Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL TERHADAP

KESEHATAN MENTAL SISWA XI MIPA 1

TAHUN AJARAN 2023/2024

SKRIPSI

KESYA SINABUTAR

0084595871

SMA NEGERI 1 SUMBUL

2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini disusun untuk mengeksplorasi fenomena yang


penting dalam kehidupan modern, yakni “Pengaruh Penggunaan Media Sosial
Terhadap Kesehatan Mental Siswa XI MIPA 1 Tahun Ajaran 2023/2024”. Penulis
menyadari bahwa media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan siswa. Oleh sebab itu, penting untuk
memahami pengaruhnya terhadap kesehatan mental mereka.

Dalam penyelesaian studi dan penulisan skripsi ini, penulis banyak


memperoleh bantuan baik pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak
terhingga kepada :

1. Ibu guru pembimbing, Hotmi Nainggolan, S.Pd., yang telah


memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan dalam penyusunan
skripsi ini.
2. Kedua orangtua penulis, Edward Sinabutar dan Dewi Sinaga yang
senantiasa memberikan doa, dukungan dan tentunya memfasilitasi
segala keperluan untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak
penulis menjadi orang yang sukses di masa mendatang.
3. Seluruh siswa kelas XI MIPA 1 yang merupakan teman sekelas
penulis, terima kasih telah mau menjadi sampel dalam penelitian
dalam skripsi penulis.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan
dan keterbatasan, Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang
pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental siswa.

Terima kasih.

Sumbul, 08 Februari 2024

Penulis,

Kesya Sinabutar
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi, khususnya media sosial telah


mengubah lanskap interaksi sosial, terutama pada kalangan siswa sekolah
menengah atas. Perkembangan media sosial ini juga termasuk pada siswa kelas XI
MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul. Media sosial menawarkan platform yang
memungkinkan siswa untuk terhubung dengan teman sejawat, berbagi informasi,
dan terlibat dalam berbagai aktivitas secara virtual. Namun, dampak penggunaan
media sosial terhadap kesehatan mental siswa sekolah menengah atas menjadi
perhatian penting, mengingat fase perkembangan siswa yang rentan terhadap
tekanan sosial dan emosional.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan adanya korelasi antara


penggunaan media sosial dengan kesehatan mental siswa sekolah menengah atas.
Penggunaan yang berlebihan atau tidak sehat dari media sosial dapat
meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan mental seperti kecemasan,
depresi, dan rendahnya percaya diri. Penelitian yang dilaporkan dalam Journal of
the American Medical Association Psychiatry menemukan bahwa siswa yang
menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari berisiko tinggi terhadap
masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi yaitu citra diri.
Kehadiran media sosial seringkali memicu perbandingan sosial yang tidak sehat,
di mana siswa cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain
berdasarkan penampilan fisik, prestasi, dan gaya hidup. Hal ini dapat
menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi. Selain itu,
keterbukaan terhadap konten negatif atau cyberbullying di media sosial juga dapat
memengaruhi kesehatan mental siswa secara negatif.

Studi tentang “Media Sosial dan Kesehatan Mental Remaja” oleh Twenge,
Campbell, & Martin (2018) menggali dampak penggunaan media sosial yang
meningkat terhadap kesehatan mental remaja di Amerika Serikat. Temuan
menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di media sosial
berkorelasi dengan peningkatan gejala depresi dan risiko bunuh diri di kalangan
siswa. Hal ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana interaksi intensif
dengan media sosial dapat memengaruhi kesejahteraan mental remaja, terutama
dalam konteks perbandingan sosial dan keterbukaan terhadap konten yang
merugikan.

Studi “Penggunaan Media Sosial dan Perasaan Kesepian pada Orang


Muda” oleh Primack Et Al (2017) meneliti hubungan antara penggunaan media
sosial dan perasaan kesepian di kalangan dewasa muda di Amerika Serikat.
Hasilnya menunjukkan bahwa seringnya terlibat dalam media sosial dapat
meningkatkan perasaan kesepian. Fenomena ini menyoroti kontradiksi di balik
peran media sosial dalam menghubungkan orang secara virtual sementara akan
merusak kualitas hubungan interpersonal secara nyata. Perasaan kesepian yang
dialami oleh mereka yang intens terlibat dalam media sosial menekankan
pentingnya mendalami dampak psikososial dari interaksi online.

Penelitian mengenai pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental


siswa harus dilakukan karena penggunaan media sosial yang semakin meningkat
di kalangan siswa sekolah menengah atas berpotensi memengaruhi kesejahteraan
mental mereka. Dengan risiko kesehatan mental yang semakin meningkat di
kalangan siswa, penting untuk memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh
interaksi intensif dengan media sosial. Hal ini juga akan membantu dalam
pengembangan intervensi yang lebih efektif untuk mendukung kesehatan mental
siswa di era digital ini. Adapun dalam hal ini bahwa siswa XI MIPA 1 di SMA
Negeri 1 Sumbul masih memiliki banyak masalah serius dalam penggunaan media
sosial terhadap kesehatan mental. Peneliti berpendapat bahwa penelitian ini perlu
dilakukan mengingat bahwa siswa sekolah menengah atas adalah generasi yang
dalam waktu dekat akan terjun ke dalam lingkungan kerja, lingkungan masyarakat
sosial maupun lingkungan negara yang memerlukan generasi penerus bangsa.
Maka dari itu diperlukan generasi muda yang kuat secara mental. Mental yang
baik akan menciptakan pola pikir dan kesehatan fisik yang baik juga. Dari
beberapa pendapat para ahli yang telah dipaparkan sebelumnya dan mengingat
pentingnya peran generasi muda di masa mendatang maka peneliti tertarik
melakukan penelitian tentang "Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap
Kesehatan Mental Siswa XI MIPA 1 Tahun Ajaran 2023/2024".

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan


permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni :

1.2.1 Bagaimana pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan


mental siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul?

1.2.2 Bagaimana pengaruh positif penggunaan media sosial terhadap


kesehatan mental siswa?

1.2.3 Bagaimana pengaruh negatif penggunaan media sosial terhadap


kesehatan mental siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media sosial


terhadap kesehatan mental siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1
Sumbul.

1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh positif penggunaan media


sosial terhadap kesehatan mental siswa.

1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh negatif penggunaan media


sosial terhadap kesehatan mental siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :


1.4.1 Bagi Siswa

Melalui penelitian ini, siswa dapat lebih menyadari dampak


negatif dari penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental
mereka, sehingga dapat mengambil langkah-langkah preventif
yang lebih bijak untuk menjaga kesejahteraan mereka. Dengan
pemahaman yang lebih baik, siswa dapat mengembangkan
kebijaksanaan dalam penggunaan media sosial, meningkatkan
kesehatan mental mereka, dan merencanakan masa depan yang
lebih baik dengan mencapai tujuan akademik dan karir.

1.4.2 Bagi Guru

Melalui penelitian ini, guru dapat merancang pembelajaran


yang responsif terhadap kebutuhan kesejahteraan siswa. Dengan
pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana media sosial
memengaruhi kesehatan mental siswa, guru dapat menyusun
strategi pembelajaran yang mengintegrasikan literasi media sosial
dan kesehatan mental, serta memberikan dukungan yang lebih
efektif bagi siswa dalam mengelola stres dan tekanan yang
mungkin timbul akibat penggunaan media sosial.

1.4.3 Bagi Sekolah

Melalui penelitian ini, sekolah dapat merancang lingkungan


belajar yang mendukung kesejahteraan siswa secara holistik.
Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana media
sosial memengaruhi kesehatan mental siswa, sekolah dapat
mengembangkan kebijakan dan program yang mendorong
penggunaan media sosial yang positif dan bertanggung jawab, serta
menyediakan sumber daya dan dukungan yang tepat bagi siswa
yang memerlukan bantuan dalam mengelola dampak negatif dari
penggunaan media sosial.
BAB II

KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kerangka Teoretis

2.1.1 Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengaruh adalah


daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

Sementara itu, Surakhmad (2012:1) menyatakan bahwa pengaruh


adalah kekuatan yang muncul dari sesuatu benda atau orang dan juga
gejala dalam yang dapat memberikan perubahan yang dapat membentuk
kepercayaan atau perubahan.

Dari ketiga definisi tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa


pengaruh berhubungan dengan sebab akibat. Pengaruh adalah suatu akibat
atau dampak dari sesuatu hal yang telah dilakukan sebelumnya.

2.1.2 Media

Media menurut KBBI merupakan alat atau sarana komunikasi


untuk menyampaikan suatu informasi. Adapun media dalam konsep
perancangan ini didefinisikan sebagai alat atau sarana yang akan
digunakan untuk menyampaikan informasi terkait celengan dari masa ke
masa.

Association for education and Communication Technology


(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education
Association (NEA) memdefinisikan media sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dan dapat mempengaruhi
efektifitas program instructional.

Peneliti berpendapat bahwa media adalah sarana atau alat yang


digunakan untuk menyampaikan informasi, pesan, atau konten dalam
bentuk cetak, televisi, radio, internet, dan platform digital lainnya..

2.1.3 Sosial

Menurut KBBI, “sosial” dapat diartikan berkenaan dengan


masyarakat. Sosial juga dapat dilihat sebagai suatu perhatian yang
diberikan secara sukarela demi kepentingan umum, seperti suka
membantu, menolong sesama dan sebagainya.

Menurut Talcott Parsons sosial adalah suatu sistem yang terdiri


dari pola-pola interaksi, peranan, dan nilai-nilai yang membentuk
kerangka tindakan individu dalam masyarakat. Menurut Paul Ernest, arti
kata sosial adalah sejumlah manusia secara individu yang terlibat dalam
berbagai kegiatan bersama.

Peneliti menyimpulkan bahwa sosial adalah sebuah konsep yang


berkaitan dengan interaksi antara individu atau kelompok dalam
masyarakat. Ini mencakup segala hal yang terkait dengan hubungan,
norma, nilai, dan struktur sosial yang membentuk pola interaksi manusia.

2.1.4 Media Sosial

Dalam konsep KBBI media sosial adalah laman atau aplikasi yang
memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat
dalam jaringan sosial.

Dr.Rulli Nasrullah M.Si. dalam buku “Media Sosial” ( 2016 ; 13 ),


menyimpulkan bahwa media sosial merupakan medium di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun
berinterakasi, bekerjasama, saling berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lainnya, dan membentuk ikatan sosial. Kemudian berdasarkan
Nabila et al. (2020) media sosial merupakan sebuah media online yang
beroperasi dengan bantuan teknologi berbasis web yang membuat
perubahan dalam hal komunikasi yang dahulu hanya dapat satu arah dan
berubah menjadi dua arah atau dapat disebut sebagai dialog interaktif.

Maka dari ketiga pemaparan tersebut peneliti menyimpulkan


bahwa media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna
untuk berinteraksi, berbagi konten, dan terhubung dengan orang lain
secara daring. Platform ini mencakup situs web dan aplikasi yang
memungkinkan pengguna untuk membuat profil pribadi atau halaman,
memposting teks, gambar, video, dan berbagai jenis konten lainnya, serta
berpartisipasi dalam aktivitas seperti komentar, menyukai, dan berbagi
konten dari pengguna lain. Beberapa contoh media sosial yang populer
termasuk Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.

2.1.5 Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian


kesehatan adalah keadaan (hal sehat). Kata “sehat” menurut KBBI adalah
suatu keadaan atau kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas
dari sakit.

Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992 sehat


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis. Konsep “sehat”, World
Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat
luas, yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan atau cacat. Dalam definisi
ini, sehat bukan sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang
tidak berpenyakit pun tentunya belum tentu dikatakan sehat. Orang
tersebut semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik fisik, mental,
maupun sosial.
Dari definisi tersebut peneliti berpendapat bahwa sehat bukan
hanya dari segi fisik, melainkan mental yang baik merupakan salah satu
komponen agar seseorang dapat dikatakan sehat sepenuhnya.

2.1.6 Mental

Menurut KBBI, definisi mental bersangkutan dengan batin dan


watak manusia, bukan bersifat badan atau tenaga. Dalam hal ini mental
tidak bersifat fisik yang artinya tidak dapat dilihat secara langsung.

Sigmund Freud, seorang psikoanalisis terkenal, mendefinisikan


"mental" dalam konteks struktur mental, seperti ego, dan superego.
Menurut Freud, mental mencakup segala hal yang terkait dengan
kehidupan batin, termasuk keinginan yang tersembunyi dan konflik
emosional. Kemudian pendapat Carl Jung, seorang psikolog analitis,
melihat mental dalam konteks yang lebih luas, termasuk alam bawah
sadar, arketipe, dan konsep kolektif. Menurut Jung, mental mencakup
tidak hanya aspek individual tetapi juga dimensi kolektif dan spiritual
manusia.

Peneliti berpendapat mental adalah istilah yang merujuk pada


kondisi psikologis atau emosional seseorang, termasuk pikiran, perasaan,
dan perilaku. Ini juga dapat merujuk pada aspek-aspek kognitif individu,
seperti proses berpikir, persepsi, dan ingatan.

2.1.6 Kesehatan Mental

Menurut KBBI kesehatan mental diartikan sebagai kesejahteraan


batin secara penuh, tidak semata-mata berupa absennnya penyakit atau
kelemahan tertentu

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental


adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi
mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang
normal, dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, dan mampu
memberikan kontribusi kepada komunitas mereka. Kesehatan mental
menurut Undang-Undang nomor 3 tahun 1966 adalah suatu kondisi yang
memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional seseorang,
yang mana perkembangan tersebut harus selaras dengan keadaan-keadaan
orang lain.

Dari beberapa pemaparan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa


kesehatan mental dapat diartikan sebagai kesejahteraan batin secara penuh,
tidak semata-mata berupa absennnya penyakit atau kelemahan tertentu.
Individu yang sehat secara mental serasi dalam seluruh aspek
psikologisnya (pikiran, emosi, dan tingkah laku) sehingga bisa optimal
dalam menjalankan kehidupan dan memiliki relasi yang memuaskan, baik
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

Seseorang yang mentalnya sehat memiliki karakteristik tertentu.


Kriteria tersebut meliputi :

a. Sikap positif terhadap diri sendiri


Individu dapat menerima dirinya secara utuh, menyadari adanya
kelebihan dan kekurangan dalam diri dan menyikapi kekurangan
atau kelemahan tersebut dengan baik.
b. Tumbuh kembang dan beraktualisasi diri
Individu mengalami perubahan kearah yang normal sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan dapat
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh dirinya.
c. Integrasi
Individu menyadari adanya semua aspek yang dimiliki adalah satu
kesatuan yang utuh dan mampu bertahan terhadap stress dan dapat
mengatasi kecemasannya.
d. Persepsi sesuai dengan kenyataan
Pemahaman individu terhadap stimulus eksternal sesuai dengan
kenyataan yang ada. Persepsi individu dapat berubah jika ada
informasi baru, dan memiliki empati terhadap perasaan dan sikap
orang lain.
e. Otonomi
Individu dapat mengambil keputusan secara bertanggungjawab dan
dapat mengatur kebutuhan yang menyangkut dirinya tanpa
bergantung pada orang lain.

2.1.7 Siswa

Dalam KBBI, siswa berarti seorang anak yang sedang belajar dan
bersekolah dan salah satu komponen dalam pengajaran, di samping faktor
guru, tujuan, dan metode pengajaran.

Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan (2005) pengertian siswa


adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk memperoleh atau
mempelajari beberapa tipe pendidikan. Sedangkan menurut Sardiman
(2003), pengertian siswa adalah orang yang datang kesekolah untuk
memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.

Peneliti berpendapat bahwa siswa adalah anak yang masih dalam


pengajaran dan masih perlu untuk dibimbing. Artinya anak tersebut masih
labil dan perlu untuk dibimbing melalui lembaga pendidikan yang akan
menuntun anak tersebut untuk belajar dan memilih pilihan yang terbaik
untuknya.

2.1.8 Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Siswa

Dari beberapa pembahasan definisi yang telah dipaparkan


sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa media sosial yaitu laman
atau platform digital memberikan pengaruh, akibat atau dampak terhadap
kesehatan pikiran, emosi dan tingkah laku anak yang masih dalam masa
labil dalam pembelajaran.
2.2 Kerangka Konseptual

2.2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dalam suatu penelitian, diperlukan hasil-hasil penelitian yang relevan


untuk mendukung serta memperkuat pentingnya penelitian ini dilakukan.
Peneliti telah menelaah beberapa kajian atau hasil penelitian yang terkait
dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap
Kesehatan Mental Siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul”

1. Skripsi “Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Peserta


Didik di SMPN 166 Jakarta” oleh Nada Bikriyah Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 2020.
Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, peneliti skripsi tersebut menyimpulkan bahwa adanya
pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental peserta
didik di SMPN 166 Jakarta. Adanya pengaruh penggunaan media
sosial khususnya instagram terhadap kesehatan mental peserta didik
mengakibatkan peserta didik dapat kecanduan, stress, dan tidak
realistis, dan lain-lain. Penggunaan media sosial adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi kesehatan mental peserta didik di SMPN
166 Jakarta.
2. Skripsi kedua berjudul “Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan
Mental Siswa Pada Salah Satu SMAN di Kota Bandung” oleh Fazrian
Thursina pada tahun 2023.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa semakin lama durasi remaja
bermain media sosial, akan berpengaruh terhadap kesehatan mental, ini
dikarenakan remaja akan fokus dengan dirinya atau dunianya sendiri
dan menyebabkan kecanduan menggunakan media sosial. Tanpa
disadari banyak waktu berharga sudah disia-siakan baik untuk
belajar, pengembangan hobi, bakat dan kegiatan kurikulum untuk
meningkatkan kompetensi dan intelektual mereka.
3. Kemudian yang ketiga terdapat jurnal dari Mardiana DM, Nova
Mardiana dan Maryana yang berjudul “Hubungan Penggunaan Media
Sosial Tiktok Terhadap Kesehatan Mental Remaja” pada tahun 2024.
Dalam jurnal tersebut penelitinya berpendapat bahwa intensitas
pengunaan media sosial tiktok sangat berpengaruh dengan tingkat
kecemasan bagi remaja. Kondisi ini dikarenakan seseorang akan
selalu membandingkan-bandingkan dirinya dengan orang-orang
yang dilihatnya di sosial media hingga mengakibatkan perasaan
cemburu, tidak berkompeten bahkan tidak puas dengan dirinya,
hal tersebut yang menciptakan situasi yang lebih buruk.

2.2.2 Kerangka Konseptual

Peluncuran situs media sosial telah menciptakan gejolak yang


signifikan. Dari kalangan anak-anak hingga dewasa, keberadaan akun
media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube, Twitter, dan
sebagainya telah menjadi hal yang umum. Kebiasaan terhadap media
sosial ini telah mengalihkan perhatian banyak orang dari tugas-tugas
utama mereka, terutama dalam hal pendidikan, baik itu pelajaran umum
maupun agama, termasuk agama Islam. Anak-anak sekolah lebih
cenderung menghabiskan waktu mereka di Instagram, WhatsApp, dan
YouTube daripada fokus pada tugas-tugas sekolah, mendengarkan ceramah
dari guru, atau mempelajari materi pelajaran. Meskipun siswa memiliki
akun Instagram, mereka sering kali hanya menggunakannya untuk
bersenang-senang dengan teman sekolah atau orang baru yang dikenal,
padahal sebenarnya platform tersebut dapat menjadi sumber informasi
pendidikan yang berharga.

Dampak dari fenomena ini meluas ke konsentrasi dan minat belajar


siswa, serta mempengaruhi kondisi mental, akhlak, sikap, dan cara mereka
menangani masalah. Kesehatan mental menjadi hal yang penting untuk
diperhatikan karena kurangnya fokus, kegelisahan, dan gangguan jiwa
dapat berdampak negatif pada proses belajar-mengajar. mental dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk


mengeksplorasi bagaimana penggunaan media sosial dapat mempengaruhi
kesehatan mental peserta didik. Terdapat dugaan bahwa penggunaan
media sosial secara positif dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang
baik, sementara penggunaan yang tidak tepat dapat berdampak sebaliknya.

Siswa XI MIPA 1 di SMAN 1 SUMBUL yang menggunakan media sosial

Intensitas penggunaan media sosial


Sehat secara pikiran, emosi dan tingkah laku
Sehat secara sosial

Tidak
aruh media sosial terhadap adanya pengaruh
kesehatan media
mental yang sosialoleh
dimiliki terhadap
siswakesehatan
XI MIPA mental yang
1 di SMA dimiliki
Negeri oleh siswa XI MIPA 1
1 Sumbul

Terdapat pengaruh negatif


Terdapat pengaruh positif
2.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual di atas, peneliti


mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Tidak terdapat pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental


siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul
2. Terdapat pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental siswa
XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul
3. Terdapat pengaruh positif media sosial terhadap kesehatan mental
siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul
4. Terdapat pengaruh negatif media sosial terhadap kesehatan mental
siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1 Sumbul
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut KBBI, metode merupakan cara kerja yang mempunyai sistem


dalam memudahkan pelaksanaan dari suatu kegiatan untuk mencapai sebuah
tujuan tertentu. Selanjutnya pengertian penelitian menurut KBBI adalah adalah
kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan
secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji
suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Metode penelitian
pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Menurut Sugiyono pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk


mendapatkan data dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan
dan ditemukan pengetahuan, teori, untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia (Sugiyono: 2012). Sedangkan
menurut Prof. M.E Winarno metode penelitian adalah sebuah kegiatan ilmiah
yang dilakukan menggunakan teknik yang cermat dan sistematis.

Peneliti berpendapat bahwa metode penelitian adalah serangkaian langkah


atau prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam
rangka menjawab pertanyaan penelitian atau mencapai tujuan penelitian tertentu.

Metode penelitian yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah


penelitian kualitatif. Dalam konsep KBBI penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang lebih menekankan pada sisi kualitas entitasnya. Pada penelitian
kualitatif, seperti halnya penelitian pada bidang sosiologi, peneliti akan
mengungkapkan makna sosial dari fenomena yang didapatkan oleh peneliti
melalui subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut, biasanya diperoleh melalui
para partisipan maupun responden. Dengan begitu, maka peneliti dapat berusaha
menjawab bagaimana pengalaman sosio kultural manusia dibentuk dan
memberikan makna.

Menurut Modul Rancangan Penelitian yang diterbitkan oleh Ristekdikti


pada tahun 2019, penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai salah satu prosedur
riset yang memanfaatkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis maupun
lisan dari orang-orang serta pelaku yang dapat diamati. Kemudian menurut
Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencapai
tujuan agar mampu memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian.
Lebih cocok dan tepat digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan
sikap, motivasi, penelitian perilaku, tindakan subjek dan persepsi.

Maka peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah


pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang kompleks
dalam konteks alamiahnya, dengan fokus pada interpretasi, pemahaman, dan
pemaknaan subjektif dari data. Metode kualitatif sering kali melibatkan
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, atau analisis dokumen, dan
penekanan pada aspek-aspek seperti konteks sosial, budaya, dan pengalaman
individu maupun kelompok.

Peneliti memilih metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk


menggali pemahaman mendalam tentang pengalaman dan persepsi siswa terkait
dengan penggunaan media sosial dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan
mental mereka. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi
dinamika hubungan antara media sosial dan kesehatan mental dari sudut pandang
yang lebih individual dan kontekstual, serta memungkinkan penangkapan nuansa
dan kompleksitas dalam pengalaman siswa yang sulit diukur secara kuantitatif.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Maret 2024 sampai 8 Maret


2024 selama 4 hari.

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sumbul yang beralamat


di Jalan Sisingamangaraja Atas Sumbul No 136, Kecamatan Sumbul,
Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

3.3 Subjek Penelitian

3.3 1 Populasi

Populasi adalah jumlah penghuni, baik manusia maupun makhluk


hidup lainnya di suatu satuan tempat atau lingkungan tertentu. Biasanya
populasi diartikan sebagai sekelompok orang yang menempati suatu
wilayah.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri


1 Sumbul sebanyak 1166 siswa, dengan rincian sebagai berikut :

N KELAS JUMLAH SISWA


O
1 X-A 36
2 X-B 36
3 X-C 36
4 X-D 36
5 X-E 35
6 X-F 36
7 X-G 36
8 X-H 36
9 X-I 36
10 X-J 36
11 X-K 36
12 XI MIPA 1 36
13 XI MIPA 2 36
14 XI MIPA 3 36
15 XI MIPA 4 36
16 XI MIPA 5 36
17 XI MIPA 6 33
18 XI MIPA 7 36
19 XI PIS 1 35
20 XI PIS 2 35
21 XI PIS 3 35
22 XI PIS 4 35
23 XII MIPA 1 36
24 XII MIPA 2 35
25 XII MIPA 3 36
26 XII MIPA 4 36
27 XII MIPA 5 35
28 XII MIPA 6 35
29 XII MIPA 7 36
30 XII PIS 1 35
31 XII PIS 2 33
32 XII PIS 3 34
33 XII PIS 4 32

3.3.2 Sampel

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI


MIPA 1 sebanyak 36 orang dengan rincian sebagai berikut :

NO NAMA SISWA
1 ALAN GARCIA SINAGA
2 ALIEF JOHANNES SIANTURI
3 AMSAL RONY BERKAT SINAGA
4 ANGGITA AFRIYANI LINGGA
5 AUREL JOANA MANIK
6 BONAR SIHAB MARLINDUNG TURNIP
7 CHELSY GEBY PINEM
8 CHOKYE ADRIANTAMA SITANGGANG
9 CYSHANDRI PUTRI AGATHA HARIANJA
10 FRANKLIN PARULIAN TAMPUBOLON
11 GILBERT PANDIANGAN
12 GRACE FEBIOLIVIA SIHOMBING
13 ICHA B.YANTI DONGORAN
14 IMANUEL HONG JUNIOR MALAU
15 JONA VEBRIAN GULTOM
16 JOSHUA MARISI TRISADI PURBA
17 JUDELA BERLIANA PASARIBU
18 KASIMA ANDRE SINAGA
19 KESYA SINABUTAR
20 KRISTIAN EBEL PANDAPOTAN SIMBOLON
21 LILIS MALAU
22 MARIA ROSITA SIMANULLANG
23 NENCY GITA PRIMA HUTASOIT
24 NOVELA TRI DERIANY
25 OCTO GABRIEL LUMBANG TOBING
26 RACHEL KRISNA PASARIBU
27 RIAN BERLANDO SIMANJORANG
28 RIANY LEVANY LIMBONG
29 RIBKA ULI TAMPUBOLON
30 RIRIS TAMA ULI MATANARI
31 SOLYA ASEPTY MATONDANG
32 SRY AYU SAMOSIR
33 TRI GENADA MUNTHE
34 VITRI DALIMUNTE
35 YESI AHISTA BOANGMANALU
36 YULIANA SITUMORANG

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian


ini adalah teknik observasi. Teknik observasi adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukaan melalui sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Peneliti menggunakan
teknik observasi supaya mendapatkan hasil yang akurat dengan melihat
dan mengamati secara langsung keseharian dari subjek penelitian.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Penggunaan Media Sosial

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menghasilkan hipotesis poin


kedua diterima sedangkan hipotesis poin pertama ditolak. Berdasarkan observasi
yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa XI MIPA 1 di SMA Negeri 1
Sumbul, didapatkan hasil bahwa memang terdapat pengaruh penggunaan media
sosial terhadap kesehatan mental mereka. Namun tergantung juga pada
kepribadian peserta didik, jika ia menggunakan media sosial tersebut dengan bijak
dan positif, maka kesehatan mental peserta didik akan terjaga dan termotivasi.
Jika peserta didik menggunakan media sosial secara sering dan negatif, maka akan
merusak kesehatan mental peserta didik. Dengan diterimanya hipotesis poin
kedua, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis poin ketiga dan keempat juga
diterima. Maka dari itu penggunaan media sosial memberikan pengaruh positif
dan negatif terhadap kesehatan mental siswa XI MIPA 1.

4.2 Pengaruh Positif Penggunaan Media Sosial

Berdasarkan observasi peneliti terhadap kelas XI MIPA 1, media sosial


dapat menjadi platform untuk mendukung dan memotivasi siswa. Melalui grup
diskusi atau komunitas online, siswa dapat saling memberikan dukungan, berbagi
pengalaman, dan membangun hubungan positif yang dapat meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi mereka. Mereka juga mudah mengakses lomba-lomba
online dari media sosial yang dapat mengasah kemampuan dan kreativitas mereka.

Melalui media sosial, siswa XI MIPA 1 juga semakin mudah mengakses


pembelajaran tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Hal ini dapat mengurangi
dan membantu siswa yang tidak dapat membeli buku dan mengikuti bimbel
karena mereka dapat mengakses e-book dan berbagai materi serta video
pembelajaran melalui jejaring sosial seperti Youtube dan situs internet lainnya
sehingga mereka tidak perlu lagi merasa minder atau tidak percaya diri karena
tidak dapat membeli buku ataupun mengikuti bimbel.

Selain itu, interaksi dengan teman-teman dan rekan sebaya melalui media
sosial juga dapat meningkatkan koneksi sosial siswa, yang merupakan faktor
penting dalam kesehatan mental. Dengan memiliki jaringan sosial yang kuat,
siswa dapat merasa lebih didukung dan termotivasi dalam menghadapi tantangan
dan kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun perlu diketahui, bahwa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan


peneliti terhadap siswa XI MIPA 1, hanya sebagian kecil dari siswa kelas tersebut
yang menggunakan media sosial dengan baik dan merasakan pengaruh positif
yang telah dipaparkan sebelumnya.

4.3 Pengaruh Negatif Penggunaan Media Sosial

Media sosial adalah platform digital yang memungkinkan pengguna untuk


berinteraksi, berbagi konten, dan terhubung dengan orang lain secara daring.
Platform ini mencakup situs web dan aplikasi yang memungkinkan pengguna
untuk membuat profil pribadi atau halaman, memposting teks, gambar, video, dan
berbagai jenis konten lainnya, serta berpartisipasi dalam aktivitas seperti
komentar, menyukai, dan berbagi konten dari pengguna lain. Beberapa contoh
media sosial yang populer termasuk Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap kelas XI MIPA 1,


penggunaan media sosial dapat memiliki pengaruh negatif yang signifikan pada
kesehatan mental siswa. Salah satunya adalah peningkatan risiko mengalami
gangguan kecemasan dan depresi. Terlalu sering terpapar dengan konten yang
memperlihatkan kehidupan yang tampaknya sempurna dari orang lain dapat
memicu perasaan rendah diri dan tidak berharga.

Selain itu, media sosial seringkali menjadi tempat tersebarnya perilaku


bullying dan cyberbullying. Pesan-pesan negatif, komentar yang merendahkan,
atau bahkan ancaman yang diterima di platform media sosial dapat mengganggu
kesehatan mental siswa dan membuat mereka merasa terisolasi dan tidak aman.

Penggunaan media sosial juga dapat menyebabkan gangguan tidur dan


penurunan kualitas tidur pada siswa. Paparan terhadap layar gadget sebelum tidur
dapat mengganggu ritme tidur alami tubuh dan mengakibatkan sulit tidur atau
insomnia, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi konsentrasi dan
kesejahteraan mental selama siang hari. Penggunaan media sosial yang berlebihan
juga dapat mengganggu produktivitas siswa. Waktu yang dihabiskan untuk
menelusuri feed atau berinteraksi online dapat mengalihkan perhatian dari tugas-
tugas akademik atau kegiatan produktif lainnya, yang pada akhirnya dapat
menyebabkan penurunan kinerja akademik dan peningkatan stres.

Berdasarkan pada observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan


sekolah, ketika sekolah mengadakan acara yang menarik untuk melihat dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik seperti, hari guru, pentas
seni, dan lain-lain. Peserta didik dibolehkan untuk membawa telepon genggam,
kebanyakan dari mereka lebih asik dengan telepon genggamnya untuk bermain
media sosial dibandingkan menyaksikan acara yang telah diselenggarakan oleh
OSIS. Hal ini dapat mengurangi rasa peduli mereka terhadap limgkungan sekolah
dan sosial ketika terlalu fokus dengan dunia maya atau media sosial. Sebab hal
tersebut juga didukung dengan larangan peserta didik membawa telepon genggam
saat kegiatan belajar mengajar, jadi peserta didik sangat senang jika diizinkan
membawa telepon genggam pada saat acara-acara tertentu. Dengan kata lain,
siswa XI MIPA 1 telah candu dengan media sosial. Media sosial sudah menjamur
sedemikian rupa, bahkan anak balita sudah kenal dan candu dengan media sosial.

Kemudian pada saat kegiatan belajar mengajar, media sosial memang


sangat membantu para peserta didik untuk menyelesaikan tugas dan mencari
informasi yang belum diketahui. Namun berdasarkan observasi peneliti terhadap
kelas XI MIPA 1, kemudahan dalam mengakses pembelajaran tersebut justru
membuat siswa semakin malas dalam berproses. Contohnya saat menyelesaikan
tugas, mereka akan langsung mencari jawaban dari Youtube ataupun aplikasi
lainnya kemudian menyalin langsung ke buku mereka tanpa mempelajarinya
terlebih dahulu. Hal ini membuat siswa semakin candu terhadap suatu hal yang
instan tanpa berproses terlebih dahulu. Inilah masalah XI MIPA 1 yang
merupakan Gen-Z sekarang, terlalu menyukai sesuatu yang instan dan tidak mau
untuk berproses. Hal ini didukung oleh menjamurnya penggunaan media sosial
saat ini. Perlu diketahui bahwa berdasarkan observasi peneliti, pengaruh negatif
dari penggunaan media sosial terhadap siswa XI MIPA 1 sangat banyak
ditemukan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah


dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental siswa XI MIPA 1 di SMA
Negeri 1 Sumbul. Pengaruh yang didapatkan adalah pengaruh positif dan negatif,
di mana pengaruh negatif lebih dominan dibandingkan pengaruh positifnya.
Adanya pengaruh penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental peserta
didik mengakibatkan peserta didik dapat kecanduan, stress, dan tidak realistis.
Faktor utama yang menyebabkan adalah kurangnya kesadaran siswa akan
pengaruh negatif terhadap kesehatan mental mereka sendiri. Kemudian didukung
juga oleh faktor usia, di mana siswa XI MIPA 1 tergolong pada usia remaja
menuju dewasa. Usia tersebut tergolong pada usia labil dan siswa masih mudah
terpengaruhi serta belum berpikiran dewasa.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang


diberikan peneliti untuk menggunakan media sosial secara positif agar terciptanya
kesehatan mental siswa yang baik adalah sebagai berikut :

1. Batas Waktu dan Durasi Penggunaan


Siswa sebaiknya menetapkan batas waktu dan durasi penggunaan
media sosial setiap hari. Ini membantu mereka menjaga keseimbangan
antara aktivitas online dan offline serta mencegah ketergantungan yang
berlebihan.
2. Kurasi Konten Positif
Siswa dapat mengkustomisasi feed mereka dengan mengikuti akun-
akun yang menyediakan konten yang mendukung, menginspirasi, dan
mendidik. Memilih untuk memperoleh konten yang bermakna dapat
meningkatkan dampak positif media sosial terhadap kesehatan mental.
3. Keterlibatan Aktif
Bagi guru, ajak siswa untuk terlibat dalam interaksi yang bermakna di
media sosial, seperti berpartisipasi dalam diskusi positif, berbagi
inspirasi, atau menyampaikan dukungan kepada teman-teman mereka.
Ini dapat memperkuat koneksi sosial dan meningkatkan dukungan
emosional.
4. Pendidikan tentang Literasi Media
Bagi sekolah, siswa perlu diberi pemahaman tentang pentingnya
literasi media, termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi dan
menanggapi konten yang tidak sehat atau tidak akurat. Hal ini
membantu mereka mengembangkan sikap kritis dan bijaksana dalam
mengonsumsi informasi online.
5. Model Perilaku Positif
Guru dan orang tua dapat menjadi contoh yang baik dengan
menunjukkan penggunaan media sosial yang sehat dan positif. Melalui
model perilaku yang baik, siswa akan terdorong untuk mengikuti jejak
yang sama.

Dengan menerapkan saran-saran yang peneliti sampaikan, siswa


diharapkan dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat yang mendukung
pendidikan semakin baik dan berkualitas, serta akan melahirkan peserta didik
yang berintelektual dan memiliki kesehatan mental yang baik, sehingga tidak
mudah down, depresi, stress, kecanduan hal-hal yang dapat merusak kesehatan
mental peserta didik, dan menggunakan media sosial dengan bijaksana sesuai
dengan tujuan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49789/1/Skripsi
%20Nada%20Bikriyah%20%28watermark%29.pdf

https://wnj.westscience-press.com/index.php/jpkws/article/view/180/88

http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/
2038/1591
LAMPIRAN

Lembar Bukti Bimbingan

Nama siswa : Kesya Sinabutar

NISN : 0084595871

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

Siswa XI MIPA 1 Tahun Ajaran 2023/2024

Pembimbing : Hotmi Nainggolan, S.Pd.

No Hari/Tanggal Materi Bimbingan Komentar/Saran Tanda


Tangan
1 Kamis, Sampul skripsi Perbaikan
01 Februari
2024
2 Senin, Sampul skripsi ACC
12 Februari
2024
3 Senin, BAB I Perbaikan
12 Februari
2024
4 Selasa, BAB I ACC
13 Februari
2024
5 Sabtu, BAB II Perbaikan
24 Februari
2024
6 Minggu, BAB II ACC
25 Februari
2024
7 BAB III, BAB IV,
BAB V, Daftar
Pustaka, Lampiran,
Daftar Isi
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai