Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA LITERASI MEDIA SOSIAL DAN PEMAHAMAN

KONSEPMATEMATIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


SMAN2KOTABUMI

PROPOSAL
Sebagai salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif
yang diampu oleh Ibu Ratih Handayani, M.Pd. Pada Porgram Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
Tedi Zarkasih
NPM: 2184202012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2023
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Di-era digitalisasi saat ini, media sosial memiliki perkembangan pesat dalam penggunaanya.
Hal ini dapat dilihat pada lingkungan sekitar, yang hampir mencakup semua kalangan
masyarakat mengunakan media sosial dalam aktivitas. Pernyataan tersebut didukung oleh
data pengguna media sosial di Indonesia tahun 2022 didalam penelitian yang dilakukan oleh
(Hermawansyah, 2022). Menurut APPJI pada tahun 2022 terdapat 210,026,769 jiwa
masyarakat di Indonesia yang terhubung pada internat, dari total seluruh masyrakat Indonesia
sebanyak 272,682,600 jiwa. Selanjutnya, sebanyak 89,15% peng-akases media sosial dan
presentase tertinggi pengguna media sosial ialah kalangan dari Pelajar dan mahasiswa sebesar
99,26%. Dengan kata lain, media sosial sudah menyebar luas kesemua masyarakat Indonesia,
terkhusus pada yang berstatus pelajar dan mahasiswa.
Menurut (Sari, 2019), Media sosial memiliki dampak dan pengaruh yang cukup besar bagi
masyrakat. Hal tersebut, dikarenakan suatu pesan yang ditampilkan secara audio visual
menimbulkan dampak terhdap masyrakat dan penggunanya. Pernyataan tersebut didukung
oleh teori masyarakat massa yang dibawa oleh Kornhouser (1959), Bromson (1961), Giner
(1979), dan Dennis Mc Quali (2011). Dalam teori ini, dijelaskan bahwa rata-rata orang
merupakan korban dari media massa. Penyebab munculnya teori tersebut, dikarenakan hasil
penelitian mereka menuding rusaknya moral induvidu bahkan kelompok disebabkan
kesalahan dalam penggunaan media tersebut. Lebih lanjut, menurut (Nasrikin & dkk, 2023)
dalam penelitiannya, yang menyatakan bahwa penggunaan dari media sosial hanya sebatas
untuk kesenangan induvidu dan tidak terlalu memikirkan keadaan lain.
Penggunaan media sosial dikalangan pelajar harus dibarengi dengan kecakapan dalam
penggunaannya (Nasrikin & dkk, 2023). Kecakapan ini merupakan kemampuan seseorang
dalam mencari, menemukan dan menggunakan informasi. Informasi tersebut diperoleh dari
berbagai sumber atau media, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam
mengatasi kesenjangan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dengan kata lain,
diperlukannya literasi yang baik bagi pengguna media tersebut (Pahlevi Hidayat & Hamzah
Lubis, 2020).
New Media Consortium tahun 2005 memaknai literasi media sosial adalah keakraban antra
generasi muda dengan media yang seolah menghalangi dari sebuah larangan. Dengan
menumbuhkan kesadaran, untuk dapat melakukan diaglog kritis sebagai upaya untuk
membantu remaja dalam memahami makna dari pengalaman bermedianya. Literasi media
sosial merupakan segolongan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang bagi pengguna
media sosial, untuk menyaring informasi, serta melibatkan kemampuan teknik dan
kecerdasan kognitif dalam penggunaannya (Sari, 2019). Pernyataan tersebut dipertegas oleh
Potter dalam (DeVito, 2008) yang menyatakan bahwa, literasi media sosial merupakan
kemampuan seseorang untuk memahami, menganalisis, mengakses dan memproduksi pesan
dari komunikasi masa dengan konsep yang lebih kompleks. Kompleksnya konsep literasi
media sosial ini, disebabkan oleh konsep literasi media berkaitan dengan konsep pendidikan
media, berpikir kritis dan aktivitas memproses informasi.
Salah satu bagian dari konsep literasi media sosial ialah berpikir kritis. Berpikir kritis
merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki setiap orang untuk dapat menghadapi
bermacam-macam permasalahan dalam kehidupan (Nuryanti, Zubaidah, & Diantoro, 2017).
Berpikir kritis merupakan kemampuan kognitif seseorang dalam mengambil keputusan atau
kesimpulan dengan didasari alasan logis dan bukti-bukti empiris (Yaumi, 2021). Kemampuan
berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh seorang siswa, karena dengan berpikir kritis dapat
membuat siswa lebih terampil dalam menyusun argument, menganalisis kredibilitas
informasi, serta mengambil keputusan yang lebih tepat. Lebih lanjut menurut (Sulistiani &
Masrukan, 2016), kemampuan berpikir kritis sangatlah penting dalam pembelajaran,
khususnya matematika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran matematika di SMAN 2
Kotabumi, diperoleh informasi bahwasanya kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika masih belum sempurna. Hal ini terlihat, dari indikator berpikir
kritis yang dikemukakan oleh Facione belum dimiliki siswa, terkhusus kemampuan dalam
menganalisis, eksplanasi dan regulasi diri .Dugaan guru penyebab masalah tersebut, karena
kurangnya pemahaman konsep matematik dan literasi media sosial yang rendah.
Guru mengatakan bahwa siswa yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran matematika, dikarenakan kurangnya atau bahkan tidak paham akan pemahaman
konsep matematik. Hal ini sejalan dengan pendapat (Hadi & Kasum, 2015), menyatakan
bahwa dasar penting yang digunakan untuk berpikir kritis adalah pemahaman konsep
matematika. Pemahaman konsep matematika merupakan dasar awal untuk menguasai
konsep matematika lainnya yang lebih kompleks, serta menunjang kemampuan koneksi antar
konsep tersebut (Zakaria & Zulnaidi, 2012). Pentingnya pemahaman konsep bagi siswa,
ketika menghadapi keberagaman persoalan matematika. Siswa mampu memahami dan
menyelesaikan masalah yang menjadi persoalan. Belajar konsep dapat membuat siswa
memahami dan membedakan kata, simbol, dan tanda dalam matematika (Agus, 2013).
Dugaan selanjutnya mengenai penyebab rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, yang
disampaikan guru adalalah pengaruh literasi media sosial.
Guru mengatakan pengaruh literasi media sosial yang rendah berdampak pada penurunan
fokus dan perhatian. Penggunaan media sosial berlebih taanpa dibarengi liteasi media sosial
yang baik dapat menurunkan fokus dan perhatian siswa pada hal-hal penting seperti belajar
atau mengasah skil yang dimiliki. Selanjutnya ketergantungan pada pendapat-pendapat orang
lain. Siswa yang literasi media sosialnya yang rendah mungkin lebih dominan mengandalkan
pendapat atau opni orang lain, tanpa berpikir untuk membentuk pandangan atau opini sendiri.
Dugaan guru tersebut, sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rifqi, dkk tahun
2023 mengenai pengaruh literasi media intenet terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
Diperoleh bahwa, terdapat pengaruh antara literasi media internet terhadap kemampuan
berpikir kritis siswaa, ditinjau pada data pengguna, intensitas penggunaan, platform yang
sering digunakan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan literasi media sosial dan pemahaman konsep matematik
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 2 Kotabumi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasikan masalah-
masalah yang berkaitan dengan hubungan antara pemahaman konsep matematik dan media
sosial terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya literasi media sosial yang dimiliki oleh siswa
b. Kurangnya pemahaman konsep matematik yang dimiliki oleh siswa
c. Masih terdapat siswa yang kurang kesadaran akan penting untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritisnya
1.3 Batasan Masalah
Guna pembahasan dalam penelitian ini tidak meyimpang dan lebih fukus pada masalah yang
akan diteliti. Maka dalam penelitian ini berfokus pada hubungan antara literasi media sosial
dan pemahaman konsep matematik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
SMAN 2 Kotabumi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
yaitu, “Apakah ada hubungan antara literasi media sosial dan pemahaman konsep matematik
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 2 Kotabumi ?”
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan antara literasi media
sosial dan pemahaman konsep matematik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
SMAN 2 Kotabumi.
1.6 Kegunaan Hasil Penelitian
Harapan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
1). Manfaat Teoritis
Kegunaan pada penelitian ini secara umum ditujuan kepada pembaca. Pembaca diharapkan
dari hasil penelitian ini menjadi langkah awal dari penelitian pengetahuan pada bidang
pendidikan. Mengingat pentingnya pemahaman konsep dalam pembelajaran matematik,
peran dan dampak media sosial pada dunia pendidikan, dan pentingnya kemampuan berpikir
kritis siswa dalam mengahadpi dan mengikuti pembelajaran.
2). Manfaat Praktis
a. Guru
Bagi guru, hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran, agar
mengetahui hubungan antara literasi media sosial dan pemahaman konsep matematik
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMAN 2 Kotabumi. Supaya, dapat
mengambil langkah solusi dari masalah yang dihadapi mengenai kemampuan berpikir kritis
siswa.
b. Universitas Muhammadiyah Kotabumi (UMKO)
Kepada Mahasiswa UMKO, agar penelitian ini menjadi landasan untuk melakukan penelitian
lanjutan dalam rangka pengambangan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


Pada bagian ini akan dipaparkan teori-teori dari pendapat ahli berkenaan dengan variabel-
variabel yang berkaitan dengan penelitian ini. Variabel-varibel dalam penelitian ini yaitu:
Pemahaman Konsep Matematik, Literasi Media Sosial, dan Kemampuan Berpikir Kritis.
2.1.1 Pemahaman Konsep Matematik
Pemahaman Konsep Matematik merupakan tujuan dari pembelajaran matematika. Hal ini
sejalan dengan permendiknas tentang standar isi, yang mengemukakan bahwa salah satu
tujuan pembelajaran matematika adalah pemahaman konsepnya. Permendiknas memaparkan
ciri dari pemahaman konsep matematika yaitu: menjelaskan hubungan antar konsep dan
menerapkan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat pada suatu persoalan (Jaelatu,
Mandur, Jundur, & Kurniawan, 2018). Menurut (Zakaria & Zulnaidi, 2012), Pemahaman
konsep matematika merupakan dasar awal untuk menguasai konsep matematika lainnya
yang lebih kompleks, serta menunjang kemampuan koneksi antar konsep tersebut. Pernyataan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematik merupakan
kemampuan untuk menjelaskan hubungan antar konsep matematik dan menerapkan konsep-
konsep tersebut secara luwes, akurat, efiesien, dan tepat. Pemahaman konsep memiliki
indikor-indikator untuk melihat dan memastikan apakah seseorang tersebut dapat dikatakan
memahami sebuah konsep.
Indikator yang menunjukan pemahaman konsep antara lain sebagai berikut (Nurul Arifin,
2017):
a. Menyatakan kembali suatu konsep adalah kemampuan untuk mengungkapkan
ulang apa yang telah dikomunikasikan kepadanya.
b. Mengelompokkan objek-objek tertentu menurut jenis atau sifatnya.
c. Memberikan sebuah contoh dan non contoh dari suatu konsep
d. Mendisplay konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
e. Menerapkan konsep pada persoalan

2.2.3 Kemampuan Bepikir Kritis


Berpikir kritis adalah sebuah seni dalam berpikir untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu
hal agar mendapatkan kebenaran (Paul & Elder, 2007). Berpikir Kritis adalah proses berpikir
reflektif secara mendalam untuk memecahkan suatu permasalahan, menentukan keputusan
serta menganalisis, mengevaluasi argumen atau pernyataan hingga mendapatkan kesimpulan
yang tepat (Stobaugh, 2013). Berpikir kritis merupakan kemampuan yang mesti disiapkan
untuk menghadapi problematika dalam kehidupan (Nurun, 2022).
Menurut Facione dalam (Nuruf Agnafia, 2018) diuraikan indikator dan sub indikator sebagai
berikut:
Tabel 1. Indikator dan Sub Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Indikator Sub Indikator
Interprestasi Mengkategorikan
Mengkodekan
Mengklasifikasikan
Analisis Memerika suatu ide
Menilai suatu argument
Inferensi Mmpertanyakan bukti
Memprediksi alternatif
Mengambil keputusan atau menarik
kesimpulan
Eksplanasi Menyatakan hasil
Membernarkan prosedur
Memaparkan argument
Regulasi Diri Mengoreksi diri
Pengkajian diri

2.2 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban semenntara dari rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2021).
Hipotesis Dalam Penelitian ini adalah:
1. Ho: Tidak ada hubungan antara literasi media sosial dengan kemampuan berpikir
kritis siswa

Ha: Ada hubungan antara literasi media sosial dengan kemampuan berpikir kritis
siswa
2. Ho: Tidak ada hubungan antara pemahaman konsep matematik dengan kemampuan
berpikir kritis siswa

Ha: Ada hubungan antara pemahaman konsep matematik dengan kemampuan berpikir
kritis siswa

3. Ho: Tidak ada hubungan antara literasi media sosial dan pemahaman konsep
matematik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif dengan desain korelasional. Hal ini
karena, penelitian tersebut bertujuan untuk menghubungkan antara pemahaman konsep
matematika dan media sosial terhadap kemampuan berpikir kritis siwa. Penelitian ini terdiri
atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah literasi media sosial (
X 1 ¿, pemahaman konsep matematik ( X 2 ) dan variabel terikatnya ialah kemampuan berpikir
kritis ¿).
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan menjadi wilayah generalisasi. Poppulasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subjek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh penelii untuk dikaji guna penarikan kesimpulan
(Sugiyono, 2021). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI
Semester ganjil yang ada di SMA Negeri 2 Kotabumi pada tahun ajaran 2023/2024 dengan
jumlah siswa 360. Dengan tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Populasi Penelitian
Jumlah Siswa Kelas XI SMAN 2 Kotabumi.
No Kelas Jumlah
1 IPA 1 36
2 IPA 2 36
3 IPA 3 36
4 IPA 4 36
3 IPA 5 36
4 IPA 6 36
5 IPS 1 36
6 IPS 2 36
7 IPS 3 36
8 IPS 4 36
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono,
2021). Populasi yang besar tidak memungkin bagi peneliti mempelajari dan mengkaji semua
yang ada pada populasi. Hal ini dikarenakan batas waktu, tenaga dan dana, sehingga peneliti
dapat menggunakan sampel dari sebuah populasi. Berdasarkan populasi yang ditentukan
semua siswa kelas XI SMA Negeri 2 Kotabumi berjumlah 360 siswa. Pengambilan sampe
tentunya harus dapat mewakili dari populasi penelitian. Maka penelitian ini menentukan
besarnya sampel berdasarkan pendapat (Arikunto, 2010), yang menyatakan bahwa, apabila
subjek penelitian kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek penelitian atau populasinya lebih dari
100, maka sampelnya dapat diambil diantara 10-15% atau 20-25%.
Berdasarkan pada pendapat Arikunto maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini
25
adalah 25% dari jumlah populasi penelitian. Maka sampel penelitian sebanyak ×360 =
100
90 siswa.

3.2.3 Teknik Sampling


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel adalah proporsional
random sampling, artinya pengambilan sampel subjek penelitian dari setiap kelas ditentukan
seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing kelas. Selanjutnya
setiap subjek pada kelas diambil secara acak. Umtuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2. Sampel Dalam Penelitian
No Kelas Jumlah
1 IPA 1 9
2 IPA 2 9
3 IPA 3 9
4 IPA 4 9
3 IPA 5 9
4 IPA 6 9
5 IPS 1 9
6 IPS 2 9
7 IPS 3 9
8 IPS 4 9
Jumlah 90

3.3 Insturmen Penelitian


Instrumen dalam penelitian ini untuk pengambilan data berbentuk angket dan tes. Angket
digunakan untuk mengukur literasi media sosial siswa dan tes digunakan untuk mengukur
pemahaman konsep matematik dan kemampuan berpikir kritis.
3.3.1 Instrumen Literasi Media Sosial
a. Definisi Konseptual
Literasi Media Sosial adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menganalisis,
mengevaluasi, mengakses dan menyaring informasi dan konten didalam platform media
sosial secara kritis.
b. Definisi Operasional
Angket didalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui literasi media sosial siswa kelas
XI SMAN 2 Kotabum dengan menggunakan skala likert . skala likert terdiri dari pertanyaan
yang harus dijawab oleh responden berdasarkan tingkat kesepakatan mereka, mulai dari
“sangat setuju” – “ sangat tidak setuju”. Dalam kisi-kisi ini, akan mengevaluasi literasi media
sosial siswa dengan skala 1-5.
c.Kisi-kisi Instrument literasi Media Sosial
Tabel. 3 Kisi-kisi Instrument Literasi Media Sosial
Indikator Butir Soal Angket Nomor Soal
mengidentifikasi sumber informasi yang 1
kredibel di Media sosial
Memahami perbedaan antara fakta dan opini 2
di media sosial
Menggunakan akun media sosial dengan 3
bijaksana dan tanggung jawab
Membedakan antara konten yang sah dan 4
hoaks di media sosial
Memverfikasi informasi sebelum 5
menyebarkan berita atau informasi kepada
orang lain
Memahami resiko dan konsekuensi dari 6
penyebaran informasi yang tidak benar di
media sosial
Mengamankan informasi pribadi dan privasi 7
akun media sosial
Memahami dampak negatif dari perilaku 8
negatif di media sosial
Menggunakan media sosial untuk 9
pendidikan dan pengembangan diri
Cendrung berpikir kritis terhdap informasi 10
yang ditemukan
Menyusun argumen dan pendapat secara 11
jelas dan terbuka di media sosial
Mengenali upaya manipulasi atau 12
propoganda di media sosial

3.3.2 Instrument Pemahaman konsep Matematik


a. Definsi Konseptual
Pemahaman konsep matematik merupakan kemaampuan untuk menyelesaikan persoalan atau
masalah matematika dalam berbagai macam bentuk representasi, masalah disiplin ilmu lain
serta masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Definisi Operasional
kemampuan pemahaman konsep matematik akan diukur memalui soal tes uraian yang
mengandung indikator dari kemampuan pemahaman konsep diantaranya yaitu: Menyatakan
kembali suatu konsep, Mengelompokkan objek-objek tertentu menurut jenis atau sifatnya,
Memberikan sebuah contoh dan non contoh dari suatu konsep, Mendisplay konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis, dan Menerapkan konsep pada persoalan. Pemberian
skor akan ditentukan oleh peneliti menurut hasil jawaban siswa berdasarkan pedoman
perskoran
c, Kisi-kisi Instrument Pemahaman Konsep Matematik
Tabel 4. Kisi-kisi Instrument Pemahaman Konsep Matematik
Indikator Soal Tes Nomor Soal
Menentukan apa yang diketahui dan yang 1
menjadi pertanyaan pada butir soal
Mengklasifikasikan bagun ruang 2
berdasarkan bentuk sisinya
Memberikan contoh dan non contoh dari 3
konsep matematik bangun ruang
Menjawab butir soal berdasarkan yang 4
diketahui tentang bangun ruang
Menghitung luas permukaan bangun ruang 5

3.3.3 Insturment Kemampuan berpikir Kritis


a. Definisi Konseptual
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
menyimpulkan informasi atau menetapkan keputusan secara obyektif dan rasional.
b. Definisi Operasional
Data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh melalui instrumen penelitan yang
mengandung indikator dari berpikir kritis siswa. Pemberian skor akan ditentukan oleh peneliti
menurut hasil jawaban siswa berdasarkan pedoman perskoran.
c, Kisi-kisi Instrument kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Tabel. 5 Kisi-kisi Instrument Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Indikator Butir Soal Tes Berpikir Kritis Nomor Soal
Mengenali nama dan sifat-sifat dasar 1
bangun ruang
Menyebutan jumlah sisi, rusuk, dan sudut 2
pada bangun ruang
Mengidentifikasi Hubungan antara bangun 3
ruang
Menyebutkan persamaan dan perbedaan 4
antara dua jenis bangun ruang
Menghitung Volume dan luas permukaan 5
bangun ruang
Menyelesaikan masalah yang melibatkan 6
persoalan sifat bangun ruang
Menyelesaikan persoalan kontesktual dari 7
bangun ruang
Menganalisis pernyataan tentang bangun 8
ruang dan menentukan pernyataan tersebut
benar atau tidak
Menyimpulkan suatu persoalan dengan logis 9
untuk mendukung atau menolak argumen
tentang bangun ruang
Menyelesaikan persoalan bangun ruang 10
yang membutuhkan penggunaan beberapa
konsep bangun ruang secara bersamaan

3.4 Pengujian Instrument


Pengujian Instrument yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari butir-
butir soal. Untuk menguji validitas angket literasi media sosial digunakan rumus korelasi
product moment dan menguji reabilitas menggunakan rumus Crinbach Alfa. Untuk menguji
validitas instrument tes menggunakan validtas isi dan reabilitas instrumen dengan
menggunakan rumus r 11. Sebelum menguji reabilitas instrument tes, terlebih dahulu
melakukan uji daya beda dan tingkat kesukaran.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini untuk memperoleh data yang sesuai dengan variabel-variabel penelitian,
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu teknik angket dan teknik tes.
Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai literasi media sosial siswa dan
teknik tes digunakan untuk memperoleh data pemahaman konsep matematik dan kemampuan
berpikir kritis.
Langkah pengumpulan data berupa angket dan tes. Angket dan tes diberikan kepada siswa
SMAN 2 Kotabumi kelas XI sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atas kebijakan
kepada kepala sekolah tersebut.

3.6 Teknik Analisis Data


Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statisitik parametris karena data yang
diperoleh berbentuk rasio. Karena pengujian hipotesis menggunakan statisik parametris,
maka setiap data pada variabel penelitian terlebih dahulu diuji normalitas dan uji
homogenitas.
3.6.1 Uji Persyaratan Uji Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis digunakan rumus statistik, yang hanya berlaku jika
data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu data dari setiap variabel penelitian du
uji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan Lilliefor’s dalam (Sudjana, 2005).
Hal ini bertujuan utnuk pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang dianalisis.
Dengan kriteria apabila Lhitung < Ltabel dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Selanjutnya, uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett dalam sudjana
(2010) pada taraf signifikasi 0,05 dengan peluang (1-q) dan dk (k-1). Hal ini bertujuan untuk
mengetahui homogen dari data yang diperoleh. Dengan kriteria menolah hipotesis Ho jika
2 2
x ≥ x(1−a)(k−1 ). Maka dapat disimpulkan data sampel yang diambil mempunyai varians yang
homogen.
3.6.2 Uji Hipotetis
Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan analisis linear sederhana beserta korelasinya. Persamaan
regresi sederhana dalam (Sugiyono, 2021). Sebagai berikut.

γ=a+bX
Keterangan:
Y = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefisien regresi
X = Nilai Variabel independen

Untuk mengetahui kontribusi pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat , maka akan
dicari koefisien korelasi dengan rumus product moment (Sugiyono, 2021)sebagai berikut:

n ∑ x 1 y 1−(∑ x 1)( ∑ y 1 )
r xy =
√¿¿ ¿

Untuk menguji keberartian koefisien kolrelasi maka dilakukan uji t dalam (Sugiyono,
2021)dengan rumus:
r √n−2
t=
√ 1−r 2
Hipotesis 3 akan diuji dengan korelasi dan regresi linear berganda. Regresi linear ganda
bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel berbas bersama-sama terhdap
variabel terikat. Adapun persamaan regresinya menggunakan rumus dalam (Sugiyono, 2021)
sebagai berikut:
'
Y =a+b1 X 1 +b2 X 2
Korelasi ganda menggunakan rumus dalam (Sugiyono, 2021)sebagai berikut:

2 2
r yx 1 +r yx 2−2r yx 1 r yx 2 r x1 x 2
R yx 1 x2= 2
1−r x 1 x 2
Keterangan:
R yx 1 x2: Korelasi antara X 1 dan X 2 dengan variabel Y
r yx1 : Korelasi antara X 1 dengan Y
r yx2 : Korelasi antara X 2 dengan Y
r x1 x2 :Korelasi antara X 1 dengan X 2
Untuk menguji keberartian korelasi ganda maka dilakukan uji F dalam (Sugiyono, 2021)
dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
2
R : Koefisien determinasi
n : Jumlah data
k : Jumlah variabel Independen
DAFTAR PUSTAKA

Agus, S. (2013). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aris, S. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
DeVito. (2008). Eessentials of Hukum Comunication. Pearson Education, Inc.
Fensi, F. (2020). Peran Media Sosial Dalam Pembentukan Karakter Siswa SMA & SMK
Bhinneka Tunggal Ika Jakarta. Jurnal pengabdian dan kewiraushaan, 082-088.
Hadi, & Kasum. (2015). Pemahaman Konsep Matematika Siswa smp Melalu Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Memeriksa Berpasangan (pair checks). EDU-
MAT Jurnal Pendidikan, 59-66.
Hermawansyah, A. (2022). Analisis Profil dan Karakteristik Pengguna Media Sosial di
Indonesia. Skripsi.
Jaelatu, Mandur, Jundur, & Kurniawan. (2018). Relasi Antara Visualisasi Spasial dan
Orientasi Spasial Terhadap Pemahaman Konsep Geometri Ruang. Journal of songke
math, 47-59.
Muinah. (2014). Perbandingan Kefektifan Motode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan
NHT Pada Prestasi dan Minat Belajar Matematika Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas VII MTSN Padang Ratu Lampung Utara. Jurnal eksponen,
22-33.
Nasrikin, R., & dkk. (2023). Pengaruh Literasi Media Internet Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di-Era Covid-19.
Jurnal Civic Hukum, 46-57.
Nurrizka, F., & Annisa. (2016). Peran Media Sosial di Era Globalisasi Pada Remaja Di
Surakarta Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Terhadap Remaja Dalan Perpektif
Perubahan Sosial. Jurnal analisa sosiologi, 28-37.
Nuruf Agnafia, D. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
Biologi . Jurnal Florea , 1-8.
Nurul Arifin, F. (2017). Hubungan Antara Pemahaman Konsep Dengan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) Pada Mata Pelajara IPA. Skripsi.
Nurun. (2022). Analisis Indikator Berpikir Kritis Terhadap Karakter Rasa Ingin Tahu Dalam
Kurikulum 2013. Anterior Jurnal , 118-125.
Nuryanti, L., Zubaidah, S., & Diantoro, M. (2017). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMP. Jurnal pendidikan , 155-158.
Pahlevi Hidayat, F., & Hamzah Lubis, F. (2020). Litasi Media Dalam Menyangkal
Radikalisme Pada Siswa . Jurnal ilmu komunikasi , 31-41.
Paul, & Elder. (2007). Critical Thingking Concepts and Tool. In 27th International
Conference on critical Thinking .
Permana, P., & Erwin. (2018). Pengaruh Media Sosial Sebagai Sumber Belajar IPS Terhadap
Motivasi Belajar, Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal pinus, 54-58.
Rahman, J. (2021). Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa.
Sari, S. (2019). Literasi Media Pada Generasi Melenial Di- Era Digital. Jurnal Professional
FIS UNIVED, 30-41.
Stobaugh. (2013). Assessing Critical Thinking In middle and High School.
Sudjana. (2005). Metode Statisitika . Bandung: Penerbit Tarsito.
Sugiyono. (2021). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta, cv.
Sulistiani, E., & Masrukan. (2016). Pentingnya Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Matematika Untuk Menghadapi Tantangan MEA . 605-611.
Yaumi, M. (2021). Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta : Dian Rakyat .
Zakaria, & Zulnaidi. (2012). The Effect of Using GeoGebra and Procedural Knowledge of
High School Mathematics Students. Asian social science, 102-106.

Anda mungkin juga menyukai