Anda di halaman 1dari 164

UNIVERSITAS PANCASILA

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN BEGAL TERHADAP


TINGKAT KECEMASAN WARGA KECAMATAN PASAR
REBO DAN SEKITARNYA
(Studi Kasus Pada Pemberitaan Begal Anggota Brimob)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Mohamad Nuzurul Fasha


NPM 7018210256

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2022
ii
iii
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PEMINATAN KOMUNIKASI STRATEGIS
PROGRAM S-1

LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Mohamad Nuzurul Fasha
NPM : 7018210256
Peminatan : Komunikasi Strategis
Judul : Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat
Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya
(Studi Kasus Pada Pemberitaan Begal Anggota Brimob)

Jakarta, 28 Juli 2022


Pembimbing/Penguji Penguji Ahli

(Dr. Diana Anggraeni, MM., (Denta M. P. Budiastomo, M.Si)


M.I.Kom)
Ketua Sidang

(Umar Halim, M.Phil)

iv
UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PEMINATAN KOMUNIKASI STRATEGIS
PROGRAM S-1

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Mohamad Nuzurul Fasha
NPM : 7018210256
Peminatan : Komunikasi Strategis
Judul : Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat
Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya
(Studi Kasus Pada Pemberitaan Begal Anggota Brimob)

Jakarta, 28 Juli 2022


Pembimbing Wakil Dekan I

(Dr. Diana Anggraeni, MM, (Muhamad Rosit, M.Si)


M.I.Kom)
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Komunikasi

(Anna Agustina, Ph.D)

v
KATA PENGATAR

Puji Syukur diucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi yang berjudul

“Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat Kecemasan

Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya (Studi Kasus Pada

Pemberitaan Begal Anggota Brimob)” ini dimaksudkan untuk memenuhi

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Peminatan

Strategic Communication, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pancasila.

Skripsi ini telah melalui beberapa diskusi dan mendapatkan masukan serta

koreksi dari para dosen maupun pihak-pihak yang terlibat dalam pekerjaan ini,

dengan harapan skripsi ini dapat mencapai tujuan dan sasaran. Saya sangat

berterimakasih kepada ke dua orang tua dan adik-adik peneliti yang selalu ada dan

memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada

kesempatan ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Anna Agustina, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Pancasila.

2. Muhammad Rosit, S.Sos., M.Si. Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Pancasila.

3. Umar Halim, M.Phil. Selaku Wakil Dekan 2 Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Pancasila.

4. Riza Darma Putra, S.Sos., M.IKom. Selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Pancasila.

vi
5. Nathalia Perdhani S, M.Si. Selaku koordinator tugas akhir Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Pancasila.

6. Dr. Diana Anggraeni, MM, M.I.Kom. Selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu serta membimbing saya dalam penyusunan tugas akhir.

7. Ir. Ahmad Badari Burhan, MBA., M.Ikom. Selaku dosen pembimbing

akademik selama di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila.

8. Najmi yang selalu memberikan dukungan terhadap saya untuk menyelesaikan

penelitian ini.

9. Para responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner

tugas akhir ini.

10. Teman–teman seperjuangan saya di Fikom UP Mayer, Firel, Daffa, Laras,

Miftahul, Tiwi, dll yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga dukungan dan doa yang telah diberikan mendapat berkah dari Allah

SWT. Akhir kata, saya berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat dan dapat

menambah wawasan bagi pembaca.

Jakarta, 28 Juli 2022

(Mohamad Nuzurul Fasha)

vii
ABSTRAK

Nama : Mohamad Nuzurul Fasha


NPM : 7018210256
Peminatan : Komunikasi Strategis
Judul : Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat
Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya (Studi
Kasus Pada Pemberitaan Begal Anggota Brimob)

2022, 108 Halaman, 36 Buku, 7 Jurnal, 7 Skripsi, 6 Media Online

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, memudahkan masyarakat


diterpa pada suatu pemberitaan di berbagai jenis media apapun. Saat ini,
masyarakat dengan mudahnya memeroleh informasi apapun dari suatu media.
Salah satu contoh pemberitaan yang kerap ada di suatu media, yaitu mengenai
pemberitaan tindak kriminal, yaitu begal. Masyarakat yang diterpa suatu
pemberitaan mengenai tindak kejahatan begal, perasaan cemas dapat timbul pada
dirinya. Oleh karena itu, tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
apakah ada pengaruh antara terpaan pemberitaan begal dengan mengambil studi
kasus pemberitaan begal anggota brimob terhadap tingkat kecemasan masyarakat.
Dalam penelitian ini, menggunakan Teori Stimulus Respon (S – R). Untuk
memudahkan peneliti memberikan stimulus kepada responden, peneliti
mengundang siswa SMA/SMK sederajat yang ingin berpartisipasi dalam
penelitian ini untuk masuk ke dalam grup whatsApp. Peneliti mendapatkan sampel
sebanyak 100 responden yang ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Unit
analisis yang digunakan, yaitu individu yang merupakan siswa SMA/SMK
sederajat yang bersekolah di wilayah Kecamatan Pasar Rebo. Paradigma yang
digunakan, yaitu positivisme dengan pendekatan penelitian menggunakan
kuantitatif eksplanatif. Penelitian ini memiliki 2 (dua) konsep, yaitu pertama
terpaan media dengan menggunakan dimensi frekuensi penggunaan media, jenis
konten, dan konten berita. Konsep yang ke dua, yaitu tingkat kecemasan dengan
menggunakan dimensi kognitif, afektif, dan behavioral. Dalam penelitian ini
mendapatkan sebuah hasil, yang di mana penelitian ini memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan berdasarkan uji F dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Adapun nilai T hitung lebih besar dari pada T tabel, dengan T
hitung sebesar 11.694 > 1,984 T tabel (df = N-2). Besaran pengaruh yang
dihasilkan terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan warga,
berdasarkan uji determinasi yaitu sebesar 58,3%. Arah pengaruh dalam penelitian
ini, yaitu bersifat positif, sehingga dapat diartikan semakin tinggi terpaan
pemberitaan begal semakin tinggi pula tingkat kecemasan.

Kata Kunci: Terpaan Media, Pemberitaan Begal, Kecemasan, Siswa SMA/SMK

viii
ABSTRACT

Name : Mohamad Nuzurul Fasha


NPM : 7018210256
Concentracion : Strategic Communication
Title : The Influence of Exposure to Begal News on Anxiety Levels of
Residents of Pasar Rebo Subdistrict and Its Surrounding Areas
(Case Study on Reporting of Begal Brimob Members)

2022, 108 pages, 36 books, 7 journals, 7 theses, 6 online media

The development of information and communication technology makes it easier


for people to be exposed to news in various types of media. Nowadays, people
easily get any information from a media. One example of news that often exists in
a media, namely about reporting on criminal acts, namely begal. People who are
hit by news about the crime of robbery, feelings of anxiety can arise in them.
Therefore, the purpose of this research is to find out whether there is an effect
between exposure to news on begal and taking a case study on news of robbery by
members of Brimob on the level of public anxiety. In this study, using the
Stimulus Response Theory (S – R). To make it easier for researchers to provide
stimulus to respondents, researchers invite high school / vocational students
equivalent who want to participate in this study to join the WhatsApp group.
Researchers get a sample of 100 respondents who want to participate in this study.
The unit of analysis used is an individual who is a high school/vocational
equivalent student who attends school in the Pasar Rebo sub-district. The
paradigm used is positivism with an explanative quantitative research approach.
This study has 2 (two) concepts, namely the first is media exposure by using the
dimensions of frequency of media use, type of content, and news content. The
second concept, namely the level of anxiety using cognitive, affective, and
behavioral dimensions. In this study get a result, which is where this study has a
significant effect simultaneously based on the F test with a significance value of
0.000 <0.05. The value of T count is greater than T table, with T count of 11,694
> 1,984 T table (df = N-2). The magnitude of the effect produced by exposure to
news of robbery on the level of anxiety of citizens, based on the determination
test, is 58.3%. The direction of influence in this study is positive, so it can be
interpreted that the higher the exposure to news of robbery, the higher the level of
anxiety.

Keywords: Media Exposure, Begal News, Anxiety, High School / Vocational


High School Students

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ...................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI SKRIPSI ................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 14
D. Signifikansi Penelitian ...................................................................................... 15
1. Signifikansi Teoritis.................................................................................... 15
2. Signifikansi Praktis ..................................................................................... 15
E. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ...................................................................................................... 18
1. Teori Stimulus Respon (S – R) ................................................................... 18
B. Kajian Konsep .................................................................................................. 19
1. Terpaan Media ............................................................................................ 19
2. Kecemasan .................................................................................................. 25
C. Kajian Penelitian Terdahulu ............................................................................. 29
D. Hipotesis ........................................................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Paradigma Penelitian ........................................................................................ 40
B. Pendekatan Penelitian ....................................................................................... 41
C. Jenis Penelitian ................................................................................................. 41
D. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 42
E. Unit Analisis ..................................................................................................... 47
F. Definisi Variabel Penelitian ............................................................................. 48
G. Model Analisis .................................................................................................. 51
H. Pengoperasionalan Konsep ............................................................................... 51
I. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 52

x
1. Populasi ...................................................................................................... 52
2. Sampel ........................................................................................................ 53
J. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 55
K. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 56
L. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 57
M. Validitas dan Reliabilitas Data ......................................................................... 58
1. Validitas ...................................................................................................... 58
2. Reliabilitas .................................................................................................. 60

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 62
B. Temuan Penelitian .......................................................................................... 64
C. Pembahasan .................................................................................................... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................................... 106
B. Saran ............................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ............................................................................ 51


Tabel 3.2 Skala Pengukuran ....................................................................................... 56
Tabel 3.3 Validitas Data Variabel X .......................................................................... 59
Tabel 3.4 Validitas Data Variabel Y .......................................................................... 59
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................................. 61
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas ........................................................................................... 61
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................................... 64
Tabel 4.2 Usia Responden.......................................................................................... 65
Tabel 4.3 Asal Sekolah .............................................................................................. 65
Tabel 4.4 Domisili Sekolah ........................................................................................ 67
Tabel 4.5 Dimensi Frekuensi Penggunaan Media...................................................... 69
Tabel 4.6 Dimensi Jenis Konten ................................................................................ 72
Tabel 4.7 Dimensi Konten Berita............................................................................... 75
Tabel 4.8 Dimensi Kognitif ....................................................................................... 80
Tabel 4.9 Dimensi Afektif.......................................................................................... 84
Tabel 4.10 Dimensi Behavioral.................................................................................. 87
Tabel 4.11 Proses Variabel ........................................................................................ 92
Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi............................................................................... 92
Tabel 4.13 Hasil Uji F ................................................................................................ 93
Tabel 4.14 Hasil Uji T ................................................................................................ 94

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Pengguna Media Konvensional di Indonesia ................................ 3


Gambar 1.2 10 Kota Dengan Tingkat Kriminalitas Tertinggi di Asia Tenggara ....... 11
Gambar 1.3 Jumlah Kejahatan/Pelanggaran Menurut Jenis ...................................... 12
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir................................................................................... 43
Gambar 3.2 Model Analisis ....................................................................................... 51

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pada masa sekarang ini, pastinya memerlukan adanya

sebuah informasi. Dari bangun tidur hingga ingin tertidur kembali pastinya

setiap manusia akan memperoleh sebuah informasi dari mana saja, baik dari

media elektronik maupun media cetak. Apalagi pada era sekarang ini setiap

manusia dengan mudahnya memperoleh informasi. Dengan kecanggihan

teknologi informasi dan komunikasi, sehingga memudahkan masyarakat

dalam hal memperoleh suatu informasi dari manapun. Seperti contohnya saja

televisi, radio, media cetak ataupun media digital. Bahkan media sosial pun

masyarakat juga dapat memperoleh suatu informasi, seperti contoh media

sosial jaman sekarang seperti instagram, twitter dan lain sebagainya.

Dengan kemajuan teknologi yang berkembang semakin pesat, sehingga

hal tersebut menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari, khususnya teknologi

informasi dan komunikasi. Informasi dapat dikatakan sebagi suatu hal yang

penting bagi masyarakat dan menjadi suatu hal yang wajib diketahui oleh

masyarakat. Setiap hari, pastinya masyarakat mendapatkan berbagai berita

atau informasi dari mana saja. Dari pagi hari saja media massa seperti koran,

televisi ataupun radio mengperbaharui berita setiap harinya. Bukan hanya

berita pada hari kemarin saja, tetapi media akan memberitakan sebuah

informasi mengenai hari itu bahkan disiarkan secara langsung (Junaidi, 2013,

p.3).

1
2

Dengan adanya penemuan baru pada bidang teknologi informasi dan

komunikasi mendorong media elektronik semakin berkembang, dimulai dari

penemuan radio hingga adanya televisi berwarna seperti sekarang ini. Ketika

pada perkembangan yang dimulai dari televisi berwarna hingga penemuan

teknologi informasi dan komunikasi yang lebih interaktif melalui internet,

perubahannya menjadi begitu cepat (Muhtadi, 2016, p.70). Televisi menjadi

salah satu media elektronik yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Televisi juga bisa menjadi salah satu media massa yang dijadikan masyarakat

untuk memperoleh suatu informasi. Terpaan pada media massa televisi ini,

dapat mempengaruhi pandangan setiap orang yang menonton.

Menurut Effendy (2017, p.41) mengatakan bahwasannya dampak

psikologis dari televisi itu sendiri yaitu di mana penonton seakan-akan

terhipnotis, sehingga penonton seakan-akan dihanyutkan dalam suasana

pertunjukan televisi. Maka dapat diasumsikan bahwasannya televisi menjadi

media massa yang sangat berpengaruh bagi psikologis masyarakat itu sendiri.

Tentunya, sebagian besar manusia telah memiliki televisi di rumahnya.

Apalagi masyarakat yang tinggal di perkotaan besar, kebanyakan

masyarakatnya sudah memiliki televisi.

Dikutip dari salah satu artikel berita, yaitu Databoks, bahwasannya

televisi menduduki posisi urutan pertama dalam hal responden yang

mengonsumsi media konvensional.


3

Gambar 1.1 Data Pengguna Media Konvensional di Indonesia


Sumber: Website databoks.katadata.co.id

Seperti pada gambar 1.1 di atas merupakan data pengguna media

konvensional di Indonesia memerlihatkan bahwasannya tahun 2020 penonton

televisi menduduki posisi pertama sebagai pengonsumsi media paling banyak.

Namun dapat dilihat bahwasannya perbandingan antara semester 1 (satu)

dengan semester 2 (dua), semua media mengalami penurunan jumlah

masyarakat yang mengonsumsi media tersebut. Bahkan media massa televisi

saja mengalami penurunan sebesar 3% yang dimana pada semester pertama

televisi mendapatkan 93,3% penonton sedangkan pada semester ke dua hanya

menurun menjadi 90,7%. Penyusutan tersebut pada media konvensional

berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada media digital, yang dimana

pada media digital sendiri mengalami kenaikan dari semester pertama hingga

semester kedua pada tahun yang sama.


4

Hal tersebut dapat diasumsikan bahwasannya banyak masyarakat yang

bergantungan pada suatu informasi dari berbagai media yang khalayak sukai.

Menurut Rafiq (2012) mengatakan bahwasannya ketergantungan pada suatu

media tertentu untuk memperoleh suatu informasi yang diinginkannya dan

untuk mencapai tujuan tertentu, maka ketergantungan pada suatu media

tersebut akan semakin besar. Manusia juga tidak bisa terlepas dari media,

karena media menjadi aspek yang penting bagi kehidupan manusia (Saat ini

kita disajikan dengan kehadiran media online yang membuat setiap orang

dengan mudahnya mengakses suatu informasi atau berita kapan saja dan

dimana saja dengan fleksibel. Dengan kehadiran internet pada zaman

sekarang ini, semakin merambah ke dunia yang serba mudah, khususnya

dalam memperoleh suatu berita atau informasi. Bagi masyarakat yang biasa

membaca berita menggunakan media cetak seperti koran atau majalah, kini

tersedia media online yang dapat digunakan oleh pembacanya kapan saja dan

dimana saja dengan bantuan internet. Hal tersebut seperti yang dikemukakan

oleh Muhtadi (2016, p.77) mengatakan suatu media dapat menyajikan

berbagain informasi dimana saja dan kapan saja dengan mudah dan cepat.

Saat ini, media apapun baik media sosial, elektronik atau cetak menjadi

sesuatu yang penting dalam penyebaran informasi dimasyarakat. Media dapat

dijadikan suatu forum atau lokasi yang memiliki peran yang cukup krusial

untuk menampilkan peristiwa-peristiwa yang ada di masyarakat masyarakat,

baik nasional maupun internasional (McQuail, 2011, p.3). Media juga

menjadi sebuah sarana atau upaya yang dijadikan sebagai wadah untuk
5

menyebarkan pesan atau informasi (Prasanthi dan Faudy, 2018). Apalagi

dengan kehadiran media sosial yang semakin berkembang pesat membuat

masyarakat semakin dengan mudahnya memperoleh dari berbagai platform

media sosial tersebut. Bahkan, pada saat ini berbagai media seperti kompas,

detik dan sebagainya, menggunakan media sosial dalam penyebaran

informasi.

Manusia pada saat ini tentunya tidak akan terlepas dari berita atau

informasi apapun. Salah satu pemberitaan yang dilakukan oleh suatu media,

yaitu berita mengenai tindak kriminal atau berita kejahatan. Seperti banyak

contoh mengenai pemberitaan kriminal atau kejahatan yang dilakukan oleh

media yaitu salah satunya berita mengenai kasus pembegalan. Seperti pada

definisi dari berita itu sendiri merupakan laporan atau pemberitahuan

mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau baru terjadi yang

disampaikan oleh wartawan melalui media massa. Peristiwa yang terjadi

tersebut merupakan suatu peristiwa yang sesungguhnya bukan karya fiksi

atau karangan belaka (Djuraid, 2012, p.9). Memang setiap tahun pastinya

pemberitaan mengenai pembegalan tersebut kerap terjadi. Suatu media yang

menyebarkan suatu kejadian tentang pembegalan harus aktual dan terpercaya.

Kasus mengenai pembegalan ini memang merupakan suatu kasus yang

melanggar hukum, sehingga hal tersebut juga wajib disebarluaskan

informasinya melalui media apapun mengenai bahaya dari seorang begal

tersebut. Kasus begal ini dapat dikategorikan sebagai pencurian berat, yang

dimana definisi pencurian berat ini menurut pasal 365 KUHP ayat 2 yaitu jika
6

perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, lalu tertuang

juga pada ayat 4 yang isinya yaitu jika perbuatan mengkibatkan luka-luka

berat. Sedangkan menurut Thahir (2016, p.64) kasus pembegalan ini dapat

dikategorikan sebagai kriminal biasa dan kriminal dengan kekerasan. Pada

kriminal biasa ini seperti pencurian, mencopet dan sebagainya, sedangkan

pada kriminal dengan kekerasan seperti membunuh memperkosa dan

sebagainya. Seperti yang kita ketahui pada berita-berita yang disebarluaskan,

di mana pembegalan ini kerap terjadi lebih dari satu orang dan kemungkinan

besar mereka membawa senjata tajam. Tidak menutup kemungkinan akibat

dari orang yang dibegal yaitu berakhir tragis, mulai dari pengambilan barang

secara paksa, pembacokan, bahkan korban jiwa pun bisa melayang.

Berita yang disebarluskan ke masyarakat tentunya menyangkut banyak

orang yang menerpanya atau yang melihatnya. Hal tersebut berkaitan dengan

komunikassi massa yang di mana komunikasi massa ini bukan hanya

komunikasi dari satu orang ke orang lain. Akan tetapi komunikasi massa

menyangkut banyak orang yang menerimanya dari suatu sumber yaitu media.

Menurut Joseph A. Devito dalam Nurudin (2014, p.3) mengatakan bahwa

media massa merupakan suatu komunikasi yang dilakukan dengan

menggunakan media massa. Berita mengenai tindak kejahatan seperti begal

yang merupakan suatu hal yang sudah menjadi umum dapat disebarluaskan

kepada khalayak luas.

Pemberitaan mengenai begal ini dapat kita jumpai pada media apapun.

Bahkan saat ini terdapat media sosial yang juga dapat dijadikan sebagai suatu
7

media penyebar informasi atau berita. Bahkan pada media sosial sendiri jika

adanya suatu berita, pengguna dapat memberikan feedback, yaitu berupa

komentar atau like. Pemberitaan mengenai kasus pembegalan ini juga kerap

ada pada suatu media sosial. Ketika pemberitaan tersebut muncul kita sebagai

sesama pengguna dapat memberikan masukkan satu sama lain. Hal tersebut

seperti yang dilontarkan oleh Albarran (2013, p.1) mengatakan bahwasannya

media sosial dikembangkan dengan tujuan untuk menghubungkan setiap

pengguna di berbagi penjuru dunia.

Media sosial sendiri juga bisa dijadikan sebagai media sharing yang di

mana dengan begitu sesama pengguna dapat melakukan berbagi suatu konten,

informasi dan sebagainya. Menurut Barbier, dkk (2013, p.2) menjabarkan

beberapa karakteristik yang dimiliki media sosial dan salah satu karakteristik

tersebut yaitu bahwa media sosial dapat dijadikan sebagai media sharing.

Dengan begitu media sosial dapat dijadikan sebagai sebuah platform untuk

menyebar luaskan berita mengenai informasi yang terjadi. Kita dapat

menjumpai beragam berita mengenai tindak kejahatan khususnya

pembegalan. Bahkan akun-akun yang bukan dikategorikan sebagai media

jurnalistik dapat menyebarluaskan berita mengenai begal.

Ketika kita mendengar atau melihat adanya suatu berita mengenai

pembegalan, terkadang kita merasa cemas atau khawatir terhadap

keselamatan diri atau orang-orang terdekat kita. Terpaan yang dibuat oleh

suatu berita khususnya berita mengenai pembegalan tersebut dapat

memengaruhi sikap kita terhadap pemberitaan tersebut. Menurut Mega (2015)


8

rasa cemas itu akan muncul ketika media menginformasikan mengenai

tindakan kejahatan. Hal tersebut dikarenakan pemberitaan mengenai begal ini

dapat dijadikan sebagai sebuah berita bahaya keamanan. Tayangan atau

pemberitaan mengenai kekerasan merupakan sebuah tayangan yang dapat

menimbulkan kesakitan fisik maupun psikologis pada orang yang melihat

atau mendengar berita tersebut (Arifianto, 2013, p.56). Ketika seseorang

semakin sering melihat sebuah tayangan akan semakin sering terpengaruh

dalam tayangan tersebut. Dengan semakin seringnya seseorang melihat atau

mendengarkan kasus-kasus pembegalan, kemungkinan besar rasa cemas akan

menghantui dirinya. Dampak psikologis yang diakibatkan oleh terpaan pada

suatu media sangat memengaruhi.

George Gerbner dalam buku Griffin (2012, p.370) di mana dalam teori

kultivasinya dengan menggunakan medium televisi sebagai sebuah penelitian,

yang mengemukakan bahwa orang-orang yang menghabiskan lebih banyak

waktu menonton TV lebih cenderung melihat dunia nyata seperti apa yang

ada di televisi. Hal tersebut mengasumsikan bahwasaannya seseorang akan

lebih terpengaruh ketika orang tersebut lebih banyak mengonsumsi suatu

media massa. Namun dalam penelitian ini, teori yang digunakan, yaitu teori

Stimulus Respon hal ini dikarenakan jika dibandingkan dengan teori kultivasi

di mana teori kultivasi hanya berfokus pada satu media saja yaitu televisi,

sedangkan dalam penelitian ini tidak berfokus pada satu media seperti

televisi, tetapi terdapat media online berupa web site dan media sosial. Seperti

yang dikemukakan oleh Djamal dan Fachrudin (2011, p.69) menyatakan efek
9

merupakan reaksi dari stimulus tertentu. Dengan begitu peneliti menggunakan

teori Stimulus Respon dikarenakan kecemasan yang merupakan efek bisa

terjadi akibat diberikan stimulus mengenai pemberitaan kejahatan, yaitu

begal.

Tingkat kecemasan yang dialami oleh setiap orang cenderung dapat

meningkat ketika orang-orang tersebut lebih banyak menghabiskan waktunya

untuk melihat, mendengar, atau membaca berita mengenai kasus pembegalan.

Terlebih lagi, ketika pemberitaan tersebut menjelaskan dampak yang

ditimbulkan seperti perampokan disertai dengan pembacokan, pembunuhan,

dan sebagainya. Dengan begitu, audience atau khalayak yang melihat akan

berimajinasi betapa sadisnya seorang begal. Penelitian ini dianggap penting

dikarenakan apalagi kasus mengenai pembegalan ini telah menduduki posisi

nomor 4 (empat) sebagai tindakan kriminal tertinggi di DKI Jakarta terlebih

dalam penelitian ini, di mana seorang anggota brimob yang menjadi korban

pembegalan, yang notabanenya merupakan petugas keamanan masyarakat,

akan tetapi seorang anggota brimob saja bisa tidak aman. Hal ini

mengasumsikan peneliti, di mana peneliti beranggapan masyarakat bisa

merasa cemas setelah mengetahui anggota brimob bisa menjadi korban

pembegalan apalagi dirinya sendiri.

B. Rumusan Masalah

Dengan maraknya kasus pembegalan yang ada di Indonesia, hal

tersebut menjadi sebuah keresahan bagi warga. Kasus pembegalan tersebut

tentunya merupakan salah satu tindakan kriminal yang di mana hal itu
10

melanggar hukum yang ada di Indonesia. Aksi begal ini tidak pernah berhenti

setiap tahunnya. Barang berharga milik korban akan dirampas dengan cara

kekerasan, bahkan membahayakan nyawa korbannya. Baru-baru ini, tepatnya

pada bulan Februari lalu, terdapat kasus pembegalan yang dialami oleh

seorang anggota kepolisian Brimob Kelapa Dua. Dikutip dari tribunnews.com

bahwa peristiwa aksi begal ini terjadi pada tanggal 15 Februari 2022 di

Kranggan Jatisampurna Bekasi. Periwstiwa pembegalan tersebut terjadi pada

dini hari tepatnya pada pukul 02.15 WIB.

Saat ditangkap, pelaku begal tersebut berjumlah 5 (lima) orang yang

membawa senjata tajam berupa celurit. Akibat dari peristiwa tersebut, di

mana anggota kepolisian Brimob Kelapa Dua itu mengalami luka-luka yang

cukup serius yaitu luka sabetan celurit dibagian punggungnya. Dengan kasus

pembegalan yang dialami oleh anggota kepolisian Brimob Kelapa Dua,

mengasumsikan bahwasannya komplotan begal memang tidak akan

memandang bulu. Dalam artian siapa saja bisa menjadi korbannya ketika ada

peluang untuk dirampas harta atau barang milik korban. Bahkan seperti kasus

yang ada di atas di mana anggota kepolisian saja bisa mengalami hal yang

tidak diinginkan yaitu pembegalan.

Selain itu, bahkan pelaku begal berani untuk melawan seorang anggota

kepolisian apalagi anggota Brimob. Anggota kepolisian yang notabenenya

merupakan seorang aparat, tidak segan-segan dihabisi oleh pelaku begal.

Kasus mengenai kasus pembegalan ini memang cukup serius dibenahi oleh

pihak-pihak berwajib. Hal tersebut dikarenakan tindak kriminal seperti itu


11

dapat meresahkan warga sekitar. DKI Jakarta yang merupakan salah satu kota

besar yang ada di Indonesia tidak akan luput dari tindak kejahatan seperti

begal. Bahkan dari 10 kota tingkat kriminalitas terbesar di Asia Tenggara,

DKI Jakarta berada pada urutan ke delapan.

Gambar 1.2 10 Kota Dengan Tingkat Kriminalitas Tertinggi di Asia


Tenggara
Sumber: Website databoks.katadata.co,id

Dilihat dari data gambar 1.2 di atas, DKI Jakarta berada pada urutan ke

delapan dengan tingkat kriminalitas sebesar 53,5%. Dengan begitu dapat

diasumsikan bahwasannya DKI Jakarta merupakan kota yang tingkat

keamanannya kurang memadai, sehingga menjadi salah satu kota dengan

tingkat kriminalitas tertinggi di Asia Tenggara.

Menurut hukum yang ada di Indonesia, kasus mengenai pembegalan

tersebut masuk ke dalam kasus pencurian pemberatan yang melibatkan

banyak orang beserta dengan kekerasan. Di DKI Jakarta Sendiri dikutip pada
12

tahun 2020, di mana kasus pencurian pemberatan ini berada pada urutan ke 4

(empat) dengan tingkat kriminalitas tertinggi.

Gambar 1.3 Jumlah Kejahatan/Pelanggaran Menurut Jenis


Sumber: Website databoks.katadata.co.id

Berdasarkan gambar 1.3 di atas yang menunjukan data statistik kasus

mengenai pembegalan yang dikategorikan sebagai pencurian pemberatan

menjadi suatu hal yang wajib dibenahi oleh pihak berwajib. Hal tersebut

dikarenakan, kasus mengenai pembegalan ini tidak hanya merugikan diri

sendiri, akan tetapi merugikan orang lain.

Dengan maraknya kasus kriminal seperti pembegalan yang sudah

dijelaskan di atas, tentunya suatu media juga memiliki peranan penting guna

memberikan suatu informasi mengenai bahaya dari begal. Media yang


13

bertindak sebagai penyebaran informasi kepada khalayak, tentunya membuat

khalayak terpapar terhadap suatu pemberitaan khususnya berita kriminal

pembegalan. Apalagi, setiap harinya masyarakat tidak bisa terlepas dari yang

namanya pemberitaan dari berbagai media, baik itu media elektronik seperti

televisi dan radio, media cetak seperti koran dan majalah, lalu media online

dan bahkan media sosial masyarakat juga mendapatkan suatu informasi.

Menurut Prasanthi dan Faudy (2018) mengatakan bahwasannya media

komunikasi memiliki peranan yang penting sebagai suatu hal penunjang

proses informasi dan komunikasi setiap individu.

Dengan seringnya masyarakat diterpa dengan pemberitaan, peneneliti

mengidentifikasi bahwasannya hal tersebut semakin memengaruhi sikap atau

pikiran masyarakat. Apalagi pemberitaan tersebut berupa tindak kejahatan

yang di mana tindak kejahatan tersebut berupa pembegalan yang sewaktu-

waktu bisa menimpa khalayak yang melihat pemberitaan tersebut. Hal ini

seperti pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Azizah, dkk (2021)

yang di mana dalam penelitiannya tersebut mengatakan bahwa paparan

mengenai pemberitaan pelecehan seksual pada radarbogor.id memengaruhi

tingkat kecemasan sebesar 44,8% pada masyarakat DKI Jakarta. Selain itu,

pada penelitian lain yang dilakukan oleh Kartika dan Sari (2018)

mendapatkan hasil yang sama, yaitu terdapat pengaruh sebesar 29,9% dari

terpaan yang dihasilkan dari pemberitaan reportase investigasi terhadap

tingkat kecemasan penonton. Dengan kasus mengenai anggota kepolisian

Brimob Kelapa Dua yang menjadi korban pembegalan tersebut juga dinilai
14

menjadi suatu hal yang memengaruhi sikap khalayak yang diterpa.

Kemungkinan besar khalayak juga akan cemas terhadap keselamatan dirinya

dan orang terdekatnya. Apalagi masyarakat yang sering berpergian atau

pulang pada malam hari untuk sebuah pekerjaan atau kepentingan lain.

Fokus utama peneliti bukan dari tempat kejadian, akan tetapi terhadap

pemberitaannya tersebut yang di mana korban dari peristiwa begal itu

merupakan Anggota Kepolisian Brimob Kelapa Dua. Dengan masyarakat

mengetahui bahwa korban tersebut merupakan anggota kepolisian Brimob

Kelapa Dua, peneliti mengidentifikasi bahwasannya masyarakat akan

semakin cemas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat Kecemasan Warga

Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya” dengan mengambil studi kasus

mengenai berita begal anggota kepolisian Brimob Kelapa dua.

Berdasarkan uraian di atas, maka tersusunlah rumusan masalah yang

akan diteliti lebih lanjut, yaitu “Seberapa besar pengaruh terpaan pemberitaan

begal terhadap tingkat kecemasan warga kecamatan Pasar Rebo dan

sekitarnya (studi kasus pada pemberitaan anggota Brimob Kelapa Dua)?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah disusun oleh peneliti

dalam rumusan masalah, maka dalam hal ini peneliti memiliki tujuan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh terpaan pemberitaan begal terhadap

tingkat kecemasan warga kecamatan Pasar Rebo dan sekitarnya dengan


15

mengambil kasus pemberitaan begal mengenai anggota brimob Kelapa Dua

Depok.

D. Signifikansi Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat dua signifikansi, yaitu:

1. Signifikansi Teoritis

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan signifikansi

teoritis, yaitu dengan memberikan pengetahuan bagi Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Pancasila mengenai terpaan suatu media massa

pemberitaan kriminal terhadap tingkat kecemasan. Selain itu, penelitian

ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam

bidang komunikasi dengan mengembangkan konsep-konsep dari terpaan

media dan tingkat kecemasan.

2. Signifikansi Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang positif bagi suatu

media massa dalam hal menginformasikan pemberitaan khususnya

pemberitaan mengenai tindakan kriminal. Selain itu juga, penelitian ini

menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat dan peneliti sendiri bahwa

terpaan dari suatu media massa dapat memberikan efek kepada

masyarakat yang melihat, membaca, atau mendengarkannya.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini dimulai dari BAB I, yang terdapat beberapa sub bab, yaitu

pertama mengenai latar belakang masalah. Pada latar belakang masalah ini

topic pembicaraan yang akan diteliti mengenai fenomena dari suatu media
16

massa, yang di mana suatu media massa yang dipaparkan kepada khalayak

memberikan sebuah efek kepada khalayak. Lalu terdapat rumusan masalah

untuk membahas topic penelitian ini yaitu seberapa besar pengaruh terpaan

pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan warga kecamatan Pasar Rebo

dan sekitarnya dengan mengambil salah satu kasus mengenai pemberitaan

begal anggota kepolisian brimob Kelapa Dua Depok. Selanjutnya terdapat

tujuan dari penelitian ini, yang di mana tujuan pada penelitian ini untuk

menjawab dari rumusan masalah yang sudah tersusun. Kemudian membahas

mengenai signifikansi penelitian yang terdapat 2 (dua) signifikansi penelitian

yaitu signifikansi teoritis dan signifikansi praktis.

Selanjutnya terdapat BAB II yang berisikan mengenai konsep-konsep

yang digunakan oleh peneliti untuk membuat penelitian ini. Selain itu

terdapat penelitian terdahulu yang berisikan jurnal dan juga skripsi yang

digunakan sebagai acuan data dan memperkuat data untuk penelitian ini. Lalu

berisikan mengenai hipotesis penelitian yang bertujuan untuk menjawab

apakah ada atau tidaknya pada kedua variabel yang digunakan peneliti yang

nantinya akan dibahas pada bab pembahasan. Terakhir terdapat kerangka

berfikir pada akhir bab ini.

BAB III pada bab ini berisikan mengenai Paradigma penelitian,

pendekatan penelitian, jenis dan tipe penelitian, unit analisis, variabel

penelitian, operasionalisasi konsep, populasi dan sampel, teknik pengumpulan

data, instrument penelitian, teknik analisis data, validitas dan reliabilitas data.
17

BAB IV Pada bab ini berisikan mengenai deskripsi objek penelitian,

temuan-temuan penelitian, dan pembahasan. Dalam temuan-temuan

penelitian, peneliti memiliki 21 pernyataan pada variabel X dan 17

pernyataan pada variabel Y. Peneliti menggunakan uji korelasi, uji t, uji f, uji

determinasi, dan analisis regresi linear sederhana.

BAB V pada bab ini mengenai kesimpulan dan juga saran. Kesimpulan

pada bab ini berdasarkan hasil temuan serta pembahasan yang ada pada bab

sebelumnya, selain itu saran diberikan oleh peneliti yang memungkinkan

akan dapat bermanfaat bagi pembacanya dan juga penelitian selanjutnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Stimulus Respon (S-R)

Teori Stimulus Respon sendiri pertama kali dicetuskan oleh Gage

dan Barliner. Pada teori ini menjelaskan bagaimana aksi yang disebut

sebagai stimulus dan reaksi sebagai respon yang sangat sederhana.

Menurut Severin dan Tankard dalam Halim dan Jauhari (2019)

mengungkapkan bahwa pada Teori Stimulus Respon ini di mana ingin

melihat bahwa masyarakat rentan terpengaruh dengan pesan-pesan dari

suatu komunikasi massa yang diduga memiliki pengaruh besar.

Djamal dan Fachrudin (2011, p.69) mengungkapkan Stimulus

Respon merupakan suatu teori dengan prinsip belajar yang sangat

sederhana yang berpandangan bahwa efek merupakan reaksi yang

diakibatkan dari stimulus tertentu. Lebih lanjut Djamal dan Fachrudin

(2011, p.69) mengatakan terdapat 3 (tiga) elemen yang ada pada teori ini,

yaitu stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan, penerima yang

merupakan khalayak, dan efek yang merupakan respon. Dasar dari pada

teori Stimulus Respone ini yaitu Teori Jarum Hipodermik, yang melihat

proses terjadinya efek media yang memiliki pengaruh besar (Lestari,

2018). Dengan definisi-definisi di atas, maka bahwasannya teori ini

18
19

melihat adanya suatu efek yang ditimbulkan akibat adanya suatu stimulus

tertentu yang diterima komunikan.

B. Kajian Konsep

1. Terpaan Media

Saat ini terpaan pada suatu media dapat terjadi kapan saja dan

dimana saja. Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi setiap

orang dengan mudahnya diterpa dari berbagai media massa apapun.

Terpaan media pada masyarakat dapat terjadi dari berbagai jenis media,

baik media cetak, elektronik, maupun media online. Dengan seseorang

yang telah mengkonsumsi suatu media jenis apapun, hal tersebut sudah

dapat dikatakan bahwa individu tersebut telah terpapar atau telah diterpa

oleh suatu media. Pada dasarnya media memiliki beberapa fungsi di

dalamnya. Menurut Menurut McQuail dalam buku Nurudin (2013, p.34)

mengemukakan bahwa media memiliki 5 (lima) fungsi di dalamnya, yaitu:

1) Media sebagai sebuah industri

2) Media berfungsi sebagai sumber kekuatan, yang di mana komunikator

menjadikan media sebagai pengganti kekuatan atau tameng dalam

kehidupan nyata, sehingga media dijadikan alat kontrol manajemen

dan inovasi dalam masyarakat.

3) Media dijadikan sebagai wadah dalam penyebaran informasi-

informasi yang menampilkan suatu peristiwa terkini.

4) Media dijadikan sebagi pengembangan budaya yang di mana

masyarakat dapat memperoleh suatu pengetahuan mengenai budaya


20

melalui media massa, baik pengetahuan mengenai budaya baru

maupun budaya lama.

5) Media menyuguhkan nilai-nilai yang normatif, sehingga media

dijadikan sumber informasi bagi individu maupun kelompok

masyarakat.

Menurut Kriyanto (2014, p.168) bahwasannya terpaan merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu untuk melihat, mendengar

dan membaca suatu pesan atau informasi dari suatu media, serta memiliki

pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang terjadi pada

individu dan kelompok. Setiap orang atau individu yang mengkonsumsi

media tertentu dengan mendapatkan informasi atau pesan yang sampaikan

dengan melihat, mendengar, ataupun membaca sehingga individu tersebut

memiliki perhatian atau pengalaman pribadi maka hal itu sudah

mendapatkan terpaan dari suatu media.

Penggunaan media sekarang sudah tidak asing lagi dikalangan

masyarakat, selain dijadikan sebagai hiburan, media juga dijadikan sebagai

media untuk masyarakat memperoleh informasi. Terpaan media dapat

dikatakan sebagai keadaan di mana individu atau masyarakat terpapar oleh

media tertentu guna memperoleh suatu informasi atau pesan-pesan yang

disampaikan. Menurut Rohim (2016, p.182) mengemukakan bahwasannya

terpaan media juga dapat dikatakan sebagai terpaan informasi, sehingga

hal tersebut membuat masyarakat berpandangan bahwa informasi yang

didapat pada suatu media memperkuat keadaan pada kenyataan sosial.


21

Menurut Knobloch-Westerwick (2015, p.16) bahwa terpaan

merupakan bagaimana individu mencakup total waktu dalam

menggunakan suatu media, jenis media yang digunakann, dan individu

bertindak sebagai konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi

ataupun dengan isi media keseluruhan. Terpaan pada suatu media tidak

dihitung hanya dari seberapa dekat individu secara fisik dekat dengan

kehadiran media, akan tetapi menyangkut apakah orang tersebut benar-

benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut (Kasten, 2013, p.31).

Terpaan pada suatu media dapat diukur dalam beberapa dimensi. Menurut

Rakhmat (2009, p.66) mengemukakan ada 3 (tiga) dimensi pada terpaan

media:

1) Frekuensi

Pada dimensi frekuensi menjelaskan bahwa terpaan media

massa dapat diukur dengan cara seberapa sering individu dalam

menggunakan media. Frekuensi dalam hal ini menghitung seberapa

sering setiap pengguna dalam mengkonsumsi media massa dalam

waktu tertentu.

2) Durasi

Terdapat frekuensi durasi untuk mengukur berapa lama audience

atau khalayak mengkonsumsi media massa. Dalam hal ini setiap

individu diukur dengan lamanya waktu audience dalam

mengkonsumsi media massa. Seperti pada contoh dalam mengukur


22

durasi yaitu berapa jam dalam sehari individu tersebut menggunakan

media massa.

3) Atensi

Atensi merupakan ketertarikan masyarakat dalam mengonsumsi

suatu media massa. Atensi dapat dikatakan sebagai kegiatan

menyimak atau memahami isi dari suatu media massa dengan cara

melihat, membaca, dan mendengarkan media. Konten yang disajikan

pada suatu media massa memiliki pengaruh yang di mana membuat

khalayak tertarik untuk melihat isi informasi yang disampaikan pada

suatu media massa.

Selain dimensi yang di atas, Halim dan Jauhari (2019)

merumuskan dimensi-dimensi pada terpaan media, baik media massa

maupun media online, yaitu terpaan media dapat dilihat dari dimensi-

dimensi jenis media, frekuensi penggunaan media, jenis konten, dan

konten berita sebagai sumber informasi. Pada jenis media sendiri untuk

mengukur jenis media apa saja yang digunakan oleh masyarakat baik itu

media massa maupun media online. Lalu untuk dimensi frekuensi untuk

mengukur seberapa sering khalayak mendapatkan suatu informasi dari

media yang digunakan. Frekuensi dalam menghitung penggunaan media

untuk mengukur berapa kali atau seberapa sering khalayak berinteraksi

melalui media, menggunakan media, dan mengonsumsi pesan yang

terdapat pada suatu media (Wulandari, 2021). Jenis konten digunakan

untuk melihat jenis konten seperti apa yang digunakan oleh khalayak
23

dalam memperoleh informasi. Lebih lanjut Halim dan Jauhari (2019)

menggunakan beberapa jenis konten dalam sebuah penelitiannya, yaitu

meme (gambar/video lucu), video, tautan atau link berita, opini dan iklan.

Terakhir ada konten berita merupakan isi dari berita tersebut. Menurut

Gahran (2005) dalam Sabirin (2020) mengungkapkan konten adalah

merupakan suatu informasi yang dapat disampaikan dalam artian konten

merupakan bentuk dari suatu informasi yang dapat disajikan yang nantinya

disampaikan kepada public.

Jenis-jenis saluran media sendiri menurut Halik (2013, p.42-43)

terdapat 5 (lima) jenis saluran media yang dapat digunakan oleh khalayak

untuk mendapatkan informasi, yaitu:

a) Media Cetak: jenis-jenis dari media cetak itu sendiri yaitu surat

kabar, majalah dan buku. Ciri dari media cetak ini sendiri umumnya

berupa tulisan-tulisan yang pesannya disampaikan melalui bahasa

dengan didukung dengan adanya gambar.

b) Radio: radio merupakan media massa yang dikonsumsi oleh

masyarakat dengan mengandalkan indera pendengaran.

c) Televisi: media massa televisi merupakan suatu media massa yang

cara menyampaikan berita atau informasinya dengan menampilkan

adanya audio dan visual. Dengan sifatnya yang audio dan visual

sehingga lebih memudahkan masyarakat dalam memahami isi dari

informasi yang disampaikan oleh media massa televisi tersebut.


24

d) Film: media massa film merupakan media massa yang di mana

mempunyai karakteristik sendiri dibandingkan dengan media massa

lainnya. Dalam media massa film umumnya hanya bersifat fiktif,

akan tetapi tayangan pada film tidak hanya bersifat hiburan semata,

namun sebenarnya di dalamnya terdapat makna atau pesan-pesan

yang disampaikan.

e) Media Online: dengan kehadiran internet seperti sekarang ini,

sehingga media online juga ikut serta hadir dalam kehidupan

masyarakat. dengan adanya media online, sehingga masyarakat

dengan mudahnya memperoleh suatu informasi kapan saja dan

dimana saja.

Media sosial yang merupakan salah satu jenis media online juga

dapat digunakan oleh khalayak dalam hal memperoleh suatu informasi.

Berdasarkan karakteristiknya, menurut Nasrullah (2017, p.16) media sosial

memiliki 6 (enam) karakteristik di dalamnya, yaitu jaringan (network),

informasi (information), arsip, interaksi, simulasi sosial, dan konten oleh

pengguna. Jenis-jenis konten sendiri menurut Romli (2020) terdapat 6

jenis konten, yaitu teks (tulisan), gambar, suara-podcast, video, infografis,

dan tautan (link).

1. Teks: merupakan jenis konten yang berupa tulisan yang di dalamnya

terdapat berita, opini dan sebagainya.

2. Gambar: merupakan jenis konten yang di dalamnya hasil dari sebuah

photo atau desain grafis.


25

3. Podcast: jenis konten yang berupa audio

4. Video: merupakan jenis konten berupa rekaman yang menghasilkan

adanya audio dan visual.

5. Infografis: merupakan suatu jenis konten yang di dalamnya

penggabungan dari gambar dan juga teks.

6. Tautan/link: merupakan jenis konten yang dihasilkan dari suatu media

online yang umunya berupa URL.

2. Kecemasan

Suatu informasi yang ditayangkan pada media memberikan efek

kepada khalayak yang membaca, melihat atau mendengarkannya. Pesan-

pesan yang disampaikan memberikan suatu pengaruh pada khalayak yang

diterpa oleh suatu media tertentu. Dengan adanya media massa, media

online dan media sosial, khalayak dengan mudahnya menerima berbagai

informasi atau peristiwa yang terjadi, sehingga hal tersebut bisa saja

memengaruhi khalayak yang diterpa. Menurut Rakhmat (2018, p.284)

mengatakan bahwa suatu media memberikan informasi secara rinci,

teranalisis, dan ditinjau secara mendalam tentang berbagai peristiwa.

Efek-efek yang ditimbulkan oleh suatu media dapat bermacam-

macam, bahkan menurut Idayanti (2018) percakapan atau diskusi yang

dilakukan oleh setiap orang dengan membahas peristiwa yang ada di suatu

media seperti gaya hidup, berbagai kasus yang ada dibelahan dunia dan

lain-lain, itu sudah merupakan efek yang ditimbulkan oleh suatu media

massa. Menurut Mar’at dalam Ardianto (2007, p.58) mengambil kasus


26

penonton televisi mengatakan bahwasannya tayangan pada televisi

memengaruhi sikap, pandangan, persepsi kepada khalayak, sehingga jika

tayangan pada televisi tersebut mengakibatkan khalayak terharu, terpesona

dan lain sebagainya itu merupakan hal yang wajar, karena tayangan pada

televisi dapat mengubah psikologis khalayak yang diterpa sehingga

dihanyutkan dalam suasana tayangan yang ada di televisi.

Menurut Rakhmat (2012, p.216) mengatakan bahwa efek merupakan

perubahan perilaku pada diri individu itu sendiri ketika individu tersebut

diterpa pada suatu media. Lebih lanjut Rakhmat (2018, p.277-298)

mengatakan bahwa pesan yang disampaikan pada suatu media memiliki 3

(tiga) efek, yaitu efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral, yang di

mana masing-masing efek tersebut berkaitan satu sama lain.

1) Efek Kognitif: merupakan efek yang ditimbulkan pada diri khalayak

yang mengonsumsi media massa tersebut yang bersifat informatif.

Pada efek ini, khalayak memahami dan mempelajari informasi yang

diterimanya melalui media massa tersebut.

2) Efek Afektif: pada efek ini sangat berkaitan dengan perasaan

komunikannya. Efek ini menimbulkan perasaan setelah menerima

informasi dari suatu media massa.

3) Efek Behavioral: merupakan efek yang ditimbulkan dari tingkah laku,

tindakan atau kegiatan pada diri komunikan.

Kecemasan merupakan salah satu efek yang ditimbulkan akibat dari

terpaan pada suatu media. Dilihat dari pengertian di atas, kecemasan


27

merupakan efek yang ditimbulkan dalam diri komunikan dengan adanya

perasaan cemas. Menurut Dewi (2013) mengatakan bahwa kecemasan

merupakan efek yang ditimbulkan akibat respon yang muncul pada diri

individu itu sendiri dengan perasaan yang takut, tercekam, khawatir dan

bingung.

Calhoun dan Acocella dalam Triantoro dan Saputra (2012, p.29)

mendefinisikan bahwa kecemasan merupakan adanya perasaan ketakutan

dalam keadaan realitis maupun tidak realitis dengan disertai adanya

peningkatan reaksi kejiawaan setiap individu. Menurut Adler dan Rodman

dalam buku Ghufron dan Risnawati (2014, p.145-146) mengungkapkan

terdapat 2 (dua) penyebab mengapa individu mengalami kecemasan, yaitu

adanya pengalaman negatif pada masa lalu dan pikiran yang belum tentu

terjadi ada faktanya. Pada pengalaman negatif dimasa lalu Adler dan

Roman mengatakan bahwa timbulnya rasa cemas diakibatkan oleh masa

lalu yang tidak menyenangkan dan hal itu dapat terulang dimasa

mendatang pada dirinya, sedangkan pada pikiran yang tidak rasional

memiliki unsur-unsur sendiri di dalamnya, yaitu kegagalan ketastroptik

yang dimana kecemasan muncul pada diri individu ketika individu tersebut

mengasumsikan bahwa sesuatu yang buruk akan menimpa dirinya. Lalu

ada kesempurnaan yang di mana individu mengharapkan kesempurnaan

menjadi sebuah insipirasi yang dijadikan sebagai sebuah target.

Lebih lanjut, menurut Thahir (2016, p.141) mengatakan bahwa

kecemasan merupakan di mana keadaan individu mengalami kekhawatiran


28

mengenai sesuatu yang buruk akan menimpa pada dirinya. Menurut

Ghufron dan Risnawati (2014, p.144) mengungkapkan terdapat 3 (tiga)

aspek dalam kecemasan, yaitu:

1) Aspek fisik:

Aspek yang ditimbulkan dengan adanya gejala pada fisik tiap

individu akibat kecemasan tersebut seperti misalnya pusing,

menimbulkan rasa mual dan lain sebagainya.

2) Aspek emosional:

Pada aspek ini merupakan di mana berdasarkan perasaan pada

diri seseorang, seperti misalnya takut atau panik.

3) Aspek mental atau kognitif:

Aspek ini lebih dari aspek emosional yang melibatkan pikiran

pada diri seseorang, seperti rasa khawatir, ketidakaturan dalam

berfikir dan bingung.

Hal serupa disampaikan oleh McPhail dalam Daryanto (2018)

menjelaskan bahwa reaksi pada kecemasan dapat diukur dari hal-hal

sebagai berikut, yaitu:

1) Timbul gangguan fisik:

Dalam hal ini ditandai dengan adanya jantung berdebar, otot-otot

menegang, pusing dan gangguan fisik lainnya.

2) Sulit berkonsentrasi:

Efek ini ditimbulkan pada gangguan pikiran yang diakibatkan oleh

kecemasan, seperti misalnya hanya fokus hal-hal tertentu.


29

3) Merasa khawatir:

Khawatir dalam hal-hal keselamatan pada dirinya sendiri.

4) Ketakutan:

Ketakutan pada diri seseorang dapat menyebabkan orang tersebut

akan menghindari sesuatu yang dianggap dirinya berbahaya.

5) Panik:

Serangan panik ini dapat datang secara tiba-tiba. Panik juga dapat

membuat setiap orang menjadi trauma.

6) Gangguan tidur:

Kecemasan juga dapat memengaruhi pola tidur seseorang, misalnya

susah untuk tidur pada waktu atau jam yang tepat, lalu misalnya

sampai terbawa mimpi buruk dan lain sebagainya.

C. Kajian Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu yang pertama yaitu berjudul “Pengaruh

Tayangan Program Berita 86 Di Net Tv Terhadap Tingkat Kecemasan Orang

Tua (Survei Warga Rw 07 Kel.Tugu Kec. Cimanggis Kota Depok”.

Penelitian ini ditulis oleh Aan Daryanto pada tahun 2018. Penelitian tersebut

berjenis skripsi dengan menggunakan metodologi kuantitatif dan paradigm

yang digunakan yaitu positivistik. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan program berita 86 terhadap

tingkat kecemasan orang tua di RW 07 Kelurahan Tugu, Kecamatan

Cimanggis Kota Depok. Skripsi ini menggunakan teori kultivasi dengan

menggunakan konsep media massa, televisi, dan tayangan program berita.


30

Dimensi yang digunakan pada penelitian ini untuk variabel tayangan program

berita 86 itu sendiri yaitu intensitas, durasi, dan frekuensi. Untuk konsep

kecemasan itu sendiri yaitu, gangguan fisik, sulit berkonsentrasi, khawatir,

panik, ketakutan, dan gangguan tidur. Dari penelitian tersebut mendapatkan

sebuah hasil yaitu adanya pengaruh tayangan program berita 86 di Net Tv

terhadap tingkat kecemasan orang tua warga Rw 7 Kelurahan Tugu,

Kecamatan Cimanggis Kota Depok.

Pada penelitian terdahulu yang ke dua, yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Media terhadap Partisipasi Politik dalam Pilkada DKI Jakarta 2017”.

Penelitian ini ditulis oleh Umar Halim dan Kurnia Dyah Jauhari pada tahun

2019. Penelitian ini merupakan jenis jurnal dengan menggunakan metodologi

kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji hipotesis yang ada

pada penelitian ini apakah terdapat pemgaruh yang positif dan signifikan

antara terpaan media terhadap tingkat partisipasi politik di kalangan

masyarakat Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan teori Stimulus

Respon dengan konsep yang dipakai yaitu terpaan media baik offline maupun

online dan konsep kedua yang dipakai yaitu partisipasi politik. Dimensi pada

terpaan media memiliki 4 (empat) dimensi, yakni jenis media, frekuensi

penggunaan, jenis konten pemberitaan, dan konten pemberitaan, sedangkan

untuk partisipasi politik menggunakan 2 (dua) dimensi yaitu partisipasi

offline dan online. Hasil yang di dapatkan pada penelitian ini menunjukan

bahwa terpaan pada suatu media dapat meningkatkan partisipasi politik

sebesar 27,6% di masyarakat Jakarta Selatan.


31

Pada penelitian terdahulu yang ketiga yaitu berjudul “Pengaruh Terpaan

Berita Pelecehan Seksual Di Radarbogor.id Terhadap Tingkat Kecemasan

Masyarakat DKI Jakarta”. Penelitian ini ditulis oleh Nur Anisa Azizah, Ratih

Siti Aminah, dan Tiara Puspanindra pada tahun 2021. Penelitian tersebut

berjenis jurnal. metodologi yang digunakan yaitu kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif. Adapun tujuan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Siti Aminah dan Tiara Puspanindra yaitu untuk mengetahui efek yang

dihasilkan oleh pemberitaan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh

petugas rapid test di Bandara Soekarno-Hatta pada radarbogor.id terhadap

tingkat kecemasan masyarakat DKI Jakarta. Konsep yang digunakan pada

penelitian ini yaitu terpaan media dengan menggunakan dimensi frekuensi

dan durasi penggunaan media. Lalu konsep yang kedua yaitu mengenai

tingkat kecemasan dengan menggunakan 4 (empat) dimensi yaitu kecemasan

ringan, kecemasan sedang, kecemasan berat, dan terakhir panik. Dari

penelitian tersebut mendapatkan sebuah hasil yaitu terdapat efek akibat

terpaan pemberitaan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh

petugas rapid test terhadap tingkat kecemasan masyarakat. Dari hasil uji

koefisien terdapat 44,8% masyarakat merasa cemas akibat paparan pada

pemberitaan mengenai pelecehan seksual yang dilakukan oleh petugas rapid

test.

Pada penelitian terdahulu yang keempat yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Berita Kekerasan Seksual Pada Anak Di Televisi Terhadap Tingkat

Kecemasan Orang Tua Di Desa Bojongbata”. Penelitian ini ditulis oleh Firda
32

Meilita Wulandari pada tahun 2021. Penelitian tersebut berjenis skripsi

dengan menggunakan metodologi kuantitatif. Adapun tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh terpaan berita kekerasan seksual pada anak

di televisi terhadap tingkat kecemasan orang tua di desa Bojongbata. Pada

penelitian ini menggunakan teori agenda setting dengan menggunakan

konsep televisi sebagai media massa, redaksi trans 7, berita kekerasa seksual

pada anak, kecemasan, dan peran orang tua. Dimensi dari terpaan itu sendiri

yaitu frekuensi, durasi, dan perhatian, sedangkan dimensi dari tingkat

kecemasannya itu sendri yaitu afektif, kognitif dan konatif. Dari penelitian

tersebut mendapatkan sebuah hasil yaitu terpaan berita kekerasan seksual

pada anak di Televisi berpengaruh positif terhadap tingkat kecemasan orang

tua dengan perhitungan t hitung > t tabel (5,150 > 1,992). Besaran

pengaruhnya adalah hanya sebesar 26,4% sedangkan yang dipengaruhi oleh

variabel lain sebesar 73,6%.

Pada penelitian terdahulu yang ke lima yaitu berjudul “Hubungan

Antara Persepsi Terhadap Berita Kriminal Di Televisi Dengan Kecemasan

Ibu Rumah Tangga Akan Tindak Kejahatan”. Penelitian ini ditulis oleh Pebri

Ari Fitri Ani M pada tahun 2019. Penelitian tersebut berjenis skripsi dengan

menggunakan metodologi kuantitatif. Adapun mengenai tujuan dalam

penelitian ini, yaitu untuk melihat adanya hubungan antar persepsi terhadap

pemberitaan kriminal di televisi dengan kecemasan ibu rumah tangga

mengenai tindak kejahatan di Lingkungan I Kelurahan Kota Bangun Medan-

Deli. Konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu persepsi, berita
33

kriminal, dan kecemasan. Dimensi pada variabel persepsi yaitu meliputi

kognitif, afektif, interpreatif, dan evaluative, sedangkan untuk variabel

kecemasan terdapat dimensi aspek fisik, pemikiran, perilaku dan suasana hati.

Dari penelitian tersebut mendapatkan sebuah hasil yaitu persepsi

berkontribusi terhadap kecemasan sebanyak 14,2 %. Persepsi yang diterima

oleh sampel diketahui tergolong rendah (mean hipotetik 65 > mean empirik

44,98 dan selisihnya melebihi SD 8,067). Kecemasan tergolong tinggi (mean

hipotetik 70 < mean empirik 93,00 dan selisihnya melebihi SD 8,520).

Pada penelitian terdahulu yang ke enam yaitu berjudul “Pengaruh

Tayangan Berita Tawuran Pelajar Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua

Di Liputan 6 SCTV (Studi Pada RT.04 Kelurahan Sungai Pinang Dalam)”.

Penelitian ini ditulis oleh Widoretno Jayanti Rahutami pada tahun 2014.

Penelitian tersebut berjenis jurnal. Metodologi yang digunakan yaitu

kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif. Adapun tujuan dalam

penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah tayangan mengenai berita

tawuran di Liputan 6 SCTV memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan

orang tua dengan studi kasus RT 04 Kekurahan Sungai Pinang Dalam.

Penelitian ini terdapat konsep komunikasi massa, televisi, liputan 6 SCTV,

tayangan berita, jenis berita berita tawuran, dan kecemasan orang tua.

Penelitian ini juga menggunakan teori S-O-R dan uses and gratification.

Dimensi tayangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu frekuensi dan

perhatian. Selain itu dimensi pada kecemasan itu sendiri yaitu timbul

gangguan fisik, sulit berkonsentrasi, merasa khawatir, ketakutan, serangan


34

panic, dan gangguan tidur. Dari penelitian tersebut mendapatkan sebuah hasil

yaitu bahwasannya H1 diterima dalam artian tayangan berita tawuran di

Liputan 6 SCTV memiliki pengaruh terhadap kecemasan orang tua.

Pada penelitian terdahulu yang ketujuh yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Program Berita Reportase Investigasi Trans Tv Terhadap Kecemasan

Penonton”. Penelitian ini ditulis oleh Risma Kartika dan Detty Purnama Sari

pada tahun 2018. Penelitian tersebut berjenis jurnal. Metodologi yang

digunakan yaitu kuantitatif. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui tayangan berita reporatse investigasi memiliki pengaruh terhadap

tingkat kecemasan penonton. Penelitian ini menggunakan konsep televisi,

program berita televisi, berita kriminal, reportase investigasi dan terpaan

media massa. Pada variabel terpaan sendiri memiliki 3 (tiga) dimensi di

dalamnya, yaitu frekuensi, durasi, dan atensi. Variabel kecemasan sendiri

memiliki 2 (dua) dimensi yakni kecemasan sebagai reaksi dan kecemasan

sebagai respon. Dari penelitian tersebut mendapatkan sebuah hasil yaitu

besaran pengaruh yang diakibatkan oleh tayangan program berita reportase

investigasi, yaitu sebesar 29,9% terhadap tingkat kecemasan penonton.

Pada penelitian terdahulu yang ke delapan yaitu berjudul “Pengaruh

Tayangan Berita Kriminal Di Televisi Terhadap Kecemasan Ibu Rumah

Tangga Akan Tindak Kejahatan Anak Samarinda (Studi Pada RT.24

Kelurahan Gunung Kelua Samarinda)”. Penelitian ini ditulis oleh Mustika

Dewi pada tahun 2013. Penelitian tersebut berjenis jurnal. Metodologi yang

digunakan yaitu kuantitatif. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk


35

mengetahui seberapa besar pengaruh tayangan berita kriminal di televise

terhadap kecemasan ibu rumah tangga terhadap tindak kejahatan anak di RT

24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda. Teori yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu teori S-O-R, cultivation theory, dan psikologi sosial.

Konsep yang digunakan yaitu televisi sebagai media massa, dan kecemasan.

Dimensi pada variabel tayangan berita kriminal menggunakan tingkat

konsumsi media pada individu, sedangkan untuk variabel kecemasan yakni,

timbul gangguan fisik, sulit berkonsentrasi, merasa khawatir, ketakutan yang

hebat, serangan panic yang datang tiba-tiba, dan gangguan tidur. Dari

penelitian tersebut mendapatkan sebuah hasil yaitu besaran pengaruh

tayangan berita kriminal di TV sebesar 28,3% yang mengakibatkan ibu rumah

tangga di RT 24 Kelurahan Gunung Kelua Samarinda merasa cemas

mengenai tindak kejahatan pada anak. Selain itu berdasarkan hasil uji F di

mana F hitung > F Tabel (3,267 > 3,172) sehingga H1 diterima dan H0

ditolak.

Pada penelitian terdahulu yang kesembilan yaitu berjudul “Pengaruh

Tayangan Liputan Kriminal Di Televisi Terhadap Kecemasan Orang Tua Di

Desa Kualu Kecamatan Tambang”. Penelitian ini ditulis oleh Azyzah Sahrofa

Limbong pada tahun 2020. Penelitian tersebut berjenis skripsi. Metodologi

yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Adapun tujuan penelitian ini yaitu

untuk mengetahui kecemasan orang tua terhadap tayangan liputan kriminal di

televisi. Konsep yang digunakan pada penelitian ini, yaitu pengaruh, tayangan

televisi, berita kriminal, kecemasan, dan orang tua. Selain itu penelitian ini
36

juga menggunakan teori kultivasi. Dimensi yang digunakan pada tayangan

televisi, yaitu frekuensi, atensi, dan durasi, sedangkan pada variabel

kecemasan yaitu gejala somatik dan gejala psikologis. Dari penelitian tersebut

mendapatkan sebuah hasil yaitu bahwasannya terdapat pengaruh yang

diakibatkan dari tayangan liputan kriminal di televisi terhadap kecemasan

orang tua di Desa Kualu kecamatan Tambang dengan dibuktikan dari nilai uji

T, yaitu di mana terdapat hasil t hitung lebih besar dari pada t tabel. Dengan

nilai signifikansi 0,05, mendapatkan nilai t hitung sebesar 19.173 dan nilai t

tabel sebesar 0,143, sehingga dapat dinyatakan nilai t hitung (19.173) > nilai t

tabel (0.143).

Pada penelitian terdahulu yang ke sepuluh yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Tayangan Cekal Di Inews Lampung Terhadap Tingkat Kecemasan

Masyarakat Lampungv Utara”. Penelitian ini ditulis oleh Ria Umala Idavanti

pada tahun 2018. Penelitian tersebut berjenis skripsi. Metodologi yang

digunakan yaitu kuantitatif dengan analisis statistic deskrptif dan inferensial.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh

terpaan tayangan Cekal terhadap tingkat kecemasan masyarakat Lampung

Utara. Konsep yang digunakan pada penelitian ini, yaitu berita, pengaruh

media massa, terpaan media, dan kecemasan. Selain itu terdapat teori

perbedaan individu dan teori kecemasan. Dimensi yang digunakan pada

terpaan yaitu meliputi frekuensi, durasi dan atensi, sedangkan untuk tingkat

kecemasan dimensinya meliputi keringat berlebih, pusing, tidak nafsu makan,

hipertensi, cepat marah, insomnia, mudah lelah, sensitive terhadap suara-


37

suara, sulit berkonsentrasi, canggung, gelisah dan tidak percaya diri.

Berdasarkan hasil uji F yang dilakukan pada penelitian ini, terdapat pengaruh

yang signifikan antar ke dua variabel yaitu terpaan tayangan cekal terhadap

tingkat kecemasan masyarakat Lampung Utara, hal itu dengan dilihat dari

nilai signifikansi, yaitu 0,049 < 0,05. Namun besaran pengaruh antar kedua

variabel tersebut tergolong sangat kecil hanya sebesar 0,039 atau 3,9%. Akan

tetapi arah pengaruh ini bersifat positif dengan nilai constanta 27.338 dan

koefisien regresinya sebesar 0,365.

Pada penelitian terdahulu yang ke sebelas yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Media Televisi Tentang Pemberitaan Kasus Pembegalan Motor

Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya”. Penelitian ini ditulis oleh Fairuzah

Rahmi pada tahun 2018. Penelitian tersebut berjenis skripsi. Metodologi yang

digunakan yaitu analisis kuantitatif. Tujuan dalam penelitian ini untuk

melihat pengaruh dari terpaan media televisi mengenai berita kasus

pembegalan motor terhadap tingkat kecemasan mahasiswa ilmu komunikasi

UIN Sunan Ampel Surabaya dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

tersebut. Konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu terpaan media,

pengertian berita dan tingkat kecemasan. Teori yang digunakan pada

penelitian ini, yaitu teori kultivasi. Dimensi yang digunakan pada terpaan

yaitu frekuensi, durasi, atensi, dan efektivitas, sedangkan untuk tingkat

kecemasan memiliki dimensi gangguan fisik, sulit berkonsetrasi, khawatir,

takut, dan panik. Dari hasil penelitian ini ditemukan (1) terdapat pengaruh
38

yang dihasilkan oleh terpaan media televisi mengenai berita begal motor

terhadap tingkat kecemasan mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel

Surabaya. (2) Besaran pengaruhnya, yaitu sebesar 0,802 dengan

menggunakan Uji Analisis produk momen (Rxy) yang memperlihatkan

bahwa nilai r hitung 0,802 > 0,284 yang merupakan nilai r tabel dalam artian

H0 ditolak dan Ha diterima

Pada penelitian terdahulu yang ke dua belas yaitu berjudul “Pengaruh

Terpaan Berita Covid-19 Di Televisi Terhadap Tingkat Kecemasan

Masyarakat Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru”. Penelitian ini ditulis oleh

Syahedah Soeci Elfera pada tahun 2021. Penelitian tersebut berjenis skripsi.

Metodologi yang digunakan yaitu kuantitatif. Adapun tujuan penelitian ini

yaitu untuk mengkaji dan menganalisis pengaruh Covid-19 Pemaparan Berita

di Televisi tentang Tingkat Kecemasan Masyarakat Kecamatan Tampan Kota

Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan teori ketergantungan dengan

menggunakan konsep berita, terpaan media dan kecemasan. Variabel terpaan

sendiri menggunakan dimensi atensi, frekuensi, dan durasi, sedangkan untuk

kecemasan menggunakan dimensi kognitif, behavior, dan fisik. Hasil dari

penelitian tersebut menujukkan bahwa paparan berita Covid-19 tayangan

televisi terhadap tingkat kecemasan berpengaruh sebesar 11,8% dan sisanya

sebesar 88,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti. Jadi

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.


39

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis di dalam sebuah penelitian merupakan dugaan sementara

yang di mana kedua variabel penelitian memiliki keterkaitan. Setiap

hipotetsis harus diuji kebenarannya sehingga apakah kedua variabel memiliki

keterkaitan atau tidak. Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya yang telah

dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2016, p.64).

Dari definisi tersebut, di mana peneliti mendapatkan sebuah dugaan

bahwa terpaan yang dihasilkan oleh suatu media massa mengenai

pemberitaan pembegalan dengan mengambil kasus pemberitaan anggota

Brimob yang menjadi korban begal terdapat adanya kecemasan yang dimiliki

warga. Oleh karena itu terdapat hipotesis untuk menjawab pertanyaan

tersebut, yaitu: ‘Terdapat pengaruh terpaan pemberitaan begal terhadap

tingkat kecemasan warga kecamatan Pasar Rebo dan sekitarnya.’


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Dalam sebuah penelitian, paradigma digunakan sebagai suatu dasar

bagi sebuah penelitian untuk mencari fakta-fakta sosial yang terjadi dengan

melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2013, p.42) mengatakan

bahwasannya paradigma merupakan kerangka yang ingin menunjukkan

adanya hubungan antar variabel dalam sebuah penelitian dengan bercermin

pada jenis dan seberapa banyak rumusan masalah yang harus dijawab dalam

sebuah penelitian, penggunaan teori digunakan untuk merumuskan teknik

analisis yang digunakan pada penelitian, hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis.

Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan, yaitu positivis.

Menurut Lawrence (2013, p.108) mengungkapkan bahwa paradigma positivis

adalah metode yang digunakan untuk mengetahui hukum sebab akibat dengan

secara terorganisir yang menggabungkan logika deduktif, serta melakukan

pengamatan terhadap perilaku individu secara empiris dan tepat.

Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

paradigma yang peneliti gunakan yaitu positivis yang di mana bertujuan

untuk mengetahui sebab dan akibat yang ada pada realita sosial. Dalam hal

ini, peneliti berharap bahwasannya dapat mengungkapkan suatu realita yang

ada yang ditimbulkan dari terpaan suatu media mengenai pemberitaan

pembegalan dengan mengambil kasus pemberitaan seorang anggota Brimob

40
41

menjadi korban pembegalan yang mengakibatkan kecemasan pada warga

sekitar.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan penggunaan metode untuk mencari

sebuah data dan fakta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian kuantitatif. Dalam pengertiannya metode penelitian kuantitatif

merupakan sebuah penelitian yang digunakan untuk meneliti sebuah sampel

atau populasi tertentu yang berlandaskan pada sifat positivisme (Sugiyono,

2013, p.8).

Dalam hal ini, penelitian kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini

yaitu bertujuan untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun dengan

menentukan sampel dan populasi tertentu guna untuk mengetahui kebenaran

dengan melihat fenomena yang ada. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini

untuk menguji konsep-konsep yang ada pada penelitian ini. Dalam penelitian

ini, peneliti sadar bahwasannya posisi penelitian ini bukanlah penelitian

pertama kali ada dengan konsep dan tema yang sama. Namun dalam

penelitian ini, setiap pernyataan pada dimensi yang digunakan diperbaharui

dan juga dalam penelitian ini hanya memfokuskan pada satu pemberitaan

khusus, yaitu pemberitaan begal anggota Brimob.

C. Jenis Penelitian

Di dalam jenis penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif

eksplanatif. Dalam penelitian kuantitatif eksplanatif di mana tujuannya untuk


42

menjelaskan hubungan dan mencari sebab akibat dari variabel-variabel yang

ada pada sebuah penelitian. Metode kuantitatif eksplanatif bertujuan untuk

mengetahui suatu kondisi atau situasi mengapa hal tersebut bisa terjadi dan

suatu kondisi memengaruhi kondisi lain (Iqbal, 2016).

Peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif ekplanatif

dikarenakan peneliti ingin menjelaskan sebab akibat antara kedua variabel

yang peniliti gunakan dengan melakukan uji hipotesis. Dengan begitu peneliti

dapat menjelaskan mengenai suatu pengaruh yang dihasilkan dari terpaan

pemberitaan begal dengan mengambil kasus pemberitaan begal yang dialami

oleh anggota Brimob terhadap tingkat kecemasan warga.

D. Kerangka Berfikir

Dalam sebuah penelitian, kerangka berfikir menjadi dasar untuk

membuat suatu penelitian. Dalam skema kerangka berfikir, harus

menjelaskan suatu hubungan antar variabel yang digunakannya. Kerangka

berfikir yang baik harus menjelaskan secara teoritis hubungan atau pengaruh

dari suatu variabel yang digunakan untuk diteliti (Sugiyono, 2013, p.60).

Kerangka berfikir perlu dikemukakan dalam sebuah penelitian jika dalam

sebuah penelitian tersebut memiliki 2 (dua) variabel atau lebih. Merujuk pada

elemen-elemen yang ada pada teori Stimulus Respon bahwasannya teori ini

juga terdapat organisme di dalamnya. Organisme dalam penelitian ini, yaitu

merupakan siswa yang telah masuk ke dalam grup WhatsApp yang telah

dipilih oleh peneliti. Dengan begitu dapat disusun kerangka berfikir sebagai

berikut.
43

Permasalahan Penelitian:
 Pembegalan menjadi salah satu tindak kriminalitas tertinggi.
 Saat ini, semakin maraknya pembegalan terjadi.
 Anggota kepolisian Brimob merupakan salah satu korban aksi
begal.

TEORI STIMULUS RESPON

VARIABEL X VARIABEL Y
SISWA
TERPAAN
PEMBERITAAN
SMA/SMK TINGKAT
SEDERAJAT KECEMASAN
BEGAL

DIMENSI:
 Frekuensi DIMENSI:
penggunaan  Kognitif
media  Afektif
 Jenis Konten  Behavioral
 Konten Berita

HIPOTESIS:
Terdapat pengaruh terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat
kecemasan

ANALISIS REGRESI HASIL:


 Determinasi Besaran pengaruh terpaan
 Uji F dan Uji T pemberitaan begal terhadap tingkat
 Koefisien Regresi kecemasan
Pengaruh terpaan pemberitaan
begal terhadap tingkat kecemasan

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir


Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2022
44

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,

dengan mudahnya setiap orang memperoleh suatu informasi apapun pada

suatu media. Telebih lagi, saat ini media apa saja kita dapat menjumpai

mengenai informasi apapun. Saat ini salah satu pemberitaan yang kerap

disajikan oleh suatu media, yaitu mengenai pemberitaan begal. Seperti yang

diketahui bahwasannya kasus mengenai pembegalan ini merupakan salah satu

tindakan kriminal yang dapat meresahkan masyarakat. Pada dasarnya

seseorang yang menjadi korban pembegalan tidak hanya rugi secara material

saja, akan tetapi dapat merenggut korban jiwa.

Dengan seseorang diterpa suatu pembegalan, bisa saja orang tersebut

merasa cemas. Terlebih lagi, dalam penelitian ini, responden akan

memberikan terpaan secara langsung oleh peneliti mengenai pemberitaan

begal. Teori Stimulus Respon digunakan oleh peneliti untuk melihat apakah

ada pengaruh mengenai terpaan pemberitaan begal anggota Brimob terhadap

tingkat kecemasan warga Kecamatan Pasar Rebo. Oleh karena itu, peneliti

beranggapan bahwasannya jika stimulus yang diterima dengan baik oleh

organism dalam artian organism memahami apa yang diinformasi oleh media

yang didapatkannya, hal itu akan memunculkan suatu respon atau reaksi

khusus, yaitu efek yang ditimbulkan dalam diri komunikannya.

Dilihat dalam skema di atas yang tertera pada gambar 3.1, di mana

terdapat suatu stimulus tertentu yang diberikan peneliti sendiri terhadap

komunikan. Stimulus yang diberikan oleh peneliti sendiri melalui grup

whatsApp dengan tujuan untuk mengetahui reaksi setelah diberikan paparan


45

pemberitaan tersebut. Stimulus yang diberikan tersebut berupa terpaan

pemberitaan begal anggota Brimob. Organism, yaitu siswa SMA/SMK

sederajat bertindak sebagai komunikan, yang mana setelah diberikan paparan

pemberitaan begal tersebut, siswa SMA/SMK sederajatnyalah yang akan

dilihat reaksinya. Reaksi dalam penelitian ini berupa efek yang ditimbulkan,

yaitu kecemasan. Peneliti beranggapan kecemasan dapat timbul pada diri

siswa SMA/SMK sederajat setelah diberikan paparan pemberitaan begal

anggota Brimob.

Untuk mengetahui respon yang muncul pada diri komunikan setelah

diberikan paparan pemberitaan begal anggota Brimob, peneliti sendiri

menggunakan 2 (dua) variabel yang digunakan, yaitu variabel independent

(X) yang di mana dalam penelitian ini, yaitu terpaan pemberitaan begal dan

variabel dependent (Y) yaitu tingkat kecemasan. Dalam terpaan sendiri

mengacu pada 3 (tiga) dimensi di dalamnya, yaitu frekuensi penggunaan jenis

media, jenis konten, dan konten berita. Dalam frekuensi penggunaan jenis

media, jika siswa SMA/SMK sederajat lebih banyak atau lebih sering

membuka artikel berita melalui website dan media sosial, hal ini lebih baik

dikarenakan komunikan yaitu siswa SMA/SMK sederajat lebih sering diterpa

pemberitaan begal anggota Brimob tersebut akan membuat mereka lebih

banyak mendapatkan informasi.

Lalu jenis konten yang digunakan juga menjadi suatu hal yang penting

dikarenakan ini tergantung dari kenyamanan siswa SMA/SMK sederajat

dengan penggunaan jenis kontennya antara link yang disebarkan dengan


46

video. Jika mereka menggunakan 2 (dua) jenis konten, maka lebih baik.

Dimensi konten berita sendiri, artikel-artikel berita atau berita melalui media

sosial yang telah komunikan baca, akan memberikan informasi mengenai

pemberitaan begal anggota Brimob sendiri. Dimensi ini berakitan dengan

dimensi sebelum-sebelumnya, yang di mana jika komunikan lebih banyak

mengonsumsi pemberitaan begal anggota Brimob, komunikan atau siswa

SMA/SMK sederajat cenderung akan lebih banyak mengetahui informasi

berita begal anggota Brimob.

Setelah diberikan paparan pemberitaan begal anggota Brimob tersebut,

peneliti beranggapan bahwasannya reaksi akan muncul pada diri komunikan.

Reaksi tersebut, yaitu berupa kecemasan yang mana kecemasan merupakan

variabel dependet (Y) yang terdapat pada penelitian ini dengan mengacu pada

3 (tiga) dimensi yang digunakan, yaitu kognitif, afektif, dan behavioral.

Dalam dimensi kognitif, tentunya setelah diberikan paparan pemberitaan

begal anggota Brimob, membuat siswa SMA/SMK sederajat mengetahui

informasi tersebut, setelah itu dilanjutkan dengan efek afektif yang

merupakan suatu perasaan yang muncul pada diri siswa SMA/SMK sederajat.

Setelah diterpa pemberitaan begal anggota Brimob, efek afektif dapat timbul

pada diri komunikannya, yaitu berupa perasaan seperti khawatir, takut, dan

panik, sehingga muncullah pada dimensi terakhir yaitu behavioral, yang mana

jika perasaan tersebut akan muncul, peneliti beranggapan mereka cenderung

akan menghindar dengan tujuan mencegah agar tidak menjadi korban begal

selanjutnya.
47

Dengan begitu, setelah diberikan paparan pemberitaan begal anggota

Brimob kepada siswa SMA/SMK sederajat, hal ini akan menimbulkan

kecemasan dalam diri siswa. Terlebih berita begal tersebut yang menjadi

korbannya, yaitu anggota kepolisian Brimob, sehingga memungkinkan rasa

cemas responden akan lebih tinggi. Untuk mengetahui hasil yang di dapatkan,

peneliti sendiri menggunakan analisis regresi, yaitu uji determinasi, uji F dan

T, dan koefisien regresi.

E. Unit Analisis

Unit analisis pada penelitian merupakan subyek dijadikan sebagai

penelitian. Hamidi dalam Wibawanto (2018) mengatakan unit analisis adalah

suatu kesatuan yang menjadi subyek penelitian dapat berupa individu,

kelompok, benda, atau latar peristiwa sosial pada suatu kelompok atau

individu. Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan yaitu individu,

yang di mana masing-masing setiap individu yang masuk grup WhatsApp

akan diberikan treatment oleh peneliti, yaitu mengenai berita begal yang

dialami anggota brimob.

Individu yang digunakan pada penelitian ini yaitu pelajar yang masih

duduk dibangku SMA/SMK sederajat. Hal tersebut dikarenakan menurut

peneliti dengan individu yang masih duduk dibangku sekolah SMA sederajat

di mana pelajar ini masih rentan terpengaruh oleh terpaan dari suatu

pemberitaan melalui media yang akan memberikan efek bagi dirinya.


48

F. Definisi Variabel Penelitian

Pada penelitian kuantitatif, variabel merupakan suatu hal yang penting.

Variabel dalam sebuah penelitian kuantitatif menjadi seuatu yang harus

diukur yang nanti akan muncul nilainya. Variabel merupakan pusat yang

menjadi perhatian dalam sebuah penelitian dan menjadi objek pengamatan,

serta memiliki peran di dalamnya yang menjadi faktor dalam penelitian dan

gejala penelitian (Siyoto dan Sodik, 2015, p.50).

Dalam penelitian ini, di mana terdapat 2 (dua) variabel yang harus

dihitung dengan melakukan uji hipotesis, yaitu antara variabel independen

(X) dan variabel dependen (Y). Sesuai dengan judul yang ada pada penelitian

ini, yaitu “Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat

Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya (Studi Kasus Pada

Pemberitaan Begal Anggota Brimob)”, maka dapat kita jumpai (2) variable

tersebut, yaitu:

1. Variabel Independen (X), Yaitu Terpaan Pemberitaan Begal

Pada variabel independen merupakan variabel yang menjadi

penyebab. Menurut Neuman (2013, p.202) mengatakan bahwa variabel

independen merupakan variabel yang memberikan suatu efek yang

ditimbulkan terhadap variabel yang lainnya. Variabel independen dapat

disebut juga variabel bebas. Menurut Siyoto & Sodik (2015, p.52)

mengatakan variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab

atau menjadi variabel yang memengaruhi variabel yang terikat.


49

Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini, yaitu

terpaan pemberitaan begal. Secara garis besar terpaan merupakan di mana

suatu individu melakukan kegiatan untuk melihat, mendengar, dan

membaca suatu informasi atau pesan dari suatu media yang digunakan.

Dalam penelitian ini, terpaan yang diperoleh oleh responden yang

mengenai pemberitaan begal anggota Brimob. Pada penelitian ini, terdapat

3 (tiga) dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel terpaan

pemberitaan, yaitu dimensi frekuensi penggunaan media, dimensi jenis

konten, dan dimensi konten berita

Pada dimensi pertama yaitu dimensi mengenai frekuensi penggunaan

media sebagai sumber informasi, dengan menghitung seberapa sering atau

seberapa banyak link media online atau sumber media sosial yang dibuka.

Dimensi ke dua mengenai jenis konten berita yang di mana peneliti

menggunakan gambar, video, dan link sebagai acuan khalayak dalam

memperoleh informasi mengenai kasus pembegalan tersebut. Terakhir

mengenai konten pemberitaan tersebut, yang di mana konten tersebut

mengenai isi dari berita yang disebarluaskan kepada khalayak melalui

media-media yang sudah dipilih oleh peneliti.

2. Variabel Dependen (Y), Yaitu Tingkat Kecemasan Warga

Variabel dependen biasa disebut juga variabel yang terikat dari

variabel dependen. Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi

akibat. Siyoto dan Sodik (2015, p.52) mengatakan variabel terikat atau

dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,


50

sehingga variabel dependen menjadi suatu variabel yang menjadi akibat.

Dalam penelitian ini, variabel dependen atau variabel terikat yaitu tingkat

kecemasan. Definisi dari kecemasan itu sendiri, yaitu merupakan suatu

efek yang timbul pada diri individu yang diakibatkan oleh keadaan takut,

tercekam, dan khawatir dikarenakan keadaan tertentu. Penelitian ini,

tingkat kecemasan memiliki 3 (tiga) dimensi di dalamnya, yaitu dimensi

kognitif, dimensi afektif, dan dimensi behavioral.

Dimensi yang pertama yaitu mengenai efek kognitif yang di mana

efek kognitif ini sendiri merupakan di mana khalayak jadi mengetahui

informasi yang disampaikan melalui media. Peneliti sendiri akan

mengukur seberapa besar tingkat pengetahuan khalayak setelah melihat

informasi mengenai pembegalan yang dialami anggota Brimob. Lalu

terdapat dimensi afektif yang merupakan dimensi perasaan yang dialami

oleh khalayak setelah diterpa suatu media. Dimensi afektif yang akan

peneliti ukur misalnya seperti perasaan takut atau khawatir dan sebagainya

yang berhubungan dengan perasaan seseorang. Terakhir, yaitu dimensi

behavioral yang dimana dimensi ini lebih mengacu kepada tindakan

individu setelah melihat, mendengar atau membaca suatu berita. Dimensi

ini peneliti gunakan untuk mengukur tindakan yang diambil oleh setiap

individu setelah mengetahui adanya berita mengenai pembegalan yang

dialami anggota kepolisian Brimob. Tindakan yang diambil cenderung,

yaitu bagaimana setiap individu untuk menghindari agar tidak menjadi

korban begal.
51

G. Model Analisis

Terpaan Pemberitaan
Tingkat Kecemasan
Begal

Gambar 3.2 Model Analisis


Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2022
H. Pengoperasionalan Konsep

Dalam variabel yang digunakan oleh peneliti, maka tersusunlah bentuk

pengoperasionalan konsep penelitian, yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep


Variabel Dimensi Indikator Ukuran
1. Tingkat keseringan
membuka beberapa
sumber berita dari
media online sebagai
Frekuensi
sumber informasi.
Penggunaan Ordinal
2. Tingkat keseringan
Media
membuka beberapa
sumber berita dari
media sosial sebagai
sumber informasi.
Terpaan
1. Penggunaan salah
Pemberitaan
satu atau lebih jenis Ordinal
Begal Jenis Konten
konten sebagai sumber
informasi.
1. Terdapat informasi
mengenai kapan
terjadinya kasus
mengenai pembegalan
Konten berita Ordinal
tersebut.
2. Terdapat informasi
mengenai akibat yang
ditimbulkan.
1. Mengetahui
informasi yang
Tingkat
Kognitif disampaikan. Ordinal
Kecemasan
2. Mengetahui efek
yang ditimbulkan.
52

3. Mengetahui kapan
terjadinya dan lokasi
kejadian.
1. Rasa khawatir
2. Rasa panik setelah
Afektif membaca berita. Ordinal
3. Rasa takut setelah
membaca berita begal.
1. Berusaha
menghindari lokasi
kejadian dan daerah
Behavioral rawan begal. Ordinal
2. Berusaha pulang
lebih awal atau tidak
larut malam.

I. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam keseluruhan merupakan wilayah yang akan diteliti

oleh peneliti. Menurut Martono (2012, p.74) bahwa populasi merupakan

suatu objek atau subyek pada wilayah tertentu dan memenuhi syarat-syarat

untuk dijadikan sebagai sebuah penelitian dengan semua unit atau individu

dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, populasi

yang peneliti gunakan yaitu wilayah Kecamatan Pasar Rebo dengan lebih

spesifik yaitu sekolah SMA/SMK sederajat di Kecamatan Pasar Rebo.

Kecamatan tersebut merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah

Kota Jakarta Timur. Wilayah tersebut dipilih oleh peneliti karena wilayah

tersebut masih masuk ke dalam kawasan DKI Jakarta yang di mana DKI

Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kriminalitas tertinggi

di Asia Tenggara. Selain itu Kecamatan Pasar Rebo juga merupakan


53

kecamatan yang dekat dengan lokasi kejadian pada studi kasus yang

peneliti gunakan.

Usia yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, yaitu angka usia

pelajar yang sedang menempuh pendidikan SMA/SMK sederajat dengan

kisaran usia 15 – 23 tahun. Usia tersebut berdasarkan syarat masuk

SMA/SMK sederajat dengan menghitung 3 (tiga) tahun kedepan. Menurut

peneliti sendiri usia tersebut merupakan usia yang di mana orang-orang

atau masyarakat dengan range umur tersebut sudah melek media sehingga

mudah untuk diterpa suatu media.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian populasi yang akan diteliti. Menurut

Siyoto dan Sodik (2015, p.64) sampel merupakan sebagian populasi yang

memiliki karakteristik tertentu atau sebagian kecil dari populasi dengan

merujuk pada prosedur tertentu untuk mewakili populasinya. Dalam hal

ini, peneliti memiliki beberapa karakteristik yang dijadikan sebagai sebuah

sampel penelitian, yaitu:

1. Tidak ada batasan gender.

2. Usia pelajar SMA/SMK 15 – 23 tahun.

3. Bersekolah di wilayah Kecamatan Pasar Rebo.

Dalam pengambilan sampel memiliki 2 (dua) jenis teknik

pengambilan sampel yaitu probabilitas dan non probabilitas. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik non probabilitas yang di mana

teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan tidak


54

memberikan peluang yang sama bagi setiap responden atau populasi

diwilayah tersebut untuk dijadikan sampel (Paramita, dkk, 2021, p.64).

Dalam teknik non probabilitas terdapat jenis-jenis di dalamnya. Salah satu

jenis yang digunakan oleh peneliti yaitu purposive sampling. Paramita,

dkk (2021, p.64) bahwa teknik purposive sampling digunakan ketika

peneliti ingin mengambil sampel berdasarkan karakteristik atau kriteria

yang telah ditetapkan oleh peneliti itu sendiri. Dengan begitu, peneliti

menggunakan teknik penarikan sampel ini dikarenakan dari unit analisis

yang peneliti gunakan, yaitu individu, di mana individu tersebut

merupakan siswa-siswa SMA/SMK sederajat yang bersekolah di wilayah

kecamatan Pasar Rebo yang telah dipilih oleh peneliti sendiri untuk

dimasukkan ke dalam grup whatsApp.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil, peneliti

menggunakan rumus Slovin. Berikut merupakan rumus Slovin yang

peneliti gunakan untuk menentukan jumlah sampel:

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Margin error yaitu sebesar 10%

1 = Angka constant
55

Jumlah populasi siswa SMA/SMK sederajat yang bersekolah di wilayah

Kecamatan Pasar Rebo, yaitu sebesar 11.550 jiwa. Dengan begitu maka

perhitungan dalam menentukan sampel yaitu:

n = 99,14.

Bila di bulatkan maka berjumlah 100. Dengan begitu, peneliti

membutuhkan 100 sampel untuk dijadikan sebagai sebuah responden

penelitian.

Dalam mendapatkan jumlah sampel 100 responden tersebut, di

mana peneliti mendatangi sekolah-sekolah SMA/SMK yang berada di

wilayah kecamatan Pasar Rebo lalu meminta murid-murid atau siswa

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Siswa yang ingin berpartisipasi

nantinya akan dimasukkan ke dalam grup WhatsApp. Ketika sudah

mencapai 100 responden maka grup akan ditutup dan tidak menerima

siswa lagi untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dalam sebuah penelitian yaitu

bertujuan sebagai pendukung dalam sebuah fakta yang ada pada penelitian

tersebut. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

survey. Teknik pengumpulan data survey ini, yaitu merupakan teknik untuk

meneliti suatu populasi yang besar atau yang kecil (Rahmi, 2018).
56

K. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai proses dalam

pengambilan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen

berupa kuesioner, yang di mana nantinya kuesioner tersebut akan disebarkan

kepada responden-responden. Responden diharuskan mengisi pernyataan-

pernyataan yang telah disusun oleh peneliti. Bentuk dari kuesioner itu sendiri

berupa sebuah pernyataan yang sudah ditulis dengan tujuan untuk

memperoleh informasi dari responden mengenai sesuatu yang mereka ketahui

atau alami (Siyoto & Sodik, 2015, p.79).

Skala yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu skala

ordinal. Skala ordinal peneliti gunakan untuk memberikan penilaian terhadap

kategori-kategori pada instrument penelitian yang nantinya akan dipilih oleh

responden. Skala ordinal merupakan skala yang di mana di dalamnya tidak

hanya membedakan suatu variabel menurut kategori, akan tetapi terdapat

penilaian ranking disetiap kategori tersebut (Yuliarmi & Marhaeni, 2019,

p.4). Skala ordinal yang peneliti gunakan yaitu terbagi menjadi 5 (lima)

kategori, yaitu:

Tabel 3.2
Skala Pengukuran
No. Pilihan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak Setuju 2
57

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Di dalam penelitian ini, terdapat beberapa bagian yang ada pada

instrument penelitian yang peneliti sebarkan pada responden. Terdapat 3

(tiga) bagian yang ada di dalam kuesioner penelitian yang peneliti gunakan,

yaitu bagian pertama terdapat data responden yang di mana peneliti gunakan

untuk mengetahui data pribadi responden. Lalu terdapat pada bagian yang ke

dua, yaitu di mana isinya merupakan isi dari variabel independen (X) itu

sendiri. Pada variabel independen, di dalamnya terdapat dimensi-dimensi

yang digunakan peneliti untuk mengukur variabel independen tersebut, yaitu

di antaranya terdapat dimensi penggunaan jenis media, frekuensi penggunaan

media, jenis konten, dan konten berita. Pada bagian yang ketiga sekaligus

menjadi bagian yang terakhir di mana isi pada bagian ini, yaitu mengenai

variabel dependen (Y). Isi pada variabel ini, peneliti menggunakan 3 (tiga)

dimensi yang digunakan untuk mengukur variabel dependen, yaitu di

antaranya terdapat dimensi kognitif, afektif, dan behavioral.

L. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam sebuah penelitian digunakan untuk

mengetahui atau menguji untuk menemukan fenomena yang ada. Dalam

penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik

analisis regresi linear sederhana. Kriyanto (2014, p.173) mengemukakan

teknik analisis regresi sederhana merupakan teknik analisis data yang

digunakan untuk mencari tahu serta menganalisa hubungan yang linear antara
58

satu variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini

menggunakan 2 (dua) variabel yang digunakan, yaitu variabel X terpaan

pemberitaan dan variabel Y tingkat kecemasan. Dalam hal ini, peneliti ingin

menganalisa hubungan serta ingin mengetahui seberapa besar pengaruh

antara dua variabel yang peneliti gunakan yaitu variabel independen dengan

variabel dependen.

M. Validitas dan Reliabilitas Data

Dalam sebuah penelitian khususnya penelitian kuantitatif, validitas dan

reliabilitas merupakan alat ukur yang penting guna mengetahui data-data

yang akan kita dapatkan apakah ilmiah atau tidak. Rakhmat (2016, p.58)

mengatakan bahwa validitas dan reliabilitas merupakan alat ukur yang

penting dalam sebuah penelitian, karena jika tidak ada kedua alat ukur

tersebut, maka dapat dikatakan penelitian sudah tidak lagi bersifat ilmiah.

1. Validitas

Uji validitas digunakan dalam sebuah peneliti untuk untuk mengukur

apakah pernyataan-pernyataan pada kuesioner memiliki kebenaran.

Menurut Ghozali (2016, p.67) mengatakan suatu alat ukur akan dikatakan

valid jika responden dapat menjawab pernyataan-pernyataan yang ada

dengan cermat mengenai variabel yang akan diukur. Uji validitas pada

suatu penelitian digunakan untuk mengatahui apakah setiap pernyataan-

pernyataan yang ada dinyatakan valid atau tidak.

Dalam pengujian validitas ini, dasar yang diambil, yaitu dengan

menghubungkan antara r table dengan r hitung. Dalam uji tersebut jika r


59

hitung lebih besar dari pada r table maka pernyataan atau indikator yang

ada pada kuesioner dinyatakan valid, sedangkan sebaliknya jika r hitung

lebih renda dari pada r table maka dapat dikatakan indikator atau

pernyataan tersebut tidak valid (Ghozali, 2016, p.52-53).

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 30

responden, maka di dapatkan nilai r tabel sebesar 0,361 (df = N-2). Uji

validitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan versi

26, dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.3 Validitas Data Variabel X


r Tabel
Item
r Hitung df = (N-2) Keterangan
Pernyataan
a = 5%
X1 0.726 0.361 Valid
X2 0.777 0.361 Valid
X3 0.807 0.361 Valid
X4 0.659 0.361 Valid
X5 0.907 0.361 Valid
X6 0.865 0.361 Valid
X7 0.856 0.361 Valid
X8 0.866 0.361 Valid
X9 0.874 0.361 Valid
X10 0.874 0.361 Valid
X11 0.900 0.361 Valid
X12 0.886 0.361 Valid
X13 0.885 0.361 Valid
X14 0.918 0.361 Valid
X15 0.653 0.361 Valid
X16 0.903 0.361 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Tabel 3.4 Validitas Data Variabel Y


r Tabel
Item
r Hitung df = (N-2) Keterangan
Pernyataan
a = 5%
Y1 0.762 0.361 Valid
Y2 0.815 0.361 Valid
Y3 0.803 0.361 Valid
60

Y4 0.877 0.361 Valid


Y5 0.821 0.361 Valid
Y6 0.905 0.361 Valid
Y7 0.884 0.361 Valid
Y8 0.803 0.361 Valid
Y9 0.737 0.361 Valid
Y10 0.765 0.361 Valid
Y11 0.615 0.361 Valid
Y12 0.697 0.361 Valid
Y13 0.842 0.361 Valid
Y14 0.900 0.361 Valid
Y15 0.804 0.361 Valid
Y16 0.824 0.361 Valid
Y17 0.687 0.361 Valid
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022
2. Reliabilitas

Ghozali (2016, p.47) mengatakan reliabilitas merupakan suatu alat

yang digunakan untuk mengukur indikator-indikator dari variabel

penelitian yang ada pada kuesioner. Sebuah data dapat dinyatakan reliabel

jika data tersebut stabil, tidak berubah-ubah, dan tetap. Dalam

merumuskan apakah data tersebut relibel atau tidak, peneliti menggunakan

rumus Alpha Cronbach. Menurut Sugiyono (2015, p.365) dalam

penggunaannya, rumus Alpha Cronbach digunakan dalam sebuah

penelitian untuk menguji reliabilitas intrumen pada lokasi, harga, dan

volume penjual.

Menurut Sugiyono dalam Rukajat (2018, p.29) mengatakan metode

Alpha Cronbach diukur berdasarkan sekala 0,00 sampai 1,00. Menurut

Sugiyono (2015, p.184) dalam menginterpretasikan bahwa data tersebut

relibel atau tidak, maka digunakan kategori sebagai berikut:


61

Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi (r)


Interval Kordinat Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2015, p.184)

Apabila Alpha Cronbach lebih besar dari 0,60 maka instrument

penelitian dapat dikatakan reliebel, sebaliknya jika Alpha Cronbach lebih

renda dari 0,60 maka instrument dapat dinyatakan tidak reliable

(Darmawan, 2013, p.180). Oleh karena itu, peneliti akan membandingkan

nilai alpha dengan nilai 0,60.

Tabel 3.6 Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Cronbac’s Keterangan


Alpha
Terpaan Media 0.970 Reliabel
Tingkat
0.958 Reliabel
Kecemasan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, di mana ke dua variabel tersebut

mendapatkan nilai Alpha Cronbach >0,60. Dengan begitu maka dapat

dikatakan ke dua variabel tersebut adalah reliable dan ke dua variabel

tersebut layak digunakan.


BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada saat ini

telah melaju begitu pesat. Dengan begitu, setiap masyarakat dengan

mudahnya memperoleh suatu informasi melalui berbagai jenis media apapun.

Terlebih lagi, saat ini masyarakat dapat dikatakan tidak bisa terlepas dari

berbagai informasi yang ada pada suatu media. Masyarakat dengan mudahnya

terpapar oleh suatu pemberitaan dari jenis media apapun. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi semakin lebih terlihat setelah adanya

internet. Dengan adanya internet, sehingga semakin meluasnya masyarakat

dapat memperoleh suatu informasi atau berita dari berbagai jenis media.

Bahkan saat ini saja, media sosial dapat dijadikan sebagai sumber informasi

oleh masyarakat. Hal tersebut semakin memperlihatkan bahwa saat ini,

teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Terlebih

lagi, masyarakat juga dapat memperoleh suatu informasi dari media massa

online. Dengan begitu, saat ini masyarakat dengan mudahnya diterpa suatu

pemberitaan apapun dari berbagai jenis media.

Media juga dapat memberikan suatu informasi atau pemberitaan

dengan berbagi jenis, seperti pemberitaan politik, pemberitaan kriminal dan

lain-lain. Tentunya pesan yang disampaikan oleh suatu media kepada

khalayak, di mana bisa jadi adanya efek yang ditimbulkan pada diri

62
63

masyarakat yang diterpanya. Penelitian ini mengambil suatu jenis

pemberitaan yang biasa di informasikan oleh suatu media, yaitu berita

mengenai pembegalan. Seperti yang kita ketahui, begal merupakan suatu

tindakan yang bertentangan dengan hukum yang ada di Indonesia dan

termasuk tindakan kriminal. Dengan perkembangan teknologi dan informasi,

di mana masyarakat juga dapat dengan mudah di terpa oleh suatu pemberitaan

mengenai pembegalan ini. Dengan tidak adanya batasan usia dalam

menggunakan jenis media apapun, sehingga usia berapapun bisa

mendapatkan terpaan dari pemberitaan begal tersebut, yang di dalamnya

termasuk anak SMA/SMK sederajat, yang notabenenya merupakan remaja

yang tentunya aktif menggunakan suatu media.

Tentunya suatu pesan yang disampaikan oleh suatu media, dapat

memberikan efek pada diri khalayak yang diterpa. Apalagi dengan

pemberitaan kriminal ini, yaitu mengenai begal, tentunya bisa terjadi efek

yang ditimbulkan pada diri khalayak. Perasaan cemas bisa muncul akibat

pemberitaan begal yang didapatkan oleh anak-anak SMA. Terlebih lagi berita

begal yang dilihat atau ditonton oleh khalayak, yaitu berita begal yang

dialami oleh anggota kepolisian Brimob. Hal itu mempertegas pada diri

khalayak bahwasannya anggota kepolisian yang statusnya bertugas untuk

mengamankan masyarakat, bisa mengalami insiden tersebut. Dengan begitu

kemungkinan besar masyarakat yang membaca berita tersebut semakin

cemas. Apalagi anak sekolah khususnya SMA/SMK yang memperoleh atau


64

diterpa informasi tersebut, bisa saja mereka akan mengalami perasaan cemas

yang berlebihan.

B. Temuan Penelitian

1. Analisis Deskriptif Data Responden

Dalam penelitian ini, di mana peneliti berhasil mendapatkan 100

responden yang mengisi kuesioner setelah diberikan terpaan oleh peneliti

melalui grup WhatsApp yang dibuat oleh peneliti mengenai pemberitaan

begal anggota brimob. Kriteria atau karakteristik yang dapat dimasukkan

ke grup WhatsApp oleh peneliti sendiri, yaitu siswa yang bersekolah di

wilayah kecamatan Pasar Rebo. Untuk menganalisisnya, peneliti

mendapatkan data sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden


No Jenis Kelamin Frekuensi Persentasi
1 Laki-Laki 28 28%
2 Perempuan 72 72%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan hasil dari data

responden berdasarkan jenis kelamin. Dari total 100 responden yang

menjawab kuesioner setelah diberikan terpaan melalui grup

WhatsApp, di mana peneliti mendapatkan 72% dengan frekuensi 72

orang perempuan dan sisanya sebanyak 28% laki-laki dengan

frekuensi 28. Dengan begitu, maka dapat disimpulkan bahwasannya

peneliti mendapatkan mayoritas perempuan dalam hal mengisi


65

kuesioner setelah diberikan terpaan pemberitaan begal anggota

Brimob.

b. Usia

Tabel 4.2 Usia Responden


No Umur Frekuensi Presentasi
1 15 - 17 Tahun 53 53%
2 18 -20 Tahun 46 46%
3 21 -23 Tahun 1 1%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menyatakan bahwasannya usia-usia

tersebut secara keseluruhan merupakan usia anak sekolah SMA/SMK

sederajat. Dari jumlah 100 responden yang menjawab kuesioner

setelah diberikan terpaan pemberitaan, peneliti mendapatkan sebanyak

53% dengan frekuensi sebanyak 53 orang yang berada pada usia 15 –

17 tahun. Sedangkan terdapat sebanyak 46% dengan frekuensi

sebanyak 46 orang yang berada pada usia 18-20 tahun. Namun hanya

berjumlah 1 orang dengan presentasi 1% yang berada pada umur 21 –

23 tahun. Dengan begitu anak sekolah dengan usia paling muda, yaitu

usia 15 – 17 tahun mendominasi atau paling banyak mengisi

kuesioner tersebut.

c. Asal Sekolah

Tabel 4.3 Asal Sekolah


No Asal Sekolah Frekuensi Persentasi
1 SMAN 104 Jakarta 1 1%
2 SMAN 106 Jakarta 16 16%
3 SMAN 39 Jakarta 3 3%
4 SMAN 88 Jakarta 30 30%
5 SMAN 98 Jakarta 17 17%
6 SMAS/K Budhiwarman 2 5 5%
7 SMAS/K Islam PB 1 1%
66

Soedirman
8 SMAS /K Malahayati 15 15%
9 SMKN 22 Jakarta 5 5%
SMKS Ankes Tunas
10 Harapan 3 3%
11 SMKS Karya Dharma 2 1 1%
SMKS Kimia Tunas
12 Harapan 1 1%
13 SMKS Paskita Global 2 2%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menyatakan data siswa-siswa yang

bersekolah di wilayah kecamatan Pasar Rebo. Sekolah-sekolah di atas

merupakan sekolah yang ada pada wilayah kecamatan Pasar Rebo.

Jika dilihat pada data di atas bahwasannya peneliti berhasil

mengumpulkan siswa-siswa dari berbagai sekolah di wilayah

kecamatan Pasar Rebo melalui grup WhatsApp sebanyak 13 sekolah

berbeda dari 24 sekolah. Dari 100 responden yang mengisi kuesioner

setelah diberikan terpaan, siswa dari SMAN 88 merupakan siswa yang

paling banyak berpartisipasi pada penelitian ini sebanyak 30 orang

yang berpartisipasi dengan presentase sebanyak 30%.

Di urutan ke dua yaitu ada SMAN 98 yang siswanya berpartisipasi

pada penelitian ini, yaitu sebanyak 17 orang yang ikut dalam

penelitian ini dengan presentase sebanyak 17%. Lalu selanjutnya

sebanyak 16 orang dari SMAN 106 Jakarta dengan presentase

sebanyak 16% yang berpartisipasi pada penelitian ini. Diurutan ke

empat terdapat SMAS/K Malahayati dengan mendapatkan jumlah

responden sebanyak 15 orang dengan presentase 15% yang mau ikut

andil dalam penelitian ini. Selanjutnya SMAS/K Budhiwarman 2 dan


67

SMKN 22 Jakarta di mana peneliti mendapatkan jumlah responden

yang sama untuk berpartisipasi pada penelitian ini, yaitu sebanyak 5

orang dengan presentase sebanyak 5%.

Pada urutan ke 6 juga medapatkan presentase yang sama yang di

mana siswanya ikut berpartisipasi pada penelitian ini, yaitu dengan

frekuensi sebanyak 3 dan presentase sebanyak 3%, yaitu SMAN 39

Jakarta dan SMKS Ankes Tunas Harapan. Urutan ke 7 ada SMKS

Paskita Global yang di mana peneliti berhasil mendapatkan 2 orang

siswanya untuk berpartisipasi pada penelitian ini, dan yang terakhir

yaitu hanya masing-masing 1 orang yang berpartisipasi dalam

penelitian ini, yaitu SMAN 104 Jakarta, SMAS/K PB Soedirman,

SMKS Karya Dharma 2, dan SMKS Kimia Tunas Harapan.

Total keseluruhan sekolah yang terdapat di wilayah Kecamatan

Pasar Rebo, yaitu 24 sekolah. Namun, peneliti berhasil mendapatkan

siswa dari 13 sekolah yang berbeda, dengan 11 sekolah sisanya tidak

didapatkan oleh peneliti.

d. Domisili Sekolah

Tabel 4.4 Domisili Sekolah


No Domisili Sekolah Frekuensi Persentasi
1 Kelurahan Baru 23 23%
2 Kelurahan Kalisari 25 25%
3 Kelurahan Pekayon 25 25%
4 Kelurahan Gedong 6 6%
5 Kelurahan Cijantung 21 21%
Total 100 100%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti
68

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menyatakan bahwasannya dari total

100 siswa dari berbagai wilayah per kelurahan bahwasannya

kelurahan kalisari dan kelurahan pekayon menduduki posisi pertama

sebagai wilayah sekolah dengan siswa terbanyak yang berpartisipasi

pada penelitian ini, yaitu sebanyak 25 orang dengan presentase 25%.

Pada urutan ke dua, yaitu ada kelurahan baru sebanyak 23 siswa

dengan presentase sebanyak 23% yang siswanya ikut andil dalam

penelitian ini.

Di urutan ke tiga, yaitu kelurahan Cijantung sebanyak 23 orang

dengan presentase sebanyak 23% yang berpartisipasi pada penelitian

ini dari berbagai siswa yang bersekolah diwilayah kelurahan

Cijantung. Terakhir kelurahan Gedong yang di mana peneliti hanya

mendapatkan 6 (enam) siswa yang bersekolah di wilayah kelurahan

Gedong untuk ikut andil pada penelitian ini. Siswa yang bersekolah

pada wilayah kelurahan Gedong merupakan yang paling sedikit

siswanya untuk berpartisipasi pada penelitian ini, dikarenakan pada

wilayah tersebut di mana wilayah itu merupakan wilayah yang

menurut peneliti paling jauh dengan lokasi kejadian begal yang

dialami oleh anggota kepolisian Brimob.

2. Hasil Penelitian

a. Analisis Deskripstif Variabel X Terpaan Pemberitaan Begal

Variabel X, dalam penelitian ini, yaitu terpaan pemberitaan begal

yang bertindak sebagai variabel independent. Dalam variabel ini,


69

terdapat 3 (tiga) dimensi yang di mana masing-masing dimensi

memiliki beberapa pernyataan. Pernyataan-pernyataan yang

digunakan sesuai dengan ke empat dimensi yang digunakan oleh

peneliti.

1. Dimensi Frekuensi Penggunaan Media

Tabel 4.5 Dimensi Frekuensi Penggunaan Media


No. Pernyataan STS TS RR S SS Total
Saya hanya membuka 1 9 26 21 28 16 100
portal media online
X1. 26 21
sebagai sumber 9% 28% 16% 100%
informasi. % %
Saya membuka
beberapa portal media 1 7 8 45 39 100
X2.
online sebagai sumber
informasi. 1% 7% 8% 45% 39% 100%
Jika salah satu situs
yang saya baca kurang 1 4 6 40 49 100
X3. jelas, saya membuka
portal media online
1% 4% 6% 40% 49% 100%
yang lain.
Saya hanya melihat 1
7 29 18 32 14 100
channel youtube
X4.
mengenai pemberitaan 29 18
begal anggota brimob. 7% 32% 14% 100%
% %
Saya melihat
dibeberapa channel 2 9 7 47 35 100
youtube untuk
X5.
mendapatkan informasi
mengenai pemberitaan 2% 9% 7% 47% 35% 100%
begal anggota brimob.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Berdasarkan tabel 4.5 di atas yang berkaitan dengan frekuensi

penggunaan media, peneliti juga mempunyai 5 (lima) pernyataan yang

disebarkan kepada responden, di mana pada pernyataan X1, terdapat

16 responden (16%) yang menyatakan sangat setuju. Lalu terdapat


70

sebanyak 28 responden (28%) yang menyatakan setuju. Selanjutnya

responden yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 21 responden (21%),

yang menyatakan tidak setuju sebanyak 26 responden (26%) dan yang

terakhir sebanyak 9 responden (9%) yang menyatakan sangat tidak

setuju. Berdasarkan data tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan

dalam pernyataan X1 paling banyak menyatakan setuju walaupun

hanya berbeda 2 (dua) point saja pada pernyataan yang tidak setuju

sebanyak 28%. Dalam hal ini, masih terdapat banyak responden dalam

frekuensi penggunaan media online yang rendah.

Selanjutnya pada pernyataan X2 terdapat siswa yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 39 responden (39%), lalu sebanyak 45

responden (45%) yang menyatakan setuju. Terdapat pula yang

menjawab ragu-ragu sebanyak 8 responden (8%), diikuti yang

menyatakan tidak setuju sebanyak 7 responden (7%) dan yang terakhir

hanya sebanyak 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju.

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan setuju

paling banyak dinyatakan oleh responden sebanyak 49%. Dalam hal

ini, bahwasannya banyak responden yang ingin mengetahui lebih

dalam mengenai pemberitaan begal anggota Brimob tersebut.

Pada pernyataan X3, peneliti mendapatkan sebanyak 49 responden

(49%) yang menyatakan sangat setuju. Diikuti dengan 40 responden

(40%) yang menyatakan setuju, 6 responden (6%) yang menyatakan

ragu-ragu, 4 responden (4%) yang menyatakan tidak setuju dan


71

terkahir hanya terdapat 1 responden (1%) yang menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan,

responden yang menyatakan sangat setuju memiliki nilai presentasi

tertinggi dengan nilai 49%. Dalam hal ini, dapat dinyatakan responden

sangat antusias mengenai pemberitaan begal tersebut, sehingga jika

responden merasa kurang mengerti pada salah satu pemberitaan

mengenai begal anggota Brimob, mereka cenderung akan membuka

artikel lainnya.

Lalu terdapat pernyataan yang ada pada X4 yang di mana hanya

sebanyak 14 responden yang menyatakan sangat setuju, lalu terdapat

32 responden yang menyatakan setuju, terdapat 18 responden (18%)

yang menyatakan ragu-ragu, selanjutnya 29 responden yang

menyatakan tidak setuju dan terakhir sebanyak 7 responden yang

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data di atas maka dapat

disimpulkan bahwa persentase tertinggi pada pernyataan X4 terjadi

pada pernyataan setuju sebanyak 32%. Dengan begitu, dapat

dikatakan bahwasannya masih terdapat responden dalam frekuensi

menggunakan media sosial youtube rendah.

Terakhir pada pernyataan X5 yang terdapat responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 35 responden (35%), lalu

selanjutnya yang menyatakan setuju sebanyak 47 responden (47%), 7

responden (7%) yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju sebanyak 9

responden (9%), dan terakhir sebanyak 2 responden (2%) yang


72

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan data yang telah

dijabarkan di atas, dapat disimpulkan nilai presentasi tertinggi terdapat

pada setuju dengan nilai 47%. Dalam hal ini, dapat dikatakan

bahwasannya terdapat banyak responden yang antusias untuk

memperoleh informasi melalui media sosial youtube.

Berdasarkan data-data pada frekuensi penggunaan media,

pernyataan X3 dapat dikatakan sebagai pernyataan dengan nilai paling

tinggi dengan sangat setuju paling tinggi sebanyak 49%, dibandingkan

dengan nilai persentase pada pernyataan yang lain.

2. Dimensi Jenis Konten

Tabel 4.6 Dimensi Jenis Konten


No. Pernyataan STS TS RR S SS Total
Saya mendapatkan
informasi berita 1 3 7 40 49 100
X6. setelah membuka link
yang diberikan
peneliti. 1% 3% 7% 40% 49% 100%
Saya membuka
melalui link karena
1 3 3 46 47 100
mudah dan langsung
X7.
terhubung ke portal
media pemberitaan
1% 3% 3% 46% 47% 100%
begal anggota brimob.
Saya melihat
pemberitaan begal 1 2 9 45 43 100
X8. anggota brimob
melalui video yang
disebarkan. 1% 2% 9% 45% 43% 100%
Saya melihat
pemberitaan begal 1 4 6 44 45 100
X9. anggota brimob
karena mengandung
audio dan visual. 1% 4% 6% 44% 45% 100%
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022
73

Berdasarkan tabel 4.6 di atas mengenai dimensi jenis konten,

peneliti memiliki 4 (empat) pernyataan yang disebarkan kepada

responden. Dalam jenis konten yang digunakan, peneliti hanya

mendapatkan link-link berita dan juga video mengenai pemberitaan

begal anggota brimob. Pada pernyataan X6, terdapat sebanyak 49

responden (49%) yang menyatakan sangat setuju, lalu sebanyak 40

responden (40%) yang menyatakan setuju. Lalu terdapat 7 responden

(7%) yang menyatakan ragu-ragu, 3 responden (3%) yang menyatakan

tidak setuju, dan terakhir terdapat 1 responden (1%) yang menyatakan

sangat tidak setuju. Dengan begitu maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pernyataan X6 angka tertinggi terjadi pada pernyataan sangat

setuju dengan nilai persentase 49%. Maka dapat dikatakan bahwa

responden banyak yang menggunakan link untuk memperoleh

informasi mengenai pemberitaan begal anggota Brimob.

Selanjutnya terdapat pernyataan X7, yaitu sebanyak 47 responden

yang (47%) menyatakan sangat setuju dan 46 responden (46%) yang

menyatakan setuju. Lalu terdapat 3 responden (3%) yang menyatakan

ragu-ragu, 3 responden (3%) yang menyatakan tidak setuju dan hanya

1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan

X7 maka dapat disimpulkan, persentase tertinggi, yaitu dalam

pernyataan sangat setuju. Hal ini dapat dikatakan bahwasannya

keefektifan link, membuat responden menyukainya untuk memperoleh

suatu informasi mengenai pemberitaan begal anggota Brimob.


74

Pada pernyataan X8 terdapat siswa yang menyatakan sangat setuju

dengan sebanyak 43 responden (43%), dan 45 responden (45%) yang

menyatakan setuju. Terdapat pula responden yang menyatakan ragu-

ragu sebanyak 9 responden (9%), diikuti dengan 2 responden (2%)

yang menyatakan tidak setuju dan terakhir yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 1 siswa (1%). Dalam pernyataan X8 maka dapat

disimpulkan, persentase tertinggi terdapat pada pernyataan setuju

dengan persentase sebanyak 45%. Dalam hal ini maka dapat dikatakan

juga bahwa penggunaan video menjadi dalam memeroleh informasi

mengenai pemberitaan begal anggota Brimob banyak digunakan oleh

responden.

Pernyataan terakhir pada X9 menyatakan sebanyak 45 responden

(45%) yang menyatakan sangat setuju dengan diikuti responden yang

menyatakan setuju sebanyak 44 responden (44%). Selanjutnya

terdapat responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 4

responden (4%) dan terakhir sebanyak 1 responden (1%) yang

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan data tersebut maka dapat

disimpulkan dalam pernyataan X9 persentase tertinggi terjadi pada

pernyataan sangat setuju. Dengan begitu juga maka dapat dikatakan,

kelebihan yang dimiliki oleh video membuat responden banyak yang

menggunakan video sebagai sumber berita.

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan dalam dimensi jenis

konten, responden cenderung lebih menyukai link-link yang


75

disebarkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi mengenai

pemberitaan begal anggota brimob. Hal itu dilihat dari nilai paling

tinggi dalam pernyataan sangat setuju yang ada pada pernyataan X6

dengan memperoleh persentase sebanyak 49%

3. Dimensi Konten Berita

Tabel 4.7 Dimensi Konten Berita


No. Peryataan STS TS RR S SS Total
Adanya isi berita
mengenai lokasi 1 2 4 47 46 100
X10. kejadian pada berita
yang saya baca atau 1% 2% 4% 47% 46% 100%
lihat.
Adanya isi berita 1 0 11 53 35 100
mengenai pukul
berapa terjadinya
X11.
insiden tersebut pada 11
1% 0% 53% 35% 100%
berita yang saya baca %
dan lihat.
Adanya isi berita
2 1 7 56 34 100
mengenai hari apa
X12. kejadian tersebut pada
berita yang saya baca 2% 1% 7% 56% 34% 100%
dan lihat.
Adanya isi berita
mengenai siapa 1 0 12 46 41 100
korban dalam insiden
X13.
tersebut pada berita 12
yang saya baca dan 1% 0% 46% 41% 100%
%
lihat.
Adanya isi berita 1 5 10 40 44 100
mengenai akibat yang
ditimbulkan pada
X14. 10
korban pada berita 1% 5% 40% 44% 100%
yang saya baca dan %
lihat.
Terdapat informasi
2 7 19 42 30 100
mengenai usia pelaku
X15.
pada berita yang saya
19
baca dan lihat. 2% 7% 42% 30% 100%
%
76

Terdapat informasi 2 1 9 46 42 100


mengenai jumlah
X16. pelaku pada berita
yang saya baca dan 2% 1% 9% 46% 42% 100%
lihat.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Pada tabel 4.7 mengenai dimensi isi konten, yang di mana peneliti

memiliki 7 (tujuh) pernyataan yang disebarkan kepada responden.

Pada pernyataan X10 di atas menyatakan sebanyak 46 responden

(46%) yang menyatakan sangat setuju, beda 1 siswa dari responden

yang menyatakan setuju, yaitu sebanyak 47 responden (47%).

Sedangkan sisanya masing-masing yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 4%, 2 responden (2%) yang menyatakan tidak setuju dan

hanya 1 responden (1%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Dengan

data tersebut maka dapat disimpulkan , responden cenderung banyak

yang menyatakan setuju dalam pernyataan X10. Dalam hal ini, maka

dapat dikatakan bahwa banyak responden menemukan informasi

mengenai lokasi kejadian pada sumber berita yang mereka dapatkan.

Pada pernyataan X11 cenderung responden menyetujui pernyataan

tersebut yang dilihat dari responden yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 35 responden (35%) dan yang menyatakan setuju sebanyak

53 responden (53%). Sisanya masing-masing ada pada responden

yang menyatakan ragu-ragu dan sangat tidak setuju dengan perolehan

masing-masing 11 responden (11%) ragu-ragu dan 1 responden (1%)

yang sangat tidak setuju. Berdasarkan data tersebut, maka dapat

disimpulkan, persentase tertinggi di mana responden menyatakan


77

setuju pada pernyataan X11. Dengan begitu, dapat dikatakan juga

bahwa kebanyakan responden mendapatkan informasi mengenai jam

berapa terjadinya insiden tersebut dari sumber berita yang mereka

dapatkan.

Pada pernyataan X12 terdapat responden yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 34 responden (34%), 56 responden (56%) yang

menyatakan setuju, sebanyak 7 responden (7%) yang menyatakan

ragu-ragu dan sisanya ketidaksetujuan responden mengenai

pernyataan tersebut, yaitu 1 responden (1%) yang menyatakan tidak

setuju, 2 responden (dua) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan, responden

cenderung banyak yang menyatakan setuju dengan jumlah persentase

sebanyak 56%. Dengan begitu, dari sumber berita yang mereka baca

mengenai pemberitaan begal anggota Brimob, kebanyakan responden

memperoleh informasi mengenai hari kejadian insiden tersebut.

Selanjutnya pada pernyataan X13 sebagian besar responden

menyatakan mengenai kesetujuan dengan responden yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 41 responden (41%) dan sebanyak 46

responden (46%) yang menyatakan setuju. Sedangkan 12 responden

(12%) yang menyatakan ragu-ragu dan 1 (1%) responden yang

menyatakan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan X13, dapat

disimpulkan cenderung responden memilih setuju dengan jumlah

persentase tertinggi, yaitu sebanyak 46%, sehingga hal ini dapat


78

dikatakan bahwasannya dari sumber berita yang mereka baca, mereka

mendapatkan informasi mengenai korban dalam insiden tersebut.

Pernyataan X14 menyatakan bahwasannya sebanyak 44 responden

(44%) yang menyatakan sangat setuju, 40 responden (40%) yang

menyatakan setuju, 10 responden (10%) yang menyatakan ragu-ragu,

5 responden (5%) yang menyatakan tidak setuju dan terakhir 1

responden (1%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan

data-data tersebut, maka dapat disimpulkan dalam pernyataan X14

responden kebanyakan memilih sangat setuju dengan jumlah

persentase 44%. Dengan begitu, maka dapat dikatakan akibat dari

insiden pembegalan tersebut banyak ditemukan oleh responden dalam

isi berita yang mereka peroleh dari sumber pemberitaan.

Lalu terdapat pernyataan X15 yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 30 responden (30%). Terdapat pula sebanyak 42 responden

(42%) yang menyatakan setuju. Selanjutnya diikuti 19 responden

(19%) yang menyatakan ragu-ragu, 7 responden (7%) menyatakan

tidak setuju dan terakhir 2 responden (2%) yang menyatakan sangat

tidak setuju. Dalam pernyataan X15 dapat disimpulkan, persentase

tertinggi terdapat pada responden yang menyatakan setuju dengan

nilai persentase 42%. Dalam hal ini maka kebanyakan responden

mendapatkan informasi mengenai usia pelaku dari sumber berita yang

mereka dapatkan.
79

Terakhir ada X16 yang di mana responden cenderung menyetujui

pernyataan ini. Dapat dilihat responden yang sangat setuju sebanyak

42 responden (42%), 46 responden (46%) menyatakan setuju, sisanya

terdapat 9 responden (9%) yang menyatakan ragu-ragu, 7 responden

(7%) yang menyatakan tidak setuju, dan 2 responden (2%) yang

menyatakan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan terakhir ini maka

dapat disimpulkan jumlah persentase tertinggi terdapat pada

responden yang menyatakan setuju dengan persentase sebanyak 46%.

Dengan begitu usia mengenai pelaku pembegalan tersebut juga di

mana responden mendapatkan informasi tersebut dari sumber berita

yang mereka dapatkan.

Dalam dimensi konten berita, jika dilihat dari angka persentase

sangat setuju tertinggi, itu didapatkan dalam pernyataan X10 sebanyak

46%. Hal ini dikarenakan, memang lokasi mengenai insiden kejadian

menjadi suatu hal yang wajib diinformasikan kepada khalayak, agar

khalayak mengetahui daerah rawan begal.

b. Analisis Deskriptif Variabel Y Tingkat Kecemasan

Dalam penelitian ini, variabel Y yang digunakan, yaitu tingkat

kecemasan. Dalam variabel ini sendiri, peneliti menggunakan 3 (tiga)

dimensi untuk mengukur tingkat kecemasan, yang di mana masing-

masing dimensi tersebut, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dan

dimensi behavioral. Masing-masing dimensi memiliki pernyataan

dengan jumlah yang berbeda-beda.


80

1. Dimensi Kognitif

Tabel 4.8 Dimensi Kognitif


No. Peryataan STS TS RR S SS Total
Setelah membaca
pemberitaan begal 1 1 1 37 60 100
anggota brimob, saya
Y1.
jadi mengetahui
informasi seputar 1% 1% 1% 37% 60% 100%
insiden tersebut.
Saya mengetahui
siapa korban 3 1 17 31 48 100
Y2. pembegalan setelah
membaca pemberitaan 3% 1% 17% 31% 48% 100%
tersebut.
Saya mengetahui
siapa pelaku 3 4 18 41 34 100
Y3. pembegalan setelah
membaca berita 3% 4% 18% 41% 34% 100%
tersebut.
Saya mengetahui
akibat yang 1 1 5 49 44 100
ditimbulkan pada
Y4.
korban setelah
membaca berita 1% 1% 5% 49% 44% 100%
tersebut.
Saya jadi mengetahui
daerah rawan begal 2 2 8 48 40 100
Y5.
setelah membaca
berita tersebut. 2% 2% 8% 48% 40% 100%
Saya jadi mengetahui
kapan waktu pelaku 2 0 13 51 34 100
Y6. begal beraksi setelah
membaca berita 2% 0% 13% 51% 34% 100%
tersebut.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Berdasar tabel 4.8 di atas, yaitu mengenai dimensi kognitif, peneliti

sendiri memiliki 6 (enam) pernyataan yang disebarkan kepada

responden. Dalam dimensi ini, peneliti mendapatkan sebuah hasil

pada pernyataan Y1 yang cenderung lebih kearah sangat setuju. Hal

tersebut dapat dilihat dari bahwasannya pada pernyataan ini,


81

responden yang menjawab sangat setuju dan setuju berjumlah 97

responden (97%) yang masing-masing menyatakan sangat setuju

sebesar 60 responden (60%) dan 37 responden (37%) menjawab

setuju. Lalu sisanya masing-masing hanya mendapatkan 1 siswa (1%)

yang menyatakan ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak sertuju.

Dengan data tersebut maka dapat disimpulkan, responden paling

banyak menyatakan sangat setuju dalam pernyataan Y1. Dengan

begitu, maka dapat dikatakan hasil terpaan pemberitaan begal anggota

Brimob, membuat responden secara umum mengetahui seputar

informasi pembegalan tersebut.

Selanjutnya pernyataan Y2 terdapat sebuah hasil di mana

responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 48 responden

(48%) dan responden yang menyatakan setuju sebanyak 37 siswa

(37%). Sisanya terdapat di responden yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 17 responden (17%), 1 responden (1%) yang menyatakan

tidak setuju dan terakhir 3 responden (3%) yang menyatakan sangat

tidak setuju. Dalam pernyataan Y2 maka dapat disimpulkan bahwa

dalam pernyataan ini, banyak responden yang menyatakan sangat

setuju dengan jumlah persentase sebanyak 48%. Dengan begitu,

setelah hasil paparan berita begal anggota Brimob, membuat

kebanyakan responden mengetahui mengenai korban dalam insiden

pembegalan tersebut.
82

Pada pernyataan Y3 peneliti mendapatkan responden yang

menjawab sangat setuju sebanyak 34 responden (34%), lalu yang

menjawab setuju sebanyak 41 responden (41%). Selanjutnya

responden yang menjawab ragu-ragu sebanyak 18 responden (18%), 4

responden (4%) yang menyatakan tidak setuju dan 3 responden (3%)

yang menyatakan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan Y3 dapat

disimpulkan paling banyak responden menyatakan setuju dengan nilai

persentase sebanyak 41%. Dengan hasil itu, maka dapat dikatakan

bahwa terpaan pemberitaan begal anggota brimob, membuat

kebanyakan responden menjadi tahu mengenai pelaku.

Terdapat pernyataan Y4 yang cenderung responden juga

menyatakan kesetujuannya dengan pernyataan tersebut, dengan dilihat

masing-masing yang menyatakan sangat setuju sebanyak 44

responden (44%) dan setuju sebanyak 49 responden (49%). Sisanya

masing-masing responden yang menyatakan ragu-ragu hanya sebesar

5 responden (5%) dan sebesar masing-masing 1 responden (1%) yang

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan

Y4 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pernyataan ini, banyak

responden yang menyatakan setuju dengan jumlah persentase

sebanyak 48%. Dengan begitu, setelah hasil paparan berita begal

anggota Brimob, membuat kebanyakan responden mengetahui

mengenai akibat yang ditimbulkan dalam insiden pembegalan

tersebut.
83

Selanjutnya dapat dilihat pada pernyataan Y5 dengan responden

yang menyatakan sangat setuju sebesar 40 responden (40%) dan yang

setuju sebanyak 48 responden (48%). Hanya sebesar 8 responden

(8%) yang menyatakan ragu-ragu, dan sisanya yang menjawab

ketidaksetujuan sebesar 4 responden (4%) yang masing-masing 2

responden menyatakan tidak setuju dan 2 responden yang menyatakan

sangat tidak setuju. Dalam pernyataan Y5 maka dapat disimpulkan

jumlah tertinggi terdapat pada responden yang menyatakan setuju

dengan sebanyak 48%. Dengan begitu maka dapat dikatakan

kebanyakan responden jadi mengetahui mengenai lokasi kejadian.

Terakhir pada pernyataan Y6 menjadi pernyataan terakhir di mana

responden yang menyatakan sangat setuju menjawab 34 responden

(34%), lalu responden yang menyatakan setuju sebanyak 51

responden (51%), 13 responden (13%) yang menyatakan ragu-ragu

dan sisanya terdapat pada sangat tidak setuju hanya 2 responden (2%).

Dengan data-data di atas kecenderungan banyak responden yang

menyatakan setuju, sehingga hal ini membuktikan bahwa hasil dari

terpaan pemberitaan begal, membuat responden mengetahui waktu

biasanya para pelaku begal beraksi.

Berdasarkan data-data yang telah dijabarkan di atas,

kecenderungan di semua pernyataan siswa menyatakan kesetujuannya

mengenai efek kognitif setelah dipapar suatu pemberitaan begal

anggota brimob. Namun jika dilihat dari jumlah persentase terbanyak,


84

terjadi pada pernyataan Y1 yang menyatakan banyaknya responden

yang menyatakan sangat setuju bahwasannya mereka cenderung jadi

mengetahui informasi mengenai pemberitaan begal anggota Brimob.

2. Dimensi Afektif

Tabel 4.9 Dimensi Afektif


No. Pernyataan STS TS RR S SS Total
Saya menjadi
khawatir mengenai 2 4 10 40 44 100
keselamatan diri saya
Y7.
setelah membaca
berita pembegalan 2% 4% 10% 40% 44% 100%
tersebut.
Saya menjadi
khawatir mengenai 2 1 7 40 50 100
keselamatan anggota
Y8.
keluarga saya setelah
membaca berita 2% 1% 7% 40% 50% 100%
pembegalan tersebut.
Setelah membaca
berita pembegalan 1 5 11 39 44 100
tersebut, saya menjadi
Y9.
takut bahwa insiden
begal bisa menimpa 1% 5% 11% 39% 44% 100%
pada diri saya sendiri.
Setelah membaca
berita pembegalan
tersebut, saya menjadi 1 3 4 48 44 100
Y10. takut bahwa insiden
begal bisa menimpa
pada anggota keluarga 1% 3% 4% 48% 44% 100%
saya.
Setelah membaca
berita pembegalan 15 30 23 18 14 100
Y11. tersebut, saya menjadi
panik, sehingga badan 15% 30 23% 18% 14% 100%
saya merasa bergetar. %
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Pada dimensi afektif sendiri yang dijabarkan pada tabel 4.9

terdapat 5 (lima) pernyataan yang disebarkan kepada responden.


85

Dalam pernyataan Y7 terdapat responden yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 44 responden (44%), diikuti dengan siswa yang

menyatakan setuju sebanyak 40 responden (40%) dengan sisanya

sebanyak 10 responden (10%) yang menyatakan ragu-ragu. Dengan

ketidak setujuan siswa sebanyak 6 responden (6%) yang masing-

masing 4 responden (4%) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak

setuju sebesar 2 responden (2%). Dengan data tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa, responden kabanyakan menyatakan sangat setuju.

Dengan begitu maka dapat dikatakan hasil terpaan berita begal

anggota Brimob, kebanyakan responden yang menjadi khawatir

mengenai keselamatan dirinya sendiri.

Selanjutnya dapat dilihat pula dalam pernyataan Y8 yang di mana

responden yang menyatakan sangat setuju menyentuh angka 50%

dengan sebanyak 50 responden yang menyatakan sangat setuju. Lalu

40 responden (40%) menyatakan setuju, yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 10 responden (10%) dan sisanya tidak setuju hanya 1

responden (1%) dan 2 responden (2%) yang menyatakan sangat tidak

setuju. Dari data-data yang didapatkan maka dapat disimpulkan

kecenderungan responden menyatakan sangat setuju terhadap

pernyataan Y8, sehingga hal ini dapat diasumsikan bahwa kebanyakan

responden menjadi khawatir mengenai orang-orang disekitarnya

seperti keluarga.
86

Terdapat pula pada pernyataan Y9 dengan responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 44 responden (44%), dengan

responden yang menyatakan setuju sebanyak 39 responden (39%)

dengan diikuti 11 responden (11%) yang menyatakan ragu-ragu, lalu

ketidak setujuan yang masing-masing menyatakan tidak setuju

sebanyak 5 responden (5%) dan 1 responden (1%) menyatakan sangat

tidak setuju. Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan dalam

pernyataan Y9, kebanyakan responden menyatakan sangat setuju.

Dengan begitu, dapat dikatakan pula, perasaan yang lebih mencekam,

yaitu rasa takut di mana kebanyakan responden menjadi takut bahwa

dirinya sendiri bisa menjadi korban begal.

Dalam pernyataan Y10 terdapat responden yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 44 responden (44%) dan setuju sebanyak 48

responden (48%). Hanya terdapat siswa yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 4 responden (4%). Tidak kesetujuan total mendapatkan 4

responden (4%). Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan

dalam pernyataan Y10, kebanyakan responden menyatakan sangat

setuju. Dengan begitu, perasaan yang lebih mencekam timbul pada

diri responden, yaitu perasaan takut, di mana kebanyakan responden

juga takut bahwa orang-orang terdekat seperti keluarganya bisa

menjadi korban begal.

Terakhir, pada pernyatan Y11 mendapatkan sebuah hasil 14

responden yang menyatakan sangat setuju (14%), lalu 18 responden


87

(18%) yang menyatakan setuju, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak

23 responden (23%) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 30

responden (30%), terakhir 15 responden yang menyatakan sangat

tidak setuju sebanyak 15 responden (15%). Berdasarkan data di atas

maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa tidak merasa

perubahaan pada kondisi fisiknya. Hal ini dilihat dari kecenderungan

banyaknya responden yang menyatakan tidak setuju dalam pernyataan

Y11. Dengan begitu maka dapat dikatakan, kebanyakan responden

setelah diterpa pemberitaan begal anggota Brimob, tidak

memengaruhi kondisi fisiknya.

Berdasarkan data-data yang dijabarkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwasannya responden cenderung lebih perhatian

mengenai keselamatan keluarganya dibandingkan dengan dirinya

sendiri. Perasaan khawatir dan takut lebih cenderung memikirkan

keselamatan keluarganya. Hal ini, dilihat dari jumlah persentase

sangat setuju tertinggi yang ada pada pernyataan Y8.

3. Dimensi Behavioral

Tabel 4.10 Dimensi Behavioral


No. Peryataan STS TS RR S SS Total
Setelah membaca
berita pembegalan 5 2 16 39 38 100
Y12. tersebut, saya akan
berusaha pulang lebih 5% 2% 16% 39% 38% 100%
awal.
Setelah membaca
berita pembegalan 1 1 7 33 58 100
Y13. tersebut, saya akan
menghindari daerah
yang menurut saya 1 1 7 33 58 100
88

rawan begal.
Setelah membaca
berita pembegalan 1 1 6 41 51 100
Y14. tersebut, saya akan
menghindari jalan 1% 1% 6% 41% 51% 100%
yang sepi.
Setelah membaca
berita pembegalan
tersebut, saya lebih 2 2 13 44 39 100
baik pulang dengan
jalur memutar
Y15.
walaupun lebih jauh
dari pada harus
melewati jalur biasa 2% 2% 13% 44% 39% 100%
yang menurut saya
rawan begal.
Setelah membaca
pemberitaan begal 2 5 7 36 50 100
tersebut, saya lebih
Y16.
baik pulang bareng
bersama dengan 2% 5% 7% 36% 50% 100%
teman saya.
Setelah membaca
pemberitaan begal 5 7 16 28 44 100
tersebut, saya
Y17. berusaha minta jemput
orang tua atau kakak
asalkan tidak 5% 7% 16% 28% 44% 100%
sendirian.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti 2022

Pada dimensi behavioral sendiri yang dijabarkan pada tabel 4.10

terdapat 6 (enam) pernyataan yang disebarkan kepada responden.

Dalam pernyataan Y12 terdapat siswa yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 38 responden (38%), diikuti dengan siswa yang menyatakan

setuju sebanyak 39 responden (39%) dengan sisanya sebanyak 16

responden (16%) yang menyatakan ragu-ragu. Dengan ketidak

setujuan responden sebanyak 7 responden (7%) yang masing-masing 2

responden (2%) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju


89

sebesar 5 responden (5%). Dengan data tersebut maka dapat

disimpulkan banyaknya responden yang menyatakan setuju dalam

pernyataan Y12, sehingga hal tersebut dapat dikatakan kecenderungan

banyaknya responden setelah diterpa pemberitaan begal anggota

Brimob, akan pulang lebih awal.

Selanjutnya dapat dilihat pula dalam pernyataan Y13 yang di mana

siswa yang menyatakan sangat setuju menyentuh angka 58% dengan

sebanyak 58 responden yang menyatakan sangat setuju. Lalu 33

responden (33%) menyatakan setuju, yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 7 responden (7%) dan sisanya menyatakan ketidak

setujuannya yang masing-masing hanya 1 responden (1%) yang

menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Dalam pernyataan

Y13 dapat disimpulkan kebanyakan responden menyatakan sangat

setuju. Dengan begitu, kebanyakan responden merasa terdapat daerah-

daerah tertentu yang menurut responden daerah rawan begal yang

harus dihindari.

Terdapat pula pada pernyataan Y14 dengan siswa yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 51 responden (51%), dengan

siswa yang menyatakan setuju sebanyak 41 responden (41%) dengan

diikuti 6 responden (6%) yang menyatakan ragu-ragu, lalu sisanya

menyatakan ketidak setujuannya yang masing-masing hanya 1

responden (1%) yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju.

Dalam pernyataan Y14 juga dapat disimpulkan kebanyakan responden


90

yang menyatakan sangat setuju, sehingga hal ini juga dikatakan bahwa

daerah yang sepi dapat dijadikan sebagai lokasi para pelaku begal

akan beraksi sehingga hal ini harus dihindari.

Dalam pernyataan Y15 terdapat siswa yang menyatakan sangat

setuju sebanyak 39 responden (39%) dan setuju sebanyak 44

responden (44%). Terdapat responden yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 13 responden (13%). Tidak kesetujuan total mendapatkan 4

responden (4%). Dengan data yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan jumlah persentase tertinggi terdapat pada responden yang

menyatakan setuju. Hal ini diasumsikan kecenderungan banyaknya

responden lebih baik mereka mencari jalan lain untuk pulang ke

rumah dari pada melewati jalan biasa yang diwaktu-waktu tertentu

bisa saja menjadi rawan akan begal.

Selanjutnya, pada pernyatan Y16 mendapatkan sebuah hasil 50

responden yang menyatakan sangat setuju (50%), lalu 36 responden

(36%) yang menyatakan setuju, yang menyatakan ragu-ragu sebanyak

7 responden (7%) dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 5

responden (5%), terakhir yang menyatakan sangat tidak setuju

sebanyak 2 responden (2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan

bahwa responden kebanyakan menyatakan sangat setuju. Hal ini dapat

diinterpretasikan, responden tidak akan berpulang sendirian diwaktu-

waktu tertentu, sehingga dengan begitu responden merasa lebih aman.


91

Terakhir pada pernyataan Y17 terdapat responden yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 44 responden (44%) dan 28

responden (28%) yang menyatakan setuju. Sebanyak 16 responden

(16%) yang menyatakan ragu-ragu, 7 responden (7%) tidak setuju dan

5 responden (5%) menyatakan sangat tidak setuju. Dalam pernyataan

ini, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa kebanyakan responden

menyatakan sangat setuju. Hal ini juga dapat dikatakan bahwasannya

kebanyakan responden untuk mencegah agar tidak menjadi korban

begal, responden lebih baik tidak pulang dengan sendirian, mereka

cenderung kebanyakan akan berusaha minta bantuan keluarganya

untuk dijemput.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulannya, bahwa siswa cenderung lebih memerhatikan kondisi

jalan yang akan mereka lalui. Dengan dibuktikan pada data di atas dari

pernyataan Y13 sebanyak 58% yang menyatakan sangat setuju bahwa

responden akan menghindari kondisi jalan tertentu demi keselamatan

dirinya sendiri.

c. Analisis Regresi

1. Tabel Variabel Penelitian

Pada uji variabel penelitian, tabel ini untuk menjelaskan variabel

yang dimasukkan ke dalam spss 26 yang nantinya diproses lebih lanjut

untuk mengetahui hasilnya. Dalam hal ini, ingin mengetahui mengenai

mana yang menjadi variabel bebas dan variabel terikat.


92

Tabel 4.11 Proses Variabel

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 TotalX . Enter
a. Dependent Variable: totally
b. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2022
Jika dilihat pada tabel 4.11 di atas, di mana peneliti memiliki 2

(dua) variabel yang di masukkan ke dalam spss untuk diproses. Dalam

variabel tersebut terlihat bahwasannya terdapat variabel X atau variabel

independent yang di mana dalam penelitian ini variabel X yang

digunakan, yaitu mengenai terpaan pemberitaan begal. Selain itu terdapat

juga variabel Y atau varaiabel dependen dalam penelitian ini, yaitu

tingkat kecemasan.

2. Uji Determinasi

Dalam uji determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

artian, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pada ke dua

variabel yang ada pada penelitian ini, yaitu antara variabel terpaan

pemberitaan begal (x) terhadap variabel tingkat kecemasan (y).

Tabel 4.12 Hasil Uji Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .768 .590 .585 6.570
a. Predictors: (Constant), TotalX

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2022


93

Berdasarkan tabel yang tertera di atas, di dapatkan nilai R Square

sebesar 0,590, dengan data tersebut menjelaskan bahwasannya besarnya

pengaruh antara variabel terpaan pemberitaan begal (x) terhadap variabel

tingkat kecemasan (y), yaitu sebesar 59%, lalu sisanya sebesar 41%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

3. Uji F

Pada Uji F di penelitian ini, digunakan untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh simultan yang disebabkan oleh variabel independen (x)

terhadap variabel dependen (y). Dalam penelitian ini,variabel yang

bertindak sebagai variabel independen (x), yaitu terpaan pemberitaan

begal, sedangkan yang bertindak sebagai variabel dependen (y), yaitu

tingkat kecemasan. Penelitian ini menggunakan nilai signifikansi sebesar

0,05. Dengan begitu maka dapat diasumsikan sebagai berikut.

a. Jika nilai Sig < 0,05 maka terdapat pengaruh antara ke dua variabel

tersebut.

b. Jika nilai Sig > 0,05 maka tidak adanya pengaruh antara ke dua

variabel tersebut.

Tabel 4.13 Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 6076.340 1 6076.340 140.783 .000
Residual 4229.770 98 43.161
Total 10306.110 99
a. Dependent Variable: totally
b. Predictors: (Constant), TotalX
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2022
94

Berdasarkan data ANOVA yang tertera di atas, maka dapat dilihat

nilai Sig yang di dapatkan, yaitu sebesar 0,000. Dengan begitu maka dapat

dilihat bahwasannya 0,000 < 0,05, maka hasil yang di dapatkan

berdasarkan data tersebut, yaitu variabel terpaan pemberitaan begal secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat kecemasan.

4. Uji T

Uji hipotesis yang pertama digunakan pada penelitian ini, yaitu uji

T. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

pengaruh yang disebabkan oleh variabel independen (x) terhadap

variabel dependen (y). Dalam penelitian ini, menggunakan adanya 2

(dua) variabel yang di mana variebel independen (x), yaitu terpaan

pemberitaan begal dan variabel dependen (y), yaitu tingkat kecemasan.

Dalam melihat uji T ini, dasar pengambilan keputusannya, yaitu:

a. Jika T hitung lebih besar dari pada T tabel, maka dapat dinyatakan

adanya pengaruh antara kedua variabel.

b. Jika T hitung lebih kecil dari pada T tabel, maka dapat dinyatakan

tidak adanya pengaruh antara kedua variabel.

Tabel 4.14 Hasil Uji T

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.558 4.774 3.049 .003
TotalX .857 .072 .768 11.865 .000
a. Dependent Variable: totally

Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2022


95

Dengan melihat hasil yang ada pada tabel di atas, maka dapat

dilihat besaran uji T yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu sebesar

11.865. Dengan jumlah responden yang peneliti gunakan pada penelitian

ini sebanyak 100 orang siswa, maka didapatkan nilai T tabel, yaitu

sebesar 1,984 (df = n-2). Dengan melihat data-data yang ada, maka

mendapatkan hasil, yaitu nilai T hitung > T tabel dengan dilihat dari

11.865 > 1,984. Dapat disimpulkan dalam uji T ini di mana adanya

pengaruh antara kedua variabel pada penelitian ini.

Selain itu, dalam hasil uji T tersebut juga dapat dilihat koefisien

regresinya. Dalam hasil koefisien regresi, penggunaanya untuk

menjelaskan persamaan regresi dengan mengetahui angka konstanta dan

uji hipotesis yang dilakukan. Dalam melihat persamaan koefisien regresi,

dapat dilihat dengan bentuk persamaan sebagai berikut.

Y = a + bX

Y = 14.558 + 0,857X

Dari persamaan berikut dapat diketahui angka konstanta, yaitu

sebesar 14.558 yang memiliki arti bahwasannya, nilai konsisten variabel

tingkat kecemasan, yaitu sebesar 14.558. Lalu dapat dilihat nilai koefisien

pada regeresi X memiliki nilai sebesar 0,857 yang menyatakan bahwa jika

penambahan sebesar 1% pada nilai terpaan pemberitaan begal, maka nilai

tingkat kecemasan akan bertambah sebesar 0,857. Dari persamaan

koefisien regresi tersebut menyatakan nilainya positif, dalam artian arah

pengaruh antar ke dua variabel tersebut, yaitu terpaan pemberitaan begal


96

terhadap tingkat kecemasan dengan mengambil studi kasus berita begal

anggota brimob mengarah ke positif.

C. Pembahasan

Melihat pada realita sosial yang ada di zaman sekarang ini, di mana

kasus mengenai pembegalan ini memang sudah sering terjadi di mana saja.

Bahkan jika seseorang ingin mencari sebuah informasi mengenai

pembegalan, kemungkinan besar setiap harinya orang tersebut akan

menemukan berita mengenai pembegalan tersebut. Terlebih lagi di kota-kota

besar pelaku pembegalan kerap sering terjadi. Dikutip dari data yang

didapatkan peneliti pada salah satu situs, bahwasannya kasus ini menduduki

posisi nomor 4 (empat) sebagai kasus yang sering terjadi di DKI Jakarta

(Dihni, 2021). Pelaku begal ini umumnya mengincar korban pada waktu

malam hari, yang di mana notabenenya jalanan sudah sepi pengendara.

Pelaku begal saat ini dapat dikatakan tidak pandang bulu, bahkan

seperti pada studi kasus pada penelitian ini, di mana seorang anggota brimob

saja bisa mengalami nasib seperti hal tersebut. Tentunya kasus mengenai

pembegalan ini, wajib disebarluaskan kepada masyarakat, guna masyarakat

dapat mencegah terjadinya pembegalan yang bisa saja dialaminya pada diri

mereka sendiri. Paparan yang dihasilkan oleh suatu media jenis apapun,

tentunya bisa saja memberikan suatu efek pada diri komunikannya. Terlebih

lagi, pemberitaan yang disampaikan merupakan pemberitaan mengenai tindak

kriminal yang kerap terjadi di masyarakat.


97

Seperti pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kartika dan

Sarri (2018) menyatakan bahwa terdapat pengaruh sebesar 29.9% penonton

yang mengalami kecemasan akibat di terpa oleh pemberitaan mengenai tindak

kriminal. Dalam penelitian ini, peneliti melakukannya dengan cara di mana

responden yang telah di masukkan ke dalan grup whatsApp diberikan terpaan

secara langsung oleh peneliti mengenai pemberitaan begal yang dialami oleh

anggota Brimob. Responden tersebut, yaitu merupakan anak SMA/SMK

sederajat yang ingin berpartisipasi dalam penelitian ini. Dengan diberikannya

terpaan pemberitaan tersebut secara langsung, lebih memudahkan peneliti

untuk mengetahui apakah responden mengalami kecemasan setelah dipapar

oleh suatu pemberitaan begal anggota brimob. Hal tersebut sesuai dengan

tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan warga kecamatan

Pasar Rebo dan sekitarnya dengan mengambil kasus pemberitaan begal

mengenai anggota brimob Kelapa Dua Depok.

Dengan diberikan terpaan secara langsung seperti pada penelitian ini,

hal tersebut juga untuk menguji teori yang digunakan oleh peneliti sendiri,

yaitu teori Stimulus Respon. Dalam teori Stimulus Respon sendiri

beranggapan bahwasannya efek merupakan suatu reaksi yang dihasilkan oleh

stimulus tertentu (Djamal & Fachrudin, 2011, p.69). Dengan diberikannya

Stimulus secara langsung mengenai pemberitaan begal anggota brimob,

peneliti ingin melihat apakah responden memiliki efek setelah dipapar oleh

pemberitaan tersebut. Siswa SMA/SMK yang bertindak sebagai penerima


98

pesan membuktikan bahwa dalam penelitian ini sejalan dengan elemen-

elemen yang ada pada teori Stimulus Respon itu sendiri. Elemen-elemen yang

ada pada teori Stimulus Respon itu sendiri, yaitu stimulus yang merupakan

pesan yang disampaikan, penerima yang merupakan khalayak, dan efek yang

merupakan respon (Djamal & Fachrudin, 2011, p69). Jika dilihat dalam teori

Stimulus Respon sendiri, Stimulus yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

merupakan terpaan yang diberikan oleh peneliti sendiri mengenai

pemberitaan begal anggota Brimob. Respon yang merupakan suatu efek yang

timbul akibat suatu pesan yang disampaikan melalui suatu media, dalam

penelitian ini efeknya, yaitu merupakan kecemasan yang dialami oleh

responden setelah menerima terpaan mengenai pemberitaan begal anggota

Brimob.

Dari data-data responden anak SMA/SMK sederajat yang didapatkan

peneliti untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, jenis kelamin perempuan

lebih banyak mengisi kuesioner dibandingkan laki-laki. Usia yang menjadi

mayoritas dalam partisipasi penelitian ini, yaitu usia 15 -17 tahun. Sekolah

yang paling banyak siswanya berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu

sekolah SMAN 88 Jakarta dan domisili sekolah paling banyak, yaitu

kelurahan Kalisari dan Pekayon. Penelitian ini memiliki perbedaam khusus di

dalamnya, yang di mana dalam penelitian ini, fokus penelitiannya mengacu

pada satu kasus pemberitaan tertentu, yaitu berita mengenai pembegalan

anggota brimob. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan

pendekatan kuantitatif eksplanatif.


99

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, setelah

dipaparkan oleh suatu pemberitaan mengenai begal anggota brimob, peneliti

mendapatkan sebuah hasil bahwasannya antara ke dua variabel yang

digunakan oleh peneliti, yaitu variabel X terpaan pemberitaan begal memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y, yaitu tingkat kecemasan. Hal

tersebut dapat dilihat dari uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti, yaitu uji

T dan juga uji F. Uji T yang dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa T

hitung memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan T tabel dan berdasarkan

uji F menyatakan nilai signifikansi memiliki nilai yang lebih rendah

dibandingkan 0,05, dalam artian 0,000 < 0,05. Dengan hasil ini, memiliki

pandangan bahwa responden merasa suatu pesan yang ada pada media dapat

terjadi di kehidupan nyata. Menurut Rohim (2016, p.182) masyarakat

berpandangan bahwa informasi yang didapat pada suatu media memperkuat

keadaan pada kenyataan sosial. Dengan begitu, secara umum penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fairuzah Rahmi (2018) yang

membahas pemberitaan begal sepeda motor di Televisi dengan tingkat

kecemasan.

Selain itu, besaran pengaruh antara variabel terpaan pemberitaan begal

terhadap tingkat kecemasan memiliki nilai yang cukup besar, yaitu 59%.

Walaupun dapat dikatakan nilai pengaruh tersebut besar, namun tidak dapat

dipungkiri, bahwa masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat

kecemasan. Dengan hasil pengaruh yang cukup besar dengan di atas 50%

tersebut, semakin menguatkan teori Stimulus Respon, yang di mana dalam


100

teori tersebut mengungkapkan efek yang dihasilkan pada suatu media

memiliki pengaruh yang besar (Lestari, 2018). Jika dilihat pada penelitian

terdahulu, di mana dalam penelitian yang dilakukan oleh Azizah, dkk (2021)

juga mendapatkan kecemasan yang tinggi, yaitu sebesar 44,8% yang di mana

dipengaruhi oleh variabel X yang merupakan terpaan pemberitaan pelecehan

seksual di radarbogor.id.

Dengan tingginya tingkat kecemasan, di mana hal ini menjadi suatu

temuan yang menarik. Peneliti sendiri mengasumsikan bahwasannya

tingginya kecemasan dikarenakan dalam penelitian ini yang paling banyak

berpartisipasi, yaitu merupakan gender perempuan. Hal ini beranggapan

bahwasannya, perempuan cenderung lebih memiliki rasa cemas yang lebih

besar dibandingkan oleh laki-laki, yang memungkinkan bahwa laki-laki

cenderung lebih bisa menjaga dirinya sendiri dibandingkan dengan

perempuan. Akan tetapi jika dilihat dalam realita sosial yang ada,

kecenderungan jenis kelamin yang sering menjadi korban pembegalan

merupakan laki-laki. Hal ini beranggapan bahwasannya gender laki-laki

merupakan gender yang paling sering keluar pada malam hari, hal ini

dikarenakan kecenderungan pelaku begal lebih sering berkeliaran di malam

hari.

Selain itu arah pengaruh antara ke dua variabel ini juga bersifat positif

dengan dibuktikan oleh uji koefisien regresi linear yang beranggapan

bahwasannya ke dua variabel tersebut searah dalam artian semakin tinggi

responden diterpa pemberitaan begal semakin tinggi pula tingkat


101

kecemasannya. Hal ini mempertegaskan menurut Knobloch-Westerwick

(2015, p.16) bahwa terpaan merupakan bagaimana individu mencakup total

waktu dalam menggunakan suatu media, jenis media yang digunakan, dan

individu bertindak sebagai konsumen media dengan isi media yang

dikonsumsi ataupun dengan isi media keseluruhan. Hal ini sejalan dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Idayanti (2018) yang menyatakan

bahwa arah pengaruh antar ke dua variabel tersebut bersifat positif. Dengan

hasil yang positif tersebut semakin mempertegaskan teori Stimulus Respon

yang di mana menurut Severin dan Tankard dalam Halim dan Jauhari (2019)

Teori Stimulus Respon ingin melihat bahwa masyarakat rentan terpengaruh

dengan pesan-pesan dari suatu komunikasi massa yang diduga memiliki

pengaruh besar.

Berdasarkan isi yang ada pada penelitian ini, dalam mengukur

variabel X yaitu terpaan pemberitaan begal, peneliti memiliki 3 (tiga) dimensi

di dalamnya, yaitu dimensi frekuensi penggunaan media, jenis konten, dan

dimensi isi konten. Dalam dimensi frekuensi penggunaan media antara media

sosial youtube dengan media online. Dilihat dari data-data di atas, siswa

cenderung ingin mengetahui informasi lebih jauh mengenai pemberitaan

begal anggota brimob tersebut. Hal ini dengan dilihat dari antusias siswa yang

menyatakan bahwa mereka cenderung melihat dibeberapa media online atau

media sosial youtube mengenai pemberitaan begal tersebut dengan

mendapatkan persentase kesetujuan yang tinggi.


102

Pada dimensi jenis konten, yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

berupa link baik link dari media sosial youtube maupun link dari media online

yang peneliti paparkan kepada responden. Selain berupa link, peneliti juga

menggunakan jenis konten berupa video yang peneliti sebarkan kepada

responden. Perbandingan antara ke dua jenis konten tersebut, siswa

kecenderungan lebih suka untuk membuka link yang diberikan oleh peneliti

kepada responden, dikarenakan hal tersebut langsung terhubung ke dalam

sebuah halaman berita. Selanjutnya terdapat dimensi isi konten, yang di mana

isi konten merupakan isi dari sebuah berita yang ada pada pemberitaan begal

anggota brimob. Jika dilihat dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Halim dan Jauhari (2019) memiliki kesamaan dalam penggunaan jenis

konten, yang di mana jenis konten berupa link cenderung lebih disukai oleh

responden untuk mendapatkan suatu informasi.

Isi dari pemberitaan ini merupakan isi secara umum yang ada pada

suatu pemberitaan begal. Dari pernyataan-pernyataan yang ada pada dimensi

isi konten, menunjukkan semua pernyataan memiliki kesetujuan yang tinggi,

hal itu dapat diasumsikan bahwasannya secara garis besar isi konten atau

informasi yang dibaca atau dilihat oleh siswa yang diberikan oleh peneliti,

terdapat isi konten dalam pernyataan tersebut. Menurut Gahran (2005) dalam

Sabirin (2020) mengungkapkan konten adalah merupakan suatu informasi

yang dapat disampaikan dalam artian konten merupakan bentuk dari suatu

informasi yang dapat disajikan yang nantinya disampaikan kepada public.


103

Setelah menjabarkan mengenai konsep terpaan pemberitaan begal,

selanjutnya peneliti akan menjabarkan konsep tingkat kecemasan yang

dialami siswa setelah dipapar oleh suatu pemberitaan begal anggota brimob.

Dalam mengukur tingkat kecemasan ini, peneliti memiliki 3 (tiga) dimensi di

dalamnya, yang di mana masing-masing dimensi tersebut memiliki

keterkaitan satu sama lain, yaitu dalam dimensi kognitif untuk melihat

bahwasannya responden mengetahui informasi mengenai pemberitaan

tersebut. Setelah mengetahui pemberitaan tersebut timbullah efek afektif yang

melibatkan perasaan individu setelah mengetahui informasi mengenai

pemberitaan tersebut. Terakhir dimensi behavioral yang menjelaskan

tindakkan yang dilakukan oleh siswa setelah mengetahui informasi

pemberitaan tersebut.

Pada dimensi kognitif sendiri, siswa secara keseluruhan mengetahui

informasi yang ada pada pemberitaan yang diberikan oleh peneliti. Namun

jika dilihat pada data di atas, informasi mengenai korban menjadi yang paling

tertinggi dalam jumlah presentese kesetujuan. Hal itu dikarenakan memang

dalam pemberitaannya saja mengenai anggota brimob yang menjadi korban

begal, sehingga informasi mengenai korban menjadi presentase tertinggi,

ditambah juga pastinya setiap pemberitaan mengenai kriminal ada akibat

yang ditimbulkan yang membuat isi pada suatu berita pastinya akan

menyertakan akibat yang ditimbulkan. Namun dilain sisi, lokasi mengenai

kejadian begal tersebut juga menjadi sebuah informasi yang paling banyak

didapatkan oleh siswa dari berita yang dipaparkan oleh peneliti.


104

Selanjutnya pada dimensi afektif, kecenderungan siswa lebih mengacu

pada anggota keluarganya yang menjadi titik perhatian responden

dibandingkan dengan dirinya. Hal itu dinyatakan dalam sebuah data

bahwasannya rasa khawatir dan rasa takut lebih cenderung terhadap anggota

keluarganya, baik itu adik, kakak, ayah, atau ibunya. Dengan begitu, dapat

dilihat perasaan yang takut dan khawatir timbul setelah menerima terpaan

pemberitaan begal anggota Brimob. Sesuai yang dikatakan oleh Arifianto

(2013, p.56) tayangan atau pemberitaan mengenai kekerasan merupakan

sebuah tayangan yang dapat menimbulkan kesakitan fisik maupun psikologis

pada orang yang melihat atau mendengar berita tersebut. Dengan tingginya

perasaan khawatir dan takut pada dimensi afektif, hal tersebut mendukung

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Daryanto (2018) yang menyatakan

bahwa dalam penelitian tersebut rasa khawatir dan takut pada diri responden

cenderung tinggi.

Lalu pada dimensi terakhir, yaitu mengenai dimensi behavioral yang

merupakan tindakan yang dilakukan oleh siswa atau responden setelah

diberikan paparan berita mengenai begal anggota brimob. Dalam sebuah

tindakan yang diambil setelah dipapar pemberitaan begal, siswa atau

responden cenderung memerhatikan kondisi wilayah atau lokasi.

Kecenderungan tersebut di mana siswa akan berusaha menghindari wilayah-

wilayah atau jalan yang menurut mereka sepi dan rawan begal, karena pada

dasarnya daerah rawan begal biasanya daerah yang sepi dalam artian tidak

banyak kendaraan atau orang yang melewati lokasi tersebut, sehingga


105

membuat pelaku begal memiliki kesempatan untuk membegal korban di

lokasi tertentu.

Dengan hasil penjabaran di atas, maka dapat dikatakan bahwasannya

dengan memberikan sebuah paparan pemberitaan begal anggota brimob

secara langsung oleh peneliti, membuat siswa memiliki rasa cemas yang

tinggi. Mega (2015) rasa cemas itu akan muncul ketika media

menginformasikan mengenai tindakan kejahatan. Apalagi kasus ini

merupakan tindakan kejahatan yang merugikan orang lain, karena pada

dasarnya yang menjadi korban begal, tidak hanya menimbulkan kerugian

metrial saja, akan tetapi dapat mengalami kerugian fisik. Hal itu seperti yang

dialami oleh anggota brimob ini, yang di mana selain motornya menjadi

barang yang di rampas oleh pelaku, korban juga mengalami luka bacokan di

punggungnya. Informasi mengenai akibat ini yang bisa menimbulkan rasa

takut pada diri siswa apalagi dengan korbannya adalah anggota brimob.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini yang telah dijabarkan

dalam bab sebelumnya dengan judul “Pengaruh Terpaan Pemberitaan Begal

Anggota Brimob Terhadap Tingkat Kecemasan Warga Kecamatan Pasar

Rebo dan Sekitarnya (Studi Kasus Pada Pemberitaan Begal Anggota

Brimob)” dengan tujuan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh terpaan pemberitaan begal terhadap tingkat kecemasan (studi kasus

pada pemberitaan begal anggota brimob) secara keseluruhan terdapat

pengaruh yang signifikan. Dalam penelitian ini, pengaruh yang dihasilkan

dari variabel terpaan pemberitaan begal memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap variabel dtingkat kecemasan, jika dilihat pada uji determinasi, yaitu

nilai R Square mencapai 59%. Akan tetapi dengan cukup tingginya angka

tersebut, masih terdapat faktor lain sebesar 41% yang dapat memengaruhi

tingkat kecemasan yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.

Dalam ke dua variabel yang digunakan peneliti, di mana variabel

terpaan pemberitaan secara simultan memiliki pengaruh secara signifikan

terhadap variabel tingkat kecemasan. Hal ini dapat dilihat pada tabel uji F

yang dilakukan peneliti, di mana hasil yang diperoleh bahwasannya nilai

signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Selain itu dari uji hipotesis yang

lain yaitu uji T juga dapat dikatakan bahwa terpaan pemberitaan begal

106
107

memiliki pengaruh yang signifikan, dengan dilihat dari data T hitung. Dari

data tersebut bahwasannya nilai T hitung lebih besar dari T tabel, yaitu

11.865 > 1,984 dengan responden 100.

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, menyatakan bahwa nilai

constanta bernilai 13.769 dan nilai koefisien pada regresi X , yaitu 0,656. Jika

dilihat dari analisis regresi sederhana ini di mana nilai contanta dan koefisien

regresinya bernilai positif, dengan begitu maka dapat dikatakan bahwa

variabel terpaan pemberitaan berpengaruh positif terhadap variabel tingkat

kecemasan. Dalam artian jika semakin terpaan pemberitaan begal maka akan

semakin tinggi pula tingkat kecemasannya.

B. Saran

1. Saran Akademis

Dalam saran akademis, peneliti memberikan saran bagi peneliti

selanjutnya yang ingin meneliti dengen konteks dan tema yang sama agar

lebih memperluas dengan faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat

kecemasan atau jika menggunakan faktor yang sama, lebih memperdalam

mengenai setiap variabelnya. Selain itu bagi penelitian selanjutnya juga

lebih memperluas sampel penelitian, misalnya melibatkan semua instansi,

meperluas usia penelitian dan sebagainya.

2. Saran Praktis

Dalam segi praktis peneliti memberikan saran bagi lembaga media

agar dapat mempertahankan atau meningkatkan bahasa pada artikel di

media online, sehingga semua kalangan dapat dengan mudah mengerti


108

mengenai informasi yang disampaikan. Dengan tingkat kecemasan yang

tinggi, sebaiknya lembaga media tidak memperlihatkan kondisi korban

dan tidak menggunakan kata-kata yang dapat menakuti khalayak yang

membaca. Selanjutnya bagi komunikan sendiri, dalam melihat

pemberitaan mengenai begal tersebut, jangan terlalu disikapi dengan

terlalu serius, dikarenakan belum tentu hal tersebut terjadi pada diri

sendiri. Jika tidak ingin hal tersebut terjadi pada dirinya sendiri, lebih baik

menghindari suatu hal yang dapat memungkinkan dirinya menjadi korban.


DAFTAR PUSTAKA

Buku.

Albarran, A. B. (2013). The Social Media Industries. New York: Routledge.


Ardianto, E. (2007). Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung: Rekatama
Media .
Arifianto, S. (2013). Dinamika Perkembangan (Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi Serta Implikasinya di Masyarakat). Jakarta: Media
Bangsa.
Barbier, G., Feng, Z., Gundecha, P., & Liu, H. (2013). Provenance Data in Social
Media. California: Morgan and Claypool.
Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Djamal, & Fachrudin. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,
Operasional dan Regulasi. Jakarta: Kencana
Djuraid, H. N. (2012). Panduan Menulis Berita. Malang: UPT Penerbitan
Universitas Muhammadiyah Malang.
Effendy, O. U. (2017). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ghozali, & Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS
23 (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghufron, N. M., & Risnawati, R. S. (2014). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Griffin, E. (2012). Communication: A First Look At Communication Theory
(Eight Edition). New York: Mc Graw Hill.
Halik, A. (2013). Komunikasi Massa . Makassar: Alauddin University Press.
Junaidi, F. (2013). Jurnalisme Penyiaran dan Reporter Televisi. Jakarta: Kencana.
Kasten, K. (2013). Media Exposure and Risk. Waltham: Elsevier.
Knobloch-Westerwick, S. (2015). Choice and Preference in Media Use: Advance
in Selective Exposure Theory and Research. New York: Routledge .
Kriyanto, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media.
Lawrence, N. (2013). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative
Approaches (5th ed). USA: Pearson Education.
Martono, N. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif (Edisi Revisi). Depok: PT.
Raja Grafindo Persada.
McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Muhtadi, A. S. (2016). Penghantar Ilmu Jurnalistik. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasrullah, R. (2017). Media Sosial (Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurudin. (2013). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.
_______. (2014). Pengantar Komunikasi Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Paramita, R.W.D., Rizal, N., & Sulistyan, R.B. (2021). Metode Penelitian
Kuantitatif (Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian Bagi
Mahasiswa Akuntansi & Manajemen). Lumajang: Widya Gama Press.
Rakhmat, J. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
_________. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
_________. (2018). Psikologi Komunikasi (Edisi Revisi). Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Rohim, S. (2016). Teori Komunikasi (Perspektif Ragam dan Aplikasi (Edisi
Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rukajat, A. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research
Approach. Sleman : Deepublish.
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_______. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Thahir, A. (2016). Psikologi Kriminal (Learning Theory, Social Learning Theory,
Cognitive Theory and Psychoanalysis Theories Of Crime). Lampung: UIN
Raden Intan.
Triantoro, S., & Saputra, N. E. (2012). Manajemen Emosi Sebuah Panduan
Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta:
Bumi Aksara.
Yuliarmi, N.N., & Marhaeni, A.A.I.N. (2019). Metode Riset (Jilid 2). Bali: CV.
Sastra Utama.

Jurnal.
Azizah, A., & Puspanindra. (2021). Pengaruh Terpaan Berita Pelecehan Seksual
Di Radarbogor.id Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat DKI Jakarta.
Jurnal Komunikasi, 4.
Kartika, R., & Sari, D. P. (2018). Pengaruh Terpaan Berita Reportase Investigasi
Trans Tv Terhadap Kecemasan Penonton. Jurnal Komunikasi , 357.
Lestari, D. (2018) Pengaruh Akun Instagram @hijaberscommunityofficial
Terhadap Pengetahuan Syiar Islam Dan Fashion Hijab Pada Followers
Muslimah. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1.
Prasanthi , D. (2018). Penggunaan Media Komunikasi Bagi Remaja Perempuan
Dalam Pencarian Informasi Kesehatan . Jurnal Lontar, 14.
Prasanthi , D., & Faudy, I. (2018). Pemanfaatan Media Komunikasi Dalam
penyebaran Informasi Kesehatan Kepada Masyarakat. Jurnal Komunikasi,
9.
Rafiq, M. (2012). Depedency Theori (Melvin L. Defleur dan Sandra Ball
Rokeach). Jurnal Hikmah, 5.
Wibawanto, S. (2018). Peran Keluarga Dalam Perilaku Pembelian Hedonis.
Jurnal Manajemen , 5.

Skripsi.
Daryanto, A. (2018). Pengaruh Tayangan Program Berita 86 Di NET TV
Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua (Survei Warga RW 07 Kel.Tugu
Kec. Cimanggis Kota Depok). Universitas Satya Negara Indonesia .
Idayanti, R. U. (2018). Pengaruh Terpaan Tayangan Cekal Di Inews Lampung
Terhadap Tingkat Kecemasan Masyarakat Lampung Utara. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta.
Iqbal. (2016). Pengaruh Terpaan Tayangan Program Sinetron Go BMX MNCTV
Terhadap Perilaku Imitasi Penonton Televisi (Survei Pada Komunitas
ZTFF (Zero Two Fife Four) Serang). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Mega, O. (2015). Pengaruh Berita Begal Motor Di Tv One Terhadap Kecemasan
Pengendara Motor (Studi Pada Pengendara Motor Masyarakat Kampung
Babakan Mekar Desa Langosari Kecamatan Pemeungpeuk Kabupaten
Bandung). Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.
Rahmi, F. (2018). Pengaruh Terpaan Media Televisi Tentang Pemberitaan Kasus
Pembegalan Motor Terhadap Tingkat Kecemasan Mahasiswa Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel.
Sabirin, J.T.S. (2020). Perancangan Feed Instagram Sebagai Media Komunikasi
di Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Universitas Dinamika.
Wulandari, F.M. (2021). Pengaruh Terpaan Berita Kekerasan Seksual Pada Anak
di Televisi Terhadap Tingkat Kecemasan Orang Tua Di Desa Bojongbata.
Universitas Pancasakti Tegal.

Media Online.
Dihni, V. A. (2021, Oktober 13). Sebanyak 8.112 Kasus Kejahatan Terjadi di
Jakarta Pada Tahun 2020. Retrieved Maret 26, 2022, from
databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/13/sebanyak-8112-
kasus-kejahatan-terjadi-di-jakarta-pada-2020
Jakarta.go.id. (2021, April 15). Data Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta
Berdasarkan Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2020. Retrieved
April 22, 2022, from data.jakarta.go.id:
https://data.jakarta.go.id/dataset/data-jumlah-penduduk-provinsi-dki-
jakarta-berdasarkan-kelompok-usia-per-
kelurahan/resource/39b382ab7b3c2848c68af0ff0cfd04a2

Permana, F. (2022, Februari 15). Anggota Brimob Kelapa Dua Menjadi Korban
Begal di Bekasi Saat Berangkat Dinas. Retrieved Maret 26, 2022, from
Tribunnews.com:
https://www.tribunnews.com/metropolitan/2022/02/15/anggota-brimob-
kelapa-dua-jadi-korban-begal-di-bekasi-saat-berangkat-dinas
Pusparisa, Y. (2021, Februari 1). Media Konvensional di Indonesia Menuju
Senjakala. Retrieved Maret 25, 2022, from databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/02/01/media-
konvensional-di-indonesia-menuju-senjakala
Rizaty, M. A. (2022, Februari 10). 10 Kota Dengan Tingkat Kriminalitas
Tertinggi di Asia Tenggara, Jakarta Urutan 8. Retrieved Maret 26, 2022,
from databoks.katadata.co.id:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/10/10-kota-dengan-
tingkat-kriminalitas-tertinggi-di-asia-tenggara-jakarta-urutan-8
Romli. (2020, Juli 5). Pengertian Konten dan Jenis-Jenisnya. Retrieved Juni 3,
2022, from romeltea.com:
https://www.google.com/amp/s/romeltea.com/pengertian-konten-dan-
jenis-jenisnya/amp/
LAMPIRAN
FORMULIR BIMBINGAN DAN KONSULTASI PROPOSAL
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PANCASILA

Nama : Mohamad Nuzurul Fasha


NPM : 7018210256
Peminatan : Komunikasi Strategi
Pembimbing Skripsi : Dr. Diana Anggraeni, MM, M.I.Kom
Judul Skripsi : Pengaruh Pemberitaan Begal Terhadap Tingkat
Kecemasan Warga Kecamatan Pasar Rebo dan Sekitarnya
(Studi Kasus Pemberitaan Begal Anggota Brimob)
Tahun Akademik : 2022
Semester : Genap

Pertemuan 1 Keterangan:

Tanggal: 24 Maret 2022 Mekanisme selama bimbingan dengan


dosen pembimbing dan memberikan
penugasan untuk judul yang fix.

Pertemuan 2 Keterangan:

Tanggal: 28 Maret 2022 Pemberian judul yang fix, latar


belakang masalah dan rumusan
masalah.

Pertemuan 3 Keterangan:

Tanggal: 31 Maret 2022 Pemberian yang harus direvisi dan


menjelaskan revisi oleh dosen
pembimbing
Pertemuan 4 Keterangan:

Tanggal: 4 April 2022 Pemberian revisi dan melanjutkan bab 1


secara keseluruhan.

Pertemuan 5 Keterangan:

Tanggal: 7 April 2022 Dosen pembimbing memberikan revisi


pada bab 1 dan melanjutkan bab 2

Pertemuan 6 Keterangan:

Tanggal: 11 April 2022 Menyerahkan revisi bab 1 dan


mengajukan bab 2

Pertemuan 7 Keterangan:

Tanggal: 14 April 2022 Dosen pembimbing menjelaskan apa


saja yang harus direvisi pada bab 1 dan
bab 2

Pertemuan 8 Keterangan:

Tanggal: 18 April 2022 Menyerahkan revisi bab 1 dan 2 serta


melanjutkan bab 3

Pertemuan 9 Keterangan:

Tanggal: 21 April 2022 Dosen pembimbing menjelaskan apa


saja yang harus direvisi pada bab 1, 2,
dan 3.
Pertemuan 10 Keterangan:

Tanggal: 2 Juni 2022 Menyerahkan revisi hasil sidang


proposal

Pertemuan 11 Keterangan:

Tanggal: 8 Juni 2022 - Menyerahkan kerangka kuesioner

- Acc kerangka kuesioner

Pertemuan 12 Keterangan:

Tanggal: 13 Juni 2022 Menyerahkan hasil uji validitas dan


reliabilitas

Pertemuan 13 Keterangan:

Tanggal: 22 Juni 2022 - Menyerahkan hasil pengerjaan bab 4

- Dosen pembimbing memberikan


informasi apa yang harus direvisi pada
bab 4

Pertemuan 14 Keterangan:

Tanggal: 24 Juni 2022 - Menyerahkan revisi bab 4

- Menyerahkan bab 5
Kuesioner Penelitian

A. Data Responden
1. Nama

2. Jenis Kelamin

Laki-Laki Wanita

3. Umur

15-17 Tahun

18-20 Tahun

21-23 Tahun

4. Asal Sekolah
Man 14 Jakarta SMK Bhakti Negeri
SMA Taruna Persada SMKN 67 Jakarta
SMAN 104 Jakarta SMKN 22 Jakarta
SMAN 106 Jakarta SMKS Ankes Tunas
Harapan
SMAN 39 Jakarta SMKS Islam Yasmin
SMAN 88 Jakarta SMKS Karya Dharma2
SMAN 98 Jakarta SMKS Kimia Tunas
Harapan
SMAS/K Budhiwarman 2 SMKS Mahadhika 4
SMAS IGN Slamet Riyadi SMKS Mardi Bakti
SMAS/K Islam PB Soedirman SMKS Paskita Global
SMAS/K Malahayati SMKS Pertiwi
SMAS/K Pangudi Rahayu SMKS PGRI 28

5. Domisili Sekolah

Kelurahan Baru Kelurahan Kalisari


Kelurahan Cijantung Kelurahan Pekayon

Kelurahan Gedong

B. Variabel X: Terpaan Pemberitaan Begal


Responden diminta untuk memberikan pendapat atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada dengan memilih 1 (satu) jawaban untuk
setiap pertanyaan. Tidak ada jawaban benar atau salah, oleh karena itu
pilihlah jawaban yang paling merefleksikan persepsi pribadi dari
responden.
Pada masing-masing jawaban terdapat 5 (Lima) alternatif pilihan,
yaitu :

 STS : Sangat Tidak Setuju


 TS : Tidak Setuju
 RR : Ragu-Ragu
 S : Setuju
 SS : Sangat Setuju

I. Dimensi Frekuensi Penggunaan Media

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Saya hanya membuka 1 portal media


online sebagai sumber informasi.

2. Saya membuka beberapa portal media


online sebagai sumber informasi.

3. Jika salah satu situs yang saya baca


kurang jelas, saya membuka portal
media online yang lain.

4. Saya hanya melihat 1 channel youtube


mengenai pemberitaan begal anggota
brimob.

5. Saya melihat dibeberapa channel


youtube untuk mendapatkan informasi
mengenai pemberitaan begal anggota
brimob.

II. Dimensi Jenis Konten

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Saya mendapatkan informasi berita


setelah membuka link yang diberikan
peneliti.

2. Saya membuka melalui link karena


mudah dan langsung terhubung ke
portal media pemberitaan begal
anggota brimob.

3. Saya melihat pemberitaan begal


anggota brimob melalui video yang
disebarkan.

4. Saya melihat pemberitaan begal


anggota brimob karena mengandung
audio dan visual.

III. Dimensi Konten berita

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Adanya isi berita mengenai lokasi


kejadian pada berita yang saya baca
atau lihat.

2. Adanya isi berita mengenai pukul


berapa terjadinya insiden tersebut
pada berita yang saya baca dan lihat.

3. Adanya isi berita mengenai hari apa


kejadian tersebut pada berita yang
saya baca dan lihat.

4. Adanya isi berita mengenai siapa


korban dalam insiden tersebut pada
berita yang saya baca dan lihat.

5. Adanya isi berita mengenai akibat yang


ditimbulkan pada korban pada berita
yang saya baca dan lihat.

6. Terdapat informasi mengenai usia


pelaku pada berita yang saya baca dan
lihat.

7. Terdapat informasi mengenai jumlah


pelaku pada berita yang saya baca dan
lihat.

C. Variabel Y: Tingkat Kecemasan


I. Dimensi Kognitif

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Setelah membaca pemberitaan begal


anggota brimob, saya jadi mengetahui
informasi seputar insiden tersebut.

2. Saya mengetahui siapa korban


pembegalan setelah membaca
pemberitaan tersebut.

3. Saya mengetahui siapa pelaku


pembegalan setelah membaca berita
tersebut.

4. Saya mengetahui akibat yang


ditimbulkan pada korban setelah
membaca berita tersebut.

5. Saya jadi mengetahui daerah rawan


begal setelah membaca berita
tersebut.
6. Saya jadi mengetahui kapan waktu
pelaku begal beraksi setelah membaca
berita tersebut.

II. Dimensi Afektif

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Saya menjadi khawatir mengenai


keselamatan diri saya setelah
membaca berita pembegalan tersebut.

2. Saya menjadi khawatir mengenai


keselamatan anggota keluarga saya
setelah membaca berita pembegalan
tersebut.

3. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya menjadi takut bahwa
insiden begal bisa menimpa pada diri
saya sendiri.

4. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya menjadi takut bahwa
insiden begal bisa menimpa pada
anggota keluarga saya.

5. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya menjadi panik, sehingga
badan saya merasa bergetar.

III. Dimensi Behavioral

No. Peryataan STS TS RR S SS

1. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya akan berusaha pulang
lebih awal.
2. Setelah membaca berita pembegalan
tersebut, saya akan menghindari
daerah yang menurut saya rawan
begal.

3. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya akan menghindari jalan
yang sepi.

4. Setelah membaca berita pembegalan


tersebut, saya lebih baik pulang dengan
jalur memutar walaupun lebih jauh dari
pada harus melewati jalur biasa yang
menurut saya rawan begal.

5. Setelah membaca pemberitaan begal


tersebut, saya lebih baik pulang bareng
bersama dengan teman saya.

6. Setelah membaca pemberitaan begal


tersebut, saya berusaha minta jemput
orang tua atau kakak asalkan tidak
sendirian.
Grup WhatsApp
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X (Terpaan Pemberitaan Begal)

Correlations
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 X.13 X.14 X.15 X.16 TotalX
** * * * * * * * * * * * * * **
X.1 Pearson 1 .590 .490 .817 .663 .555 .482 .598 .492 .547 .615 .627 .679 .614 .360 .522 .726
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .006 .000 .000 .001 .007 .000 .006 .002 .000 .000 .000 .000 .051 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * * * * * * * * * * * * * **
X.2 Pearson .590 1 .649 .511 .722 .604 .695 .717 .578 .602 .652 .677 .637 .644 .411 .644 .777
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .024 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * **
X.3 Pearson .490 .649 1 .400 .763 .777 .921 .815 .765 .746 .564 .602 .625 .667 .332 .667 .807
* * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .000 .028 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .073 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * **
X.4 Pearson .817 .511 .400 1 .567 .584 .386 .454 .430 .403 .564 .667 .672 .650 .209 .464 .659
* * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .004 .028 .001 .001 .035 .012 .018 .027 .001 .000 .000 .000 .268 .010 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.5 Pearson .663 .722 .763 .567 1 .831 .758 .823 .764 .746 .781 .768 .796 .753 .575 .803 .907
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.6 Pearson .555 .604 .777 .584 .831 1 .800 .760 .798 .690 .714 .714 .763 .807 .440 .755 .865
* * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.7 Pearson .482 .695 .921 .386 .758 .800 1 .845 .747 .777 .693 .731 .658 .746 .452 .746 .856
* * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .035 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .012 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.8 Pearson .598 .717 .815 .454 .823 .760 .845 1 .757 .837 .709 .658 .670 .709 .508 .709 .866
* * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .012 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.9 Pearson .492 .578 .765 .430 .764 .798 .747 .757 1 .879 .745 .691 .750 .797 .660 .848 .874
* * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .001 .000 .018 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.10 Pearson .547 .602 .746 .403 .746 .690 .777 .837 .879 1 .773 .719 .733 .829 .594 .829 .874
* * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .027 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.11 Pearson .615 .652 .564 .564 .781 .714 .693 .709 .745 .773 1 .883 .820 .881 .750 .881 .900
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.12 Pearson .627 .677 .602 .667 .768 .714 .731 .658 .691 .719 .883 1 .806 .918 .567 .820 .886
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.13 Pearson .679 .637 .625 .672 .796 .763 .658 .670 .750 .733 .820 .806 1 .886 .541 .791 .885
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.14 Pearson .614 .644 .667 .650 .753 .807 .746 .709 .797 .829 .881 .918 .886 1 .545 .844 .918
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * * * * * * * * * **
X.15 Pearson .360 .411 .332 .209 .575 .440 .452 .508 .660 .594 .750 .567 .541 .545 1 .758 .653
* * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .051 .024 .073 .268 .001 .015 .012 .004 .000 .001 .000 .001 .002 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * **
X.16 Pearson .522 .644 .667 .464 .803 .755 .746 .709 .848 .829 .881 .820 .791 .844 .758 1 .903
* * * * * * * * * * * * *
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .010 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * * * * * * * * * * *
Total Pearson .726 .777 .807 .659 .907 .865 .856 .866 .874 .874 .900 .886 .885 .918 .653 .903 1
* * * * * * * * * * * * * *
X Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.970 16

Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Tingkat Kecemasan)

Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 Y.17 totally
** ** ** * * * * * ** ** * * * ** * **
Y.1 Pearson Correlation 1 .689 .654 .806 .695 .782 .619 .702 .485 .579 .243 .467 .726 .611 .519 .666 .380 .762
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .007 .001 .195 .009 .000 .000 .003 .000 .038 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * * * * * ** * * * * * ** **
Y.2 Pearson Correlation .689 1 .780 .828 .800 .769 .689 .722 .702 .675 .391 .423 .710 .730 .509 .628 .286 .815
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .033 .020 .000 .000 .004 .000 .125 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * * * * * ** * * * * * ** ** **
Y.3 Pearson Correlation .654 .780 1 .831 .734 .734 .667 .559 .585 .566 .456 .361 .737 .746 .547 .592 .498 .803
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .001 .011 .050 .000 .000 .002 .001 .005 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** * * * * * ** * * * * ** * **
Y.4 Pearson Correlation .806 .828 .831 1 .812 .869 .776 .780 .674 .635 .356 .451 .771 .839 .659 .673 .419 .877
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .054 .012 .000 .000 .000 .000 .021 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * ** ** * * * ** * **
Y.5 Pearson Correlation .695 .800 .734 .812 1 .859 .728 .750 .600 .608 .279 .493 .705 .721 .543 .673 .401 .821
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .136 .006 .000 .000 .002 .000 .028 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * ** * ** * * * ** ** **
Y.6 Pearson Correlation .782 .769 .734 .869 .859 1 .812 .757 .576 .634 .419 .591 .771 .780 .755 .765 .549 .905
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .021 .001 .000 .000 .000 .000 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * ** ** ** * * * ** ** **
Y.7 Pearson Correlation .619 .689 .667 .776 .728 .812 1 .747 .639 .578 .552 .597 .687 .805 .644 .736 .644 .884
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .002 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * ** ** * * * ** * **
Y.8 Pearson Correlation .702 .722 .559 .780 .750 .757 .747 1 .752 .750 .256 .492 .631 .648 .472 .654 .419 .803
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .172 .006 .000 .000 .008 .000 .021 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * ** ** * * * ** **
Y.9 Pearson Correlation .485 .702 .585 .674 .600 .576 .639 .752 1 .823 .469 .229 .525 .671 .459 .571 .297 .737
* * * * * *

Sig. (2-tailed) .007 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .009 .224 .003 .000 .011 .001 .111 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * * * * * * ** **
Y.10 Pearson Correlation .579 .675 .566 .635 .608 .634 .578 .750 .823 1 .447 .428 .632 .604 .474 .666 .340 .765
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .001 .000 .001 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .013 .018 .000 .000 .008 .000 .066 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * * * ** * * * ** **
Y.11 Pearson Correlation .243 .391 .456 .356 .279 .419 .552 .256 .469 .447 1 .545 .480 .569 .538 .340 .540 .615
* * * * *

Sig. (2-tailed) .195 .033 .011 .054 .136 .021 .002 .172 .009 .013 .002 .007 .001 .002 .066 .002 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * * * * * * * ** * * * ** ** **
Y.12 Pearson Correlation .467 .423 .361 .451 .493 .591 .597 .492 .229 .428 .545 1 .570 .576 .664 .591 .681 .697
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .009 .020 .050 .012 .006 .001 .001 .006 .224 .018 .002 .001 .001 .000 .001 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * ** ** ** * * ** ** **
Y.13 Pearson Correlation .726 .710 .737 .771 .705 .771 .687 .631 .525 .632 .480 .570 1 .850 .692 .590 .474 .842
* * * * * * *
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .007 .001 .000 .000 .001 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * ** ** ** * * ** ** **
Y.14 Pearson Correlation .611 .730 .746 .839 .721 .780 .805 .648 .671 .604 .569 .576 .850 1 .839 .635 .580 .900
* * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * ** ** ** * * ** ** **
Y.15 Pearson Correlation .519 .509 .547 .659 .543 .755 .644 .472 .459 .474 .538 .664 .692 .839 1 .694 .700 .804
* * * * * *

Sig. (2-tailed) .003 .004 .002 .000 .002 .000 .000 .008 .011 .008 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * ** ** * * * ** **
Y.16 Pearson Correlation .666 .628 .592 .673 .673 .765 .736 .654 .571 .666 .340 .591 .590 .635 .694 1 .647 .824
* * * * * * * *

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .066 .001 .001 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * * * * * ** ** * * * ** **
Y.17 Pearson Correlation .380 .286 .498 .419 .401 .549 .644 .419 .297 .340 .540 .681 .474 .580 .700 .647 1 .687
* * * * *

Sig. (2-tailed) .038 .125 .005 .021 .028 .002 .000 .021 .111 .066 .002 .000 .008 .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** * * * * * ** ** ** * * * ** **
totall Pearson Correlation .762 .815 .803 .877 .821 .905 .884 .803 .737 .765 .615 .697 .842 .900 .804 .824 .687 1
* * * * * * * *
y
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.958 17
Tabel Frekuensi
Data Responden

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 28 28.0 28.0 28.0
Perempuan 72 72.0 72.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 15 - 17 Tahun 53 53.0 53.0 53.0
18 - 20 Tahun 46 46.0 46.0 99.0
21 - 23 Tahun 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Asal Sekolah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMAN 104 Jakarta 1 1.0 1.0 1.0
SMAN 106 Jakarta 16 16.0 16.0 17.0
SMAN 39 Jakarta 3 3.0 3.0 20.0
SMAN 88 Jakarta 30 30.0 30.0 50.0
SMAN 98 Jakarta 17 17.0 17.0 67.0
SMAS/K Budhiwarman 2 5 5.0 5.0 72.0
SMAS/K Islam PB 1 1.0 1.0 73.0
Soedirman
SMAS/K Malahayati 15 15.0 15.0 88.0
SMKN 22 Jakarta 5 5.0 5.0 93.0
SMKS Ankes Tunas 3 3.0 3.0 96.0
Harapan
SMKS Karya Dharma2 1 1.0 1.0 97.0
SMKS Kimia Tunas Harapan 1 1.0 1.0 98.0
SMKS Paskita Global 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Domisili Sekolah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelurahan Baru 23 23.0 23.0 23.0
Kelurahan Cijantung 21 21.0 21.0 44.0
Kelurahan Gedong 6 6.0 6.0 50.0
Kelurahan Kalisari 25 25.0 25.0 75.0
Kelurahan Pekayon 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Frekuensi Variabel X (Terpaan Pemberitaan Begal)

X.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 9 9.0 9.0 9.0
2 26 26.0 26.0 35.0
3 21 21.0 21.0 56.0
4 28 28.0 28.0 84.0
5 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 7 7.0 7.0 8.0
3 8 8.0 8.0 16.0
4 45 45.0 45.0 61.0
5 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 4 4.0 4.0 5.0
3 6 6.0 6.0 11.0
4 40 40.0 40.0 51.0
5 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 7 7.0 7.0 7.0
2 29 29.0 29.0 36.0
3 18 18.0 18.0 54.0
4 32 32.0 32.0 86.0
5 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 9 9.0 9.0 11.0
3 7 7.0 7.0 18.0
4 47 47.0 47.0 65.0
5 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 3 3.0 3.0 4.0
3 7 7.0 7.0 11.0
4 40 40.0 40.0 51.0
5 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
X.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 3 3.0 3.0 4.0
3 3 3.0 3.0 7.0
4 46 46.0 46.0 53.0
5 47 47.0 47.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 2 2.0 2.0 3.0
3 9 9.0 9.0 12.0
4 45 45.0 45.0 57.0
5 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 4 4.0 4.0 5.0
3 6 6.0 6.0 11.0
4 44 44.0 44.0 55.0
5 45 45.0 45.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 2 2.0 2.0 3.0
3 4 4.0 4.0 7.0
4 47 47.0 47.0 54.0
5 46 46.0 46.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
3 11 11.0 11.0 12.0
4 53 53.0 53.0 65.0
5 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 1 1.0 1.0 3.0
3 7 7.0 7.0 10.0
4 56 56.0 56.0 66.0
5 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
3 12 12.0 12.0 13.0
4 46 46.0 46.0 59.0
5 41 41.0 41.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 5 5.0 5.0 6.0
3 10 10.0 10.0 16.0
4 40 40.0 40.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 7 7.0 7.0 9.0
3 19 19.0 19.0 28.0
4 42 42.0 42.0 70.0
5 30 30.0 30.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

X.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 1 1.0 1.0 3.0
3 9 9.0 9.0 12.0
4 46 46.0 46.0 58.0
5 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Tabel Frekuensi Variabel Y (Tingkat Kecemasan)

Y.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 1 1.0 1.0 2.0
3 1 1.0 1.0 3.0
4 37 37.0 37.0 40.0
5 60 60.0 60.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3.0 3.0 3.0
2 1 1.0 1.0 4.0
3 17 17.0 17.0 21.0
4 31 31.0 31.0 52.0
5 48 48.0 48.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 3 3.0 3.0 3.0
2 4 4.0 4.0 7.0
3 18 18.0 18.0 25.0
4 41 41.0 41.0 66.0
5 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 1 1.0 1.0 2.0
3 5 5.0 5.0 7.0
4 49 49.0 49.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 2 2.0 2.0 4.0
3 8 8.0 8.0 12.0
4 48 48.0 48.0 60.0
5 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
3 13 13.0 13.0 15.0
4 51 51.0 51.0 66.0
5 34 34.0 34.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 4 4.0 4.0 6.0
3 10 10.0 10.0 16.0
4 40 40.0 40.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 1 1.0 1.0 3.0
3 7 7.0 7.0 10.0
4 40 40.0 40.0 50.0
5 50 50.0 50.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 5 5.0 5.0 6.0
3 11 11.0 11.0 17.0
4 39 39.0 39.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 3 3.0 3.0 4.0
3 4 4.0 4.0 8.0
4 48 48.0 48.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 15 15.0 15.0 15.0
2 30 30.0 30.0 45.0
3 23 23.0 23.0 68.0
4 18 18.0 18.0 86.0
5 14 14.0 14.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 5.0 5.0 5.0
2 2 2.0 2.0 7.0
3 16 16.0 16.0 23.0
4 39 39.0 39.0 62.0
5 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Y.13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 1 1.0 1.0 2.0
3 7 7.0 7.0 9.0
4 33 33.0 33.0 42.0
5 58 58.0 58.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 1 1.0 1.0 1.0
2 1 1.0 1.0 2.0
3 6 6.0 6.0 8.0
4 41 41.0 41.0 49.0
5 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 2 2.0 2.0 4.0
3 13 13.0 13.0 17.0
4 44 44.0 44.0 61.0
5 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 2 2.0 2.0 2.0
2 5 5.0 5.0 7.0
3 7 7.0 7.0 14.0
4 36 36.0 36.0 50.0
5 50 50.0 50.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Y.17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 5 5.0 5.0 5.0
2 7 7.0 7.0 12.0
3 16 16.0 16.0 28.0
4 28 28.0 28.0 56.0
5 44 44.0 44.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Hasil Kuesioner
Variabel X
No.
X.1 X.2 X.3 X.4 X.5 X.6 X.7 X.8 X.9 X.10 X.11 X.12 X.13 X.14 X.15 X.16
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
2 3 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
6 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4
9 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 4 4 3 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
12 3 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 5 5 3 4
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4
15 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 4 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
17 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4
18 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19 3 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 2 4
21 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
24 3 4 5 3 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 3 4
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
27 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 3 4 5 3 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5
29 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4
30 3 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5
31 1 5 3 4 4 4 4 4 5 2 4 5 4 5 4 5
32 2 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 2 4 5 2 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5
34 1 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
35 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 3 5 5 5
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
37 2 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
38 2 4 3 2 4 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 2
39 1 5 5 2 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4
40 2 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4
41 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4
42 1 5 5 1 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5
43 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4
44 2 5 5 2 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
47 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
48 2 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
49 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
50 5 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 1
51 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
52 2 5 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3
53 3 5 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 2 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3
55 2 4 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
56 2 5 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3
57 2 5 5 2 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4
58 2 5 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3
59 1 5 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
60 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
61 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
63 2 4 2 4 4 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5
64 2 4 5 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
65 1 5 5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
66 3 4 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 2 5 5 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4
69 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
70 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5
71 2 2 4 2 4 2 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5
72 3 2 4 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
73 5 2 4 2 2 5 5 2 3 5 3 5 5 3 2 5
74 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
75 2 5 5 3 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
76 2 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
78 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
79 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5
80 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4
81 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4
82 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3
83 5 4 4 5 3 5 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4
84 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3
85 3 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4
86 3 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
87 2 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 2 4 5
88 3 4 5 5 2 4 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4
89 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4
90 3 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 2 2 5
91 4 4 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 2 2 4
92 2 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
93 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
94 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4
95 5 3 4 4 5 3 4 5 4 4 3 3 4 4 3 5
96 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4
97 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4
98 3 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5
99 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
100 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4

No. VARIABEL Y
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 Y.11 Y.12 Y.13 Y.14 Y.15 Y.16 Y.17
1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 1
2 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 5 5 4 3 4 4
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 2
10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5
11 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 2 4 3 3 3 5 4
12 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 2 2 4 5 5 5 3
13 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3
14 5 3 3 4 4 4 4 5 5 5 2 4 4 4 4 5 5
15 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
16 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 4 3 1 1
17 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5
18 5 4 4 5 5 5 5 5 2 2 1 5 5 5 5 4 5
19 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 2 5 4 4 3 5 3
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
21 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
23 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 5
24 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4
25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
26 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 1 1 5 4 2 4 1
27 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
28 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4
29 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4
30 5 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 5 5 4 5 5 4
31 5 1 1 2 2 3 5 5 4 4 1 3 5 5 1 5 3
32 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2 5 5 5 5 3 3
33 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 2 5 5 5 5 5 5
34 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 5 5 4 5 5
35 5 1 1 5 1 1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5
36 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
37 4 3 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 4
38 5 3 3 4 3 3 4 5 3 4 2 3 3 3 4 4 3
39 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5
40 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 1 4 5 5 5 5 5
41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4
42 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 4 5
43 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5
44 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5
45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
46 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 3
47 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 5 3
48 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 1 4 5 5 5 5 4
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5
50 2 3 2 4 4 4 1 1 4 2 3 1 2 3 3 2 2
51 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
52 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
53 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
54 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3
55 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 2
56 4 3 3 4 4 3 5 5 5 5 2 4 5 5 5 4 4
57 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 4
58 5 5 4 5 5 3 3 4 2 4 1 3 5 5 5 5 5
59 5 5 3 4 3 4 3 4 4 4 1 3 3 4 4 4 3
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1
62 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5
63 5 5 5 5 3 3 3 3 5 3 1 1 3 3 3 3 2
64 5 3 3 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5
65 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 1 1 3 5 4 4 3
66 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 1 5 5 5 5 4 5
67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
68 4 3 3 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 3 3
69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
70 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 2 2 5
71 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2
72 5 2 3 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4
73 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 2 3 5 4 4 4 4
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5
75 4 3 4 4 4 3 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4
76 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 5
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
78 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3
79 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4
80 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5
81 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5
82 5 4 4 4 5 4 3 3 3 4 5 5 4 4 3 5 5
83 5 4 4 5 4 3 2 3 3 4 2 5 4 5 5 5 5
84 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3
85 4 4 4 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 3 4 2
86 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5
87 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4 5 5
88 5 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 5 5 4 5 4 5
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 2
90 4 4 4 4 5 4 4 5 3 5 2 4 5 4 5 4 4
91 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5
92 4 4 4 4 4 4 5 5 3 3 1 3 4 4 4 4 4
93 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 5 5 4 4 5 5
94 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4
95 4 5 3 4 3 4 3 4 3 4 2 5 5 4 5 5 4
96 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4
97 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5
98 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 5 4 5 5
99 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5
100 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4

Anda mungkin juga menyukai