Anda di halaman 1dari 17

JUDUL

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP


PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
REMAJA DI JAWA BARAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Penugasan Mata Kuliah Pengembangan Proposal Kebidanan

Disusun Oleh :

DAMAR PAWITRASARI
NIM : 4008220193

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Van Dijk (2013) Media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktifitas
maupun berkolaburasi, karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium
(fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial. Media Sosial merupakan medium di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun berinterakasi,
bekerjasama, saling berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lainnya dan
membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrulloh, 2016).

Di Indonesia, penetrasi pengguna media sosial terus meningkat menjadi 59%


dari 272,1 juta total penduduk Indonesia. Tren media sosial yang sedang berkembang
dan marak digunakan masyarakat adalah Instagram, TikTok, Facebook, Snapchat dan
Likee (Moedia, 2020). Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
pada tahun 2018, menyatakan Facebook, Instagram, dan Youtube adalah jejaring
sosial yang paling popular atau memiliki pengguna paling banyak di Indonesia.

Country Head Facebook menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara


yang memiliki pengguna Instagram paling banyak se-Asia Pasifik. Dari 700 juta
pemakai aktif bulanan atau biasa disebut monthly active user (MAU) Instagram
secara global, 45 juta di antaranya berasal dari Indonesia. Instagram merupakan satu
dari beberapa media sosial yang sangat digemari di zaman modern dengan fiturnya
yang efisien dalam mengirimkan informasi baik dalam format foto maupun video.

Lembaga riset dari Polandia, NapoleonCat, menyatakan bahwa konsumen


Instagram di Indonesia 37,3% adalah remaja yang memiliki rentang usia 18-24 tahun.
Didukung oleh statistik yang dihasilkan APJII di tahun 2018, konsumen internet
terbanyak di Indonesia berkisar antara 15-19 tahun dan diikuti oleh umur 20-24 tahun
di urutan kedua.

Akun Instagram @sahabatremajaindonesia, merupakan platform edukasi dan


pemberdayaan remaja yang berisi informasi kesehatan dan program pemberdayaan
remaja. Akun ini juga memfasilitasi remaja untuk dapat berdiskusi dengan teman
sebaya mengenai kesehatan remaja yang dikemas secara menarik dan kekinian.

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah penduduk dalam


rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan


yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta
cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh
pertimbangan yang matang (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015


(GSHS) dapat terlihat gambaran faktor risiko kesehatan pada remaja usia 12-18 tahun
(SMP & SMA) secara nasional berupa perilaku seksual dimana didapatkan 8,26%
pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan usia 12-18 tahun pernah melakukan
hubungan seksual. Perilaku seks pranikah tentunya memberikan dampak yang luas
pada remaja terutama berkaitan dengan penularan penyakit menular dan kehamilan
tidak diinginkan serta aborsi.

Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah


diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan
tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol, penyalahgunaan obat dan
suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau tawuran. Pada akhirnya, secara
kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif
serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi,
karena kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai
kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses terhadap informasi
dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi (Kemenkes, 2022).

Hasil SDKI 2012 KRR menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang


Kesehatan reproduksi belum memadai dilihat dengan hanya 35,3% remaja laki-laki
usia 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali
berhubungan seksual. Begitu pula gejala PMS kurang diketahui remaja. Informasi
tentang HIV relatif lebih banyak diterima oleh remaja, meskipun hanya 9,9% remaja
perempuan dan 10,6% laki-laki memiliki pengetahuan komprehensif mengenai HIV-
AIDS. Tempat pelayanan remaja juga belum banyak diketahui oleh remaja (Infodatin
Kemenkes, 2017).

Sebaran populasi remaja tertinggi berada di Provinsi Jawa Barat sebanyak


18% (Unicef, 2021). Berdasarkan hasil sensus BPS tahun 2020, dari total penduduk
Jawa Barat sebanyak 48,27 juta jiwa (16,8%) penduduk di usia remaja. Jawa Barat
sendiri menmpati urutan teratas untuk jumlah penduduk remaja di Indonesia dengan
persentase 18,22%.

Dengan kompleksnya masalah kesehatan remaja tersebut, maka peneliti


tertarik untuk mengetahui Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap Pengetahuan
Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Jawa Barat.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap
Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Jawa Barat?”

C. TUJUAN

Untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Media Sosial Instagram terhadap


Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Jawa Barat

D. MANFAAT
1) Bagi remaja
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu cara
bagi remaja untuk mengetahui bahwa ada platform edukasi tentang kesehatan,
khususnya kesehatan reproduksi remaja
2) Bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, sehingga dapat digunakan
dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan masalah kesehatan
reproduksi remaja
3) Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar mengajar
terhadap mata pelajaran yang berhubungan dengan Kesehatan reproduksi remaja
dan sebagai referensi bagi mahasiswa kebidanan pada khususnya, maupun tenaga
Kesehatan pada umumnya.
4) Bagi Profesi (Bidan)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kesehatan
reproduksi remaja sesuai dengan perkembangan zaman saat ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis
mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian
pada penelitian penulis. Berikut contoh penulisan penelitian terdahulu berupa
beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Dahani Mulati, Dini Hubungan Penggunaan Media Ada hubungan antara variabel
Indah Lestari Sosial dan Pengaruh Teman dengan perilaku
Sebaya dengan Perilaku
Seksual Remaja
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Dahani Mulati, Dini Indah Lestari membahas
mengenai hubungan media sosial dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku sesksual
remaja, sedangkan penulis mengidentifikasi hubungan media sosial Instagram dengan
pengetahuan remaja mengenai Kesehatan reproduksi
Sumber : hasil kajian penulis, 2023

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Gusti Ayu Sabila Hubungan Penggunaan Media Terdapat hubungan dengan
Prajaniti, Kadek Eka Sosial dengan Gejala Depresi arah positif, yang artinya
Swedarma, Meril pada Remaja di SMAN 3 semakin tinggi penggunaan
Valentine Manangkot Denpasar media sosial maka semakin
tinggi juga gejala depresi yang
dialami remaja
Perbedaan : Penelitian yang dilakukan Gusti Ayu Sabila Prajaniti, Kadek Eka Swedarma,
Meril Valentine Manangkot membahas tentang hubungan media sosial dengan gejala
depresi, sedangkan penulis membahas tentang hubungan media sosial dengan pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi
Sumber : hasil kajian penulis, 2023

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


Viviencia MA Masae,
Imelda
Perbedaan :
Sumber : hasil kajian penulis, 2023

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan :
Sumber : hasil kajian penulis, 2023

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan :
Sumber : hasil kajian penulis, 2023

B. TINJAUAN TEORI
1. Media Sosial
a. Definisi
Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi jarak jauh, proses interaksi antara pengguna satu
dengan pengguna lain (Sitti, 2019 : 3). Media sosial ialah fitur berbasis website
yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang untuk berinteraksi,
berbagi informasi dan pendapat, serta berkolaborasi atau berpartisipasi dalam
konten online (Looy, 2016 : 2). Media sosial mempermudah melakukan berbagai
bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan visual
maupun audio visual. Contohnya seperti twittwer, facebook, blog, whatsapp dan
lainnya (Aprilia, Sriati and Hendrawati, 2020).
b. Karakteristik Media Sosial
Menurut Rulli Nasrullah (2015) beberapa ciri khusus yang hanya dimiliki
oleh media sosial dibanding media lainnya. Salah satunya adalah media sosial
beranjak dari pemahaman bagaimana media tersebut digunakan sebagai sarana
sosial di dunia virtual, beberapa karakteristik tersebut adalah :
1) Jaringan (Network)
Diantara pengguna Media sosial memiliki sifat jaringan sosial. Media
sosial dibangun dari struktur sosial yang terbentuk dalam jaringan atau di
Internet. Jaringan yang terbentuk antara pengguna adalah jaringan yang secara
teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi, seperti komputer, ponsel atau
tablet. Ciri dari jejaring sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna.
Terlepas dari apakah pengguna dunia nyata (offline) saling mengenal,
kehadiran jejaring sosial menyediakan cara bagi pengguna untuk terhubung
melalui mekanisme teknologi (Rulli Nasrullah, 2015:16).
2) Informasi
Informasi menjadi bagian penting dari jejaring sosial. Karena tidak
seperti media lain di internet, pengguna media sosial membuat representasi
identitas mereka, menghasilkan konten, dan berinteraksi berdasarkan
informasi. Bahkan informasi menjadi komoditas. Di media sosial, informasi
menjadi komoditas untuk dikonsumsi oleh pengguna. Komoditas tersebut pada
dasarnya merupakan komoditas yang diproduksi dan didistribusikan
antarpengguna itu sendiri. Dari kegiatan konsumsi inilah pengguna dan
pengguna lain membentuk sebuah jaringan yang pada akhirnya secara sadar
atau tidak bermuara pada isntitusi masyarakat berjejaring (network society)
(Rulli Nasrullah, 2015:19).
3) Arsip
Bagi pengguna jejaring sosial, arsip menjadi karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah disimpan dan dapat dilihat kapan saja dan
melalui perangkat apa pun. Setiap informasi yang diunggah ke Facebook
misalnya, informasi tersebut tidak hilang begitu saja silih berganti oleh hari,
bulan, dan tahun. Informasi ini akan terus tersimpan dan bahkan mudah
diakses (Rulli Nasrullah, 2015: 22).
4) Interaksi
Sederhananya, interaksi yang terjadi di media sosial sangat minim
berupa komentar atau isyarat, seperti ikon suka di Facebook atau hati di
Instagram. Interaksi dalam kajian media merupakan salah satu faktor pembeda
antara media lama dan media baru (Rulli Nasrullah, 2015: 22).
5) Simulasi Sosial
Media sosial dicirikan sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat
(society) di dunia maya. Pengguna media sosial dapat dilihat sebagai warga
digital yang berbasis keterbukaan tanpa batas. Layaknya masyarakat atau
negara, media sosial juga terdapat aturan dan etika yang mengikat
penggunanya. Media sosial tidak lagi menampilkan realitas, tetapi sudah
menjadi realitas tersendiri, bahkan apa yang ada di media sosial lebih nyata
(real) dari realitas itu sendiri (Rulli Nasrullah, 2015:28).
6) Konten oleh pengguna
Karakteristik media sosial lainnya adalah konten oleh pengguna atau
lebih popular disebut dengan user generated content (UGC). Konten oleh
pengguna ini adalah sebagai penanda bahwa di media sosial khalayak tidak
hanya memproduksi konten, tetapi juga mengonsumsi konten yang diproduksi
oleh orang lain. Konten ini adalah format baru dari budaya interaksi dimana
para pengguna dalam waktu yang bersamaan berlaku sebagai produser pada
satu sisi dan sebagai konsumen dari konten yang dihasilkan di ruang online
pada lain sisi (Rulli Nasrullah, 2015:31).
7) Penyebaran (share)
Streaming atau berbagi adalah fitur lain dari jejaring sosial. Berbagi
adalah fitur media sosial yang menunjukkan audiens secara aktif
menyebarluaskan dan mengembangkan konten. Misalnya, tujuan
pengembangan ini adalah untuk berkomentar, bukan sekadar opini, tetapi juga
data atas fakta terbaru.Di media sosial konten tidak hanya diproduksi oleh
khalayak pengguna, tetapi juga didistribusikan secara manual oleh pengguna
lain (Rulli Nasrullah, 2015:33).

2. Instagram
Instagram merupakan salah satu bentuk hasil dari kemajuan internet dan
tergolong salah satu media sosial yang cukup digandrungi oleh khalayak masa
kini. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya pengguna instagram pada
setiap tahunnya. Terhitung pada April 2017 lalu, Instagram mengumumkan bahwa
pengguna aktif bulanannya telah mencapai kisaran 800 juta akun dan angka
tersebut lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya (Yusuf, 2017).
Berbeda dengan media sosial lainnya, instagram menitik beratkan kepada
postingan foto dan video dari para penggunanya. Keunikan yang membuat
instagram satu ini berbeda dengan media sosial pada umumnya. Apalagi,
instagram seringkali memperbaharui sistemnya. Sejak kemunculannya pada tahun
2010 silam, instagram sering memperbarui fitur yang ada sehingga fiturnya lebih
lengkap dan lebih menarik. Berikut adalah fitur-fitur yang ada di instagram pada
saat ini:
a) Pengikut (Follower) dan Mengikuti (Following)
Sistem sosial di dalam instagram adalah dengan menjadi pengikut akun
pengguna lainnya, demikian pula sebaliknya dengan memiliki pengikut
instagram. Dengan demikian komunikasi antara sesama pengguna Instagram
sendiri dapat terjalin dengan memberikan tanda suka dan juga mengomentari
foto atau video yang telah diunggah oleh pengguna lainnya. Untuk
menemukan teman-teman di Instagram, dapat juga menggunakan link yang
dihubungkan dengan akun media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter.
b) Mengunggah Foto/Video dengan Caption (Posting)
Kegunaan utama dari Instagram adalah sebagai tempat untuk mengunggah dan
berbagi foto atau video kepada pengguna lainnya. Di Instagram, pengguna
hanya dapat berbagi maksimal 10 file foto atau video dalam sekali unggahan.
Untuk video sendiri, video hanya dapat diunggah dengan batas waktu
maksimal 1 menit. Sebelum mengunggah foto atau video, para pengguna juga
dapat memasukkan judul atau keterangan mengenai foto tersebut sesuai
dengan apa yang ada di pikiran para pengguna. Para pengguna juga dapat
memberikan label pada judul foto tersebut, sebagai tanda untuk
mengelompokkan foto tersebut di dalam sebuah kategori.
c) Kamera
Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan.
Penggunaan kamera melalui instagram juga dapat langsung menggunakan
efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan foto yang dikehendaki oleh
sang pengguna.
d) Efek (Filter)
Pada versi awalnya, Instagram memiliki efek-efek yang dapat digunakan oleh
para pengguna pada saat mereka hendak menyunting sebuah foto. Di dalam
pengaplikasian efek, pengguna juga dapat sekaligus menyunting foto seperti
mengatur kecerahan, kontras, warna, dll.
e) Arroba
Seperti Twitter dan juga Facebook, Instagram juga memiliki fitur yang dimana
para penggunanya dapat menyinggung pengguna yang lainnya., dengan
menambahkan arroba (@) dan memasukkan nama akun Instagram dari
pengguna lainnya tersebut. Para pengguna tidak hanya dapat menyinggung
pengguna lainnya di dalam keterangan foto, melainkan juga pada komentar
foto. Pada dasarnya dalam menyinggung pengguna yang lainnya, yang
dimaksudkan adalah untuk berkomunikasi dengan pengguna yang telah
disinggung tersebut.
f) Sebuah label di dalam Instagram adalah sebuah kode yang memudahkan para
pengguna untuk mencari foto tersebut dengan menggunakan kata kunci.
Dengan demikian para pengguna memberikan label pada sebuah foto, maka
foto tersebut dapat lebih mudah untuk ditemukan. Label itu sendiri dapat
digunakan di dalam segala bentuk komunikasi yang bersangkutan dengan foto
itu sendiri. Para pengguna dapat memasukkan nama sendiri, tempat dimana
mengambil foto tersebut, untuk memberitakan sebuah acara, untuk
menandakan bahwa foto tersebut mengikuti lomba, atau untuk menandakan
bahwa foto tersebut dihasilkan oleh anggota komunitas instagram. Foto yang
telah diunggah, dapat dimasukkan label yang sesuai dengan informasi yang
bersangkutan dengan foto.
g) Geotagging
Setelah memasukkan judul foto tersebut, bagian selanjutnya adalah bagian
Geotag. Bagian ini akan muncul ketika para pengguna 14 mengaktifkan GPS
mereka. Dengan demikian instagram dapat mendeteksi lokasi dimana para
pengguan Instagram tersebut berada. Dengan geotagging para pengguna dapat
terdeteksi dimana mereka telah mengambil foto tersebut atau dimana foto
tersebut telah diunggah.
h) Jejaringan sosial
Dalam membagi foto tersebut, para pengguna juga tidak hanya dapat
membaginya di dalam Instagram saja, melainkan foto tersebut dapat dibagi
juga melalui jejaring sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter dengan cara
menghubungkan link akun Instagram dengan akun media sosial lainnya.
i) Tanda suka
Instagram juga memiliki sebuah fitur tanda suka yang dimana fungsinya sama
seperti apa yang ada di Facebook, yaitu sebagai penanda bahwa pengguna
yang lain menyukai foto yang telah diunggah oleh pengguna lain.
j) Instastory
Instastory merupakan singkatan dari Instagram stories. Instastory ini adalah
salah satu fitur instagram yang memungkinkan para penggunanya untuk
membagikan foto atau video yang akan terhapus secara otomatis dalam waktu
24 jam setelahnya. Di dalam fitur Instastory juga terdapat efek-efek yang
dapat menghibur para penggunanya.
k) Arsip Foto
Fitur ini berfungsi sebagai media pribadi atau seperti album pribadi. Jadi,
penngguna dapat membagikan foto atau video yang hanya bisa dilihat oleh
pengguna tersebut.
l) Closefriend
Pada fitur ini, pengguna dapat membagikan foto atau video yang hanya bisa
diakses oleh pennguna lain yang telah dipilih sebagai “CloseFriend”.
m) Siaran langsung
Fitur ini memungkinkan pengguna dalam sebuah akun untuk melakukan siaran
video secara langsung tanpa berbatas waktu yang akan dinikmati oleh
pengikutnya.
n) IG TV
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengunggah video lebih dari 1
menit, namun tidak tersimpan dalam Feed profil unggahan.

Berdasarkan fitur-fitur di atas, Instagram juga dapat dijadikan sebagai


pengganti dari album foto dan video. Setiap postingan di instagram tidak berbatas
waktu, maksudnya adalah kita tetap bisa melihat foto atau video yang sudah
diposting sebelumnya walaupun itu sudah dalam jangka waktu yang cukup lama.
Selain itu, instagram juga merupakan salah satu pendorong berkembangnya
bidang industri pemasaran.

Ada banyak wirausaha yang memanfaatkan instagram ini sebagai media


promosi untuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Tak hanya pengusaha kecil,
ada banyak brand internasional juga memanfaatkan instagram secara intens untuk
memberikan informasi tentang barang yang mereka produksi.

Tidak hanya untuk komunikasi dan promosi, instagram juga digunakan


sebagai media hiburan, penyampaian berita dan informasi. Hal ini lah yang
dilakukan dalam akun Instagram @sahabatremajaindonesia.
3. Akun Instagram @sahabatremajaindonesia

Akun @sahabatremajaindonesia membagikan informasi mengenai


kesehatan remaja dan berisi kegiatan-kegiatan pemberdayaan remaja yang
bertujuan dapat mengajak remaja untuk sadar dan berdaya akan kesehatannya,
sehingga terhindar dari perilaku berisiko yang mengancam kesehatan.

4. Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun
juga sehat secara mental serta sosial kultural (IDAI, 2013)

Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada


beberapa tahun terakhir ini karena beberapa alasan:

1. Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi


remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV
di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian IMS yang
tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-29
tahun.
2. Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun
menurun, jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pendidikan seksual
atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang dibutuhkan.
3. Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada
pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan
hal serupa terjadi pada populasi remaja.
4. Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang
sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi pada
program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
5. Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi
dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,2012).

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN DEPENDEN

MEDIA SOSIAL Pengetahuan Remaja


INSTAGRAM Tentang Kesehatan
Reproduksi

B. HIPOTESIS PENELITIAN
Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (H0)


Tidak ada pengaruh media sosial Instagram terhadap pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi di Jawa Barat
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada pengaruh media sosial Instagram terhadap pengetahuan remaja tentang
kesehatan reproduksi di Jawa Barat
C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1. Media Sosial Instagram
Akun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu akun Instagram
@sahabatremajaindonesia
2. Pengetahunan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi

D. RANCANGAN PENELITIAN
1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasional yang bersifat kuantitatif.


Menurut Azwar (2012) metode penelitian kuantitatif lebih mengarah kepada
analisis dari data-data yang berupa angka (numerik) yang diolah menggunakan
metode statistika. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji suatu hipotesis
serta untuk menarik kesimpulan sebuah probabilitas kesalahan dalam penolakan
hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif akan mendapatkan
hasil berupa hubungan maupun perbedaan antar variable yang dipilih.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data


Pendekatan waktu pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
desain penelitian cross-sectional. Desain penelitian cross-sectional yaitu
pengukuran antar variabel yang dilakukan dalam satu waktu atau bersamaan
dengan pelaksanaan penelitian (Setia, 2016)
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan kesuluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, benda, serta peristiwa yang dijadikan sebagai sumber
data yang memiliki karakteriistik tertentu di dalam sebuah penelitian (Nawawi,
2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh followers akun Instagram
@sahabatremajaindonesia berusia 10-24 tahun dan belum menikah yang
berdomisili di Jawa Barat.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010 : 118). Sampel digunakan untuk mempermudah peneliti
dalam pengambilan data karena jumlah objek penelitian yang terlalu banyak.
Peneliti menggunakan penghitungan sampel rumus Slovin. Rumus Slovin adalah
salah satu teori penarikan sampel yang paling popular untuk penelitian kuantitatif.
Rumus Slovin biasa digunakan untuk pengambilan sampel yang harus
representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya
pun tidak memerlukan table jumlah sampel.
n = N/1+N(e)2
Keterangan :
n = Ukuran sampel / Jumlah responden
N = Ukuran populasi
E = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir; e = 0,1
n = 494/1+494 (0,1)2
n = 494/1+494.0,01
n = 100

Jadi, besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 100 sampel

4. Instrumen Penelitian
Instrumen pegumpulan data yang akan digunakan berupa Kuesioner yang
disebarkan dalam bentuk Google Form
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
survey pada sampel menggunakan kuesioner berupa google form
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah dengan analisis
bivariat menggunakan teknik statistic parametrik Korelasi Product Moment dari
Pearson
7. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada periode Maret-April 2023
8. Etika Penelitian
Selama menjadi responden, peneliti menghargai hak seorang responden dengan
cara :
1) Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Dalam penelitian ini sebelum subjek dijadikan responden oleh peneliti maka
peneliti akan mengajukan lembar persetujuan responden yang menyatakan
bahwa responden bersedia menjadi responden peneliti.
2) Tanpa nama (Anonimity)
Setelah subjek bersedia menjadi responden peneliti, nama responden tidak
akan dicantumkan karena peneliti menghargai hak responden sebagai subjek.
3) Kerahasiaan (Confidentiality)
Untuk menyajikan data hasil penelitian dari responden, peneliti merahasiakan
identitas responden.

Anda mungkin juga menyukai