Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH MATA KULIAH INTERNET of

THINGS
Dampak Penggunaan Sosial Media terhadap
Kesehatan
Mental Masyarakat di Kecamatan Tembalang

Dosen Pengampu :

Nissa Kusariana, S.K.M., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 5 :


1. Artasya Salsaqila Maharani (25000123140336)

2. Aryani Sabrina Wibowo (25000123140316)

3. Dewi Nur Aini (25000123120060)

4. Lakeisha Bina Alessandra (25000123140311)

5. Safira Nabila Hakim (25000123140315)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PRODI S-1 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO

2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia, dan kesempatan
yang diberikan-Nya sehingga Makalah yang berjudul “Dampak Penggunaan Sosial
Media terhadap Kesehatan Mental Masyarakat”.

Pada Kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada ibu Nissa Kusariana,S.K.M., M.Si. selaku dosen mata kuliah Internet of
Things (IoT) yang telah memberikan tugas dan arahan kepada kami. Kami juga
ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman sekelompok kami yang
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data untuk pembuatan
makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan agar kami dapat menulis makalah secara
lebih baik pada kesempatan berikutnya. Besar harapan kami apabila makalah ini
dapat bermanfaat dan berdampak besar sehingga dapat memberi inspirasi bagi para
pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................
1.1 Gambaran Kasus........................................................................................................................................
1.2 Ide Gagasan................................................................................................................................................
BAB II................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN................................................................................................................................................
2.1 Pembahasan dan Validasi...........................................................................................................................
2.2 Perumusan Solusi.......................................................................................................................................
2.3 Kerangka Alur Pikir..................................................................................................................................
BAB III.............................................................................................................................................................
PENUTUP........................................................................................................................................................
Kesimpulan.......................................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Kasus

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Media sosial dapat mencakup berbagai ide,
pendapat, gagasan dan konten dalam komunitas virtual serta mampu
menghadirkan dan mentranslasikan cara berkomunikasi baru dengan teknologi yag
sama sekali berbeda dari media tradisional. Perkembangan dunia teknologi yang
sudah semakin inovatif di era global telah memberikan dampak langsung kepada
masyarakat. Media sosial dapat diakses dengan mudah melalui smartphone
(telepon pintar) kapan saja dan dimana saja oleh pemiliknya. Konten – konten
yang dibagikan pengguna media sosial beragam jenisnya. Ada konten yang
memuat muatan pribadi atau personal matter. Konten yang bersifat edukasi juga
tidak kalah banyak. Kegunaan media sosial bagi sebagian besar pengguna internet
adalah menonton video, membagi ulang postingan orang lain, menempatkan selfie,
dan membagi foto makanan.

Semakin seiringnya waktu berjalan, masyarakat semakin tercandu atas hal-


hal informasi yang diberikan media sosial kepada kita. Berdasarkan laporan We
Are Sosial, rata-rata pengguna internet yang mengakses media sosial
menghabiskan waktu antara 120 sampai 197 menit lebih dalam sehari untuk
menggunakan media sosial. Pengguna internet sejumlah 204,7 juta orang, dimana
sebanyak 191,4 juta orang aktif menggunakan media sosial. (Harahap & Adeni,
2020).

Menurut jurnal literatur, kepemilikan media sosial tidak terbatas pada kaum
menengah ke atas yang memiliki akses internet dan perangkat yang mendukung,
4
tidak pula terbatas umur, jenis kelamin, dan suku. Sebagian besar orang yang
berada di era digital memiliki setidaknya satu atau dua media sosial (Primack,
2017). Primack (2017) juga meneliti mengenai kemungkinan adanya pengaruh
antara penggunaan jumlah media sosial yang dimiliki dengan depresi dan
kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jumlah media sosial
yang semakin banyak lebih mudah terkena depresi dan kecemasan. Analisis dari
data penelitian menunjukkan bahwa orang yang menggunakan 7
– 11 platform media sosial memiliki resiko tiga kali lebih besar terkena depresi
dan kecemasan dibanding orang yang hanya menggunakan 2 platform media sosial
atau tidak menggunakan media sosial sama sekali. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Sherlyanita dan Rakhmawati (2016), menunjukkan bahwa
pengguna media sosial mengakses media sosial setiap harinya dengan durasi
selama lebih dari satu jam setiap harinya.

Berdasarkan paparan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan


media sosial yang berlebih dapat memberikan pengaruh pada kondisi emosional
dan suasana hati penggunanya. Perasaan timbul karena respon dari situasi yang
dirasakan dan diintepretasikan oleh seseorang, yang merupakan respon dari proses
emosi yang dirasakan atau terjadi pada diri seseorang.

Salah satu peneliti studi, Jordyn Young dari Universitas Pennsylvania,


Amerika Serikat, mengemukakan bahwa seseorang yang lebih jarang
menggunakan media sosial umumnya cenderung tidak depresi dan tidak kesepian.
Ia juga menambahkan, mengurangi penggunaan media sosial dapat menyebabkan
terjadinya perbaikan, utamanya dalam hal kualitas kesejahteraan hidup seseorang.
Studi tersebut melibatkan 143 mahasiswa dari Universitas Pennsylvania yang
dibagi secara acak menjadi dua kelompok: kelompok yang diperbolehkan
melanjutkan penggunaan media sosial seperti biasa dan kelompok yang diberikan
batasan signifikan terhadap penggunaan media sosialnya.

Selama tiga minggu, kelompok yang dibatasi tersebut hanya boleh


mengakses media sosial paling lama 30 menit setiap harinya. Waktu tersebut
dibatasi, yaitu 10 menit untuk masing-masing tiga platform yang berbeda, yakni
Facebook, Instagram, dan Snapchat.

5
Untuk memastikan kondisi eksperimental tetap berjalan, para peneliti
melihat data penggunaan aplikasi di ponsel para peserta, yang mendokumentasikan
berapa lama waktu yang digunakan untuk membuka masing-masing aplikasi setiap
harinya. Pada akhir studi, didapat hasil bahwa pada kelompok yang dibatasi
penggunaan media sosialnya, tampak terdapat penurunan gejala depresi serta
kesepian setelah membatasi penggunaan media sosial.

Beberapa penelitian terkait diantaranya, penelitian Beyens, dkk., yang


menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dan
kesejahteraan afektif di antara remaja, sebanyak 44% tidak merasa lebih baik atau
lebih buruk setelah penggunaan media sosial pasif, 46% merasa lebih baik, dan
10% merasa lebih buruk (Beyens, Pouwels, van Driel, Keijsers, & Valkenburg,
2020), sehingga ada sedikit dampak negatif terkait kesejahteraan dari penggunaan
media sosial. Selanjutnya penelitian Weinsten yang dilakukan pada remaja, hasil
menunjukkan bahwa pengalaman dalam bermedia sosial yang mempengaruhi
individu terkait dengan empat dimensi fungsional yakni, pertama interaksi
relasional yang berkontribusi pada kedekatan atau pemutusan hubungan, kedua
ekspresi diri dapat memfasilitasi penegasan bersama dengan perhatian tentang
penilaian orang lain, ketiga eksplorasi karena minat memberikan inspirasi ataupun
kesulitan, keempat browsing dapat mengarah pada hiburan dan kebosanan, serta
kekaguman dan kecemburuan (Weinstein, 2018). Dengan demikian, dampak dari
penggunaan media sosial tergantung dari motivasi penggunaannya tersebut.

Melalui survey ini, kami ingin mengetahui bagaimana dampak penggunaan


media sosial terhadap kesehatan mental pada masyarakat khususnya masyarakat
yang berdomisili di wilayah Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

1.2 Ide Gagasan

Selain dampak positif, banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat


terutama pada kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi
dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala gangguan mental.
Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam
menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi
masalahmasalah yang akan ditemui sepanjang hidup seseorang dengan
6
menggunakan kemampuan pengolahan stres. Kesehatan mental memiliki arti
penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental yang sehat maka seseorang
dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan
membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang.
Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari
kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja
secara produktif dan mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya.
Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang
mengakibatkan ketidakmampuan tertentu.

Gangguan mood dan kecemasan dapat disebabkan oleh media sosial ketika
menyadari bahwa media sosial kerap dijadikan sebagai sarana di mana konten
negatif tersebar, cyberbullying dan lain sebagainya terjadi, hingga remaja rentan
mengalami stres, gangguan kecemasan, kesepian dan depresi. Ini biasanya
disebabkan oleh perbandingan sosial, di mana individu membandingkan diri
sendiri dengan orang lain. Tak jarang individu merasa lebih rendah daripada
individu lain yang dianggap lebih baik dari dirinya, hal tersebut yang menciptakan
situasi yang lebih buruk. Selain stress dan depresi, gangguan kesehatan mental
yang lainnya pun dapat terjadi seperti gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan
merupakan kondisi di mana seseorang merasa cemas dan khawatir secara terus
menerus dan tanpa henti, tentunya hal ini cukup serius bagi kesehatan mental.

Para pakar berhipotesis, ini merupakan akibat suatu konten di sosial media
yang biasanya telah dipilih secara saksama, dalam arti hanya menampilkan apa
yang ingin orang tersebut perlihatkan. Misalnya mengunggah makan di restoran
mewah, dokumentasi kebahagiaan liburan keluarga, liburan romantis dengan
pasangan, pesta dengan teman-teman, atau konten lain yang umumnya ingin
memperlihatkan keriaan atau energi positif lainnya.

Melalui survey yang kami lakukan, kami melakukan survey kepada 74


respoden yang berdomisili di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dengan
beberapa pembagian indikator pertanyaan sebagai berikut :

1. Identitas diri responden,


2. Jenis sosial media yang digunakan

7
3. Informasi yang sering dicari
4. Rata-rata durasi pemakaian sosial media
5. Persepsi responden terhadap konten yang ada di sosial media berdasarkan
seberapa jauh responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
tersebut,
6. Kemampuan responden dalam merespon sesuatu yang melibatkan perasaan
atau emosional berdasarkan pengalaman responden disesuaikan dengan
frekuensi dari tidak pernah hingga sangat sering.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan dan Validasi

a. Data identitas pengguna sosial media

8
9
Berdasarkan hasil survey yang kami lakukan, pengguna sosial media di kecamatan
Tembalang didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dengan range usia 17-25
tahun dengan tingkat pendidikan S1/Sederajat dan saat ini masih menempuh
pendidikan sebagai seorang pelajar atau mahasiswa dengan persentase yang
diperoleh seperti yang telah tersaji dalam diagram. Hal ini sangat bersesuaian
dengan letak geografis kecamatan Tembalang yang saat ini didominasi oleh
sekolah atau universitas sehingga menjadikan penduduk di sekitar area Tembalang
merupakan seorang pelajar atau mahasiswa dengan range usia 17-25 tahun.

b. Jenis sosial media yang sering digunakan

Pada diagram batang tersebut, dapat kita ketahui bahwa jenis media sosial yang
paling sering digunakan adalah WhatsApp dan di urutan kedua terdapat pada
sosial media Instagram dan TikTok dengan persentase seperti yang telah tersaji
pada diagram. Kami juga menemukan informasi bahwa usia juga mempengaruhi
10
jenis media sosial yang digunakan pada masyarakat, yakni dengan pembagian
sebagai berikut :

➢ Range usia di bawah 17-25 tahun : paling banyak menggunakan sosial


media WhatsApp, Instagram, TikTok, dan Twitter
➢ Range usia 36-di atas 45 tahun : paling banyak menggunakan sosial media
WhatsApp dan Facebook

c. Informasi yang sering dicari

Dari survey yang kami lakukan diperoleh data bahwa masyarakat sebagian besar
menggunakan sosial media sebagai sarana untuk mencari hiburan, disusul dengan
memantau perkembangan dunia meliputi kesehatan, teknologi, dan politik, dengan
persentase masing-masing sesuai dengan yang tertera pada diagram batang. Kami
juga menemukan informasi bahwa usia juga mempengaruhi jenis informasi yang
dicari di sosial media, yakni dengan pembagian sebagai berikut :

➢ Range usia di bawah 17-25 tahun : paling banyak menggunakan sosial


media untuk mencari hiburan, serta mencari informasi terkait teknologi dan
kesehatan
➢ Range usia 36-di atas 45 tahun : paling banyak menggunakan sosial media
untuk mencari informasi terkait politik, kesehatan, dan teknologi.

d. Rata-rata durasi pemakaian sosial media

11
Dari survey yang kami lakukan diperoleh data bahwa masyarakat sebagian besar
menggunakan sosial media dengan durasi rata-rata 3-5 jam per harinya. Kami juga
menemukan informasi bahwa usia juga mempengaruhi lama durasi masyarakat
menggunakan sosial media, yakni dengan pembagian sebagai berikut :

➢ Range usia di bawah 17-25 tahun : paling banyak menggunakan sosial


mediadengan durasi rata-rata di bawah 3 jam
➢ Range usia 36-di atas 45 tahun : paling banyak menggunakan sosial media
dengan durasi ratarata 3 jam

e. Persepsi responden terhadap konten yang ada di sosial media berdasarkan


seberapa jauh responden setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
tersebut

12
13
14
f. Kemampuan responden dalam merespon sesuatu yang melibatkan perasaan
atau emosional berdasarkan pengalaman responden disesuaikan dengan
frekuensi dari tidak pernah hingga sangat sering

15
Dari data pada survey di bagian ini, kami melakukan analisis sederhana terkait
dampak sosial media pada kesehatan mental masyarakat. Kami memiliki
perspektif bahwa sosial media memiliki dua sisi di mana hal itu secara lebih sering
didapatkan secara bersamaan, yakni ada sisi positif dan sisi negatif dari

16
penggunaan sosial media yang keduanya secara mau tidak mau akan kita terima
sebagai pengguna sosail media.

➢ Dari sisi positif, sosial media akan membuat kita lebih mudah mencari
informasi dan segala hal yang ingin kita ketahui di dunia. Pengguna sosial
media kebanyakan menggunakan sosial media untuk mencari informasi
secara efektif dan efisien. Informasi dari seluruh dunia bisa ada dalam
genggaman tangan kita melalui sosial media. Tidak ada lagi batasan ruang
dan waktu bagi kita untuk mencari informasi dari segala sumber.
➢ Dari sisi negatif, sosial media terbukti merupakan sebuah hal yang bisa
membuat kondisi psikologis kita menjadi terganggu, misalnya responden
mengalami kondisi-kondisi gangguan psikologis dengan gejala-gejala yang
menjadi pertanyaan dari survey. Dari hasil penelitian, ternyata banyak
ditemukan responden yang mengalami gejala-gejala gangguan psikologis
setelah menggunakan sosial media. Hal ini terjadi karena banyak
ditemukan kepalsuan atau manipulasi hidup masyarakat yang tidak apa
adanya. Pengguna sosial media cenderung memilih konten-konten terbaik
untuk diunggah di sosial media.

Dengan demikian media sosial memiliki kontribusi dalam membentuk


kesejahteraan sosial pada masyarakat. Selain itu, penggunaan profil media sosial
secara jujur dan terbuka berpotensi untuk memiliki standar tinggi dalam lingkup
sosial yang luas, kemudian juga memiliki kepuasan induksi, dan rasa kebersamaan
(secara sosial). Namun sebaliknya, seseorang yang cenderung banyak
memanipulasi profil diri di media sosial cenderung merasa kesepian. Dengan
demikian media sosial dapat menjadi alat yang berguna dalam memfasilitasi
hubungan offline dengan cara online dan menjaga hubungan dengan teman.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, terlepas dari pengaruh


negatif penggunaan media sosial, maka dapat pula memiliki pengaruh posiitif
khususnya terkait kesehatan mental dan kesejahteraan sosial masyarakat. Dengan
penggunaan secara bijak, jujur dan dengan regulasi emosi yang baik maka manfaat
yang diperoleh semakin besar dari penggunaan media sosial tersebut. Namun
sebaliknya, jika kontrol diri terhadap media sosial kurang baik maka akan banyak
kerugian yang diperoleh dari penggunaannya.

17
Sehingga dapat diketahui bahwa penelitian terkait topik ini sebelumnya
oleh Beyens dkk merupakan penelitian yang bisa dikatakan masih relevan untuk
dikaji di masa sekarang ini, karena kita juga masih bisa melihat dampak yang
cukup massif karena penggunaan social media terhadap Kesehatan mental
Masyarakat.

2.2 Perumusan Solusi

Media sosial juga seakan-akan menjadi tempat untuk ajang penggunanya untuk
mengekspresikan diri dan memamerkan kegiatan sehari-hari. Hal tersebut tentu
memunculkan rasa iri pada pengguna lain. Rasa iri tersebut dapat menimbulkan
gangguan mental berupa depresi kepada penggunanya. Banyak penggunanya
merasa depresi, tertekan, hingga memutuskan untuk bunuh diri karena
dipermalukan oleh pengguna lain di media sosial.

Hal lain depresi juga dipicu oleh kegagalan dalam membentuk sebuah
keintimandengan lawan jenis.
Penggunalebih cenderung ingin menampilkan kesuksesandibandingkan harus jujur
apa adanya dirinya. Dampak lain dari kecemasan dan depresi, yaitu aktifitas
kriminal. Seseorang yang tidak bertanggung jawab akan menggunakan media
sosial sebagai alat untuk menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya.
Mereka menggunakan media sosial untuk melakukan berbagai aksi kejahatan
seperti cyber bulliying, perdagangan manusia, dan penipuan serta berdagangan
obat-obatan terlarang.

Ada beberapa langkah dalam penanggulan akibat kecanduan media sosial, sebagai
berikut:

1. Batasi penggunaan media sosial

Dalam mengatasi kecanduan media sosial, pengguna harus membatasi jumlah


waktu yang digunakan untuk bermain media sosial setiap hari dengan
menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media sosial.
Ketika pengguna media sosial sudah terbiasa untuk membatasi penggunaan media
sosial, maka pengguna mampu mengontrol diri untuk tidak kecanduan pada media
sosial.

18
Kemudian alihkan kepada interaksi secara langsung dengan orang lain, seperti
keluarga atau teman.

2. Cari informasi lain selain dari media sosial

Media sosial digunakan juga untuk mencari informasi. Apabila tujuan penggunaan
media sosial untuk itu, maka beralihlah dalam mencari informasi dari sosial media
menjadi membaca koran atau dengan melihat berita di televisi.

3. Mencari kegiatan yang positif

Dalam membatasi penggunaanmedia sosial pengguna perluuntuk mencari kegiatan


yang positif. Semakin sibuk seseorang, maka semakin sedikit pula seseorang untuk
menggunakan media sosial. Alihkan penggunaan media sosial dengan cara
berolahraga atau berkumpul bersama keluarga. Perbanyak aktivitas yang
memberikan rasa nyaman pada badan dan juga pada pikiran, bermeditasi,
berolahraga, berkelana keluar untuk mencari udara segar atau melakukan aktivitas
di luar rumah.

4. Menggunakan media sosial dengan bijak dan kontrol diri

Membatasi penggunaan media sosial bukan berarti mengurangi beraktivitas


menggunakan media sosial menjadikan media sosial sesuatu hal yang negatif.
Dalam penggunaan media sosial tentu memiliki manfaat apabila
seseorangmenggunakan media sosial tersebut dengan bijak.

5. Biasakan melepas HP agar tidak kecanduan

Pilihan ini dilakukan apabila seseorang memang benar-benar ingin melepaskan diri
dari penggunaan media sosial. Hapus aplikasi dari handphone, kemudian tidak
membeli paket data atau tidak menyambungkannya kepada jaringan wifi sehingga
intensitas penggunaan media sosial akan menjadi berubah.

2.3 Kerangka Alur Pikir

19
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan antara penggunaan sosial media terhadap kesehatan mental pada
masyarakat. Penggunaan sosial media yang tidak terkendali atau berlebihan pada
masyarakat dapat mengganggu kesehatan mental, hal tersebut dibuktikan bahwa
masyarakat yang mengalami gejala-gejala gangguan psikologis seperti sering
mengalami depresi, stres, kecemasan hingga merasa kesepian. Apabila gangguan
mental seperti stres dan depresi yang dialami oleh masyarakat terjadi secara
berkepanjangan, juga bisa memicu gangguan kesehatan fisik yaitu adanya
gangguan kesehatan mata dan terganggunya jam tidur seperti masalah insomnia
yang sering terjadi di kalangan masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Ratih, S. Y. S. F. H., 2022. Pengaruh Positif Dan Negatif Penggunaan


Sosial Media. Volume 4, p. 6.

Cahyono, A., 2020. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial


Masyarakat Di Indonesia. Volume 2, p. 225.

Darusman, 2021. Pentingnya Pemahaman Tentang Kemanfaatan Dan


Kemudaratan Media Sosial. Volume 2, p. 179.

Gani, A., 2020. Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak


Remaja. Volume 2, p. 42.

21
Harahap, M. A., 2020. Penggunaan Media Sosial Selama Pandemi Di
Indonesia. Volume 2, p. 23.

Suminah, S., 2022. Manfaat Media Sosial Untuk Pembelajaran Anak Usia Dini Di
Masa Pandemi. Volume 2, p. 206.

22

Anda mungkin juga menyukai