Humas ................................................................. 16


2.2.4 Ruang Lingkup Humas ................................................... 16

2.2.5 Tugas Humas .................................................................. 17

2.3 Implementasi ............................................................................ 19

2.4 Manajemen Humas ................................................................... 22

2.5 Krisis SDM .............................................................................. 25

2.5.1 Jumlah SDM yang tidak Kompatibel dan Proporsional

Pada LPP TVRI ............................................................... 29

2.6 Pencapaian Citra Positif ........................................................... 32

2.6.1 Citra Perusahaan .............................................................. 34

2.7 Alur Pemikiran ......................................................................... 36

2.7.1 Kerangka Pemikiran ....................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 38

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 38

3. 2 Desain Penelitian ....................................................................... 38

3.2.1 Paradigma Penelitian .................................................... 38

3.2.2 Pendekatan Penelitian .................................................. 39

3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 40

3.3.1 Sifat Penelitian ............................................................. 41

3.4 Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 41

3.5 Key Informan dan Informan ..................................................... 42

3.6 Operasional Konsep ................................................................. 43

3.7 TeknikPengumpulan Data ........................................................ 46

3.8 Teknik Pengolahan Data .......................................................... 47

3.9 Teknik Keabsahan Data ........................................................... 49


3.9.1 Validitas ....................................................................... 49

3.9.2 Triangulasi .................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 51

4.1 Gambaran Umum dan Tempat Penelitian ................................ 51

4.1.1 Sejarah LPP TVRI ........................................................ 51

4.1.2 Visi dan Misi ................................................................ 54

4.1.3 Struktur Organisasi ....................................................... 55

4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Humas LPP TVRI ................ 59

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................ 62

4.2.1 Peran Humas Sebagai Teknisi Komunikasi ................. 70

4.2.2 Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi ............. 73

4.2.3 Peran Humas Sebagai Penasehat Ahli .......................... 75

4.2.4 Peran Humas Sebagai fasilitator pemecah masalah ..... 76

4.3 Pembahasan .............................................................................. 83

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 90

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 90

5.2 Saran ....................................................................................... 92

5.2.1 Saran Akademis ............................................................ 92

5.2.2 Saran Praktis .................................................................. 93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA
LAMPIRAN

Lampiran Foto ..................................................................................................... 96

Lampiran Struktur Organisasi ............................................................................ 98

Lampiran Wawancara ........................................................................................ 99


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dizaman era globalisasi ini kebutuhan masyarakat informasi semakin

meningkat, termasuk media elektronik yaitu televisi, banyaknya isu yang diangkat

kedalam acara-acara televisi tentu saja membuat masyarakat harus lebih cermat

dalam memilih program acara televisi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Berdasarkan kebutuhan pemirsa maka saat ini banyak stasiun-stasiun televisi yang

berlomba-lomba membuat program acara yang semenarik mungkin agar lebih

diminati oleh pemirsa atau masyarakat.

Televisi Republlik Indonesia (TVRI) adalah salah satu media penyiaran

audio visual yang pertama kali ada di Indonesia. Kemunculan TVRI saat itu

sangat direspon positif oleh masyarakat karena TVRI sebagai Lembaga Penyiaran

Publik mampu memberikan informasi dan hiburan melalui program-program

acaranya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, popularitas TVRI

semakin menurun, hal ini disebabkan banyaknya televisi swasta yang

bermunculan dengan konsep dan segmen acara yang berbeda dengan TVRI

sehingga yang dahulunya pemirsa setia menonton TVRI kini berpindah chanel ke

televisi swasta, dengan acara yang lebih beragam.

Unsur sumber daya manusia (SDM) ini dalam perusahaan adalah orang-

orang yang berada dalam suatu perusahaan yaitu pimpinandan

karyawan.Karyawan dalam dunia kerja dikenal dengan publik internal merupakan

1
2

asset penting suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas

perusahaan tidak akan berjadi. Karyawan berperan aktif dalam menetapkan

rencana, proses dan tujuan yang ingin dicapai.Unsur SDM tersebut terbagi dalam

bagian-bagian menurut fungsi dan tugasnya dalam suatu manajemen perusahaan,

dan karyawan perusahaan.

Meskipun karyawan merupakan salah satu bagian terpenting bagi

keberhasilan manajemen perusahaan, tetapi pada kenyataannya di lapangan tidak

semua perusahaan menyadari untuk memperhatikan kepentingan

karyawannya.Tenaga kerja yang berpotensi dan produktif tersebut harus

diperhatikan.Faktor-faktor yang melatar belakangi sering terjadi pemogokan

karyawan tersebut antara lain: upah atau gaji yang tidak sesuai dengan peraturan,

perundingan yang berkaitan dengan hak-hak normatif, kesejahteraan dan

kesehatan bagi para karyawan suatu perusahaan tidak mendapat perhatian dari

manajemen.

Oleh karena itu, untuk menghindari semua itu, setiap perusahaan harus

mempunyai fungsi manajemen yang mampu menciptakan suasana kerja yang

kondusif dan harmonis diantara pimpinan perusahaan dengan karyawan.Artinya

hubungan yang harmonis tersebut dapat menciptakan komitmen kerja

positifmelalui motivasi kerja yang tinggi sehingga akan timbul rasa disiplin kerja

yang tinggi. Saat ini TVRI pada tahap peningkatan sumber daya manusia terhadap

karakter, mental dan budaya.TVRI juga mensejajarkan dirinya dengan stasiun

televisi swasta lainnya yakni dengan selalu memperhitungkan kemajuan

perusahaan berdasarkan rating audience sebagai khalayak perusahaan.Dalam


3

pembenahan di dalam perusahaan, LPP TVRI berusaha menciptakan komunikasi

yang efektif dengan publik internalnya yaitu karyawan.Perusahaan memberikan

kesempatan kepada karyawan untuk memberikan ide-ide yang dapat berguna bagi

kemajuan perusahaan dan berusaha memenuhi kebutuhan karyawan meskipun

terkadang apa yang perusahaan rencanakan untuk mengadakan kegiatan bagi

karyawan tidak sama dapat direalisasikan akibat terbatasnya dana yang dimiliki

oleh perusahaan. Terlihat masih kurangnya kemajuan yang dimiliki oleh TVRI

membuatnya kalah bersaing dengan stasiun-stasiun televisi lainnya.

Dalam sebuah organisasi ada sebuah pro dan kontra orang mengeluh pasti

ada di semua kantor dan perusahaan. Bagian dari ketidak puasan, motifnya

bermacam-macam bukan hanya secara financial yang utama, tapi banyak hal lain

seperti kinerja, mempunyai gaji yang besar namun tidak merasa nyaman karena

tdak adanya waktu untuk keluarganya, sakit-sakitan akibat kerja yang berat.

Ketika karyawan mengeluh itu relatif dalam sebuah organisasi atau sebuah

pekerjaan adalah hal wajar.Ada juga pegawai gajinya kecil namun nyaman

membuat hidupnya sehat, waktu kebersamaan keluarganya selalu ada, tidak

dibawah tekanan dan politisi.

Menurut bapak Ebi Rukby selaku Subbagian Humas LPP TVRI Pusat

Jakarta, krisis SDM itu semuanya hampir sama kasusnya yaitu “tidak adanya

kecocokan dan kepuasan antara satu pimpinan dan pimpinan lainnya, bawahan

dengan atasan, kedisplinan pegawai yang tidak tertata rapi. Dewan Pengawas

(Dewas) dan Direksi tidak cocok maka adanya pergantian dengan catatan
4

memenuhi syarat pergantian, masing-masing era dan masing-masing jaman ada

masanyasetiap oraganisasai itu ada pergantian”.

Adanya krisis anggaran sebuah dunia broadcast dunia kreatif yang

memerlukan sebuah biaya yang tidak sedikit, harus memikirkan hal-hal yang

mengikuti perkembangan tehknologi terkinian, namun anggaran di TVRI tidak

meningkat kadang peralatan susah diganti, walaupun diganti setengah-setengah

dan tidak memadai sehingga tidak maksimal dan itu akan berpengarauh ke SDM.

Mempunyai ide dan gagasan namun tidak didukung dengan peralatan yang

baik merupakan suatu kendala dan menimbulkan ketidak puasan. Ada pegawai

pindah ke kantor lain, peralatan bagus teknologi canggih namun belum tentu

orang tersebut senyaman waktu bekerja di TVRI ada juga kasus seperti itu. Rasa

ketidak puasan tidak bisa berkarya alatnya tua maka pindahlah orang tersebut ke

swasta tapi suasana kerja tidak nyaman harus bekerja rodi danpenuh persaingan

itu merupakan sebuah kenyataan, semua itu ada kelebihan dan

kekurangannya.Pada SDM LPP TVRI Pusat Jakarta selalu berupaya berinovasi

hanya saja ketika anggaran tidak menunjang hal itulah membuat kekecewaan dan

frustasi.Akhirnyayang terjadi adalah acara-acara program TVRI mengalir seperti

itu saja, asal jadi, karena tidak adanya dukungan peralatan dan anggaran yang

terbatas dari pemerintah.

Rencana kerja dan anggaran kementerian lembaga (RKAKL) menyusun

program-program kegiatan untuk tahun kedapannya dari semua Saker (satuan

kerja) dan membudgetkan anggaran yang diperlukan agardiusulkan ke bagian

Dirjen anggaran yaitu Departement Keuangan. Namun apa yang terjadi belum
5

tentu disetujui, Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI tidak bisa berbuat apa-apa

akhirnya membuat keputusan bekerja semaksimal mungkin ditengah keterbatasan.

Bukan tidak ingin berubah tapi memang faktanya seperti itu. Anggaran

pemerintah terbatas, Anggarannya habis di tengah jalan. Untuk pembiayaan

infrastruktrur yang besar biayanyasepertiAPBN Negara, jalan tol, bandar udara,

jembatan.APBN menyerap pada infrastruktur negara sehingga anggaran TVRI

jadi berkurang dan terbatas, pihak TVRI mengusulkan tapi yang memutuskan

adalah Departemen Keuangan. Harus mengupayakan bertahan dengan kegiatan-

kegiatan peralatan seadanya. Akhirnya merivisi anggaran karena kekurangannya

dana APBN dari pemerintah, itulah yang terjadi pada TVRI.

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pusat Jakartaadalah perusahaan

milik pemerintah yang bergerak dibidang pertelevisian yang sudah berdiri sejak

era presiden Sokarno sampai dengan saat ini. Tetapi belakangan ini Lembaga

Penyiaran Publik (LPP) TVRI sudah mulai redup seiring dengan banyaknya

stasiun-stasiun televisi swasta lainnya.

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dalam pengelolaan televisi milik

pemerintah ini merasa perlu adanya peranan Humas yang lebih baik lagi dalam

memberikan informasi kepada publiknya demi terjalinnya hubungan yang baik

antara manajemen dan karyawan agar tidak timbul permasalahan-permasalahan

yang dapat mengganggu pekerjaan dan juga menghambat tercapainya suatu tujuan

perusahaan.

Dalam hal ini tentu saja TVRI perlu melakukan upaya-upaya perbaikan

dan penyempurnaan diri secara bertahap untuk menempatkan diri sejajar dengan
6

televisi swasta. Setidaknya diharapkan TVRI akan menjadi stasiun pilihan bagi

pemirsa seperti dimasa kejayaan dahulu. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan

penelitian di TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Pusat Jakarta

denganmemfokuskan dan membatasi penelitian pada “Implementasi Manajemen

Humas oleh HumasLPP TVRI Pusat Pada Penyelesaian Krisis SDM dalam

Meningkatkan Citra”.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Humas sebagai bagian dari unit pendukung kegiatan Lembaga Penyiaran

Publik (LPP) TVRI Pusat yang seharusnya memiliki peran yang cukup besar

dalam meningkatkan citra, namun yang penulis lihat dan rasakan selama

melakukan pelatihan kerja lapangan di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI

Pusat Jakarta masih sangat kurang peran Humas di Lembaga Pelayanan Publik

(LPP) TVRI Pusat Jakarta. Untuk itu maka penulis merumuskan pertanyaan

penelitian adalah sebagai berikut :

“Bagaimana Implementasi Manajemen Humas oleh Humas LPP TVRI

Pusat dalam memulihkan citranya, khususnya pada penyelesaian krisis Sumber

Daya Manusia (Sumber Daya manusia)”?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian

penulisan ini adalah :


7

“Untuk mengetahui dan menjelaskan implementasi manajemen Humas di

LPP TVRI Pusat dalam meningkatkan citranya, khususnya pada penyelesaian

krisis Sumber Daya Manusia (SDM)

1.4 Pemanfaat Penelitian

1. 4. 1 Manfaat Teoritis /Akademis

Hasil studi ini diharapkan dapat bemanfaat bagi pengembangan

disiplin ilmu komunikasi khususnya dibidang Humas dan sebagai bahan

referensi bagi yang berminat untuk memperdalam masalah yang berkaitan

dengan peranan Humas dalam pembentukan citra perusahaan serta menjadi

bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut.

1. 4. 2 Manfaat secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau saran

yang bermanfaat untuk HumasLembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pusat

Jakarta agar dapat meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat

sehingga dapat menjadi stasiun televisi yang lebih baik dimasa mendatang.
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2. 1. 1 KomunikasiOrganisasi

Penelitian menggunakan teori komunikasi organisasi karena dalam

implementasi manajemen Humas dibutuhkan suatu komunikasi yang baik

yaitu memberikan informasi didalam organisasi dan sebagai penggerak

proses suatu perusahaan. Komunikasi meliputi seluruh kegiatan di dalam

organisasi yang dapat menghasilkan suatu alat kerja yang penting di mana

akan timbul saling pengertian serta kerjasama diantara anggota organisasi.

Banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai komunikasi

organisasi.Redding dan Sanborn (dalam Muhammad, 2011:65) mengatakan

bahwa komunikasi organisasi aadalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang komplek. Hal-hal yang termasuk dalam bidang ini

ialah komunikas internal, hubungan manusia, komunikasi downward atau

komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward atau komunikasi


8
dari bawahan ke atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-

orang yang sama tingkatakannya dalam organisasi, ketrampilan

berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi

evaluasi program.

8
9

Menurut Zelko dan Dance ((Muhammad,2009:66) mengatakan

komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang

mencakup komunikasi internal dan komunikasi ekternal. Komunikasi internal

adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri.Sedangkan komunikasi

ekternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan

luarnya.

Menurut Littlejohn dan Foss (2011:293) terdapat tiga aspek umum

yang muncul ketika berbicara komunikasi organisasi, yakni (1) susunan,

bentuk, dan fungsi organisasional, (2) manajemen, kendalai, dan kuasa dan

(3) budaya organisasi. Ketiga aspek inilah yang menjadi focus kajian pad

bidang komunikasi organisasi. Deddy Mulyana (2011:75) mengatakan

komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik,

komunikasi antar pribadi dan ada kalanya juga komunikasi public.

Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni

komunikasi kebawah, komunikasi keatas, dan komunikasi horizontal.

Sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur organisasi,

seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gossip.

Pada organisasi yang terdapat struktur organisasi, dalam melakukan

kegiatannya dikenal ada empat aliran informasi di dalam organisasi meliputi:

1. Komunikasi dari atas ke bawah, yaitu aliran informasi dari lini

managerial yang berada diatas dengan lini yang berada di

bawahnya. Informasi dari atas ke bawah


10

2. Komunikasi dari bawah ke atas, adalah komunikasi yang

dilakukan oleh karyawan untuk menyampaikan informasi ke

feedback kepada atasanya. Komunikasi jenis ini dapat

dimungkinkan bila orang-orang yang berada di level atas di suatu

organisasi adalah orang-orang yang memiliki ketrampilan

mendengar, mengumpulkan feedback dan dapat dipercaya.

(Khomsahrial, 2014:6-7)

3. Komunikasi horizontal Face dan Faules (2005: 195-196) diartikan

merupakan proses penyampaian informasi dalam lini organisasi

yang sama dan mempunyai unit kerja yang sama. Unit kerja

meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas

yang sama dalam organisasi dan mempunyai atasan yang sama

4. Komunikasi lintas saluran (diagonal), Pace dan Faules (2005:197-

199) menyebutkan bahwa komunikasi jenis ini muncul karena

adanya keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batas

fungsional individu yang tidak merupakan atasan atau bawahan

langsung. Komunikasi ini terjadi dalam bidang seperti teknik,

penelitian, akuntansi, personalia yang bertugas untuk

mengumpukan data, laporan, persiapan, koordinasi, pemberian

nasehat kepada manajer/bawahan mengenai pekerjaan di semua

bagian organisasi.

Menurut definisi-definisi di atas dapat simpulkan bahwa komunikasi

organisasi adalah suatu sistem komunikasi antar manusia dalam konteks


11

organisasi, kelompok dan masyarakat yang saling tergantung dalam

menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk

mengkoordinasi lingkungannya dengan orang lain. Serta merupakan

komunikasi yang mencakup lingkungan yang besar dan luas.

Dalam penelitian ini menggunakan Teori komunikasi organisasi

karena berhubungan dengan arus komunikasi yang bisa terjadi didalam

perusahaan.

Teori tersebut penting sekali dipakai guna mengetahui bagaimana

jalannya komunikasi yang dilakukan supaya dalam penyampaian terhadap

pihak internal (karyawan) dapat berjalan dengan efektif dan maksimal.

Pendekatan terhadap publik di dalam perusahaan berbeda dengan cara

yang digunakan terhadap publik ekternal. Di dalam menjalankan fungsi

manajemen yang diemban seorang Manager Humas, pertama-tama diketahui

secara dini apa yang menjadi kebutuhan publik internalnya, agar apa yang

menjadi tujuan organisasi dapat berjalan dengan selaras dengan keinginan

publiknya sehingga dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antara pimpinan

dengan karyawannya, antara atasan dengan bawahannya, antara sesame

karyawannya ataupun semua yang terlibat dengan publik internal sehingga

menimbulkan kepuasan kerja dan motivasi kerja.Salah satu divisi yang

menangani masalah hubungan antar karyawan di dalam organisasi adalah

divisi Humas/PR( Public Relation)


12

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Hubungan Masyarakat (Public Relation)

Belum ada konsensus mutlak tentang definisi Humas, dimana hal

tersebut disebabkan oleh, Pertama, beragamnya definisi yang dirumuskan

oleh pakar maupun profesional Humas, yang didasari oleh perbedaan sudut

pandang.Kedua, perbedaan latar belakang, misalnya definisi yang dilontarkan

oleh kalangan akademisakan lain bunyinya dengan apa yang diungkapkan

praktisi Humas. Ketiga, adanya indikasi baik teoritis maupun praktis bahwa

kegiatan Humas bersifat dinamis dan fleksibel terhadap dinamika kehidupan

masyarakat . mana (Ruslan,2012:15)

Cutlip center & Broom menyebutkan (PR/Humas adalah fungsi

manajement secara khusus yang mendukung terbentuknya saling pengertian

dalam komunikasi, pemahaman, penerima, dan kerja sama antara organisasi

dengan berbagai publiknya). (Soemirat & Ardianto, 2010:14)

Definisi Public Relation, Scoot M Cutlip, Aleen H. Center dan Glen

M. Broom (2002), dalam bukunya Effective Public Relations yakni :

Public Relations is the management function which evaluate public


attitudes, identifies the policies and procedure of an individual or an
organization with the public interest, and plans and executes a program of
action to earn public understanding an acceptances. (Public
Relations/Humas adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap public,
mengindentifikas kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari individu
atau organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana
kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan public).

Definisi diatas memberikan gambaran bahwa posisi PR dalam suatu perusahaan

atau organisasi semakin jelas. Artinya, ia merupakan salah satu dvisi perusahaan

yang posisinya di nergara maju menjadi salah seorang direktur (director of PR),
13

di Indonesia posisi tertinggi jabatan PR/Humas adalah senior vice presiden

director of corporate communication. Posisi lainnya ada yang setingkat general

manager atau manager. (Elvinaro, 2013:8-9)

2.2.2 Fungsi dan Peranan Humas

Peranan Humas (Hubungan Masyarakat) dalam suatu organisasi/lembaga

dapat dibagi 4 (empat) kategori menurut Dozier & Broom seperti yang

dikutip oleh Ruslan (2006,20-21), yaitu :

1. Penasihat Ahli (Expert Prescriber)


Seorang prakti si Humas yang berpengalaman dan memiliki
kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam
penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan pakar
hubungan masyarakat dengan manajemen organisasi dapat dimisalkan
hubungan dokter dengan pasiennya. Artinya, peran pakar hubungan
masyarakat sebagai ‘penasihat ahli’ adalah, dimana pihak manajemen
bersikap pasif, dan menerima serta mempercayai apa yang disarankan
oleh pakar Humas tersebut dalam memecahkan dan mengatasi
persoalan hubungan masyarakat yang dihadapi oleh organisasi yang
bersangkutan.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)
Dalam peranan ini, praktisi Humas bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengarkan
apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di sisi lain, dia
juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan
harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga komunikasi
timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,
menghargai, mendukungdan toleransi yang baik dari kedua belah pihak

3. Fasilitator proses pemecahan masalah (Problem Solving Process


Fasilitator)
Peranan praktisi Humas dalam proses pemecahan persoalan hubungan
masyarakat juga merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk dapat membantu pimpinan organisasi atau
pengambil keputusan dalam suatu organisasi sebagai penasihat atau
sampai mengambil tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau
krisis yang tengah dihadapi secara rasional. Biasanya dalam
menghadapi suatu krisis permasalahan yang terjadi dibentuk suatu tim
14

yang dikoordinir oleh praktisi ahli hubungan masyarakat dengan


melibatkan berbagai departemen dan keahlian.

4. Teknik Komunikasi (Communication Technician)


Peranan teknik komunikasi ini menjadikan praktisi Humas sebagai
journalist resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
atau dikenal dengan method of communication in organization(metode
komunikasi dalam organisasi/perusahaan). Sistem komunikasi dalam
organisasi tergantung pada masing-masing bagian atau tingkatan
manajerial. Sistem komunikasi yang dipergunakan pimpinan kepada
bawahan tentu tidak sama dengan komunikasi bawahan kepada
atasannya.

Peranan penasehat ahli, fasilitator komunikasi dan fasilitator proses


pemecahan masalah dikategorikan sebagai peran manajerial. Sedangkan
para teknisi komunikasi dikatogorikan sebagai peran teknis. Peran Humas
yang dipaparkan oleh beberapa ahli tersbut, Ruslan dalam Suparmo
(2011:91) menyimpulkan secara garis besar tentang peran dan fungsi utama
Humas, yakni:

1. Communicator, artinya kamampuan sebagai komunikator baik secara


langsung maupun tidak langsung, melalui berbagai media atau tatap
muka. Disamping itu, juga betindak sebagai mediator dan sekalipun
persuader.

2. Relationship, yakni kemampuan peran Humas membangun hubungan


yang positif dengan menciptakan saling pengertian, kepercayaan,
didukung, kerjasama dan toleransi antara lembaga yang diwakilinya
dengan publik internal dan eksternal.
3. Back up management, yakni melaksanakan dukungan manajemen atau
menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran,
operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan
bersama.

4. Good Image Maker, dimana menciptakan citra atau publikasi yang


positif merupakan prestasi, reputasi dan menjadi tujuan utama bagi
aktivitas humas dalam melaksanakan manajemen Humas membangun
dan meningkatkan citra atau nama baik lembaga atau perusahaan dan
produk yang diwakilinya.

5. Creator, kemampuan sebagai creator adalah kemampuan yang terkait


dengan kewajiban Humas menciptakan berbagai macam program
organisasi/perusahaan/instansi sesuai denagan tujuan dan sasarannya.

6. Conceptor, kemampuan sebagai konceptor adalah kemampuan yang


terkait dengan tugas Humas menyusun dan menuliskan berbagai
15

macam naskah yang diperlukan oragnisasi/perusahaan/instansi sesuai


dengan writing skill-nya.

7. Problem solver, kemampuan sebagai problem solver adalah


kemampaun Humas sebagai bagian dari tatanan dan jajaran didalam
organisassi/perusahaan/instansi serta turut bertanggung jawab
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.

Seorang praktisi pakar Humas yang berpengalaman dan memiliki

kemampaun tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalan penyelesaian

masalah hubungan dengan publiknya. Praktisi Humas bertidak sebagai

komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal

untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di

pihak lain, ia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan,

kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya sehingga dengan

komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian,

mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua

belah pihak.

Peran Humas secara umum adalah sebagai kommunicator atau

penghubung antara organissasi atau lembaga yang diwakili oleh publliknya.

Membina relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan

saling menguntungkan dengan pihak publiknya.

2.2.2 Fungsi Humas

Menurut Effendy, dalam bukunya Hubungan Masyarakat suatu

komunikologis (2006:100) fungsi Humas adalah sebagai berikut :

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi


16

2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal

dan ekternal.

3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan meyebarkan informasi dan

organisasi kepada publiknya dan meyalurkan opini publiknya kepada

organisasi.

4. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi

kepentingan umum.

5. Operasionalisasi dan organisasi Humas adalah bagaimana membina

hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk

mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari

pihak organisasi maupun dari pihak publiknya.

2.2.4 Ruang Lingkup Humas

Menurut Ruslan (2005:46) ruang lingkup tugas hubungan

masyarakat (Humas) dalam sebuah organisasi adalah :

1. Membina hubungan ke dalam(public internal)


Publik Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/ badan
dalam perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang praktisi Humas
harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang
menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat sebelum kebijakan
itu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan ke luar (public eksternal)


Publik eksternal adalah publik umum/masyarakat. Mengusahakan
bertumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap
lembaga/organisasi yang diwakilinya.

2.2.4 Tugas Humas


17

Tugas Humas adalah membina hubungan baik dengan pihak-pihak

lain yang dalam suatu proses komunikasi. Dalam menguraikan dari tugas

Humas, perlu dibagi pengertian Humas tersbut berdasarkan kegiatannya,

adapun pembagian kegiatan Humas dibagi menjadi dua kegiatan yaitu

kegiatan internal relations dan kegiatan ekternal relations.

1. Tujuan kegiatan Ekternal Relation

Menurut Danandjaja (2011:25) menjelaskan tujuan dari Humas

berdasarkan kegiatan ekternal relations dimaksudkan untuk

mendapatkan dukungan public. Pengertian dukungan public disini

adalah:

a. Memperluas langganan atau pemasaran

b. Memperkenalkan suatu jenis hasil produksi atau gagasan yang

berguna bagi public dalam arti luas.

c. Mencari dan mengembangkan modal

d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat

luas.

Secara praktis tujuan eksternal relations itu harus dapat

menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai

sifat informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan publik

ataupun juga mengubah pendapat public sesuai dengan yang

diinginkan oleh komunikator.

2. Tujuan kegiatan internal relations


18

Menurut Danandjaja (20011:22) menjabarkan tujuan Humas

berdasarkan kegiatan internal relations mencakup beberapa hal

yaitu:

a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan

opini publik terhadap perusahaan. Terutama sekali ditujukan

kepada kebijakan perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada

kebijakan perusahaan yang sedang dijalankan.

b. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijakan

yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang dtetapkan

perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan public.

c. Memberikan penerangan kepada public karyawan mengenai

suatu kebijakan perusahaan yang bersifat objektif serta

menyangkut kepada berbagai aktifitas rutin perusahaan.

d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi

penugasan yang bersifat internal relations dalam perusahaan

tersebut.

Danandjadja (2011:24-25) mengatakan untuk menghindari

kesalahfahaman antara pimpinan dan public karyawan melalui

tujuan dari kegiatan internal relations ini, maka sebaiknya pihak

perusahaan menyelenggarakan kegiatan darma wisata, olah

raga,temu muka, aksi social, dimana kegiatan ini bertujuan

untuk memupuk hubungan yang erat antara pimpinan dengan

public karyawan, sehingga pada tahap selanjutnya dapat


19

diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang partisipan yang

baik dalam menghadapi tugas yang dibebankan oleh perusahaan

kepadanya dalam situasi kerja.

2.3 Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Implementationyang berarti

pelaksanaan (Echolas, 1997:313).Pelaksanaan berarti suatu tindakan atau eksekusi

terhadap suatu pemikiran yang tertuang dalam rencana terhadap suatu respon yang

diterima.

Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa implementasi adalah

pelaksanaan suatu rencana atau program yang telah dibuat sehingga dapat

diketahui dan direspon secara tebuka.

Menurut Iriantara (2004:37). Implementasi merupakan keseluruhan

kegiatan dan pilihan yang diperlukan untuk menjalankan sebuah rencana

startegi.Ini merupakan proses untuk menjalankan startegi dan kebijakan melalui

pengembangan program, anggaran dan prosedur. Implementasi pada kegiatan

seorang Humasterpokus pada mengkomunisasikan dan pelaksanaannya.

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa implementasi merupakan

tindakan atau pelaksanaan program kegiatan.Implementasi yang dimaksud bila

dikaitkan dengan kegiatan Humas adalah pelaksanaan misi penyelesaian krisis

SDM yang terjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pusat.


20

Proses Public Relations Cutlip and Center (2005) yaitu upaya pemecahan

permasalahan program kerja melalui empat langkah sebagai landasan acuan untuk

pelaksanaan program keja Public Relations yaitu sebagai berikut :

1. Research-Listening (Penelitian dan Mendengarkan)

Dalam tahapan ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi

dari publicsasaran yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan-kebijakan

suatu oganisasi.Kemudian melakukan evaluasi dari fakta-fakta, dan informasi

yang masuk untuk memutuskan keputusan berikutnya.Pada tahap ini akan

menetapkan suatu fakta dan infromasi yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi.

2. Planning-Decision (Perencanaan dan Mengambil Keputusan)

Pada tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan

dengan kebijakan serta termasuk menetapkan program kerja organisasi yang

sejalan dengan kepentingan atau keinginan pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Communications-Actions(Tindakan dan Komunikasi)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan fakta dan data

yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan.Pada tahap ini, aksi dan

komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals spesifik.Humasharus

cermat dan tanggap untuk mengambil tindakan untuk melakukan perubahan

apa yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diinginkan

dalam sasaran program. Startegi komuniksi dalam menyampaikan pesan yang

ingin disampaikan untuk mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan dalam

sasaran program.Sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara


21

efektif untuk dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan

berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya.

Sama halnya dengan implementasi kegiatan yang dilakukan oleh Humas TVRI

Pusat dalam meningkatkan citra sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP)

merupakan langkah pada tahapan aktivitas/tindakan komunikasi.Sebuah

implementasi program yang merupakan penerapan dan pelaksanaan kegiatan

komunikasi, yang pada tahap sebelumnya dilakukan sebuah perencanaan yang

matang kemudian Humas mengkomunikasikannya kepada seluruh staff

karyawan dan melakukan sosialisasi pengenalan program.Implementasi

sebagai aksi komunikasi yang dilakukan untuk perubahan dalam sasaran

program.Sasaran program ini adalah kegiatan-kegiatan Humas TVRI pusat

dalam meningkatkan citra sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP).Adapun

yang bertanggung jawab terhadap dalam implementasi program ini adalah

Kepala Divisi Humas selaku orang yang menguasai informasi yang berkaitan

dengan penelitian berdasarkan jabatan dan wewenangnya.

4. Evaluations (Tahap Evaluasi)

Pada tahap ini pihak Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari

program-program kerja atau aktivitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan,

serta tehnik-tehnik manajemen dan komunikasi yang telah digunakan

Empat langkah kegiatan Humas tersebut merupakan pedoman Humas

dalam mengimplementasikan program kegiatan yang dibuat. Dimana perencanaan

merupakan tahap awal sebelum merealisasikan kegiatannya, dan evaluasi


22

merupakan tahap akhir.Kegiatan evaluasi diperlukan karena dapat mengetahui

keberhasilan maupun kegagalan atas pelaksanaan kerja tersebut.

Penulis memfokuskan penelitian ini pada point Communications-Actions

(Tindakan dan Komunikasi).Bagaimana Implementasi manajemen Humas

diterapkan dalam kegiatan Divisi Humas TVRI Pusat dalam Meningkatkan Citra

sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP).

2. 4 Manajemen Humas

Cukup banyak definisi manajemen Humas yang dkembangkan oleh pakar,

akademisi, dan praktisi. Dari berbagai definisi tersebut, secara garis besar

manajemen Humas dapat dilihat secara konseptual, fungsional, dan unsure-

unsurnya dalam aktifitas dan kegiatan serta factor-faktor yang mempengaruhi

pengertian manajemen Humas dalam suatu organisasi.

Menurut Cutlip dan Center, public relation/Humas dapat dibedakan pada

fungsi manajemen melalui konsep kegaitan administrasi (operating concept of

administration) dan fungsi staf khusus dalam pelayanan administrasi. Adapun

dalam fungsi komunikasi, praktisi Humas melaksanakan kegiatan komunikasi

antara lembaga yang diwakilinya dan pihak public sebagai sasarannya.

(Ruslan,2010:40)

Harlow memberikan definisi dengan mengombinasikan berbagai elemen dari

berbagai definisi :

“Public relations is the distinctive management functions which helps


establish and maintain mutual line of communication, acceptance and
cooperation between an organization and its public; involves the
management of problems and issues; helps management to keep informed on
23

and responsive to public opinion”. (“publik relation adalah fungsi


manajemen yang membantu mendirikan dan memelihara hubungan
komunikasi yang saling menguntungkan, keterbukaan, dan kerja keras sama
antara organisasi dan publiknya, melibatkan manajemen problem dan isu,
membantu manajemen untuk tetap terinformasi dan responsive terhadap
public”).

Definisi Harlow walaupun terkesan sangat umum ataupun

general,memberikan arti penting bagi kegiatan Public Relation/Humas itu sendiri.

Bahwa kegiatan Public Relation/Humas yang dilakukan oleh setiap organisasi

ataupun institusi pada intinya adalah kegiatan komunikasi, serta membantu agar

manajemen tetap terinformasi (keluar dan kedalam) serta responsive terhadap apa

yang terjadi pada lingkungannya.

Kegiatan manajemen Humas mencakup fungsi-fungsi pokok manajemen

secara ummum perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan penelitian.

Hal tersebut bersumber dari definisi manajemen Humas, Public Relations

Management, yang menurut Mc Elreath :

“Managing public realtions means researching, planning, implementing


and evaluating an arry of communication activies sponsored by the organization;
from small group meeting to international satellite linked press conference, from
simple brochures to multimedia national campaigns, from open house to
grassroot political campaigns, from public services announcement to crisis
management”.

“Menurut Frank Jeffkins, Humas merupakan segala sesuatu yeng terdiri

atas semua bentuk komunikasi berencana, baik kedalam maupun keluar, untuk

mecapai tujuan khusus, yaitu pengertian bersama”. Manajemen Humas berarti

penelitian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan

komunikasi yang disponsori oleh organisasi; mulai pertemuan kelompok kecil

hingga berkaitan dengan konfrensi pers internasional via satelit, dari pembuatan
24

bronsur hingga kampanye nasional melalui multimedia, dari menyelenggarakan

acara open house hingga kampanye politik, dari pengumuman pelayanan public

hingga menangani kasus manajemen krisi.

Esensi dari definisi di atas bahwa Public Relation/Humas adalah segala

bentuk kontak dan hubungan yang diadakan oleh organisasi dengan semua bentuk

public, baik internal maupun eksternal. Hubungan ini meliputi semua bentuk

komunikasi. Humas adalah seni menciptakan pengertian public yang lebih baik

sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap suatu

individu/organisasi.

Berpijak dari pemikiran bahwa seorang praktisi Public Relation/Humas

dalam tugasnya akan melaksanakan aktivitas manajemen Public Relation (MPR),

merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang diimplikasikan (diterapkan)

di dunia Public Relations

Peranan Humas adalah sebuah organisasi adalah berkaitan dengan tujuan

utama dan fungsi-fungsi menejemen perusahaan.Fungsi dasar manajemen tersebut

merupakan suatu tujuan pokok dari organisasi/kelembagaan, dan biasanya

berkaitan dengan memanfaatkan berbagai potensi sumber-sumber (sumber daya)

yang dimiliki oleh organisasi/lembega bersangkutan.

Definisi Manajemen Humas yang dikemukakan oleh para pakar, adalah

manajemen Humas dapat dilihat secara konseptual, fungsional dan unsur-

unsurnya dalam aktifitas atau kegiatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi

pengertian Manajemen Humas dalam suatu organisasi. Baik untuk tujuan

komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal communication), membangun


25

hubungan baik (relationship) maupun komunikasi persuasive searah (one way

persuasive communication), yang pada akhirnya bertujuan untuk membangun

saling pengertian, menghargai, dukungan yang baik hingga menciptakan citra

positif. (Zainal Mukarom, 2015:109-110).

2.5 Krisis SDM

Krisis dalam bahasa Cina, diucapkan dengan wei-ji dan mempunyai dua

arti, yaitu “bahaya” dan “peluang”.Two side in the same coin. Memang benar,

krisis bisa menjadi bahaya atau bisa pula keberuntungan; peluang. Steven Fink

(2002:19) dari pendapat tersebut, penulis memahami bahwa arti krisis dalam

bahasa Cina bisa berarti menjadi bahaya dan bisa juga jadi peluang.

Kata krisis berasal dari bahasa Yunani Krisis, yang berarti “Keputusan.

”Ketika krisis terjadi perusahaan akan memutuskan apa yang harus dilakukan.

Bergerak ke kiri, atau bergeser ke kanan.Ke bawah atau ke atas.Bertarung atau

melarikan diri.

Krisis adalah ujian bagi eksistensi diri kita, baik sebagai sebuah

perusahaan atau seorang bagaimana kita menangani diri ditengah krisis. Kabar

buruknya adalah kita tidak pernah tahu dengan pasti bagaimana melakukannya

hingga krisis datang.Berita baiknya adalah kita dapat mempersiapkan diri dalam

prinsip-prinsip yang benar untuk menghadapi krisis.Ada tiga pendekatan dalam

situasi krisis

1) Hindari krisis

2) Tangani krisis dengan segera sebelum krisis semakin buruk


26

3) Carilah cara untuk mengubah krisis menjadi sebuah kesempatan. (Fink,

2002:20)

Krisis bagi organisasi merupakan ancaman penyakit dan, sebagaimana halnya

penyakit, terdiri dari beberapa tahap penyakit tesebut adalah sebagai berikut

(Fink, 2002:20-28).

1. Tahap Prodromal

2. Tahap akut

3. Tahap kronis

4. Tahap resolusi krisis

Lebih lanjut dijelaskan oleh Steven Fink (2002:21) dan Coombs (2010:22) bahwa

krisis, seperti halnya penyakit, memiliki durasi dan intensitas pada simtom atau

gejala yang akan menjelaskan beberapa hal, seperti jenis virus yang ada, usia dan

kondisi medis dari pasien, potensi kesembuhan atau perlakuan medis seperti apa

yang akan diterapkan pada pasien dan juga termasuk kemahiran dokter dalam

mendiagnosis.

Setiap rencana yang sudah dipesiapkan sejak awal tidak selalu akan

berjalan dengan mulus. Sesuatu yang tidak terduga atau diluar perkiraan

perencana dapat terjadi kapan saja. Faktor-faktor yang diluar dugaan yang bersifat

merugikan, baik yang berasal dari internal organisasi atau perusahaan ataupun

yang berasal dari eksternal, dapat menimbulkan situasi krisis. Krisis yang muncul

kerap memberikan kesempatan kepada praktisi Humas untuk berperan lebih besar

dalam kegiatan perencanaan pada level manajemen. Praktisi harus mempersiapkan


27

diri atas kemungkinan terburuk dengan melakukan antisipasi dan memberikan

respon sebaik-baiknya atas kebutuhan manajemen puncak.

Sebelum terjadi krisis dan berupaya menangani krisis, maka praktisi

Humas harus mengetahui terlebih dahulu tipe atau jenis krisis yang mungkin akan

muncul. Dengan demikian, sebelum melakukan tindakan atau respon terhadap

krisis, praktisi Humas harus menentukan tipe krisis yang muncul.

Jika ketika krisis datang menerpa suatu perusahaan, dan perusahaan

tersebut memiliki manjemen krisis yang baik, maka perusahaan siap menghadapi

krisis yang datang. Karena di dalam manajemen krisis tersebut sudah terbentuk

tim yang khusus menangani krisis.

Tipe dan Anatomi Krisis

Ada tiga tipe krisis dikemukakan Claudia Reinhardt, (Morissan,

2006:154), berdasarkan kategori waktu, yaitu:

1. Krisis bersifat segera (immediate crises)

2. Krisis baru muncul (emerging crises)

3. Krisis bertahan (sustained crises)

1). Krisis bersifat segera tipe krisis yang paling ditakuti karena tejadi begitu tiba-

tiba tidak terduga dan tidak diharapkan. Contoh pesawat jatuh, eksekutif

penting meninggal, kebakaran, gempa bumi, serangan bom, produk yang

tercemar.Krisis ini membutuhkan konsensus terlebih dahulu pada level

manajemen puncak untuk mempersiapkan rencana umum mengenai

bagaimana bereaksi jika krisis terjadi.


28

2). Krisis baru muncul tipe krisis ini masih memungkinkan praktisi Humas untuk

melakukan penelitian dan perencanaan terlebih dahulu, namun krisis tidak

meledak jika terlalu tidak ditangani. Contoh: ketidak puasan karyawan,

semangat karyawan yang rendah, pelecehan seksual di tempat kerja,

penyalahgunaan jabatan. Tantangan bagi praatisi Humas jika terjadi kriis

jenis ini adalah meyakinkan manajemen puncak untuk mengambil tindakan

perbaikan sebelum krisis mencapai tahapan krisis.

3). Krisis bertahan adalah krisis yang tetap muncul selama berbulan-bulan

bahkan bertahun-tahun walaupun telah dilakukan upaya terbaik oleh pihak

manajemen perusahaan atau organisasi untuk mengatasinya. Contoh: rumor

atau spekulasi mengenai perusahaan yang menyebar dari mulut ke mulut dan

disebarluaskan oleh media massa yang kesemuanya di luar kontrol praktisi

Humas.

Keberhasilan dalam menangani krisis membutuhkan kemampuan untuk

melakukan antisipasi terhadap kondisi yangrentan serta kemungkinan munculnya

keadaan darurat, keahlian dalam merencanakan strategi yang dapat merespon

segala kemungkinan dalan merencanakan strategi yang dapat merespon segala

kemugkinan skenario keadaan darurat, pengenalan terhadap krisis pada tahap

yang paling awal serta kemampuan untuk merespon secepat mungkin sebagai

bagian dari proses perencananan manajemen krisis secara sistematis.

Sebuah krisis adalah peristiwa yang besar yang tak terduga yang secara

potensial berdampak negatif terhadap perusahaan dan publiknya.Peristiwa ini

mungkin cukup merusak organisai atau perusahaan, karyawan produk dan jasa
29

yan dihasilkan, kondisi keuangan, dan citra serta reputasi perusahan (Barton,

dalam Putra, 1999:84), namun, ada juga yang melihat bahwa krisis tidak selalu

mengantarkan pada kebangkrutan.

Jadi dari sutau situasi ini, mungkin perusahan atau organisasi dapat

menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk. (Fink, dalam Putra, 1999:84-85).

Apakah suatu krisis akan menjadikan organisasi menjadi lebih baik atau lebih

buruk sangat tergantung pada bagaimana pihak manajemen meresepsi dan

merespon situasi tersebut atau sangat begantung pada pandangan, sikap, dan

tindakan yang diambil terhadap krisis tersebut (Hardjana, dalam Putra,1999:85)

2.5.1 Jumlah SDM yang tidak Kompatibel dan Proporsional pada LPP TVRI

Dengan jumlah SDM yang tidak terlalu banyak, namun efektif dan punya

kreativitas tinggi, stasiun TV swasta bisa survive dalam persaingan. Mereka juga

punya sistem assessment yang membuat hal benar-benar disiplin tinggi.Namun

persaingan membuat hal kejam tersebut terjadi.Ada kedinamisan yang membuat

stasiun TV swasta tidak menonton, dan membuat masyarakat jadi lebih tertarik

menyaksikan stasiun TV swasta.

Namun LPP TVRI mengalamipersoalan dalam jumlah karyawan yang

terlalu banyak, karyawan PNS dan non PNS, karyawan yang kebanyakan PNS,

tentu membuat adanya blok besar (zona nyaman) yang membuat mereka tidak

berusaha keras dalam membuat kreativitas baru. Kinerja personel lemah dan

sebagai persoalan-persoalan lainnya membuat krisis semakin berat.Tentu ini

merupakan kerja keras paling utama untuk bisa menyeragamkan persepsi dari atas

ke bawah.Di stasiun TV swasta, tekanan-tekanan eksternal dan internal justru bisa


30

membuat kreativitas semakin banyak, meskipun pada akhirnya blok besar tetap

mereka hadapi juga. Umur karyawan juga mempengaruhi kreativitas semakin

banyak, meskipun pada akhirnya blok besar tetap mereka hadapi juga. Umur

karyawan juga mempengaruhi kreativitas, dimana rata-rata karyawan sudah

“berumur”, sekitar 46-55 tahun, dimana pada stasiun TV swasta karyawan

biasanya berumur antara 25-40, yang notabene masih lebih mudah dalam

menyerap aspirasi dan pengalaman baru. Termasuk penggunaan teknologi.Belum

terpenuhinya kebutuhan IT yang mendukung dalam aktivitas kerja. Salah satu

factor lain yang menyebabkan pegawai LPP TVRI Pusat Jakarta tidak dapat

bekerja secara professional adalah proses kerja yang tidak didukung dengan

ketersediaan IT sebagai pendukung. Selain itu terjadi juga pengawasan kerja

(controlling) yang belum berjalan dengan baik dan bertindak tegas, akibatnya,

pegawai akan bekerja sesuai dengan sudut pandang dan kemauannya. Pada

akhirnya akan menghasilkan capaian kerja yang biasa-biasa saja atau sekedar

pemenuhan kewajiban tanpa menghasilkan capaian lebih atau bahkan cenderung

menurun. Ini merupakan kondisi yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan

sistem yang dibangun oleh televisi-televisi swasta, yakni mereka melakukan

tindakan pengawasan yang sangat baik dan akan menindak tegas yang tidak

bekerja sesuai arahan.Keberadaan atasan yang tidak begitu memperhatikan

bawahan dan tidak adanya hukuman dan penghargaan sebagai imbalan atas proses

pencapaian kerja, turut menjadi sumber persoalan yang membentuk iklim

komunikasi yang semakin tidak sehat. Pada akhirnya kinerja pegawai berdampak

tidak berjalan dengan baik.


31

Beragam persoalan tersebut memang butuh waktu diselesaikan namun

bukan berarti TVRI “tidur”.Perubahan-perubahan sudah banyak

dilakukan,terutama dari sisi program. Dengan memakai langkah-langkah baru

untuk memperbaiki citra TVRI, seperti memonetisasi (menjadikan uang) konten-

konten siaran mereka, peremajaan asset dan infrastruktur, hingga menjadikan

karyawan karyawan berusia muda sebagai lapis kedua dalam pengelolaan

siaran.TVRI sekarang mengunggulkan program Buah Hatiku Sayang, program

untuk keluarga yang menampilkan anak-anak berbakat dan berprestasi, serta

Taman Buaya Beat Club yang sering menampilkan musisi-musisi indie.

Secara teknis, peralatan di TVRI harus selalu di upgrade. Tentu hal ini

memang membutuhkan penguasaan teknologi yang cepat dari

karyawannya.Standar siarannya sudah harus mengikuti standar

internasional.Kreativitas dalam program harus terus dijaga, dengan

mempertahankan apa yang sudah ada, dan kemudian mencari ide-ide baru untuk

lebih menarik pemirsa.

Pemerintah tidak lagi boleh mengabaikan TVRI apalagi sampai

memanfaatkannya sebagai ladang uang.TVRI hadir sebagai semangat pemersatu

bangsa, maka pemerintah haruslah memperkuat posisinya dalam

industri.Peraturan yang berlaku, haruslah menyesuaikan diri dengan LPP, TVRI

harus lebih diperhatikan dan harus didukung untuk menjadi pelopor dalam

berbagai teknologi dan implementasi aturan baru yang dibuat pemerintah.


32

2.6 Pencapaian Citra Positif

Pencapaian Citra adalah tujuan utama, dan merupakan reputasi dan

prestasi yang layak dicapai bagi dunia Humas (Hubungan Masyarakat), Nilai Citra

itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi hanya bisa

dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk.

Beberapa jenis citra yang dikenal dalam kegiatan hubungan masyarakat,

menurut Frank Jefkins yang dikutip oleh Sumirat dan Ardianto dalam bukunya,

Dasar-Dasar Public Relations,yaitu :

1. Citra cermin (mirror image)

Pengertian Citra cermin yang diyakini oleh perusahaan yang bersangkutan,

terutama para pimpinannya yang merasa selalu benar/baik, tanpa

mengacuhkan kesan orang lain. Dan setelah dilakukan survey dan study

tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan

antara yang diharapkan dengan kenyataan citra di lapangan, bisa saja yang

terjadi justru mencerminkan citra yangbertolak belakang.

2. Citra kini (current image)

Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain dalam hal ini

tentang perusahaan/organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya.

Bila berdasarkan pengalaman dan informasi, kurang baik penerimaannya,

posisi pihak Humas akan menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan,

kecurigaan, prasangka buruk, akan muncul kesalah pahaman yang

menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan

negatif yang akan diperolehnya.


33

3. Citra keinginan (wish image)

Citra keinginan adalah seperti apa yang ingin dicapai oleh

pimpinan/manajemen terhadap perusahaan/organisasinya, atau produk yang

ditampilkan untuk lebih dikenal dan diterima dengan kesan yang selalu positif.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Jenis citra ini adalah berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai pantauan

utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal

dan diterima oleh publiknya. Dapat saja tentang latar belakang sejarahnya,

kualitas pelayanannya, keberhasilannya, bahkan dapat juga berkaitan dengan

tanggung jawab sosialnya. Dalam hal ini pihak Humas (hubungan masyarakat)

berupaya dan bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra

perusahaan, yang tentunya akan berdampak secara global (misalnya :

peningkatan nilai saham perusahaan)

5. Citra serbaneka (multiple Image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya

bagaimana pihak Humas akan menampilkan pengenalan terhadap identitas

perusahaan, atribut, logo, seragam para frontliner, sosok gedung, lobby kantor

dan penampilan para profesional. Semua itu kemudian diidentikan ke dalam

suatu citra serbaneka yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan.

6. Citra penampilan (performance image)

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kerja atau

penampilan diri para professional pada perusahaan tersebut. Misalnya dalam

memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut tamu,


34

menjawab telepon, menghadapi pelanggan dan publiknya, harus serba

menyenangkan serta memberikan kesan yang baik.

2. 6. 1 Citra Perusahaan
Citra tidak bisa dipilah secara kaku pada area baik dan buruk.Citra

harus dikembangkan berdasarkan pada perkembangan bisnis yang dimiliki

oleh perusahaan.Perusahaan yang baru tumbuh membutuhkan pencitraan

yang berbeda dengan perusahaan yang sudah masuk dalam kematangan.

Citra positif adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi

dan prestasi yang hendak dicapai oleh perusahaan.

Semua stasiun televisi baik swasta maupun lokal berlomba-lomba

agar dapat meraih perhatian pemirsa sebanyak-banyaknya.Apalagi persaingan

yang ketat tengah terjadi antara televisilokal dan televisi swasta.Karena itu

televisi lokal bekerja keras agar dapat menarik perhatian masyarakat.Salah

satu caranya adalah dengan menyiarkan berbagai program acara yang

menarik yang terkait dengan umur budaya masyarakat setempat.Hal ini

sangat berguna demi mendukung terciptanya positif stasiun televisi lokal

sebagai jendela bagi masyarakat setempat untuk menengok kampung halaman

sendiri.

Dengan demikian penulis berkesimpulan, bahwa aktivitas program

kerja Humas merupakan kegiatan-kegiatan yang disusun oleh Humas secara

terencana dan teratur dengan menggunakan media untuk menunjang program

ke dalam (internal) dan keluar (eksternal) yang dijalankan Humas.Keberadaan

manajemen Humas dalam suatu organisasi/perusahaan atau lembaga sudah

seharusnya menempati posisi penting dalam komponen pengambil kebijakan


35

dan keputusan, atau dengan kata lain keberadaannya adalah sebagai suatu

kesatuan manajemen organisasi yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya,

Humas LPP TVRI Pusat mempunyai peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan citra TVRI sebagai televisi pemerintah

2. 7 Alur Pemikiran

Berdasarkan uraian teori diatas, maka penulis menggambarkan kerangka

pemikiran dalam penelitian tersebut, sebagai berikut:

2. 7. 1 Kerangka Pemikiran.

Kerangka Pemikiran Peranan Humas dalam Meningkatkan Citra LPP

TVRI:

Humas
LPP TVRI Jakarta

Internal External

Manajemen Humas
- Penelitian & Mendengar
- Perencanaan & Keputusan
- Tindakan & Komunikasi
- Evaluasi

Citra Positif Perusahaan


( LPP TVRI )
36

Salah satu bagian dari manajemen lembaga televisi yang mempunyai

peranan sangat penting adalah Humas.Peranan Humas dalam lembaga ini

adalah membentuk opini publik, menjalin hubungan baik dengan pihak

eksternal dan menjalin hubungan baik dengan media lain dan pers. Bila

peranan tersebut dapat dilakukan/diimplementasikan dengan baik oleh

Humas, maka tujuan televisi sebagai Lembaga Penyiaran Publik dapat

tercapai, yaitu mendapatkan citra positif.

Dari definisi-definisi diatas penulis menyimpulkan guna menjalankan

fungsi Humas tersebut, pendelegasian wewenang serta pembentukan unit

struktur organisasi bagi kedudukan Humas sangatlah penting.Dengan

pendelegasian yang jelas tersebut pejabat Humas dapat menyusun sistem

secara terstruktur dalam menjalankan fungsi-fungsi organisasi, seperti

menghadapi media publik, mengurus hubungan antara unit-unit yang ada

dalam lembaga induk maupun segala sesuatu yang berhubungan dengan

isntansi serta masyarakat


37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Divisi Humas LPP TVRI Jakarta yang

beralamat di Jln. Gerbang Pemuda Senayan No. 8, Jakarta Pusat. Sedangkan

waktu penelitian dimulai dari bulan Mei-Juli 2016.

3. 2 Desain Penelitian

3. 2. 1 Paradigma Penelitian

Post positivisme

Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-

kelemahan positivisme yanghanya mengadalkan kemampuan pengamatan

langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontology aliran ini bersifat

critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam knyataan

sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas

dapat dilihat secara benar oleh peneliti. Oleh karena itu secara metodologi

pendekatan eksperimental melalui metode triangulation yaitu penggunaan

bermacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivisme yang

menempatkan pentingnya pengamatan dan objektivitas dalam menemukan

suatu realitas atas apa yang pernah dialami Humas Lembaga Penyiaran Publik

37
38

(LPP) TVRI Pusat. Dengan adanya implementasi manajemen Humas dalam

krisis SDM dalam upaya penyelesaian krisis tersebut.

3.2.2 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian deskriptif memusatkan pada suatu unit tertentu dari

berbagai variabel sehingga penelitian ini dapat lebih mendalam

dankedalaman datalah yang menjadi pertimbangan dalam penelitian, sehingga

jenis penelitian ini bersifat mendalam dan ke pusat sasaran penelitian.

Sedangkan jenis penelitian ini termasuk jenis peneliian kualitatif

dengan berdasarkan pada data yang ada berupa kata-kata bukan pengolahan

angka-angka dan akan digali sedalam-dalamnya. Penelitian kualitatif ini

menggunakan metode penelitian deskriptif artinya melakukan variabel demi

variabel, satu demi satu.

Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk:

1. Menggunakan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang

ada

2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek

yang berlaku

3. Membuat perbandingan atau evaluasi

4. Menentukan apa yang dilakukan dalam menghadapi masalah yang sama

dan belajardari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan

keputusan pada waktu yang akan datang


39

Dengan demikian, metode deskriptif ini digunakan untuk

menggambarkan secara sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik

populasi tertentu atau bidang tertentu.

Sesuai dengan tipe penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif,

peneliti melakukan evaluasi terhadap “Implementasi Manajemen Humas LPP

TVRI Pusat Pada Penyelesaian Krisis SDM Dalam Meningkatkan Citra”.

Tujuan evaluasi ini adalah untuk mendapatkan informasi, data-data dan fakta

sesungguhnya tentang Implementasi Manajemen Humas oleh Humas LPP

TVRI Pusat dalam upaya pemecahan permasalahan program kerja Humas

pada penyelesaian krisis SDM dalam meningkatkan citra

Sehingga pada saat memberikan laporan, peneliti dapat menjabarkan

secara langsung sesuai dengan kenyataan yang peneliti jalankan selama

evaluasi informasi tentang fakta evaluasi di lapangan yaitu kegiatan

“Implementasi Manajemen Humas oleh Humas LPP TVRI Pusat Pada

Penyelesaian Krisis SDM Dalam Meningkatkan Citra” akan membantu

peneliti untukmendapatkan data-data dan menjawab pertanyaan peneliti

tentang Implementasi Manajemen Humas oleh Humas LPP TVRI Pusat.

3. 3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode peneltian

kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fonemena melalui pengumpulan data

sedalam-dalamnya. Bogdan dan Taylor (Moleong,2011:4) mendefiniskan metode

penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian kualitatif yang menghasilkan data

perilaku yang dapat diamati.


40

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena hasil

penemuannya tidak berdasarkan kepada angka-angka melainkan berbentuk kata-

kata dan gambar yang diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumen

perusahaan.

3.3.1 Sifat Penelitian

Penelitian Kualitatif Deskriptf

Jenis penelitian deskriptif memusatkan pada suatu unit tertentu dari

berbagai variabel sehingga penelitian ini dapat lebih mendalam dan

kedalaman datalah yang menjadi pertimbangan peneliti, sehingga jenis

penelitian ini bersifat mendalam dan fokus pada sasaran penelitian. Dalam

penjelasan ini maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian kualitatif

deskriptifdata yang diolah bukan berupa angka-angka. Penelitian kualitatif

deskriptif merupakan penelitian yang bersifat apa adanya, dengan

menggambarkan suatu hal yang sedangterjadi secara factual dengan

menggunakan kata-kata dan gambar sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi

lapangan.

3.4 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Humas Lembaga Penyiaran Publik

(LPP) TVRI Pusat Jakarta sebagai sumber dalam penelitian antara lain :

a. Bapak Drs. Ebi Rukbi, M. Si, sebagai Subbagian Humas LPP TVRI Pusat

Jakarta
41

b. Bapak Nurahman sebagai staff HumasLPP TVRI Pusat Jakarta

c. Bapak Julius sebagai staffHumas LPP TVRI Pusat Jakarta

d. Bapak Edi Widiyanto, S. Sos,M. Si selaku Kasubbag Data, Evaluasi &

PengembanganSDMLPP TVRI Pusat Jakarta

Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah Staff-staff Divisi Humas LPP TVRI

Pusat Jakarta

3.5 Key Informan dan Informan

Key Informan
Key Informan adalah sumber informasi yang memiliki pengetahuan yang

luas dan relevan untuk menjawab permasalahan yang diteliti tentang judul yang

diambil oleh peneliti, dalam hal ini peneliti memilih key informan I:BapakEbi

Rukbi, sebagai Subbagian Humas LPP TVRI Pusat Jakarta danKey informanII

Bapak Edi Widiyanto Kasubbag Data, Evaluasi dan Pengembangan SDM LPP

TVRI Pusat Jakarata

Pertimbangan peneliti memilih Key Informan 1 karena beliau menjabat

sebagai Pimpinan/Kepala Bagian Humas dalam LPP TVRI Pusat Jakarta danKey

informanII Kasubbag Data SDM

Informan

Informan adalah orang yang dianggap mengetahui informsi tentang

Manajamen Humas LPP TVRI Pusat dan sudah menjabat sebagai staff Humas

LPP TVRI selama sekian tahun dan banyak mengetahui tentang kondisi Humas

dan peranan Humas dari awal terbentuknya hingga saat ini di Humas LPP TVRI

Pusat diantaranya :
42

Informan 1 : Bapak Nurmaman sebagai staff Humas LPP TVRI Pusat

Jakarta

Informan II : Bapak Julius sebagai staffHumas LPP TVRI Pusat Jakarta

Teknik yang digunakan peneliti dalam meneliti permasalahan ini adalah

dengan wawancara mendalam kepada informan, sebagai staff Humas LPP TVRI

Pusat Jakarta.

3. 6 Operasional Konsep

Dalam Manajemen Humas suatu organisasi merupakan fungsi manajemen

yang memiliki tanggung jawab manajerial terhadap masyarakat dan khalayak

umum atau hal-hal yang lebih khusus. Humas adalah bagian proses perubahan dan

pemecahan masalah di dalam organisasi/perusahaan/instansi yang bergerak secara

dinamis. Dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam

lingkungan, seorang praktisi Humas harus memiliki tahapan-tahapan dalam

melakukan kegiatannya.

Memakai konsep Cutlip dan Center (2006) ada empat proses

Humas/Public Relation. Proses tersebut bersifat dinamis, sehingga setiap unsurr

yang ada pun berkesinambungan dalam suatu pemecahan masalah. Keempat prose

tersebut adalah:

1. Research-Listening (Penelitian dan Mendengarkan)

Dalam tahapan ini, penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi

dari public sasaran yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan-kebijakan

suatu oganisasi.Kemudian melakukan evaluasi dari fakta-fakta, dan informasi

yang masuk untuk memutuskan keputusan berikutnya.Pada tahap ini


43

akanmenetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi.

2. Planning-Decision (Perencanaan dan Mengambil Keputusan)

Pada tahap ini memberikan sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan

dengan kebijakan serta termasuk menetapkan program kerja organisasi yang

sejalan dengan kepentingan atau keinginan pihak-pihak yang berkepentingan.

3. Communications-Actions(Tindakan dan Komunikasi)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan/kegiatan sesuai dengan fakta dan data

yang telah dirumuskan dalam bentuk perencanaan.Pada tahap ini, aksi dan

komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals spesifik.Humas harus

cermat dan tanggap untuk mengambil tindakan untuk melakukan perubahan

apa yang dilakukan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diinginkan

dalam sasaran program. Startegi komuniksi dalam menyampaikan pesan yang

ingin disampaikan untuk mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan dalam

sasaran program.Sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara

efektif untuk dapat mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan

berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya.

Sama halnya dengan implementasi kegiatan yang dilakukan oleh Humas TVRI

Pusat dalam meningkatkan citra sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP)

merupakan langkah pada tahapan aktivitas/tindakan komunikasi.Sebuah

implementasi program yang merupakan penerapan dan pelaksanaan kegiatan

komunikasi, yang pada tahap sebelumnya dilakukan sebuah perencanaan yang

matang kemudian Humas mengkomunikasikannya kepada seluruh staff


44

karyawan dan melakukan sosialisasi pengenalan program.Implementasi

sebagai aksi komunikasiyang dilakukan untuk perubahan dalam sasaran

program.Sasaran program ini adalah kegiatan-kegiatan Humas TVRI pusat

dalam meningkatkan citra sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP).Adapun

yang bertanggung jawab terhadap dalam implementasi program ini adalah

Kepala Divisi Humas selaku orang yang menguasai informasi yang berkaitan

dengan penelitian berdasarkan jabatan dan wewenangnya.

4. Evaluations (Tahap Evaluasi)

Pada tahap ini pihak Humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari

program-program kerja atau aktivitas Humas lainnya yang telah dilaksanakan,

serta tehnik-tehnik manajemen dan komunikasi yang telah digunakan

Empat langkah pemecahan masalah dalam kegiatan Humas tersebut

merupakan pedoman Humas dalam mengimplementasikan program kegiatan yang

dibuat.Dimana perencanaan merupakan tahap awal sebelum merealisasikan

kegiatannya, dan evaluasi merupakan tahap akhir.Kegiatan evaluasi diperlukan

karena dapat mengetahui keberhasilan maupun kegagalan atas pelaksanaan kerja

tersebut.

Penulis memfokuskan penelitian ini pada point Communications-Actions

(Tindakan dan Komunikasi).Bagaimana Implementasi manajemen Humas

diterapkan dalam kegiatan Divisi Humas TVRI Pusat dalam Meningkatkan Citra

Sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP).


45

3. 7 TeknikPengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan tahap awal dalam suatu penelitian,

tanpa metode pengumpulan data peneliti tidak akan mendapatkan data yang

dibutuhkan dan memenuhi syarat data yang ditetapkan.

1. Observasi

Peneliti akan observasi langsung ke LPP TVRI melalui pengamatan langsung

diharapkan penulis dapat melihat atau menyaksikan secara langsung kegiatan

pegawai LPP TVRI Pusat Jakarta khususnya pada Divisi Kelembagaan

Hukum dan Humas untuk kemudian mengambil kesimpulan masalah apa saja

yang sebenarnya terjadi dalam lingkungan organisasi dan pengaruhnya

terhadap kualitas SDM

2. Wawancara

Penulis dalam hal ini melakukan wawancara secara mendalam kepada

karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta khususnya dibagian Kelembagaan Hukum

dan Humas, serta dengan Pimpinan Kelembagaan Hukum dan Humas dan

Subbagian Data Evaluasi dan Pengembangan SDM di LPP TVRI Pusat

Jakarta. Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan menggunakan

metode tanya jawab (narasumber) dengancara menanyakan sejumlah

pertanyaan yang disiapkan. Kemudian satu persatu diperdalam untuk

mengumpulkan keterangan sesuai kebutuhan.

3. Dokumentasi
46

Penulis menghimpun data-data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini

yang didapat melalui berbagai dokumen arsip, buku, surat kabar, internet dan

lain-lain.

3.8 Teknik Pengolahan Data

Penulis akan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang diperlukan

melalui wawancara serta observasi langsung. Untuk kemudian data yang

diperoleh yang berupa kata, kalimat, dokumen pribadi atau catatan di lapangan

akan disajikan dalam bentuk narasi. Disusun menjadi suatu karya ilmiah dengan

menggabungkan dengan beberapa konsep yang akan digunakan dalam

penyelesaian penulisan skripsi ini.

3. 8 Analisa Data

Dalam tahapan ini penulis akan memperhatikan data-data yang didapatkan

dari lapangan baik data tertulis maupun data hasil pengamatan serta dari literature-

literatur yang terdapat di Kelembagaan Hukum dan Humas LPP TVRI kemudian

akan penulis tafsirkan dengan kerangka acuan dan teori yang digunakan dalam

penelitian ini.

Proses Analisa Data

1. Analisa sebelum di lapangan.

Sebelumnya telah melakukan pengumpulan data hasil studi pendahuluan, atau

data sekunder yang akan dilakukan sebagai fokus penelitian, namun hal

tersebut masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti

masuk dan selama di lapangan.

2. Analisa selama di lapangan


47

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya cukup banyak dari

proses pengumpulan data, akan membuat rumit proses penelitian, maka

perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data dengan melakukan proses sortir

kepada data-data yang penting dan juga membuang data-data yang tidak

penting. Mereduksi data terfokus pada tujuan utama dari penelitian yaitu

menemukan sebuah temuan dari sebuah penelitian. Jika penelitian

menemukan sebuah temuan baru dari sebuah penelitian. menemukan

sebuah temuan baru, asing, belum memiliki pola, justru data tersebutlah

yang akan menjadi perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

(Sugiyono, 2010-431,432).

b. Display Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah display data adalah kelanjutan

reduksi data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart

dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. (Sugiono, 2010:343).

c. Conclusion Drawing

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila


48

kesimpulan yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel. (Sugiono, 2010:438).

3. 9 Teknik Keabsahan Data

3. 9. 1 Validitas

Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada

obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporakan oleh peneliti. Dengan

demikian datayang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang

dilaporakan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian. Bila dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti

akan melaporkan merah; kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja

dengan keras, maka peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan

keras. Bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang

terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

(Sugiono,2013:361).

Dalam validitas internal derajat keakuratan desain penelitain dengan

hasil akhir yang dicapai. Bila didalam desain penelitian dibuat dan dirancang

untuk meneliti implementasi manajemen Humas pada penyelesaian krisis

SDM dalam meningkatkan citra dalam perusahaan, maka data yang dipeoleh

harus data yang akurat tentang manajemen Humas dalam perusahaan.


49

3. 9. 2 Triangulasi

Untuk mengecek krediabilitas data, peneliti menggunakan teknik

triangulasi. Dalam hal ini jawaban subyek di cross chekkan dengan dokumen

yang ada. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model triangulasi

waktu, yaitu sebagai berikut: triangulasi waktu adalah perubahan suatu proses

dan perilaku manusia setiap waktu sering berubah. Artinya, periset perlu

mengadakan observasi tidak hanya satu kali. (Ruslan, 2010:234).

Teknik triangulasi waktu merupakan teknik pengumpulan data yang

bersifat berubah-ubah pada suatu proses dan perilaku manusia setiap waktu

untuk itu peneltii harus melakukan observasi berkali-kali untuk mendapatkan

data yang pasti, nyata, jelas dan aktual. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi waktu untuk menguji kreadibilitas data tentang

implementasi manajemen Humaspada penyelesaian krisis SDM dalam

meningkatkan citra yang dilakukan oleh Humas LPP TVRI Pusat Jakarta.

Pengumpulan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dalam

melakukan observasi, yaitu key informan I dan Key informan II, inforrman 1

dan informan II.Data akan dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan.
50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Gambaran Umum dan Tempat Penelitian

4. 1. 1 Sejarah LPP TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran

yangmenyandang nama Negara mengandung arti bahwa siaran

yangditayangkan TVRI ditujukan untuk kepentingan Negara. Sejak

berdirinya, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra

bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala

internasional mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai

perekat sosial.

Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam

proses belajar berdemokrasi. Pada Tanggal 24 Agustus 1962 TVRI

menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games yang ke IV

dari stadion utama GeloraBung Karno, Jakarta. Tanggal 24 Oktober 1963

dalam era Demokrasi Terpimpin, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang

Pembentukan yayasan TVRI dengan pemimpin umum Presiden Republik

Indonesia. Selanjutnya pada Tahun 1964 dimulailah pembangunan stasiun

penyiaran daerah, dimulai dengan TVRI stasiun Yogyakarta, Medan,

Surabaya, Ujung Pandang (Makassar), Manado, Denpasar, serta Balikpapan.

Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah

menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen

50
51

Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggung jawab

Direktur Jendral Radio, Televisi, dan Film. Tahun 1975, dikeluarkan SK

Menpen no. 55 Badan Siaran/KEP/Menpen/1975, mengenai TVRI memiliki

status ganda yaitu selain sebagai yayasan TVRI juga sebagai Direktorat

Televisi, sedangkan manajemen yang diterapkan yaitu manajemen

perkantoran/birokrasi. Dalam era Reformasi terbitlah peraturan pemerintah

RI Nomor 36 Tahun 2000 yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan

Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan. Oktober 2001,

diterbitkan peraturan pembinaan perjan TVRI di bawah kementrian Negara

BUMN untuk urusan organisasi dan departemen keuangan untuk urusan

keuangan.

Kemudian pada tanggal 17 April 2002 melalui peraturan pemerintah

Nomor 9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero)

di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN. Melalui Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI

ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum

yang didirikan oleh Negara. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005

menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi,

pendidikan dan hiburan yang sehat,kontrol dan perekat sosial, serta

melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat

melalui penyelengaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia. TVRI merupakan televisi tertua yang

berada di Indonesia yang jangkauannya mencapai seluruh Indonesia dengan


52

jumlah penonton sekitar 82% penduduk Indonesia, memiliki 27 stasiun

daerah dan 1 stasiun pusat di Jakarta dengan didukung oleh 376 stasiun

transmisi di seluruh wilayah Indonesia. TVRI diberikan masa transisi selama

3 tahun berdasarkan PeraturanPemerintah no. 9 tahun 2002 yang menyatakan

TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui persero ini pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat

melaksanakan pembenahan-pembenahan baik dibidang Manajemen, Struktur

Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu direksi TVRI

melakukan konsolidasi, mengenai restrukturisasi, pembenahan di bidang

marketing dan programming, mengingat sikap karyawan TVRI masih

mengacu pada status PERJAN dan kurang memiliki nilai jual.

Mengenai Karyawan, direksi TVRI melalui restrukturisasi akan

diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan

kemampuan masing masing serta dengan kualifikasi yang jelas. Melalui

restrukturisasi juga akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut

diatas diketahui, dan fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi dengan

keahlian dan profesi masing-masing dengan kualifikasi yang jelas. Juga akan

diketahui apakah mengisi perlu dicari tenaga professional dari luar atau dapat

memanfaatkan sumber daya TRI yang tersedia.

Dalam bentuk persero selama masa transmisi, TVRI benar-benar diuji

untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari sumber antara lain dalam

bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun BUMN serta

meningkatkan profesionalisme karyawan. Dengan adanya masa transmisi


53

selama 3 tahun, diharpkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria dalam

undang-undang penyiaran yaitu sebagai televisi publik dengan sasaran

khalayak yang jelas.

Tanggal 20 Mei 2003 bertepatan dengan hari kebangkitan nasional,

TVRIkembali mengoperasikan pemancar stasiun relay sebanyak 376 buah di

seluruh Indonesia. Sesuai dengan undang-undang No. 32 tahun 2002 dan

bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 44 pada tanggal 24 Agustus 2006,

TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik (LPP), serta berganti motto

dari “Menjalin Persatuan dan Kesatuan” menjadi “Makin Dekat di Hati”

Perubahan status TVRI menjadi TV Publik, dapat menjadikan TVRI

sebagai media alternatif bagi proses pencerahan dan penceredasan bangsa,

serta dapat membuka peluang bagi TVRI untuk menyatakan eksistensinya

yang lebih bermakna di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat yang berada

dalam tekanan media yang bersifat komersial. Perubahan status TVRI

menjadi TV Publik yang peduli terhadap pendidikan, kebudayaan dan

kebangsaan, akan ikut menghantarkan bangsa menuju masa depan kehidupan

bangsa yang makin cerdas, sejahtera dan maju.

4. 1. 2 Visi dan Misi

4. 1. 2. 1 Visi LPP TVRI

Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka

turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional.


54

4. 1. 2. 2 Misi LPP TVRI

1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan

kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi

3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta

menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi serta

memperhatikan komunitas yang terabaikan.

4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa

dan Negara Indonesia di dunia internasional.

4. 1. 3 Struktur Organisasi

Keputusan Direksi PT Televisi Republik Indonesia nomor

234/KPTS/IREKSI/TVRI/2004 tanggal 29 Juni 2004 tentang organisasi dan

tata kerja PT Televisi Republik Indonesia (Persero), Meliputi Direksi, TVRI

Stasiun Daerah, TVRI Sektor Transmisi, serta Pendidikan dan Latihan.

a. Direksi

Terdiri dari Direktur utama, direktur berita, direktur program, direktur

keuangan, direktur teknik dan direktur umum.

b. TVRI stasiun daerah yang terdapat di Jakarta Ruang lingkup tugas direksi

yang berkedudukan di Jakarta atau disebut kantor pusat, adalah sebagai

berikut:

1. Direktur utama

Bertugas memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas para anggota

direksi dalam menjalankan tugas sesuai dengan bidang atau substansi


55

masing-masing, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas semua unsur di lingkungan TVRI. Dalam menjalankan tugas,

direktur utama dibantu oleh satuan pengawas intern dan secretariat

perusahaan.

2. Direktur berita

Bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan dan

menyelenggarakan kegiatan di bidang berita. Direktorat Berita, terdiri

dari Bidang Pemberitaan Dan Bidang Produksi Pemberitaan.

3. Direktur program

Bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan dan

menyelenggarakan kegiatan di bidang siaran, produksi, pemasaran dan

penjualan. Direktorat Program, terdiri dari Bidang Siaran, Bidang

Produksi, Pemasaran Dan Penjualan.

4. Direktur teknik

Bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan dan

menyelenggarakan kegiatan di bidang teknik. Direktorat Teknik,

terdiri dari Bidang Teknik Tranmisi Dan Prasarana, Bidang Teknik

Produksi dan Penyiaran, Bidang Kerjasama Teknik dan Teknologi

Informasi

5. Direktur keuangan

Bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan dan

menyelenggarakan kegiatan di bidang keuangan. Direktorat

Keuangan, terdiri dari Bidang Anggaran, Bidang Keuangan dan

Investasi, Bidang Akuntansi dan Perpajakan.


56

6. Direktur umum

Bertugas menetapkan kebijakan, melaksanakan pembinaan dan

menyelenggarakan kegiatan di bidang umum dan sumber daya

manusia. Direktorat umum terdiri dari Bidang Pengadaan dan

Inventaris, Bidang Prasarana Umum, Bidang Sumber Daya Manusia,

Kesekretariatan dan Kelembagaan.

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT UMUM


LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR
UMUM

Ka-Bagian Ka-Bagian Ka-Bagian Ka-Bagian


sarana dan pengadaan dan Sumber Daya pengadaan dan
prasarana inventarisasi Manusia inventarisasi

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


gedung, pengadaan data, evaluasi sekretariat
kantor, dan barang dan DEWAS
lingkungan umum dan jasa pengemb. SDM

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


pengadaabarak mekanikal dan Ka-subbagian sekretariat
teknik dan elektrikal mutasi direksi
program

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


inventarisasi, Rumah tangga, Ka-subbagian kelembagaan
aset transpoprtasi& kesejahteraan hukum
dan distribusi pengamananan dan HUMAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


57

Uraian Job Descriptions dari bidang Humas antara lain:

a. Menyusun pedoman kegiatan keHumasan.

b. Melakukan inventarisasi tugas keHumasan baik internal dan eksternal.

c. Melakukan sosialisasi kebijakan perusahaan internal dan eksternal.

d. Menanggapi keluhan, komentar, pendapat, saran, dan lain-lain mengenai

perusahaan dan informasi serta aktivitasnya,

e. Memilih media dan merencanakan bentuk pesan-pesan yang akan

disampaikan berupa kalimat, gambar, suara, dan lain-lain untuk keperluan

komunikasi perusahaan baik internal maupun eksternal.

f. Mengkoordinasikan penyiapan bahan dan persiapan untuk melakukan

kegiatan employee relations.

g. Merealisasikan rencana sebagai upaya meningkatkan nilai, citra atau

image perusahaan secara berkesinambungan untuk memupuk kepercayaan

khalayak baik internal maupun eksternal.

h. Memelihara dan menjaga kesinambungan hubungan baik antara

manajemen dengan publiknya baik internal dan eksternal.

i. Menyiapkan dan menyerbarluaskan informasi dalam bentuk siaran pers

(press release) mengenai peristiwa/ kejadian tertentu perusahaan.

j. Melaksanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas keprotokolan dalam

rangka menunjang kelancaran kegiatan perusahaan.

k. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan Humas.

l. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan kegiatan Humas.

m. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan Humas.


58

4. 1. 4 Tugas Pokok dan Fungsi Humas LPP TVRI

Tugas pokok dari satuan kerja Humas adalah menjalin dan memelihara

hubungan baik dengan karyawan, masyarakat, mitra kerja, lembaga

pemerintah/non pemerintahan termasuk media massa dalam rangka

keHumasan secara menyeluruh menjaga dan meningkatkan citra perusahaan.

Selain tugas pokok, Humas juga memiliki fungsi, tanggung jawab utama,

kewenangan, berikut uraiannya:

1. Fungsi

a. Pelaksanaan tugas-tugas keHumasan secara internal dan eksternal.

b. Pengkoordinasian dengan sebuah satuan kerja kantor puasat dan

daaerah serta pihak luar lembaga penyiaran publik (LPP) TVRI dalam

pelaksanaan tugas-tugas keHumasan dan keprotokolan.

c. Perencanaan kegiatan keHumasan secara menyeluruh termasuk upaya

mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide dan aktivitas

promosi perusahaan.

d. Penyertaan wakil lembaga penyiaran publik (LPP) TVRI dalam

pertemuan tingkat lokal, dan nasiomal maupun internasional dalam

mempromosikan kegiatan lembaga penyiaran publik (LPP) TVRI

melalui berbagai media.

e. Penyebarluasan informasi kegiatan lembaga penyiaran publik (LPP)

TVRI melalui berbagai media.

f. Pengelolaan aspek keHumasan dalam mediasi apabila terjadi situasi

krisis.
59

g. Pengelolaan dokumentasi dan publikasi perusahaan.

2. Tanggung Jawab Utama

a. Menjamin terlaksananya penyusunan pedoman pelaksanaan tugas-

tugas keHumasan dan keprotokolan.

b. Menjamin terlaksananya inventarisasi lingkup tugas keHumasan baik

internal maupun eksternal.

c. Menjamin terlaksananya pemilihan media dan bentuk pesan-pesan

yang akan disampaikan berupa gambar, suara, grafis dan lain-lain

untuk keperluan komunikasi perusahaan baik internal maupun

eksternal.

d. Menjamin terlaksananya penyiapan bahan dan format untuk keperluan

promosi perusahaan.

e. Menjamin terlaksananya peningkatan nilai, citra atau image

perusahaan secara berkesinambungan untuk memupuk kepercayaan

publik internal maupun eksternal perusahaan.

f. Menjamin kesinambungan kerjasama dengan media massa untuk

keperluan publikasi perusahaan.

g. Menjamin kesinambungan hubungan baik yang telah terjalin dengan

karyawan, masyarakat instansi lain yang berkaitan dengan aktivitas

perusahaan.

h. Menjamin terlaksananya penyiapan dan penyebarluasan informasi

dalam bentuk siaran pers (press release) mengenai peristiwa atau

kegiatan tertentu perusahaan.


60

i. Menjamin terlaksananya pemberian respon, keluhan, komentar,

pendapat, saran, dan pertanyaan publik baik internal maupun eksternal

mengenai perusahaan dan aktivitasnya, baik yang disampaikan secara

langsung maupun tidak langsung.

j. Menjamin terlaksananya sosialisasi kebijakan perusahaan baik internal

maupun eksternal.

k. Menjamin terlaksananya tugas-tugas keprotokolan dalam rangka

menunjang kelancaran kegiatan perusahaan.

3. Kewenangan

a. Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya.

b. Menetapkan kegiatan bidang kelembagaan, hukum dan Humas

keprotokolan.

c. Mengusulkan rumusan keputusan atau kebijakan pengembangan

kelembagaan, organisasi, tata kerja, sistem prosedur kerja.

d. Mewakili perusahaan dalam penyelesaian masalah hukum.

e. Mengusulkan rumusan keputusan atau kebijakan dalam penyelesaian

sengketa.

f. Menetapkan jalur hukum yang ditempuh.

g. Mengusulkan draft kegiatan perusahaan.

h. Merencanakan bentuk pesan-pesan yang akan disampaikan berupa

kalimat, gambar, suara, grafis, dan lain-lain untuk keperluan

komunikasi perusahaan baik internal maupun eksternal.


61

i. Menetapkan bentuk pesan-pesan yang akan disampaikan berupa

kalimat, gambar, suara, grafis, dan lain-lain untuk keperluan

komunikasiperusahaan baik internal maupun eksternal.

j. Menjaga kesinambungan kerjasama dengan media massa untuk

keperluan promosi perusahaan.

k. Memberikan tanggapan atas pertanyaan masyarakat yang berkaitan

dengan peristiwa atau aktivitas perusahaan.

l. Menjaga hubungan baik yang telah terjalin dengan publik baik internal

maupun eksternal perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan

perusahaan.

m. Menyelenggarakan kegiatan protokoler.

n. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan.

o. Memberikan motivasi, mengembangkan dan menilai kinerja bawahan,

serta memberikan teguran atas pelanggaran yang dilakukan.

p. Membuat laporan secara periodik pelaksanaan kegiatan satuan kerja

Humas

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dengan beberapa key informan maka peneliti

mendapat beberapa hal yang patut disampaikan melalui karya ilmiah ini yang

mendapat representive dengan judul penelitian ini yaitu “Implementasi

Manajemen Humas oleh Humas LPP TVRI Pusat Pada Penyelesaian Krisis SDM

Dalam Meningkatkan Citra. Pertanyaan penelitian diarahkan kepada


62

empatlangkah kegiatan manejemen Humas dalam pemecahan permasalah upaya

penyelesaian krisis SDM dalam meningkatkan citra antara lain:

1. Penelitian dan Mendengarkan

2. Perencanaan dan Mengambil Keputusan

3. Tindakan dan Komunikasi

4. Evaluasi

Pada bagian ini berisikan tentang uraian hasil penelitian yang dilakukan

oleh penulis.Penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam

dengan pihak Humas dan pihak SDM Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI

yakni Bapak Drs. Ebi Rukbi, M. Si selaku Kepala Sub-Bagian Humas TVRI

Pusat, Jakarta, Bapak Nurmaman dan Bapak Julius selaku Senior Staff Humas

LPP TVRI Pusat Jakarta. Untuk melengkapi informasi, penulis juga melakukan

wawancara dengan Bagian Sumber Daya Manusia, sebagai bagian yang paling

bersinggungan dengan Humas dan terlibat langsung dengan karyawan.

Di bagian Sumber Daya Manusia ini peneliti mewawancarai : Bapak Edy

Widiyanto, S.Sos, M.Si Kasub-bag Data Evaluasi dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia LPP TVRI Pusat Jakarta.

Berdasarakan wawancara terhadap key infoman II, yaitu bapak Edy

Widiyanto selaku Kasub-bag Data Evaluasi dan Pengembangan Sumber Daya

ManusiaBerapakah jumlah karyawan TVRI saat ini ?

Menurut Bapak Edy Widiyanto, Kasub-bag Data SDM,

“Jumlah karyawan per 1 juli 2016, 5. 536 (lima ribu lima ratus tiga puluh
enam) orang, dengan jumlah PNS 3. 816 (tiga ribu delapan ratus enam
belas), jumlah non PNS 1. 720 (Seribu tujuh ratus dua puluh) seluruh
Indonesia”
63

Bapak Edy Widiyanto menambahkan bahwa:

“Perbedaan PNS dan non PNS: PNS mengacu pada aturan Negara
merekrut pegawai memakai peraturan pemerintah semua PNS gaji sudah
di atur pemerintah sedangkan non PNS gajinya di tentukan oleh direksi
oleh LPP. Belum mempunyai standar gaji untuk non PNS maka
menggunakan UMP (upah minimum propinsi). Pada status karyawan non
PNS bisa mendapatkan peluang untuk menjadi pegawai tetap.”

LPP TVRI banyak sekali merekrut pegawai, dan dalam hal ketenaga

kerjaan mempunyai dua Status dalam kepegawaian, kategori PNS dan karyawan

non PNS.Dalam status karyawan non PNS ternyata bisa mendapatkan peluang

untuk menjadi karyawan tetap yang ditentukan oleh masing-masing atasan sesuai

penilaian kinerjanya selama masa kontrak dua tahun, jika prestasinya bagus dan

tidak banyak membuat masalah maka pihak SDM bisa menaikan jabatannya bila

karyawan yang bersangakutan setuju.

Bagaimana kondisi kinerja karyawan di LPP TVRI ?

Bapak Edy Widiyanto menjelaskan,

“Kondisi kinerja kalau di broadcast agak susah tetapi kalau secara umum
di supporting lebih mudah dilihat kinerjanya. Penilaian kinerja oleh
masing-masing atasan setiap akhir tahun membuat penilaian kinerja
terhadap target kerja masing-masing pegawai”.

Apa yang menyebabkan kinerja karyawan LPP TVRI kurang maksimal

sehingga menimbulkan ketidak profesionalisme?

Diakui pula oleh pak Edi Widiyanto,

“Ada kalanya terjadi penurunan kinerja karyawan, biasanya penyebab


yang lebih umum adalah ‘punishsment’ yang tidak berjalan dengan baik,
kedisiplinan yang belum tertata baik. Bentuk kelemahan yang ada di
TVRI adalah antara lembaga Negara”.

Pegawai cenderung tidak mematuhi peraturan, khususnya dalam

kedisiplinan.Belum adanya ketegasan dalam jam kehadiran dan kepulangan


64

pegawai, termasuk tidak adanya sistem reward dan punishment, yakni sistem

penghargaan atas hasil kerja diluar penghasilan pokok sebagai imbalan profesi.

Apakah selama ini para karyawan LPP TVRI Pusat Jakarta sudah

maksimal mematuhi peraturan yang berlaku?

Menurut jawaban dari hasil wawancara key informant IIbapak Edy

Widiyanto juga menambahkan :

“Disisi lain, masalah ketidak displinan masih suka terjadi. Melakukan


perkerjaan broadcast yang menjadikan para pekerja tidak mematuhi
peraturan, waktu pekerjaan umum dan pekerjaan operasional tidak
sesuai dengan prosedur yang ada. Aturan kerja umum dan kerja
operasional tercampur aduk, padahal sisi lain disamping pekerjaan
umum, pekerjaan operasional ada konpensasinya. hal itu yang membuat
kinerja karyawan kurang maksimal. Dari segi kedispilinan tidak
memenuhi ketentuan jam kerja namun secara kerja profesionalnya
berjalan dan memenuhi”.

Pada LPP TVRI Pusat Jakarta, baik pegawai yang rajin maupun malas

memiliki perlakuan yang sama. Salah satu dampaknya, kondisi ini mendorong

para pegawai untuk hadir ke kantor tanpa memperhatikan peraturan yang telah

ditentukan. Jam aktif kerja pegawai di mulai pukul 08. 00 samapi 16.00 WIB

selama lima hari kerja, kecuali bagian program dan berita yang dapat bekerja

selama 24 jam dalam tujuh hari. Namun para pegawai banyak yang melanggar

peraturan ini.Sebagaimana pengamatan peneliti selama ini berada dilokasi

penelitian.Pegawai dapat datang pagi ataupun siang hari, bahkan pada jam yang

mereka suka.Seolah tidak adanya ketegasan terhadap proses kehadiran bagi para

pegawai. Mesin presensi hanyan sebagai formalitas untuk memenuhi kewajiban.

Tindakan apakah yang akan di lakukan oleh TVRI dalam kurang

maksimalnyakinerja karyawan?
65

Bapak Edy Widiyanto juga menyimpulkan bahwa,

“Perlu pembenahan dalam kedisplinan komitmen dari atas sampai


kebawah. Satu bahasa dari pimpinan tertinggi sampai ke bawah dalam
mematuhi peraturan kerja belum bisa tertata rapi kalau pimpinannya
masih bersikap kurang disiplin”.

Apakah perlu dilakukannya koordinasi dengan unit kerja lain, atau

mungkin mengikuti pelatihan-pelatihan pada kinerja karyawan dalam bersaing

dengan perusahaan TV lainya?

Berdasarkan jawaban key informan II bapak Edy Widiyanto untuk

program peningkatan kinerja karyawanadalah:

“Karyawan perlu mengikuti kurikulum Pusdiklat TVRI, dimana pada


pelaksanaannya, masing masing divisi memilih calon – calon perwakilan
untuk mengikuti diklat tersebut, baik dari TVRI Pusat ataupun daerah,
dimana ada beberapa tingkatan, tetapi tidak menutup kemungkinan,
karyawan bisa mengikuti diklat di luar yang diselenggarakan oleh kantor
guna meningkatkan kualitas diri”

Kondisi kerja seperti apa yang diharapkan, agar kinerja karyawan dapat

bersaing dengan perusahaan atau stasiun TV lainnya?

Berdasarkan hasil wawancara terhadap key informan ditambahkan pula

oleh pak Edi Widiyanto bahwa :

“Persepsi pemirsa terhadap TVRI masih kurang dibandingkan dengan TV


Swasta, padahal peralatan dan tekhnologi lebih canggih dari yang lain,
karena sudah menggunakan digital, hanya saja sarana pendukungnya
masih belum diperbaharui, karena tidak lepas dari kebijakan pemerintah,
terkait dengan anggaran negara. TVRI merupakan televisi pemerintah
yang tidak penuh dengan komersil sehingga berbeda dengan televisi
swasta dalam segi konten acara pun juga berbeda ”

Apakah tata tertib kepegawaian ada dalam standar operasional prosedur

(SOP) dan merupakan pedoman pelaksanaan kerja yang up to date atau perlu

selalu diperbaharui?
66

Sehubungan dengan Standar Operational Perusahaan (SOP), Bapak Edy

Widiyanto menjelaskan bahwa,

“SOPpernah dibuat ketika TVRI masih berstatus PT3atau Perusahaan


Jawatan dan masih dipergunakan sampai sekarang dan kegiatan produksi
masih sama seperti dahulu kkurang sarana pendukung dan semuanya
tidak lepas dari anggaran negara”

Kenapa belum adanya pembaharuan dalam SOP adalah dikarenakan

kegiatan produksi masih sama seperti dahulu, teknologi saja yang berubah, dari

sisi cara kerja sama, peralatan di TVRI sebenarnya sudah lebih canggih dari yang

lain karena sudah menggunakan digital cuma memang sarana pendukungnya

masih menggunakan set obox yang merupakan kebijakan pmerintah, namun dari

sisi teknologi sudah terkinian namun harus bertahap karena minimnya anggaran

Negara walaupun demikian TVRI tetap berinovasi tetap berkarya di dalam

keterbatasan.

Bagaimana mensosialisasikan SOP organisasi kepada seluruh karyawan


TVRI, atau mereka dianggap sudah mengetahui dengan sendirinya?
Ketika penulis menanyakan pemahaman karyawan mengenai Standar Operational

Perusahaan, Bapak Edy Widiyanto menjelaskan,

“Pada umumnya karyawan belajar dimasing-masing divisi, setelah


direkrut dan terjun ke masing-masing bagian langsung mengikuti ritme
kerja dan langsung praktik mengikuti SOP yang berlaku”.

Pak Edi Widiyanto jugamenambahkan,

“Sebenarnya itu suatu kelemahan yang tidak bisa dipastikan bila nanti
terjadi sesuatu hal dikemudian hari”

Mengenai peran Humas sehubungan dengan permasalahan yang muncul,

pihak SDM menjelaskan masih belum maksimal, kalaupun terlibat, masih dalam

lingkup permasalahan kecil saja.


67

Keberadaan Humas cukup penting dalam struktur organisasi atau lembaga,

dimana Humas berperan penting untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik

dengan publiknya baik internal maupun eksternal, hal ini penting agar suatu

lembaga mendapatkan citra atau image yang positif, sehingga keberadaannya

diakui di masyarakat.

Beberapa permasalahan SDM yang menjadi perhatian Humas yang

berdampak pada kinerja karyawan pada pencapaian peningkatan citra perusahaan,

permasalahan seperti apakah yang pernah terjadi?

“Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan 1 bapak Ebi Rukbi


selaku Kabag Humas LPP TVRI “Salah satunya adalah permasalahan
mengenai kedisiplinan karyawan dalam bentuk absensi kehadiran yang
berdampak pada pemberian uang makan / uang lembur atau bahkan untuk
kasus lebih berat, sampai dengan pemberian sanksi administratif oleh
bagian Sumber Daya Manusi”

Apakah langkah-langkah Humas dalam memecahkan suatu masalah bila

terjadi suatu kasus di dalaminternal?

Menurut Bapak Ebi Rukbi selaku Kabag Humas dalam memecahakan

masalah :

“Humaslah yang paling berperan sebagai pembicara “Berkaitannya


dengan Humas dalam kasus tersebut yaitu memfasilitasi, menyampaikan
kepada mereka untuk mengadakan pertemuan, menyediakan tempat untuk
mengadakan pertemuan, membuat pengumuman menyebar
luaskan.Memberitahukan bahwa akan ada pertemuan dengan manajemen
yang akan dihadiri direktur umum. Di situlah peran Humas dalam
memberikan fasilitas, sebagai fasilitator dan sebagai penghubung
pemecahan dalam suatu permasalahan yang terjadi”.

Bagaimanakah fungsi dan peranan Humas dalam organisasi LPP TVRI

Pusat Jakarta?
68

“Menjalin hubungan baik dengan publik internal merupakan salah satu


tugas Humas dalam memajukan lembaga, tidak ada tolak ukur baku untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan Humas menjalin hubungan baik,
keberhasilan seorang Humas dapat dilihat dalam proses perkembangan
lembaganya, penyerapan informasi yang disampaikan serta tingkat
produktifitas dan kinerja karyawannya. ”

Apakah Humas TVRI sudah menjalankan tugasnya sesuai fungsinya

sebagai fasilitator perusahaan?

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Ebi Rukbi menjelaskan

sebagai berikut:

“Fungsi humas TVRI sebagai fasilitator sama dengan peranan humas-


humas diberbagai kementrian dan lembaga.Humas mempunyai fungsi
sebagai fasilitator penyambung lidah sebagai penjembatani hubungan
manajemen dengan karyawan intinya baik dari sisi internal maupun
eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan citra LPP TVRI.”

Apakah selama ini perncitraan Humas LPP TVRI Pusat sudah berjalan

dengan baik?

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ebi Rukbi menjelaskan


tentang pencitraan yang luas maknanya, selama ini pencitraan di LPP
TVRI memang belum sepenuhnya baik.“Selain sebagai fasilitator Humas
LPP TVRI juga berperan dalam meningkatkan citra perusahaan dari sisi
ekternal memperbaiki citra TVRI yang mengandung arti luas dalam
makna pencitraan untuk mengahasilkan citra yang positif salah satunya
adalah tidak terlalu menyiarkan kasus-kasus yang terlibat dengan orang-
orang terkenal, acara kekerasan, dan hal-hal yang berbentuk politisi,
karena itu merupakan sasaran yang mudah bagi media dalam
pencitraan”.

TVRI merupakan Tivi independen dan non komersil, hal-hal apakah yang
telah di lakukan TVRI di dalam pencitraan tersebut?

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Ebi Rukbi


menjelakan,“Sebenarnya sudah ada komitmen tidak boleh adanya
mengekspos media yang tengah bermasalah namun hal itu tetap saja
terjadi. Salah satu perannya LPP TVRI dalam menayangkan acara
Pilkada serentak pada tahun 2015 yang memposisikan LPP TVRI sebagai
TV independen tidak berpihak kepada partai manapun sehingga TVRI
mendapat penghargaan apresiasi yang sangat berharga sekali dari Badan
69

Pengawasan Pemilihan Umum BAWASLU. Hal itulah yang perlu


diberitakan kepada publik agar mendapat pencitraan yang positif dengan
cara menggunakan media online ataupun media elektronik”

Ada empat peranan utama Humas dalam suatu organisasi atau lembaga

yang didiskripsikan, yaitu:

1. Peran Humas Sebagai Teknisi Komunikasi

2. Peran Humas sebagai fasilitator Komunikasi

3. Peran Humas sebagai penasehat ahli

4. Peran Humas sebagai fasilitator pemecah masalah

4. 2. 1 Peran Humas Sebagai Teknisi Komunikasi

Dalam hal ini praktisi masuk kebidang Humas, sebagai teknisi

komunikasi. Teknisi komuunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newslatter

karyawan, menulis nes release, dan feature, mengembangkan isi web dan

menangani kontak media.Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir

saat manajemen mendifinisikan problem dan memilih solusi.

Selain sebagai fasilitator, Humas TVRI juga menjalankan fungsinyanya

sebagai teknisi komunikasi seperti apakah peranannya tersebut?

Berdasarakan wawancara dengan key informan 1 bapak Ebi Rukbi selaku

Kabag Humas juga menjelaskan peran Humas sebagai teknisi komunikasi:

“Peran Humas sebagai teknisi komunikasi lebih banyak berperan pada


pembuatan media-media internal maupun eksternal dari lembaga atau
organisasinya.Tidak jarang praktisi Humas yang bekerja dengan peranan
ini disewa oleh sebuah lembaga atau organisasi untuk men-design,
menulis, mengedit, serta meng-update sebuah company profile, newsletter,
news release, bulletin, majalah serta media onlinenya. Humas LPP TVRI
menggunakan media lain sebagai alat untuk melakukan komunikasi
dengan publiknya, baik internal maupun eksternal”
70

Dipertegas kembali oleh Bapak Ebi Rukbi kegiatan Humas sebagai teknisi

komunikasi yaitu?

“Selain event, juga melalui media majalah monitor, pamflet, alat pengeras
suara, papan pengumuman, surat edaran, via media sosial seperti
facebook dan website”.

Senada denganbapak Ebi Rukbi, Bapak Maman sebagai informan 1selaku

staff Humas LPP TVRI mengatakantentang kegiatan Humas sebagai teknisi

komunikasi antara lain?

“ Selain melalui event juga melalui media Monitor, media online yaitu
website LPP TVRI, papan pengumuman, surat edaran, dan pengeras
suara”.

Bapak Julius selaku staff Humas yang ikut terlibat langsung dalam proses

pembuatan media monitor, menjelaskan :

“Peran Humas sebagai teknisi komunikasi di LPP TVRI Pusat dirasa


sudah cukup baik sampai saat ini, diantaranya pengadaan media monitor,
pengelolaan situs resmi lembaga, surat edaran, sampai pada papan
pengumuman yang berisi informasiinformasi mengenai lembaga”.

Bapak Julius menambahkan :

“Media monitor digunakan sebagai jembatan komunikasi antara lembaga


dengan para karyawan, namun bersifat komunikasi satu arah”

Berdasarkan hasil wawancara dengan infoman II bapak Julius menjelaskan

tentang media monitor yang ada di LPP TVRI Pusat

“Media monitor berisi tentang liputan mengenai perusahaan pada saat


melakukan kegiatan internal, perkembangan perusahaan, peristiwa
khusus, pergantian manajemen, kebijakan perusahaan, program acara,
isu mengenai lembaga, serta pencapaian dari karyawan”.

Kebutuhan informasi karyawan mengenai lembaga dapat terpenuhi melalui

keberadaan media monitor seperti dikatakan oleh Bapak Julius, bahwa media
71

monitor berisi informasi mengenai perusahaan, yang dikemas dalam media

monitor untuk disampaikan kepada karyawan agar informasi menjadi jelas.

Dijelaskan pula bahwa merupakan wadah yang tepat sebagai sarana

informasi bagi karyawan, dengan adanya menjalin internal “MONITOR” dapat

memberikan pengetahuan kepada karyawan tentang apa saja yang terjadi di

internal LPP TVRI Pusat agar karyawan tidak ketinggalan berita yang sedang

terjadi diperusahaan.

Diungkapkanjuga oleb Bapak Julius tentang adanya majalah internal

Monitor yang berhubungan langsung dengan Humas :

“Kami selaku Humas LPP TVRI juga menyebarluaskan majalah internal


disesuaikan dengan kebutuhan, tapi lebih sering mengantrakan kesetiap
divisi, tapi terkadang pihak karyawan sendiri yang berkunjung ke ruangan
Humas dan mengambil langsung majalah internal tersebut.Media lain
yang juga digunakan oleh Humas LPP TVRI adalah melalui media
Monitor, media online yaitu website LPP TVRI, papan pengumuman, surat
edaran, dan pengeras suara”.

Humas LPP TVRI berusaha semaksimal mungkin dalam menyediakan dan

memberikan informasi kepada karyawan, berusaha untuk tidak

mempersulitkaryawan dalam mendapatkan informasi yang diinginkannya.

Informasi-informasiinternal perusahaan yang tidak disajikan pada media monitor,

biasanya diinformasikan melalui papan pengumuman atau surat edaran, seperti

informasi untuk menghadiri rapat, acara buka bersama, himbauan dan kebijakan

lembaga, pengumuman libur.

Berdasarkan hasil pemaparan dari wawancara dengan nara sumber,

peneliti menyimpulkan bahwa keberadaan media monitor, papan pengumuman,

serta media perantara komunikasi lainnya yang digunakan di LPP TVRI sangat
72

dibutuhkan dalam proses pencapaian hubungan komunikasi yang baik dengan

karyawan.

4.2.2 Peran Humas Sebagai Fasilitator Komunikasi

Praktisi Humas yang menjalankan peran Humas sebagai fasilitator

komunikasi bekerja sebagai pengamat dan pendengar, untuk mengetahui apa yang

disampaikan dan diharapkan oleh publiknya, menjembatani antara publik dengan

manajemenya agar tercipta komunikasi yang baik.

Kepala Bagian Humas, bapak Ebi Rukbi, menjelaskan mengenai peran dan

fungsi Humas LPP TVRI?

“Salah satu peran Humas adalah sebagai fasilitator, antara karyawan


dengan Manajemen Organisasi”

Lebih jauh, beliau juga menyampaikan bahwa :

“Peran dan fungsi Humas di LPP TVRI adalah membantu kegiatanutama


manajemen dalam mencapai tujuan membangun opini dan citra lembaga,
menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur informasi
serta publikasi lembaga”.

Pendapat senada disampaikan juga oleh informan 1 bapak Maman selaku

staff Humas LPP TVRI Pusat, mengenai peran Humas di LPP TVRI Pusat

semenjak berdirinya Humas di LPP TVRI,

Berdasarkan wawancara kepada informan 1 bapak Maman menjelaskan :

“Humas memiliki peranan penting, salah satunya sebagai corong/ Juru


Bicara/ komunikator untuk hal-hal yang bersifat kepublikan, menjalin
relasi ke dalam dan luar dari lingkup lembaga. Seperti apabila ada
kunjungan tamu yang datang ke LPP TVRI, bila yang datang mahasiwa/
kepemudaan, maka yang akan menjadi juru bicara adalah Humas, bila
yang datang pejabat pemerintahan, yang akan menjadi jubir adalah
direksi dengan Humas sebagai mediatornya”.

Masih menurut Bapak Maman,


73

“Proses penyampaian informasi yang terkait untuk seluruh karyawan LPP


TVRI di informasikan melalui Humas yang akan diberitahukan kepada
karyawan melalui media, papan pengumuman, surat edaran, pengeras
suara, serta media online”.

Ditambahkan pula, beberapa peran Humas yang ada di LPP TVRI :

“Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi,


menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan
opini publik pada perusahaan, melayani publik dan memberikan nasehat
kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum, membina
hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal
maupun eksternal”.
Berdasarkan penjelasan nara sumber, keberadaan Humas di LPP TVRI

diharapkan dapat menjalankan peran dan tugasnya untuk menjalin komunikasi dua

arah baik dengan lingkup eksternal maupun internalnya. Keseluruhan peran dan

fungsi yang dilaksanakan oleh Humas LPP TVRI terutama dengan internal

publiknya dapat dilihat dan dinilai oleh para karyawan di LPP TVRI khususnya di

luar divisi Humas.

4.2.3 Peran Humas Sebagai Penasehat Ahli

Praktisi Humas yang bekerja dengan peran sebagai penasehat ahli,

biasanya akan melaksanakan tugasnya dalam membantu mencarikan solusi dari

kendala atau masalah-masalah yang terjadi di dalam sebuah lembaga. Praktisi

Humas ini bisa berbentuk perorangan maupun tim, bisa juga dikatakan sebagai

konsultan bagi lembaga yang bersangkutan.

Peran Humas sebagai penasehat ahli dituntut untuk memiliki kemampuan

lebih dalam hal komunikasi. Penasehat ahli dalam sebuah lembaga atau organisasi

adalah membantu memberikan solusi dalam sebuah permasalahan yang dihadapi


74

dalam perkembangannya. Dalam Penelitian ini, peneliti tidak melihat adanya

praktisi Humas yang menjalankan peran Humas sebagai penasehat ahli.

Kendala-kendala yang muncul dalam lembaga biasanya diselesaikan

secara kekeluargaan dan musyawarah untuk mencari solusi yang terbaiknya.

Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI dalam pengamatan penulis tidak

menghadirkan peran ini dalam perusahaannya.Permasaalahan yang timbul dalam

organisasi yang berkenaan dengan internal perusahaan cenderung diatasi

bersama.Kemudian manajemen akan mendelegasikan bidang tertentu sesuai

dengan jenis konfliknya atau masalahnya dalam penyelesaian masalah tersebut.

Selain itu tingkatan Manajer Humas di TVRI termasuk ditingkatan manajer eselon

IV dan diatas manajer Humas masih ada General Manager yaitu eselon III yang

mempunyai wewenang jauh diatas manajer Humas sehingga peran penaset ahli

dilakukan oleh General Manager yang terjadi bersama-sama dengan menajer

Humas namun tetap yang mempunyai wewenang adalah General Manager yang

bertindak sebagai penasehat ahli. Namun manjemen Lembaga Penyiaran Publik

(LPP) TVRI menyewa konsultan hukum dan keuangan untuk menyelesaikan

masalah yang bersangkutan dengan kedua hal tersebut.

4.2.4Peran Humas Sebagai fasilitator pemecah masalah

Praktisi Humas yang memiliki peran sebagai fasilitator pemecah masalah,

akan bekerjasama dengan praktisi lain, dalam sebuah tim mendefinisikan sebuah

masalah yang terjadi, kemudian menganalisa, hingga evaluasi akhir.

Praktisi Humas LPP TVRI berusaha untuk mendefinisikan kemudian

memecahkan masalah yang terjadi dalam ruang lingkup LPP TVRI.


75

Tahapan yang dilakukan Humas LPP TVRI dalam menjalankan peranya

sebagai fasilitator pemecah masalah adalah dimulai dari mendefinisikan masalah

berdasarkan input yang masuk, melakukan pengamatan, dan melakukan evaluasi

terhadap kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya, bila didapati adanya kendala

maka segera dicarikan solusi untuk menyelesaikannya, Merencanakan program

solusi terencana untuk karyawan guna menyelesaikan masalah yang timbul,

program dapat berupa Gathering karyawan atau pelatihan SDM guna

meningkatkan produktifitas, kreatifitas, dan pengetahuan karyawan agar karyawan

lebih memahami tentang masalah yang sedang terjadi di perusahaan dan juga

supaya karyawan bisa menemukan jalan keluar bagi permasalahan yang sedang

terjadi. Mensosialisasikan kepada karyawan mengenai program yang telah

direncanakan dan mengawasi jalannya program tersebut, serta mengevaluasi

program tersebut dan melakukan penilaian akan hasilnya dari suatu permasalahan

yang terjadi.

Banyaknya jumlah karyawan perbedaan usia serta latar belakang yang

cukup mencolok di LPP TVRI menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial.

Berdasarkan pengamatan, peneliti menemukan beberapa permasalahan

dalam tingkat kedisiplian karyawan di LPP TVRI seperti jumlah absensi ketidak

hadiran yang cukup lama, ketidak tepatan waktu kehadiran karyawan, serta pulang

sebelum waktu jam kerja berakhir.

Permasalahan demikian tidak ditindak lanjuti dengan sanksi yang jelas

oleh manajemen, hal ini menyebabkan menurunnya kinerja dan produktifitas

karyawan lainnya. Penurunan kualitas kinerja dan produktifitas karyawan inilah


76

yang menjadi alasan perlunya melaksanakan employee relations agar karyawan

merasa lebih diperhatikan serta terjalin kerjasama dan komunikasi yang baik

dengan lembaga dan sesama karyawan. Dengan demikian diharapkan kualitas

kinerja dan produktifitas karyawan akan kembali membaik dan meningkat.

Peran Humas di LPP TVRI memang belum sepenuhnya terlihat

melaksanakan ke empat kategori peran Humas, tetapi Humas LPP TVRI telah

berusaha maksimal dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai Humas.

Apakah Humas TVRI sudah menjalankan tugas sesuai fungisnya?


Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan I Sehubungan dengan

pelaksanaan peran Humas, Kasub-bag Humas Bapak Ebi Rukbi menjelaskan,

“Belum optimal, karena bidangnya atau scopenya terlalu kecil yaitu


masuk di lingkup eselon 4, seharusnya memang Humas dan protokol itu
satu bagian yang sama setingkat eselon 3. Jadi Humas TVRI sebenarnya
belum menjalankan fungsi sepenuhnya, selain itu Humas TVRI juga
membawahi bidang kelembagaan hukum dan Humas, yang juga masalah.
Sebenarnya keseriusan TVRI saat ini sedang mengusulkan kepada
Menpan RB, bahwa TVRI akan tetap konsisten dan komitmen bahwa
kehumasan itu penting, maka nanti diusulkan di bagan struktur organisasi
yang baru Humas akan berdiri sendiri; Humas dan protokol. Jadi
setingkat dengan eselon 3 tidak digabung dengan kelembagaan”

Ditambahkan pula,

“Sekarang masih terlalu kecil bidangnya dan SDMnya pun tidak


menunjang sama sekali”

Yang dimaksudkan adalah SDM Humas.

“Sebenarnya sudah tergambar contoh hal yang terkecil seperti


komunikasi internal TVRI di medsos yang tidak dikelola dengan baik, dan
seandainya dikelola dengan baik yaitu adanya satu suara saja”.

Mengenai kinerja dan kapasitas SDM Humas, Bapak Ebi Rukbi

menjelaskan,
77

“Dan sebenarnya SDM juga perlu ada perbaikan, peningkatan,


penambahan karena saat ini Humas TVRI masih terbatas. Humas TVRI
juga memerlukan orang yang handal selain dibidang Humas dan harus
mempunyai kepandaian di bidang IT untuk bisa mengelola media sosial “.

Hal-hal apa sajakah yang harus dilakukan dalam menangani kinerja

karyawan?

Hasil wawancara infoman IMenurut bapak Maman mengenai kinerja karyawan

diLPP TVRI Pusat

“Secara Profesional, SDM LPP TVRI Pusat memiliki kemampuan cukup


baik, terbukti dengan telah menghasilkan program-program berkualitas.
Faktor usia juga mempengaruhi kinerja dan produktivitas, karyawan usia
senior bisa berfikir dengan bijak namun untuk kreatifitas lebih kepada
karyawan usia junior, hal ini bisa untuk saling melengkapi satu sama
lainnya untuk memajukan LPP TVRI”.

Selain membahas tentang kinerja pegawai di dalam organisasi juga perlu

adanya Kegiatan employee relations agar hubungan baik berkomunikasi antara

pimpinan dan karyawan, atasan dan bawahan.

Dijelaskan oleh bapak Maman sebagai infoman 1 selaku staff Humas LPP

TVRI Pusat:

“Kegiatan employee relations sangat perlu dijalankan mengingat


banyaknya jumlah karyawan di LPP TVRI, serta perbedaan karakter yang
beragam, maka Humas harus dapat merangkul seluruh karyawan untuk
dapat saling bekerja sama “.

Maka Humas LPP TVRI haruslah dapat menyampaikan informasi-

informasi yang ingin disampaikan oleh lembaga kepada karyawannya.

Berdasarkan hasil wawancara, dapat dikatakan bahwa Humas LPP TVRI sangat

memiliki andil dalam proses penyampaian informasi kepada publik internalnya,

dalam hal ini adalah karyawan, baik secara lisan maupun tertulis.
78

Bagaimana pelaksanaan employeerelations di Humas LPP TVRI Pusat

apakah sudah bisa berjalan dengan baik?

Bapak Maman sebagai infoman 1 selaku staff Humas menjelaskan tentang

pengertian employee relations:

“Salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang menitik
beratkan kepada hubungan antara pimpinan dengan karyawan atau public
karyawan, dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan dan
diharapkan dapat menjadi suatu alat pemersatu seluruh lapisan karyawan
dengan keberagaman perbedaan yang ada untuk mencapai tujuan yang
sama dalam sebuah lembaga “. Meskipun dampak nyatanya belum terlalu
terlihat, tetapi program tersebut ditanggapi antusias oleh karyawan.
Humas belum bisa mengukur sejauh mana dampak dari kegiatan
employee relations tersebut karena belum ada parameter khusus untuk
mengukurnya”

Faktor Usia, jumlah karyawan, perbedaan skill, kualitas SDM menjadikan

Humas LPP TVRI harus melakukan kegiatan yang berfungsi untuk merangkul

seluruh lapisan karyawan internal LPP TVRI Pusat yang jumlahnya dapat

dikatakan cukup banyak. Kinerja dan produktifitas yang baik maka akan

menghasilkan sebuah lembaga dengan citra atau image yang baik di mata

masyarakat.

Dalam menjalankan peran dan fungsinya, Humas menyampaikan

informasi informasi penting terkait dengan manajemen untuk disampaikan kepada

publiknyaterutama publik internal guna mendukung kinerja dan produktifitas.

Bagaimana Humas LPP TVRI Pusat dalam menghadapi kendala dalam

keterbatasan SDM Humas?

Menurut Bapak Ebi Rukbi sebagai key informan 1 selaku Kabag Humas,

menjelaskan:
79

“Kendala yang dihadapi Humas dalam menjalankan peranannya itu


sudah pasti ada pada keterbatasan SDM, sebagai contoh karena
keterbatasan SDM dan orang yang mengerti dibidang IT yang mengerti
cara kerja berita online seperti sosmed maupun media cetak dan banyak
berita - berita terlambat di tangani”

Belum terpenuhinya kebutuhan IT yang mendukung dalam aktivitas

kerja.Salah satu factor lain yang menyebabkan pegawai LPP TVRI Pusat Jakarta

tidak dapat bekerja secara professional adalah karena proses kerja yang tidak

didukung dengan ketersediaan IT sebagai pendukung. Apalagi dimasa seperti saat

ini serta keberadaanya sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang memiliki tingkat

tinggi dalam penggunanaan teknoligi sebagai roda aktivitasnya.

Keberadaan peralatan IT yang tidak memenuhi tingkat spesifik yang

berkualitas baik, dapat mengganggu proses penyediaan layanan siaran. Pegawai

mengeluh terkait keterbatasan IT beserta peralatan pendukung lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber yang peneliti dapatkan

bahwa fasilitas, sarana dan prasana di LPP TVRI kurang memadai untuk

menunjang proses komunikasi dalam rangka penyampaian informasi kepada

publiknya, sehingga belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Peran Humas dilakukan bertujuan untuk membentuk jalinan hubungan

komunikasi yang baik dalam sebuah lembaga, dalam hal ini di khususkan pada

hubungan antara pimpinan dan karyawan, Humas menjalankan peranannya dalam

proses menciptakan hubungan komunikasi yang baik tersebut.

Meskipun dampak nyatanya belum terlalu terlihat, tetapi program tersebut

ditanggapi antusias oleh karyawan.


80

Masalah-masalah apakah yang sering dihadapi yang seharusnya melibatkan


bagian Humas khususnya masalah kepegawaian/kinerja karyawan contohnya?
Berdasarkan hasil wawancara kepada key informan I bapak Ebi Rukbi
Mencoba membantu HRD yang berkaitan dengan miss komunikasi, keresahan-
keresahan pegawai, ungkapan-ungkapan di fb yang berlebihan. Jangan orang
asal bunyi yang memprofokasi yang bisa membuat gaduh
Apakah peran nyata Humas dalam membantu mengatasi krisis SDM yang ada saat

ini?

Berdasarkan hasil wawancara dengan key informan I bapak Ebi Rukbi


menjelaskan tentang peranan Humas dalam mengatasi suatu permasalahan
“Contoh kasus seperti soal pensiunan pegawai yang simpang siur di dalam
pengumumannya di SDM, misalnya kriteria-kriteria yang ditentukan dalam masa
pensiun umur 58 tahun dan 60 tahun. Yaitu adanya perbedaan di pekerja
fungsional dan pekerja struktural. Jadi yang akan dilakukan peran Humas dalam
hal itu yaitu menginformasikan tentang bagaimana sistem masa pensiun yang
berlaku di masa kini agar orang tidak mendapatkan informasi yang simpang siur
dalam hal kriteria pensiun. Sebagai fasilitator dan juru bicara komunikasi dalam
manajemen pada suatu pemecahan permasalahan”
Selanjutnya mengenai rencana Humas LPP TVRI Pusat Jakarta ke

depannya adakah inovasi-inovasi yang akan dilakukanya agar fungsi Humas LPP

TVRI sebagai yang terdepan dan sebagai corong perusahaan?

Berdasarkan hasil wawancara key informan Ibapak Ebi Rukbi menjelaskan

bagaimana rencana kedepannya Humas LPP TVRI Pusat Jakarta

“Manajemen Humas mempunyai rencana yaitu bekerja sama dengan


pihak konsultan yang diharapkan memberikan masukan kepada Humas
TVRI dan menggunakan pendampingan dengan tujuan memberikan
rekomendasi agar bisa merekut orang yang handal di bidang Humas,
disamping itu, manajemen Humas akan merapihkan dan mengoptimalkan
asset-asset yang ada”
81

4.3 Pembahasan

Dalam mengatasi krisis SDM, Humas LPP TVRI sebenarnya sudah

memiliki dan mengacu pada kerangka tahapan yang baik. Pada tahapan ini penulis

selain menggunakan teori komunikasi organisasi, Cutlip dan Center dalam

pemecahan permasalahan, serta teori manajemen Humas yang mengacu pada

manajemen dan public relation kedua hal tersebut saling berkaitan konsepsinya,

sistem dan aplikasinya dilapangan praktik. Dan juga berkaitan dengan motivator

suatu proses pekerjaan dan fungsi manajemen public relations dalam suatu

organisasi/perusahaan. Dalam menentukan kelancaran proses manejemen dalam

fungsi keHumasan dari lembaga yang diwakilinya, pada umumnya menajemen

Humas melalui fungsi atau beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Penelitian, pencarian fakta, atas masalah-masalah yang terjadi dan

penyebabnya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap bagian Humas

dan bagian Sumber Daya Manusia LPP TVRI Jakarta, dengan jumlah

karyawan mencapai ribuan orang dari data yang diperoleh dari bagian Sumber

Daya Manusia, telah atau pernah terjadi beberapa permasalahan didalam

SDM.Untuk ini, Bagian Sumber Daya Manusia LPP TVRI hanya

mengkategorikan dengan sebutan ‘masalah’ dalam SDM dan bukan dengan

sebutan ‘krisis’ SDM. Apapun sebutannya, peneliti melihat ini sebagai suatu

“kondisi’ yang dapat mengganggu kinerja karyawan dan tentunya berdampak

pada pencapaian citra positif perusahaan.


82

Faktor Usia, jumlah karyawan, perbedaan skill, kualitas SDM bahkan

perbedaan kepentingan dan motivasi kerja merupakan sumber dari

permasalahan yang akan timbul. Adapun permasalahan atau krisis tersebut

antara lain :

a. Permasalahan kedisiplinan karyawan dalam bentuk absensi kehadiran

yang berdampak pada pemberian uang makan / uang lembur.

b. Persamaan komitmen disiplin kerja dari tingkat bawah sampai atas dalam

melaksanakan pekerjaan.

c. Pemahaman karyawan akan Standar Operasional Perusahaan, baik proses

maupun realisasi dalam pelaksanaan kerjanya.

d. Pemberlakuan tindakan ‘reward and punishment’ yang belum efektif

e. Kecemburuan sosial antar sesama karyawan

Atas permasalahan - permasalahan tersebut di atas, Humas LPP TVRI

harus melakukan kegiatan yang berfungsi untuk merangkul seluruh lapisan

karyawan internal LPP TVRI Pusat yang jumlahnya dapat dikatakan cukup

banyak.Kinerja dan produktifitas yang baik maka akan menghasilkan sebuah

lembaga dengan citra atau image yang baik di mata masyarakat.

2. Perencanaan, mempelajari masalahnya dan merencanakan program guna

penyelesaian masalah tersebut.

Hasil temuan atas masalah yang dihadapi di tingkat karyawan (fact

finding), manajemen Humas LPP TVRI segera mengambil tindakan dengan

merencanakan sebuah kegiatan atau program komunikasi yang tepat untuk

menjembatani penyelesaian masalah tersebut.Manajemen Humas bekerja sama


83

dengan bagian Sumber Daya Manusia memutuskan perlu adanya kegiatan

employee relations, seperti gathering, guna menjalin hubungan baik antara

manajemen dengan karyawan. Dimana peserta acara atau kegiatan tersebut

adalah seluruh karyawan dan manajemen perusahaan.Hal ini diharapkan dapat

menumbuhkan rasa kedekatan emosional antara pimpinan dengan karyawan

dan karyawan dengan karyawan.Dalam kegiatan tersebut direncanakan terjadi

interaksi dua arah, yang selama ini dirasa masih kurang.

Perencanaan kegaiatan diantaranya berisi antara lain tujuan kegiatan,

peserta, materi, instruktur, anggaran, lokasi serta evaluasi, serta tujuan

kegiatan berdasarkan kutipan wawancara dengan pihak Humas.

Perencanaan kegiatan tersebut dikoordinasikan dengan pimpinan

dalam rapat koordinasi anggaran yang dilakukan setahun sekali.Diajukan oleh

seksi pengembangan karyawan kepada bagian Sumber Daya Manusia, untuk

dipelajari dan diusulkan kepada Direktur Umum.Direktur Umum akan

mengajukan usulan pelatihan tersebut kepada Wakil Ketua Badan Bidang

Umum dan Keuangan. Kemudian usulan tersebut akan dikoordinasikan

melalui rapat anggaran, terkait biaya yang harus dikeluarkan dan dana yang

tersedia.

3. Komunikasi dan tindakan, Manajemen Humas mengkomunikasikan dengan

pihak-pihak terkait sehubungan dengan publik yang berkaitan dengan masalah

tersebut, pihak Bagian Sumber Daya Manusia sebagai pihak yang akan

langsung menangani permasalahan SDM.


84

Seksi Pengembangan Karyawan ditunjuk sebagai wakil manajeman yang

ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan – kegiatan menetapkan peserta program

adalah seluruh karyawan.

4. Evaluasi, dilakukan sebagai bentuk penilaian terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program yang sudah dijalankan. Implementasi kegiatan dan hasil

yang dicapai dari program – program tersebut. Hasil evaluasi dilaporkan

kepada Manajemen Humas LPP TVRI Pusat, sebagai bentuk pertanggung

jawaban kegiatan tersebut. Hasil evaluasi kegiatan tersebut antara lain :

a. Karyawan puas dan senang dengan adanya gathering yang

diselenggarakan karena dapat lebih mendekatkan diri antara sesama

karyawan.

b. Peserta gathering mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut antra lain :

memberi motivasi dalam bekerja.

Secara umum, hasil evaluasi kegiatan tersebut dapat memberikan dampak

positif atau kurang optimal atau bahkan dampak yang kurang baik.

Tidak ada tolak ukur baku untuk mengukur sejauh mana keberhasilan

manajemen Humas menjalin hubungan baik. Keberhasilan Humas dapat dilihat

dalam proses perkembangan lembaga/organisasinya, penyerapan informasi yang

disampaikan serta tingkat produktifitas dan kinerja karyawannya

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa nara sumber dan

pengamatan, peneliti melihat bahwa Humas LPP TVRI sudah menjalankan empat

kategori peran Humas sesuai dengan konsep menurut Cutlip Center dan Broom,

(2006) yaitu sebagai teknisi komunikasi, fasilitator komunikasi, penasehat ahli,


85

serta fasilitator pemecah masalah dengan tahapan langkah-langkah yang

dilakukan yaitu: Penelitian, Perencanaan, Komunikasi dan Tindakan, dan terakhir

mengadakan Evaluasi dari pemecahan masalahyang terjadi.

Dalam menjalankan peran-perannya untuk menjalin komunikasi dengan

publik internalnya, Humas LPP TVRI juga telah berusaha dengan semaksimal

mungkin agar kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan

memberikan hasil yang sesuai dengan harapan lembaga.

Dalam perannya sebagai teknisi komunikasi, Humas LPP TVRI dirasakan

sudah cukup maksimal hal ini dapat dilihat dari ketersediaan informasi yang selalu

update baik melalui media monitor, papan pengumuman, surat edaran dan

pengeras suara. Semua informasi diolah oleh Humas kemudian disajikan kembali

kepada publik internal LPP TVRI sehingga para karyawan mendapatkan informasi

dengan jelas sesuai dengan kebutuhannya.

Humas LPP TVRI menjalankan perannya sebagai fasilitator komunikasi

dengan mengadakan event atau kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh

karyawan, employee ralations ; gathering.

Sebagai penasihat ahli, Humas LPP TVRI dalam pengamatan peneliti

belum sepenuhnya menghadirkan peran ini. Seperti disampaikan Bapak Ebi

Rugbi, selaku kasub-bag Humas LPP TVRI Pusat Jakarta ;“Tingkatan

pimpinan/kepala bagian Humas LPP TVRI Pusat Jakarta masih berada dalam

tingkatan eselon IV, dimana seharusnya sudah harus berada dalam tingkatan

eselon III, mengingat fungsi dan peranan Humas dalam suatu organisasi

sangatlah penting” maka akan ada keterbatasan peran penasihat kepada tingkatan
86

yang jauh diatas nya, yaitu Kepala Bagian, General Manager / Direktur yang

setingkat eselon III. Sehingga masih perlu menggunakan tenaga ahli dari luar

sebagai tim penasihat.

Humas juga menjalankan perannya sebagai fasilitator pemecah masalah

pada saat menemukan adanya permasalahan dalam lingkup kerja karyawan LPP

TVRI yaitu menurunnya kualitas kinerja dan produktifitas karyawan antara lain

akibat adanya kecemburuandan berdampak pada kesenjangan social ( akibat

perlakuan berbeda terhadap karyawan, kurang tegasnya dalam penerapan ‘reward

dan punishment’). Dalam permasalahan ini, Humas mendefinisikan dan

menganaliasa masalah yang terjadi, merencanakan program sebagai solusi,

mensosialisasikan kemudian mengevaluasi hasil akhir dari pelaksanaan program

solusi tersebut.

Tujuan utama dari kerja Humas adalah menjalin hubungan baik dengan

publiknya baik internal maupun eksternal untuk membangun citra atau image

positif di masyarakat serta untuk menginformasikan hal-hal mengenai lembaga

maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga. Seluruh informasi yang

disampaikan oleh atau melalui Humas LPP TVRI merupakan informasi yang

terbuka, jujur dan akurat. Menurut nara sumber yang berada di divisi keHumasan,

informasi yang disampaikan oleh atau melalui Humas semuanya harus bersifat

terbuka dan transparan, sehingga karyawan sebagai pihak yang membutuhkan

informasi akan merasa dipenuhi kebutuhannya dengan baik oleh manajemen.

Kegiatan Employee relations yang dijalankan oleh Humas LPP TVRI

dapat dinilai sudah cukup baik, namun masih ada beberapa kendala yang harus
87

ditangani, seperti bentuk kegiatan yang lebih bervariasi, ketersediaan anggaran,

fasilitas, sarana dan prasarana, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia,

baik dari segi kualitas dan kuantitas sesuai dengan kebutuhan lembaga.

Dengan lebih memperhatikan hubungan dengan internal publiknya, Humas

LPP TVRI Pusat Jakarta diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja dan

produktifitas karyawanmenjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan seluruh uraian hasil pengamatan, wawancara dan penelitian di

LPP TVRI, maka disimpulkan bahwa Humas LPP TVRI Pusat Jakarta telah

melakukan peran-perannya sebagai Humas dalam berkomunikasi dengan internal

publiknya terutama terhadap para karyawan dengan maksimal.


88

BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Keberadaan Humas dinilai sangat penting dalam struktur organisasi suatu

lembaga, dimana Humas memegang peranan dalam menjalin hubungan

komunikasi yang baik dengan publiknya baik internal maupun eksternal, hal ini

sangat penting untuk suatu lembaga dalam mendapatkan dan meningkatkan citra

atau image yang positif, sehingga keberadaannya diakui di masyarakat. Demikian

halnya dengan Humas LPP TVRI Pusat Jakarta . Sebagai suatu organisasi dengan

sebutan Lembaga Penyiaran Publik, artinya, TVRI jelas melibatkan publik, baik

itu publik Internal maupun publik eksternal, dan publik inilah yang akan menilai

suatu citra positif ataupun negatif dari perusahaan.

Banyak cara yang sudah dilakukan Manajemen Humas dalam menjalin

hubungan komunikasi dengan publik internalnya, khususnya karyawan, baik

komunikasi satu arah ataupun interaksi langsung yang menghasilkan komunikasi

timbal balik.

Permasalahan dan krisis SDM yang terjadi akan berdampak pada

pencapaianCitra Perusahaan

1. Jumlah karyawan yang banyak, dengan berbagai macam karakter, perbedaan

usia dan permasalahan sosial pada umumnya yang akhirnya sampai pada

perbedaan kepentingan.

88
89

2. Krisis kedisiplinan, masalah kehadiran/absensi kantor, penyelesaian kerja dan

lain-lain

3. Tidak ada sanksi atas ketidak disiplinan, atau belum ada tindakan punishment.

4. Kurangnya pemahaman akan Standar Operational Perusahaan

5. Penempatan SDM yang kurang tepat pada lingkup kerja tertentu

Permasalahan-permasalahan yang ada tersebut akhirnya dapat

menimbulkan kecemburuan kerja, kualitas hasil kerja dan dapat mempengaruhi

kinerja SDM, yang akhirnya sudah tentu berdampak pada pencapaian citra

perusahaan

Yang akhirnya berdampak pada program dan rencana kerja Humas untuk

memaksimalkan fungsi dan peranannya.

Kemampuan Humas dalam penyelesaian krisis SDM tidak lepas dan

sangat dipengaruhi / ditentukan oleh internal manajemen Humas sendiri, yaitu :

1. SDM Humas, jumlah praktisi Humas, kemampuan dan profesionalitasnya.

2. Sarana dan Prasarana, meliputi perlengkapan dan fasilitas yang tersedia.

3. Peraturan dan keterbatasan ruang lingkup eselon IV

4. Anggaran, bagian yang sangat menunjang operasional Humas agar dapat

bekerja secara optimal

Dalam meningkatkan citranya TVRI tetap harus dikedepankan karena

TVRI menyandang RI, TVRI ingin dianggap benar-benar sebagai televisi Negara,

televisi yang mempunyai masyarakat, siklusnya TVRI adalah dibiayai oleh

Negara, uang Negara dari rakyat, uang rakyat diserahkan ke Negara jadi APBN

dan diserahkan pada TVRI untuk menayangkan program-program acara agar


90

ditonton oleh rakyat indonesia, jadi tidak sia-sia uang rakyat untuk membiayai

TVRI. Keinginan TVRI dunia teknologi selalu berkembang biayanya tidak murah.

Intinya TVRI itu merupakan media informasi negara Indonesia yang

berisikan hal-hal yang baik yang harus diangkat, hal yg tidak terlihat dimana

masyarakat belum tahu bahwa masih ada masyarakat yang hidup di daerah

perbatasan, para petani, makanya TVRI menyiarkan siaran pedesaan, daerah

perbatasa atau tapal batas yang tidak semua orang tahu bagaimana diperbatasan,

TVRI sebagai media perekat NKRI saluran pemersatu bangsa , pemersatukan

lembaga-lembaga atau elemen-elemen seluruh masyarakat. Humas LPP TVRI

pusat berharap pemerintah selalu memperhatikan TVRI. Namun faktanya semua

dalam keterbatasan di tengah keterbatasan tidak pernah menyerah TVRI tetap

terus berkarya, dengan Humas nya sebagai corong organisasi.

5. 2 Saran

5.2.1 Saran Akademis

Manajemen Humas adalah lingkup kegiatan dari suatu Manajemen

Perusahaan, yang memiliki peranan penting kalau tidak bisa dikatakan sangat

penting.Banyak implementasi dari fungsi dan peranan Manajemen Humas yang

menentukan terbentuknya citra suatu organisasi.

Praktisi Humas harus benar-benar memahami peranannya dalam

melaksanakan tugas- tugasnya, agar manajemen Humas dapat menjalankan fungsi

dan peranannya secara optimal.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi yang

berminat memperdalam masalah yang berkaitan dengan Peranan Manajemen


91

Humas dalam Menyelesaikan Krisis SDM dalam suatu perusahaan untuk

meningkatkan citra perusahaan, serta menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih

lanjut, dengan mengacu pada teori-teori yang ada.

5.2.1 Saran Praktis

Berdasarkan seluruh uraian hasil pengamatan, wawancara dan penelitian di

LPP TVRI, maka disimpulkan bahwa Humas LPP TVRI telah melakukan peran-

perannya sebagai Humas dalam berkomunikasi dengan internal publiknya

terutama terhadap para karyawan dengan maksimal.

Dengan lebih memperhatikan hubungan dengan internal publiknya, Humas

LPP TVRI Pusat Jakarta diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja dan

produktifitas karyawan, sehingga fungsi dan peranan Humas LPP TVRI Pusat

Jakarta dapat menjadi lebih baik lagi.

Di dalam Manajemen Humas sendiri tentunya perlu dilakukan peningkatan

kualitas SDM. Fasilitas, sarana dan prasarana penunjang kerja dan operasional

Humas perlu mendapat dukungan dari pihak Manajemen Organisasi.

Perlu pemahaman bersama seluruh Manajemen Perusahaan akan

pentingnya peran Humas dalam Organisasi. Sehingga secara bertahap,

kekurangan-kekurangan dari Manajemen Humas dapat menjadi perhatian

Manajemen Perusahaan.
92

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto Elvinaro, Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif

Simbiosa Rekatama Media, Bandung 2013

Cutlip, Center dan Broom, Effective Public Relations, Prenada Media Jakarta,

2006

Crisis Public Relations, prfirst.blogspot.co.id

Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Cetakan Pertama,

Jogjakarta. Graha Ilmu.

Dr. H. Zainal Mukarom, M.Si, Muhibun Wijaya Laksana, S.Sos.,M.Si.

Manajemen Public Relation Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan

Masyarakat. Pustaka Setia, Bandung. 2015.

Iriantara, Yosal, Manajemen Strategi Public Relation, Ghalia Indonesia, Jakarta,

1995

Kisruh di TVRI, Penyiaranpublik.org

Lubis, Hari S.B, Pengantar Manajemen Startegik, Bandung: TP Shinoff Group,

1992

Morissan, Manajemen Public Relations Kencana Prenada Media Group, Jakarta,

2010

Morissan, Penghantar Public Relation Strategi Menjadi Humas Profesional,

Ramdina Prakasa, Bandung, 2006

Moleong, Dr. Lexy j, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, 2000


93

Mulyana, A. 2008, Komunikasi dalam Organisasi (KDO)

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, belbuk.com 2016

Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2009

Mulyana Deddy, R.wayne Pace, Don F. Faules Komunikasi Organisasi,

PT Remaja Rosdakaya, Bandung, 2005

Prof. Dr. Khomsahrial Romli, M.Si. Komunikasi Organisasi Lengkap, Kompas

Gramedia 2014

Rakhmat Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi PT Remaja Prosdakarya,

Bandung 2014

R. Wayne Down F, Faules, Komunikasi Organisasi, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 1993

Ruslan Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,

PT Rajagrafindo Persada, Jakarta 2010

Rusady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2002

Transformasi TVRI (Kebijakan LPP TVRI Tahun 2011-2016)


94

LAMPIRAN
106

Hasil Penelitian Wawancara Key Informan I kepada Kabag Humas LPP TVRI

Pusat Jakarta Bapak Ebi Rukbi

Pertanyaan mendalam tentang keterlibatan Humas LPP TVRI Pusat dalam

Manajemen Humas

1. Permasalahan pada uang makan pegawai (suatu contoh kasus yang pernah

terjadi pada LPP TVRI Pusat Jakarta)

Setiap hari dapat uang makan dengan catatan harus absensi, ada beberpa

pegawai yang jam kerjanya tidak rutin normal atau office hour masuk jam 9-4.

Namun semuanya tidak seperti aturannya ada schedule shiff yang terbagi

menjadi 3 bagian. Absensi menggunakan sidik jari ada yang mereka

operasionalnya masuk malam dan lupa dengan absensi atau memenag dia

absennya malam sehingga administrasi orang kepegawian ini tidak tahu atau

dianggap tidak masuk padahal orang itu tersebut masuknya jam malam. Pada

saat selesai selama satu bulanan setiap bulan keluar uang makan, ada beberapa

orang yang operasional uangnya makanya di coret karena dianggap tidak

absensi. Padahal dia hadirnya malam sempat terjadi miss comunikasi.

Akhirnya mereka mendatangi kebagian keuangan, ke HRD akhirnya ada miss

komunikasi HRD sepertinya kurang paham dengan kondisi absensni, jadi

suatu ketika tejadilah hal tersebut yang mengakibatkan ketidak puasan.

Karyawan dengan HRD timbulah protes.


107

2. Penerpannya dalam Implementasi Manajemen Humas yang dilakukan oleh

Humas LPP TVRI Pusat Jakarta

a. (Planning dan action) Akhirnya dikumpulkan dijelaskan secara paham

setelah itu barulah di buat absensi sistem manual, tanda tangan biasa

terutama yang dinas malam. Disamping itu juga pimpinan atau atasan

langsung mereka membuatkan asbsen kepada yang bertugas operasional

malam agar jelas kehadiran mereka terutama yang operasional malam ada

buktinya untuk dilaporkan kebagian keuangan untuk tanda bukti. Ada

surat tugas dari pimpinan bahwa orang tersebut operasional malam.

b. (Solusinya) absen manual namun absen manual itu bisa dimainkan. Tapi

kebijakan manajemen waktu itu mempersilakan atasan langsung untuk

membuat surat tugas, dengan hal seperti itu hanya seorang atasan yang

tahu kalau anak buahnya bertugas operasional malam (solusinya membuat

absen manual dengan catatan diketahui oleh atasan langsung).

c. Evaluasi (akhirnya semua terakomodir/terkoordinir merka tidak lagi

protes, bahwa mereka tugas malam jadi orang keuangan pun juga tahu

tidak lagi miss komunikasi.

3. Efeknya terhadap SDM terhadap kasus tersebut:

“SDM akan ada sangsi ketika karyawan tidak masuk lebih dari 3 hari tanpa

alasan yang jelas akan ada sangsinya teguran lisan terdahulu tertulis bila

teguran tertulis lebih dari 3x tidak ada perubahan maka diambilah sikap tegas

yaitu memberhentikan karyawan tersebut mengacu ke pada absensi”


108

4. Berkaitannya dengan humas dalam kasus tersebut yaitu sebagai mempasilitasi,

menyampaikan kepada mereka untuk mengdakan pertemuan, menyediakan

tempat untuk mengadakan pertemuan, membuat pengumuman menyebar

luaskan. Memberitahukan bahwa akan ada pertemuan dengan manajemen

yang akan dihadiri direktur umum. Di situlah peran humas dalam

memberikan fasilitas, sebagai fasilitator dan sebagai penghubung pemecahan

dalam suatu permasalahan yang terjadi.

Pertanyaan Umum tentang Humas LPP TVRI Pusat Jakarta

1. Apa fungsi dan peran humas dalam organisasi LPP TVRI Pusat?

Sama dengan peranan humas-humas di beberapa kementrian dan lembaga

mereka mempunyai fungsi sebagai fasilitator penyambung lidah sebagai

menjembatani hubungan antara manejemn dengan karyawan intinya

seperti itu. Di lihat dari sisi internal, sedangkan dari sisi ekternal mencoba

memperbaiki citra TVRI, sebenarnya makna citra itu luas supaya citra ini

terbentuk citra positif jangan sampai banyak mengeksposs kasus-kasus

yang melibatkan orang orang terkenal hal itu merupakan sasaran empuk

media dalam pencitraan. Padahal sebenarnya sudah ada komitmen tidak

perlu mengekspos media mempunyai masalah. Jadi peran humas

memberikan citra yang positif jangan citra negative yang keluar, jadi

bagaiamanpun caranya macam-macam misalnya TVRI mendapatkan

menghargaan apresiasi dari Bawaslu, itu merupakan hal yang luar biasa

bahwa Bawaslu menilai TVRI adalah tivi yang independen tidak berpihak

kepada partai manapun pada waktu pilkada serentak tahun lalu 2015.
109

Banyak hal-hal yang terkait dengan fungsi TVRI sebagai televisi public

menginformasikan sebagai televise independen.

2. Apakah Humas TVRI sudah menjalankan tugasnya sesuai fungisnya?

Belum optimal, karena bidangnya atau scopenya terlalu kecil yaitu masuk

di eselon 4, seharusnya memang dikhususkan dikementerian atau lembaga

manapun humas dan protokol itu satu bagian yang sama setingkat eselon

3 seharusnya. Jadi humas TVRI sebenarnya belum betul keseluruhan

menjalankan fungisnya selain itu humas TVRI juga membawahi 3 bidang

kelembagaan hukum dan humas, yang juga masalah. Sebenarnya

keseriusan TVRI saat ini sedang mengusulkan kepada Menpan RB TVRI

akan tetap konsisten dan komitmen untuk mengutaman bahwa keHumasan

itu penting maka nanti diusulan di bagan struktur organisasi yang baru

humas akan berdiri sendiri humas dan protokol. Jadi setingkat dengan

eselon 3 tidak digabung dengan kelembagaan. Sekarang masih terlalu

kecil bidangnya dan SDMnya pun tidak menunjang sama sekali.

Sebenarnya sudah tergambar kendala-kendalanya contohnya hal yang

terkecil seperti komunikasi internal TVRI di medsos yang tidak dikelola

dengan baik, kalau dikelola dengan baik yaitu adanya satu suara saja. Dan

sebenarnya SDM juga perlu ada perbaikan, peningkatan, penambahan

karena saat ini humas TVRI masih terbatas. Humas TVRI juga

memerlukan orang yang handal selain dibidang humas harus mempunyai

kepandaian di bidang IT untuk bisa mengelola media social.


110

3. Kesulitan/kendala apa yang dihadapi humas dalam menjalankan

peranannya?

Kendala itu sudah pasti ada dari keterbatasan dengan SDM, sebagai contoh

pada siaran bulan Ramadhan 2016 pada siaran agama islam yang dimana

kostumnya seolah-olah menggambarkan agama lain, akkhirnya dari pihak

manajemen meminta humas untuk mengklarifikasi bahwa hal itu salah

dan perlu diralat. Karena keterbatasan SDM dan orang yang mengerti

dibidang IT yang mengerti cara kerja berita online seperti sosmed maupun

media cetak dan akhirnya berita tersebut lambat di tangani.

4. Bagaimana rencana kedepannya, apakah peran humas akan menjadi peran

penting dalan organisai LPP TVRI?

Manajemen mempunyai rencana yaitu bekerja sama dengan pihak

konsultan yang diharapkan memberikan masukan kepada humas TVRI dan

menggunakan pendampingan dengan tujuan memberikan rekomondasi

agar bisa merekut orang yang handal di bidang humas.

5. Peranan humas dalam meningkatkan citra perusahaan, apakah humas

sudah memiliki citra internalnya sendiri yaitu manajemen humas ?

Sedang mencoba merapikan asset-aset komunikasi internal yaitu fb,

twitter, sosmed

Selain itu komunikasi internal ada upacara, silaturahmi yang sudah

dilakukan selama ini. Langkah-langkah yang sudah dsampaikan oleh pihak

humas dan sudah dilakukan


111

6. Masalah apakah yang sering dihadapi yang seharusnya melibatkan bagian

humas khususnya masalah kepegawaian/HRD/kinerja karyawan/sop

contohnya?

Mencoba membantu HRD yang berkaitan dengan miss komunikasi,

keresahan-keresahan pegawai, ungkapan-ungkapan di fb yang berlebihan.

Jangan orang asal bunyi yang memprofokasi yang bisa membuat gaduh

7. Apakah peran nyata humas dalam membantu mengatasi krisis SDM yang

ada saat ini?

Contoh kasus seperti soal pensiunan pegawai yang simpang siur di dalam

pengumumannya di SDM, misalnya kriteria-kriteria yang ditentukan

dalam masa pensiun umur 58 dan 60 thn. Yaitu adanya perbedaan di

pekerja fungsional dan pekerja struktural. Jadi yang akan dilakukan peran

humas dalam hal itu yaitu menginformasikan tentang bagaimana sistem

masa pensiun yang berlaku di masa kini agar orang tidak mendapatkan

informasi yang simpang siur dalam hal kriteria pensiun.

8. Sepenting apakah humas, bagi organisasi LPP TVRI saat ini dan masa

depan

Sangat penting sekali bahkan TVRI sudah merancang struktur organisasi

yang baru dan kalau di setujui oleh menteri penertiban aparatur Negara

reformasi birokrasi (MENPAN RB) yaitu protokol dan humas berdiri

sendiri di setara eselon 3. Sebuah langkah yang sangat penting untuk

perbaharui humas ke depannya. Yang di usulkan ke MENPAN sudah di

setujui oleh manajemen.


112

9. Bagaimana rencana/program kerja humas untuk menghadapi persaingan

dengan organisasi TV Swasta?

Blm tergamber selama ini hanya mengikuti tupoksi tugas pokok dan fungsi

pada satuan kerja (saker.)

10. Secara detailnya rencana tugas yang akan dilakukan konsultasi PR untuk

TVRI adalah:

Melakukan audit setiap Saker (Satuan Kerja) didatangi oleh konsultan PR

yaitu mengaudit permasalahan. Membahas tentang satuan kerja saat kristis

bagian bidang keuangan misalnya bagian keuangan seperti akuntansi,

perencanaan anggaran mencari kendala dan permasalahanya. Dari semua

persoalan lalu di kumpulkan dan membuat laporan kepada Direksi tentang

permahasalah yang sedang terjadi. Hal tersebut dinamakan Audit

investigasi atau sebuah penelitian dalam melakukan implementasi

manajemen Humas. Mengaudit permasalah yang terjadi dalam TVRI.

Mencari permasalahannya setelah itu baru mencari solusinya yaitu

mengadakan gathering internal TVRI. Atau membuat outbound salah satu

cara pendekatan penyelesaian yang bebeda-beda. Pihak Humas hanya

sebagai pendukung dalam memberikan pengumuman dan sebagai

protokol. Dalam menangani permasalahan tentang kepegawaian adalah

pihak SDM yang mengatur segalanya. Bagaimana pihak SDM merangkul

semua karyawan untuk meningkatkan SDM agar SDM TVRI lebih baik

lagi kedepannya.
106

Hasil penelitian Wawancara ke SDM oleh Bapak Edy Widiyanto selaku Key

Informant II

Pegawai TVRI ada Pegawai Negeri PNS dan Pegawai Negeri Non PNS

Kasubag data Pak Edy, jumlah karyawan per 1 Juli lima ribu lima ratus tiga puluh

enam orang, dengan jumlah PNS tiga ribu delapan ratus enam belas, jumlah Non

PNS.

Seribu tujuh ratus dua puluh. Seluruh Indonesia.

1. Perbedaan PNS dan non PNS: PNS mengacu pada aturan Negara merekrut

pegawai memakai peraturan pemerintah semua PNS gaji sdh di atur

pemerintah sedangkan non PNS gajinya di tentukan oleh direksi oleh LPP.

Belum mempunyai standar gaji untuk non PNS maka menggunkaan UMP

(upah minimum propinsi).

2. Status karyawan non PNS bisa mendapat peluang untuk menjadi pegawai

tetap. Dengan cara merekrut yang lulus di kontrak untuk masa percobaan 3

bulan jika penilaiannya bagus pihak SDM bisa meningkatkan menjadi 6 bulan

berikutnya berjalan per 3 bulan lalu 1 tahun ketika 2 tahun prestasinya bagus

pihak SDM menangkatnya sebagai pegawai LPP atau pegawai tetap jika

pegawi itu mau. Biasanya di tentukan oleh atasan sesuai dengan kinerjanya, 2

tahun bisa diangakt menjadi pegawai LPP itu artinya menjadi pegawai tetap

bukan kontrak lagi. Secara garis besarnya hanya penilaian kinerja masing-

masing atasan yang bersangkutan.

3. Kenaikan jabatan di Pegawai Negeri Staff di TVRI mempunyai jabatan

seperti Fungsional Umum : Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional kalau


107

Pegawai Negri. Kalau jabatan fungsional penilaiannya berdasarkan angka

kredit misalnya ketika orang operasional jabatan fungsional sebagia teknisi

siaran ketika dia kerja itu ada penilaian, hari ini mengerjakan apa, setiap

pekerjaan yang dilakukannya ada penilaian, ada teknisi, ada andalan, ada

adikara : andalan itu adalah yang bekerja di bidang berita seperti repoter itu

adalah fungsional andalan. Fungsional adikara siaran adalah mereka yang

bertugas dibidang penyiaran seperti membuat drama, sinetron pekerjaannya

mereka dinilai, apakah yang dipekerjakan hari ini, membuat sinetron, berapa

lama durasinya itu dinilai dan ada angka kreditnya. Ketika diangka kreditnya

terpenuhi selama 2 tahun, karyawan tersebut bisa naik jabatan berdasarkan

kinerjanya.

Tetapi jabatan fungsional umum mereka sudah tertentu karena ketentuannya

ada aturan pemerintahnya 4 thn naik pangkat, tetapi yang dilihat angka

terakhirnya adalah kinerja kerjanya selama 2 tahun. 4 tahun baru bisa naik

pangkat naik golongan tetapi kalau kinerjanya tidak bagus bisa mundur, dan

berdasarkan penilaian atasan juga.

4. Bagaimana proses /prosedur pencarian dan penerimaan karyawan baru :

Tahapan seleksi: pertama di umumkan bahwa secara administratif

memerlukan kualifikasi dan ijazah, bisanya mentukan ijasah dan pengalaman

kerja.

Segi umur penerimaan karyawan baru : ketentuan yang lama peraturan

keputasan dan direksi untuk SMA 22 tahun untuk profesi tertentu untuk

tanaga pemancaran di gunung-gunung. Mencari tenaga local seperti kejuruan.


108

Untuk D3 26 th ketika dia melamar maxsimal, S1 umur 28, S2 30 thn.

Tahapan seleksi pertama diumumkan pegawai kualifkasi, ijazah secara

adminitrasi, menentukan ijazah, pengalaman kerja, tahapan terakhir psikotes

dan wawancara.

5. Kriteria umum apakah yang paling menentukan diterima atau tidaknya sebagai

karyawan?

Lulus dalam tahapan seleksi, administratif sesuai persyaratan yang

diberlakukan

6. Bagaimana kondisi kinerja karyawan ?

Kondisi kinerja kalau di broadcast agak susah tetapi kalau secara umum di

sporting lebih mudah dilihat kinerjanya tetapi di broadcast sudah tertentu

pekejaan misalnya bsk akan siaran sebulan lalu sdh dsiapkan terlalu dahulu.

Biasa setahun yang akan datang program tersebut sdh ditetapkan, meskipun

ditengah-tengah perjalanan bisa berubah. Penilaian kinerja oleh masing-

masing atasan setiap akhir tahun membuat penilaian kinerja terhadap target

kerja masing-masing pegawai.

7. Apa yang menyebabkan kinerja karyawan kurang maksimal?

Biasa yang lebih umum adalah funismen yang tidak berjalan dengan baik,

kedisplinan yang belum tertata baik, bentuk kelemahan yang ada di TVRI

adalah antara lembaga Negara namun disisi lain melakukan juga perkerjaan

broadcast yang menjadikan para pekerja tidak mematuhi peraturan, waktu

pekerjaan umum dan pekerjaan operasional tidak sesuai dengan prosedur

yang ada. Aturan kerja umum dan kerja operasional tercampur aduk padahal
109

sisi lain disamping pekerjaan umum, pekerjaan operasional ada

konpensasinya. Itu hal itu yang membuat kinerja karyawan kurang maksimal.

Dari segi kedispilinan tidak memenuhi ketentuan jam kerja namun secara

kerja profesionalnya berjalan dan memenuhi. Perlu membenahan dalam

kedisplinan komitmen dari atas sampai kebawah. Satu bahasa dari pimpinan

tertinggi sampai ke bawah dalam mematuhi peraturan kerja.

8. Apakah perlu dilakukan koordinasi dengan unit kerja lain, atau mungkin

pelatihan-pelatihan?

Pusdiklat TVRI membuat kurikulum kegiatan setiap tahunnya, masing-

masing divisi akan dimintakan calon-calonnya dalam mengikuti diklat tersebut

dari berbagai TVRI baik pusat maupun daerah.

9. Kondisi kinerja seperti apa yang diharapkan, agar kinerja karyawan dapat

bersaing dengan perusahaan atau stasiun TV lainya?

Kalau dari sisi konten tidak terlalu mempengaruhi hanya dari sisi penonton

persepsinya masih kurang, karena TVRI merupakan TV Negara tidak sama

dengan TV swasata.

10. Apakah tata tertib kepegawaian ada dalam standar operasional prosedur (SOP)

dan merupakan pedoman pelaksanaan kerja yang up to date atau perlu selalu

diperbaharui?

Sop pernah buat ketikaTVRI masih berstatus PT atau Perjan dan masih

dipergunakan sampai sekarang karena kegiatan produksi masih sama seperti

dahulu, teknologi saja yang berubah, dari sisi cara kerja sama peralatan di

TVRI sebenarnya sudah lebih canggih dari yang lain karena sudah
110

menggunakan digital cuma memang sarana pendungkungnya masih belum

diperbaharui dan masih menggunakan set obox yang merupakan kebijakan

pemerintah. Dari sisi teknologi sudah terkinian namun harus bertahap karena

tidak lepas dari anggaran Negara.

11. Bagaimana mensosialisasikan SOP organisasi kepada seluruh karyawan

TVRI, atau mereka dianggap sudah mengetahui dengan sendirinya?

Kalau ada kebijakan baru pasti disosialisasikan. Pada umumnya karyawan

belajar di masing-masing divisi, setelah direkrut dan terjun ke masing-masing

bagian langsung mengikuti ritme kerja dan langsung praktik mengikuti SOP

yang berlaku. Sebenarnya itu suatu kelemahan yang tidak bisa dipastikan bila

nanti terjadi sesuatu dikemudian hari.

12. Rencana/strategi apa yang akan dilakukan HRD meningkatkan mutu

karyawan?

Pertama adalah strategi adanya diklat, bisa mandiri tidak harus dari kantor,

masing-masing pegawai punya kesempatan untuk mengembangkan diri. pada

umum di TVRI diklatnya profesi mesing-masing ada pengembangannya dari

dasar, pendahuluan dan lanjutan Ada 3 tingkatan. Bagi pesertanya dicalonkan

dari masing-masing divisi.


96

LAMPIRAN FOTO

FOTO-FOTO

1. Kantor Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pusat Jakarta

2. Wawancara bersama Bapak Drs. Ebi Rukbi, M.Si selaku Kasubag Humas
LPP TVRI Pusat Jakarta
97

3. Kantor Humas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Pusat Jakarta

4. Wawancara bersama Bapak Edi Widianto, S.Sos.,M.Si selaku Kasubag Data


Evaluasi dan Pengembangan SDM Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI
Pusat Jakarta
98

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT UMUM


LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA

DIREKTUR
UMUM

Ka-Bagian Ka-Bagian Ka-Bagian Ka-Bagian


sarana dan pengadaan dan Sumber Daya pengadaan dan
prasarana inventarisasi Manusia inventarisasi

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


gedung, pengadaan data, evaluasi sekretariat
kantor, dan barang dan DEWAS
lingkungan umum dan jasa pengemb. SDM

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


pengadaabarak mekanikal dan Ka-subbagian sekretariat
teknik dan elektrikal mutasi direksi
program

Ka-subbagian Ka-subbagian Ka-subbagian


inventarisasi, Rumah tangga, Ka-subbagian kelembagaan
aset transpoprtasi& kesejahteraan hukum
dan distribusi pengamananan dan HUMAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


111

BIODATA MAHASISWA
NAMA : IRMA JAYANTI
Tempat, tgl lahir : Jakarta, 7 Mei 1977
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kucica 7 JH3 No. 6 Sektor 9 Bintaro Jaya
Tangerang Selatan
No hp : 0897-8298-279 / 0812 880 11457
Email : jayanti.irma07@yahoo.com

Pendidikan Formal
1984 – 1990 SD Negeri 10 pagi Jakarta Barat
1990 – 1993 SMP 2 Kebon Jeruk Jakarta Barat
1993 – 1996 SMK 27 Kebayoran Jakarta Selatan
2012 – Sekarang Universitas Satya Negara USNI (FISIP) Semester 7
112

Pendidikan Informal
Extension Sekretaris Demono (Dewi Motik Pramono)
Kursus Make up artis Daniel Amarta
Pengalaman Kerja
1998 – 1999 Henan Sekuritas
1999 – 2000 Operator Chiwangi Berlian
2000 – 2003 Web editor SCTV
2003 – 2005 EO Seven Logic
2008 – 2009 Agent Allianz
November – Desember 2015 : PKL HUMAS LPP TVRI

Anda mungkin juga menyukai